Judul : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs … Indonesia. Perdagangan internasional terdiri...

23
Judul : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu 1994-2013 Nama : I Kadek Edi Wirya Berata Nim : 1206105079 ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional salah satunya adalah ekspor. Dengan melakukan ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional, salah satu komoditi yang diekspor adalah kakao. Kakao Indonesia sempat mengalami peningkatan maupun penurunan (fluktuasi). Penelitian ini bertujuan yang pertama untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia secara simultan. Kedua, untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao secara parsial. Ketiga, untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap ekspor kakao Indionesia kurun waktu 1994-2013. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa uraian dari buku, artikel, skripsi dan jurnal serta melalui intansi yang terkait. Kemudian data diolah dengan teknik analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilengkapi dengan uji asumsi klasik. Hasil uji dengan SPSS memperoleh hasil luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ekspor kakao. Secara parsial luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao, jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kakao, kurs dollar Amerika serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao, inflasi tidak berpengaruh signifikan dengan ekspor kakao. Dengan R 2 sebesar 0,968 ini berarti sebesar 96,8 persen. Kata kunci : ekspor, luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, inflasi

Transcript of Judul : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs … Indonesia. Perdagangan internasional terdiri...

Judul : Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika

Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu

1994-2013

Nama : I Kadek Edi Wirya Berata

Nim : 1206105079

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari

perdagangan internasional salah satunya adalah ekspor. Dengan melakukan ekspor

dapat meningkatkan pendapatan nasional, salah satu komoditi yang diekspor adalah

kakao. Kakao Indonesia sempat mengalami peningkatan maupun penurunan

(fluktuasi).

Penelitian ini bertujuan yang pertama untuk mengetahui pengaruh luas lahan,

jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao

Indonesia secara simultan. Kedua, untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah

produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi terhadap ekspor kakao secara

parsial. Ketiga, untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap

ekspor kakao Indionesia kurun waktu 1994-2013.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan. Metode pengumpulan

data ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa uraian dari buku, artikel, skripsi

dan jurnal serta melalui intansi yang terkait. Kemudian data diolah dengan teknik

analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilengkapi dengan uji asumsi klasik.

Hasil uji dengan SPSS memperoleh hasil luas lahan, jumlah produksi, kurs

dollar Amerika Serikat dan inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

ekspor kakao. Secara parsial luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ekspor kakao, jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor

kakao, kurs dollar Amerika serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor

kakao, inflasi tidak berpengaruh signifikan dengan ekspor kakao. Dengan R2 sebesar

0,968 ini berarti sebesar 96,8 persen.

Kata kunci : ekspor, luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat, inflasi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii

PERNYATAAN ORISINALISTAS ................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

ABSTRAK .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................. 13

1.5 Sistematika Penulisan ............................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori dan Konsep ..................................... 16

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional ..................... 16

2.1.2 Teori Ekspor .................................................... 19

2.1.3 Konsep Luas Lahan ......................................... 20

2.1.4 Teori Produksi ................................................. 21

2.1.5 Teori Kurs Dollar Amerika Serikat ................. 23

2.1.6 Teori Inflasi ..................................................... 25

2.1.7 Hubungan Luas Lahan Dengan Ekspor .......... 27

2.1.8 Hubungan Jumlah Produksi Dengan Ekspor .. 28

2.1.9 Hubungan Kurs Dollar Amerika Serikat

Dengan Ekspor ................................................ 28

2.1.8 Hubungan Inflasi Dengan Ekspor ................... 29

2.2 Hipotesis ................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ...................................................... 31

3.2 Lokasi Penelitian ...................................................... 32

3.3 Obyek Penelitian ...................................................... 32

3.4 Identifikasi Variabel ................................................. 32

3.5 Definisi Operasional Variabel .................................. 33

3.6 Jenis dan Sumber Data ............................................. 34

3.6.1 Jenis Data ........................................................ 34

3.6.2 Sumber Data .................................................... 34

3.7 Metode Pengumpulan Data ...................................... 35

3.8 Teknik Analisis Data ................................................ 35

3.8.1Analisis Regresi Linier Berganda ................... 35

1) Uji Normalitas ................................................ 36

2) Uji Autokolerasi ............................................. 36

3) Uji Multikolinearitas ...................................... 38

4) Uji Heteroskedastisitas . ................................ 38

3.8.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara

Simultan ........................................................... 39

3.8.4 Uji Signifikan Koefisien Regresi Secara

Parsial ................................................................ 41

3.8.5 Pengaruh Dominan ............................................ 47

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah dan Deskripsi Data

Hasil Penelitian ........................................................ 48

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Negara

Indonesia ......................................................... 48

4.1.2 Gambaran Umum Komoditi Kakao

Theobrema cacao L. ........................................ 49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................... 50

