Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

15
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan dan lahan merupakan modal pembangunan nasional yang bermanfaat secara nyata bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat, baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi secara seimbang dan dinamis. Hutan dan lahan dengan masyarakat sekitarnya merupakan suatu kesatuan ekosistem yang satu sama lain saling ketergantungan, oleh karena itu hutan dan lahan harus dimanfaatkan dan diusahakan secara bijaksana untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan. Masyarakat sekitar sumber daya alam hutan memiliki keterkaitan yang erat dengan sumber daya alam yang ada. Dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari masyarakat sekitar hutan dengan sendirinya menggunakan sumber daya alam yang ada disekitarnya, sebagai akibat dari berbagai proses interaksi yang tidak seimbang antara kebutuhan ekonomi dam pembangunan masyarakat menyebabkan degradasi hutan alam. Degradasi sumber daya hutan telah menimbulkan dampak yang cukup luas yang mencakup aspek biofisik, lingkungan, ekonomi, dan juga sosial politik. Bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana alam lainnya terjadi susul menyusul yang menyebabkan hilangnya nyawa dan kerugian materil yang sangat besar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan hutan adalah dengan mengalihkan pola interaksi masyarakat sekitar hutan dari mengandalkan sumber nafkah hidupnya dari menebang hutan menjadi usaha yang memanfaatkan hasil dari hasil hutan . 1

Transcript of Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Page 1: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan dan lahan merupakan modal pembangunan nasional yang

bermanfaat secara nyata bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat,

baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi secara seimbang

dan dinamis. Hutan dan lahan dengan masyarakat sekitarnya merupakan

suatu kesatuan ekosistem yang satu sama lain saling ketergantungan,

oleh karena itu hutan dan lahan harus dimanfaatkan dan diusahakan

secara bijaksana untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

dengan tetap menjaga kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan.

Hal tersebut sejalan dengan pembangunan kehutanan yang diarahkan

untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan.

Masyarakat sekitar sumber daya alam hutan memiliki keterkaitan

yang erat dengan sumber daya alam yang ada. Dalam memenuhi

kebutuhannya sehari-hari masyarakat sekitar hutan dengan sendirinya

menggunakan sumber daya alam yang ada disekitarnya, sebagai akibat

dari berbagai proses interaksi yang tidak seimbang antara kebutuhan

ekonomi dam pembangunan masyarakat menyebabkan degradasi hutan

alam.

Degradasi sumber daya hutan telah menimbulkan dampak yang cukup

luas yang mencakup aspek biofisik, lingkungan, ekonomi, dan juga sosial

politik. Bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana alam

lainnya terjadi susul menyusul yang menyebabkan hilangnya nyawa dan

kerugian materil yang sangat besar.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan

hutan adalah dengan mengalihkan pola interaksi masyarakat sekitar

hutan dari mengandalkan sumber nafkah hidupnya dari menebang hutan

menjadi usaha yang memanfaatkan hasil dari hasil hutan .

1

Page 2: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Memanfaatkan hasil dari hasil hutan baik berupa pemanfaatan bagian

tanaman yang mati maupun pemanfaatan serbuk gergaji pemotongan

kayu di sawmill, salah satunya adalah dengan mengembangan usaha

budidaya jamur tiram.

Demplot budidaya jamur tiram merupakan suatu unit percontohan

usaha yang dikelola oleh kelompok tani dengan memanfaatkan sisa

gergajian kayu sebagai media tanam. Dengan menginokulasikan starter

(bibit) jamur dan dilakukan pemeliharaan sedemikian rupa akan

menghasilkan suatu jenis sayuran yang bergizi, lezat dan sehat untuk

dikonsumsi sehari-hari.

Untuk lebih terarah dan tertibnya pelaksanaan Demplot Jamur Tiram

dirasa perlu untuk membuat suatu Petunjuk Tenis Pelaksanaan Kegiatan

yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan nantinya.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Demplot Jamur Tiram

adalah sebagai pedoman, arahan dan acuan bagi pihak-pihak terkait

dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil Demplot Jamur Tiram agar

pelaksanaan dan hasilnya dapat mencapai sasaran.

