JURNAL
-
Upload
fahmi-pratama -
Category
Documents
-
view
5 -
download
3
description
Transcript of JURNAL
JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISIS MULTI KRITERIA DALAM PENANGANAN JARINGAN JALAN ARTERI
PRIMER DI KOTA MAKASSAR
Oleh :
MUH. IRSAS INSANIL
D 111 08 298
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ANALISIS MULTI KRITERIA DALAM PENANGANAN JARINGAN JALAN ARTERI
PRIMER DI KOTA MAKASSAR
Nur Ali
1, M.Asad Abdurrahman
2, Muh. Irsas Insanil
3
ABSTRACT:
The road network has a very important functions, namely as the infrastructure to move /
transport people and stuffs, and a main center to encourage the economic growth, social, cultural
and national stability, as well as the spread and distribution of development efforts. In fact, the
road will be getting decrease condition that caused by damage of the road. Then for slowing the
rate of degradation and maintain the condition of the road at a decent level, need to be handling
well.
This research was held Because there is no specific method used by Dinas PU Bina Marga
Prov. Sul-Sel in determining of handling road network’s priority scale. This research was held to
analyze and get the order of priority handling of road network primary arterial in Makassar by
using various criteria. So that we used Multi-Criteria Analysis Method. This research was held in
10 primary arterial roads in Makassar. The criteria that influences the determination of priority
order,including technical, functional, and Social & Finance criterias.
Based on Multi-Criteria Analysis method of handling the order priority of primary arterial
road in Makassar is based the highest to the lowest value is Jalan S.Alauddin is the first priority
because it has the highest value. Meanwhile, the next priority is Jalan Bulusaraung, Jalan
Bawakaraeng, Jalan G.Bawakaraeng, Jalan Urip Somoharjo Jl. Riburana, Jalan Perintis
Kerdekaan, Jl. A.P. Pettarani, Jalan Veteran Selatan , Jalan Mesjid Raya, and the final sequence is
Jalan Veteran Utara.
Keywords: Multi-Criteria Analysis Method, The road network, primary arterial
PENDAHULUAN
Jalan merupakan infrastrukur yang
dibangun oleh pemerintah untuk
memperlancar pengembangan daerah. Jalan
adalah aset yang harus dikelola dan
difungsikan secara optimal.
Jaringan jalan memiliki fungsi yang
sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk
memindahkan/transportasi orang dan barang,
dan merupakan urat nadi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan
stabilitas nasional, serta upaya pemerataan
dan penyebaran pembangunan. Dalam
dimensi yang lebih luas, jaringan jalan
mempunyai peranan yang besar dalam
pengembangan suatu wilayah, baik wilayah
secara nasional, propinsi, maupun
kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari
jaringan jalan tersebut.
Pada kenyataannya, jalan akan
mengalami penurunan kondisi yang
disebabkan karena kerusakan pada jalan.
Maka untuk memperlambat laju penurunan
dan mempertahankan kondisi jalan pada
tingkat yang layak, perlu dilakukan
penanganan dengan baik. Selama ini, urutan
prioritas penanganan jalan arteri primer hanya
mempertimbangkan dari segi teknisnya saja.
Karena tidak adanya metode khusus
yang dipakai oleh Dinas PU Bina Marga
Prov. Sul-Sel dalam menentukan skala
prioritas penangan jaringan jalan maka
diadakanlah penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
dan mendapatkan urutan prioritas penanganan
jaringan jalan arteri primer di Kota Makassar
dengan menggunakan berbagai kriteria. Untuk
menentukan urutan prioritas penanganan
jaringan jalan digunakan metode Analisis
Multi Kriteria
Berdasarkan pada latar belakang, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana urutan prioritas penanganan
jaringan jalan arteri primer di Kota
Makassar ?
2. Bagaimana urutan prioritas kriteria-
kriteria yang digunakan berdasarkan
penilaian reviewer?
JALAN ARTERI PRIMER
Jalan arteri primer yaitu ruas jalan
yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan kota jenjang kesatu yang
berdampingan atau ruas jalan yang
menghubungkan kota jenjang kedua yang berada dibawah pengaruhnya.