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ................... 50

1) Uji Normalitas ................................................ 51

2) Uji Autokolerasi ............................................. 52

3)Uji Multikolinearitas ....................................... 54

4) Uji Heteroskedastisitas .................................. 55

4.2.3 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan .......... 55

4.2.4 Uji Keofisien Regresi Secara Parsial ............. 57

1) Pengujian Pengaruh Luas Lahan (X1)

Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun

Waktu 1994-2013 (Y) ................................. 57

2) Pengujian Pengaruh Jumlah Produksi (X2)

Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun

Waktu 1994-2013 (Y) ................................. 58

3) Pengujian Pengaruh Kurs Dollar Amerika

Serikat (X3) Terhadap Ekspor Kakao

Indonesia Kurun Waktu 1994-2013 (Y) ..... 59

4) Pengujian Pengaruh Inflasi (X4) Terhadap

Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu

1994-2013 (Y) .............................................. 60

4.2.5Variabel Bebas yang Berpengaruh

Dominan .......................................................... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan .................................................................. 62

5.2 Saran ......................................................................... 64

DAFTAR RUJUKAN ....................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 69

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 hasil Uji Normalitas dengan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test ...................................................... 51

4.2 Hasil Uji Durbin Watson ........................................................ 53

4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas ...................................................... 54

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 55

4.5 Hasil Uji Standardized Coefficient Beta ................................. 61

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Grafik Volume dan Nilai Ekspor Kakao Indonesia

1994-2013 ......................................................................... 5

1.2 Grafik Luas Lahan Kakao Indonesia 1994-2013 .............. 6

1.3 Grafik Produksi Kakao Indonesia 1994-2013 ................... 8

1.4 Grafik Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat

1994-2013 ......................................................................... 10

1.5 Grafik Laju Inflasi Indonesia 1994-2013 .......................... 11

3.1 Kerangka Konsep .............................................................. 31

3.2 Daerah Pengujian Autokolerasi dengan Uji

Durbin-Waston .................................................................. 38

3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F ........ 40

3.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X1 42

3.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X2 44

3.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X3 45

3.7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel X4 47

4.1 Daerah Pengujian Autokolerasi dengan Uji

Durbin-Waston .................................................................. 53

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Data Yag Diolah ......................................................................... 70

2 Regresi Linear Berganda ............................................................ 71

3 Uji Normalitas .......................................................................... 72

4 Uji Autokolerasi ....................................................................... 73

5 Uji Multikolinearitas ................................................................ 73

6 Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 73

7 Tabel F ...................................................................................... 74

8 Tabel t ....................................................................................... 75

9 Tabel Statistik d dari Durbin Waston α = 0,05 ......................... 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi

kebutuhan rakyatnya agar dapat hidup makmur dan sejahtera (Adlin, 2008). Setiap

negara tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

rakyatnya itu sendiri. Selain itu, juga disebabkan adanya perbedaan sumber daya

yang dimiliki, iklim, letak geografis, jumlah penduduk, pengetahuan dan

teknologi. Alasan-alasan inilah yang menyebabkan munculnya perdagangan

internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting

dalam perekonomian suatu negara serta kegiatan impor dan ekspor (Ambar,

2013). Setiap negara membutuhkan kerja sama yang dilakukan untuk menunjukan

perekonomiannya, hubungan yang dimaksud dapat berupa hubungan dagang

antara negara satu dengan negara lainnya (Thagavi et al, 2012). Dalam arus

globalisasi ekonomi perdagangan terus berkembang memberikan pengaruh serta

hambatan terhadap aktivitas perdagangan yang harus dihadapi oleh semua negara

termasuk Indonesia.

Perdagangan internasional terdiri dari kegiatan ekspor dan impor, bila nilai

ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor, menunjukkan majunya

perekonomian suatu negara baik dari segi kegiatan perdagangan internasional

maupun dari sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan

2

(Djojohadikusumo, 1995:110). Terjalinnya perekonomian dalam negeri dan luar

negeri menjadikan hubungan yang saling berpengaruh antara satu negara dengan

negara lainnya. Kegiatan yang biasa dilakukan di dalam perdagangan

internasional yaitu kegiatan ekspor dan kegiatan impor. Menurut (Amornkitvikaia

et all, 2012) berpendapat bahwa kinerja ekspor yang kuat sebagai salah satu faktor

penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan jumlah ekspor

tidak saja mempengaruhi peningkatan penerimaan devisa negara tetapi juga untuk

meningkatkan produksi dalam negeri serta meningkatkan produksi nyata (riil)

yang dihasilkan dalam negeri, kondisi tersebut mempunyai dampak terhadap

perluasan kesempatan kerja (Boediono, 1993:10). Impor adalah kegiatan membeli

barang dan jasa dari luar negri ke dalam negeri. Walaupun kegiatan ekspor dan

impor memberi dampak positif dan negatif bagi pembangunan suatu negara, akan

tetapi kegiatan ekspor yang memberikan nilai tambah dibandingkan kegiatan

impor. Kegiatan impor dalam jangka panjang akan berdampak pada devisa

negara.

Proses globalisasi telah meningkatkan kadar hubungan saling

ketergantungan antar negara. Hubungan saling ketergantungan dalam sistem

perekonomian ekonomi nasional cenderung menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem ekonomi global (Halwani, 2005). Di tengah persaingan

pasar dunia yang ketat, Indonesia menghadapi tantangan dalam upaya untuk

mencari dan mengembangkan sisi potensial yang dimiliki, yaitu peningkatan

potensi berbagai jenis ekspor (Anggraini, 2006). Persaingan dalam perdagangan

global merupakan tantangan dan kendala bagi Indonesia. Persaingan dalam

3

perdagangan global merupakan tantangan karena dengan adanya persaingan

menyebabkan Indonesia harus meningkatkan kualitas produk atau meningkatkan

produktivitas agar produk Indonesia mampu untuk memenangkan persaingan

tersebut. Suatu negara yang kelebihan sumber daya alam dan kekurangan sumber

dana akan melakukan hubungan dengan negara lain yang mempunyai kelebihan

sumber dana dan kekurangan sumber daya alam, dan sebaliknya (Rudy, 2008).

Indonesia merupakan negara agraris salah satu yang menonjol dari Indonesia

adalah sektor perkebunannya. Salah satu komoditas yang menonjol dalam sektor

perkebunannnya yaitu komoditi kakao. Kakao adalah salah satu komoditas

unggulan sub sektor perkebunan. Komoditi kakao secara konsisten berperan

sebagai sumber devisa negara yang memberikan kontribusi yang sangat penting

dalam struktur perekonomian Indonesia (Arsyad dll, 2011).

Komoditas kakao merupakan penyumbang ketiga terbesar ekspor nasional.

Tanaman kakao ini ternyata sangat cocok dengan iklim Indonesia dan mempunyai

potensi peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao. Indonesia,

saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar dunia setelah

Pantai Gading dan Ghana (Ragimun, 2012). Perkembangan devisa dari kakao

Indonesia yang cukup berarti, menjadikan kakao salah satu komoditi penting bagi

perdagangan internasional. Meskipun demikian, perkebunan kakao Indonesia

masih menghadapi masalah kompleks antara lain produktifitas kebun masih

rendah akibat serangan hama penggerak buah kakao (PBK), mutu produk masih

rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini

menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk

4

mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agri bisnis

kakao (secretariat jendral, 2007).

Terlihat pada Grafik 1.1 bahwa volume ekspor kakao Indonesia Kurun

waktu 1994-2013 mengalami fluktuasi dua puluh tahun terakhir. Dari tahun 1994

sampai dengan tahun 1996 terus mengalami peningkatan dengan jumlah 322.858

ton dengan nilai US$ 373.927. Namun pada tahun 1997 terjadi penurunan hingga

mencapai 265.949 ton dengan nilai US$ 419.006. Pada tahun 2000 Kakao

mengalami peningkatan hingga mencapai 424.089 ton dengan nilai yang menurun

mencapai 341.860 US$ namun berbeda dengan tahun 1997, karena pada tahun

2000 mutu kakao menurun dimana beberapa faktor penyebabnya adalah

penggunaan bibit tanaman yang kurang baik, teknologi budidaya yang kurang

optimal, umur tanaman yang sudah tua, serta masalah serangan hama penyakit.