Sedangkan tujuan pembuatan Dempot Budidaya Jamur Tiram adalah :

1. Memberikan contoh alternatif usaha bagi masyarakat disekitar

hutan.

2. Meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar hutan.

3. Dengan terbentuknya kelompok masyarakat pengusaha jamur

tiram diharapkan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap hutan

berkurang.

C. Sasaran

Sasaran Demplot Budidaya Jamur Tiram adalah kelompok masyarakat

di dalam dan di sekitar kawasan hutan .

D. Ruang Lingkup.

2

Page 3: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Ruang lingkup petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan ini meliputi

kebijakan dan standar teknis dalam pengelolaan Demplot Budidaya Jamur

Tiram.

3

Page 4: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

II. PENGELOLAAN DEMPLOT BUDIDAYA JAMUR TIRAM

A. Prinsip Pengembangan Demplot Jamur Tiram.

Pengembangan Demlot Budidaya Jamur Tiram dilaksanakan secara

swakelola oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam suatu

kelompok tani. Kelompok yang ditunjuk adalah kelompok yang telah

merintis usaha jamur tiram secara swadaya. Kelompok tani dimaksud

diakui keberadaannya oleh masyarakat dan pemerintahan nagari melalui

suatu Keputusan Walinagari.

B. Persyaratan Lokasi

1. Lokasi secara umum berada dalam atau disekitar kawasan

hutan dan tingkat ketergantungan masyarakat pada hutan cukup

tinggi.

2. Lokasi berada pada ketinggian > 400 m diatas permukaan laut.

C. Persyaratan Kelompok

1. Kelompok tumbuh secara swadaya dan mempunyai keterikatan

kuat.

2. Mempunyai kemauan dan semangat yang tinggi untuk

melaksanakan Demplot Jamur Tiram ditandai dengan adanya

pembangunan usaha secara swadaya.

3. Mempunyai Anggaran/ peraturan kelompok yang dapat dipatuhi

oleh semua anggota.

4. Mempunyai rencana/ proposal, adminsitrasi dan kelengkapan

kelompok lainnya.

5. Kelompok tersebut telah dikukuhkan oleh Walinagari ditandai

dengan dikeluarkannya surat keputusan walinagari tentang

Pengukukan kelompok.

6. Kelompok sudah mempunyai bangunan pemeliharaan jamur

tiram.

D. Pemanfaatan

4

Page 5: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Hasil kegiatan dapat dimanfaatkan oleh kelompok Pelaksana

Pengembangan Demplot Jamur Tiram.

5

Page 6: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

III. GAMBARAN UMUM JAMUR TIRAM

Jamur Tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping

pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar

membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah jamur

ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe/stalk). Tudung berbentuk

mirip cangkang tiram berukuran 5 cm – 15 cm dan permukaan bagian bawah

berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan

tangkainya dapat pendek atau panjang (2 cm – 6 cm) tergantung pada

kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya.

Jamur tiram termasuk golongan jamur yang memiliki spora berwarna.

Diantara ribuan spesies jamur kayu telah dikenal beberapa jenis jamur tiram

yang biasa dikonsumsi sebagai makanan lezat dan dapat dibudidayakan.

Nama-nama jamur tiram biasanya dibedakan menurut warna tudung tubuh

buah atau sporanya. Diantaranya jamur tiram putih bersih, jamur tiram

kelabu, jamur tiram abu-abu, jamur tiram merah jambu, jamur tiram krem

yang kesemuanya disebut berdasarkan warna tudungnya.

Jamur tiram termasuk ” tanaman”heterotropik yang hidupnya

tergantung pada lingkunga tempat ia hidup. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah, air, keasaman (pH), substrat,

kelembaban, suhu udara dan ketersediaan sumber nutrisi.

Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi berupa

senyawa karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral.

Jamur tiram tumbuh dan berkembang sepanjang tahun di daerah

beriklim dingin sampai daratan tropis beriklim panas. Miselium jamur

tumbuh optimal pada suhu 25o C – 30o C, sedangkan tubuh buah dari

sebagaian besar spesies (jenis) jamur tiram tumbuh optimal pada suhu 18o

C– 20o C. Jamur hidup pada periode gelap dan terang yang berganti-ganti.

Miselium jamur tumbuh optimal dalam keadaan gelap dan kondisi asam (pH

5,5 – 6,5). Tetapi kondisi lingkungan atau substrat tempat tumbuh yang

terlalu asam (pH rendah) atau pH terlalu tinggi akan menghambat

pertumbuhan miselium. Sebaliknya tubuh buah jamur tidak tumbuh pada

6

Page 7: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

tempat-tempat yang gelap. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada

lingkungan yang agak terang dan kondisi keasaman yang agak netral (pH

6,8 – 7,0). Cahaya matahari dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan

tubuh buah (tangkai dan tudung). Tetapi cahaya matahari yang menembus

permukaan tubuh buah jamur akan merusak dan menyebabkan kelayuan.

Pertumbuhan jamur hanya membutuhkan sinar matahari yang bersifat

menyebar.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada macam kayu

disembarang tempat. Tetapi jamur tiram tumbuh optimal pada kayu lapuk

yang tersebar didataran rendah sampai lereng pegunungan atau kawasan

yang memiliki ketinggian antara 600 m – 800 m di atas permukaan laut.

Kondisi lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan jamur tiram adalah

tempat-tempat yang teduh dan tidak terkena pancaran (penetrasi) sinar

matahari secara langsung dengan sirkulasi udara lancar dan angin sepoi-

sepoi basah. Jamur tiram adalah “ tanaman” saprofit semi anaerob yang

membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan.

7

Page 8: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

IV. TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Pada dasarnya Budidaya Jamur Tiram tidaklah sulit, namun usaha ini

memerlukan keterampilan dan ketekunan yang cukup tinggi.

Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas, cukup untuk

mendirikan kumbung dan tempat untuk perebusan/ sterilisasi. Bahan dan

alat yang diperlukan untuk budidaya jamur tiram adalah :

1. Bahan

- Plastik bening (PP)

- Serbuk Gergaji

- Dedak halus

- Gyps (CaSO4)

- Kapur (CaCO3)

- Pupuk

- Air

- Bibit Jamur Tiram

2. Alat

- Kumbung, rak jamur

- Sprayer

- Thermometer

- Drum

- Ayakan

- Lampu spritus

- Masker

- Perlengkapan Kerja

Teknik Budidaya

1. Penyiapan Media

a. Pengayakan serbuk gergaji

Terlebih dahulu serbuk gergaji diayak untuk menghindari

gumpalan dan kotoran yang terdapat di serbuk gergaji.

b. Pengadukan serbuk gergaji dengan dedak, kapur, gyps dan

pupuk. Bahan-bahan diaduk hingga media rata sambil ditambah air.

Jika sudah rata adukan bahan dicoba mengepal, jika setelah dikepal

adonan bahan tidak rombak tandanya jumlah air sudah cukup.

8

Page 9: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Campuran dimasukan kedalam plastik sampai penuh sambil ditekan

supaya padat. Kemudian permukaan media tumbuh dibuat lobang

dengan diameter 1 inchi ( 2,5 cm) dan sedalam 7,5 sampai 10 cm.

