JIWA OCD

9
 BAB I PENDAHULUAN Setiap orang seringkali memeriksa hingga dua kali untuk  meyakinkan dirinya bahwa hal tersebut sudah dilakukannya dengan  benar, misalnya memeriksa komp or sebelum pergi untuk memastikan  b a h wa k o mp o r t e r s e b u t s u d a h b e n a r - b e n a r m a t i . N a mu n o r a n g -o r an g yang memiliki kelainan obsesif-kompulsif ( obsessive-compulsive disorder = O !" memiliki kecenderungan untuk memeriksanya  b e r u l a n g - u l a n g k a l i , a t a u m e m i l i k i b e b e r a p a b e n t u k  p i k i r a n a t a u melakukan rutinitas#ritual secara berulang-ulang. $entuk pikiran dan ritual seperti ini menyebabkan suatu distress dan sangat mempengaruhi kehidupan pasien O! sehari-harinya. %enurut !S%-&&&, dikatakan O ! apabila terdapat obsesi atau kompulsi yang men'adi sumber distress yang signifikan atau gangguan , dan bukan ter'adi karena gangguan mental yang lainnya. Obsesi atau kompulsi ini harus menyebabkan distress yang 'elas, dialami lebih dari 'am per harinya, atau secara signifikan mengganggu fungsi kegiatan normal pasien sehari-hari, atau peker'aan dan kehidupan sosialnya. !S% &) hanya menambahkan seseorang dengan O ! sadar  b a h w a obsesi atau kompulsi tersebut berlebihan atau tidak beralasan. O ! ini merupakan gangguan kecemasan yang cukup sering ter'adi, dan seringkali tidak disadari oleh yang bersangkutan, yang bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, sampai fungsi vital pasien. !alam tulisan ini, kami mencoba mengangkat tentang kelainan yang termasuk dalam an*iety disorder i n i , d i a g n o s i s , d a n  penatalaksanaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA %enurut !S%-&&&, dikatakan O ! apabila terdapat obsesi atau kompulsi yang men'adi sumber distress yang signifikan atau gangguan , dan bukan ter'adi karena gangguan mental yang lainnya. Obsesi atau kompulsi ini harus menyebabkan distress yang 'elas, dialami lebih dari 'am per harinya, atau secara signifikan mengganggu fungsi kegiatan normal pasien sehari-hari, atau peker'aan dan kehidupan sosialnya. !S% &) hanya menambahkan seseorang dengan O ! sadar  b a h w a obsesi atau kompulsi tersebut berlebihan atau tidak beralasan.

description

doc

Transcript of JIWA OCD

BAB IPENDAHULUANSetiap orang seringkali memeriksa hingga dua kali untukmeyakinkan dirinya bahwa hal tersebut sudah dilakukannya denganbenar, misalnya memeriksa kompor sebelum pergi untuk memastikanbahwa kompor tersebut sudah benar-benar mati. Namun orang-orangyang memiliki kelainan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsivedisorder= OCD) memiliki kecenderungan untuk memeriksanyaberulang-ulang kali, atau memiliki beberapa bentuk pikiran ataumelakukan rutinitas/ritual secara berulang-ulang. Bentuk pikiran danritual seperti ini menyebabkan suatu distress dan sangatmempengaruhi kehidupan pasien OCD sehari-harinya.Menurut DSM-III, dikatakan OCD apabila terdapat obsesi ataukompulsi yang menjadi sumber distress yang signifikan atau gangguan, dan bukan terjadi karena gangguan mental yang lainnya. Obsesi ataukompulsi ini harus menyebabkan distress yang jelas, dialami lebih dari1 jam per harinya, atau secara signifikan mengganggu fungsi kegiatannormal pasien sehari-hari, atau pekerjaan dan kehidupan sosialnya.DSM IV hanya menambahkan seseorang dengan OCD sadar bahwaobsesi atau kompulsi tersebut berlebihan atau tidak beralasan.OCD ini merupakan gangguan kecemasan yang cukup seringterjadi, dan seringkali tidak disadari oleh yang bersangkutan, yang bisasangat mengganggu kehidupan sehari-hari, sampai fungsi vital pasien.Dalam tulisan ini, kami mencoba mengangkat tentang kelainan yangtermasuk dalamanxiety disorderini, diagnosis, danpenatalaksanaannya

BAB IITINJAUAN PUSTAKAMenurut DSM-III, dikatakan OCD apabila terdapat obsesi ataukompulsi yang menjadi sumber distress yang signifikan atau gangguan, dan bukan terjadi karena gangguan mental yang lainnya. Obsesi ataukompulsi ini harus menyebabkan distress yang jelas, dialami lebih dari1 jam per harinya, atau secara signifikan mengganggu fungsi kegiatannormal pasien sehari-hari, atau pekerjaan dan kehidupan sosialnya.DSM IV hanya menambahkan seseorang dengan OCD sadar bahwaobsesi atau kompulsi tersebut berlebihan atau tidak beralasan.Obsesi dedifinisikan sebagai bentuk pikiran atau suatu gambaratau suatu impuls yang persisten, berulang, yang dialami secaraberulang-ulang dan tidak sesuai. Kompulsi merupakan perilaku yangdilakukan berulang-ulang (misalnya memeriksa pintu yang terkunci,mencuci tangan berulang kali, dll) atau suatu aksi mental (misalnyaberhitung, mengulang kata-kata,dll) yang seseorang merasakan dirinyadikendalikan dalam melakukannya sebagai respon dari obsesi atauberdasarkan aturan baku.2.1. Epidemiologi OCDMenurut beberapa penelitian, OCD merupakan kelianan jiwakeempat terbanyak setelah depresi, penyalahgunaan alcohol dansubstansia lain, serta fobia social, dengan prevalensi seumur hidupdalam survey di masyarakat sekitar 2-3%. Prevalensi seumur hidupdapat bervariasi dari 0,7 per 100 jiwa di Taiwan hingga 2,5 per 100 diPuerto Rico. Beberapa penelitian juga menyetujui bahwa prevalevsiseumur hidup OCD adalah 2,2-2,3 per 100 jiwa di AS, Kanada, danSelandia Baru. Terdapat konsistensi dari prevalensi seumur hidup danprevalensi tahunan dari OCD dari beberapa penelitian yang diadakan dibeberapa negara di dunia.Tabel 2.1. Prevalensi seumur hidup OCD per 100 subjek

TempatTotalPerempuanLaki-lakiRasio L/PASKanadaPuertoRicoJermanTaiwanKoreaSelandiabaru2,32,32,52,10,71,92,22,82,72,71,90,92,03,41,72,02,32,50,51,70,91,61,31,20,81,81,23,8Onset usia rata-rata pada pria adalah usia remaja akhir,sedangkan untuk wanita pada usia 20-an awal, walaupun ovsettersebut memiliki range yang sangat luas. Onset usia termudadilaporkan di Edmonton, Kanada (21,9 tahun). Sedangkan onsed usiatertua ditemukan di Puerto Rico (35,5 tahun). Walaupun begitu, tidakmenutup kemungkinan orang berusia 10-15 tahun mencaripertolongan ahli.Penelitian oleh ECA, tingkat prevalensi OCD lebih tinggi padawanita dibandingkan pada pria. Walau begitu, perbandingan genderyang telah dikontrol pada status perkawinan, status pekerjaan, etnis,dan usia, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.Pasien-pasien dengan OCD secara substansial memiliki risikoyang lebih tinggi untuk memiliki penyakit komorbid lainnya sepertidepresi, gangguan kecemasan, penyalahgunaan alcohol atau substansilainnya, BDD (body dismorphic disorder), atau gangguan makan.2.2. Etiologi OCDOCD adalah kelainan yang heterogen dalam manifestasinya dandapat dikategorikan menjadi sub-kelompok, yang biasanyaberdasarkan tipe dari obsesi dan kompulsi. Heterogenitas ini membuatpenelitian mengenai etiologi OCD menjadi cukup sulit. Bisa sajabeberapa etiologi yang dicantumkan berikut berperan dalam kejadianOCD namun tidak spesifik pada tiap kasus.

2.2.1. Faktor BiologisSebagaimana gangguan mental yang lain, penyebab OCD tidakdiketahui. Sudah banyak penelitian yang meneliti keterlibatan faktorbiologis pada kelianan ini, walaupun pada akhirnya, OCD sendiri akanlebih responsive terhadap terapi psikologis.Beberapa penelitian yang meneliti riwayat keluarga OC Dberusaha melihat kaitan genetik dari OCD. Penelitan meta analitik dariHettema et al (2001) melaporkan bahwa orang dengan OCD memiliki 4kali kecenderungan memiliki anggota keluarga lain dengan OCD juga,dibandingkan dengan orang tanpa OCD (OR = 4.0 (95% CI=2,2-2,7)).Penelitian genetic dan keluarga yang lain menunjukkan bahwa OCDberhubungan dengan kelainanticdan Sindroma Tourette. 50% individudengan Sindroma Tourette juga memiliki OCD.Penelitian dengan teknik pencitraan otak telah menggambarkansecara konsisten dalam membedakan pola aliran darah antara orangdengan OCD dibandingkan control yang sehat, dan telah melihatketerlibatan kuat dari daerah kortikal dan ganglia basalis. Penelitianmeta-analisis lainnya menemukan perbedaan antara orang denganOCD dan control terdapat hanya pada gyrus orbital dan bagian caputdari nucleus caudatus. Pengobatan dengan obat-obatan maupundengan CBT menunjukkan perbaikan pada temuan fungsionalneuroimaging. Hubungan neurokimiawi terhadap terjadinya OCD jugabelum diketahui secara pasti, namun respon yang baik dengan terapiSSRIs membuat dugaan serotonin memiliki peranan penting dalamOCD.Selanjutnya, daerah ganglia basalis merupakan bagian kuncisystem saraf pusat pada OCD, juga ditemukan pada kelompok anak-anak dengan OCD memiliki kelainan di daerah ini yang dicetuskan olehinfeksi. Infeksi streptokokus, biasanya pada radang tenggorokanmerangsang system imunitas tubuh , dimana pada beberapa orangmenghasilkan antibody yang bereaksi silang dengan daerah gangliabasalis. Mekanisme ini dapat dijelaskan dengan memburuknya kondisianak dengan OCD setelah infeksi ulangan. Walaupun demikian,penelitian lebih lanjut tidak menemukan hubungan antara infeksiulangan dan kekambuhan gejala.2.2.2. Pengalaman yang tidak diinginkan dan kesulitanpribadiBeberapa penelitian ingin melihat pengalaman hidup pada onsetusia OCD. Hal ini tidak menunjukkan keduanya berhubungan secaralangsung, namun diantara orang-orang yang secara biologis ataupsikologis memiliki predisposisi untuk menderita OCD, pengalamanhidupnya dapat menjadi faktor pencetus. Jenis pengalaman hidup initidak begitu penting dibandingkan bagaimana pengalaman tersebutdialami oleh individu, bahkan dalam beberapa hal, pengalamanbersifat positifpun dapat dihubungkan dengan kejadian OCD. Sejalandengan pengaruhnya pada onset OCD, pengalaman hidup ini jugadapat meningkatkan gejala OCD seperti tingkatan stress yangmeningkat dalam menjalani hidup. Pada akhirnya, dalam beberapakasus, isi dari obesesi dapat mencerminkan pengalaman hiduptersebut. Sekali lagi, hal ini tidak menunjukkan bahwa pengalamantersebut menyebabkan OCD, namun hal ini menunjukkan bahwa padabeberapa orang, obsesi mereka secara spesifik dipengaruhi oleh hal-hal yang mereka alami dalam hidup mereka.2.2.3. Faktor keluargaSeperti pada gangguan mental yang lainnya, terdapat buktipengaruh OCD pada kehidupan keluarga, misalnya kekhawatiran,beban perawatan, dan distress karena kemampuan mereka yangterbatas dalam menolong ivdividu dengan OCD. Hal ini tidakdimaksudkan bahwa anggota keluarga dapat menyebabkan OCD,namun mereka cukup berperan dalam merawat orang dengan penyakittersebut. Di samping itu, tekanan dan gangguan dari keluarga dapatmenjadi sumber stress yang dapat berkontribusi pada onset ataukekambuhan dari kelainan ini. Terdapat beberapa spekulasi bahwabeberapa pengalaman pada masa anak, seperti orang tua yangoverprotective, merupakan predisposisi seorang anak untuk menderita

OCD, namun tidak didapatkan bukti yang kuat bahwa keluargamemiliki peran kausal yang langsung terhadap terjadinya OCD.2.2.4. Faktor sosio-kulturalPenelitian pada beberapa cultural yang berbeda menunjukkantingkat prevalensi yang sama dan konsistensi dalam bentuk obsesi dankompulsi, dan hal ini cukup mengejutkan. Walaupun gejala yangsebenarnya pada OCD dapat mencerminkan faktor sosio-kultural, tidakdidapatkan bukti bahwa faktor tersebut memiliki peran kausal secaralangsung dengan kejadian OCD. Dalam hal ini, obsesi atau kompulsiyang menggambarkan suatu sudut pandang religious, biasanya akanmencerminkan sudut pandang seseorang, atau bahkan masyarakat,terhadap tingkat kepercayaan religious tertentu, di mana keyakinantersebut mungkin tidak diketahui oleh orang-orang di luar komunitasmereka sendiri. Preokupasi terhadap kontaminasi juga dapatmencerminkan pandangan suatu masyarakat tentang yang mana yangbersih dan mana yang tidak, atau bahkan pandangan seseorang yangunik terhadap kebersihan. Walaupun faktor sosio cultural pasien tidakmemiliki hubungan kausal secara langsung, harus menjadi perhatiandan sensitifitas ketika seroang dokter memeriksa seorang pasiendengan OCD.2.2.5. Faktor PsikologisPerspektif faktor psikologis pada pasien OCD, melihatkecenderungan keterkaitan antara bagaimana seseorang menafsirkanpikiran mereka dengan kejadian OCD. Terdapat bukti bahwa pasien-pasien dengan OCD memiliki kepercayaan yang begitu kuat bahwapikirannna tersebut sangatlah penting, dibandingkan dengan orangtanpa OCD. Beberapa pasien dengan OCD juga lebih cenderungmemiliki kepribadian yang perfeksionis. Walaupun begitu, belum adabukti yang sahih menunjukan hubungan kausal antara kepercayaanterhadap pikiran tersebut dengan OCD.2.3. Patofisiologi

