Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

4
Jurnal Belajar Bio 1 Muhammad Shobirin NIM. 140341808629 1 Pertemuan ke 7 Pelaksanaan : Kamis, 4 Juni 2015 Konsep yang dipelajari : Teori Perkembangan Kepribadian, Sosial dan Moral Pada pertemuan kali ini yang bertindak sebagai presentator adalah kelompok 5 yang beranggotakan Sdri. Rita Budi Cristina dan Sdri. Endah Sayekti. Sebagai Dosen Pembina adalah Bpk. Dr. Ibrohim, M.Si. Materi yang disampaikan Teori Perkembangan Kepribadian dan Moral. Teori ini didasari oleh beberapa teori-teori yang berhubungan dengan ilmu psikologi. Tiga teori dari disampaikan oleh kelompok 5 antara lain, 1) Teori Perkembangan Psikoanalitik-nya Sigmund Freud, 2) Teori Perkembangan Kepribadian Carl Gustav Jung, 3) Teori Psikosial Eric-Erickson, 4) Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg, dan 5) Teori Perkembangan Moral Jean Piaget. Berikut ini ringkasan pemahaman dari pemaparan materi oleh presentator. 1) Psikoanalitik (Sigmund Freud) Kepribadian manusia terdiri atas: Id, Ego dan superego yang bekerjasama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks. Id, adalah kepribadian bawaan yang bersifat naluriah. Ego adalah kepribadian yang memuaskan Id dengan cara yang realistis. Superego adalah kepribadian yang sudah dipegaruhi internalisasi nilai dan moral. Tahapan: Oral, Anal, Phalik, Latensi, Genital. 2) Psikososial (Erikson) Ada delapan tahapan: Kepercayaan-kecurigaan (0-1), Mandiri malu dan ragu (2-3), Prakarsa rasa bersalah (2-6), Industri rendah diri (6-12), identitas kebingungan peran (12-18), Keakraban keterasingan (19-25), Generativitas stagnasi (24-40), integritas putus asa (40 keatas). Analisis berdasarkan tahapan tersebut adalah pilihan positif negative, jika tidak terlaksana posisif, maka yang kepribadian akan menjadi negative. 3) Perkembangan moral (Kohlberg) Ada 3 tahapan:

description

jurnal belajar

Transcript of Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

Page 1: Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

Jurnal Belajar Bio 1 Muhammad Shobirin NIM. 140341808629

1

Pertemuan ke 7

Pelaksanaan : Kamis, 4 Juni 2015

Konsep yang dipelajari : Teori Perkembangan Kepribadian, Sosial dan Moral

Pada pertemuan kali ini yang bertindak sebagai presentator adalah kelompok 5 yang

beranggotakan Sdri. Rita Budi Cristina dan Sdri. Endah Sayekti. Sebagai Dosen Pembina adalah

Bpk. Dr. Ibrohim, M.Si.

Materi yang disampaikan Teori Perkembangan Kepribadian dan Moral. Teori ini didasari oleh

beberapa teori-teori yang berhubungan dengan ilmu psikologi. Tiga teori dari disampaikan oleh

kelompok 5 antara lain, 1) Teori Perkembangan Psikoanalitik-nya Sigmund Freud, 2) Teori

Perkembangan Kepribadian Carl Gustav Jung, 3) Teori Psikosial Eric-Erickson, 4) Teori

Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg, dan 5) Teori Perkembangan Moral Jean Piaget.

Berikut ini ringkasan pemahaman dari pemaparan materi oleh presentator.

1) Psikoanalitik (Sigmund Freud)

Kepribadian manusia terdiri atas: Id, Ego dan superego yang bekerjasama untuk

menciptakan perilaku manusia yang kompleks. Id, adalah kepribadian bawaan yang

bersifat naluriah. Ego adalah kepribadian yang memuaskan Id dengan cara yang realistis.

Superego adalah kepribadian yang sudah dipegaruhi internalisasi nilai dan moral.

