Journal Review Sesar

download Journal Review Sesar

of 13

Transcript of Journal Review Sesar

JOURNAL REVIEWKEMATIAN IBU POSTPARTUM DAN PERSALINAN SESARKematian pada persalinan sesar dilaporkan meningkat dekade terakhir ini pada negara berkembang. Fakta tersebut mendorong adanya kegawatan dan memunculkan debat kontroversi tentang resiko dan keuntungan persalinan secara sesar. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk memberikan estimasi valid tentang resiko kematian ibu postpartum secara langsung dari sesar dibandingkan dengan persalinan pervaginam.METODEPenelitian case control ini menggunakan subjek yang telah dirandom dari penelitian nasional di Prancis. Untuk mengontrol indeks bias, kematian ibu akibat kematian antenatal disampingkan. Untuk waktu penelitian digunakan 5 tahun dari tahun 1996-2000, terhitung 65 kasus terjadi. Kelompok kontrol dipilih dari tahun 1998 berdasarkan Survey Perinatal Nasional Prancis dan terdapat 10.244 wanita. Analisis regresi multivariabe dilakukan untuk menyesuaikan dengan adanya faktor penganggu.HASILSetelah disingkirkan adanya faktor penganggu, resiko kematian pasca persalinan adalah 2,6 kali lebih besar setelah sesar dibanding melalui vagina (odd rasio 3.64 95% confidence interval 2,15-6,19). Persalinan sesar pada prepartum dan antepartum secara sesar berhubungan dengan meningkatnya resiko. Persalinan sesar berhubungan secara signifikan dengan meningkatnya resiko kematian ibu dari komplikasi anestesi, infeksi puerperalis, adan tromboemboli vena. Resiko kematian dari perdarahan postpartum tidak berbeda secara nyata dari persalinan pervaginam dan sesar. KESIMPULANPersalinan sesar berhubungan dengan meningkatnya resiko kematian ibu pasca persalinan. Pengetahuan tentang penyebab khusus yang berhubungan dengan meningkatnya kematian ibu perlu diketahui untuk strategi persalinan sesar yang lebih baik.

