Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber...

41
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangkaan listrik menjadi bagian daripada kehidupan sehari-hari masyarakat, bukan hanya di Kota Jambi, akan tetapi juga di seluruh Indonesia. Kelangkaan ini bermula dari ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai penyedia utama bermasalah dengan biaya produksi dan berbagai praktek inefisiensi. Sementara di sisi permintaan, terjadi kenaikan perminataan yang terus-menerus baik karena pertambahan populasi, maupun karena peningkatan preferensi masyarakat terhadap kebutuhan listrik. Akibatnya didapat kondisi yang tidak sebanding antara kemampuan menghasilkan listrik dan permintaan listrik. Strukturisasi PLN yang dimaksudkan untuk menjadikan pasar sempurna pada berbagai perdagangan produk dan jasa PLN mengharuskan PLN menjadi bisnis yang efisien. Ketika terjadi kenaikan bahan bakar (solar), tidak serta merta memungkinkan PLN menaikkan harga jual listrik. Kesulitan demikian menjadikan PLN menjadi penyedia listrik yang mempunyai ruang pengambilan keputusan sempit, karena tidak dapat Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009 1

Transcript of Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber...

Page 1: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelangkaan listrik menjadi bagian daripada kehidupan sehari-hari

masyarakat, bukan hanya di Kota Jambi, akan tetapi juga di seluruh Indonesia.

Kelangkaan ini bermula dari ketidakseimbangan antara penawaran dan

permintaan. Di sisi penawaran, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai

penyedia utama bermasalah dengan biaya produksi dan berbagai praktek

inefisiensi. Sementara di sisi permintaan, terjadi kenaikan perminataan yang terus-

menerus baik karena pertambahan populasi, maupun karena peningkatan

preferensi masyarakat terhadap kebutuhan listrik. Akibatnya didapat kondisi yang

tidak sebanding antara kemampuan menghasilkan listrik dan permintaan listrik.

Strukturisasi PLN yang dimaksudkan untuk menjadikan pasar sempurna

pada berbagai perdagangan produk dan jasa PLN mengharuskan PLN menjadi

bisnis yang efisien. Ketika terjadi kenaikan bahan bakar (solar), tidak serta merta

memungkinkan PLN menaikkan harga jual listrik. Kesulitan demikian menjadikan

PLN menjadi penyedia listrik yang mempunyai ruang pengambilan keputusan

sempit, karena tidak dapat meningkatkan kenaikan harga. Sementara praktek ini

berlangsung khususnya setelah terjadinya krisis moneter pada Tahun 1997,

mengakibatkan PLN pada berbagai daerah mengalami kerugian dari tahun ke

tahun.

Kenyataan ini semakin menyulitkan PLN dengan adanya kebijakan

terhadap pelanggan Rumah Tangga dengan beban 450 KwH. Terhadap pelanggan

ini Pemerintah menerapkan subsidi, sehingga PLN tidak dapat menaikkan harga

atau melaksanakan kebijakan progresif terhadap kenaikan harga. Sampai Tahun

2012, Indonesia diprediksi masih menghadapi kelangkaan listrik baik untuk

kepentingan industri maupun kepentingan Rumah Tangga.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

1

Page 2: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Awal Tahun 2008 permasalahan kelangkaan listrik semakin nyata dengan

adanya kebijakan pergiliran yang tidak resmi yang dilaksanakan oleh PLN.

Bersamaan dengan kebijakan ini dilaksanakan satu “kampanye” penghematan

dengan slogan matikan dua lampu pada waktu beban puncak (17.30 – 22.00);

dengan satu harapan bahwa bilamana proses mematikan lampu dilaksanakan

secara teratur maka proses pemadaman bergilir dapat dihindari. Kampanye

demikian sesungguhnya digolongkan kepada bentuk komunikasi pemasaran yang

bentuknya beravariasi sesuai dengan tipe yang dipilih. Bersamaan dengan itu,

kampanye produk ramah lingkungan juga menjadi bagian kampanye umum yang

dapat diikuti oleh setiap perusahaan. Produk ramah lingkungan bila dilihat pada

presfektif yang lebih luas berkaitan dengan perhatian seluruh unsur masyarakat

untuk melakukan praktek efisien penggunaan bahan bakar khususnya untuk

kategori non-renewable resource.

Sebagai satu organisasi, PLN sesungguhnya harus mampu

mengkomunikasikan produk dan segala atributnya kepada masyarakat. Dalam

keadaan dimana PLN tidak dapat memenuhi permintaan, karena permintaan

berlebih, maka filosofi pemasaran yang layak diterapkan adalah mengelola

permintaan. Mengelola permintaan dalam hal ini didasarkan kepada pencapaian

tujuan bersama yaitu agar masyarakat tidak mengalami kelangkaan listrik. Hal ini

sangat penting diperhatikan karena biaya kelangkaan listrik, berupa opportunity

cost bukan saja mengurangi kenikmatan masyarakat akan tetapi dapat berdampak

lebih luas lagi terhadap perekonomian secara luas. Kelangkaan listrik memaksa

Perusahaan Kecil menyiapkan sendiri Genset untuk dapat memenuhi kebutuhan

mereka, sehingga mereka berproduksi dengan biaya yang lebih mahal. Akibatnya,

produk yang dihasilkan juga dikenakan harga yang lebih mahal juga. Peristiwa

demikian akan beruntun yang mengakibatkan kenaikan harga barang. Sisi buruk

lain yang terjadi adalah bahwa Pengusaha Kecil mengkonsumsi solar lebih

banyak, karena masing-masing pengusaha menyediakan sendiri solar yang mereka

butuhkan. Sehingga dapat disimpulkan, kelangkaan listrik akan mengakibatkan

harga naik di satu sisi yang kemudian dilanjuti oleh pemborosan pemakaian solar.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