ANALISIS MULTI KRITERIA
Analisis Multi Kriteria adalah suatu
metode pemilihan alternatif, dimana setiap
alternatif akan dinilai menggunakan kriteria-
kriteria tertentu sehingga kemudian alternatif
yang terpilih adalah alternatif dengan
penilaian terbaik berdasarkan kriteria –
kriteria tersebut. Pembobotan tingkat
kepentingan kriteria dengan analisa multi
kriteria adalah analisa yang dipakai untuk
menentukan pilihan dengan menggunakan
metode penilaian dan pembobotan terhadap
kriteria yang mempengaruhi pengambilan
keputusan Penentuan urutan prioritas
pemeliharaan jalan arteri primer di Kota
Makassar dilakukan berdasarkan pada urutan
besarnya nilai/bobot gabungan dari masing –
masing alternatif.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian di Kota Makassar
2. Waktu penelitian, penelitian ini
dilakukan dari pagi hingga sore selama
jam kerja pemerintahan.
3. Obyek penelitian dilakukan pada Dinas
PU Bina Marga Prov. Sul Sel dan
Badan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Prov. Sul Sel.
4. Pustaka atau literatur referensi sebagai
acuan landasan teori diperoleh dari
beberapa textbook yang berkaitan
dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP)
5. Perangkat lunak sebagai alat bantu yang
digunakan dalam melakukan analisis
dapat digunakan program Microsof
Excel dan Expert Choice.
Adapun langkah-langkah penelitian ini,
diperlihatkan pada Diagram Alir Penelitian
pada Gambar 1
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
Latar Belakang Dan
Rumusan Masalah
Tujuan Peneltian
Pengumpulan Data
Data Sekunder
- Data Anggaran Jalan Arteri Primer Kota Makassar
(2012)
- Data Volume Lalu Lintas Kota Makassar (2013)
- Data Hasil Musrembang
jalan yang diusulkan (2012)
Data Primer
-Kuesioner/
Wawancara
Penyusunan Hirarki Model
AHP
- Penentuan
Analisis Pembobotan dalam
penentuan skala
Uji
Konsisten
CR ≤ 1
Analisis Skala Prioritasdengan
Metode AHP
Kesimpulan
dan Saran
Dalam studi ini dilakukan
pengumpulan data yang meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer yang
diperoleh adalah data yang dicatat didapat
langsung dari obyek penelitian melalui
wawancara/intervew dan data sekunder
diambil langsung dari Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Prov Sul- Sel dan dan Badan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov. Sul
Sel.
Variabel Penelitian
Variabel yang dipakai pada penelitian
ini terdiri dari kriteria/pertimbangan yang
menjadi latar belakang prioritas penanganan
jalan di Kota Makassar.
Dalam penelitian ini penyusunan level
hiraki yang digunakan dalam metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) terdiri
dari 3 (tiga) level yaitu:
1. Level 1 (Tujuan) : adalah menentukan
prioritas jalan yang mendapat prioritas
penanganan jalan.
2. Level 2 (Kriteria) : Kriteria-kriteria
tersebut adalah Teknis, Fungsional, dan
Politik & Keuangan.
3. Level 3 (Sub Kriteria) : Sub kriteria dari
Kriteria Teknis adalah Volume Lalu
Lintas dan Tingkat Kerusakan Jalan. Sub
krikteria dari Kriteria Fungisional adalah
Aksesibelitas dan Klasifikasi jalan. Sub
kriteria dari Kriteria Politik & Keuangan
adalah Pemerataan Anggaran dan
Permintaan.
Penentuan Prioritas dalam Metode AHP
Untuk setiap kriteria dan alternatif kita
harus melakukan perbandingan berpasangan
(Pairwise comparison) yaitu membandingkan
setiap elemen yang lainnya pada setiap
tingkat hirarki secara berpasangan sehingga
nilai tingkat kepentingan elemen dalam
bentuk pendapat kualitatif.
Untuk mengkuantitatifkan pendapat
kualitatif tersebut digunakan skala penilaian
sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam
bentuk angka (kualitatif).Menurut Saaty
(1986) untuk berbagai permasalahan skala 1
sampai dengan 9 merupakan skala terbaik
dalam mengkualitatifkan pendapat, dengan
akurasinya berdasarkan nilai RMS (Root
Mean Square Deviation) dan MAD
(MedianAbsolute Deviation). Nilai dan
difinisi pendapat kualitatif dalam skala
perbandingan Saaty seperti yang diperlihatkan
pada Tabel 1
Bobot Pengertian Penjelasan
1 Sama penting
Dua faktor
memiliki pengaruh
yang sama
terhadap sasaran
3 Sedikit lebih penting
Salah satu faktor sedikit lebih
berpengaruh
dibanding faktor
lainnya
5 Lebih penting
Salah satu faktor
lebih berpengaruh
dibanding faktor
lainnya
7 Sangat lebih penting
Salah satu faktor
sangat lebih
berpengaruh
dibanding faktor
lainnya
9 Jauh lebih penting
Salah satu faktor
jauh lebih
berpengaruh
dibanding faktor
lainnya
Kebalikan
Nilai kebalikan
dari kondisi di atas
untuk pasangan
dua faktor yang
sama
Tabel 1 Nilai dan Defenisi pendapat
kualitatif dalam skala perbandingan Saaty
Dalam metode AHP diawali dengan
penyebaran kuisioner kepada reviewer dalam
hal ini telah dilakukan terhadap 19 Reviewer.