Tahapan: Oral, Anal, Phalik, Latensi, Genital.

2) Psikososial (Erikson)

Ada delapan tahapan: Kepercayaan-kecurigaan (0-1), Mandiri – malu dan ragu (2-3),

Prakarsa – rasa bersalah (2-6), Industri – rendah diri (6-12), identitas – kebingungan

peran (12-18), Keakraban – keterasingan (19-25), Generativitas – stagnasi (24-40),

integritas – putus asa (40 keatas).

Analisis berdasarkan tahapan tersebut adalah pilihan positif negative, jika tidak

terlaksana posisif, maka yang kepribadian akan menjadi negative.

3) Perkembangan moral (Kohlberg)

Ada 3 tahapan:

Page 2: Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

Jurnal Belajar Bio 1 Muhammad Shobirin NIM. 140341808629

2

1. Prekonvensional; tahapan anak mengenal benar salah suatu tindakan. Salah jika

dihukum, benar jika memenuhi kebutuhan diri dan orang lain,

2. Konvensioal, tidak sekedar baik-buruk, tetapi kebutuhan penerimaan orang lain

diperhitungkan. Oleh karena itu pada tahap ini sudah mulai mau menerima aturan-

aturan (kesepakatan bersama).

3. Post konvensional; tindakan baik/bermoral adalah yang sesuai dengan nilai-nilai

masyarakat, (social contract legalistic orientation). Mulai menyadari prinsip etika,

keadilan dan lain-lain (orientation of universal ethical)

4) Perkembangan Moral (Piaget)

Ada dua tahap setelah anak memasuki; sebelum 11 tahun (tahap realisme moral) dan

sesudah 11 tahun (tahap interdependesi moral)

Pada tahap realisme moral, anak melihat aturan sebagai paksaan dari orang yang lebih

dewasa, dan hukuman adalah konsekuensi dari pelanggaran aturan tersebut.

Pada tahap interdependensi moral melihat aturan adalah kesepakatan bersama untuk

kepentingan bersama, dan hukuman tidak serta-merta karena pelanggaran yang

dilakukan, tetapi mempertimbangkan niat yang tidak tampak pada perbuatan nyata.

Sesi diskusi setelah presentasi dilaksanakan dengan 3 buah pertanyaan.

1. Sdr. Abu Husen,

a. Apakah teori-teori perkembangan kepribadian tersebut hanya didasarkan pada

pengamatan saja ataukah berdasarkan eksperimen?

b. Dunia IT yang berkembang semakin cepat, apakah mampu mempercepat

perkembangan kepribadian/melompati seperti yang diajukan oleh teori

perkenbangan kepribadian Freud?

2. Saudari Zuhrotul Millah,

a. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian?

b. Apakah kecerdasan mempengaruhi kepribadian?

3. Sdr. Taufan,

a. apakah pembentukan karakter juga sesuai dengan teori perkembangan

kepribadian, bagaimana kaitannya dengan fenomena karakter anak sekolah saat

ini?

Page 3: Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

Jurnal Belajar Bio 1 Muhammad Shobirin NIM. 140341808629

3

b. Bagaimana teori kepribadian menjelaskan fenomena “dewasa sebelum

waktunya”?

Saya sendiri, menanyakan tentang kesesuaian level perkembangan kepribadian siswa

SMA berdasarkan teori perkembangan kepribadian social dan moral, dengan proses

pembuatan peraturan sekolah, yang mana, peraturan sekolah dibuat oleh sekolah pada

awal tahun pelajaran, siswa adalah pelaksananya,

Pertanyaan-pertanyaan tidak langsung dijawab oleh presentator, karena pada saat itu