2

Page 3: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Alternatif yang tersedia penyelesaian masalah di atas terletak kepada

kemampuan PLN mengelola permintaan yang sedang mengalami permintaan

penuh. Komunikasi pemasaran dalam hal ini memegang peranan penting untuk

dapat memahami kepentingan dan manfaat bersama yang dapat diperoleh dari

ketaatan masyarakat melaksanakan pola yang harus diterapkan guna dapat

mengatasi kelangkaan listrik melalui pola hidup hemat energi.

1.2. Rumusan Masalah

a) Bagaimanakah hubungan antara nilai dan sikap terhadap perilaku

konsumen Rumah Tangga terhadap pola hidup hemat energi dalam

mengkonsumsi listrik.

b) Bagaimanakah kesiapan keterlibatan Rumah Tangga dalam kampanye pola

hidup hemat energi yang dilaksanakan oleh PLN.

c) Bagaimanakah membangun komunikasi yang efektif oleh PLN guna

membangun keterlibatan Rumah Tangga mengatasi kelangkaan listrik.

1.3. Tujuan Penelitian

a) Menjelaskan hubungan antara nilai dan sikap terhadap perilaku konsumen

Rumah Tangga terhadap pola hidup hemat energi dalam mengkonsumsi

listrik dan menggunakan lampu hemat energi.

b) Menjelaskan kesiapan keterlibatan Rumah Tangga dalam kampanye pola

hidup hemat energi yang dilaksanakan oleh PLN.

c) Merumuskan komunikasi yang efektif dalam menerapkan pola hidup

hemat energi khususnya terhadap konsumen Rumah Tangga.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

3

Page 4: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

II. KERANGKA TEORITIS

2.1. Kerangka Teoritis

Permasalahan kelangkaan listrik di Indonesia selama ini lebih banyak

ditelaah dari sisi produsen yang mengalami banyak gangguan sehingga tidak

dapat menghasilkan listrik sesuai dengan kebutuhan. Tryfino (2007) menjelaskan

permasalahan dari sisi pasokan listrik: 1) rendahnya pertumbuhan penyediaan

tenaga listrik, 2) ketergantungan kepada Bahan Bakar Minyak (BBM), 3)

tingginya subsidi listrik; dan 4) tingginya tingkat susut jaringan (losses) PLN –

yang sampai Tahun 2006 mencapai 10,29 %. Permasalahan ini tidak memberikan

satu isyarat adanya kebutuhan solusi pada jangka pendek, karena berbagai alasan

yang memang dihadapkan kepada berbagai kelangkaan.

Cara pandang penyelesaian kelistrikan dapat mempertimbangkan

konsumen, khususnya konsumen Rumah Tangga, karena jumlah ini mencapai

95% dari seluruh konsumen PLN. Dalam kaitan ini, Sari dkk. (2003) menjelaskan

restrukturisasi ketenagalistrikan yang berdampak terhadap perusakan lingkungan

karena tidak adanya insentif bagi penyalur untuk menerapkan pemakaian listrik

secara hemat. Kelompok ini mengajukan pentingnya pengelolaan dari sisi

permintaan (demand side management = DSM), melalui praktek efisiensi bukan

saja mengurangi pemakaian listrik akan tetapi mengurangi dampak pemakaian

berlebih yaitu kerusakan lingkungan.

Dengan menggunakan telaah DSM, maka seluruh perilaku konsumen

menjadi penting diidentifikasi dan dikelola, untuk itu maka penerapan konsep

pemasaran menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk diterapkan. Kotler (2006)

mendefinisikan kegiatan pemasaran sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat melalui transaksi pertukaran guna dapat memenuhi kebutuhan dan

menciptakan kepuasan bersama. Kegiatan pemasaran perlahan-lahan disadari

bukan saja terkait dengan kegiatan bisnis yang mencari keuntungan, akan tetapi

dewasa ini kegiatan pemasaran, komunikasi pemasaran telah banyak diterapkan

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

4

Page 5: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

termasuk oleh organisasi ataupun perusahaan yang bertujuan tidak mencapai laba.

Bagi perusahaan yang bertujuan tidak mencari laba, sesungguhnya tujuan

pemasaran dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama. Telaah demikian

berhubungan kuat dengan penerapan konsep pemasaran sosial yang sangat

mempertimbangkan keadaan penerima manfaat (beneficieries). Adapun

perkembangan daripada pemasaran yang berorientasi kepada sosial adalah

berkembangnya konsep pemasaran hijau.

PLN, menterjemahkan konsel DSM (Demand Side Management) dengan

pendekatan sebagai berikut.

a. Mendorong pelanggan menghemat pemakaian tenaga listrik.

b. Mempertahankan blok tarif progresif (makin tinggi mengkonsumsi kWH,

membayar makin mahal) bagi tarif rumah tangga

c. Mendorong upaya peak-clipping, yaitu menurunkan beban puncak, melalui

pembedaan tarif  (WBP) dan tarif Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)

yang lebih tinggi bagi pelanggan-pelanggan tarif S-3, B-3, I-2, I-3, P-2, C

dan T di Jawa-Bali.

Dalam hubungannya konsep ini dengan masalah kelistrikan konsep ini

dapat menjadi instrumen untuk melibatkan masyarakat (konsumen) untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi penyedia (provider) untuk

mencapai tujuan bersama, misalnya menjamin keberlanjutan pasokan listrik. Salah

satu bidang ataupun sisi yang perlu dikembangkan adalah menyangkut pola hidup

hemat energi. Pola hidup hemat energi bukan saja akan memberikan manfaat

(nilai) ekonomis bagi pelaku, akan tetapi memberikan nilai lain yaitu: kesempatan

kepada pihak lain untuk dapat mengkonsumsi listrik, mengurangi polusi, turut

melaksanakan program pemerintah, dll; yang sifatnya dapat berbeda antara satu

orang dengan orang lain.

Sebagai satu nilai, penerapan hemat energi menjadi pandangan normatif

yang mengharuskan sesuai turut ke dalam program tersebut kanre akan dapat

memberikan nilai baik bagi seluruh pihak yang terlibat. Dalam hal pemilihan

rumah misalnya, Joga N (2008) http://www.kompas.com/read/xml/

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

5

Page 6: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

2008/10/23/10162591, berpandangan perlunya menggabungkan bangunan hemat

energi dan ramah lingkungan. Kedua hal ini bagaimanapun mempunyai potensi

untuk dapat merealisasikan pola hidup hemat energi, karena tatanan nilai ini satu

dengan lain saling menopang.

Tentang hubungan kuantitatif antara pola hemat energi dan hasil yang

diperoleh seorang ahli mengatakan akan dapat menghemat listrik sebanyak 20

persen untuk Rumah Tangga. Artinya bila pelanggan menerapkan pola hidup

hemat energi, yang bersangkutan akan membayar jumlah rekening listrik yang

lebih murah sebesar 20 persen daripada yang seharusnya dibayar.

Hemat energi sebagai suatu pola hidup ditentukan oleh nilai, gaya hidup,

pandangan pribadi dan sosial. Sebagai satu tatanan nilai, pola hidup hemat energi

tidak saja menghemat biaya yang dikeluarkannya, akan tetapi mengandung nilai

bahwa negara mengurangi subsidi BBM. Sehingga dikatakan bila Rumah Tangga

menghemat penggunaan listrik (pola hidup hemat energi) manfaatnya bukan saja

membayar lebih murah akan tetapi negara mengurangi subsidi dan mengurangi

polusi bagi lingkungan.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

6

Page 7: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah survei, dimana pengumpulan

data menggunakan kuesioner sebagai alat utama. Kuesioner yang digunakan

bersifat terstruktur dengan mengkombinasikan pertanyaan tertutup dan terbuka.

Sesuai dengan itu kuesioner diperuntukkan bagi pelanggan PLN Rumah Tangga

yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Untuk melengkapi metode survei ini,

juga digunakan metode pendalaman dengan melakukan wawancara terhadap

pihak manajemen PLN, yaitu PLN yang berfungsi menjual listrik ke masyarakat,

bukan pembangkit.

Dengan demikian adapun metode penelitian yang digunakan tidak tungal,

melainkan gabungan antara metoede survey dan kualitatif. Hal ini dilakukan

untuk memberikan informasi yang lebih sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PLN Rumah Tangga yang

masih aktif. Artinya, Rumah Tangga yang dijadikan sumber informasi bukanlah

pelanggan Rumah Tangga yang sedang dikenakan sangsi oleh PLN atau bukan

juga yang mengkonsumsi listrik secara ilegal.

3.3. Sampel

Survei ini bersifat identifikasi, oleh karena itu besaran sampel yang

dikenakan dengan rentang 250 – 280 Rumah Tangga. Sampel dipilih secara

cluster, dimana dari setiap kecamatan dipilih desa. Dalam kaitan ini akan

dipertimbangkan kelurahan terpadat, artinya kelurahan dengan penduduk terpadat

akan diwakili sampel yang lebih besar pula.

3.4. Data

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

7

Page 8: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Ada dua bentuk data yang digunakan dengan penjelasan sebagai berikut.

i) Data sekunder: utamanya akan diperoleh dari PLN dan dari berbagai

hasil publikasi lain yang berkaitan baik bersifat lokal maupun

Nasional.

ii) Data primer berupa data yang diperoleh langsung dari responden.

