Juknis_Pengelolaan_Produksi_Ubi_Kayu_2012.pdf

55
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN UBI KAYU DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 2012

Transcript of Juknis_Pengelolaan_Produksi_Ubi_Kayu_2012.pdf

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN UBI KAYU

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

2012

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

i

KATA PENGANTAR

Peran ubikayu akhir-akhir ini semakin menunjukkan perkembangan

yang sangat baik, dikarenakan banyaknya permintaan akan ubikayu baik untuk

kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor.

Pada umumnya petanidi pedesaan menanam ubikayu baik yang ditanam

di kebun maupun dipekarangan. Sebagaimana sudah diketahui sejak dulu bahwa

peran ubikayu sebagai penyangga sumber karbohidrat bagi kebanyakan

masyarakat di pedesaan. Hal tersebut karena ubikayu sebagai komoditas

strategis untuk ketahanan pangan di pedesaan dan juga karena mudahnya

menanam ubikayu yang antara lain karena tidak perlunya perawatan khusus

untuk menanam ubikayu dan sampai sekarang masih tercatat tidak banyak

serangan hama dan penyakit yang sangat merugikan. Kontradiksi terhadap nilai

lebih ini, menjadikan ubikayu bukan dijadikan sebagai tanaman utama melainkan

tanaman kedua atau tanaman sela (secondary crops). Hal ini juga ditunjang

dengan kondisi pasar yang kurang kondusif sehingga petani kurang

mengusahakan budidaya tanaman ubikayu secara baik.

Disamping sebagai sumber karbohidrat, tanaman ubikayu juga sangat

besar perannya untuk bahan industri seperti misalnya untuk bahan tepung,

mocaf, gula cair, pakan, lem, kertas dan bahan energi yang terbarukan (bio-

ethanol), menjadikan tanaman ubikayu sebagai tanaman primadona. Oleh

karena itu, perlu dilakukan sosialisasi dan fasilitasi dalam pengelolaan

produktivitas dan produksi ubikayu. Mengingat untuk sementara ini kebijakan

pemerintah masih diutamakan untuk pengembangan tiga komoditas utama

(padi, jagung dan kedelai), maka diperlukan strategi pencapaian produksi untuk

pemenuhan kebutuhan Ubikayu baik untuk keperluan dalam negeri maupun

ekspor tahun 2012 dengan peningkatan produktivitas dan produksi melalui

kegiatan pengembangan dan fasilitasi pembinaan khususnya didaerah sentra

produksi maupun daerah pengembangan dan perlunya mediasi/fasilitasi program

kemitraan bagi petani dengan pihak swasta untuk terjaminya harga dan

terciptanya pasar sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, dengan

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

ii

harapan meningkatkan pula kesejahteraannya.

Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, maka perlu

disusun Petunjuk Pelaksanaan Pengeloaan ProduksiUbikayu Tahun 2012.

Untuk lebih rincinya tahap-tahap pelaksanaan kegiatan di lapangan

dalam petunjuk pelaksanaan ini, perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam bentuk

Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota, yang disesuaikan dengan

kondisi spesifik lokasi.

Dengan diterbitkannya petunjuk pelaksanaan ini, diharapkan semua

pihak yang berkompeten memiliki persepsi yang sama untuk saling berkoordinasi

dan bersinergi dalam kegiatan pengelolaan produksi Ubikayu.

Bandung, Februari 2012

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan,

Ir. UNEEF PRIMADI, MAP NIP. 19610710.199108.1.001

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………….. 1

B. Tujuan ……………………………………………………. 1

C. Sasaran ………………………………………………….. 2

D. Dasar Hukum ……………………………………………. 2

E. Pengertian-pengertian ………………………………….. 5

BAB II. KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI , PERMASALAHAN DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI UBIJALAR DAN PANGAN ALTERNATIF

A. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubijalar Tahun 2002 – 2011 di Jawa Barat ………….... 7

B. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tahun 2012 ……………………………………. 8

C. Strategi ……………………………………………………. 8

D. Permasalahan …………………………………………… 10

E. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi …………………. 10

BAB III. OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2012

A. Keluaran (output) dan Indikator Kunci Keberhasilan ..... 12

B. Penilaian Resiko Kegiatan ………………………………. 12

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

iv

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan …………………………………. 14

BAB V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring ……………………………………………… 17

B. Evaluasi ………………………………………………….. 17

C. Pelaporan ……………………………………………….. 17

BAB VI. PENUTUP ………………………………………………….. 19

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2002 s/d 2011 …………………………….. 7

Tabel 2. Skenario Pencapaian Produksi Ubi Kayu ……………….… 11

Tabel 3. Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubi Kayu TA. 2012 ……………………………………………………… 12

Tabel 4. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan ……….... 13

Tabel 5. Skenario Pencapaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2012 …… 10

Tabel 6. Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubi Jalar TA. 2012 ……………………………………………………… 12

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Tahun 2012 …………………………. 21

Lampiran 2. Rencana dan Realisasi Tanam Ubi Jalar Tahun 2012 (Kabupaten) ……………………………….. 22

Lampiran 3. Rencana dan Realisasi Tanam Ubi Jalar Tahun 2012 (Provinsi) ……………………………….. 23

Lampiran 4. Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Ubi Jalar per Hektar Tahun 2012 ………………………………….. 24

Lampiran 5. Teknologi Budidaya Ubi Jalar ………………………….. 26

Lampiran 6. Teknologi Budidaya Aneka Umbi ………………………. 28

Lampiran 7. Deskripsi Varietas Ubi Jalar …………………………….. 40

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi ubikayu merupakan komoditi tanaman pangan yang penting di

Indonesia setelah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, yaitu

sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri baik hulu maupun hilir.

Disamping itu komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang

luas, mudah disimpan, mempunyai rasa enak sehingga dapat membuka lapangan

pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.

Komoditi ubikayu selain berperan untuk memenuhi kebutuhan sumber

karbohidrat untuk substitusi beras, juga sebagai bahan untuk diversifikasi

pangan. Ubikayu juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan, bahan baku

industri dan bahan baku bioetanol.

Upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu pada tahun 2011

terfokus pada pengembangan melalui dem area (pengelolaan tanaman terpadu)

dengan luasan yang terbatas 612 ha di 11 Kabupaten/kota sentra produksi)

diharapkan salah satu pemicu peningkatan produktivitas ubikayu sebesar 5 %..

Berdasarkan kebijakan Kementerian melaluiDirektorat Jenderal Tanaman Pangan

fokus kegiatan utama adalah komoditas padi, jagung, kedelai, oleh karena itu

pada tahun 2012 fokus peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu

2.106.886 ton.

B. Tujuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu TA. 2012 bertujuan untuk:

a. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan

produksi melalui kegiatan pengembangan ubikayu antara pusat, provinsi

dan kabupaten/kota.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

21

b. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik lokasi

ubikayu oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk mendukung

peningkatan produksi nasional.

c. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka

mendukung peningkatan produksi dan pengembangan komoditas

ubikayu dari hulu hingga hilir.

d. Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta

kesejahteraan petani ubikayu.

C. Sasaran

Sasaran disusunnya petunjuk pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu

TA 2012 antara lain :

a. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan

produksi melalui pengembanganubikayu antara pusat, provinsi dan

kabupaten/kota.

b. Teradopsinya berbagai alternatif pilihan komponen teknologi

PTT/spesifik lokasi ubikayu oleh petani sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk

mendukung peningkatan produksi Nasional.

c. Berkembangnya agribisnis ubikayu dari hulu hingga hilir sehingga dapat

memantapkan ketahanan pangan Nasional.

d. Meningkatnya produktivitas ubikayu hingga sebesar 193,94 ku/ha di

Jawa barat.

e. Tercapainya produksi ubikayu sebesar 2.106.886 ton tahun 2012.

D. Dasar Hukum

Penyusunan petunjuk pelaksanaan Ubikayu TA 2012 merupakan

penjabaran dari petunjuk teknis Ubikayu TA 2012 yang juga dilandasi dengan

peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

22

1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

4. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

5. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

6. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

7. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

8. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah (RKA-KL).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah.

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan

Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

23

17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah.

18. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

20. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2012.

21. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 523/KMK.03/2000 tentang Tata

Cara Penganggaran, Penyaluran Dana, Pertanggungjawaban dan Pelaporan

Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

22. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 59/KMK.06/2005 tentang Sistem

Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

23. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman

Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan.

24. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar

Biaya Tahun Anggaran 2012.

25. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (RKA-KL) dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan

Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2012.

26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 215/KMK.02/2011 Tentang Pagu

Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2012.

27. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan

Umbi Tahun 2012

28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 95/Permentan/OT.140/12/ 2011

tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan

tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi TA. 2012.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

24

29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 96/Permentan/OT.140/12/ 2011

tentang Penugasan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan

tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Provinsi TA. 2012.

30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 97/Permentan/OT.140/12/ 2011

tentang Penugasan Kepada Bupati/Walikota dalam Pengelolaan Kegiatan

dan tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA. 2012.

31. Pedoman Teknis Ubi Kayu Tahun 2012.

E. Pengertian-pengertian

1. Pengembanganadalah suatu areal pertanaman yang digunakan sebagai

lahan pengembangan suatu komoditi yang bermanfaat bagi petani dan

masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan produktivitas yang

signifikan.

2. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif

dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani melalui

perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis

antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta

bersifat spesifik lokasi. Komponen teknologi dasar PTT adalah teknologi yang

dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi pilihan

adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan

kemampuan.

3. Terpadu adalah suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah dan air

dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

4. Spesifik Lokasi adalah suatu yang memperhatikan kesesuaian teknologi

dengan lingkungan fisik maupun sosial, budaya dan ekonomi petani

setempat.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

25

5. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

atas bahan organik yang berasal dari sisa tanamam, kotoran hewan antara

lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat yang

telah mengalami dekomposisi.

6. Kelompok Tani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam satu

hamparan/wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan untuk

meningkatkan usaha agribisnis dan memudahkan pengelolaan dalam proses

distribusi baik itu benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.

7. Hamparan adalah suatu areal pertanaman dengan luasan tertentu yang

terletak dalam satu desa atau satu kecamatan.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

26

BAB II

KERAGAAN, SASARAN, STRATEGI, PERMASALAHAN DAN UPAYA

PENCAPAIAN PRODUKSI UBIKAYU

A. Keragaan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi UbikayuTahun 2002-

2011

Produksi ubikayu selama kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami

kenaikan rata-rata 2,25% per tahun dari 1.800.257 ton pada tahun 2002 menjadi

2.123.733 ton pada tahun 2011 (aram III 2011) sedangkan laju peningkatan

produktivitas baru mencapai 3,32% per tahun dan luas panen menurun

1,15%/tahun, selengkapnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas danProduksiUbikayu Tahun 2002-2011

Keterangan : * = Angka Ramalan III, BPS

Ha Absolut % Ha Absolut % Ha Absolut %

2002 120.630 149,00 1.800.257

2003 114.853 (5.777) -4,79 144,00 -5,00 -3,36 1.651.879 (148.378) -8,24

2004 119.097 4.244 3,70 174,00 30,00 20,83 2.074.022 422.143 25,56

2005 117.786 (1.311) -1,10 176,00 2,00 1,15 2.068.981 (5.041) -0,24

2006 113.663 (4.123) -3,50 180,00 4,00 2,27 2.044.674 (24.307) -1,17

2007 105.508 (8.155) -7,17 182,25 2,25 1,25 1.922.840 (121.834) -5,96

2008 109.354 3.846 3,65 186,08 3,83 2,10 2.034.854 112.014 5,83

2009 110.827 1.473 1,35 188,24 2,16 1,16 2.086.187 51.333 2,52

2010 105.023 (5.804) -5,24 191,81 3,57 1,90 2.014.402 (71.785) -3,44

2011*) 107.906 2.883 2,75 196,81 5,00 2,61 2.123.733 109.331 5,43

Rata-rata 112.465 (1.414) (1,15) 176,82 5,31 3,32 1.982.183 35.942 2,25

Luas PanenTahun

Produktivitas Produksi

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

27

B. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas danProduksi Ubikayu

Tahun 2012

Untuk memenuhi kebutuhan ubikayu tahun 2012 dengan

mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi, berkembangnya industri

pengolahan, industri pakan ternak dan ekspor/impor, maka sasaran luas tanam,

luas panen dan produksi ubikayu tahun 2012 masing- masing adalah 115.202 Ha,

108.634 Ha, dan 2.106.886 ton. Sasaran luas tanam, panen, produktivitas dan

produksi untuk seluruh kabupaten dapat dilihat pada Lampiran 1.

Sasaran produksi ubikayu tahun 2012 sebesar 2.106.886 ton atau menurun

15,35% dibandingkan sasaran tahun 2011 sebesar 2.488.972 ton, sasaran tanam

115.202 ha atau menurun 2,26% dibandingkan sasaran tahun 2011 sebesar

117.860 Ha, sasaran panen 108.634 ha atau menurun 19,28% dibandingkan

sasaran tahun 2011 sebesar 134.578 ha dan produktivitas tergatung pada tingkat

usahataninya.

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kendala antar sektoral dalam

peningkatan produksi tanaman pangan yang semakin kompleks karena berbagai

perubahan dan perkembangan lingkungan strategis diluar sektor pertanian yang

amat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan, antara lain Dampak

Perubahan Iklim (DPI), semakin berkurangnya ketersedian lahan produksi untuk

tanaman pangan akibat alih fungsi lahan, berkurangnya ketersediaan air irigasi

karena sumber–sumber air yang semakin berkurang dan persaingan penggunaan

air diluar sektor pertanian (industri dan pemukiman) serta laju pertumbuhan

penduduk dalam kaitannya kebutuhan tempat tinggal versus kebutuhan pangan.

C. Strategi Pengelolaan Produksi Ubikayu

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

28

Pencapaian peningkatan produksi ubikayu tahun 2012 dilakukan beberapa

strategi sebagai berikut:

a. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui:

Perakitan dan penerapan paket teknologi tepat guna spesifik;

Penerapan dan pengembangan teknologi;

GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi);

Perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, dan

Pengurangan kehilangan hasil panen.

b. Perluasan Areal dan Optimasi Lahan

Perluasan areal dan optimasi lahan dilaksanakan melalui:

Pemberdayaan atau optimalisasi lahan kering/lahan terlantar pada daerah-

daerah transmigrasi/Perhutani/Inhutani/PTPN, dan

Optimasi lahan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP).

c. Pengembangan Diversifikasi Pangan

Pengembangan diversifikasi pangan dilaksanakan melalui:

Pengembangan lahan pekarangan,

Pengembangan pangan untuk orang miskin (Pangkin), dan

Pengembangan agroindustri aneka tepung berbahan baku lokal.

d. Perbaikan Manajemen Pengembangan

kebijakan fisk Perbaikan sistem perkreditan pertanian Penguatan sistem

data

Pengembangan kawasan food estate

Pengembangan sistem resi gudang

Penguatan petugas lapangan

Pemanfaatan pola pengadaan saprodi

Penataan kebijakan subsidi pertanian.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

29

D. Permasalahan

Permasalahan subsektor tanaman pangan khususnya ubikayu terutama

adanya kesenjangan produktivitas ditingkat petani yang cukup besar, dibanding

potensi yang dapat dicapai petani. Penyebabnya antara lain penggunaan bibit

unggul varietas potensi tinggi di tingkat petani masih rendah, penggunaan pupuk

yang belum berimbang dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum

populer, budidaya spesifik lokasi masih belum berkembang, pendampingan oleh

penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti belum optimal, lemahnya akses petani

terhadap sumber permodalan/pembiayaan usaha serta pasar dan lain

sebagainya.

Permasalahan dalam pengembangan komoditi ubikayu secara umum

adalah sebagai berikut : a). Penerapan teknologi belum optimal, b).Penggunaan

benih bermutu masih rendah, c). Penggunaan pupuk berimbang dan organik

masih rendah, d). Kompetisi lahan dengan komoditi lainnya, e).Harga kurang

menarik dibandingkan komoditas lain, f).Masih dianggap sebagai tanaman sela

dalam sistem budidaya, g).Pemasaran kurang terjamin, h).Lemahnya akses petani

terhadap sumber permodalan/pembiayaan usaha, dan i).Kelembagaan dan

kemitraan usaha belum berkembang.

Disamping itu, kendala di luar sektor pertanian juga sangat berpengaruh

terhadap pengembangan ubikayu, yaitu antara lain : a). Semakin berkurangnya

ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan, b).Berkurangnya

ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan industri dan

pemukiman, c). Laju pertumbuhan penduduk.

E. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian sasaran produksi tahun 2012

Untuk mencapai target luas tanam dan luas panen yang telah ditentukan

dalam Rencana strategi, maka perlu dilakukan pembinaan, sosialisasi dan

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

30

fasilitasi pengembangan ubikayu melalui perluasan areal. Mengingat fokus utama

dalam kebijakan pertanian akhir-akhir ini adalah pemenuhan bahan pokok utama

yaitu padi dan kemudian diikuti jagung dan kedelai, maka kompetisi akan lahan

yang diperlukan akan sangat tinggi. Oleh karena itu, pengembangan ubikayu

akan tercapai apabila faktor utama yang berkorelasi langsung, yaitu lahan dapat

terpenuhi meskipun demikian, keberpihakan faktor lain juga turut

mempengaruhikeberhasilan pencapaian target yaitu: antara lain cuaca dan pasar

(harga). Secara rinci skenario pencapaian produksi ubikayu dapat dilihat pada

Tabel 2

Tabel 2. Skenario Pencapaian Produksi Ubikayu Tahun 2012

Awal BaruAbsolut

(Ku/Ha)

Provitas

(%)

1. Peningkatan Produktivitas

1. Petani Reg / Swadaya 114.627 108.059 190,30 193,91 3,61 1,90 2.095.386

2. Carry Over PTT 2011 575 575 194,37 200,00 5,63 2,90 11.500

Jumlah 115.202 108.634 193,94 2.106.886

No. U r a i a n

Luas

Tanam

(Ha)

Luas

Panen (Ha)

Provitas (Ku/Ha) PeningkatanProduksi

(Ton)

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

31

BAB III

OUTPUT DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2012

A. Keluaran (Output) dan Indikator Kunci Keberhasilan

Keluaran (output) yang harus dicapai sebagaimana telah ditetapkan dalam

program/kegiatan pengelolaan budidaya ubikayu dapat dilihat dalam Tabel3.

Tabel 3. Keluaran (Output) Kegiatan Pengembangan Ubikayu TA. 2012

Keluaran (Output) Indikator Kinerja

1. Keluaran (Output) 2. Rancangan pengembangan

ubikayu 3. Pedoman teknis ubikayu 4. Pengembangan ubikayu 5. Rapat-rapat 6. Laporan Pelaksanaan

pengembangan ubikayu 7. Laporan Pengelolaan a. Produksi ubikayu 8. Laporan Evaluasi Kegiatan b. Pengembangan ubikayu 9. Laporan Administrasi

Ketatausahaan 10. Sarana dan Prasarana Perkantoran 11. Pengolahan data dan komunikasi

Luas penerapan budidaya ubikayu yang tepat dan berkelanjutan, antara lain: 1. Jumlah dokumen perencanaan

program (pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis)

2. Jumlah dokumen perencanaan anggaran

3. Laporan pelaksanaan evaluasi kegiatan

4. Laporan pengembangan ubikayu 5. Laporan evaluasi kegiatan

pengembangan 6. Laporan Administrasi ketatausahaan

(fasilitas perkantoran)

B. Penilaian Resiko Kegiatan

Luas areal penerapan pengembangan budidaya tanaman ubikayu yang

tepat dan berkelanjutan ditekankan agar terealisasi 100%. Sebagai tolok ukur

keberhasilan kegiatan pengelolaan produksi tanaman ubikayu, realisasi tanam

dan penyerapan anggaran yang telah dialokasikan harus bersinergi baik ditingkat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

32

pusat sampai tingkat kabupaten/kota. Namun demikian faktor lain yang

mungkin saja menyebabkan tidak berjalannya kegiatan tersebut karena

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang tidak bisa

ditanggulangi.Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan langkah-

langkah pencegahan. Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh

terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel 4.

Tabel 4. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan

No Uraian Kegiatan Resiko

1 Koordinasi dengan Stakeholder

a. Kesepakatan kerjasama b. Komitmen peserta koordinasi c. Fasilitasi Kebijakan Pemerintah d. Kemudahan Akses informasi

2 Pembinaan, Monitoring, Supervisi dan Pendampingan

a. Ketersediaan anggaran b. Kontinuitas dan ketepatan pelaksanaan c. Ketersediaan data d. Ketersediaan SDM e. Ketersediaan materi sosialisasi

3 Penyusun Kebijakan, Pedoman, Juklak, Juknis, Sosialisasi, Data dan Informasi

a. Komitment seluruh stakeholder dalam mengeluarkan kebijakan

b. Ketersediaan SDM yang handal dalam penyajian data dan informasi

c. Ketersediaan sarana teknologi data dan informasi d. Biaya e. Kemudahan akses terhadap data f. Kemudahan komunikasi

4 Sarana dan prasarana penunjang

a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan b. Ketersediaan SDM

b. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan d. Ketersediaan suku cadang

c. Kemudahan akses konsultasi teknis

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

33

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

Ruang lingkup pelaksanaan program pengelolaan produksi aneka kacang

dan umbi meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi

tahunan;

2. Penetapan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi

bulanan;

3. Penyusunan skenario pencapaian sasaran produksi;

4. Penyusunan kegiatan untuk pencapaian sasaran produksi;

5. Penyusunan kebutuhan sarana prasarana faktor produksi;

6. Monitoring dan evaluasi pencapaian sasaran luas tanam, luas panen,

produktivitas dan produksi bulanan, triwulan dan tahunan;

7. Monitoring dan evaluasi luas sasaran tanam yang terkena gangguan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan terkena banjir maupun

kekeringan.

Program disusun dan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut :

1. Program tingkat Nasional, disusun dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat

propinsi dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya;

2. Program tingkat Propinsi merupakan penjabaran dari program nasional,

disusun dan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Propinsi, dengan

mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat Kabupaten/Kota dan

instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya;

3. Program tingkat Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari program

propinsi, dengan mempertimbangkan hasil koordinasi dengan tingkat

Kecamatan dan instansi terkait, serta pemangku kepentingan lainnya.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

34

Hasil penyusunan program tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota agar

disampaikan pada awal tahun anggaran, sedangkan hasil monitoring dan evaluasi

pelaksanaan program dikirim ke pusat setiap bulan.

A. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan peningkatan produktivitas dan

produksi ubikayu dilakukan dua pendekatan,yaitu melalui pengembangan

ubikayu sesuai dengan prioritas perlunya peningkatan produktivitas dalam

kaitannya sebagai penyangga sumber pangan dan yang diluar pengembangan

berupa fasilitasi, koordinasi dan sosialisasi serta mediasi untuk mewujudkan

tercapainya pengembangan ubikayu secara nasional.

1. Fasilitasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pengembangan Produksi Ubikayu

Upaya peningkatan produksi ubikayu adalah upaya-upaya peningkatan

produksi yang dilakukan dengan pendekataan pembinaan/pendampingan

yang terkoordinasi melalui Pembinaan teknologi budidaya ubikayu swadaya

petani dan pelaku usaha kecil(swadaya). Melalui upaya-upaya ini diharapkan

mampu menyumbang produksi. Dalam rangka pencapaian sasaran tanam

melalui kemitraan, diharapkan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk

lebih berperan aktif dalam memfasilitasi terwujudnya terjalinnya kerjasama

kemitraan tersebut.

2. Koordinasi Dengan Stakeholder (Swasta) Komoditi Ubikayu

Koordinasi dengan stakeholder (swasta) untuk komoditi ubikayu

dilakukan dalam bentuk pertemuan ditingkat provinsi sebanyak 2 (dua) kali.

3. Pembinaan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Ubikayu

Pembinaan pengembangan peningkatan produktivitas ubikayu

diprioritaskan dilakukan di kabupaten pelaksana pengembangan ubikayu

Disamping itu pembinaan dilakukan juga antara lain melalui koordinasi

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

35

dengan instansi terkait (pemerintah), stakeholder (swasta), kemitraan dan

lain-lain.

Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara periodik

mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari Pusat,

Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan serta Desa. Kegiatan pembinaan,

pendampingan dan pengawalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan pelaksanaan areal

pengembangan di Provinsi dan kabupaten sebanyak dua kali dalam setahun

atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada;

b. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan

pelaksanaan areal pengembangan di kabupaten per dua bulan atau

disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada;

c. Kabupaten melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan areal

pengembangan di tingkat Lapangan/kelompoktani pelaksana areal

pengembangan setiap bulan atau disesuaikan dengan ketersediaan dana

yang ada. Melakukan pendampingan kelompoktani pelaksana areal

pengembangan dalam menerapkan paket teknologi spesifik lokasi dan

membantu kelancaran distribusi bantuan areal pengembangan ubikayu.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

36

BAB V

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam areal pengembangan ditujukan

untuk mengikuti, mengetahui kemajuan, pencapaian tujuan ataupun sasaran

serta memberikan umpan balik upaya–upaya mengatasi permasalahan yang

dihadapi dalam areal pengembangan ubikayu.

A. Monitoring

Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan

sampai dengan panen oleh petugas. Monitoring meliputi perkembangan

pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah dicapai dll,-

B. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas. Evaluasi meliputi: 1)

Komponen kegiatan pelaksanaan areal pengembangan, 2) Tingkat pencapaian

sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi areal pengembangan.

C. Pelaporan

Dalam pelaporan pelaksanaan pengembangan komoditas ubikayu, dua

pelaoran utama yang dilakukan yaitu:

1. Laporan Program

a. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,

produktivitas dan produksi bulanan;

b. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,

produktivitas dan produksi tahunan; dan

c. Kendala dan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan

khususnya di lapangan serta usulan pemecahan masalah

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

37

2. Laporan Kegiatan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/Kota

dan Kecamatan serta desa/unit areal pengembangan secara periodik setiap

bulan. Pelaporan dilakukansecara berjenjang, yaitu dari Pemandu Lapangan ke

kabupaten/Kota, kabupaten/Kota ke Provinsi dan Provinsi ke pusat. Laporan

meliputi pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah diperoleh dan lain

lain.Laporan PPL harus sudah diterima Dinas Kaputen pada minggu kedua, dan

laporan dari Dinas Kabupaten harus sudah diterima pada minggu ketiga oleh

Dinas Pertanian Provinsi; karena minggu keempat data tersebut dibuat untuk

bahan laporan bulanan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Laporan

Format Laporan sebagaimana tertulis pada Lampiran. Laporan akhir memuat

hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dan lain – lain.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

38

BAB VI

PENUTUP

Peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya pengembangan

ubikayu merupakan salah satu upaya yang diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang lebih besar pada produksi tanaman pangan mendatang.

Diharapkan kegiatan pengembanganini akan berkontribusi dalam mewujudkan

peningkatan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak

termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta

terciptanya koordinasi pelaksanaan areal pengembangan yang harmonis, sinkron

dan sinergis disetiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke tingkat Desa.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

39

Lampiran 1.

SASARAN LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN

PRODUKSI UBI KAYU TAHUN 2012

No. KABUPATEN/KOTA Luas

Tanam (Ha)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

1 Kab. Bogor 2 Kab. Sukabumi 3 Kab. Cianjur 4 Kab. Bandung 5 Kab. Garut 6 Kab. Tasikmalaya 7 Kab. Ciamis 8 Kab. Kuningan 9 Kab. Cirebon 10 Kab. Majalengka 11 Kab. Sumedang 12 Kab. Indramayu 13 Kab. Subang 14 Kab. Purwakarta 15 Kab. Karawang 16 Kab. Bekasi 17 Kab. Bandung Barat 18 Kota Bogor 19 Kota Sukabumi 20 Kota Bandung 21 Kota Cirebon 22 Kota Bekasi 23 Kota Depok 24 Kota Cimahi 25 Kota Tasikmalaya 26 Kota Banjar JUMLAH

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

40

Lampiran 2

RENCANA DAN REALISASI TANAM UBIKAYU TAHUN 2012

Propinsi :

Kabupaten :

N

o

Kecama

tan

Jan-

2012

Feb

2012

Mart

2012

Apr

2012

Mei

2012

Jun

2012

Jul

2012

Agst

2012

Sep

2012

Okt

2012

Nop

2012

Des

2012

Tot

al Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Rea

l Jumla

h

2012

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Kabupaten

NIP.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

41

Lampiran 3

RENCANA DAN REALISASI TANAM UBIKAYU TAHUN 2012

Propinsi :

N

o

Kabupa

ten

Jan-

2012

Feb

2012

Mart

2012

Apr

2012

Mei

2012

Jun

2012

Jul

2012

Agst

2012

Sep

2012

Okt

2012

Nop

2012

Des

2012

Tot

al Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Re

al

Re

nc

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Re

al

Ren

c

Rea

l

Ren

c

Rea

l Jumla

h

2012

Mengetahui

Kepala Dinas Tanaman Pangan

Propinsi

NIP.

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

42

Lampiran 4

Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa

BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA TANI UBI KAYU

PER HEKTAR TAHUN 2012

No Uraian Fisik

Nilai (Rp)

Riil Dikeluarkan

Diperhitungkan

I A

INPUT TENAGA KERJA (HOK) 1. Pengolahan Tanah s/d Siap tanam

a. Manusia b. Ternak c. Traktor/ Mesin

2. Menanam 3. Memupuk 4. Memberantas Hama 5. Menyiang 6. Memanen 7. Mengangkut

Jumlah A

B SARANA PRODUKSI 1. Bibit/Stek (Batang)

a. Pembelian b. Produksi Sendiri

2. Pupuk (Kg/Ltr) a. Urea b. TSP/ SP-36 c. KCl d. Kandang/ Hijau e. Lainnya (Tetes Miwon)

3. Pestisida (Kg/Ltr) a. Insektisida Padat

Insektisida Cair b. Lainnya Padat

Lainnya cair

Jumlah B

C PENGELUARAN LAIN 1. Sewa Tanah 2. Pajak 3. Lainnya

Jumlah C

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

43

Total (A+B+C)

I

II

III

IV

BIAYA PRODUKSI 1. Per Hektar (Rp) 2. Per Kilogram (Rp) OUTPUT 1. Produksi 2. Nilai Hasil PENDAPATAN BERSIH (Rp) 1. Secara Usaha Tani a. Permusim = Rp. b. Perbulan = Rp. 2. Petani a. Permusim = Rp. b. Perbulan = Rp. R/C

Keterangan : Harga/kg = ……

Umur panen = …… Varietas = ……….

2012

Petugas

NIP.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

1

Lampiran 5

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIKAYU

Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan produksi ubikayu serta

pendapatan petani, maka penerapan teknologi ubikayu di tingkat lapang

perlu dilakukan secara tepat dengan menerapkan paket teknologi yang

disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi).

Adapun paket teknologi peningkatan produksi yang telah dihasilkan oleh

Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut :

1. Budidaya Ubikayu secara Monokultur

1. Pengolahan Tanah dan Tanam

a. Tanah diolah sedalam sekitar 25 cm;

b. Pada awal pertumbuhan, ubikayu memerlukan air yang cukup.

c. Oleh karena itu, apabila tidak menggunakan irigasi/penyiraman,

tanam sebaiknya dilakukan pada musim hujan;

d. Stek ditanam dengan cara menancapkan ke tanah sedalam

sekitar 3 - 5 cm. Posisi stek jangan sampai terbalik;

e. Jarak tanam yang umum digunakan adalah 100 x 100 cm,

tergantung varietas.

2. Pemupukan

a. Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 - 300 kg Urea, 100 -

150 kg SP-36, dan 100 - 150 kg KCl per hektar, yang diberikan

dalam dua tahap :

Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 65 - 100 kg Urea,100 –

150 kg SP-36, dan100 - 150 kg KCl per hektar.

Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 200 kg Urea per

hektar.

b. Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.

3. Wiwil (membatasi jumlah tunas)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

2

Pada umur 1 – 1,5 bulan tunas-tunas yang berlebih

dibuang/dirempes, disisakan 2 tunas yang paling baik.

4. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan sedikitnya 1-2 kali, sehingga tanaman

bebas gulma hingga umur 3 bulan;

Pada umur 2-3 bulan perlu dilakukan pembumbunan;

5. Panen

Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas unggul

umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.

2. Budidaya Ubikayu Secara Tumpangsari (Ubikayu dan Aneka

Kacang Sistem Double-Row)

Pada dasarnya teknik ini adalah menggabungkan tiga macam

budidaya, yakni :

Budidaya monokultur tanaman kacang tanah pada musim pertama

(awal musim hujan);

Tumpang-sisip (misalnya dengan kacang tanah) dengan

penanaman ubikayu yang diatur secara double-row(umur kacang

tanah 20 hari);

Budidaya lorong tanaman aneka kacang di antara ubikayu pada

musim kedua (menjelang akhir musim hujan).