Bapak Ibrohim selaku dosen Pembina kuliah, menghendaki pertanyaan langsung ditulis

pada slide presentasi sehingga semua peserta kuliah dapat langsung membaca dan

merekam dengan baik. Ternyata dengan langsung menuliskan pertanyaan baik penulis

pertanyaan (presentator) ataupun penanya mengalami kesulitan dalam mengkonversi

Bahasa lisan dalam Bahasa tulis yang benar dan efisien. Kemudian dari 3 pertanyaan

tersebut, Bapak Ibrohim menghendaki 1 pertanyaan (dari Sdri. Zuhrotul Millah) untuk

tidak dijawab karena bersifat pustaka, yang bisa dijawab hanya dengan membaca

literatur

Saat itu diskusi langsung dipandu oleh Bapak Ibrohim dengan menjawab pertanyaan

satu-persatu dengan dialog dan diskusi langsung.

Catatan saya dari diskusi / jawaban dari Pak Ibrohim sebagai berikut:

a. Penelitian tentan perkembangan kepribadian tidak hanya melalui oengamatan tetapi

juga dilakukan dengan eksperimen, yaitu dengan quasi eksperimen.

b. Semua factor lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian, baik

terkontrol ataupun yang tidak terkontrol. Sekolah adalah lingkungan yang

dimanipulasi untuk mempengaruhi kepribadian. Skemata yang diperoleh anak

berbeda-beda sehingga mempengaruhi proses untuk mendapatkan skemata

berikutnya.

c. Lingkungan yang baik pasti mempengaruhi peningkatan karakter. Hanya saja besar

kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada besar kecilnya pengaruh bandingan yang

lain, baik yang positif, ataupun negative.

d. Kecerdasan mempengaruhi kepribadian, karena internalisasi pengetahuan muncul

sebagai kepribadian, social dan mental.

Page 4: Jurnal Belajar PBM - Pert (7) 4 Juni 2015 Kepribadian

Jurnal Belajar Bio 1 Muhammad Shobirin NIM. 140341808629

4

e. Kalau ingin mengembangkan kepribadian/sikap maka perbanyaklah praktik dalam

desain pembelajaran anda.

f. Pada anak usia SMA kemampuan berpikir abstrak seharusnya sudah berkembang,

tetapi pada praktiknya banyak yang belum mampu. Oleh karena itu perlu dipebanyak

kegiatan yang melatih berpikir abstrak. Usia perkembangan kepribadian anak SMA

menghendaki setiap peraturan dan hukuman harus diberikan rasionalisasi dan

pemahaman, karena pada usia tersebut sudah mampu menerima kesepakan bersama

dan menerima nilai-nilai social.

Pada pertemuan kali ini saya banyak mendapatkan pengetahuan dari dimensi berbeda

dengan materi-materi yang lalu (tentang pengelolaan kelas dengan pendekatan-

pendekatan pembelajaran). Dimensi pembelajaran kali ini adalah psikologi

perkembangan anak.

Ternyata proses pembelajaran disekolah saya (terutama kelas yang saya kelola) masih

mengabaikan teori ini. Sehingga pada beberapa hal ada yang cocok/ sesai dengan teori

sedangkan pada beberapa hal lain belum sesuai.

Misalnya seperti pertanyaan yang saya ajukan tersebut. Sudah saatnya peraturan-regulasi

dan sanksi anak harus dijelaskan dengan rasioalitas, tidak dengan sertamerta

dilaksanakan, sehingga tidak mencederai perkembangan psikologi kepribadian, social

dan moral peserta didik. Trauma psikis yang diperoleh pada tahapan usia SMA sesuai

teori Erikson, akan menyebabkan mereka mengalami keterasingan dan menjadi pribadi

yang tertutup. Padahal seharusnya, pada usia perkembangan SMA mereka saatnya

merajut keakraban dengan siapa saja untuk memperoleh bekal kreatifitas mencipta pada

tahapan perkembangan berikutnya.

Semoga saya bisa mengaplikasikan dimensi psikologi ini sebagai salah satu sudut

pandang dalam merancang pembelajaran ataupun keputusan-keputusan sekolah dalam

hal membelajarkan peserta didik. (sbr)