3.5. Analisis Data

Utamanya data akan dianalisis dengan pendekatan deskriptif, dimana hasil

tabulasi kuesioner akan ditampilkan secara berarti, dengan memperhatikan

keterkaitan konsep. Sementara itu, terhadap hasil analisis deskriptif juga akan

disertakan hasil analisis kualitatif. Hasil kualitatif utamanya akan dilakukan

terhadap pihak PLN sebagai penyedia sumber enerji bagi masyarakat dalam hal

ini adalah listrik.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

8

Page 9: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

III. KEADAAN PENDUDUK DAN PELANGGAN PLN

3.1. Penduduk dan Pelanggan PLN

Konsumsi masyarakat atas listrik sesungguhnya ditentukan oleh jumlah

Rumah Tangga, karena dalam Rumah Tangga berkumpul individu yang

menggunakan listrik. Sebagai fokus daripada penelitian ini dilakukan di Kota

Jambi, keadaan penduduk per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kota Jambi Tahun 2007

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

1. Kota Baru 113.959 24.7402. Jambi Selatan 99.150 23.1463. Jelutung 61.542 15.0804. Pasar Jambi 15.356 32.035. Telanai Pura 76.224 16.8956. Danau Teluk 12.290 2.9097. Pelayangan 13.603 3.2408. Jambi Timur 78.778 15.730

Sumber : BPS Kota Jambi

Selanjutnya, bila dihubungkan dengan konsumsi listrik, akan dapat

diantisipasi berbagai hal : 1) kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbesar

akan menggunakan listrik yang diperuntukkan untuk Rumah Tangga, 2) jumlah

Rumah Tangga yang relatif kecil akan tetapi berada di pusat kegiatan ataupun di

pasar, mengkonsumsi listrik lebih banyak karena peruntukannya memang

industri. Masing-masing pelanggan ini mempunyai tuntutan yang berbeda, untuk

pelanggan industri sangat terkait dengan jam kerja, artinya pada saat jam kerja

jangan sampai terjadi pemadaman listrik, sementara pelanggan Rumah Tangga

akan menuntut kebutuhan listrik pada malam hari, karena digunakan untuk

istrahat. Bagi PLN, kedua jenis pelanggan ini sesungguhnya juga dibedakan

kepada keharusan subsidi. Wilayah dengan populasi Rumah Tangga terbesar

berarti sama dengan wilayah yang menerima subsidi lebih besar pula.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

9

Page 10: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Jumlah Rumahtangga di Kota Jambi

02.0004.0006.0008.000

10.00012.00014.00016.00018.00020.00022.00024.000

Dengan demikian dapat disajikan perbandingan Rumah Tangga diantara

kecamatan di Kota Jambi sebagaimana terlihat pada Kurva 1.

Kurva 1. Jumlah Rumahtangga di Kota Jambi Tahun 2007

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 1. di atas, ada tiga wilayah dengan

jumlah Rumah Tangga sedikit yaitu; 1) Pasar Jambi, 2) Danau Teluk dan 3)

Pelayangan. Kedua wilayah terakhir merupakan daerah khusus, karena kecamatan

yang termasuk ke wilayah kota akan tetapi merupakan wilayah pinggiran

(perdesaa). Sementara Kecamatan Pasar Jambi, jumlah Rumah Tangga kecil akan

tetapi dengan pola konsumsi listrik yang berbeda, karena lebih banyak digunakan

untuk kepentingan industri ataupun bisnis. Untuk karakteristik pemakaian bisnis

bilamana terjadi pemadaman serentak akan menggunakan Genset. Berdasarkan

pengamatan, para Rumah Tangga demikian sudah menerima demikian saja kalau

terjadi pemadaman listrik.

Sebagaimana kondisi yang dihadapi oleh PLN, semakin banyak pelanggan

Rumah Tangga akan semakin besar pengaruhnya terhadap kerugian yang akan

diderita. Karena pelanggan Rumah Tangga adalah mereka yang disubsidi oleh

pemerintah. Sementara permasalahan yang menyangkut ke listrik untuk Rumah

Tangga konsumen akan mengakibatkan tingkat konflik yang tinggi bagi PLN.

Hal ini didukung oleh penelitian Hayati F (2008) yang mengatakan bahwa Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

10

Page 11: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

konsumsi listrik selain dipengaruhi oleh pendapatan, luas bangunan juga

ditentukan oleh anggota keluarga. Anggota keluarga ini pada kenyataannya berada

pada Rumah Tangga.

Sesuai dengan itu, jumlah pelanggan Rumah Tangga di kota Jambi dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pelanggan PLN Menurut Golongan Tarif Tahun 2007 di Kota Jambi

Golongan Tarif Jumlah Langganan

Jumlah VA / Langganan

KwH / Langganan

Nilai Penjualan

R1 s/d 450 VA 100.508 45.228.600 9.895.670 42.694.282.019

R1 s/d 900 VA 101.859 91.673.100 12.489.656 65.306.939.154

R1 / 1.300 VA 64.786 84.221.800 9.505.290 44.617.809.535

R1 2.200 VA 5.141 11.310.200 2.060.501 10.730.546.589

R2 /> 2.200 s/d 6.600 VA

1.388 5.823.300 905.940 5.732.794.580

R3 /> 6.600 VA 181 2.776.500 362.357 2.492.562.800

Sumber : Kota Jambi Dalam Angka 2007

Dalam kaitannya dengan penyediaan listrik di kota Jambi, penyediannya

bersumber dari dua. Sumber pertama dihasilkan oleh Pembangkit yang

menggunakan solar sebagai bahan bakar, kedua dihasilkan oleh koneksi Sumatera.

Koneksi ini dikenal dengan Sumatera Interconnection, dimana berdasarkan

skema penyediaan listrik, pasokan yang ada di Sumatera dapat dipindahkan dari

satu tempat dimana terjadi over supply ke tempat dimana demand melebihi

supply.

