jurnal

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit TB paru merupakan menyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan biasanya terjadi pada anak dan orang dewasa. Penyakit TB paru diperkirakan telah menginfekai sepertiga dari penduduk dunia dengan kejadian sekitar 95% terjadi pada Negara-negara berkembang (Aditama, dkk, 2007). Peningkatan penderita HIV/AIDS juga menjadikan kecenderungan permasalahan tuberkolosis paru semakin meningkat. Indonesia diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru TB paru dan sekitar 175.000 diantaranya meninggal dunia(Permatasari, 2009). Penyakit TB paru sampai saat ini masih menjadi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) Tahun 2005, penyakit TB paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

description

kep

Transcript of jurnal

BAB IPENDAHULUAN A. Latar belakang

Penyakit TB paru merupakan menyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan biasanya terjadi pada anak dan orang dewasa. Penyakit TB paru diperkirakan telah menginfekai sepertiga dari penduduk dunia dengan kejadian sekitar 95% terjadi pada Negara-negara berkembang (Aditama, dkk, 2007). Peningkatan penderita HIV/AIDS juga menjadikan kecenderungan permasalahan tuberkolosis paru semakin meningkat. Indonesia diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru TB paru dan sekitar 175.000 diantaranya meninggal dunia(Permatasari, 2009).

Penyakit TB paru sampai saat ini masih menjadi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) Tahun 2005, penyakit TB paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardivaskuler, dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi (Aditama, dkk, 2007). Program pengobatan TB paru dengan metode Directly Observe Treatment Shortcourse (DOTS) sudah dilakukan sejak tahun 1955 untuk menanggulangi masalah TB paru, namun sampai sekarang belum mendapatkan hasil yang memuaskan (Permatasari, 2005). Ketidak berhasilan ini didukung oleh adanya penularan TB paru dari pasien TB paru BTA Negativ (Depkes RI, 2004).Indonesia merupakan negara ketiga didunia dalam urutan jumlah penderita TB paru setelah India dan Cina dengan persentase 10% dari total penderita TB paru di dunia. Laporan WHO tahun 2006 dinyatakan bahwa kejadian kasus paru BTA Negativ di indonesia diperkirakan 90 kasus baru per 100.000 penduduk. TB paru merupakan pembunuh nomer satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat tiga dalam daftar sepuluh penyakit pembunuh tertinggi di indonesia yang menyebabkan sebesar 88.000 kematian setiap tahunnya( Kemas, 2009). Dinegara-negara berkembang kematian, yang penderita penyakit TB paru merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Laporan WHO pada tahun 2010,mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima dengan jumlah penderita TB paru sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar pada tahun 2010 adalah India, Cina, Afrika Selatan ,Nigeria dan indonesia(Kompas, 2011). Pasien yang menderita TB Paru BTA Negativ dibangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mencapai sebanyak 36 orang dari bulan Februari 2014 samapai dengan Juni 2014. Perlunya peningkatan dan keterampilan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses keperawatan.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalah dalam Studi Kasus ini adalah Bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dirumuskan dalam sub masalah sebagai berikut:1. Bagaimana melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.2. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.3. Bagaimana perencanaan tindakan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.4. Bagaimana pelaksanaan tindakan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta5. Bagaimana evaluasi tindakan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta6. Bagaimana mendokumentasikan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaC. Ruang Lingkup1. Limgkup Mata Ajaran Asuhan Keperawatan medikal bedah pada klien dengan Penyakit TB Paru BTA Negativ Diruang VI Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Povinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan ruang lingkup mata kuliah keperawatan medikal bedah.2. Lingkup WaktuAsuhan Keperawatan medikal bedah ini dilaksanakan 3 x 8 jam mulai dari tanggal 16 Juni sampai 18 Juni 2014.3. Lingkup Asuhan KeperawatanAsuhan keperawatan yang diberikan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan.4. Lingkup TempatStudi kasus ini diambil dan dilaksanakan di Ruang Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Tujuan Kasus1. Tujuan UmumMemperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.2. Tujuan khususa. Mampu menerapkan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien dengan penyakit TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui tahap:1) Melaksanakan pengkajian keoerawatan medikal bedah pada klien penyakit TB Paru BTA negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.2) Menetapkan diagnosa keperawatan medikal bedah pada klien TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.3) Menyusun rencana keperawatan medikal bedah pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.4) Melaksanakan tindakan keperawatan medikal bedah pada klien TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.5) Melaksanakan evaluasi keperawatan medikal bedah pada klien TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.6) Mendokumentasikan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.b. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Ruang VI Dahlia 3 RSUP Dr.Sardjito Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.E. Manfaat1. Bagi penulisMemperoleh pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ. Selain itu juga menambah keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ.2. Lahan PraktikDapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit.3. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa maupun pembaca lain, khususnya sub mata ajaran keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ.4. Bagi rofesi keperawatanDapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.

A. Metode PenulisanMetode Penulisan Laporan Studi kasusMetode penulisan yang digunakan dalam studi kasus ini penulis menggunakan metode yang di susun dalam bentuk deskriptif studi kasus dan menggunakan pendekatan dalam proses keperawatan. Pengumpulan data dengan dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :1. Metode Pengumpulan Dataa. Data PrimerPengumpulan data primer menggunakan cara :a) ObservasiMengamati keadaan pasien dan perilaku pasien yang diperlihatkan untuk memperoleh data tentang perkembangan masalah kesehatan dan keperawatan pada pasien.b) WawancaraTehnik pengumpulan data secara lisan pada pasien atau keluarga pasien untuk mengetahui keluhan pasien serta tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pasien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.c) Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik atau pengkajian fisik dalam keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dan riwayat kesehatan pasien. Tujuan dari pemeriksaan fisik didalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan pasien dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mengetahui keadaan umum pasien.b. Data SekunderSumber data sekunder didapatkan dari keluarga dan pasien, dokumentasi catatan keperawatan, catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang.

B. Sistematika PenulisanSistematika penulisan studi kasus ini terdiri dari 5 bab, dengan penulisan sebagai berikut:BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Ruang LingkupD. Tujuan penulisanE. ManfaatF. MetodeG. Sistematika PenulisanBAB II. TINJAUAN KASUS A. Konsep Dasar Penyakit1. Pengertian2. Etiologi3. Patofisiologi4. Tanda dan gejala5. Komplikasi6. Pencegahan7. Pemeriksaan Penunjang8. PenatalaksanaanB. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ1. Pengkajian2. Diagnosa Keperawatan yang mugkin akan muncul3. Rencana Tindakan Keperawatan4. Pelaksanaan5. Evaluasi6. DokumentasiBAB III. TINJAUAN KASUSA. Pengakajian pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Instalasi Rawat Inap I Bangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogayakarta .B. Diagnosa keperawatan pada klien TB Paru BTA Negativ di Instalasi Rawat Inap I Bangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .C. Perencanaan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Instalasi Rawat Inap I Bangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .D. Pelaksanaan pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Instalasi Rawat Inap I Bangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .E. Evaluasi pada klien dengan TB Paru BTA Negativ di Instalasi Rawat Inap I Bangsal Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta .

BAB IV. PEMBAHASANA. PengakajianB. Diagnosa KeperawatanC. PerencanaanD. PelaksanaanE. EvaluasiF. DokumentasiG. Faktor Pendukung dan PenghambatBAB V. PENUTUPA. Kesimpulan B. SaranDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN