Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai investasi bangsa. Kesehatan adalah titik sentral pembangunan Nasional dalam tercapainya visi Indonesia sehat tahun 2010 1 . Indonesia sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi - tingginya . Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional, artinya dalam pelaksanaan pembangunan di bidang gigi tidak boleh ditinggalkan. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari tubuh yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 2 Penyakit gigi dan mulut adalah spesifik, dalam arti status kesehatan gigi untuk masing – masing kelompok umur, mempunyai indikator yang berbeda – beda . Salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut terutama gigi berlubang adalah anak usia sekolah dasar. Derajat kesehatan gigi dan mulut optimal sampai tahun 2010 adalah anak usia 12 tahun memiliki status kesehatan gigi dan mulut rata – rata sebagai berikut : Indeks DMF – T (Decay, Missing, Filling – Total) per anak < 2, OHI – S (Oral Hygiene Index Symplified) < 1,2 , anak usia 5 – 6 tahun bebas karies 50 % . 3 4 Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sangatlah penting, sebab gigi susu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan gigi tetap sebagai penggantinya. Gigi pengganti ini tumbuhnya tidak dalam waktu yang

description

gizi

Transcript of Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

Page 1: Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang

inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia

sebagai investasi bangsa. Kesehatan adalah titik sentral pembangunan Nasional

dalam tercapainya visi Indonesia sehat tahun 20101 .

Indonesia sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan

mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi - tingginya . Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian

integral dari pembangunan kesehatan nasional, artinya dalam pelaksanaan

pembangunan di bidang gigi tidak boleh ditinggalkan. Kesehatan gigi dan mulut

merupakan bagian dari tubuh yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya

sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara

keseluruhan.

2

Penyakit gigi dan mulut adalah spesifik, dalam arti status kesehatan gigi

untuk masing – masing kelompok umur, mempunyai indikator yang berbeda –

beda . Salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut terutama

gigi berlubang adalah anak usia sekolah dasar. Derajat kesehatan gigi dan mulut

optimal sampai tahun 2010 adalah anak usia 12 tahun memiliki status kesehatan

gigi dan mulut rata – rata sebagai berikut : Indeks DMF – T (Decay, Missing,

Filling – Total) per anak < 2, OHI – S (Oral Hygiene Index Symplified) < 1,2 ,

anak usia 5 – 6 tahun bebas karies 50 % .

3

4

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sangatlah penting,

sebab gigi susu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan gigi

tetap sebagai penggantinya. Gigi pengganti ini tumbuhnya tidak dalam waktu yang

Page 2: Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

sama. Jadi bila gigi susu tidak dirawat maka akan merugikan pertumbuhan

selanjutnya.

Menurut Stoll (1997) pengendalian karies gigi (gigi berlubang) dan

penyakit gigi dan mulut sebaiknya dilakukan pada masa anak-anak. Anak-anak

harus dibantu agar menyadari akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut,

melakukan diet makanan yang tepat, menyikat gigi secara teratur dan benar serta

mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk memeriksakan giginya . 5

Status kebersihan gigi dan mulut merupakan keadaan yang menggambarkan

kebersihan gigi dan mulut seseorang. Penilaiannya dengan menggunakan suatu

indeks kebersihan gigi dan mulut atau Oral Hygiene Index Symplified (OHI-S) yang

merupakan indeks gabungan antara debris indeks dan calculus indeks. Menyikat

gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut 3 .

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1999 pada

kelompok umur 10 – 14 tahun 7,4 % yang menyikat gigi secara benar 3 kali sehari

dan sebesar 30,5 % hanya satu kali saja menyikat gigi, yaitu makan pagi atau

sebelum tidur malam. Sebagian lainnya sebesar 29 % menyikat gigi pada waktu

bangun tidur pagi, dan 31,1 % yang tidak menyikat gigi . 5

Selama hidupnya seseorang mengalami 3 periode pertumbuhan gigi, yaitu :

Gigi anak - anak, gigi bercampur dan gigi dewasa. Sejak dini anak perlu dididik

untuk dapat memelihara kesehatan giginya terutama yang sudah duduk di kelas IV

dan V Sekolah Dasar (SD). Pada masa tersebut masih berlangsung pergantian dari

gigi sulung ke gigi permanen. Untuk itu kesehatan gigi dari awal perlu dijaga agar

anak mempunyai gigi permanen yang baik . Sehingga nanti diharapkan anak –

anak dapat mempunyai gigi sehat dan terawat hingga dewasa nanti.