Bagian atas kantong plastik yang sudah diisi dengan media tumbuh

dipasang cicin dari potongan pipa paralon ( diameter dan tinggi

cincin sekitar 3 cm) atau potongan bambu kemudian disumbat

dengan kapas dan ditutup plastik. Kantong plastik yang sudah

terisi media ini biasanya disebut baglog.

c. Baglog kemudian disusun dalam keranjang plastik / bambu dan

disterilisasi dengan cara merebus (dikukus) dengan drum yang

bersekat pada suhu 95º – 100 º C selama 10 jam. Pelaksanaan

perebusan paling lambat 24 jam sejak disiapkan. Selesai

disterilisasi, baglog segera didinginkan sampai suhunya turun

menjadi 60 º C. Sambil menunggu suhu beglog turun ruangan

pembiakan disterilkan. Ruangan disemprot dengan baysol dicampur

alkohol atau aquades dengan perbandingan 1 : 6. Lantai ruangan

dibersihkan dengan semprotan baysol kemudian dilap/ dipel

dengan kain bersih. Semua peralatan untuk budidaya jamur

dibersihkan, termasuk pakaian tenaga kerja harus disterilkan

dengan cara dibasuh atau disemprot dengan alkohol.

Setelah suhu baglog menjadi 60º C maka baglog tersebut

dikeluarkan dari drum perebusan/ pengukusan dan didinginkan di

dalam ruangan inokulasi selama 24 jam.

2. Inokulasi

Bibit F3 dalam botol pembiakan diambil, ujung botol dan kapas

penyumbat disemprot dengan akohol, kemudian dibakar selama 1 – 2

menit. Dalam keadaan panas dan terbakar, kapas penyumbat segera

dibuka dan mulut botol dipanggang di atas api selama 10 – 15 detik.

Kemudian, miselium dan media tumbuhnya dihancurkan dengan pinset

panjang atau alat lain yang memungkinkan.

9

Page 10: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Campuran miselium dan media tumbuh dalam botol pembiakan segera

ditumpahkan keatas cawan dan segera ditanamkan (diinokulasi) ke

dalam baglog media tumbuh yang telah disiapkan.

Setiap botol F3 dapat ditanamkan menjadi 30 – 35 baglog. Untuk

menghindari kontaminasi, pelaksanaan penanaman harus dilakukan

dengan hati-hati dan cepat. Untuk penanaman/ inokulasi dilakukan

oleh 2 orang atau lebih. Caranya, salah seorang menanamkan bibit

miselium F3 dan seorang lainnya membuka sekaligus menutup kembali

baglog F4 dengan kapas.

3. Inkubasi

Baglog-baglog yang telah ditanami/ diinokulasi segera disimpan

( diinkubasi dalam kubung (rumah jamur).

4. Pemeliharaan Jamur Tiram

Pemeliharaan jamur tiram yaitu dengan menciptakan dan menjaga

kondisi lingkungan pemeliharaan yang memenuhi syarat pertumbuhan

jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan meliputi pembuatan atau

perbaikan/ rehabilitasi rumah jamur (kubung). Perawatan miselium dan

tubuh buah, serta panen dan pasca panen.

10

Page 11: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

V. PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

A. Pembuatan atau Rehabilitasi Rumah Jamur (Kubung)

Ruangan kubung pemeliharaan jamur tiram dilengkapi rak atau para-

para (shed) yang dipasang secara berjajar, berderet, dan bersusun

berlapis diantara sisi-sisi tiang penyangga. Ukuran rak disesuaikan

dengan ukuran baglog jamur yang dipelihara. Rak terdiri atas unit-unit rak

yang dipisahkan oleh jalan utama dan jalan simpang yang membelah

ruangan. Unit rak berupa sekat-sekat atau susunan kayu horizontal atau

membujur atau berlapis-lapis yang dipasang kokoh dan rapi diantara

tiang penyangga.

Lebar dan tinggi setiap lapis (susunan) unit rak dibuat sekitar 2 x 20

cm (panjang baglog) atau sekitar 40 cm, sedangkan panjangnya 3 m atau

disesuaikan dengan ukuran lebar kubung.