Kematian pada persalinan sesar dilaporkan meningkat dekade terakhir ini pada negara berkembang . di Prancis, peningkatan rata-rata terjadi dari 10,8 pada taun 1981 menjadi 20,2% pada tahun 2003.1,2 Gambaran tersebut mewakili sekitar 160.000 wanita dengan persalinan sesar setiap tahun. Seiring dengan peningkatan prevalensi dimana situasi persalinan sesar diindikasikan untuk mencegah komplikasi hebat pada ibu dan bayi, sebagian persalinan sesar dilakukan dengan sedikit indikasi medis. Di Prancis peningkatan secara umum dijealskan sepenuhnya oleh peningkatan persalinan sesar prepartum. Baru-baru ini, para ilmuwan telah mengizinkan untuk usulan persalinan sesar terencana sebagai pilihan utama yang dapat diterima untuk persalinan pada wanita dengan kehamilan normal. 3 Tren ini telah mendorong munculnya debat kontroversi baru atas resiko dan keuntungan persalinan sesar ini. 4Penelitian ini berfokus pada satu resiko potensial pada persalina sesar, yaitu kematian ibu. Meskipun kematian ibu menjadi jarang pada Negara maju, resiko peningkatan kematian ibu akan berdampak pada efek kuat pada keseimbangan antara keuntungan dan bahaya persalinan sesar. Sebagai tambahan,angka kematian ibu menunjukkan perbaikan selama 20 tahun terakhir di Negara berkembang dan faktor yang berhubungan dengan perbaikan ini harus lebih diidntifikasi. Metode persalinan mungkin menyebabkan salah satu perubahan faktor resiko kematian ibu. Akhirnya, jika sebuah faktor berperan dalam faktor kematian, hal tersebut juga berhubungan dengan kematian ibu hebat dimana lebih lazm namun lebih sulit untuk diidentifikasi. Penelitian sebelumnya didapatkan adanya hubungan antara persalinan sesar dengan resiko kematian ibu dilaporkan dengan hasil yang tidak konsisten dan fakta yang mendukung masih kurang. 5-15 Sebagian besar penelitian ini dilakukan pada wanita yang menjalani persalinan lebih dari 15 tahun yang lalu dan kesimpulannya mungkin tidak valid sebagai aplikasi untuk perawatan obsetrik dan anestesi era sekarang. Bagaimanapun, laporan terdahulu dikritik karena potensi bias indikasi, merujuk pada kenyataan bahwa morbiditas antenatal mungkin berpengaruh pada indikasi persalinan sesar sekaligus penyebab kematian ibu, memastikan hubungan yang jelas antara persalinan sesar dan kematian ibu. Akhirnya, watu persalinan sesar, prepartum atau intrapartum jarang dipertimbangkan.Obyek pada penelitian untuk melengkapi estimasi valid resiko kematian ibu postpartum secara langsung antara perslainan secara sesar dibandingkan dengan perslaian pervaginam. Penelitian case control ini dilakukan dengan kasus dan kontrol diseleksi dari survey secara nasional yang terbaru.PESERTA DAN METODESejak 1995, kematian ibu di Prancis telah teridentifikasi dan terkarakterisasi melalui Penyelidikan Rahasia Kematian Ibu (Enque te Confidentielle sur les Morts Maternelles). 16 sistem survey secara nasional ini mengguakan Klasifikasi Internasional Penyakit untuk definisi kematian ibu yaitu kematian pada wanita selama kehamilan atau dalam 42 hari saat pengakhiran kehamilan, tidak berturut-turut pada waktu dan tempat, dari banyak penyebab yang berhubungan atau memperburuk kehamilah dan managemen tetapi tidak dari kecelakaan atau penyebab mendadak. Kematian dengan banyak sebutan pada kehamilan atau kelahiran atau puerperium pada tinjauan isi surat kematian dieleksi oleh Puat Nasional untuk Statistik Kematian dan dilaporkan pada Penyelidikan Rahasia Kematian. Untuk setiap kematian yang terjadi pada selama ini dan baru saja, tim penyelidik dipimpin oleh tim penaksir yang terdiri dari ahli kandungan dan anestesi. Menggunakan abstraksi detail yang telah terstandarisasi, tim penaksir mengumpulkan informasi yang saling berpautan pada ibu dan kematiannya melalui wawancara dan rekam medis serta hasil autopsi. Kematian tanpa nama ditinjau oleh komite nasional dan penafsiran dibuat berdasarkan:1. Penyebab mendasar kematian 2. Apakah kematian tersebut kematian ibu (menurut definisi ICD)3. Kualitas pelengkap bila itu kematian ibuSelama 5 tahun penelitian pada 1996-2000, terdapat 269 kematian ibu teridentifikasi oleh sistem pengamatan ini. 51 terjadi selama kehamilan atau setelah kehamilan yang tidak termasuk kelahiran (kehamilan ektopik, aborsi) dan secara konsistan tidak termasuk karena penelitian ini hanya bila ada persalinan.

Untuk konsisten dengan definisi yang didunakan sebagai control, pemilihan kehamilan didasarkan pada bayi dengan usia 22 minggu atau berat badan 500 gram. Diantara sisa 218 kematian, seleksi selanjutnya ditujukan untuk mengeksklusi wanita dengan kondisi sebelum persalinan seperti dipengaruhi oleh resiko kematian dan kemungkinanya untuk mendapatkan persalinan sesar (diseleksi oleh indikasi bias). Kematian yang terjadi setelah berulang kali persalinan dikeluarkan dari penelitian. Kematian setelah kelahiran waktu dan tunggal kemudian dikategorikan pada 3 kelompok sesuai dengan penyebab kematian: 1. Kematian karena kondisi kronik sebelum kehamilan termasuk penyakit pada sistem sirkulasi, darah, sistem respirasi, neoplasma, dan infeksi kronik (n= 44)2. Kematian karena kondisi obsetrik yang berkembang selama kehamilan tetapi sebelum kehamilan seperti hipertensi, perdarahan plasenta previa atau akreta dan previa curam, emboli cairan amnion, thrombosis vena cerebral, perdarahan intraserebral, dan korioamionitis (n= 64)3. Kematian karena kondisi yang terjadi selama atau setelah persalinan (n= 98). Kematian yang dikategorikan pada grup 1 dan 2 tidak termasuk dalam penelitian ini karena pilihan persalinan mungkin dipengaruhi oleh kondisi umum ibu saat prenatal dan kelainan selama kehamilan. Kategori tersebut memperbolehkan semua kasus dimana sesar dilakukan karena kondisi ibu yang bertanggung jawab pada kematian wanita. Akhirnya, kematian pada wanita yang dirawat selama kehailan selanjutnya disisihkan karena karakteristik ini dipertimbangkan sebagai penunjuk pada morbiditas antenatal yang serius. Sisa 65 kematian pada kasus ini dimasukan dalam analisis case control tersebut didefinisikan sebagai kematian ibu dalam 42 hari postpartum setelah kehamilan tanpa perawatan rumah sakit dandihasilkan sebagai kelahiran tunggal, bukan dari penyebab kondisi atau komplikasi sebelum persalinan. Gambar 1 menunjukkan proses mendefiniskan kasus.