Proses patofisiologi yang mendasari terjadinya OCD belumsecara jelas ditemukan. Penelitian dan percobaan terapeutik mendugabahwa abnormalitas pada neurotransmitter serotonin (5-HT) di otaksecara berarti terlibat dalam kelainan ini. Secara kuat didukung pulaoleh efikasi pengobatan denganserotonin reuptake inhibitor(SRIs)pada OCD.Bukti-bukti yang ditemukan juga terdapat dugaan adanyaabnormalitas system transmisi dopaminergik pada beberapa kasusOCD. Pada beberapa penelitian kohort, Sindroma Tourette dan tickronik multiple pada umumnya ada bersamaan dengan OCD denganpola autosomik dominan. Gejala OCD pada tipe-tipe pasien seperti inimemiliki respon yang baik dengan terapi kombinasi SSRIs danantipsikotik.Penelitian dengan menggunakan pencitraan fungsional padapasien OCD telah memperlihatkan suatu pola yang abnormal.Terutama MRI danpositron emission tomography(PET) telahmenunjukkan peningkatan aliran darah dav aktivitas metabolic padakorteks orbitofrontal, system limbic, nucleus kaudatus, dan thalamus,dengan kecenderungan berada perdominan di daerah kanan. Padabeberapa penelitian, daerah yang mengalami over-aktivitas ini telahmengalami perubahan ke arah normal setelah terapi dengan SSRIs danataucognitive behavioral therapy(CBT). Temuan ini mendukunghipotesis yang menyatakan bahwa gejala pada OCD dikendalikan olehterganggunya inhibisi intrakortikal dari jalur transmisi orbitofrontal-subkortikal yang berperan dalam mediasi emosi yang kuat, dan responautonom terhadap emosi tersebut. Cingulotomy, intervensi bedahsaraf, kadang-kadang digunakan pada OCD yang resisten pengobatan,untuk mengganggu jalur transmisi tersebut.Abnormalitas inhibisi yang serupa telah diobservasi padasindroma Tourette, dengan postulat yang mengatakan adanyamodulasi abnormal di daerah ganglia basalis.Penelitian yang lebih baru memberikan perhatian lebih padaabnormalitas system glutamatergik dan kemungkinan untukmenggunakan terapi glutamatergik untuk OCD. Walaupun dimodulasioleh serotonin dan neurotransmitter lainnya, sinaps-sinaps pada jalurcortico-striato-thalamo-corticaldiduga kuat terlibat pada pathogenesisOCD yang utamanya melalui neurotransmitter glutamate dangamma-aminobutyric acid(GABA). Studi-studi preklinik dan beberapa laporankasus serta beberapa penelitian kecil lainnya telah menyediakanbeberapa terapi-terapi pendukung yang menggunakan agen spesifikglutamatergik. Walau demikian, agen-agen ini (seperti memantine, n-acetylcysteine, riluzole, topiramate, glycine) memiliki efekglutamatergik dan efek farmakologis yang bermacam-macam,sehingga jika mereka dilihat efektif terhadap pengobatan OCD, pentinguntuk mengklarifikasi terhadap mekanisme kerja terapeutik yanglainnya.2.4. Gejala, Tanda, dan Pola PenyakitKarakteristik yang khas dari OCD adalah terdapat obsesi ataukompulsi, namun sebagian besar memiliki keduanya. Suatu obsesididefinisikan sebagai pikiran yang berulang-ulang, yang tidakdiinginkan, atau suatu gambar (image), atau sesuatu yang mendesak(yang juga terjadi secara berulang), yang berkali-kali memasuki pikiranseseorang. Obsesi tersebut sangat mengkhawatirkan (menyedihkan),namun dapat disadari oleh pasien sendiri bahwa obsesi tersbut berasaldari pikiran sendiri, dan tidak dipicu oleh hal-hal di luar pikirannya.Obsesi tersebut biasanya dianggap tidak dapat dijelaskav atauberlebihan. Sebagian kecil menganggapnya sebagai memiliki ide-ideyang berlebihan, dan, sangat jarang, berupa delusi (waham). Orangtersebut biasanya mencoba untuk melawan obsesi tersebut. Obsesi-obsesi yang sering ditemukan dapat dilihat di table 2.2. persentaseyang dicantumkan mengacu pada frekuensi pada survey yangmelibatkan 431 individu dengan OCD.