Pembuatan susunan (sekat) unit-unit rak yang ideal tidak lebih dari 5

lapisan. Setiap lapisan rak ini mampu memuat atau menampung baglog

sebayak 2 kantong kearah vertikal dan 15 – 16 buah kantong kearah

horizontal. Pada unit rak ukuran 3 m (panjang) dan 40 cm (lebar dan

tinggi) dapat ditanam sekitar 60 kantong baglog sehingga seluruh unit rak

yang bersusun 5 lapis dapat diisi sekitar 300 kantong baglog.

Susunan rak lapisan bawah dibuat sekitar 20 cm – 25 cm di atas

permukaan lantai dasar sehingga sirkulasi udara pada bagian ini tidak

terhambat dan tubuh buah jamur yang tumbuh pada rak lapisan bawah

tidak menyentuh dan terkontaminasi oleh kotoran yang mencemari lantai

dasar. Ruangan kubung tidak dipenuhi unit-unit rak semuanya, disisakan

25 % pada salah satu sisi ruangan sebagai tempat inkubasi.

Atap dan dinding kubung ditutup rapat dan kokoh. Dinding kubung

bagian atas diberi lubang ventilasi terbuka sedangkan dinding kubung

bawah diberi ventilasi khusus yang dapat dubuka atau ditutup kembali.

Lubang ventilasi dinding atas pada kubung yang ideal dibuat sebanyak 4

buah. Dua buah ventilasi terdapat pada dinding kubung sisi kiri dan

sisanya pada sisi kubung bagian kanan. Ventilasi pada dinding bagian

11

Page 12: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

bawah berupa jendela plastik yang disobek membentuk huruf L atau U.

Tujuannya adalah supaya sobekan plastik tersebut dapat dibuka atau

dirapatkan kembali. Jumlah dan ukuran ventilasi sama dengan ventilasi

terbuka, sedangkan letaknya sekitar 1 m samping kiri atau kanan

ventilasi terbuka.

B. Perawatam Miselium dan Tubuh Buah

Baglog yang telah diinokulasi dimasukan ke dalam kubung/ rumah

pemeliharaan yang telah disiapkan. Baglog diletakkan di atas lantai

inkubasi yang telah disediakan yaitu di atas permukaan lantai kosong

yang tidak ditutup rak. Posisi baglog vertikal, alas baglog di bawah, dan

bagian permukaan tempat persemaian miselium yang ditutup (disumbat)

kapas di atas.

Bibit jamur pada lantai inkubasi dibiarkan selama 3 minggu hingga

miselium tumbuh hampir sempurna. Masa penumbuhan miselium ini

disebut masa inkubasi. Selama masa inkubasi, miselium jamur akan

tumbuh menutupi permukaan dan pori-pori media tumbuh dalam baglog.

Miselium yang tumbuh baik akan menutupi sekitar 75% permukaan dan

pori-pori media tumbuh.

Usai masa inkubasi dilanjutkan dengan penumbuhan. Bibit jamur yang

tumbuh baik segera disusun di atas lapisan-lapisan rak. Sambil menyusun

baglog sekaligus dilakukan seleksi. Bibit jamur yang tidak tumbuh dengan

baik dan terkontaminasi oleh kotoran dan jamur lain dikumpulkan dalam

karung dan dibuang/ dimusnahkan. Baglog disusun horizontal kekiri dan

kanan mengikuti arah rak seperti terlihat pada gambar :

12

Page 13: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

Gambar : Susunan Rak dalam Ruangan Kubung

Selesai penyusunan baglog dapat dilakukan monitoring penumbuhan

miselium. Dalam monitoring ini dapat dilakukan pemeriksaan atau

identifikasi ulang terhadap miselium dalam baglog. Miselium jamur dalam

baglog yang tumbuh kurang baik dibuang dan diganti dengan yang lain

atau dibiarkan kosong.

Setelah seluruh atau sekitar 90% permukaan pori-pori media tumbuh

tertutup miselium, maka segera dilakukan penumbuhan jamur dengan

mencabut/ membuka kapas penyumbat atau merobek plastik baglog.

Sobekan membentuk segi empat atau lubang bulat diameter 1 inchi (2,5

cm).

Biasanya sekitar 3 – 5 hari sejak penyobekan baglog atau pencabutan

kapas penyumbat, maka tunas ( calon tubuh buah) jamur (pin head) akan

tumbuh pada bekas sumbatan kapas atau bekas sobekan tersebut. Tunas

jamur ini akan tumbuh menjadi tubuh buah dewasa dan dapat dipanen

setelah 4 – 5 hari kemudian.

Pekerjaan pokok yang rutin selama perawatan miselium dan tubuh

buah jamur tiram adalah penyiraman serta pengontrolan kelembaban dan

sirkulasi udara serta kebersihan kubung. Penyiraman dilakukan sejak

pelaksanaan pencabutan sumbatan kapas atau penyobekan pertama.

Penyiraman dilakukan dengan menyemprotkan kabut air memakai

sprayer yang dilengkapi nozzle. Penyiraman dilakukan secara rutin setiap

hari sesuai dengan kondisi udara ( cuaca). Penyiraman pada musim hujan

yang suhu serta kelembaban udaranya normal dilakukan sebanyak 1

(satu) kali sehari ( pagi hari). Penyiraman pada musim panas yang suhu

udaranya cukup tinggi, tetapi kelembaban ruangan kubung agak rendah

dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Frekwensi penyiraman saat suhu udara

terlalu tinggi yang dibarengi dengan tiupan angin kencang dilakukan

sebanyak 3 kali sehari.

Tindakan yang perlu dilakukan ketika tidak ada angin dan sirkulasi

udara dalam kubung terhambat serta tidak terjadi hujan adalah

13

Page 14: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

membuka atau menyingkapkan ventilasi plastik pada dinding kubung

bagian bawah atau membuka pintu kubung setiap malam hari.

C. Panen

Jamur tiram dipanen saat pertumbuhan tubuh buah telah maksimal.

Masa pertumbuhan ini ditandai oleh ukuran dan bentuk tubuh buah yang

maksimal dan sempurna. Waktu panen paling tepat adalah umur 4 – 5

hari terhitung sejak pembentukan calon tubuh buah ( pin head) dan

panjangnya telah maksimal atau beratnya telah mencapai 50 – 5 gr.

Biasanya pertumbuhan tunas dan tubuh buah jamur tiram dalam setiap

rumah jamur tidak serentak. Dengan demikian, pelaksanaan panen

dilakukan setiap hari dengan memilih jamur-jamur yang memiliki ukuran

paling besar. Panen jamur tiram dilakukan secara manual dengan cara

mencabut jamur dan akarnya. Akar jamur yang tidak tercabut akan

membusuk dan akan mengganggu pertumbuhan calon jamur yang akan

berkembang disekitar pembusukan akar. Akar yang tidak tercabut harus

diambil paksa denga cara dicongkel memakai kuku tangan atau dijepit

dan dicabut dengan penjepit khusus.

Jamur tiram dapat disimpan dalam bentuk segar atau diolah menjadi

produk awetan (instan). Jamur tiram yang baru dipetik (dipanen) segera

dibersihkan. Akar dan pangkal tangkai jamur dipotong, kemudian kotoran,

spora, dan air media yang menempel pada permukaan tubuh buah

dibersihkan. Tubuh buah jamur tiram tersebut mudah robek, maka

pembersihan jamur dilakukan dengan hati-hati.

Jamur yang telah bersih dapat langsung direbus atau dimasak dan

dikonsumsi sebagi hidangan lezat atau disimpan sebagai persediaan

sayuran. Jamur tiram segar yang dibungkus plastik dapat disimpan pada

wadah terbuka atau lemari es (kulkas). Penyimpanan jamur pada wadah

terbuka dapat bertahan selama 3 – 4 hari, sedangkan penyimpanan pada

suhu dingin (dalam lemari es) dapat bertahan hingga satu minggu.

14

Page 15: Juknis Demplot Jamur Tiram Copy

15