Walaupun populasi ubikayu sedikit lebih rendah dibanding populasi

monokultur (sekitar 90%), namun pola tanam tumpangsari memberikan

hasil ubikayu per pohon lebih tinggi dari pada monokultur.

1. Penanaman Kacang Tanah (pada awal Musim Hujan-1), dimana

kacang tanah ditanam dengan populasi 100 % (budidaya monokultur

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

3

biasa)

2. Penanaman Ubikayu Double-Row

Stek ubikayu ditanam setelah tanaman kacang tanah berumur

20 hari

Ubikayu ditanam secara baris ganda dengan jarak tanam (60 x

70) x 260 cm. Jarak tanam 60 x 70 cm adalah jarak tanam

ubikayu dalam baris ganda, sedangkan 260 cm adalah jarak antar

baris ganda ubikayu

Dengan pola tersebut, populasi ubikayu sekitar 90 %

dibandingkan bila ditanam monokultur (populasi monokultur

10.000 tanaman/ha).

3. Pemupukan dan Pemeliharaan

Pemupukan dan pemeliharaan tanaman aneka kacang/padi

gogo/jagung sama dengan pola monokultur;

Selama masih ada pertanaman kacang tanah, pemeliharaan

ubikayu tidak dilakukan, kecuali ”wiwil” (pembatasan tunas) yang

dilakukan pada umur 1 bulan.

Pemeliharaan dan pemupukan ubikayu dilakukan setelah kacang

tanah pertama dipanen.

4. Penanaman Aneka Kacang Kedua (akhir musim hujan/MH-2)

Setelah kacang tanah dipanen, maka tersedia ruang di antara

baris ganda ubikayu selebar 260 cm;

Di antara lorong tersebut dapat ditanam kacang

tanah/kedelai/kacang hijau sebanyak 5 (lima) baris dengan jarak

tanam 40 x 15 cm atau 35 x 20 cm. Dengan jarak tanam ini

populasi sekitar 70 % dari monokultur.

5. Pemupukan, Pemeliharaan dan Panen

a. Pemupukan

Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 kg Urea, 100 kg SP-

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

4

36, dan 100 kg KCl per hektar, yang diberikan dalam dua tahap :

Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 200 kg Urea dan SP-

36 dan 50 kg KCl per hektar;

Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 100 kg Urea dan 50 kg

KCl per hektar;

Bila dianggap perlu, pada umur 5 bulan bisa ditambahkan

Urea.

Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.

b. Pemeliharaan

Pada umur 1 bulan tunas-tunas yang berlebih

dibuang/dirempes, menyisakan 2 tunas yang paling baik;

Penyiangan dilakukan sedikitnya 1-2 kali, sehingga tanaman

bebas gulma hingga umur 3 bulan;

Pada umur 2-3 bulan perlu dilakukan pembumbunan.

c. Panen

Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas

unggul umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

5

Lampiran 7

DESKRIPSI VARIETAS UBIKAYU

VARIETAS ADIRA – 1

Tahun dilepas : 1978

Nomor seleksi klon : W – 78

Asal : Persilangan Mang i/ Ambon,Bogor

1957

Umur : 7 – 10 bulan

Tinggi batang : 1 – 2 meter

Bentuk daun : Menjari agak lonjong

Warna pucuk daun : Coklat

Warna tangkai daun : Merah (bagian atas) Merah mudah

(bagian bawah)

Warna batang muda : Hijau mudah

Warna batang tua : Coklat kuning

Warna kulit umbi : Coklat (bagian luar) Kuning (bagian

dalam)

Warna daging umbi : Kuning

Kualitas rebus : Baik

Rasa : Enak

Kadar tepung : 45%

Kadar protein : 0,5% (basah)

Kadar HCN : 27,5 mg

Hasil rata-rata : 22 ton/ha umbi basah

Ketahanan terhadap : - Agak tahan Tungau Merah

(Tetranichus Penyakit bimaculatus)

-Tahan terhadap bakteri Hawar

Daun, Pseudomonassolanacearum

Xanthomonas manihoti)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

6

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS ADIRA – 2

Tahun dilepas : 1978

Nomor seleksi klon : W – 236

Asal : Persilangan Mangi/Ambon,Bogor

1957

Umur : 8– 12bulan

Tinggi batang : 2– 3meter

Bentuk daun : Menjari agak lonjong dan gemuk

Warna pucuk daun : Ungu

Warna tangkai daun : Merah muda (bagian atas) Hijau

muda (bagian bawah)

Warna batang muda : Hijau muda

Warna batang tua : Putih coklat

Warna kulit umbi : Putih coklat (bagian luar) Ungu muda

(bagian dalam)

Warna daging umbi : Putih

Kualitas rebus : Baik

Rasa : Agak pahit

Kadar tepung : 41 %

Kadar protein : 0,7% (basah)

Kadar HCN : 124 mg/kg

Hasil rata-rata : 22 ton/ha umbi basah

Ketahanan terhadap : -Agak tahan Tungau Merah

(Tetranichus Penyakit bimaculatus

-Tahan penyakit layu (Pseudomonas

solanacearumXanthomonas

manihoti)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

7

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS ADIRA – 4

Tahun dilepas : 1988

Nomor seleksi klon : W – 31

Asal : Persilangan bebas, induk betina

BIC 528 (MUARA) Umur : 10,5 – 111,5 bulan

Tinggi batang : 1,5 – 2 meter

Bentuk daun : Biasa agak lonjong

Warna pucuk daun : Hijau

Warna tangkai daun : Bagian atas merah kehijauan (muda

hijau Kemerahan) Bagian bawah

hijau kemerahan (muda Hijau)

Warna tulang daun : Merah muda (bagian atas) Hijau

muda (bagian bawah)

Warna batang muda : Hijau

Warna batang tua : Abu-abu

Warna kulit umbi : Coklat (bagian luar) Ros (bagian

dalam)

Warna daging umbi : Putih

Kualitas rebus : Bagus tetapi agak pahit

Rasa : Agak pahit

Kadar tepung : 18 - 22%

Kadar protein : 0,8 - 22%

Kadar HCN : 68 mg/100 gram

Potensi hasil : 35 ton/ha (umur 10 bulan)

Ketahanan terhadap : Cukup tahan terhadap tungau merah

Penyakit (Tetranichus bimaculatus),

Xanthomonas manihotis dan

Pseudomonassolanacearum

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

8

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG – 1

Tahun dilepas : 1992

NomorInduk : MLG 245

Nomor seleksi klon : MLG 10212

Asal : Hasil persilangan CM 1015-19 x CM

849-1

Umur : 9 – 10 bulan

Tinggi batang : 1,5 – 3,0 meter

Bentuk daun : Menjari, agak gemuk

Warna pucuk daun : Hijau keunguan

Warna tangkai daun : Bagian atas hijau kekuningan

dengan Bercak merah ungu di

bagian pangkal, bagian bawah hijau

kekuningan dengan bercak merah

ungu di bagian

pangkal. Warna batang muda : Hijau mudah

Warna batang tua : Hijau ke abu-abuan

Warna kulit umbi : Putih kecoklatan (bagian luar) Putih

kecoklatan (bagian dalam)