Data yang dikumpulkan dari reviewer ini
adalah data primer hasil kuisioner atau
wawancara (Penyebaran Kuesioner dilakukan
pada tahun 2013). Jumlah kuisioner
disebarkan kepada 19 reviewer yang dipilih
adalah:
1. Dinas PU Bina Marga Prov Sul-Sel
2. BAPPEDA, Bidang Fisik dan Prasarana
Prov. Sul-Sel
Penyebaran kuisioner sebanyak 19
eksemplar dilakukan dengan memberikan
langsung kepada Reviewer. Dimana Reviewer
membuat jawaban langsung dan sekaligus
melakukan diskusi dengan penulis. Angka-
angka yang diberikan pada persepsi Reviewer
merupakan skala perbandingan dari masing-
masing faktor kriteria dan subkriteria.
Jawaban terhadap penilaian pada level 2
(terhadap kriteria)
Dari hasil wawancara/interview
terhadap reviewer dengan cara diperoleh
jawaban berdasarkan skala/range penilaian
yang diberikan pada lembar kuisioner.
Adapun jawaban persepsi masing-masing
reviewer terhadap kriteria dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Reviewer Persepsi Reviewer
A:B A:C B:C
R1 5 5 3
R2 1 1 1
R3 7 3 5
R4 5 5 1
R5 3 3 3
R6 3 1 5
R7 1 7 9
R8 5 1 3
R9 1 3 1
R10 1 3 3
R11 3 7 1
R12 7 3 5
R13 7 3 7
R14 1 3 7
R15 1 3 3
R16 5 3 5
R17 1 3 3
R18 1 5 5
R19 1 7 3
Tabel 2 Rekapitulasi jawaban Reviewer
terhadap Kriteria
Jawaban terhadap penilaian pada level 3
(subkriteria)
Reviewer Persepsi Reviewer
A1 : A2
R1 5
R2 1
R3 1
R4 9
R5 3
R6 1
R7 1
R8 5
R9 3
R10 5
R11 3
R12 5
R13 3
R14 1
R15 1
R16 3
R17 1
R18 1
R19 1
Tabel 3 Rekapitulasi Jawaban Reviewer
terhadap Sub. Kriteria Teknis
Reviewer Persepsi Reviewer
B1 : B2
R1 1
R2 1
R3 5
R4 9
R5 3
R6 9
R7 5
R8 7
R9 5
R10 1
R11 3
R12 5
R13 5
R14 1
R15 5
R16 3
R17 1
R18 3
R19 3
Tabel 4 Rekapitulasi Jawaban Reviewer
terhadap Sub. Kriteria Fungsional
Reviewer Persepsi Reviewer
C1 : C2
R1 1
R2 1
R3 3
R4 9
R5 1
R6 9
R7 1
R8 5
R9 1
R10 1
R11 7
R12 1
R13 3
R14 1
R15 1
R16 5
R17 5
R18 1
R19 7
Tabel 5 Rekapitulasi Jawaban Reviewer
terhadap Sub. Kriteria Politik & Keuangan
Bobot Penilaian Kriteria
Bobot dari masing-masing kriteria yang
terdapat seperti Tabel diatas dianalisis dengan
metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Dilakukan perhitungan matrik awal.
2. Perhitungan Eigen Vektor.
3. Perhitungan Nilai Eigen Maksimum.
4. Kontrol terhadap Indek Consistensi.
5. Pembobotan Kriteria.
Langkah 1 Perhitungan matrik awal untuk
level 2 (kriteria)
- Matrik awal kriteria Teknis (A) terhadap
kriteria Fungsional (B)
= 1,082
- Matrik awal kriteria Fungsional (B) terhadap
kriteria Teknis (A) kebalikan dari Matrik
Awal kriteria Teknis (A) terhadap kriteria
Fungsional (B) yaitu =
= 0,924
- Matrik awal kriteria Teknis (A) terhadap
kriteria Politik & Keuangan (C)
= 1,106
- Matrik awal kriteria Politik & Keuangan
(C) terhadap kriteria Teknis (A) kebalikan dari Matrik awal kriteria Teknis (A)
terhadap kriteria Politik & Keuangan (C)
yaitu =
= 0,904
- Matrik awal kriteria Fungsional (B)
terhadap kriteria Politik & Keuangan (C)
= 1,689
- Matrik awal kriteria Politik & Keuangan
(C) terhadap kriteria Fungsional (B)
kebalikan Matrik awal kriteria Fungsional
(B) terhadap kriteria Politik & Keuangan
(C) yaitu =
= 0,592
A B C
A 1 1,082 1,106
B 0,924 1 1,689
C 0,904 0,592 1
∑ 2,828 2,674 3,795
Tabel 6 Matrik Awal Sub “Kriteria”
Selanjutnya elemen-elemen tiap kolom dibagi
dengan jumlah tiap kolom yang bersangkutan
A B C
A 0,354 0,405 0,292
B 0,327 0,374 0,445
C 0,320 0,221 0,264
Contoh: Nilai 0,354 didapat dari
Tabel 7 Perkalian elemen tiap kolom terhadap
jumlah tiap kolom yg bersangkutan “Kriteria”
Langkah 2. Perhitungan Nilai Eigen Vektor
A B C Jumlah
Baris
E-
Vektor
A 0,354 0,405 0,292 1,050 0,350
B 0,327 0,374 0,445 1,146 0,382
C 0,320 0,221 0,264 0,805 0,268
Nilai E-Vektor didapat dari Jumlah baris/3
Tabel 8 Nilai Eigen Vektor untuk Skala
Penentuan Prioritas ”Kriteria”
Langkah 3. Perhitungan Nilai Eigen
Maksimum(λ maks)
Nilai Eigen Maksimum diperoleh dari Jumlah
Matrik Awal dikalikan dengan E-Vektor
λ maks = (2,828x0,350) + (2,674x0,382) +
(3,795x0,268)
= 3,029
Langkah 4. Control terhadap Indek
konsistensi (CI)
Indek Consistensi (CI) = ( λ maks. – n) / (n-1)
n = ukuran matrik
= (3,029–3 ) / (3–1)
= 0,029
Ratio Consistensi (CR) = CI/RI, untuk n=3
maka RI = 0,58
=
= 0,025 < 0,1 konsisten
Langkah 5. Pembobotan Kriteria
Bobot elemen diperoleh dari nilai E-Vektor
yang dinyatakan dalam persentase dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Kriteria Bobot
Teknis 35 %
Fungsional 38,2 %
Politik & Keuangan 26,8 %
Tabel 9 Bobot untuk “Kriteria”
Bobot Penilaian Sub Kriteria
Dengan cara yang sama seperti diatas
didapatkan bobot dari setiap subkriteria yang
dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
1. Bobot Sub Kriteria “Teknis”
Sub Kriteria Bobot
Tingkat Kerusakan 66,7 %
Volume Lalu Lintas 33,3 %
Tabel 10 Bobot Sub Kriteria “Teknis”
2. Bobot Sub Kriteria “Fungsional”
Sub Kriteria Bobot
Aksesibilitas 70 %
Klasifikasi jalan 30 %
Tabel 11 Bobot Sub Kriteria “Fungsional”
3. Bobot Sub Kriteria “Politik &
Keuangan”
Sub Kriteria Bobot
Pemerataan Anggaran 66,1 %
Permintaan 33,9 %
Tabel 12 Bobot Sub Kriteria “Politik &
Keuangan”
Perhitungan Skala Prioritas Penanganan
Jaringan Jalan dengan Metode AHP
Setelah ditentukan besaran bobot pada
masing – masing elemen (x1 s/d x6) maka
untuk menentukan skala prioritas penanganan
jalan Metode Analitycal Hierarcy Process
(AHP) selanjutnya dimasukan dengan
perhitungan model matematis.