Dalam keadaan normal, dimana pasokan listrik khsusunya yang datang

dari Sumberdaya Air, sumatera Interconnection mampu memberikan pasokan

listrik ke seluruh wilayah di Sumatera. Akan tetapi, gangguan sering datang,

karena musim kemarau debit air pada berbagai danau yang menjadi sumber daya

terganggu. Akibatnya, kemampuan satu pembangkit bisa hanya mencapai 40

persen saja dari kapasitas terpasang.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

11

Page 12: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Jumlah Pelanggan PLN di Kota Jambi (Rumah Tangga)100.508 101.859

64.786

5.141 1.388 1810

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

R1 s/d 450 VA R1 s/d 900 VA R1 / 1.300 VA R1 2.200 VA R2 /> 2.200 s/d6.600 VA

R3 /> 6.600 VA

Kurva 2. Jumlah Rumahtangga Pelanggan Listrik PLN di Kota Jambi Tahun 2007

Sebagaimana dapat dilihat pada jurva di tas, maka pelanggan PLN yang

terbesar adalah pelanggan Rumah Tangga dengan klasifikasi daya adalah 450 Va

dan 900 VA.

3.2. Karakteristik Sample

Untuk dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perilaku

Rumah Tangga dalam mengkonsumsi listrik, berikut dijelaskan berbagai variabel

yang diolah dari hasil tabulasi kuesioner.

3.2.1. Karakteristik Umum Pelanggan

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

12

Page 13: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Berbagai karakteristik responden yang berkaitan dengan yang mendasari

perilaku Rumah Tangga menggunakan listrik adalah tingkat pendidikan anggota

keluarga. Dari hasil tabulasi diketahui bahwa jumlah rata-rata anggota keluarga

adalah 4 orang. Sementara itu dari anggota keluarga diklasifikasikan berdasarkan

pendidikan dapat diketahui keadaannya seperti pada Kurva 3. berikut.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

TK SD SMP SLTA PT TS

Kurva 3. Klasifikasi Pendidikan Angota Keluarga Responden

Berdasarkan informasi di atas sebagaimana pada kurva terlihat bahwa tiga

besar kelompok pendidikan anak adalah SD, SLTA dan PT. Jumlah anggota

keluaga yang tergolong tidak sekolah (TS) adalah yang telah selesai dan belum

sekolah.

3.2.2. Klasifikasi Pelanggan

Klasifikasi pelanggan berdasarkan kategori pelanggan yang ditentukan

PLN dapat ditunjukkan pada Kurva 4..

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

13

Page 14: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

0

20

40

60

80

100

120

140

450 Wat 900 Wat 1300 Wat 2200 Wat > 2200 Wat

Kurva 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Kelas PLN

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 4., klasifiksi pelanggan terdiri dari

lima golongan. Adapun golongan terbesar adalah pengguna dengan daya 900

Watt, dan modus kedua adalah 1300 Watt. Klasifikasi pelanggan sesungguhnya

akan menentukan terhadap perilaku mereka dalam mengkonsumsi listrik, karena

klasifikasi pelanggan berkaitan dengan jumlah abondemen dan biaya per KWh

yang digunakan setiap bulannya. Semakin tinggi klasifikasi pelanggan, maka

besarnya biaya yang akan dibayarkan perbulan akan semakin tinggi pula.

Dalam kaitannya dengan jumlah bayaran per bulan, rata-rata besaran biaya

yang dikeluarkan oleh responden mencapai Rp.172.900 perbulan. Akan tetapi

perlu juga perlu dicatat bahwa 12 responden tidak dapat (mau) menyebutkan

jumlah biaya perbulan yang mereka keluarkan. Hal ini berkaitan dengan fakta

bahwa diantara pelanggan PLN masih didapat yang menggunakan listrik yang tak

legal. Praktek ini berkaitan dengan kenyataan bahwa PLN masih dihadapkan

kepada praktek pencurian listrik yang jumlahnya 15 %.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

14

Page 15: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

3.2.3. Jam Puncak dan Tindakan

Pengetahuan, tindakan dan pentingnuya jam puncak menjadi bagian

penting dalam mengetahui apakah perilaku hemat energi dapat dilaksanakan atau

tidak.

Tau Tepat

Tidak Tepat

Kurva 5. Pengetahuan Responden atas Jam puncak

Jam puncak penggunaan listrik menjadi penting bagi PLN sebagai

penyedia listrik. Jam puncak menunjukkan jam penggunaan listrik maksimal yang

berdampak terhadap pasokan.

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 5., dari 240 responden yang

menjadi sampel, sebanyak 46 persen saja (112 responden) yang dapat mengetahui

dengan tepat kapan jam puncak. Artinya walaupun jam puncak sudah

disosialisasikan oleh PLN, bersamaan dengan krisis ekonomi Tahun 1997,

responden yang tidak dapat menyebut jam puncak masih terlalu banyak.

