Juknis Demplot Jamur Tiram Copy
Transcript of Juknis Demplot Jamur Tiram Copy
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan dan lahan merupakan modal pembangunan nasional yang
bermanfaat secara nyata bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat,
baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi secara seimbang
dan dinamis. Hutan dan lahan dengan masyarakat sekitarnya merupakan
suatu kesatuan ekosistem yang satu sama lain saling ketergantungan,
oleh karena itu hutan dan lahan harus dimanfaatkan dan diusahakan
secara bijaksana untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan.
Hal tersebut sejalan dengan pembangunan kehutanan yang diarahkan
untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan.
Masyarakat sekitar sumber daya alam hutan memiliki keterkaitan
yang erat dengan sumber daya alam yang ada. Dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari masyarakat sekitar hutan dengan sendirinya
menggunakan sumber daya alam yang ada disekitarnya, sebagai akibat
dari berbagai proses interaksi yang tidak seimbang antara kebutuhan
ekonomi dam pembangunan masyarakat menyebabkan degradasi hutan
alam.
Degradasi sumber daya hutan telah menimbulkan dampak yang cukup
luas yang mencakup aspek biofisik, lingkungan, ekonomi, dan juga sosial
politik. Bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana alam
lainnya terjadi susul menyusul yang menyebabkan hilangnya nyawa dan
kerugian materil yang sangat besar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan
hutan adalah dengan mengalihkan pola interaksi masyarakat sekitar
hutan dari mengandalkan sumber nafkah hidupnya dari menebang hutan
menjadi usaha yang memanfaatkan hasil dari hasil hutan .
1
Memanfaatkan hasil dari hasil hutan baik berupa pemanfaatan bagian
tanaman yang mati maupun pemanfaatan serbuk gergaji pemotongan
kayu di sawmill, salah satunya adalah dengan mengembangan usaha
budidaya jamur tiram.
Demplot budidaya jamur tiram merupakan suatu unit percontohan
usaha yang dikelola oleh kelompok tani dengan memanfaatkan sisa
gergajian kayu sebagai media tanam. Dengan menginokulasikan starter
(bibit) jamur dan dilakukan pemeliharaan sedemikian rupa akan
menghasilkan suatu jenis sayuran yang bergizi, lezat dan sehat untuk
dikonsumsi sehari-hari.
Untuk lebih terarah dan tertibnya pelaksanaan Demplot Jamur Tiram
dirasa perlu untuk membuat suatu Petunjuk Tenis Pelaksanaan Kegiatan
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan nantinya.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Demplot Jamur Tiram
adalah sebagai pedoman, arahan dan acuan bagi pihak-pihak terkait
dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil Demplot Jamur Tiram agar
pelaksanaan dan hasilnya dapat mencapai sasaran.
Sedangkan tujuan pembuatan Dempot Budidaya Jamur Tiram adalah :
1. Memberikan contoh alternatif usaha bagi masyarakat disekitar
hutan.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan.
3. Dengan terbentuknya kelompok masyarakat pengusaha jamur
tiram diharapkan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hutan
berkurang.
C. Sasaran
Sasaran Demplot Budidaya Jamur Tiram adalah kelompok masyarakat
di dalam dan di sekitar kawasan hutan .
D. Ruang Lingkup.
2
Ruang lingkup petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan ini meliputi
kebijakan dan standar teknis dalam pengelolaan Demplot Budidaya Jamur
Tiram.
3
II. PENGELOLAAN DEMPLOT BUDIDAYA JAMUR TIRAM
A. Prinsip Pengembangan Demplot Jamur Tiram.
Pengembangan Demlot Budidaya Jamur Tiram dilaksanakan secara
swakelola oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam suatu
kelompok tani. Kelompok yang ditunjuk adalah kelompok yang telah
merintis usaha jamur tiram secara swadaya. Kelompok tani dimaksud
diakui keberadaannya oleh masyarakat dan pemerintahan nagari melalui
suatu Keputusan Walinagari.
B. Persyaratan Lokasi
1. Lokasi secara umum berada dalam atau disekitar kawasan
hutan dan tingkat ketergantungan masyarakat pada hutan cukup
tinggi.
2. Lokasi berada pada ketinggian > 400 m diatas permukaan laut.
C. Persyaratan Kelompok
1. Kelompok tumbuh secara swadaya dan mempunyai keterikatan
kuat.
