jurnal

38
ABSTRAK Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Materi Prestasi Diri Melalui Metode Diskusi Bagi Siswa Kelas IXA Semester Genap SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh : Sugiyono Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil pembelajaran PKn melalui metode diskusi. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas IXA semester genap SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 27 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I dengan materi mendiskripsikan potensi diri. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran (79,25%). Hasil belajar siswa siklus I (74,26). Setelah melakukan refleksi maka dilakukan siklus II dengan materi mendekripsikan berperan aktif dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri. Hasil belajar siswa siklus II 79,26) . Pada siklus II ini, diperoleh data motivasi siswa terhadap mata pelajaran PKn (87,44%). Dengan demikian pada siklus II penggunaan metode diskusi kelompok besar (kelas) mengalami peningkatan yang positif. 1

description

Jurnal

Transcript of jurnal

ABSTRAK

Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Materi Prestasi DiriMelalui Metode Diskusi Bagi Siswa Kelas IXA Semester Genap

SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten KlatenTahun Pelajaran 2011/2012

Oleh : Sugiyono

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil pembelajaran PKn melalui metode diskusi.

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas IXA semester genap SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 27 anak.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I dengan materi mendiskripsikan potensi diri. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran (79,25%). Hasil belajar siswa siklus I (74,26). Setelah melakukan refleksi maka dilakukan siklus II dengan materi mendekripsikan berperan aktif dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri. Hasil belajar siswa siklus II 79,26) . Pada siklus II ini, diperoleh data motivasi siswa terhadap mata pelajaran PKn (87,44%). Dengan demikian pada siklus II penggunaan metode diskusi kelompok besar (kelas) mengalami peningkatan yang positif.

Selanjutnya diketahui bahwa metode diskusi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn. Oleh karena itu disarankan untuk dikembangkan pada mata pelajaran yang lain pada semua kelas.

Kata Kunci : Metode, Motivasi, Diskusi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pada Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pentingnya

prestasi diri bagi keunggulan bangsa bagi kelas IXA SMP Negeri 2 Bayat

Klaten, Kabupaten Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012,

dengan menggunakan metode ceramah kondisi belajar siswa kurang

termotivasi, sebagian besar siswa bersikap pasif. Setelah Kompetensi

Dasar 4.1 selesai diajarkan dalam waktu 4 (empat) x 40 menit diadakan

ulangan harian kelas IX A dengan jumlah siswa 27 siswa dengan hasil

tertinggi 80,00 terendah 55,00 dan rata-rata 72,04. Sedangkan setelah

menggunkan metode diskusi, motivasi dan hasil belajar meningkat.

Berdasarkan gambaran proses pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IXA di atas menunjukan adanya

masalah, yaitu: Pertama, siswa kelas IXA kurang motivasinya, maka .

peneliti mengharapkan para siswa memiliki motivasi dalam proses

pembelajaran PKn, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Kedua, yang berkaitan dengan guru, yang belum menggunakan

metode pembelajaran yang variatif dan kooperatif. Secara paedagogiek

dalam pembelajaran hendaknya guru menggunakan berbagai metode

pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan keatifan siswa.

2

Harapan dalam proses pembelajaran mata pelajaran PKn adalah siswa dapat

mengikuti pembelajaran secara aktif dan termotivasi. Dengan adanya

motivasi siswa maka hasil pembelajaran mata pelajaran PKn akan lebih

baik.

Dalam proses pembelajaran perlu ditingkatkan maknanya, dengan

mengembangkan motivasi dan aktifitas siswa melalui interaksi dan

pengalaman belajar yang langsung. Dengan meningkatnya motivasi dan

hasil belajar dapat mengubah sikap dan perilaku individu baik aspek

kognitif, afektif, dan aspek psikomotor menjadi lebih baik. Oleh karena itu,

peneliti mengubah metode mengajar yang bersifat konvensional dan

informative kedalam metode yang kooperatif dan partisipatif. Melalui

metode yang kooperatif dan partisipatif siswa memiliki motivasi yang

tinggi dan hasil belajarnya meningkat. Melalui metode pembelajaran yang

kooperatif dan partisipatif, guru juga dapat memberikan dorongan kepada

siswa agar menjadi lebih termotivasi secara aktif dan partisipatif.

Dengan kenyataan dalam proses pembelajaran diperlukan adanya

tindakan agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajar PKn akan menjadi

lebih baik. Tindakan yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menerapkan

metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara penguasaan bahan

pelajaran melalui tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

yang telah diperoleh masing-masing siswa, untuk memecahkan suatu

masalah. Melalui diskusi dapat dikembangkan ketrampilan mengamati,

mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menginterprestasi, menarik

3

kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. Pemanfaatan metode

diskusi direncanakan melalui dua siklus. Tindakan pertama dengan

mempergunakan metode diskusi kelompok kecil. Tindakan kedua

menggunakan metode diskusi kelompok besar (kelas). Tindakan ini

dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil bekajar PKn siswa kelas

IX A SMP N 2 Bayat , Kabupaten Klaten Semester Genap Tahun Pelajaran

2011/2012.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi

rumusan masalah adalah apakah melalui penerapan metode diskusi

dapat meningkat motivasi dan hasil belajar PKn materi Prestasi Diri bagi

siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Bayat, Kabupaten Klaten pada semester

genap tahun pelajaran 2011/2012?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar PKn siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Bayat, Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis Penelitian Tindakan kelas ini bertujuan untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn melalui penerapan metode

diskusi. Selain itu, hasil penelitian ini dipergunakan untuk memcahkan

masalah dan dipergunakan untuk referensi untuk penelitian berikutnya.

4

KAJIAN PUSTAKA

Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald (1959) motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata

(2005: 70), motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong

individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Dengan demikian motivasi adalah keseluruhan dorongan yang ada dalam diri

seseorang yang menyebabkan melakukan tindakan guna mewujudkan tujuan.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 62) motivasi memiliki

fungsi sebagai berikut; (1) mengarahkan (directional function). (2)

mengaktifkan dan meningkatkan kegaiatan (activating and energizing

function). Suatu perbuatan yang tidak bermotif atau motivasinya lemah, akan

dilakkukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah, dilakukan dengan

asal-asalan. Akan tetapi jika motivasinya besar, maka apa yang dilakukan

dengan sungguh-sungguh , terarah, dan penuh semangat, dan akan

mengahasilkan hasil yang besar.

Menurut pendapat Sardiman (2007: 86), berdasarkan pembentukannya

motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) motif-motif bawaan, yaitu

motif yang dibawa sejak lahir, motivasi yang demikian ini tanpa dipelajari.

(2) motif-motif yang dipelajari, yaitu motif timbul karena dipelajari

Menurut Abraham Maslow dalam Nana Syaodih Sukmadinata

(2004:68), membagi menjadi lima katagori yang membentuk suatu hierarki

5

atas lima tangga motif dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi,

yaitu; (1) motif fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi

kebutuhan jasmaniah, (2) motif pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk

menjaga atau melindungi dari berbagai gangguan, (3) motif persaudaraan dan

kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik, kasih sayang,

persaudaraan terhadap siapa saja dengan tidak membeda-bedakan, (4) motif

harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan,

penghargaan, dan penghormatan dari orang lain, (5) motif aktualisasi diri.

Potensi-potensi dan kodrat ini perlu diaktualisasikan atau diwujudkan dalam

berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan yang nyata. Pada pada

umumnya motif yang paling tinggi akan muncul apabila motif di bawahnya

terpenuhi..

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi memiliki peranan yang

sangat besar. Melalui motivasi, para siswa mampu mengembangkan aktifitas

dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara sikap tekun dalam

melakukan kegiatan belajar. Menurut Sardiman (2007: 92) cara-cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

(1) Memberi angka, (2) Hadiah (3) Saingan/kompetisi (4) Ego-involvement,

(5) Memberi Ulangan, (6) Mengetahui hasil, (7) Pujian.

Belajar

Moh.Uzer Usman (1995:2), mengartikan “belajar sebagai perubahan

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dengan lingkungannya. Menurut Witherington

6

yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2004:155) “belajar

berupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan

sebagai pola respon yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap,

kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Dengan demikian yang dimaksud

dengan belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan pada

individu yang belajar. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan

didapatkannya suatu kecakapan baru sebagai hasil dari pengalaman dan

latihan.

Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 157),

dalam proses belajar terdapat adanya tujuh unsur, yakni : (1) tujuan yang

ingin dicapai dalam belajar, (2) kesiapan untuk belajar, (3) situasi dalam

belajar, (4) interprestasi dalam menghadapi situasi belajar, (5) respon dalam

belajar, (6) konskuensi dalam belajar, (7) reaksi terhadap kegagalan belajar.

Belajar sebagai proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang

dimilikinya, sehingga pengertiannya berkembang (Sardiman, 2007: 37).

Menurutt Paul Suparno (1997) dalam buku Sardiman ada lima prinsip yang

harus dipahami. Prinsip-prinsip dalam dalam belajar meliputi sebagai

berikut; (1) Belajar berarti mencari makna, (2) Krontruksi makna, (3)

Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan

pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru, (4) Hasil

belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya,(5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah

7

diketahui si subyek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku

subjek belajar. Oleh karena itu keberhasilan dari belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Sardiman (2007: 39) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar itu antara lain, faktor yang bersumber pada diri

sendiri (intern) atau faktor yang berasal dari luar dirinya atau

lingkungan (ekstern).

Menurut Wina Sanjaya (2008: 241) yang dimaksud dengan

pembelajaran kelompok adalah adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan. Dalam pembelajaran kelompok siswa dibagi

dalam kelompok kecil yang beranggotakan antara empat sampai enam orang

yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Slavin dalam Wina Sanjaya (2008: 242), menyatakan bahwa

pembelajaran kelompok dapat meningkaatkan prestasi belajar sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

menerima kekurangan dari orang lain, dapat meningkatkan harga diri,

mampu merealisasikan kebutuhan siswa dalam berpikir, memecahkan

masalah , dan mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan.

Pembelajaran kelompok memotivasi individu untuk bekerja sama dalam

mencapai tujuan dalam kelompok. Strategi pembelajaran kelompok dapat

digunakan untuk (1) Menekankan pentingnya usaha kolektif di samping 8

usaha individu dalam belajar (2) Menghendaki seluruh siswa untuk

memperoleh keberhasilan dalam belajar, (3) Menanamkan sikap siswa untuk

belajar dari teman lain, dan belajar dari bantuan orang lain, (4) Menghendaki

untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi

kurikulum, (5) Menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah

tingkat partisipasi siswa, (6) Menghendaki berkembangnya siswa dalam

memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. Dalam

pembelajaran kelompok (cooperative learning) terdapat empat prinsip dasar ,

yaitu: (1) Prinsip ketergantungan positif (positif interdependence). (2)

Tanggung jawab perorangan (individual accountability). (3) Interaksi tatap

muka (face to face promotion interaction). (4) Partisipasi dan komunikasi

(participation communication).

Pendidikan Kewarganeraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 ayat (1)

menegaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi wajib

memuat Pendidikan Kewarganegaraan. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI. Nomor 22 Tahun 2006, dinyatakan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang membentuk

warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya agar menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

memiliki karakter yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945.

9

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Nomor 22 Tahun

2006, dinyatakan Misi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

membentuk warga Negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup

melaksanakan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. Nomor 22

Tahun 2006, dinyatakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan

untuk mengembangkan kompetensi siswa, yaitu: (1) memiliki kemampuan

berpikir secara rasiona kritis dan kreatif sehingga mampu memahami

berbagai wacana kewarganegaraan, (2) memiliki ketrampilan intelektual

ketrampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab, (3)

memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang

berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, (4)

memiliki kemampuan berinteraksi dengan bangsa-bangsa di dunia dan

mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam pembelajaran PKn, aspek-aspek kompetensi (1) Pengetahuan

Kewarganegaraan (sivic knowledge), (2) Ketrampilan Kewarganegaraan

(civic knowledge), (3) Watak atau karakter (civic disposition ). Ruang

lingkup dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi, (1)

Persatuan dan Kesatuan Bangsa, (2 Norma, hukum dan peraturan, (3) Hak

asasi manusia, (4) Kebutuhan warga Negara (5) Konstitusi Negara (6)

Kekuasaan dan politik, (7) Pancasila, (8) Globalisasi

Hasil Belajar

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43), yang dimaksud dengan

hasil belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian hasil usaha kegiatan

10

belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf, maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai setiap anak dalam pereode

tertentu. Sedangkan menurut Vembiarto (1994: 24) hasil belajar adalah

kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang

ia lakukan. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud hasil belajar

adalah hasil yang telah diperoleh oleh seorang siswa dalam kegiatan belajar

yang berrupa angka atau hurub.

Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 21), hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh faktor intern (dalam) dan factor ekstern (luar). Faktor

dalam (intern), yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor intern (dalam) meliputi: kondisi

fisiologis yang menyangkut jasmani, dan keadaan psikologis yang meliputi

kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi, dan kognisi. Faktor dari luar

(extern), yaitu faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor dari luar faktor

lingkungan dan faktor internal. Faktor lingkungan meliputi, lingkungan alami

dan lingkungan sosial. Sedang faktor instrument menyangkut kurikulum,

program, sara dan prasarana tenaga pendidikan.

Menurut Cronbach dalam Zainal Arifin (1991: 4) hasil belajar siswa

dapat dipergunakan sebagai (1) sebagai umpan balik bagi pendidik dalam

pembelajaran (2) untuk keperluan dianostik, (3) untuk keperluan bimbingan

dan penyuluhan, (4) untuk keperluan seleksi, (5) untuk keperluan penempatan

atau jurusan, (6) untuk menentukan isi kurikulum, (7) untuk menentukan

kebijakan sekolah.

11

Metode Mengajar dalam Pembelajaran PKn.

Metode merupakan suatu cara yang dilakukan secara sadar, teratur dan

bertujuan untuk menyampaikan materi pembelajaran yang proses

penyampaiannya diharapkan terjadi perubahan sikap dan perbuatan siswa

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan (Depdikbud: 1999). Sedangkan

menurut Wina Sanjaya ( 2008: 147), metode adalah cara yang dugunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara secara optimal.

Dalam pembelajaran PKn terdapat adanya berbagai metode yang dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu metode

itu adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan paling baik bagi guru

yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Salah satu metode

pembelajaran yang bersifat kooperatif adalah metode diskusi. Menurut Wina

Sanjaya (2008: 154) yang dimaksud metode diskusi adalah metode

pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.

Dengan metode diskusi para siswa dapat berbagi dan saling bertukar

informasi tentang masalah atau mencari pemecahan terhadap suatu masalah

berdasarkan bukti-bukti yang ada. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman

untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Melalui metode

diskusi diharapkan dapat mendorong siswa dapat meningkatkan kemampuan

berpikir secara ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan secara luas.

12

Metode diskusi dalam proses pembelajaran secara umum menjadi dua jenis;

yaitu metode diskusi kelompok kecil dan diskusi kelompok besar (kelas).

Pada diskusi kelompok kecil ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

Setiap kelompok beranggotakan 3 – 7 orang. Pada diskusi kelompok besar

(kelas) permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara

keseluruhan. Dalam pelaksanaan dalam diskusi kelas ini yang mengatur atau

sebagai moderator adalah guru sendiri

Dalam pembelajaran PKn yang mempergunakan metode diskusi perlu

disusun langkah-langkah: (1) Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok , (2) Guru membagikan lembar masalah untuk didiskusikan oleh

siswa, (3) Siswa melaksanakan diskusi, (4) Siswa mempresentasikan hasil

diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan, (5) Guru bersama siswa

menyimpulkan hasil diskusi, (6) Guru memberikan penguatan terhadap hasil

diskusi, (7) Guru memberikan evaluasi, (8) Guru memberikan tugas untuk

pertemuan berikutnya.

Kerangka Berpikir

Penggunaan metode Diskusi dalam proses pembelajaran dapat

melibatkan seluruh siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa

memiliki motivasi yang tinggi, siswa akan mendapatkan pengalaman yang

secara langsung untuk menguasai materi yang diajarkan guru. Siswa dapat

menjalin kerjasama dalam mempelajari materi pembelajaran. Selain itu,

siswa berani untuk tampil dan menyampikan pendapat dihadapan teman-

temannya.

13

Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipoteses

tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: “Metode diskusi dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas IXA semester

genap SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2011/2012

METODOLOGI PENELTIAN

Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bayat,

Kabupaten Klaten pada kelas IXA semester genap tahun pelajaran

2011/2012 dengan Standar Kompetensi 4. Menampilkan prestasi diri bagi

keunggulan bangsa pada kompetensi dasar 4.2 Mengenal potensi diri untuk

berprestasi sesuai kemampuan. 4.3 Menampilkan peran serta dalam

berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi

keunggulan bangsa.

Objek penelitian ini adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Bayat,

Kabupaten Klaten yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan

13 perempuan yang karakteristiknya dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) motivasi dan hasil belajarnya masih rendah.

Sumber Data

14

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, menggunakan sumber data yang

berasal dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan oleh siswa kelas IXA

SMP Negeri 2 Bayat, Kabupaten Klaten semester genap tahun pelajaran

2011/2012. Selain hasil ulangan harian siswa sebagai sumber data dalam

penelitian ini berupa hasil catatan selama proses berlangsungnya proses

pembelajaran, yang berupa jurnal dan lembar pengamatan dan angket yang

ada kaitannya dengan motivasi belajar siswa.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik pengumpulan data

dilakukan dengan tes dan non tes. Tes tertulis dilakukan di awal proses

pembelajaran dan pada akhir proses pembelajaran. Non tes dipergunakan

untuk mengetahui motivasi siswa dengan mencatat segala sesuatu

permasalahan yang muncul dan terjadi saat berlangsungnya proses

pembelajaran dan setelah berlangsungnya proses pembelajaran.

Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, alat yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data adalah dengan teknis tes dan teknis non tes. Alat yang

dipergunakan untuk mengumpulkan hasil belajar siswa dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah soal tes tertulis yang bentuk soal pilihan ganda yang

berjumlah 20 (dua puluh) butir soal. Alat yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data pengatamatan terhadap belajar siswa berupa angket

15

motivasi, dan lembar pengatamatan terhadap siswa selama berlangsungnya

proses pembelajaran.

Analisa Data

Data yang dianalisis dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi hal-hal

sebagai berikut: (1) Perubahan yang terjadi pada siswa dalam proses

pembelajaran maupun sesudah proses pembelajaran. Analisis data yang

digunakan deskriptif kualitatif memaparkan data pengatamatan, dan angket

siswa pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap

siklus, (2) Perubahan hasil belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar. Analisa data yang dipergunakan analisis diskriptif komparatif yaitu

dengan membandingkan hasil belajar kondisi awal, hasil belajar setelah siklus

1dan hasil belajar setelah siklus 2

Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan hasil ulangan akhir siklus

terdapat adanya peningkatan motivasi belajar dan adanya peningkatan hasil

belajar yang signifikan pada setiap siklus. Dan apabila hasil pengamatan,

angket dan hasil belajar masih dirasakan gagal, peneliti mencari penyebab

kekurangan dan mencari alternatif solusi untuk dirancang pada tindakan

berikutnya.

