Jurnal Awal Kesalahan Spektro
-
Upload
komang-dewi-triastuti -
Category
Documents
-
view
28 -
download
8
description
Transcript of Jurnal Awal Kesalahan Spektro
![Page 1: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/1.jpg)
JURNAL AWAL PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
KESALAHAN SPEKTROFOTOMETRI
OLEH :
KELOMPOK IV
GOLONGAN I
Ni Made Suryaningsih (1308505011)
Ni Komang Dewi Triastuti (1308505012)
Tiara Maharani (1308505013)
I Gusti Ayu Agung Santhi Rahmaryani (1308505014)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
![Page 2: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/2.jpg)
KESALAHAN SPEKTROFOTOMETRI
I. TUJUAN
I.1 Untuk mengetahui kesalahan pengukuran karena variasi konsentrasi
larutan.
I.2 Menetapkan konsentrasi sampel pada nilai absorbansi atau transmitan
yang memberikan kesalahan minimal.
II. DASAR TEORI
II.1 Paracetamol
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih
dari 101,0 % C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Serbuknya hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa sedikit
pahit. Kelarutannya larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan
dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida
(Depkes RI, 1995).
(a) (b)
Gambar 1. (a) Struktur parasetamol (Ershendy, 2011); (b) Spektrum
ultraviolet parasetamol (Moffat et al., 2005)
Absorbansi parasetamol pada max 245 nm dalam larutan asam
adalah sebesar 668a sedangkan dalam larutan alkali atau basa
absobansinya sebesar 715a pada max 257 nm (Moffat et al., 2005).
II.2 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis
spektroskopi yang memakai sumber radiasi eleltromagnetik ultraviolet
dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995). Spektrofotometer UV-
1
![Page 3: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/3.jpg)
Vis merupakan salah satu contoh instrumentasi analisis yang kompleks
(Tahir, 2007). Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah
aplikasi dari Hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert menyatakan bahwa
bila cahaya monokromatik melewati medium tembus cahaya, intensitas
cahaya berbanding lurus dengan laju berkurangnya intensitas karena
bertambahnya ketebalan. Sedangkan Hukum Beer mengkaji efek
konsentrasi penyusun yang berwarna dalam larutan terhadap transmisi
maupun absorbsi cahaya (Bassett et al., 1994).
Banyaknya sinar yang diserap akan bergantung pada banyak
molekul yang beinteraksi dengan sinar. Jika pengukuran dilakukan pada
suatu zat warna organik yang kuat berupa larutan pekat, maka akan
diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena terdapat banyak molekul
yang berinteraksi dengam sinar. Namun, dalam larutan yang sangat
encer, sangat sulit untuk melihat warnanya (absorbansinya sangat
rendah). Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pengukuran (akibat
variasi konsentrasi larutan) (Bassett et al., 1994). Kesalahan relatif
minimal yang dihasilkan larutan tersebut terjadi bila absorbansinya =
0,434 atau transmisinya 36,8%. Umumnya di dalam prosedur analisis
kuantitatif serapan larutan yang diukur sebaiknya berada pada rentang
transmitan 15-75% (Kadjeng, dkk., 2015).
Pada umumnya, Hukum Lambert-Beer berlaku dalam perubahan
konsentrasi jika struktur ion berwarna ataupun non-elektrolit berwarna
dalam keadaan terlarut tidak akan berubah dengan berubahnya
konsentrasi. Elektrolit dalam kualitas kecil yang tidak bereaksi kimia
dengan komponen berwarna biasanya tidak mempengaruhi penyerapan
cahaya, elektrolit dalam jumlah besar dapat mengakibatkan bergesernya
absorbsi maksimum, dan dapat juga mengubah nilai koefisien ekstingsi
molar (Bassett et al., 1994).
Pada dasarnya setiap pengukuran dalam analisis kimia selalu
mengandung kesalahan. Kesalahan spektrofotometer digunakan sebagai
parameter yang menunjukkan persentase kesalahan yang terjadi pada
pengukuran konsentrasi suatu larutan yang telah divariasikan kadarnya
2
![Page 4: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/4.jpg)
dengan menggunakan metode spektrofotometri. Semakin kecil persentase
kesalahan spektrofotometri, semakin kecil pula kemungkinan kesalahan
pengukuran pada variasi konsentrasi tersebut (Gandjar dan Rohman,
2007).
Penyimpangan biasanya terjadi bila zat terlarut berwarna mengion,
berdisosiasi atau berasosiasi dalam larutan, karena sifat dasar spesies
dalam larutan akan berubah-ubah dengan berubahnya konsentrasi.
Penyimpangan juga dapat terjadi bila tidak digunakan cahaya
monokromatik. Perilaku suatu zat dapat selalu diuji dengan mengalurkan
log Io/It ataupun log terhadap konsentrasi : Suatu garis lurus yang
melewati titik (0,0) menyatakan kesesuaian dengan hukum itu. Untuk
larutan yang tidak mematuhi hukum Lambert-Beer paling baik adalah
dengan membuat suatu kurva kalibrasi dengan menggunakan sederetan
standar yang konsentrasinya diketahui dengan tepat (Mulja dan
Suharman, 1995).
Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang
menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini
dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur
b. Standarisasi bahan
c. Kalibrasi instrument
(Tahir, 2007).
Secara umum, faktor yang menjadi sumber kesalahan dalam
pengukuran sehingga menimbulkan variasi hasil, antara lain adalah:
1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur
2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran
3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan
4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi
5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran
(Tahir, 2007).
3
![Page 5: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/5.jpg)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Ballfiller
- Botol Vial
- Gelas Beaker
- Gelas Ukur
- Labu Ukur
- Pipet Tetes
- Pipet Volume
- Satu Set Alat Spektrofotometri
3.2 Bahan
- Aquadest
- Larutan Stok Parasetamol
IV. PERHITUNGAN
IV.1 Pembuatan larutan parasetamol 50 µg/mL dari stok 1 mg/mL.
Diketahui :
Konsentrasi larutan stok parasetamol = 1 mg/mL
Konsentrasi larutan yang akan dibuat = 50 µg/mL
Volume larutan yang dibuat = 10 mL
Ditanya :
Volume larutan stok 1 mg/mL yang dipipet…?
Jawab :
Vstok . Cstok = Vukur . Cbaku
Vstok . 1000 µg/mL = 10 mL . 50 µg/mL
Vstok = 0,5 mL
Jadi, larutan stok 1 mg/mL yang dipipet sebanyak 0,5 mL.
IV.2 Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi yang Memiliki Absorbansi
0,434.
Diketahui :
Konsentrasi larutan parasetamol = 50 µg/mL
Absorbansi = 0,434
4
![Page 6: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/6.jpg)
1cmx cm .gram 100mL. 668.
0,4341-1-
1%cm 1A = 668. 100 mL. gram-1.cm-1
b = 1 cm
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan baku yang dipipet =…?
Jawab :
A = 1%cm 1A . b. c
c = bx A
A1%
cm 1
c =
c = 6,5 x 10-4 gram/100mL
c = 6,5 µg/mL
V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 50 µg/mL = 5 mL . 6,5 µg/mL
V1 = 0,65 mL
Jadi volume larutan baku yang dipipet sebanyak 0,65 mL
IV.3 Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi yang Memiliki Transmitan 5%,
35%, 65%, dan 95%.
IV.3.2 Transmitan 5%
Diketahui :
Konsentrasi larutan parasetamol = 50 µg/mL
Transmitan = 5% = 0,05
1%cm 1A = 668. 100 mL. gram-1.cm-1
b = 1 cm
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan baku yang dipipet…?
Jawab :
A = - log T
= - log 0.05 = 1,301
5
![Page 7: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/7.jpg)
cmx1cm .gram 100mL. 668.
301,11-1-
cmx1cm .gram 100mL. 668.
456,01-1-
A = 1%cm 1A . b. c
c = xbA
A1%
cm 1
c =
c = 1,95 x 10-3 gram/100mL
c = 19,5 µg/mL
V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 50 µg/mL = 5 mL . 19,5 µg/mL
V1 = 1,95 mL
Jadi volume larutan baku yang dipipet sebanyak 1,95 mL.
IV.3.3 Transmitan 35%
Diketahui :
Konsentrasi larutan parasetamol = 50 µg/mL
Transmitan = 35% = 0,35
1%cm 1A = 668. 100 mL. gram-1.cm-1
b = 1 cm
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan baku yang dipipet =…?
Jawab :
A = - log T
= - log 0.35 = 0,456
A = 1%cm 1A . b. c
c = xbA
A1%
cm 1
c =
c = 6,83 x 10-4 gram/100mL
c = 6,83 µg/mL
V1 . C1 = V2 . C2
6
![Page 8: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/8.jpg)
V1 . 50 µg/mL = 5 mL . 6,83 µg/mL
V1 = 0, 683 mL
Jadi volume larutan baku yang dipipet sebanyak 0, 683 mL.
IV.3.4 Transmitan 65%
Diketahui :
Konsentrasi larutan parasetamol = 50 µg/mL
Transmitan = 65% = 0,65
1%cm 1A = 668. 100 mL. gram-1.cm-1
b = 1 cm
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan baku yang dipipet =…?
Jawab :
A = - log T
= - log 0.65 = 0,187
A = 1%cm 1A . b. c
c = xbA
A1%
cm 1
c =
c = 2,78 x 10-4 gram/100mL
= 2,78 µg/mL
V1 . C1 = V2 . C2
V1 50 µg/mL = 5 mL . 2,78 µg/mL
V1 = 0, 278 mL
Jadi volume larutan baku yang dipipet sebanyak 0, 278 mL
IV.3.5 Transmitan 95%
Diketahui :
Konsentrasi larutan parasetamol = 50 µg/mL
Transmitan = 95% = 0,95
7
cmx1cm .gram 100mL. 668.
187,01-1-
![Page 9: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/9.jpg)
cmx1cm .gram 100mL. 668.