2. Mempunyai kemauan dan semangat yang tinggi untuk
melaksanakan Demplot Jamur Tiram ditandai dengan adanya
pembangunan usaha secara swadaya.
3. Mempunyai Anggaran/ peraturan kelompok yang dapat dipatuhi
oleh semua anggota.
4. Mempunyai rencana/ proposal, adminsitrasi dan kelengkapan
kelompok lainnya.
5. Kelompok tersebut telah dikukuhkan oleh Walinagari ditandai
dengan dikeluarkannya surat keputusan walinagari tentang
Pengukukan kelompok.
6. Kelompok sudah mempunyai bangunan pemeliharaan jamur
tiram.
D. Pemanfaatan
4
Hasil kegiatan dapat dimanfaatkan oleh kelompok Pelaksana
Pengembangan Demplot Jamur Tiram.
5
III. GAMBARAN UMUM JAMUR TIRAM
Jamur Tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping
pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar
membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur
ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe/stalk). Tudung berbentuk
mirip cangkang tiram berukuran 5 cm – 15 cm dan permukaan bagian bawah
berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan
tangkainya dapat pendek atau panjang (2 cm – 6 cm) tergantung pada
kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Jamur tiram termasuk golongan jamur yang memiliki spora berwarna.
Diantara ribuan spesies jamur kayu telah dikenal beberapa jenis jamur tiram
yang biasa dikonsumsi sebagai makanan lezat dan dapat dibudidayakan.
Nama-nama jamur tiram biasanya dibedakan menurut warna tudung tubuh
buah atau sporanya. Diantaranya jamur tiram putih bersih, jamur tiram
kelabu, jamur tiram abu-abu, jamur tiram merah jambu, jamur tiram krem
yang kesemuanya disebut berdasarkan warna tudungnya.
Jamur tiram termasuk ” tanaman”heterotropik yang hidupnya
tergantung pada lingkunga tempat ia hidup. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah, air, keasaman (pH), substrat,
kelembaban, suhu udara dan ketersediaan sumber nutrisi.
Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi berupa
senyawa karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral.
Jamur tiram tumbuh dan berkembang sepanjang tahun di daerah
beriklim dingin sampai daratan tropis beriklim panas. Miselium jamur
tumbuh optimal pada suhu 25o C – 30o C, sedangkan tubuh buah dari
sebagaian besar spesies (jenis) jamur tiram tumbuh optimal pada suhu 18o
C– 20o C. Jamur hidup pada periode gelap dan terang yang berganti-ganti.
Miselium jamur tumbuh optimal dalam keadaan gelap dan kondisi asam (pH
5,5 – 6,5). Tetapi kondisi lingkungan atau substrat tempat tumbuh yang
terlalu asam (pH rendah) atau pH terlalu tinggi akan menghambat
pertumbuhan miselium. Sebaliknya tubuh buah jamur tidak tumbuh pada
6
tempat-tempat yang gelap. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada
lingkungan yang agak terang dan kondisi keasaman yang agak netral (pH
6,8 – 7,0). Cahaya matahari dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan
tubuh buah (tangkai dan tudung). Tetapi cahaya matahari yang menembus
permukaan tubuh buah jamur akan merusak dan menyebabkan kelayuan.
Pertumbuhan jamur hanya membutuhkan sinar matahari yang bersifat
menyebar.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada macam kayu
disembarang tempat. Tetapi jamur tiram tumbuh optimal pada kayu lapuk
yang tersebar didataran rendah sampai lereng pegunungan atau kawasan
yang memiliki ketinggian antara 600 m – 800 m di atas permukaan laut.
Kondisi lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan jamur tiram adalah
tempat-tempat yang teduh dan tidak terkena pancaran (penetrasi) sinar
matahari secara langsung dengan sirkulasi udara lancar dan angin sepoi-
sepoi basah. Jamur tiram adalah “ tanaman” saprofit semi anaerob yang
membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan.
7
IV. TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Pada dasarnya Budidaya Jamur Tiram tidaklah sulit, namun usaha ini
memerlukan keterampilan dan ketekunan yang cukup tinggi.
Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas, cukup untuk
mendirikan kumbung dan tempat untuk perebusan/ sterilisasi. Bahan dan
alat yang diperlukan untuk budidaya jamur tiram adalah :
1. Bahan
- Plastik bening (PP)
- Serbuk Gergaji
- Dedak halus
- Gyps (CaSO4)
- Kapur (CaCO3)
- Pupuk
- Air
- Bibit Jamur Tiram
2. Alat
- Kumbung, rak jamur
- Sprayer
- Thermometer
- Drum
- Ayakan
- Lampu spritus
- Masker
- Perlengkapan Kerja
Teknik Budidaya
1. Penyiapan Media
a. Pengayakan serbuk gergaji
Terlebih dahulu serbuk gergaji diayak untuk menghindari
gumpalan dan kotoran yang terdapat di serbuk gergaji.
b. Pengadukan serbuk gergaji dengan dedak, kapur, gyps dan
pupuk. Bahan-bahan diaduk hingga media rata sambil ditambah air.
Jika sudah rata adukan bahan dicoba mengepal, jika setelah dikepal
adonan bahan tidak rombak tandanya jumlah air sudah cukup.
8
Campuran dimasukan kedalam plastik sampai penuh sambil ditekan
supaya padat. Kemudian permukaan media tumbuh dibuat lobang
dengan diameter 1 inchi ( 2,5 cm) dan sedalam 7,5 sampai 10 cm.
Bagian atas kantong plastik yang sudah diisi dengan media tumbuh
dipasang cicin dari potongan pipa paralon ( diameter dan tinggi
cincin sekitar 3 cm) atau potongan bambu kemudian disumbat
dengan kapas dan ditutup plastik. Kantong plastik yang sudah
terisi media ini biasanya disebut baglog.
c. Baglog kemudian disusun dalam keranjang plastik / bambu dan
disterilisasi dengan cara merebus (dikukus) dengan drum yang
bersekat pada suhu 95º – 100 º C selama 10 jam. Pelaksanaan
perebusan paling lambat 24 jam sejak disiapkan. Selesai
disterilisasi, baglog segera didinginkan sampai suhunya turun
menjadi 60 º C. Sambil menunggu suhu beglog turun ruangan
pembiakan disterilkan. Ruangan disemprot dengan baysol dicampur
alkohol atau aquades dengan perbandingan 1 : 6. Lantai ruangan
dibersihkan dengan semprotan baysol kemudian dilap/ dipel
dengan kain bersih. Semua peralatan untuk budidaya jamur
dibersihkan, termasuk pakaian tenaga kerja harus disterilkan
dengan cara dibasuh atau disemprot dengan alkohol.
Setelah suhu baglog menjadi 60º C maka baglog tersebut
dikeluarkan dari drum perebusan/ pengukusan dan didinginkan di
dalam ruangan inokulasi selama 24 jam.
2. Inokulasi
Bibit F3 dalam botol pembiakan diambil, ujung botol dan kapas
penyumbat disemprot dengan akohol, kemudian dibakar selama 1 – 2
menit. Dalam keadaan panas dan terbakar, kapas penyumbat segera
dibuka dan mulut botol dipanggang di atas api selama 10 – 15 detik.
Kemudian, miselium dan media tumbuhnya dihancurkan dengan pinset
panjang atau alat lain yang memungkinkan.
9
Campuran miselium dan media tumbuh dalam botol pembiakan segera
ditumpahkan keatas cawan dan segera ditanamkan (diinokulasi) ke
dalam baglog media tumbuh yang telah disiapkan.
Setiap botol F3 dapat ditanamkan menjadi 30 – 35 baglog. Untuk
menghindari kontaminasi, pelaksanaan penanaman harus dilakukan
dengan hati-hati dan cepat. Untuk penanaman/ inokulasi dilakukan
oleh 2 orang atau lebih. Caranya, salah seorang menanamkan bibit
miselium F3 dan seorang lainnya membuka sekaligus menutup kembali
baglog F4 dengan kapas.
3. Inkubasi
Baglog-baglog yang telah ditanami/ diinokulasi segera disimpan
( diinkubasi dalam kubung (rumah jamur).
4. Pemeliharaan Jamur Tiram
Pemeliharaan jamur tiram yaitu dengan menciptakan dan menjaga
kondisi lingkungan pemeliharaan yang memenuhi syarat pertumbuhan
jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan meliputi pembuatan atau
perbaikan/ rehabilitasi rumah jamur (kubung). Perawatan miselium dan
tubuh buah, serta panen dan pasca panen.