Harga yang diterima petani Indonesia dari hasil penjualan kakao termasuk paling

rendah di pasar internasional. Apabila mutu kakao Indonesia perbaiki akan

menghasilkan devisa yg besar. Ekspor terus mengalami lonjakan kenaikan dan

penurunan puncaknya pada tahun 2006 tingkat ekspor paling tinggi hingga

mencapai 609.035 dengan nilai US$ 852.778. Namun tingakat ekspor paling

rendah pada tahun 1994 dengan jumlah 231.168 ton dengan nilai US$ 279.390.

5

Grafik 1.1 Volume dan Nilai Ekspor Kakao Indonesia 1994-2013

Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan, 2015

Untuk dapat menstabilkan nilai ekspor agar tidak adanya penurunan, selain

dilakukannya peningkatan mutu kakao, harus dilakukannya peningkatan luas

lahan. Bila dilihat dari luas lahan, luas perkebunan kakao di Indonesia terus

meningkat sepanjang 20 tahun terakhir. Keberhasilan perluasan areal dan

peningkatan produksi tersebut telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan

pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil

menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai

Gading pada tahun 2002. Dilihat dari Grafik 1.2 luas lahan kakao pada tahun 1994

sampai dengan tahun 1996 total luas lahan kakao mencapai 655.331 hektar. Yang

didominasi oleh perkebunan rakyat mencapai 488.815, namun perkebunan besar

negara mengalami penurunan mencapai 63.025 hektar dan perkebunan besar

swasta mencapai 103.491. Perkembangan luas lahan dapat di lihat pada Grafik 1.2

6

Grafik 1.2 Luas Lahan Kakao di Indonesia 1994-2013

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

2000000

Luas Lahan (ha/ratusan r ibu)

PR PBN PBS Total

Keterangan : PR :Perkebunan Rakyat, PBN :Perkebunan Besar Negara, PBS :

Perkebunan Besar Swasta.

Sumber : Direktorat Jendera Perkembunanan Indonesia, 2015.

Berdasarkan Grafik 1.2 dapat dilihat luas lahan kakao mengalami

peningkatan dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2012 dengan total 740.513

yang didominasi oleh perkebunan rakyat pada tahun 2012 mencapai 1.693.337

hektar, namun perkebunan besar negara mengalami penurunan hingga mencapai

38.218 hektar dan perkebunan besar swasta pun mengalami penurunan hingga

mencapai 42.909 hektar. Terakhir pada tahun 2013 perkebunan rakyat mengalami

penurunan mencapai 1.660.767 hektar, perkebunan besar negara pun mengalami

penurunan mencapai 37.450 hektar dan perkebunan besar swasta juga mengalami

penurunan hingga mencapai 42.396 hektar. Luas lahan paling luas adalah pada

tahun 2012 dengan total 1.774.463 hektar yang di dominasi oleh perkebunan

rakyat yang mencapai 1.693.337 namun berbeda dengan perkebunan besar negara

7

dan perkebunan besar swasta yang mengalami penurunan. Luas lahan yang rendah

yaitu pada tahun 1997 dengan total mencapai 529.057 hektar. Penurunan luas

lahan dikarenakan adanya alih fungsi lahan keperluan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan

meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik menurut (Irawan,

2005).

Selain luas lahan yang mendorong meningkatnya nilai ekspor kakao

Indonesia adalah jumlah produksinya. Untuk memperoleh hasil produksi yang

layak perlu di tingkatkan perawatan dan pemeliharaan tanaman kakao selain itu

tanaman kakao tergantung pada faktor-faktor pembatas dan produksi antara lain

faktor lahan yaitu tinggi tempat, jenis tanah, dan iklim (rubiyo dan siswanto,

2012: 40). Bila dilihat dari produksi kakao dari tahun 1994 sampai dengan tahun

1996 trus mengalami peningkatan yang totalnya mencapai 373.999 ton yang di

dominansi oleh perkebunan rakyat dengan jumlah 304.013 ton namun perkebunan

besar negara mengalami penurunan dengan jumlah 36.456 ton dan perkebunan

besar swasta dengan jumlah 33.530 ton. Dan pada tahun 1997 mengalami

penurunan mencapai 330.219 ton. Semua produksi perkebunan mengalami

penurunan termasuk perkebunan rakyat dengan jumlah 263.846 ton, perkebunan

besar negara dan perkebunan besar swasta juga mengalami penurunan.

8

Grafik 1.3 Produksi Kakao Indonesia 1994-2013

Keterangan : PR :Perkebunan Rakyat, PBN :Perkebunan Besar Negara, PBS :

Perkebunan Besar Swasta

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan, 2015

Berdasarkan Grafik 1.3 Perkebunan rakyat terus mengalami peningkatan

sampai tahun 2006 hingga mencapai 702.207 ton, pekebunan besar Negara juga

mengalami peningkatan dan penurunan produksi hingga mencapai 33.795

perkebunan besar swasta pun mengalami penurunan dan peningkatan produksi

mencapai 33.384 ton. Puncaknya produksi paling rendah yaitu pada tahun 1994

dengan total 269.981 ton dengan jumlah produksi perkebunan rakyat mencapai

198.001 ton, perkebunan besar negara mencapai 42.086 ton dan perkebunan besar

swasta mencapai 29.894 ton. Tingkat produksi paling tinggi yaitu pada tahun

2010 dengan total jumlah produksi 837.918 ton dengan jumlah produksi

perkebunan rakyat mencapai 772.771 ton, perkebunan besar negara mencapai

34.740 dan perkebunan besar swasta mencapai jumlah produksi sebesar 30.407.

Dari Grafik 1.3 bisa dilihat produksi kakao mengalami kenaikan dan penurunan

9

yang signifikan di sebabkan oleh iklim kerena curah hujan diatas 4500 mm kurang

baik untuk tanaman kakao karena dalam kodisi seperti itu akan mendorong

kelembaban yang tinggi sehingga dapat menyebabakan berkembangnya penyakit

busuk buah yang merupakan penyakit utama dari tanaman kakao serta kurangnya

perawatan dan pemeliharaan kebun dan produktif karena sudah berumur tua

(rubiyo dan siswanto, 2012: 41).

Grafik 1.3 bisa dilihat produksi tidak stabil terus terjadi peningkatan dan

penurunan, faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu tingkat nilai tukar yang dapat

mendorong peningkatan volume dan nilai ekspor kakao Indonesia. Kurs valuta

asing merupakan faktor penting dalam menentukan apakah barang-barang

dinegara lain “lebih murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang

diproduksi didalam negeri (Sadono,2008:397). Nilai Tukar (kurs) diartikan

sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Secara luas diakui

bahwa stabilitas dalam nilai tukar menjamin stabilitas makro ekonomi yang

berdampak pada pertumbuhan ekonomi positif (Khan dkk,288). Pada penelitian

ini menggunakan kurs dollar Amerika Serikat sebagai mata uang dunia.

Berdasarkan Grafik 1.3 dan 1.1 antara produksi didalam negeri dibandingkan

dengan yang diekspor menunjukkan jumlah yang berbeda, perbedaan ini

disebabkan oleh penggunaan produksi didalam negeri. Berdasarkan Grafik 1.4

perkebangan kurs dollar Amerika Serikat periode 1994-2013 bisa dilihat pada

tahun 1994 sampai dengan tahun 1998 kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika

melemah sebesar Rp8.025 per US$ dengan persentase 127,84 persen. Kurs rupiah

terhadap kurs dollar Amerika kembali menguat pada tahun 1999 sebesar Rp7.100

10

per US$ dengan persentase (11,53) persen. Kurs rupiah terhadap kurs dollar

Amerika Serikat kembali melemah pada tahun 2000 sampai dengan 2001 sebesar

Rp10.400 per US$ dengan persentase 8,39 persen. Namun pada tahun 2002

sampai tahun 2003 kurs rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat kembali

menguat sebesar Rp 8.465 dengan persentase (5,31) persen.