Control diseleksi dari 1998 French National Perinatal Survey yang mengumpulkan dara pada semua kelairan dengan usia gestasi 22 minggu atau berat badan lahir 500 gram pada semua unit kehamilan di Prancis selama 1 minggu, dengan tujuan memonitor perubahan pada indicator kesehatan prenatal dan pengobatan. 17 Data dikumpulkan melalui wawancara dengan ibu dan rekam medis. Penelitian dilakukan pada 1995, 1998, dan 2003. Kelompok pembanding untuk penelitian case control ini diambil dari taun 1998 pada sampel National Perinatal Survey (n=13.478 wanita) karena tabun ini merupakan pertengahan dari rentang 1996 hingga 2000, waktu jendela untuk inklusi kasus. Berdasarkan pada definisi, kelompok control tidak memasukkan wanita yang meningal pada hari ke-42 postpartum. Informasi tersebut tidak tersediapada data survey. Bagaimanapun, meskipun kita tidak dapat memungkiri fakta bahwa sedikit wanita yang meninggal pada jangka waktu postpartum termsuk dalam contoh ini, data kematian ibu pada Negara ini cukup rendah (10/100.000 kelahiran hidup pada 1995-1999) untuk membandingkan angka pada beberapa kasus yang dapat diabaikan. Kriteria seleksi yang sama telah digunakan untuk kasus yang terjadi. Setelah menyisihkan wanita yang mengalami kelahiran lebih dari satu kali (n= 236, termasuk 4 wanita yang ketinggalan informasi) dan wanita yang dirawat dirumah sakit selama kehamilan (n= 2.998, termasuk 316 wanita ketinggalan informasi), sisanya 10.244 wanita menggantikan kelompok control terakhir digunakan pada penelitian case control ini. Idealnya, untuk membuat kriteria penyeleksian dengan lengkap sama untuk kasus dan control, wanita dengan ncaman morbiditas sebelum persalinan seharusnya dimasukkan ke dalam kelompok control. Bagaimanapun, wanita tersebut tidak dapat diidentifikasikan berdsarkan informasi yang tersedia sebagai control. Peneliti menggunakan hak pada ICU (Intensive Care Unit) pada periode permulaan postpartum sebagai wakil untuk morbiditas kronis. Sebuah analisis terpisah dilakukan setelah control ekslusi dikirimkan ke ICU setelah persalinan (n= 37, 0,36% control). French National Perinatal Syrvey dan French Confidential Enquiry on Maternal Deaths disetujui oleh komisi nasional. variable pendeteksi utama adalah cara persalinan, sesar atau pervaginam. Persalinan sesar selanjutnya dikelompokkan sebagai prepartum atau intrapartum. Informasi cara persalinan dapat ditemukan pada semua kasus dan tidak ditemukan pada 48 kasus (0,5%) kontrol. Variabel tambahan dikelompokkan dan diperiksa sebagai variable pengganggu selama persalinan berlangsung dan kematian ibu terjadi yaitu usia ibu, kebangaan, paritas, persalinan prematu, jumlah persalinan ibu, status ibu.Perbedaan pada distribusi cara persalinan antara kasus dan control diperiksa menggunakan X2 dan Fisher Test. Rasio kasar kematian postpartum pada persalinan sesar dikalkulasikan. Analisis regresi multivariable digunakan untuk mengatur covariat yang relevan dan mengatur odd rasio dipehitungkan. Interaksi antara cara persalinan dan covariat lainnya dites secara sistematis. Tingkat signifikan dari statistic adalah 0,5. Perangkat lunak yang digunakan adalah STATA (Stata Corp LP, College Station, TX) digunakan untuk analisis.