Jam puncak menjadi kursial bagi PLN sebagai penyedia listrik. Artinya

pada jam puncak, PLN akan mengaktifkan Mesin (Genset) agar dapat memenuhi

pasokan. Berdasarkan pengalaman pada jam ini PLN tidak selalu mampu

menyediakan permintaan, karena estimasi terhadap permintaan mengalami

peningkatan yang signifikan. Ketidakmampuan PLN memasok listrik pada jam

puncak akhirnya diselesaikan dengan cara mematikan listrik di sebahagian

wilayah yang memungkinkan. Tindakan ini disebut sebagai tindakan pemadaman

bergilir. Pemadaman bergilir ini pada akhirnya mengakibatkan ketidakpuasan,

karena disamping “kurang diinformasikan” pelanggan tetap saja merasa bahwa

tindakan ini dinilai tidak adil.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

15

Page 16: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Apa Yang Dilakukan Oleh Responden?

Berbagai tindakan yang dilakukan oleh responden adalah pertama yang

segera mematikan lampu yaitu sebanyak 12 responden; dan responden lainnya

masih menunggu-nunggu kalau daya memang cukup baru mengambil tindakan.

Disamping itu didapat responden yang merasa bahwa mematikan lampu tidaklah

perlu, yakni sebanyak 2 orang. Dari kondisi ini sebenarnya dapat dikatakan bahwa

responden berpotensi untuk turut berpartisipasi dalam menanggulangi masalah

kelistrikan, walau tindakan mereka bersyarat yaitu menunggu dampak terlebih

dahulu apakah akan terjadi pemadaman berlanjut atau tidak bilamana mereka

tidak mematikan lampu.

Penting sekali

Penting

Biasa

Kurva 6. Kurva Pentingnya Mengambil Tindakan Kala Jam Puncak Oleh Responden

Sebagaimana terlihat pada Kurva 6., 30 persen Responden mengatakan

bahwa penting sekali untuk mengambil tindakan, 20 persen mengatakan penting

dan selebihnya mengatakan biasa saja, artinya tidak ada dorongan yang berarti

untuk membuat mereka mengambil tindakan dari diri mereka sendiri.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

16

Page 17: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

3.2.4. Penggunan Lampu Hemat Enerji

Penggunaan lampu hemat energi berdasarkan pengalaman dan percobaan

yang dilakukan oleh PLN menunjukkan bahwa lampu hemat energi akan dapat

menhemat pemakaian listrik sampai 70 persen. Artinya, dengan menggunakan

lampu hemat energi sebesar 10 Watt, dapat menghasilkan kinerja lampu sebesar

70 watt. Artinya untuk sementara penggunaan LHE menjadi bagian daripada pola

hidup hemat energi sehingga mereka yang menggunakan lampu tersebut

mengindikasikan bagian daripada perilaku Rumah Tangga dalam hemat energi.

Menggunakan

Tidak Menggunakan

Kurva 7. Penggunaan LHE oleh Responden

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 7., jumlah Responden yang

menggunakan LHE sangat dominan, 93 persen dari Responden menggunakan

LHE sementara sisanya 7 persen saja yang tak menggunakan. Adapun jenis LHE

yang digunakan Responden antaranya adalah Philip, Osram, Vicom, Plano dll.

Adapun alasan yang mendorong Responden menggunakan LHE

diantaranya adalah ;

1) pertimbangan sendiri, karena yakin akan membayar lebih beban

listrik lebih murah

2) dianjurkan oleh Pemerintah, teman, tetangga yang terdahulu

3) membaca iklan tentang lampu hemat energi

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

17

Page 18: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

4) agar dapat membantu sebahagian dari masalah kelangkaan listrik

5) karena lampu hemat energi kualitasnya lebih baik dari pada lampu

yang bukan hemat energi.

Menyimak jawaban Responden, alasan ini saling menguatkan satu dengan

lainnya, artinya Responden tidak hanya memilih satu saja diantara alternatif

pertanyaan yang disediakan untuk mereka pilih. Walau kalau disimak

sesungguhnya alasan ini dapat bersifat individu dan sosial. Alasan individu

bersifat intrinsik; sementara alasan sosial bermotif banyak – baik ekonomi,

keterlibatan, atau alasan lain yang dapat mendorong Responden untuk terlibat

dalam penggunaan LHE.

Selanjutnya bila disimak pengalaman Responden menggunakan LHE dapat

ditunjukkan oleh kurva 8. berikut.

0

10

20

30

40

50

60

Lebih hemat Sama saja Tidak Tau Tidak pernahdihitung

Kurva 8. Pengalaman Responden Menggunakan LHE (dalam persen)

Sebagaimana terlihat pada Kurva 8., 50 persen Responden mengatakan

bahwa mereka mempunyai pengalaman menggunakan LHE lebih hemat, lebih 10

persen mengatakan sama saja, dan hampir 10 persen mengatakan tak tahu, dan

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

18

Page 19: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

sekitar 25 persen mengatakan tak pernah dihitung. Berbagai alternatif ini

sesungguhnya menunjukkan seberapa sensitif Responden terhadap harga. Angka-

angka ini menunjukkan bahwa hanya 52 persen saja Responden yang sensitif

terhadap harga, mau membandingkan antara biaya yang dibayarkan sebelum dan

sesudah menggunakan LHE. Selainnya cenderung tidak sensitif terhadap harga.