Y = A(A1.x1+A2.x2) + B(B1.x3+B2.x4) +
C(C1.x5+C2.x6)
Dimana:
Y = Skala Prioritas
A s/d C = Bobot Kriteria (level 2),
berdasar analisa Reviewer
A1 s/d C2 = Bobot Sub Kriteria (level 3),
berdasar analisa Reviewer
x1 s/d x6 = Bobot Sub kriteria (level 3),
berdasarkan analisa data
sekunder
Hirarki Penentuan Skala Prioritas Penanganan
Jalan, didapat besaran :
Nilai A = 0,350 Nilai A1 = 0,66
Nilai A2 = 0,333
Nilai B = 0,382 Nilai B1 = 0,700
Nilai B2 = 0,300
Nilai C = 0,268 Nilai C1 = 0,661
Nilai C2 = 0,339
Selanjutnya dilakukan perhitungan besaran Y:
Y = 0,350 (0,667.x1 + 0,333.x2) + 0,382
(0,700.x3 + 0,300.x4) + 0,268 (0,661.x5
+ 0,339.x6)
Contoh perhitungan Skala Prioritas Jalan
Contoh Perhitungan diambil Jalan
Bawakaraeng. Ruas jalan ini termasuk
kategori baik. Berdasarkan hasil analisis,
diperoleh besaran bobot data sekunder dengan
nilai x1 sampai x6. Adapun besaran nilai-nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel lampiran.
Skala Prioritas untuk Jalan Bawakaraeng
adalah:
Y = A(A1.x1+A2.x2) + B(B1.x3+B2.x4) +
C(C1.x5+C2.x6)
Y = 0,350 (0,087x0,083 + 0,333x0,241) +
0,382 (0,700x0,064 + 0,300x0,083) +
0,268 (0,661x0,022 + 0,339x0,083)
= 0,086
Perhitungan menggunakan Aplikasi Expert
Choice
Expert Choice merupakan salah satu aplikasi
yang dapat dipakai untuk menentukan skala
prioritas. Jika kriteria atau alternatif terlalu
banyak, perhitungan ahp secara manual akan
sangat sulit dilakukan. Adapun hasil
perhitungan menggunakan aplikasi ini adalah:
1. Hasil Pehitungan Kriteria dan Subkriteria
Gambar 2 hasil perhitungan kriteria dan sub
kriteria
2. Hasil perhitungan Alternatif (Ruas Jalan)
Gambar 3 hasil perhitungan Ruas Jalan
3. Hasil perhitungan ketika kriteria Teknis
dinaikkan sampai 80%
Gambar 4 Kriteria Teknis dinaikkan
sampai 80%
Dari gambar terlihat bahwa ketika faktor
Teknis dinaikkan, Jl. Alauddin memiliki
tingkat prioritas yang paling tinggi, ini
disebabkan karena Tingkat Kerusakan yang
paling tinggi diantara yang lainnya serta
memiliki Volume Lalu Lintas yang cukup
tinggi.
4. Hasil perhitungan ketika kriteria
Fungsional dinaikkan sampai 80%
Gambar 5 Kriteria Fungsional dinaikkan
sampai 80%
Ketika faktor Fungsional dinaikkan Jl.
Nusantara dan Jl. Alauddin memiliki urutan
prioritas yang paling tinggi dibanding jalan
lainnya, ini disebabkan karena tingkat
aksesibilitas dari kedua jalan ini cukup tinggi.
5. Hasil perhitungan ketika faktor Politik &
Keuangan dinaikkan sampai 80%
Gambar 6 Kriteria Politik & Keuangan
dinaikkan sampai 80%
Berbeda dengan faktor Teknis dan
Fungsional, ketika Faktor Politik & Keuangan
dinaikkan Jl. Bulusaraung memiliki urutan
prioritas yang jauh lebih tinggi dibanding ruas
jalan lainnya. Ini disebabkan karena ruas jalan
ini memiliki anggaran terendah pada tahun
sebelumnya dibanding jalan lainnya.
KESIMPULAN
Dari analisa yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Urutan prioritas penanganan jaringan jalan
arteri primer di kota Makassar Tahun 2013
adalah:
Jl. S. Alauddin
Jl. Bulusaraung
Jl. G. Bawakaraeng
Jl. Urip Sumoharjo
Jl. Riburana
Jl. P.Kemerdekaan
Jl. A.P. Pettarani
Jl. Veteran Selatan
Jl. Masjid Raya
Jl. Veteran Utara
2. Urutan prioritas kriteria-kriteria berdasarkan
penilaian reviewer adalah:
1. Kriteria Fungsional
2. Kriteria Teknis
3. Kriteria Politik & Keuangan
SARAN
1. Dalam penentuan urutan prioritas
penanganan jaringan jalan sebaiknya
mempertimbangkan metode AHP sebab
dalam penentuan prioritasnya
menggunakan beberapa kriteria.
2. Perlu adanya studi lanjutan mengenai
kriteria- kriteria selain yg telah analisis.