022,01-1-
1%cm 1A = 668. 100 mL. gram-1.cm-1
b = 1 cm
Volume larutan yang dibuat = 5 mL
Ditanya :
Volume larutan baku yang dipipet…?
Jawab :
A = - log T
= - log 0.95 = 0,022
A = 1%cm 1A . b. c
c = xbA
A1%
cm 1
c =
c = 3,29 x 10-5 gram/100mL
c = 0,33 µg/mL
V1 . C1 = V2 . C2
V1. 50 µg/mL = 5 mL . 0,33 µg/mL
V1 = 0,033 mL
Jadi volume larutan baku yang dipipet sebanyak 0,033 mL.
V. PELAKSANAAN PERCOBAAN
V.1 Prosedur Kerja
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 50 µg/mL
Larutan stok parasetamol 1 mg/mL dipipet sebanyak 0,5 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 10 mL, kemudian digojog hingga
homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
b. Pembuatan Larutan Parasetamol 0,434 A
Larutan baku parasetamol 50 µg/mL dipipet sebanyak 0,65 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 5 mL, kemudian digojog hingga homogen
dan dipindahkan ke dalam botol vial.8
![Page 10: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/10.jpg)
c. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 5%
Larutan baku parasetamol 50 µg/mL dipipet sebanyak 1,95 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 5 mL, kemudian digojog hingga homogen
dan dipindahkan ke dalam botol vial.
d. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 35%.
Larutan baku parasetamol 50 µg/mL dipipet sebanyak 0,683 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 5 mL, kemudian digojog hingga homogen
dan dipindahkan ke dalam botol vial.
e. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 65%.
Larutan baku parasetamol 50 µg/mL dipipet sebanyak 0,278 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 5 mL, kemudian digojog hingga homogen
dan dipindahkan ke dalam botol vial.
f. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 95%.
Larutan baku parasetamol 50 µg/mL dipipet sebanyak 0,033 mL,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL dan ditambahkan
akuades hingga tanda batas 5 mL, kemudian digojog hingga homogen
dan dipindahkan ke dalam botol vial.
g. Pentapan Kesalahan Spektrofotometri.
Larutan stok parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL dibuat,
kemudian larutan baku parasetamol dengan konsentrasi tertentu
disiapkan dimana absorbansinya = 0,434, kemudian satu seri larutan
baku parasetamol dengan konsentrasi yang diharapkan memberikan
transmitan sebesar 5%, 35%, 65% dn 95% disiapkan, lalu absorbansi
dari semua larutan baku parasetamol diukur pada panjang gelombang
maksimumnya.
9
![Page 11: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/11.jpg)
V.2 Skema Kerja
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 50 µg/mL.
b. Pembuatan Larutan Parasetamol 0,434 A.
10
Dipipet larutan stok parasetamol 1 mg/mL sebanyak 0,5 mL
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 10 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
Dipipet larutan baku parasetamol 50 µg/mL sebanyak 0,65 mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
![Page 12: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/12.jpg)
c. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 5%.
d. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 35%.
e. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 65%.
11
Dipipet larutan baku parasetamol 50 µg/mL sebanyak 1,95 mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
Dipipet larutan baku parasetamol 50 µg/mL sebanyak 0, 683 mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
![Page 13: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/13.jpg)
f. Pembuatan Larutan Parasetamol Transmitan 95%.
g. Pentapan Kesalahan Spektrofotometri.
12
Dipipet larutan baku parasetamol 50 µg/mL sebanyak 0, 278 mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
Dipipet larutan baku parasetamol 50 µg/mL sebanyak 0,033 mL.
.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
Ditambahkan akuades hingga tanda batas 5 mL
Digojog hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial.
![Page 14: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/14.jpg)
13
Dibuat larutan stok parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL.
.
Disiapkan larutan baku parasetamol dengan konsentrasi tertentu dimana absorbansinya = 0,434
Disiapkan satu seri larutan baku parasetamol dengan konsentrasi yang
diharapkan memberikan transmitan sebesar 5%, 35%, 65% dn 95%.
Diukur absorbansi dari semua larutan baku parasetamol pada panjang
gelombang maksimumnya.
![Page 15: Jurnal Awal Kesalahan Spektro](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/563db8a3550346aa9a958e81/html5/thumbnails/15.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Basset, R. C. Denrey, G. H. Jeffrey, dan J. Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ershendy, R. 2011. Identifikasi Parasetamol Dalam Sediaan Obat Tradisional Bentuk Serbuk Secara Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri Uv-Visible (skripsi). Medan: Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Moffat, Anthony C., M. D. Osselton, W. Drian, Y. L. Galichet. 2004. Clarke’s Analysis of Drug and Poisons. London: Pharmaceutical Press.
Gandjar, I. B. Dan A. Rohman .2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulja, M. dan Suharman. 1994. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University Press.
Tahir, I. 2007. Arti Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik Aplikasi pada Penggunaan pH meter dan Spektrofotometer Uv-Vis. Yogyakarta: Laboratorium Kimia Dasar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada.
Widjaja, I. N. K., dkk. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis. Bukit Jimbaran: Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana.