jurnal

download jurnal

of 9

Transcript of jurnal

  • PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH APEL (Pyrus malus) TERHADAP KADAR

    KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN NGAGLIK

    DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN

    SEMARANG

    Jufan Akhmad Prasetyo *)

    Ns.Priyanto, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB **), Heni Purwaningsih, S.Kep., Ns **)

    *) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

    **) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

    ABSTRAK

    Kolesterol bisa dicegah dengan sering mengkonsumsi jus buah apel (Pyrus marus).

    Zat pektin dalam buah apel (Pyrus malus) juga dikenal sebagai antikolesterol, karena dapat

    mengikat asma empedu yang merupakan hasil metabolisme kolesterol. Tujuan penelitian ini

    adalah menganalisis pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus malus) terhadap kadar

    kolesterol total pada penderita hipertensi di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten semarang.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment

    desain Pretest-posttest With Kontrol Group. Populasi penelitian adalah seluruh penderita

    hipertensi yang ada di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang yang berjumlah 94 orang. Jumlah sampel sebanyak 34 responden yang dibagi

    dalam kelompok kontrol dan intervensi. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik

    purposive sampling dengan menggunakan alat pengumpulan data easy touch dan lembar

    observasi. Uji analisis data menggunakan t-test.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus

    malus) terhadap kadar kolesterol total pada penderita hipertensi Di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyno Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. (t hitung 2,712) dan (p-value

    0,011). Terapi jus buah apel (Pyrus malus) dapat digunakan sebagai alternative untuk

    menurunkan kadar kolesterol total. Saran untuk tenaga kesehatan khususnya perawat yaitu

    sebagai terapi komplementer bahwa jus buah apel (Pyrus malus) dapat digunakan sebagai

    alternative untuk menurunkan kadar kolesterol total pada penderita hipertensi.

    Kata Kunci : jus buah apel, kadar kolesterol total, hipertensi

    Kepustakaan : 32 (2002-2012)

  • PENDAHULUAN

    Menurut Astawan (2002), dalam

    Muniroh, et. al. (2007), hipertensi

    merupakan penyakit yang sering dijumpai

    di masyarakat. Secara visual, penyakit ini

    tidak tampak mengerikan, namun bisa

    membuat penderita terancam jiwanya atau

    paling tidak menurunkan kualitas

    hidupnya. Karenanya hipertensi dijuluki

    the silent disease. Penyakit ini dikenal juga

    sebagai heterogeneous group of disease

    karena dapat menyerang siapa saja dari

    berbagai kelompok umur dan kelompok

    sosial ekonomi.

    kolesterol adalah senyawa lemak

    kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam

    tubuh (organ hati) dan sisanya 20% dari

    luar tubuh (zat makanan). Itu artinya

    kolesterol yang berada dalam zat makanan

    yang kita makan dapat meningkatkan

    kadar kolesterol dalam darah.

    (Nurrahmani, 2012).

    Prevelensi kasus hipertensi

    essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun

    2011 sebesar 1,96% menurun bila

    dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar

    2,00%. Terdapat tiga kota dengan

    pravelensi sangat tinggi di atas 10% yaitu

    Kota Magelang (22,41%), Kota Salatiga

    (10,18%) dan Kota Tegal (10,36%).

    Penyakit hipertensi essensial pada tahun

    2009 dan 2010 menunjukkan adanya

    penurunan kasus yang cukup tinggi,

    namun pada tahun 2011 terlihat mulai ada

    kenaikan jumlah kasus (Profil Kesehatan

    Provinsi Jawa Tengah, 2011).

    Penanganan kolesterol dengan

    farmakologis misalnya dengan

    mengkonsumsi obat golongan asam fibrat

    a gemfibrofil, fenofibrate, ciprofibrate.

    Golongan resin a kolestiramin

    (chlolestyramine). Golongan penghambat

    HMGCoa reduktase a pravastatin,

    simvastatin, rosavastatin, fluvastatin,

    atorvastatin. Golongan asam nikotinat a

    niasin dan golongan ezetimibe (Shabela,

    2012).

    Penanganan kolesterol non

    farmakologi dengan menjaga pola hidup

    yang sehat dengan perbanyak konsumsi

    bahan makanan dari tumbuhan, perbanyak

    jumlah serat dalam makanan sehari-hari,

    meminimalkan penggunaan lemak jenuh,

    memvariasi makanan, dan menurunkan

    berat badan (Mumpuni dan Wulandari,

    2011).

    Peneliti melakukan studi

    pendahuluan di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono pada tanggal 9 November 2012

    dengan melibatkan 10 orang yang dengan

    kadar kolesterol tinggi (lebih dari 200

    mg/dl). Selama ini usaha yang mereka

    lakukan untuk mengatasi kadar kolesterol

    yang tinggi dengan mengurangi asupan

    garam, menghindari makanan tinggi

    kolesterol dan mengkonsumsi obat-obatan

    anti hipertensi. Peneliti melakukan

    pengukuran kadar kolesterol darah

    terhadap 10 orang yang mengalami

    hipertensi, ternyata 8 dari 10 orang kadar

    kolesterolnya tinggi (lebih dari 200 mg/dl).

    Jadi usaha yang mereka lakukan belum

    efektif untuk menurunkan kadar kolesterol

    yang tinggi. Peneliti juga menanyakan

    tentang terapi pemberian jus buah apel

    (Pyrus malus) untuk kadar kolesterol

    kepada 10 orang tersebut. Hasilnya dari 10

    orang tersebut semuanya belum pernah

    mendapatkan terapi pemberian jus buah

    apel (Pyrus malus) tetapi di antara mereka

    ada yang pernah mendapatkan terapi

    mentimun, dan hasilnya belum efektif

    untuk menurunkan kadar kolesterol.

    Berdasarkan fenomena di atas maka

    peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul, Pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus malus)

    terhadap penurunan kadar kolesterol total

    pada penderita hipertensi di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan

    pendekatan kuantitatif yaitu data penelitian

    berupa angka-angka dan analisis

    menggunakan statistik. Metode yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

  • rancangan eksperimen semu (quasy

    eksperiment design). Quasy eksperiment

    design tidak mempunyai pembatasan yang

    ketat terhadap randomisasi dan pada saat

    yang sama dapat mengontrol ancaman-

    ancaman validitas. Disebut eksperimen

    semu karena eksperimen ini belum atau

    tidak memiliki ciri-ciri rancangan

    eksperimen sebenarnya, karena variabel-

    variabel yang seharusnya dikontrol atau

    dimanipulasi tidak dapat atau sulit

    dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

    Desain dalam penelitian ini

    berbentuk desain non equivalent control

    group. Menurut Notoatmodjo (2010)

    gambar desain non equivalent control

    group adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.1 non equivalent control

    group

    pretest Perlakuan Postest

    Kelompok

    Intervensi (1)

    Kelompok

    Kontrol (2)

    01

    A

    X

    -

    02

    B

    Populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri atas: objek atau

    subjek yang mempunyai kuantitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan ditarik

    kesimpulan (Sugiyono, 2007). Populasi

    pada penelitian ini adalah seluruh klien

    hipertensi di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

    Kabupaten Semarang sebanyak 91 orang.

    Teknik pengambilan sampel yang

    digunakan penelitian ini adalah non

    random sampling yaitu pengambilan

    sampel yang tidak didasarkan atas

    kemungkinan yang dapat diperhitungkan,

    tetapi semata-mata hanya berdasarkan

    segi-segi kepraktisan belaka. Teknik

    sampling yang digunakan pada penelitian

    ini adalah puposive sampling. Purposive

    sampling adalah suatu teknik penetapan

    sampel dengan cara memilih sampel

    diantara populasi sesuai dengan yang

    dikehendaki peneliti (tujuan/masalah

    dalam penelitian), sehingga sampel

    tersebut dapat mewakili karakteristik

    populasi yang telah dikenal sebelumnya

    (Dahlan, 2010; Nursalam, 2011).

    Gambaran kadar kolesterol total

    pada Penderita Hipertensi sebelum dan

    sesudah diberikan Jus Buah Apel (Pyrus

    malus) di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

    Kabupaten Semarang pada kelompok

    intervensi

    Perlakuan n Mean

    (mg/(mg/dl)

    StdDeviasi

    (mg/dl)

    Sebelum

    Sesudah

    5

    5

    222,529209,4118

    15,6729

    14,54759

    Perbedaan Kadar Kolesterol

    Totalpada Penderita Hipertensi

    Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus

    Buah Apel (Pyrus malus) di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang

    pada Kelompok Intervensi

    Pengaruh Pemberian Jus Buah

    Apel (Pyrus malus) terhadap Kadar

    Kolesterol Total pada Penderita

    Hipertensi di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

    Kabupaten Semarang

    PEMBAHASAN

    Gambaran Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi Sebelum

    Diberikan Jus buah apel (Pyrus malus) di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang pada kelompok intervensi.

    Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa kadar kolesterol total pada

    Intervensi N Mean

    (mg/dl)

    SD

    (mg/dl) t hitung p-value

    Sebelum 17 222,5294 15,67290 6,614 0,000

    Sesudah 17 209,4118 14,54759

    Kelompok N Mean Std. Error

    Mean t hitung

    P

    value

    Postest kontrol 17 222,8235 3,46647 2,712 0,011

    intervensi 17 209,4118 3,52831

  • penderita hipertensi sebelum diberikan jus

    buah apel (Pyrus malus) pada kelompok

    intervensi di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

    Kabupaten Semarang paling rendah

    sebesar 201,00 mg/dl dan paling tinggi

    253,00 mg/dl serta rata-rata sebesar

    222,5294 mg/dl dengan standar deviasi

    15,6729 mg/dl.

    Menurut Nilawati dkk (2008)

    beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

    kadar kolesterol dalam darah diantaranya

    kurang mengkonsumsi sayur dan buah.

    Sayuran dan buah-buahan merupakan

    sumber bahan makanan yang aman bagi

    tubuh karena tidak memiliki kandungan

    kolesterol. Lemak yang dihasilkan pun

    merupakan lemak tidak jenuh. Konsumsi

    lemak jenuh dan kolesterol dari makanan

    sehari-hari dan kebiasaan kurang

    mengkonsumsi jenis bahan makanan yang

    berasal dari sayuran dan buah-buahan

    dapat mempengaruhi kadar kolesterol

    darah.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian Septiningsih (2009) yang

    menunjukkan ada hubungan konsumsi

    sayur dan buah dan kadar kolesterol para

    peserta senam jantung sehat Yayasan

    Wijaya Kusuma Kelurahan Mekarsari Rw

    012 Kecamatan Cimanggis Kabupaten

    Depok, dengan p value 0,000 < 0,05.

    Gambaran Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi setelah

    Diberikan Jus buah apel (Pyrus malus) di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang pada kelompok intervensi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    kadar kolesterol total pada penderita

    hipertensi setelah diberikan jus buah apel

    (Pyrus malus) pada kelompok intervensi di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang paling rendah sebesar 186,00

    mg/dl dan paling tinggi 230,00 mg/dl serta

    rata-rata sebesar 209,4118 mg/dl dengan

    standar deviasi 14,54759 mg/dl.

    Menurut Nilawati dkk (2008)

    beberapa faktor yang mengontrol kadar

    kolesterol dalam darah yaitu konsumsi

    makanan berserat. Banyaknya antioksidan

    bisa membantu menurunkan kolesterol

    tinggi. Antioksidan diperoleh dari buah-

    buahan dan sayur-sayuran yang berserat.

    Seperti gandum, wortel, sayuran berwarna

    hijau dan buah-buahan seperti jeruk,

    pepaya, pisang, wortel, stroberry.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian dari Ria Anisya, Ria Anisya

    (2009) yang menunjukkan ada hubungan

    asupan serat larut air dari buah dan sayur

    dengan kadar kolesterol total darah pada

    pasien rawat jalan di RS Bhayangkara

    Sartika Asih Bandung, dengan nilai p

    value 0,000 < 0,05.

    Gambaran Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi Sebelum

    Diberikan Air Putih di Dusun Ngaglik

    Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran

    Barat Kabupaten Semarang pada

    kelompok kontrol.

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi sebelum diberikan air

    putih pada kelompok kontrol di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang

    paling rendah sebesar 202,00 mg/dl dan

    paling tinggi 253,00 mg/dl serta rata-rata

    sebesar 223,3529 mg/dl dengan standar

    deviasi 14,8574 mg/dl.

    Menurut Nilawati dkk (2008)

    beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

    kadar kolesterol dalam darah adalah

    obesitas dan kurang aktivitas. Obesitas

    dan kurang aktivitas merupakan salah satu

    faktor risiko penyakit jantung koroner.

    Selain itu, obesitas juga mendorong

    timbulnya faktor risiko lain, seperti

    diabetes dan hipertensi yang pada taraf

    selanjutnya meningkatkan risiko penyakit

    jantung koroner.

    Hasil penelititan ini sesuai dengan

    penelitian dari Anggraeni (2009) yang

    menunjukkan ada hubungan antara

    obesitas sentral dengan kadar kolesterol

  • LDL dan kadar trigliserida pada pasien

    poli rawat jalan ilmu penyakit dalam

    RSU Dr. Saiful Anwar Malang, degan

    nilai p value 0,000 > 0,05.

    Gambaran Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi Sesudah

    Diberikan air putih di Dusun Ngagalik

    Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran

    Barat Kabupaten Semarang pada

    kelompok kontrol.

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi setelah diberikan air

    putih pada kelompok kontrol di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang

    paling rendah sebesar 202,00 mg/dl dan

    paling tinggi 252,00 mg/dl serta rata-rata

    sebesar 222,8235 mg/dl dengan standar

    deviasi 14,29263 mg/dl.

    Menurut Nilawati dkk (2008)

    beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

    kadar kolesterol dalam darah yaitu

    merokok. Perokok mempunyai risiko

    tinggi untuk terserang jantung koroner,

    stroke, bronkitis kronis, dan kanker.

    Merokok juga tidak baik bagi sistem

    kardiovaskuler. Kurang mengkonsumsi

    sayur dan buah, Konsumsi alkohol

    berlebihan, Obesitas dan kurang aktifitas,

    Diabetes militus, Stres, Keturunan, Usia

    dan jenis kelamin juga faktor resiko yang

    mempengaruhi kadar kolesterol.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian dari Dadang Hendrawan et al.

    (2004) yang menunjukkan ada Hubungan

    Perokok dengan Rasio Kadar Kolesterol

    Total dan Kolesterol HDL pada Penderita

    Infark Miokard Akut di RSUD DR. Saiful

    Anwar Malang Periode Tahun 2003,

    dengan nilai p value 0,000 < 0,05.

    Perbedaan Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi Sebelum dan

    Sesudah Diberikan jus buah apel (Pyrus

    malus) di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang pada kelompok intervensi.

    Hasil penelitian menunjukan rata-

    rata kadar kolesterol total responden

    sebelum diberikan jus buah apel (Pyrus

    malus) sebesar 222,5294 mg/dl sedangkan

    rata-rata kadar kolesterol total responden

    setelah diberikan jus buah apel (Pyrus

    malus) sebesar 209,4118 mg/dl. Hasil uji

    paired t test didapatkan nilai t hitung

    sebesar 6,614 dengan p-value sebesar

    0,000 Oleh karena p-value sebesar 0,000 <

    (0,05), maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi sebelum dan sesudah

    diberikan jus buah apel (Pyrus malus) di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang pada kelompok intervensi.

    Menurut Adi (2008)

    penatalaksanaan non farmakologis

    hiperkolesterolemia ada beberapa macam,

    yaitu terapi komplementer. Terapi

    komplementer adalah cara

    penanggulangan penyakit yang dilakukan

    sebagai pendukung kepada Pengobatan

    Medis Konvensional atau sebagai

    pengobatan pilihan lain diluar Pengobatan

    Medis yang Konvensional. Diantaranya

    Terapi Akupuntur medik sangat

    bermanfaat dalam mengatasi berbagai

    kondisi kesehatan tertentu dan juga

    sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara

    kerjanya adalah dengan mengaktivasi

    berbagai molekul signal yang berperan

    sebagai komunikasi antar sel. Salah satu

    pelepasan molekul tersebut adalah

    pelepasan endorphin yang banyak

    berperan pada sistem tubuh. Selanjutnya

    adalah Terapi Relaksasi Relaksasi bukan

    hanya tidur, tetapi sikap rileks dengan

    pelemasan tubuh dan pengosongan pikiran.

    Selain itu, nafas diatur sedemikian agar

    tubuh dapat menerima sinyal istirahat

    sesaat. Dan Terapi Nutrisi Terapi dengan

    penggunaan zat-zat tertentu yang terdapat

    pada buah ataupun sayuran Pada umumnya

    terapi ini menggunakan jus sebagai media

    terapi.

    Terapi Herbal yaitu terapi dengan

    menggunakan obat bahan alam, baik

    berupa herbal terstandar dalam kegiatan

  • pelayanan penelitian maupun berupa

    fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal

    yang telah melalui uji preklinik pada cell

    line atau hewan coba, baik terhadap

    keamanan maupun efektivitasnya. Terapi

    herbal disini yang di teliti adalah buah

    Apel, Apel bisa juga di andalkan sebagai

    penurun kolesterol. Sebaiknya apel di

    konsumsi beserta kulitnya, karena di kulit

    inilah terdapat kandungan pektin (serat

    larut yang ampuh sekali dalam menurun

    kadar kolesterol) dan anti oksidan paling

    banyak.

    Perbedaan Kadar Kolesterol Total

    pada Penderita Hipertensi Sebelum dan

    Sesudah Diberikan air putih di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada

    kelompok kontrol.

    Hasil penelitian menunjukkan rata-

    rata kadar kolesterol total responden

    sebelum diberikan air putih sebesar

    223,3529 mg/dl sedangkan rata-rata kadar

    kolesterol total responden setelah

    diberikan diberikan air putih sebesar

    222,8235 mg/dl. Hasil uji paired t test

    didapatkan nilai t hitung sebesar 2,045

    dengan p-value sebesar 0,058. Oleh

    karena p-value sebesar 0,058 > (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada

    perbedaan kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi sebelum dan sesudah

    diberikan air putih di Dusun Ngaglik Desa

    Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat

    Kabupaten Semarang pada kelompok

    kontrol.

    Pengaruh Pemberian Jus Buah

    Apel (Pyrus malus) Terhadap Kadar

    Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi

    di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang.

    Hasil penelitian menunjukkan rata-

    rata kadar kolesterol total pada penderita

    hipertensi pada kelompok kontrol di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang setelah diberikan air putih

    sebesar 222,8235, sedangkan rata-rata

    kadar kolesterol total pada penderita

    hipertensi pada kelompok intervensi di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang setelah diberikan jus buah apel

    (Pyrus malus) sebesar 209,4118.

    Berdasarkan uji independen t-test

    diperoleh nilai t hitung sebesar 2,712 dan

    nilai p-value sebesar 0,011 (=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh

    pemberian jus buah apel (Pyrus malus)

    terhadap kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi di Dusun Ngaglik

    Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran

    Barat Kabupaten Semarang.

    Menurut Roni (2010) dalam jurnal

    pengaruh pemberian jus apel manalagi

    terhadap kadar kolesterol total, LDL dan

    HDL tikus putih (rattus nor vegicius) galur

    wistar yang mendapat diet tinggi lemak,

    Buah apel (malus syvestris mill) varietas

    mana lagi merupakan salah satu buah-

    buahan yang mengandung pectin (serat

    larut dalam air) pada daging buah dan

    fitokimia fenolik.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1. Rata-rata kadar kolesterol total sebelum diberikan perlakuan pada

    kelompok intervensi sebesar 222,5294

    mg/dl dan kelompok kontrol sebesar

    223,3529 mg/dl.

    2. Rata-rata kadar kolesterol total sesudah diberikan perlakuan pada

    kelompok intervensi sebesar 209,4118

    mg/dl dan kelompok kontrol sebesar

    222,8235 mg/dl

    3. Ada Perbedaan yang signifikan Kadar Kolesterol Total pada Penderita

    Hipertensi sebelum dan sesudah Diberikan

    Jus buah apel (Pyrus malus) di Dusun

    Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan

    Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada

    kelompok intervensi. Hal ini ditunjukkan

  • dengan nilai t hitung sebesar 6,614 dan

    p-value sebesar 0,000 < (0,05).

    4. Tidak ada Perbedaan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi

    sebelum dan sesudah Diberikan air putih di

    Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang pada kelompok kontrol. Hal ini

    ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar

    2,045 dan p-value sebesar 0,058 > (0,05).

    5. Ada Pengaruh Pemberian Jus buah apel (Pyrus malus) Terhadap Kadar

    Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi

    di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono

    Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

    Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan

    nilai t hitung sebesar 2,712 dan nilai p-

    value sebesar 0,011 < (0,05).

    Saran

    1. Bagi Peneliti Menambah informasi tentang

    pengaruh jus apel terhadap kadar

    kolesterol total sehingga memberi ide

    selanjutnya bagi penelitian keparawatan

    untuk meneliti waktu penelitian yang lebih

    lama dan jumlah populasi yang lebih

    banyak pada daerah kejadian kadar

    kolesterol yang tinggi pada penderita

    hipertensi

    2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kependidikan

    keperawatan menambahkan terapi herbal

    dalam kurikulum pembelajaran bagi

    mahasiswa keperawatan sebagai pelengkap

    mata kuliah yang berhubungan penyakit

    pada manusia.

    3. Bagi Masyarakat Terapi ini dapat menjadi bahan

    pertimbangan untuk memilih pengobatan

    alternatif yang tepat, murah, mudah dan

    praktis untuk menurunkan kadar kolesterol

    total pada penderita hipertensi. Mengingat

    manfaat jus apel yang besar diharapkan

    masyarakat dapat memanfaatkannya untuk

    menurunkan kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi.

    4. Bagi Profesi Keperawatan

    Diharapkan dapat menambah

    pengetahuan terkait dengan terapi

    komplementer khususnya jus buah apel

    (Pyrus malus) sehingga dapat mendorong

    masyarakat untuk menggunakannya dalam

    menurunkan kadar kolesterol total pada

    penderita hipertensi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adib, M. (2009). Cara mudah memahami

    & menghindari hipertensi

    jantung dan stroke. Yogyakarta :

    Dianloka Pustaka

    Adi, L.T. (2008). Tanaman obat dan jus

    mengatasi penyakit jantung,

    hipertensi, kolesterol, dan sroke.

    Jakarta : Agromedia Pustaka.

    Anggraeni (2009). Hubungan antara

    obesitas sentral dengan kadar

    kolesterol LDL dan kadar

    trigliserida pada pasien

    poli rawat jalan ilmu penyakit

    dalam RSU Dr. Saiful Anwar

    Malang

    Astawan, M. 2002. Cegah hipertensi

    dengan pola makan. Tersedia di

    www. Depkes.go.id. Diakses

    tanggal 31 Januari 2005.

    Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian

    suatu pendekatan praktik. Jakarta

    : Rineka Cipta.

    Dadang Hendrawan, Sudjari, Farida Dany

    (2004). Hubungan perokok

    dengan rasio kadar kolesterol

    total dan kolesterol HDL pada

    penderita infark miokard akut di

    RSUD DR. Saiful Anwar Malang

    Periode Tahun 2003.

    Dahlan, M.S. (2010). Besar sampel dan

    cara pengambilan sampel dalam

    penelitian kedokteran dan

    kesehatan. Jakarta : Salemba

    Medika.

    Dahlan, M.S. (2012). Statistik untuk

    kedokteran dan kesehatan.

    Jakarta : Salemba Medika.

  • Debora, O. (2011). Proses keperawatan

    dan pemeriksaan fisik. Jakarta :

    Salemba Medika.

    Garnadi, Y. (2012). Hidup nyaman dengan

    hiperkolesterol. Jakarta : PT

    AgroMedia Pustaka.

    Hidayat, A.A. (2003). Riset keperawatan

    dan teknik penulisan ilmiah.

    Jakarta : Salemba Medika.

    Hidayat, A.A. (2007). Ruset keperawatan

    dan teknik penulisan Ilmiah.

    Jakarta : Salemba Medika.

    Julianti, D. E.,

    Nurjannah, N., Uken, S., &

    Soetrisno, S.(2005). Bebas

    hipertensi v

    dengan terapi jus.

    Jakarta : Pustaka Pembangunan

    Swadaya Nusantara.

    Martiani, A., Lelyana, R. (2012). Faktor

    risiko hipertensi ditinjau dari

    kebiasaan minum kopi. Journal

    of nutrition college, volume 1,

    nomor 1, tahun 2012. 470-485.

    Dari Http : //ejournal-

    s1.undip.ac.id/index.php/jnc

    Mumpuni, Y., & Wulandari, A. (2011).

    Cara jitu mengatasi kolesterol.

    Yogyakarta : CV Andi Offset.

    Mahendra, B. , &

    rachmawati, E. (2005). Atasi

    stroke dengan tanaman obat.

    Depok : Penebar

    Swadaya.

    Muniroh , L., Wirjatmadi, B., & Kuntoro.

    (2007). Pengaruh pemberian jus

    buah belimbing dan mentimun

    terhadap penurunan tekanan

    darah sistolik dan diastolik

    penderita hipertensi. The

    indonesian journal of publik

    health. Juli 2007. Vol. 4 No. 1.

    25-27.

    Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi

    penelitian kesehatan. Jakarta :

    Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

    penelitian kesehatan. Jakarata :

    Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S.(2005). Metodologi

    penelitian kesehatan. Jakarta :

    Rineka Cipta.

    Nurrahmani, U. (2012). Stop kolesterol

    tinggi. Yogyakarta : Familia.

    Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan

    metodologi penelitian ilmu

    keperawatan, Edisi II. Jakarta :

    Salemba Medika.

    Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

    Dinkesjatengprov, (2011) hlm.

    36, dari

    Http://www.dinkesjatengprov.go.

    id/dokumen/profil/profil2011/BA

    B%201-VI%202011.pdf

    Ria Anisya, Ria Anisya (2009). Hubungan

    Asupan Serat Larut Air dari

    Buah dan Sayur dengan Kadar

    Kolesterol Total Darah pada

    Pasien Rawat Jalan di RS

    Bhayangkara Sartika Asih

    Bandung. Undergraduate thesis,

    Program Studi Ilmu Gizi

    Roni, Y. (2010). Pengaruh pemberian jus

    apel manalagi terhadap kadar

    kolesterol total ldl dan hdl tikus

    putih (rattus nor vegicius) gal ur

    wistar yang mendapat diet tinggi

    lemak. Airlangga university

    library surabaya.

    Septiningsih. (2011). Hubungan konsumsi

    sayur dan buah dan kadar

    kolesterol para peserta senam

    jantung sehat Yayasan Wijaya

    Kusuma Kelurahan Mekarsari

    Rw 012 Kecamatan Cimanggis

    Kabupaten Depok. Skripsi.

    Falkutas Ilmu Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Gizi. Jakarta

    : Universitas Esa Unggul

    Suwarto, A. (2010). Buah & sayur sakti

    tangkal penyakit. Yogyakarta :

    liberplus

  • Smeltzer, & Bare. (2002). Keperawatan

    medikal-bedah brunner &

    suddarth.

    Jakarta : Buku kedokteran EGC.

    Susilo, Y., & wulandari, A. (2011). Cara

    jitu mengatasi hipertensi.

    Yogjakarta : Andi.

    Soeharto, I. (2001). Kolesterol & lemak

    jahat kolesterol & lemak baik

    dan proses terjadinya. Jakarta :

    Gramedia Pustaka Utama.

    Shabela, R. (2012). Pahami waspadai

    cegah dan musnahkan kolesterol.

    Klaten : Cable Book.

    Sufrida, y., Irlansyah., Edi, j., & mulatis,

    W. (2007). Khasiat & Manfaat

    Apel. Jakarta : Agromedia

    Pustaka.

    Sugiyono. (2007). Statistika untuk

    penelitian. Bandung : CV

    Alfabeta.

    Sugiono. (2009). Metode penelitian

    kuantitatif dan kualitatif.

    Bandung : CV Alfabeta.