Grafik 1.4 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Periode 1994-2013

Sumber : Bank Indonesia, 1994-2013(Data Diolah)

Dilihat pada Grafik 1.4 dapat diketahui perkembangan nilai kurs rupiah

terhadap kurs dollar Amerika Serikat mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2004 sampai 2007 kurs rupiah terhadap dollar lebih stabil walaupun

pada tahun 2008 meningkat sebesar 16,25 persen yang diakibatkan terjadinya

krisis global. Walapun demikian setelah tahun 2008 kurs rupiah tehadap dollar

mengalami penguatan yaitu pada tahun 2009 menurun menurun 14,15 persen dan

2010 menurun sebesar 4,01 persen. Namun akibiat dari adanya krisis global dalam

perekonomian dunia nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah

kembali secara beturut-turut pada tahun 2011 meningkat sebesar 0,5 persen, pada

11

tahun 2012 mingkat sebesar 3,7 persen dan puncaknya pada tahun 2013 kurs

rupiah terhadap kurs dollar Amerika Serikat paling tinggi meingkat sebesar 29,5

persen.

Selain kurs Dollar amerika serikat inflasi juga mempengaruhi tingkat

volume ekspor suatu negara. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang

yang terjadi secara terus-menerus. Jika inflasi yang terjadi pada suatu negara terus

mengalami peningkatan akan menyebabkan kenaikan harga barang didalam negeri

(Prathama rahardja dan mandala manurung,2008). Grafik 1.5 menunjukkan laju

inflasi Indonesia.

Grafik 1.5 Laju Inflasi Indonesia Tahun 1994-2013

Sumber : Laporan tahunan Bank Indonesia

Berdasarkan Grafik 1.5 dapat dilihat inflasi mengalami fluktuasi dari tahun

1994 sampai 2013 yang telah tercatat dalam publikasi Bank Indonesia. Pada tahun

1994 sampai tahun 1996 tingkat inflasi mengalami penurunan dengan tingkat

inflasi mencapai 6.50 persen. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998

dengan tingkat inflasi sebesar 77.60 persen dan tingkat inflasi terendah terjadi

12

pada tahun 1999 dengan tingkat inflasi sebesar 2.00 persen. Hal itu di sebabkan

krisis moneter yang melanda Indonesia sehingga lanju inflasi terus melonjak.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan suatu penelitian yang berjudul” Pengaruh Luas Lahan, Jumlah

Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao

Indonesia Kurun Waktu 1994-2013.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan maka menjadi masalah sebagai

berikut:

1. Apakah pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika

Serikat, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor kakao Indonesia kurun

waktu 1994-2013?

2. Bagaimanakah pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar Amerika

Serikat, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor kakao Indonesia kurun

waktu 1994-2013?

3. Variabel bebas manakah diantara luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar

Amerika Serikat, dan inflasi yang berpengaruh dominan terhadap ekspor

kakao Indonesia kurun waktu 1994-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar

Amerika Serikat, dan inflasi secara simultan terhadap ekspor kakao

Indonesia kurun waktu 1994-2013?

13

2. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar

Amerika Serikat, dan inflasi secara parsial terhadap ekspor kakao

Indonesia kurun waktu 1994-2013?

3. Untuk mengetahui variabel yang dominan diantara luas lahan, jumlah

produksi, kurs dollar Amerika Serikat, dan inflasi terhadap ekspor kakao

Indonesia kurun waktu 1994-2013?

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai

pengaruh luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar AS dan inflasi terhadap

ekspor kakao Indonesia kurun waktu 1994-2013

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk para

akedemisi maupun para pemerhati ekonomi agar dapat memberikan

pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan pengaruh luas lahan,

jumlah produk, kurs dollar AS dan inflasi terhadap ekspor kakao Indonesia

kurun waktu 1994-2013

14

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi disusun berdasarkan bab secara sistematis, sehingga

antara bab yang satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat.

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan hal-hal yang menyangkut pendahuluan,

meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini membahas teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan ekspor, luas lahan, jumlah produksi, kurs dollar

Amerika Serikat, dan inflasi. Pada bab ini juga dibahas mengenai teori

perdagangan internasional, teori ekspor, konsep luas lahan, teori

produksi, teori kurs valuta asing, teori inflasi serta hubungan anatara

variabel bebas dan variabel terikat. Pada bab ini juga dibahas rumusan

hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah

yang sesuai dengan landasan teori.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang diajukan dalam

penelitian baik dalam mencari data maupun menganalisa data. Bab ini

terdiri dari uraian tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek

penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional

15

variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta

teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah Negara

Indonesia, gambaran umum komoditi kakao, deskripsi hasil analisis uji

asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian

yang telah dilakukan dan saran-saran yang dipandang perlu dan

relevan atas simpulan yang dikemukakan.