Mengganti dengan LHE

Dari banyak tindakan yang dapat digolongkan hemat energi, dalam

penelitian salah satu indikatornya penggunaan LHE; dan keinginan menggantikan

bola lampu lain dengan LHE bilamana terjadi penggantian lampu seberapa kuat

keinginannya menggantikan lampu dengan LHE. Dari hasil tabulasi kuesioner

dapat diketahui alternatif jawaban Responden sebagaimana pada Kurva 9. berikut.

Kurva 10. Keinginan Responden menggunakan LHE manakala terjadi kerusakan lampu yang digunakan

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 10, lebih dari 50 persen responden

menyatakan bahwa keinginan menggunakan LHR manakala terjadi kerusakan

bola lampunya. Ukuran ini sesungguhnya menunjukkan adanya pola ataupun

dorongan untuk mengikuti pola hidup hemat energi. Dalam hal ini menggunakan

LHE.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

19

Page 20: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

3.2.5. Kebiasaan Mematikan Stopkontak

Sikap sebagaimana dinyatakan secara teoritis mapan untuk jangka waktu

yang panjang. Selama tenggat waktu tertentu, sikap berdampak terhadap

kebiasaan. Dalam hal pola hidup hemat energi, sikap ditentukan oleh perilaku

mematikan dan menghidupkan stop kontak bilamana pencahayaan dibutuhkan dan

tidak. Adapun jawaban responden atas sikap ini dapat dilihat pada Kurva 11.

Biasa

Tidak Biasa

Kurva 11. Kebiasaan Mematikan Stop Kontak Bila Lampu Tidak Gigunakan

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 11, jumlah responden yang

mengatakan telah terbiasa mematikan dan mengihidupkan stop kontak bilamana

membutuhkan pencahayanaan dan tidak. Sikap yang biasa mematikan bilamana

tidak membutuhkan cahaya adalah sikap yang kondusif terhadap pola hidup hemat

enerji, karena dengan mematikan stop kontak bilamana tidak dibutuhkan

pencahayaan bilamana dilakukan secara serempak (massif) akan berdampak

terhadap kinerja pelayanan PLN.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

20

Page 21: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

3.2.6. Iklan Hemat Energi

Perilaku konsumen dalam hemat energi ditentukan oleh iklan hemat energi

yang mereka terima. Iklan dapat dilihat sebagai rangsangan (stimulus) yang

menciptakan dorongan kepada pelanggan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini

adalah perilaku hemat energi. Dari jawaban Responden diketahui berbagai

sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat

umum; dan berbagai informasi di tempat bekerja.

3.3. Diskusi

3.3.1. Sikap

Sikap pada dasarnya adalah menunjukan kesiapan untuk

terlibat ke dalam satu hal. Sikap dapat diukur dengan menggunakan skala,

atau sikap dapat juga ditunjukkan oleh indikator tertentu. Mengetahui jam

puncak penggunaan listrik dan mengambil tindakan mematikan adalah

bagian daripada indikasi bahwa Responden terlibat dalam penggunaan

energi secara hemat. Orang yang menyebutkan dengan tepat jam puncak dan

mengambil tindakan adalah satu sikap bahwa mereka telah melakukan

tindakan untuk penghematan energi melalui pengelolaan konsumsi di

Rumah Tangga masing-masing. Sikap didasarkan kepada nilai, artinya bila

seseroang merasa bahwa dia satu nilai dengan nilai yang mendasari

tindakannya maka sikap akan bertahan dan berkelanjutan. Diantara sikap

dalam penelitian yang mendasari Responden mengambil tindakan yaitu: 1)

turut menyelesaikan masalah bersama agar tidak terjadi pemadaman; 2)

karena dianjurkan oleh pemerintah, khususnya PLN; 3) sebagai bagian

daripada penghematan biaya listrik di rumah; dan agar orang lain dapat

menikmati listrik juga. Dalam kaitan ini bilamana pelanggan PLN berada

pada tatanan nilai yang sama, maka tidak dibutuhkan upaya yang keras untuk

menggerakkan bereka mengambil tindakan.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

21

Page 22: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

240235

220

230

255

200

210

220

230

240

250

260

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Juta

Uni

t 3.3.2. Penggunaan Lampu hemat energi (LHE)

LHE merupakan inovasi teknologi yang dapat memberikan

solusi terhadap permasalahan hidup hemat enerji. Lampu ini dapat

ditemukan dalam berbagai merek, dengan promosi yang berbeda-beda.

Untuk merek yang baru dikenalkan penjualah LHE disertai dengan garansi,

bilamana dalam 6 bulan lampu tidak dapat bekerja dengan baik, mati

msialnya, maka pabrik siap menggantinya. Adapun penggunaan LHE akan

sangat mengungtungkan pelanggan PLN karena dengan Kwh yang rendah

menghasilakan Wat yang lebih besar. Artinya setiap penggunan 1 unit LHE

menyimpan manfaat bukan saja karena konsumi listrik yang lebih rendah,

akan tetapi karena membayar harga, biaya perbulan yang lebih rendah.

Kurva. 12. Penjualan Lampu Listrik Tahun 2002 – 2006

Berkaitan dengan konsumsi bola lampu, data selma lima

tahun (2002 – 2006) menunjukkan tren pemakaian yang lebih nyata.

Sebagaimana dapat dilihat pada Kurva 12. terlihat bahwa penggunaan bola

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

22

Page 23: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

0

20

40

60

80

100

120

Lampu TL LHE Lampu Pijar

Jenis Bola Listrik

Juta

/Per

sen

Unit

Persentase

lampu pada Tahun 2006 mencapai 255 juta, tahun ini menunjukkan

kenaikan yang sangat nyta.

Selanjutnya dengan memperhatikan kenaikan penggunaan bola

lampu, dapat pula diperhatikan secara khusus penggunaan lamu LHE pada

Tahun 2009 sebagaimana pada Kurva 13. berikut.

Kurva. 13. Perbandingan Jumlah dan Persentase Penggunan tiga bola lampu Tahun 2009.

Dari data di atas diketahui bahwa tren masyarakat

menggunakan LHE semakin nyata. Namun, perlu di gariswbahi bahwa

harga lampu yang relatif mahal membuat masyarakat dengan pendapatan

rendah enggan menggunakannya. Sehingga, manfaat ataupun efisiensi yang

diperoleh karena penggunaan LHE cenderung diterima oleh masyarakat

dengan pendapatan tingi.

3.3.3. Kampanye Hemat Enerji

Kampanye pada dasarnya dilakukan dengan mempertimbangkan

empat hal: 1) Pengirim, 2) Pesan, 3) Penerima ,dan 4) Umpanbalik. Satu hal

yang harus diingat bahwa dalam kampanye seprti ini manfaat yang akan

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

23

Page 24: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

dierima bilamana masyarakat melakukan pola hidup hemat nerji bisa

dirasakan oleh banyak pihak (pemangku kepentingan ). Pasar komoditi,

pengirim, penyampai pesan seharusny abukanlah hanya satu pihak, misalnya

hanya PLN saja, akan tetapi semua organisasi utamanya pemerintah harus

menjadi pengirim pesan. Sesuai dengan fungsinya, pemerintah lokal turut

dalam menyampaikan berita. Sementara itu, pesan harus disampaikan

dengan cara yang jelas dan mendorong masyarakat untuk melakukan isi

pesan. Selain itu harus disampaikan melalui satu media yang jangkauannya

luas, utamnya kepada pelanggan Rumah Tangga kelas I dan II, ada

kekuatiran bahwa kelas ini membutuhkan terpaan pesan yang lebih intensif

agar dapat menerima pesan yang bebar.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

24

Page 25: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Mengacu kepada hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik

dan disimpulkan hal berikut.

4.1. Kesimpulan

a. Nilai terhadap pola hidup hemat enerji menunjukkan adanya perbedaan

dalam hal pola hidup hemat enerji. Pola ini teramati dalam hal tindakan

jam puncak, kebiasaan mematikan bola listrik saat jam puncak, dan

penggunaan lampu hemat enerji.

b. Pengelolaan permintaan listrik pada jam puncak dan penggunaan

listrik di luar jam puncak tetap menyimpan potensi untuk dapat

menerapkan pola hidup hemat enerji, khususnya dalam mengkonsumsi

listrik. Potensi ini bila dikelola dengan baik akan dapat menjadi solusi

terhadap kendala internal PLN dalammemasok kebutuhan listrik.

c. Untuk dapat mengoptimalkan potensi pola hidup hemat enerji yang

berkaitan dengan penyediaan listrik dibutuhkan model komunikasi

yang massif sehingga mampu mendorong masyarakat dapat

menerapkan pola hidup hemat enerji.

4.2. Saran

a. Dibutuhkan satu lembaga (PLN ) untuk menggalang pemahaman yang

sama untuk dapat melibatkan semua pemangku kepentingan terhadap

pelrunya pola hidup hemat enerji.

b. PLN sesuai dengan tupoksinya perlu melaksanakan satu pola kampanye

yang dapat menggerakkan masyarakat menerapkan pola hidup hemat

enerji. Adapun pola kampanye hendaknya memuat pesan jelas dan

media yang dapat menjangkau masyarakat secara luas.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

25

Page 26: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

c. Pemerintah daerah dan PLN perl membuat percobaan-percobaan yang

dapat menjdadi pendorong bagi masyarakat dalam menerapkan pola

hidup hemat enerji.

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

26

Page 27: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

d. DAFTAR PUSTAKA

Sari, Agus. P. dkk. 2003. Dampak Lingkungan Akibat Restrukturisasi Ketenagalistrikan, Pelangi, Jakarta. http://www.pelangi.or.id

Tryfino, 2007. Permasalahan dan Prosfek Listrik Nasional, Economic Review, Analisis Ekonomi dan bisnis Bank BNK, No 207.

Hayati, F. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumah Tangga (Studi Kasus dusun Nambongan, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman Kabupaten Slemen, Daerah Istimewa Yogyakarta), Universitas Islam Indonesia, Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Perusahaan Listrik Negara, 2009. Sisi Lain Tarif Listrik Dasar 2003. http://www.pln.co.id/PelayananPelanggan/TDL/OtherSideofTDL2003/tabid/71/Default.aspx

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

27

Page 28: Jumat, 05/12/2008 | 15:55 WIB - … · Web viewDari jawaban Responden diketahui berbagai sumber informasi utama adalah: Televisi; Koran atau majalah, Billboard di tempat umum; dan

Laporan (Perilaku Konsumen rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Kurva), Desember2009

28