jurnal btt hidroponik

6
TUGAS TERSTRUKTUR BUDIDAYA TANPA TANAH “Mereview Jurnal tentang Hidroponik” Dosen : Dr. Ir. M. Dawam Mahfoer, MS. Disusun Oleh Nama : Nadya Fatmayanti NIM : 115040201111174 Kelas : D JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

description

budidaya tanpa tanah

Transcript of jurnal btt hidroponik

TUGAS TERSTRUKTUR BUDIDAYA TANPA TANAHMereview Jurnal tentang Hidroponik

Dosen: Dr. Ir. M. Dawam Mahfoer, MS.

Disusun OlehNama: Nadya FatmayantiNIM: 115040201111174Kelas: D

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

Pengaruh Sistem Hidroponik Berbeda dan Media Tumbuh Pertumbuhan Vegetatif, Hasil, dan Kualitas Bunga Potong Gypsophila (Gypsophila paniculata L.)

Nama lain dari bunga Gypsophila yaitu Babys Breath atau Bristol Fairy. Merupakan tanaman herba yang saat ini sangat diminati dalam bisnis florikultur. Penggunaan bunga Gypsophila ini biasanya pada seni merangkai bunga buket kering sebagai bunga pelengkap. Kebutuhannya akan unsur hara termasuk rendah. Aplikasi pupuk pada produksi bunga Gypsophila cukup penting. Hidroponik, merupakan teknik menumbuhkan tanaman tanpa tanah, dapat juga didefinisikan sebagai ilmu menumbuhkan tanaman menggunakan larutan nutrisi yang sesuai kebutuhan tanaman. Apabila menumbuhkan tanaman pada tanah, faktor perubahan suhu, kelembaban, ketersediaan unsur hara, aerasi akar, hama & penyakit akan sulit diprediksi. Dengan hidroponik, hal tersebut dapat diminimalisir kemungkinan terjadinya, dan seringkali pada lingkungan tempat tumbuh tanaman hidrioponik menunjukkan hasil yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pertanaman konvensional.Penelitian ini dilakukan di greenhouse Departemen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Kampus Luyengo Universitas Swaziland yang terletak di Luyengo, Manzini menggunakan rancangan petak terbagi. Pada rancangan tersebut menggunakan 3 sistem hidroponik berbeda yaitu elevated tray, ground lay bed, dan bag culture sebagai plot utama. Sementara anak plot dialokasikan pada 3 komponen media yang berbeda, yaitu serbuk gergaji, pasir, dan vermikulit. Masing-masing kombinasi perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali. Berikut ini adalah kombinasi perlakuan plot utama dan anak plotnya.

Untuk bahan tanam yang digunakan adalah benih Gypsophila. Benih ini kemudian disemaikan pada seed tray di dalam rumah kaca dengan kompos dan ditransplantasi pada 5 minggu setelah perkecambahan. Pada tahap transplantasi, kompos di sekitar akar bibit Gypsophila tersebut perlahan-lahan dihilangkan menggunakan running tap water. Setelah itu, benih ditempatkan pada setiap perlakuan yang telah disebutkan di atas tadi, barulah kemudian ditambahkan larutan nutrisi. Kandungan dari larutan nutrisi diantaranya yaitu total N 64 g/kg [NH4-N 10 g/kg, NO3-N 54 g/kg]; P 45 g/kg; K 239 g/kg; Mg 31 g/kg; S 59 g/kg; Cl 15 g/kg; Fe 1,68 mg/kg; Mn 400 mg/kg; B 500 mg/kg; Cu 30 mg/kg, dan Mo 50 mg/kg.Data diperoleh dari sampel acak sebanyak 5 tanaman per plot. Sementara pengamatan menggunakan metode non destruktif, di mana tanaman yang sama digunakan sebagai acuan selama penelitian berlangsung. Parameter yang diamati diantaranya tinggi tanaman dan jumlah tanaman. Parameter ini akan diketahui setiap 2 minggu antara 2 dan 12 MST. Pemanenan bunga dilakukan ketika kuncupnya mekar, sekitar 13 MST. Kualitas bunga potong akan terlihat dari panjang batang bunga dan jumlah cabang setiap bunga.Pada periode yang berbeda-beda, masing-masing sistem hidroponik mendapatkan hasil tinggi tanaman tertinggi dari bunga Gypsophila yang ditanam pada media vermikulit dan terendah dari bunga Gypsophila yang ditanam pada media pasir. Dalam sistem elevated tray terlihat pada 2-8 MST, sistem ground lay bed pada 2-12 MST, dan sistem bag culture pada 6-12 MST.Parameter jumlah tanaman mengalami reduksi yang signifikan dari pertumbuhan Gypsophila dengan media pasir pada ketiga sistem hidroponik. Namun, reduksi tidak signifikan terjadi pada perbedaan jumlah tanaman antara Gypsophila yang tumbuh dengan media vermikulit dan serbuk gergaji pada semua sistem hidroponik yang digunakan. Makin besar jumlah tanaman yang diamati pada pertumbuhan Gypsophila dengan media serbuk gergaji dan vermikulit kemungkinan dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif yang lebih baik akibat indikasi kapasitas menahan air yang tinggi.Terdapat pula reduksi yang signifikan terhadap panjang batang bunga potong pada tanaman Gypsophila dengan media pasir di semua sistem hidroponik ketika dibandingkan dengan media serbuk gergaji dan vermikulit. Namun terdaat perbedaan yang tak signifikan dalam panjang batang bunga potong antara tanaman dengan media serbuk gergaji dan media vermikulit. Batang bunga potong terpanjang diperoleh dari tanaman yang tumbuh dengan media serbuk gergaji pada sistem bag culture, sementara yang terpendek diperoleh tanaman yang tumbuh dengan media pasir pada sistem elevated tray.Untuk parameter jumlah cabang atau bunga, terdapat reduksi signifikan pada Gypsophila yang tumbuh di media pasir dibandingkan dengan yang tumbuh di media serbuk gergaji dan vermikulit. Namun, reduksi non signifikan terjadi pada perbedaan jumlah cabang atau bunga antara tanaman di media serbuk gergaji dan vermikulit pada semua sistem hidroponik. Jumlah terbanyak didapat oleh tanaman dengan media vermikulit pada sistem bag culture dan paling sedikit didapat oleh tanaman dengan media pasir pada sistem elevated tray.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk kultur bunga Gypsophila secara hidroponik direkomendasikan menggunakan media serbuk gergaji. Sebagai penunjang dari segi pertumbuhan vegetatif tanaman dan hasil bunga berkualitas baik dapat menggunakan sistem bag culture untuk hasil maksimal.2