HASILKarakteristik pada kasus dan control diperlihatkan pada tabel 1. Dibandingkan dengan kontrol, kasus lebih signifikan. Proporsi persalinan sesar terlihat lebih tinggi dan signifikaan pada kasus dibanding kontrol (41,5% dibanding 14,9%, Tabel 2).

Persalinan sesar pada Prepartum dan intrapartum lebih sering terjadi pada kasus (Table 2). Persalinan sesar berhubungan dengan resiko meningkatnya kematian ibu postpartum. Setelah pencocokan faktor pengganggu, resiko kematian postpartum 3,6 kali lebih tinggi pada persalinan sesar dibanding persalinan pervaginam. Dibandingkan dengan persalinan pervaginam, persalinan sesar pada prepartumd an intrapartum berhubunngan meningkatkan resiko kematian ibu (Tabel 2). Resiko tidak dibedakan secara signifikan antara sesar pada prepartum dan intrapartum , odd rasio pada kematian postpartum untuk intrapartum dibandingkan dnegan sesar prepartum adalah 1,39 (95% interval kepercayaan 0,62-3,15).Analisis yang sama dilakukan seletah mengeksklusi persalian preterm (usia gestasi kurang dari 37 minggu) dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 2. Untuk masa persalinan , resiko kematian postpartum adalah 3,3 kali lebih tinggi setelah sesar daripada secara pervaginam. Resiko tidak dibedakan secara signifikan antara sesar pada masa prepartum dan intrapartum , odd rasio pada kematian postpartum untuk intrapartum dibandingkan dengan sesar prepartum adalah 1,89 (95% interval kepercayaan 0,77-4,63). Sebuah analisis terpisah dilakukan setelah eksklusi control dikirimkan ke ICU menunjukkan hasil yang sama (data tidak ditampilkan).

Untuk mengetahui lebih baik hubungan antara persalinan sesar dan kematian postpartum pada ibu, peneliti memeriksa distribusi penyebab kematian antara kasus, sesuai dengan cara persalinan (Tabel 3). Antara kematian ibu postpartum tidak terjadi pada kondisi yang ada sebelum persalinan, karena kematian dibedakan secara signifikan antara persalinan pervaginam (Fisher test, P=0,1).

Resiko untuk penyeab spesifik kematian ibu berhubungan dengan persalinan sesar selanjutnya dianalisa (Tabel 4). Persalinan sesar berhubungan secara nyata pada meningkatnya resiko kematian ibu postpartum akibat dari komplikasi pada anestesi, infeksi puerperalis, dan tromboemboli vena. Resiko kematian dari perdarahan postpartum tidak berbeda secara nyata antara peralinan pervaginam dan sesar. Penyebab kematian spesifik tidak dapat dianalisa secara terpisah antara persalinan sesar pada prepartum dan intrapartum karena jumlah kematian terlalu sedikit.

DISKUSIPenelitian ini menunjukkan bahawa persalinan sesar berhubungan dengan tiga peningkat pada resiko kematian ibu postpartum sebagai permbanding pada persalinan pervaginam, setelah pengaturan variabel pengganggu. Beberapa aspek pada penelitian ini membuat nilai ketelitian pada hasilnya. Sampel penelitian diidentifikasi dari populasi nasional berdasarkan koleksi data sumber dan memasukkan wanita dengan persalinan terkini. Lebih pentingnya, penggunaan informasi kulaitas tinggi menuntun pada karakteristik secara komprehensif pada kematian ibu, izin menguraikan resikon kematian antenatal dan resiko yang berhubungan semata-mata dengan cara persalinan.

