jump 1
-
Upload
muhfarizaaudi -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of jump 1
Skenario 1 kulit
Krim mikonazole : Miconazole merupakan obat untuk mengatasi infeksi jamur yang
menyerang bagian-bagian tubuh, seperti vagina, mulut, dan kulit.
Gejala infeksi jamur umumnya meliputi rasa gatal, kemerahan, dan rasa perih pada bagian
yang terinfeksi. Jika terjadi di mulut, penderita akan merasa tidak nyaman saat makan atau
minum dan muncul bintik-bintik putih di dalam mulut. Dan jika infeksi jamur menyerang
vagina, bisa menyebabkan keputihan atau cairan putih kental dan rasa gatal atau perih.
Dosis Miconazole
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan miconazole dalam berbagai bentuk:
Bentuk obat Pengguna Dosis
Krim dan salep DewasaOleskan secukupnya pada bagian yang terinfeksi 2-3 kali sehari
Bedak DewasaTaburi secukupnya bagian yang terinfeksi 2 kali sehari
Oral gel Dewasa
Oleskan ke bagian mulut yang mengalami infeksi 4 kali sehari setelah makan
Kapsul untuk infeksi jamur di vagina Wanita di atas 18 tahun
Masukkan 1 kapsul ke dalam vagina 1 kali sehari menjelang tidur malam (1 kapsul biasanya mengandung 1200 mg miconazole)
Kenali Efek Samping dan Bahaya Miconazole
Sama seperti obat-obat lain, miconazole juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan obat anti jamur ini adalah:
Diare
Sakit kepala
Sakit gigi
Mulut terasa kering
Nyeri dan bengkak pada gusi
Adanya perubahan rasa di lidah
Kulit terasa gatal
Mual
Makula hipopigmentasi : Makula hipopigmentasi diakibatkan terhambatnya sinar matahari masuk ke dalam lapisan kulit yang mengganggu pembentukan melanin.
Skuama (-) : Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus (TV), sedang (dermatitis), atau kasar (psoriasis). Skuma dapat berwarna putih (psoriasis), cokelat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
Tentang KULIT
.ANATOMI KULIT SECARA HISTOPATOLOGIK
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang
dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada
keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda, 2011).
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak
kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Djuanda, 2011).
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada
palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit
yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala (Djuanda, 2011).
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan
dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai
dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Djuanda, 2011).
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan
stratum basale.
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang
mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk) (Djuanda, 2011).
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki (Djuanda, 2011).
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti
di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki (Djuanda, 2011).
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-
tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun
terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar
jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel
spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen (Djuanda,
2011).
Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal
berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini
mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk
kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang
antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma
basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes) (Djuanda, 2011).
2. Lapisan Dermis
Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel
rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang
menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin
dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini
terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda
bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen
muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis
(Djuanda, 2011).
3. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang
bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung
pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit.
Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan (Djuanda, 2011).
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus
superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan
anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di
bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah
bening (Djuanda, 2011).
Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.
1. Kelenjar kulit
Terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit. Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu
kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang
lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental (Djuanda, 20011).
Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah
kehamilan. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat di seluruh
permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa
faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional (Djuanda, 2011).
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola mame, pubis, labia minora, dan
saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai
besar dan mengeluarkan sekret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH
sekitar 4-6,8 (Djuanda, 2011).
Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit
disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasala dari dekomposisi sel-sel
kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar
rambut (folikel rambut). Sebum mengandungi trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol.
Sekresi dipengaruhi hormone androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi
lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif (Djuanda, 2011).
2. Kuku
adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut
akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan kuku,
dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan
tumbuh kira-kira 1 mm per minggu. Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku. Kulit tipis yang yang
menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian kuku bebas disebut
hiponikium (Djuanda, 2011).
3. Rambut
Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang berada di luar kulit. Ada 2 macam tipe rambut,
yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mrngandung pigmen dan terdapat pada sbayi, dan rambut
terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang
dewasa. Pada orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan,
kumis, dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen. Rambut halus di dahi dan badan lain
disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan
tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase telogen berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut
terdapat fase katagen. Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 17,14%, sulfur
5% dan oksigen 20,80% (Djuanda, 2011).
FAAL KULIT
1. Fungsi proteksi
Dalam fungsi ini kulit melindungi tubuh dari gangguan luar baik berupa fisik maupun mekanik seperti gesekan,
tarikan dan tekanan. Proteksi Terhadap gangguan kimia seperti zat-zat kimia iritan, contohnya : lisol, karbol,
dan gangguan dari panas seperti radiasi dan sinar ultraviolet. Selain itu juga proteksi terhadap gangguan dari
mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, dan virus.
2. Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, laruran dan benda padat, tetapi larutan yang mudah menyerap air,
larutan dan benda padat, tetapi larutan yang mudah menguap lebih cepat diserap begitu juga zat yang larut di
dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap CO2, O2 dan H2O memungkinkan kulit ikut mengambil bagian dalam
fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya dipengaruhi tebal tipisnya kulit, jenis hidrasi dan kelembaban,
metabolisme, dan jenis vehikulum.
3. Fungsi eksresi
Kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna seperti Nacl, urea, Asam urat, dan amonid.
Sebum yang diproduksi meminyaki kulit dan menahan evaporasi (penguapan air), sehingga kulit tidak menjadi
kering. Dengan diproduksinya lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada pH kulit 5 – 6,5.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan
oleh badan Ruffini di dermis daan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak
di dermis. Badan taktil Meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap perabaan, demikian pula badan
Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedaangkan tehadap tekanan diperankaon oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengatur suhu (termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau
sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan
penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai
organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lalisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan
jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besaarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan HE sel ini jernih berbentuk bulat
dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell. ,elanosom dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan
enzim tirosinase, ion Cu, dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari memepengaruhi produksi melanosom. Pigmen
disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan ke palisan kulit dibawahnya dibawa oleh sel
makrofag (melanofor). Warna kulit tiak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
7. Fungsi keratinisasi
Keratiniasi merupakan perubahan keratonis menjadi sel tanduk. Proses kreatinisasi ini berlangsung terus menrus
sepanjang kehidupan. Lamanya proses ini berlangsung 14 – 21 hari yang memberikan perlindungan terhadap
infeksi secara mekanik fisiologis.
8. Fungsi pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksil kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan
tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan.
Pada manusia kulit daapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan
otot-otot dibawah kulit (Djuanda, 2011).
3.FISIOLOGI PERGANTIAN KULIT
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, dan melanosit.
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung terus-menerus seumur hisup dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy
berpendapat mungkin keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini
berlangsung normal selama kira-kira 14-21 harii, dan memnberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
fisiologik (Djuanda, 2011).