Warna daging umbi : Putih kekuningan

Kualitas rebus : Baik

Rasa : Enak (manis)

Kadar tepung : 32 - 36%

Kadar protein : 0,5% (umbi segar)

Kadar HCN : < 40 mg/kg (metode asam pikrat)

Potensi hasil : 36,5 ton/ha umbi segar

Ketahanan terhadap : Toleran Tungau Merah Hama

(Tetranichus bimaculatus)

Ketahanan terhadap : Toleran Bercak Daun (Cercospora

sp.) penyakit

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

9

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG – 2

Tahun dilepas : 1992

SK Mentan : 623/KPts/TP.240/11/92

Nomor seleksi : MLG 10209

Asal : Hasil persilangan CM 922-2 x

CM 507-37

Umur : 8 – 10 bulan

Tinggi batang : 1,5 – 3,0 meter

Bentuk daun : Menjari dengan cuping sempit

Warna pucuk daun : Hijau muda keunguan

Warna tangkai daun tua : Bagian atas hijau muda kekuningan

Bagian bawah hijau muda

kekuningan

Warna batang muda : Hijau muda

Warna batang tua : Coklat kemerahan

Warna kulit umbi : Coklat kemerahan (bagian luar)

Putih kecoklatan (bagian dalam)

Warna daging umbi : Kuning muda

Kualitas rebus : Baik

Rasa : Enak (manis)

Kadar tepung : 32 - 36%

Kadar protein : 0,5% (umbi segar)

Kadar HCN : < 40 mg/kg (metode asam pikrat)

Potensi hasil : 31,5 ton/ha umbi segar

Rata-rata hasil : 20 – 42 ton/ha

Ketahanan terhadap : Agak peka Tungau Merah Hama

(Tetranichus bimaculatus)

Ketahanan terhadap : Toleran Bercak Daun (Cercospora

sp. penyakit dan Hawar Daun

(Cassava Bacterial Blight)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

10

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG – 4

Tahun dilepas : 2001

Nomor Induk : MLG 235

Nama klon : OMM 90-6-72

Asal : Silang terbuka dari induk betina

Adira-4

Hasil umbi rata-rata : 39,7 ton/ha

Warna batang : Keunguan

Warna daun muda : Ungu

Warna daun tua : Hijau

Warna tangkai daun : Hijau

Warna kulit luar umbi : Coklat

Warna kulit dalam umbi : Kuning

Warna daging umbi : Putih

Ukuran umbi : Besar

Tipe percabangan : Tidak bercabang

Umur panen : 9 bulan

Ketahanan terhadap : Agak tahan Tungau Merah

Sifat khusus : Adaptif terhadap hara sub optimal

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

11

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MALANG – 6

Tahun dilepas : 2001

Nomor Induk : MLG 245

Nama klon : OMM 95066-1

Asal : Silang tunggal dari induk betina MLG

10071 dengan jantan MLG 10032

Hasil umbi rata-rata : 39,41 ton/ha

Warna batang : Abu-abu

Warna daun muda : Ungu muda

Warna daun tua : Hijau

Warna tangkai daun : Hijau

Warna kulit luar umbi : Putih

Warna kulit dalam umbi : Kuning

Warna daging umbi : Putih

Ukuran umbi : Sedang

Tipe percabangan : Bercabang

Umur panen : 9 bulan

Ketahanan terhadap : Agak tahan Tungau Merah

Sifat khusus : Adaptif terhadap hara sub optimal

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

12

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS DARUL HIDAYAH

Tahun dilepas : 1998

Asal daerah : Lampung

Asal tanaman : Dikembangkan dari biji tanaman

yang Berasal dari okulasi antara

tanaman Ubikayu lokal sebagai

batang atas (scion) Dengan ubikayu

karet sebagai batang bawah (stok)

Umur panen : 8 – 12 bulan

Tinggi tanaman : 350 cm

Tipe tajuk : Bercabang sangat ekstensif hingga

Cabang ke – 4

Bentuk daun : Menjari agak ramping

Warna daun pucuk : Hijau agak kekuningan

Warna tangkai daun : Merah tua

Warna batang muda : Hijau

Warna batang tua : Putih

Kulit ari batang : Tipis, mudah mengelupas (tidak

Tahan disimpan lama)

Warna kulit umbi : Putih kecoklatanBagian luar

Warna kulit umbi : Merah jambu Bagian dalam

Warna daging umbi : Putih

Tekstur daging umbi : Padat

Bentuk Umbi : Memanjang

Kualitas rebus : Baik

Rasa : Kenyal seperti ketan (antara lainBaik

untuk pembuatan kripik)

Kadar pati : 25,00 – 31,52 %

Kadar air : 55,03 – 65,00 %

Kadar abu : 0,67 %

Kadar serat : 0,96

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

13

Kadar HCN : Rendah (40 mg/kg dengan metode

Asam pikrat)

Potensi hasil : 102,10 ton/ha umbi segar

Ketahanan terhadap : - Agak peka terhadap hamaTungau

Merah

- Hama dan penyakit

jamur(Tetranichus sp.) dan

penyakitbusuk (Fusariumsp.)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

14

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS UJ – 3

Tahun dilepas : 2000

Nama daerah : Rayong-60

Asal : Introduksi Thailand

Umur panen : 8 – 10 bulan

Tinggi batang : 2,5 – 3,0 meter

Bentuk daun : Menjari

Warna daun pucuk : Hijau muda kekuningan

Warna petiole : Kuning kemerahan

Warna kulit batang : Hijau merah kekuningan

Warna batang dalam : Kuning

Warna umbi : Putih kekuningan

Warna kulit umbi : Kuning keputihan

Warna tangkai umbi : Kuning keputihan

Tipe tajuk : > 1 meter

Bentuk umbi : Mencengkeram

Rasa : Pahit

Kadar tepung : 20 – 27 %

Kadar air : 60,63 %

Kadar abu : 0,13 %

Kadar serat : 0,10 %

Potensi hasil : 20 – 35 ton/ha

Ketahanan terhadap CBB : Agak tahan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