Penelitian sebelumnya pada hubungan cara persalinan dan kematian ibu telah menunjukkan hasil yang heterogen. Pada penelitian berdasarkan perbandingan data rataan kematian dari kumpulan, kemungkinan wanita hasil seleksi dan kontrol untuk faktor pengganggu dibatasi. Pada penelitian bersarakan data indivisu, informasi pada penyebab kematian dan komplikasi ,medis lebih sering mendapat dapat statistik utama dan data administrative (keterangan kematian dan kelahiran). Batasan pada data untuk diagnosa pada kematian ibu sebaiknya teliti dalam melaporkan komplikasi kehamilan telah ditekankan.21,22 Pada penelitian sekarang, kematian dan penyebabnya ditaksir oleh comite para ahli bidang kematian ibu secara nasional, berdasarkan pada infromasi detail pada kematian dari banyak sumber, termasuk rekam medis dan hasil otopsi.19,20 Informasi ini membolehkan kita memimpin seleksi kasus secara hati-hati, tidak termasuk kematian ibu yang berhubungan dengan morbiditas antenatal. 21,22 Sebagai tambahan, jumlah kecil pada sebagian besar penelitian sebelumnya menjadikan kekuatan statistic rendah untukmendeteksi hubungan antara persalinan sesar dan kematian ibu. 6,9,12 Akhirnya, hanya satu penelitian yang memasukkan wanita bersalin selama dekade terakhir ini. 7

Strategi utama digunakan disni untuk mengontrol idikasi bias kematian sebelum persalinan. Analisis yang sama pada sampel sebelum eksklusi dapat mempunyai hubungan yang lebih kuat antara persalinan sesar dan kematian ibu (perbandingan persalinan sesar antara kasus adalah 58%, odd rasio 5,3 95%, interval kepercayaan 3,7-7,5). Selisih antar odd rasio dan satu tujuan pada penelitian ini menggambarkan estimasi berlebih pada persalinan sesar sehubungan dengan resiko keamtian jika kasus dimana persalian sesar ditunjukkan untuk kondisi ibu yang terancam jiwanya tidak dimasukkan.

Pada penelitian ini, antara persalinan sesar prepartum dan antepartum berhubungan nyata dengan meningkatnya resiko kematian pada ibu dan resiko kematian postpartum tidak berbeda signifkan setelah sesar pada prepartum dan postpartum. Sebuah resiko lebih tinggi pada sesar intapartum secara umum telah dilaporkan beberapa penelitian sebelumnya bahwa perbedaan persalinan sesar tergantung pada waktunya. 8, 14, 15 Bagaimanapun, karena komplikasi obsetrik tidak secara lengkap dianalisis, perbedaan ini kemungkinan untuk menggambarkan bermacam indikasi pada persalinan sesar, sesar intrapartum menjadi lebih sering diambil pada komplikasi akut berpotensi mengancam nyawa ibu. Bagaimanapun, penelitian ini, data untuk mendeteksi peningkatan resiko setelah sesar antepartum dibandingkan dengan sesar prepartum memuaskan untuk hasil odd rasio 2,5 atau lebih. Ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengeksklusi hipotesis hubungan bermakna antara waktu sesar dan kematian ibu postpartum.

Peningkatan resiko kematian setelah persalinan sesar tidak tersebar merata antara berbagai macam penyebab kematian . persalinan sesar berhubungan bermakna denan peningkatan resiko kematian ibu karena tiga penyebab yaitu komplikasi selama operasi klasik dan setelah operasi seperti tromboemboli vena, infeksi dan komplikasi anestesi. Menariknya, penelitian terkini melaporkan bahwa endometriosis 23,24 atau perawatan karena infeksi25,26 lebih umum pada wanita dengan persalinan sesar daripada persalinan pervaginam. Persalinan sesar juga beresiko untuk terjadinya tromboembli vena. Penting untuk mengetahui hasil morbiditas postpartum juga berimplikasi pada bentuk kematian.

Meskipun keamanan anestesi modern untuk persalinan sesar telah ditingkatkan selama decade terakhir ini, hasil menunjukan bahwa persalinan sesar masih berhubungan dengan meningkatnya kematian ibu akibat komplikasi anestesi. Perlu dicatat bahwa 3 dari 4 kematian karena komplikasi anestesi pada penelitian ibi terjadi setelah anestesi spinal. Pada tahun 1998, France Perinatal Survey, 12,9% dari persalian sesar ditemukan pada anestesi umum. Ini menunjukkan bahwa anestesi umum pada persalinan sesar berhubungan lebih besar sebagai resiko daripada anestesi regional. Jumlah wanita persalian sesar dengan anestesi umum tercatat menurun drastis sekarang (menjadi 7,3% pada tahun 2003 di Prancis).

Pada penelitian ini, resiko perdarahan postpartum tidak bermakna pada peningkatan kematian persalinan sesar. Hal tersebut karena didasarkan karena perdarahan lebih banyak terjadi pada persalinan pervaginam27 dibanding secara sesar. Bagaimanapun, hasil ini menyetujui antara penelitian terdahulu bahwa perdarahan postpartum tidak meningkat setelah sesar dibanding dengan persalian pervaginam. 23,24 Dokter diharapkan lebih konsentrasi pada kehilangan darah karena operasi, menegakkan diagnosa lebih dini untuk meningkatkan kekurangan darah dan mencegah terjadi perdarahan postpartum yang mengancam nyawa ibu.

Kesalahan identifikasi menetap terdeteksi terjadi pada beberapa negara berkembang. Penelitian terkini menemukan 19% kematian iu yang tidak dilaporkan di pusat pendataan Prancis. Kasus yang termasuk dalam penelitian ini diseleksi dari kematian yang dilaporkan di Prancis dimana memasukkan tidak hanya kematian dengan penyebab tidak diketahui tetapi juga kematian dengan kehamilan dan kelahiran serta puerperium. Meskipun demikina, ada beberapa kematian ibu yang masih belum terdata28. Bagaimanapun hal tersebut dapat memicu bias jika kematian postpartum dibedakan berdasarkan waktu persalinan. Sejak beberapa perbedaan dilaporkan, bias tidak makin berkurang.

Untuk mencegah bias akibat kondisi kesehatan sebelum persalinan, analisa dilakukan pada wanita yang dirawat di rumah sakit selama kehamilan karena variabel ini dipertimbangkan sebagai penunjuk morbiditas antenatal. 29 Beberapa dari penyebab mungkin mempengaruhi persalinan sesar dan resiko kematian. Hal ini lah mengapa faktor pengganggu tidak dapat dikurangi.