Indikator Keberhasilan

16

Indikator keberhasilan tindakan meliputi indikator penggunaan waktu

pembelajaran dan indikator kemampuan siswa dalam menerapkan

konsep belajar yang diberikan guru.

Indikator keberhasilan yang digunakan di dapatkan dari Standar

Keberhasilan dan Kualitas Mutu Sekolah di SMP Negeri 2 Bayat

Kabupaten Klaten yaitu 75 %.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan dari penggunaan waktu

pembelajaran adalah sebesar 75% . Artinya, bahwa dari alokasi waktu jam

pelajaran yang tersedia 75% nya merupakan waktu pelaksanaan proses

pembelajaran yang efektif. Indikator keberhasilan juga dilihat dari

kemampuan siswa untuk menerapkan konsep belajar dengan menggunakan

metode diskusi dalam mata pelajaran PKn, yaitu 75% dari seluruh siswa

dalam penelitian telah mencapai ketuntasan belajar.

Prosedur Tindakan

Proses pembelajaran didesain sebagai pembelajaran yang bermakna

untuk penguasaan aspek kognitif, afektif, dan spikomotorik. Proses

pembelajaran dirancang dalam dua siklus dengan menggunakan metode

diskusi kelompok kecil pada siklus I, pada siklus II menggunakan diskusi

kelompok besar (kelas). Setiap tatap muka dipergunakan masing-masing 1

RPP, dan pada akhir pembelajaran berlangsung diadakan penilaian hasil

belajar.

17

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Dalam siklus I, aktivitas guru yang paling dominan adalah memotivasi

dan mengamati siswa selama proses pembelajaran, yaitu Perhatian siswa

selama proses pembelajaran nilai kriteria baik dengan rentang nilai 71 -80

mencapai 66,67%. Keaktipan siswa dalam berdiskusi mendapat nilai

kriteria baik dengan rentang nilai 71 - 80 mencapai 62,96%. Memiliki

inisiatif selama diskusi mendapat nilai kriteria cukup dengan rengan rentang

nilai 61 – 70 mencapai 66,67%. Kelancaran dalam mempresentasikan

mendapat kriteria baik dengan rentang nilai 71 – 80 mencapai 70,37%.

Kemauan untuk memberikan tanggapan mendapat kriteria kurang dengan

rentang nilai 51 -60 mencapai 74,07%. Sikap menjalin kerjasama dengan

anggota kelompok diskusi mendapat kriteria cukup dengan kriteria 61 – 70

mencapai 66,67%. Mau menghargai teman-temannya mendapat criteria

mendapat cukup dengan rentang nilai 61 -70 mencapai 66,67%. Hasil

angket motivasi belajar siswa terdapat 81,48% siswa tertarik untuk

mengikuti pelajaran, 77,78% siswa merasa mudah untuk mengikuti pelajaran,

74,07% siswa dapat memahami materi yang dipelajari, 70,37% siswa

merasa senang rencana pelajaran yang dirancang dengan baik,74,07% siswa

merasa tertarik dengan pelajaran hari ini, 85,19% siswa percaya akan

mendapatkan nilai yang baik, 88,89% siswa merasa terdorong untuk lebih

mengerti terhadap apa yang ada dalam pelajaran, 70,07% siswa merasa

bahwa informasi yang tersusun dapat memudah memahami materi pelajaran,

77,78% siswa merasa bahagia dapat menyelesaikan pelajaran dengan baik,

18

88,89% siswa merasakan betapa besarnya manfaat bimbingan dari teman

dalam memahami materi pelajaran. Hasil belajar siswa pada siklus I, nilai

terendah 60,00, nilai tertinggi 80,00 dan nilai rata-rata kelas 74,26 .

Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah

73% .