15

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS UJ – 5

Tahun dilepas : 2000

Nama daerah : Rayong-60

Asal : Introduksi Thailand

Umur panen : 9 – 10 bulan

Tinggi batang : > 2,5 meter

Bentuk daun : Menjari

Warna daun pucuk : Coklat

Warna petiole : Hijau muda kekuningan

Warna kulit batang : Hijau perak

Warna batang dalam : Kuning

Warna umbi : Putih

Warna kulit umbi : Kuning keputihan

Warna tangkai umbi : Pendek

Tipe tajuk : > 1 meter

Bentuk umbi : Mencengkeram

Rasa : Pahit

Kadar tepung : 19 – 30 %

Kadar air : 60,06 %

Kadar abu : 0,11 %

Kadar serat : 0,07 %

Potensi hasil : 25 – 38 ton/ha

Ketahanan terhadap CBB : Agak tahan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

16

DESKRIPSI UBIKAYU CMM 99008-3

(Calon Varietas)

Rasa : Enak

Potensi hasil : 32 ton /ha

Umur panen : 9 – 10 bulan

Warna daging umbi : Putih (sesuai untuk bahan pangan)

Kadar bioethanol : Tinggi ( 4,23 kg/liter bioethanol)

DESKRIPSI UBIKAYU CMM 02048-6

(Calon Varietas)

Rasa : Enak

Potensi hasil : 32 ton /ha

Umur panen : 7 – 8 bulan

Ciri – ciri : Genjah; Warna daging umbi agak

kuning (kaya vitamin A), sesuai

untuk pangan dan Industri

Ketahanan : Toleran hama tungau

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

17

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MUARA

Tahun dilepas : -

Umur : 7 – 10 bulan

Tinggi batang : -

Kadar tepung : 26,9 %

Kadar protein : 0,41 %

Kadar HCN : 100 mgr / kg

Warna daging umbi : Putih

Potensi hasil : 20 – 30 ton/ha

Klon (Kadar HCN dibawah

45 mgr / kg) : - Kadar pahit

kadar HCN di Atas 100 mgr / kg : Pahit

Ketahanan terhadap tungau

Merah : -

Ketahanan terhadap layu : -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

18

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS S P P

Tahun dilepas : -

Umur : 10 – 11 bulan

Tinggi batang : -

Kadar tepung : 35,4 %

Kadar protein : 0,4 %

Kadar HCN : 100 mgr / kg

Warna daging umbi : Putih

Potensi hasil : 20 – 30 ton/ha

Klon (Kadar HCN dibawah

45 mgr / kg) : -

Kadar pahit kadar HCN di

Atas 100 mgr / kg : Pahit

Ketahanan terhadap tungau

Merah : -

Ketahanan terhadap layu : -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

19

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS VALENCA

Tahun dilepas : -

Umur : 7 – 10 bulan

A s a l : Persilangan Magni / Ambon, Bogor

1957

Tinggi batang : -

Kadar tepung : 33,1 %

Kadar protein : 0,7 %

Kadar HCN : 40 mgr / kg

Warna daging umbi : Putih

Potensi hasil : 15 – 20 ton/ha

Klon (Kadar HCN dibawah

45 mgr / kg) : Manis

Kadar pahit kadar HCN di

Atas 100 mgr / kg : -

Ketahanan terhadap tungau

Merah : -

Ketahanan terhadap layu : -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

20

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS GADING

Asal : -

Umur panen : 7 – 8 bulan

Tinggi batang : -

Warna daging umbi : Putih

Potensi hasil : 15 – 20 Ton / ha:

Kadar tepung : -

Kadar protein : -

Kadar HCN : 40 mgr / kg

Klon (Kadar HCN dibawah

45 mgr / kg : Manis

Kadar pahit kadar HCN di atas

100 mgr / kg : -

Ketahanan terhadap tungau

Merah : -

Ketahanan terhadap layu : -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

21

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS BOGOR

Asal : -

Umur panen : 8 – 10 bulan

Tinggi batang : -

Warna daging umbi : Putih

Potensi hasil : 20 – 30 Ton / ha:

Kadar tepung : 30,9 %

Kadar protein : 0,35

Kadar HCN : 100 mgr / kg

Klon (Kadar HCN dibawah

45 mgr / kg : -

Kadar pahit kadar HCN di atas

100 mgr / kg : Pahit

Ketahanan terhadap tungau

Merah : -

Ketahanan terhadap layu : -

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

22

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MANGGU

Asal : -

Umur panen : 9 – 12 bulan

Tinggi batang : -

Warna daging umbi : -

Potensi hasil : 20 – 30 Ton / ha:

Kadar tepung : -

Kadar protein : -

Rasa : Manis

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS AMBON KUNING

Asal : -

Umur panen : 8 – 10 bulan

Tinggi batang : -

Warna daging umbi : -

Potensi hasil : 20 – 25 Ton / ha:

Kadar tepung : -

Kadar protein : -

Rasa : Pulen

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

23

DESKRIPSI UBIKAYU VARIETAS MENTEGA

Asal : Lokal

Umur panen :

Tinggi batang : > 2,5 meter

Bentuk daun : Lonjong gemuk

Warna daun pucuk : Hijau kecoklat-coklatan

Warna umbi : Kuning

Warna kulit umbi : Coklat

Bentuk umbi : Lonjong

Rasa : Masak enak

Kadar tepung : 26 %

Potensi hasil : 20 ton/ha

Ketahanan : Agak peka terhadap hama tungan,

agak toleran terhadap penyakit

bakteri dan peka terhadap layu

bakteri

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012

24

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU YANG DIANJURKAN

No. Varietas Tahun

dilepas Umur (Bulan)

Potensi Hasil

(Ton/Ha)

Rasa Warna Daging Umbi

Kadar Pati (%)

Pemulia

1. Adira-1 1978 7-10 22 Sedang Kuning 45 Balitkabi

2. Adira-2 1978 8-12 21 Sedang Putih 41 Balitkabi

3. Adira-4 1986 10,5 - 11,5

35 Agak pahit

Putih 18-22 R.Sunaryo,N unung H.Yahya, Y.Sudrajat dan Nani Zurriada

4. Malang-1 1992 9-10 36,5 Manis Putih kekunin gan

32-36 Balitkabi

5. Malang-2 1992 8-10 31,5 Manis Kuning muda

32-36 Balitkabi

6. Malang-4 2001 9 39,7 Pahit Putih 25-32 Koeshartoyo , Yudi Widodo dan Titik Sundari

7. Madang-6 2001 9 36,41 Pahit Putih 25-32 Koeshartoyo , Yudi Widodo dan Titik Sundar

8. Darul Hidayah

1998 8-10 102,10 Kenyal Putih 25- 31.52

Abdul Jamil,Muchli zar M, Syahrin M, Salam ZA dan Koeshartoyo

9. UJ-3 2000 8-10 20-35 Pahit Putih kekunin gan

20-27 Paluppi Puspitarini, Fauzan, Muchlizar M, Syahriil M, Koeshartoyo

10. UJ-5 2000 8-10 25-38 Pahit Putih kekunin gan

19-30 Paluppi Puspitarini,F auzan, Muchlizar M, Syahriil M, Koeshartoyo