Juli Efek Samping Tetrasiklin Dan Kloramfenikol

5
Efek samping tetrasiklin 1. Gangguan lambung. Penekanan epigastrik biasanya disebabkan iritasi ari mukosa lambung dan sering kali terjadi pada penderita yang tidak patuh yang diobati dengan obat ini. 2. Efek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi timbul selama kalsifikasi pada anak yang berkembang. Hal ini menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi pada gigibdan menganggu pertumbuhan sementara. 3. Hepatotoksisitas fatal. Efek samping ini telah diketahui timbul bila obat ini diberikan pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila penderita tersebut juga pernah mengalami pielonefritis. 4. Fototoksisitas . Fototoksisitas, misalnya luka terbakar matahari yang berat terjadi bila pasien menelan tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau UV. Toksisitas ini sering dijumpai dengan pemberian tetrasiklin, doksisiklin dan deklosiklin. 5. Gangguan keseimbangan. Efek samping ini misalnya pusing, mual, muntah terjadi bila mendapat minosiklin yang menumpuk dalam endolimfe telinga dan mempengaruhi fungsinya.

Transcript of Juli Efek Samping Tetrasiklin Dan Kloramfenikol

Page 1: Juli Efek Samping Tetrasiklin Dan Kloramfenikol

Efek samping tetrasiklin

1. Gangguan lambung. Penekanan epigastrik biasanya disebabkan iritasi ari

mukosa lambung dan sering kali terjadi pada penderita yang tidak patuh

yang diobati dengan obat ini.

2.  Efek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi

timbul selama kalsifikasi pada anak yang berkembang. Hal ini

menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi pada gigibdan menganggu

pertumbuhan sementara.

3. Hepatotoksisitas fatal. Efek samping ini telah diketahui timbul bila obat

ini diberikan pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila

penderita tersebut juga pernah mengalami pielonefritis.

4.  Fototoksisitas . Fototoksisitas, misalnya luka terbakar matahari yang berat

terjadi bila pasien menelan tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau

UV. Toksisitas ini sering dijumpai dengan pemberian tetrasiklin,

doksisiklin dan deklosiklin.

5. Gangguan keseimbangan. Efek samping ini misalnya pusing, mual,

muntah terjadi bila mendapat minosiklin yang menumpuk dalam

endolimfe telinga dan mempengaruhi fungsinya.

6. Pseudomotor serebri. Hipertensi intrakranial benigna ditandai dengan

sakit kepala dan pandangn kabur yang dapat terjadi pad orang dewasa.

Meskipun penghentian meminum obat membalikkan kondisi, namun tidak

jelas apakah dapat terjadi sekuela permanen.

7. Superinfeksi. Pertumbuhan berlebihan dari kandida (misalnya dalam

vagina) atau stafilokokus resisten (dalam usus) dapat terjadi.

Page 2: Juli Efek Samping Tetrasiklin Dan Kloramfenikol

Efek samping kloramfenikol

1. Reaksi Hematologik

Terdapat dalam 2 bentuk. Yang pertama ialah reaksi toksik dengan

manfestasi depresi sumsum tulang belakang. Kelainan ini berhubungan

dengan dosis, progresif dan pulih bila pengobatan dihentikan. Kelainan

darah yang terlihat anemia, retikulositopenia, peningkatan serum iron,

dan iron binding capacity serta vakuolisasi seri eritrosit muda. Reaksi ini

terlihat bila kadar kloramfenikol dalam serum melampaui 25 µg/ml.

Bentuk ke dua adalah anemia aplastik dengan pansitopenia yang

irreversibel dan memiliki prognosis yang sangat buruk. Timbulnya tidak

tergantung dari besarnya dosis atau lama pengobatan. Insiden berkisar

antara 1: 24000 – 50000. efek samping ini diduga efek idiosinkrasi dan

mngkin disebabkan oleh kelainan genetic.

Kloramfenikol yang diberikan secara parenteral jarang

menimbulkan anemia aplastik namun hal ini belum dapat dipastikan

kebenarannya. Kloramfenikol dapat menimbulkan hemolisis pada pasien

defisiens enzim G6PD bentuk mediteranean.

Hitung sel darah yang dilakukan secara berkala dapat memberi

petunjuk untuk mengurangi dosis atau menghentikan terapi. Dianjurkan

untuk hitung leukosit dan hitung jenis tiap 2 hari. Pengobatan terlalu lama

atau berulang kali perlu dihindari. Timbulnya nyeri tenggorok dan infeksi

baru selama pemberian kloramfenikol menunjukkan adanya kemungkinan

leukopeni.

2. Reaksi saluran cerna

Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare, dan

enterokolitis

Page 3: Juli Efek Samping Tetrasiklin Dan Kloramfenikol

3. Reaksi alergi

Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem,

urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer

dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini

jarang dijumpai.

4. Sindrom gray

Pada neonatus, terutama pada bayi prematur yang mendapat dosis

tinggi (200mg/kg BB) dapat timbul sindrom Gray, biasanya antara hari ke-

2 sampai hari ke-9 masa terapi, rata-rata hari ke 4. Mula-mula bayi

muntah, tidak mau menyusu, pernapasan cepat dantidak teratur, perut

kembung, sianosis, dan diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak

sakit berat. Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna

keabu-abuan; terjadi pula hipotermia. Angka kematian kira-kira 40%,

sedangkan sisanya sembuh sempurna. Efek toksik ini diduga disebabkan

oleh; (1) sistem konjugasi oleh enzim glukoronil transferase belum

sempurna dan, (2) kloramfenikol yang tidak terkonjugasi belum dapat

diekskresi dengan baik oleh ginjal. Untuk mengurangi kemungkinan

terjadimya efek samping ini maka dosis kloramfenikol untuk bayi berumur

kurang dari 1 bulan tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB sehari. Setelah

umur ini dosis 50 mgKg/BB biasanya tidak menimbulkan efek samping

tersebut.

5. Reaksi neurologik

Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit

kepala.