Meskipun kematian ibu telah menjadi jarang di Negara maju, berbagai faktor penyebab meningkatnya resiko kematian ibu tetap diperhatikan. Hal yang perlu diperhatikan bagi para dokter adalah keseimbangan antara melawan resiko dengan keuntungan yang didapat atas metode persalinan. Sebagai tambahan, pengetahun tentang penyebab khusus yang berhubungan dengan meningkatnya kematian ibu perlu diketahui untuk strategi persalinan sesar yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Blondel B, Supernant K, du Mazaubrun C, Breart G. Perinatal health in metropolitan France between 1995 and 2003 [in French]. J ynecol Obstet Biol Reprod (Paris) 2006;35:37387.2. Guihard P, Blondel B. Trends in risk faktors for caesarean sections in France between 1981 and 1995: lessons for reducing the rates in the future. BJOG 2001;108:4855.3. Nygaard I, Cruikshank DP. Should all women be offered elective cesarean delivery? Obstet Gynecol 2003;102:2179.4. Minkoff H, Chervenak FA. Elective primary cesarean delivery.N Engl J Med 2003;348:94650.5. Evrard JR, Gold EM. Cesarean section and maternal mortality in Rhode Island. Incidence and risk faktors, 19651975. Obstet Gynecol 1977;50:5947.6. Frigoletto FD Jr, Ryan KJ, Phillippe M. Maternal mortality rate associated with cesarean section: an appraisal. Am J Obstet Gynecol 1980;136:96970.7. Harper MA, Byington RP, Espeland MA, Naughton M, Meyer R, Lane K. Pregnancy-related death and health care services. Obstet Gynecol 2003;102:2738.8. Lilford RJ, van Coeverden de Groot HA, Moore PJ, Bingham P. The relative risks of caesarean section (intrapartum and elective) and vaginal delivery: a detailed analysis to exclude the effects of medical disorders and other acute pre-existing physiological disturbances. Br J Obstet Gynaecol 1990;97: 88392.9. Lydon-Rochelle M, Holt VL, Easterling TR, Martin DP. Cesarean delivery and postpartum mortality among primiparas in Washington State, 1987-1996. Obstet Gynecol 2001;97:16974.10. Petitti DB, Cefalo RC, Shapiro S, Whalley P. In-hospital maternal mortality in the United States: time trends and relation to method of delivery. Obstet Gynecol 1982;59:612.11. Rubin GL, Peterson HB, Rochat RW, McCarthy BJ, Terry JS. Maternal death after cesarean section in Georgia. Am J Obstet Gynecol 1981;139:6815.12. Sachs BP, Yeh J, Acker D, Driscoll S, Brown DA, Jewett JF. Cesarean section-related maternal mortality in Massachusetts, 1954-1985. Obstet Gynecol 1988;71:3858.13. Schuitemaker N, van Roosmalen J, Dekker G, van Dongen P, van Geijn H, Gravenhorst JB. Maternal mortality after cesarean section in the Netherlands. Acta Obstet Gynecol Scand 1997;76:3324.14. Subtil D, Vaast P, Dufour P, Depret-Mosser S, Codaccioni X, Puech F. Maternal consequences of cesarean as related to vaginal delivery [in French]. J Gynecol Obstet Biol Reprod (Paris) 2000;29 suppl:106.15. Hall MH, Bewley S. Maternal mortality and mode of delivery. Lancet 1999;354:776.16. Bouvier-Colle MH. Confidential enquiries and medical expert committees: a method for evaluating healthcare. The case of Obstetrics [in French]. Rev Epidemiol Sante Publique 2002;50:20317.17. Blondel B, Norton J, du Mazaubrun C, Breart G. [Development of the main indicators of perinatal health in metropolitan France between 1995 and 1998. Results of the national perinatal survey]. J Gynecol Obstet Biol Reprod (Paris) 2001;30:55264.18. Szego-Zguem E, Bouvier-Colle MH. Time course of maternal mortality in France since 1980 [in French]. Rev Epidemiol Sante Publique 2003;51:3614.19. Deneux-Tharaux C, Berg C, Bouvier-Colle MH, Gissler M,Harper M, Nannini A, et al. Underreporting of pregnancyrelated mortality in the United States and Europe. Obstet Gynecol 2005;106:68492.20. Katz VL. Maternal mortality: the correct assessment is everything.Obstet Gynecol 2005;106:6789.21. Lydon-Rochelle MT, Holt VL, Cardenas V, Nelson JC, Easterling TR, Gardella C, et al. The reporting of pre-existing maternal medical conditions and complications of pregnancy on birth certificates and in hospital discharge data. Am J Obstet Gynecol 2005;193:12534.22. Lydon-Rochelle MT, Holt VL, Nelson JC, Cardenas V, Gardella C, Easterling TR, et al. Accuracy of reporting maternal in-hospital diagnoses and intrapartum procedures in Washington State linked birth records. Paediatr Perinat Epidemiol 2005;19:46071.23. Burrows LJ, Meyn LA, Weber AM. Maternal morbidity associated with vaginal versus cesarean delivery. Obstet Gynecol 2004;103:90712.24. Allen VM, OConnell CM, Liston RM, Baskett TF. Maternal morbidity associated with cesarean delivery without laborcompared with spontaneous onset of labor at term. Obstet Gynecol 2003;102:47782.25. Lydon-Rochelle M, Holt VL, Martin DP, Easterling TR. Association between method of delivery and maternal rehospitalization.JAMA 2000;283:24116.26. Liu S, Heaman M, Joseph KS, Liston RM, Huang L, Sauve R,et al. Risk of maternal postpartum readmission associated with mode of delivery. Obstet Gynecol 2005;105:83642.27. Alamia V Jr, Meyer BA. Peripartum hemorrhage. Obstet Gynecol Clin North Am 1999;26:38598.28. Gissler M, Berg C, Bouvier-Colle MH, Buekens P. Methods for identifying pregnancy-associated deaths: population-based data from Finland 1987-2000. Paediatr Perinat Epidemiol2004;18:44855.29. Bennett TA, Kotelchuck M, Cox CE, Tucker MJ, Nadeau DA.Pregnancy-associated hospitalizations in the United States in 1991 and 1992: a comprehensive view of maternal morbidity.Am J Obstet Gynecol 1998;178:34654.

Artikel ini hanya untuk dibaca dan tidak untuk dibajak alias copy paste. Bila ingin mencari sumbernya dapat melihat daftar pustaka. Selamat mengembangkan otak kanan anda.www.happywithavis.multiply.com