6

SDN Karangroto 04 terletak di jalan Kudu raya letaknya berdekatan dengan

Puskesmas Pembantu (PUSTU) Kudu. Informasi dari Puskesmas Bangetayu,

menyatakan bahwa SDN Karangroto 04 jarang di beri penyuluhan dan pada saat ini

belum dimulai Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Selain itu SDN Karangroto

04 Kota Semarang letaknya ± 2 km dari kota dan jalan yang menuju SDN Karang

Roto 04 rusak.

Page 3: Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Karangroto 04 Kota Semarang pada tanggal 11 April 2007 pada 20 orang siswa kelas IV dan V secara acak yang diperiksa kebersihan gigi dan mulut disertai dengan wawancara (simple random sampling), dari studi pendahuluan tersebut maka diperoleh hasil : 1) Keadaan OHI-S dengan kriteria baik 10 %, kriteria sedang 30 %, untuk kriteria buruk 60 %; 2) Kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari 80 %.

Dari kebiasaan menggosok gigi yang dilaksanakan 2 x sehari sudah terlihat baik, namun OHI-S dari siswa kelas IV dan V masih 60 % dengan kriteria buruk. Keadaan kebersihan gigi siswa kelas IV dan V yang diukur dengan skor OHI-S bila dibandingkan dengan indikator kebersihan gigi dan mulut menurut standar WHO termasuk kategori buruk, maka terdapat kesenjangan. Untuk itu perlu diteliti apakah ada hubungan antara frekuensi menggosok gigi, cara menggosok gigi dan bentuk sikat gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut.

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Adakah hubungan antara frekuensi menggosok gigi, cara menggosok gigi dan bentuk sikat gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas IV dan V SDN Karangroto 04 Kota Semarang

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara frekuensi menggosok gigi, cara menggosok

gigi dan bentuk sikat gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa

kelas IV dan V di SDN Karangroto 04

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan frekuensi menggosok gigi

b. Mendiskripsikan cara menggosok gigi

c. Mendiskripsikan bentuk sikat gigi

d. Mendiskripsikan status kebersihan gigi dan mulut

e. Menganalisis hubungan antara frekuensi menggosok gigi dengan status

kebersihan gigi dan mulut

Page 4: Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

f. Menganalisis hubungan antara cara menggosok gigi dengan status

kebersihan gigi dan mulut

g. Menganalisis hubungan antara bentuk sikat gigi dengan status kebersihan

gigi dan mulut

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Puskesmas

Dapat memberikan masukan mengenai gambaran keadaan kebersihan gigi dan

mulut pada siswa SDN Karangroto 04 Kota Semarang, sehingga dapat dipakai

sebagai bahan perencanaan untuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS)

2. SDN Karangroto 04

Memberi informasi, khususnya pada siswa mengenai frekuensi menggosok gigi, cara menggosok gigi dan bentuk sikat gigi yang baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.

D. Bidang Ilmu

Merupakan Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya bidang ilmu perilaku kesehatan dan penyakit tidak menular.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan referensi yang ada, penelitian tentang hubungan antara frekuensi menggosok gigi, cara menggosok gigi dan bentuk sikat gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas IV dan V di SDN Karangroto 04 di kota Semarang belum pernah diteliti. Beberapa penelitian yang sudah dilaksanakan yaitu :

Tabel 1. 1 Keaslian penelitian

No

Nama Peneliti

Judul Penelitian Disain Variabel Penelitian

Hasil

1

Agus Purdiyanto

Hubungan antara perilaku pelihara

Explanatory research

Variabel bebas : pengetahuan

Ada hubungan antara perilaku menggosok

Page 5: Jtptunimus Gdl Nurfaizahf 5210 2 Bab1

2 3

Unimus 2005 Endi Aris Unimus 2004 Ircham

Mustaghfirin Unimus 2003

menggosok gigi dengan status kebersihan gigi & mulut pada siswa SDN 01 Wonosari Kabupaten Batang Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kebersihan mulut & gigi dengan praktek menggosok gigi pada murid kelas IV dan V SDN Ketangirejo 03 Kabupaten Grobogan Hubungan antara kebersihan mulut dengan karies gigi pada murid SDN kelas V dan VI di SD Guntur 01 Kabupaten Demak

dengan Cross Sectional Explanatory research dengan Cross Sectional Explanatory research dengan Cross Sectional

sikap praktek menggosok gigi Variabel terikat : status kebersihan gigi dan mulut Variabel bebas : Tingkat pengetahuan tentang status kebersihan mulut dan gigi Variabel terikat : Praktek menggosok gigi Variabel bebas : kebersihan mulut Variabel terikat : karies Variabel pengganggu : frekuensi menggosok gigi

gigi dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa SDN 01 Wonosari Kabupaten Batang Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kebersihan mulut dan gigi dalam praktek menggosok gigi Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan mulut dengan karies