Pada siklus II guru menerapkan pembelajaran yang mempergunakan

metode diskusi kelompok besar dan kondisi belajar Perhatian siswa

selama proses pembelajaran nilai kriteria baik dengan rentang nilai 71 -80

mencapai 77,78%. Keaktipan siswa dalam berdiskusi mendapat nilai kriteria

baik dengan rentang nilai 71 - 80 mencapai 81,48%. Memiliki inisiatif

selama diskusi mendapat nilai kriteria baik dengan rengan rentang nilai 71 –

80 mencapai 74,07%. Kelancaran dalam presentasi mendapat kriteria baik

dengan rentang nilai 71 – 80 mencapai 81,48%. Kemauan untuk memberi

tanggapan mendapat kriteria baik dengan rentang nilai 71-80 mencapai

66,67%. Sikap menjalin kerjasama dengan anggota kelompok diskusi

mendapat kriteria baik dengan kriteria 71 – 80 mencapai 74,07%. Mau

menghargai teman-temannya mendapat kriteria mendapat baik dengan

rentang nilai 71 -80 mencapai 74,07%. Hasil angket motivasi belajar

siswa terdapat 88,89% siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, 88,18%

siswa merasa mudah untuk mengikuti pelajaran, 81,48% siswa dapat

memahami materi yang dipelajari, 81,48% siswa merasa senang rencana

pelajaran yang dirancang dengan baik, 77,78% siswa merasa tertarik dengan

pelajaran hari ini, 92,95% siswa percaya akan mendapatkan nilai yang baik,

19

88,89% siswa merasa terdorong untuk lebih mengerti terhadap apa yang ada

dalam pelajaran, 88,89% siswa merasa bahwa informasi yang tersusun dapat

memudah memahami materi pelajaran, 92,95% siswa merasa bahagia dapat

menyelesaikan pelajaran dengan baik, 92,95% siswa merasakan betapa

besarnya manfaat bimbingan dari teman dalam memahami materi pelajaran.

Hasil belajar siswa pada siklus II, nilai terendah 65,00, nilai tertinggi 90,00

dan nilai rata-rata kelas 79,26, dan masih ada 03,00% siswa yang nilainya

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang ditentukan sekolah 73% .

Berdasarkan analisis hasil ulangan harian pada siklus II telah mencapai nilai

dengan rata-rata 79,26 yang berarti di atas KKM dengan kenaikan 5,00

(0,07%) dari siklus I. Dengan demikian proses pembejaran pada siklus II

tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutya.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui Penelitian

Tindakan Kelas dengan penerapan metode diskusi pada siswa kelas IXA

SMP Negeri 2 Bayat Kabupaten Klaten sampai pada suklus II dapat

ditarik kesimpulan bahwa metode diskusi menjadikan siswa lebih aktif dan

termotivasi dalam pembelajaran, dan meningkat hasil belajar siswa, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan

demokratis.

Saran

20

Berdasarkan kesimpulan beserta implikasinya dikemukakan sara n-saran

sebagai berikut: Bagi guru, agar dapat menerapkan metode diskusi dalam

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas yang berbeda sehingga

memiliki kebiasaan menyelenggarakan pembelajaran yang melibatkan

seluruh siswa dengan perasaan yang senang. Dan keberhasilan yang

dicapai dalam penerapan metode diskusi pada penelitian ini belum

dapat dilihat sepenuhnya sehingga diperlukan adanya penelitian lain

dengan motode pembelajaran yang berbeda atau adanya analisis secara

individual.

21

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman. 1997. Psikologi Umum dan Sosial. Jakarta: Darma Bhakti.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan . 1999. Materi Latihan Kerja Guru

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:

Depdikbud RI.

Muh. Uzer Umar. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Tentang Standar

Isi Pendidikan

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo.

Suharsimi Arikunto. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Sumadi Suryabrata. 2005. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rake Press

Sutratinah Tirtanegara. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendindikan Nasional

Vembiarto. 1994. Kamus Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

22

Zainal Arifin. 1991. Evaluasi Intruksional Prinsip-Prinsip Teknik Prosedur.

Bandung: Remaja Rosdakar

23

24

25