10
V. PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM
A. Pembuatan atau Rehabilitasi Rumah Jamur (Kubung)
Ruangan kubung pemeliharaan jamur tiram dilengkapi rak atau para-
para (shed) yang dipasang secara berjajar, berderet, dan bersusun
berlapis diantara sisi-sisi tiang penyangga. Ukuran rak disesuaikan
dengan ukuran baglog jamur yang dipelihara. Rak terdiri atas unit-unit rak
yang dipisahkan oleh jalan utama dan jalan simpang yang membelah
ruangan. Unit rak berupa sekat-sekat atau susunan kayu horizontal atau
membujur atau berlapis-lapis yang dipasang kokoh dan rapi diantara
tiang penyangga.
Lebar dan tinggi setiap lapis (susunan) unit rak dibuat sekitar 2 x 20
cm (panjang baglog) atau sekitar 40 cm, sedangkan panjangnya 3 m atau
disesuaikan dengan ukuran lebar kubung.
Pembuatan susunan (sekat) unit-unit rak yang ideal tidak lebih dari 5
lapisan. Setiap lapisan rak ini mampu memuat atau menampung baglog
sebayak 2 kantong kearah vertikal dan 15 – 16 buah kantong kearah
horizontal. Pada unit rak ukuran 3 m (panjang) dan 40 cm (lebar dan
tinggi) dapat ditanam sekitar 60 kantong baglog sehingga seluruh unit rak
yang bersusun 5 lapis dapat diisi sekitar 300 kantong baglog.
Susunan rak lapisan bawah dibuat sekitar 20 cm – 25 cm di atas
permukaan lantai dasar sehingga sirkulasi udara pada bagian ini tidak
terhambat dan tubuh buah jamur yang tumbuh pada rak lapisan bawah
tidak menyentuh dan terkontaminasi oleh kotoran yang mencemari lantai
dasar. Ruangan kubung tidak dipenuhi unit-unit rak semuanya, disisakan
25 % pada salah satu sisi ruangan sebagai tempat inkubasi.
Atap dan dinding kubung ditutup rapat dan kokoh. Dinding kubung
bagian atas diberi lubang ventilasi terbuka sedangkan dinding kubung
bawah diberi ventilasi khusus yang dapat dubuka atau ditutup kembali.
Lubang ventilasi dinding atas pada kubung yang ideal dibuat sebanyak 4
buah. Dua buah ventilasi terdapat pada dinding kubung sisi kiri dan
sisanya pada sisi kubung bagian kanan. Ventilasi pada dinding bagian
11
bawah berupa jendela plastik yang disobek membentuk huruf L atau U.
Tujuannya adalah supaya sobekan plastik tersebut dapat dibuka atau
dirapatkan kembali. Jumlah dan ukuran ventilasi sama dengan ventilasi
terbuka, sedangkan letaknya sekitar 1 m samping kiri atau kanan
ventilasi terbuka.
B. Perawatam Miselium dan Tubuh Buah
Baglog yang telah diinokulasi dimasukan ke dalam kubung/ rumah
pemeliharaan yang telah disiapkan. Baglog diletakkan di atas lantai
inkubasi yang telah disediakan yaitu di atas permukaan lantai kosong
yang tidak ditutup rak. Posisi baglog vertikal, alas baglog di bawah, dan
bagian permukaan tempat persemaian miselium yang ditutup (disumbat)
kapas di atas.
Bibit jamur pada lantai inkubasi dibiarkan selama 3 minggu hingga
miselium tumbuh hampir sempurna. Masa penumbuhan miselium ini
disebut masa inkubasi. Selama masa inkubasi, miselium jamur akan
tumbuh menutupi permukaan dan pori-pori media tumbuh dalam baglog.
Miselium yang tumbuh baik akan menutupi sekitar 75% permukaan dan
pori-pori media tumbuh.
Usai masa inkubasi dilanjutkan dengan penumbuhan. Bibit jamur yang
tumbuh baik segera disusun di atas lapisan-lapisan rak. Sambil menyusun
baglog sekaligus dilakukan seleksi. Bibit jamur yang tidak tumbuh dengan
baik dan terkontaminasi oleh kotoran dan jamur lain dikumpulkan dalam
karung dan dibuang/ dimusnahkan. Baglog disusun horizontal kekiri dan
kanan mengikuti arah rak seperti terlihat pada gambar :
12
Gambar : Susunan Rak dalam Ruangan Kubung
Selesai penyusunan baglog dapat dilakukan monitoring penumbuhan
miselium. Dalam monitoring ini dapat dilakukan pemeriksaan atau
identifikasi ulang terhadap miselium dalam baglog. Miselium jamur dalam
baglog yang tumbuh kurang baik dibuang dan diganti dengan yang lain
atau dibiarkan kosong.
Setelah seluruh atau sekitar 90% permukaan pori-pori media tumbuh
tertutup miselium, maka segera dilakukan penumbuhan jamur dengan
mencabut/ membuka kapas penyumbat atau merobek plastik baglog.
Sobekan membentuk segi empat atau lubang bulat diameter 1 inchi (2,5
cm).
Biasanya sekitar 3 – 5 hari sejak penyobekan baglog atau pencabutan
kapas penyumbat, maka tunas ( calon tubuh buah) jamur (pin head) akan
tumbuh pada bekas sumbatan kapas atau bekas sobekan tersebut. Tunas
jamur ini akan tumbuh menjadi tubuh buah dewasa dan dapat dipanen
setelah 4 – 5 hari kemudian.
Pekerjaan pokok yang rutin selama perawatan miselium dan tubuh
buah jamur tiram adalah penyiraman serta pengontrolan kelembaban dan
sirkulasi udara serta kebersihan kubung. Penyiraman dilakukan sejak
pelaksanaan pencabutan sumbatan kapas atau penyobekan pertama.
Penyiraman dilakukan dengan menyemprotkan kabut air memakai
sprayer yang dilengkapi nozzle. Penyiraman dilakukan secara rutin setiap
hari sesuai dengan kondisi udara ( cuaca). Penyiraman pada musim hujan
yang suhu serta kelembaban udaranya normal dilakukan sebanyak 1
(satu) kali sehari ( pagi hari). Penyiraman pada musim panas yang suhu
udaranya cukup tinggi, tetapi kelembaban ruangan kubung agak rendah
dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Frekwensi penyiraman saat suhu udara
terlalu tinggi yang dibarengi dengan tiupan angin kencang dilakukan
sebanyak 3 kali sehari.
Tindakan yang perlu dilakukan ketika tidak ada angin dan sirkulasi
udara dalam kubung terhambat serta tidak terjadi hujan adalah
13
membuka atau menyingkapkan ventilasi plastik pada dinding kubung
bagian bawah atau membuka pintu kubung setiap malam hari.
C. Panen
Jamur tiram dipanen saat pertumbuhan tubuh buah telah maksimal.
Masa pertumbuhan ini ditandai oleh ukuran dan bentuk tubuh buah yang
maksimal dan sempurna. Waktu panen paling tepat adalah umur 4 – 5
hari terhitung sejak pembentukan calon tubuh buah ( pin head) dan
panjangnya telah maksimal atau beratnya telah mencapai 50 – 5 gr.
Biasanya pertumbuhan tunas dan tubuh buah jamur tiram dalam setiap
rumah jamur tidak serentak. Dengan demikian, pelaksanaan panen
dilakukan setiap hari dengan memilih jamur-jamur yang memiliki ukuran
paling besar. Panen jamur tiram dilakukan secara manual dengan cara
mencabut jamur dan akarnya. Akar jamur yang tidak tercabut akan
membusuk dan akan mengganggu pertumbuhan calon jamur yang akan
berkembang disekitar pembusukan akar. Akar yang tidak tercabut harus
diambil paksa denga cara dicongkel memakai kuku tangan atau dijepit
dan dicabut dengan penjepit khusus.
Jamur tiram dapat disimpan dalam bentuk segar atau diolah menjadi
produk awetan (instan). Jamur tiram yang baru dipetik (dipanen) segera
dibersihkan. Akar dan pangkal tangkai jamur dipotong, kemudian kotoran,
spora, dan air media yang menempel pada permukaan tubuh buah
dibersihkan. Tubuh buah jamur tiram tersebut mudah robek, maka
pembersihan jamur dilakukan dengan hati-hati.
Jamur yang telah bersih dapat langsung direbus atau dimasak dan
dikonsumsi sebagi hidangan lezat atau disimpan sebagai persediaan
sayuran. Jamur tiram segar yang dibungkus plastik dapat disimpan pada
wadah terbuka atau lemari es (kulkas). Penyimpanan jamur pada wadah
terbuka dapat bertahan selama 3 – 4 hari, sedangkan penyimpanan pada
suhu dingin (dalam lemari es) dapat bertahan hingga satu minggu.
14
15