Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah...
Transcript of Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah...
Jika seorang keturunan Adam meninggal maka putuslah segala amalannya,
kecuali 3 hal, yaitu:
Sedekah jariyah
ilmu yang bermanfaat
Doa anak yang soleh
IAI KNOWLEDGE CENTER
CABANG SOLO
Qsftfoufe!cz;
IJI SAMAJI, SE., M.Si., Ak., CA., BKP.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
2
Pelatihan Pajak Terpadu Brevet A&B
Presented by:
Iji Samaji, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP.
Lecturer n’ Preceptor Accountant
Tax Instructor / Accounting Trainer
Registered Tax Consultants / Tax Adviser
Accounting Service & Management Advisory
Writer Instructor Lecturer
081 357 822 744
08888 299 629
0819- 13200 364
081 357 822 744
0819- 13200 364
(Home) 022-8888 6851
Flexi : 022-6156 7822
08888299629; 022-31129253
3
Cintailah Ilmu Pengetahuan,sebagaimana Kita mencintai
diri kita sendiri, karena dengan berilmu pengetahuan,Kita pasti akan selamat baik di dunia
maupun kelak di akhirat
Petuah bijak para profesional
4
Selamat Datang
Peserta Pelatihan Brevet Pajak
The Best
Teaching
5
A1
Slide 5
A1 Axioo; 17/11/2011
Brevet Pajak A & B
I
J
I
Specialist
Tax
PAJAK PENGHASILAN OP
� Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
6
Pembukuan, Pencatatan, DE
Rekonsiliasi Fiskal
7
Pembukuan, Pencatatan,
DE Rekonsiliasi Fiskal
SESI : 2
Sub pokok bahasan :1). Pembukuan/ Pencatatan Bagi WP OP
2). Pengurangan yang Diperbolehkan dan Rekonsiliasi Fiskal
8
PPh OP
9
PENGHASILAN DARI USAHA / PEKERJAAN BEBAS
PENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKALPENGHASILAN NETO FISKAL
PENGHASILAN DARI LUAR USAHA (MODAL)
PENGHASILAN DARI PEKERJAAN
10
PENGHASILAN DARI
USAHA / PEKERJAAN BEBAS
11
NORMA PENGHITUNGAN
PEMBUKUAN
Omzet < 4,8 milyarsetahun
Omzet >= 4,8 milyarsetahun
MENGHITUNG LABA NETO USAHA
Memilih
12
Penghitungan Laba Neto Usaha Fiskal
Ph Neto Usaha Fiskal =
% Norma x omset setahun
Norma
Ph Neto Usaha Fiskal :
Penjualan Neto = xxxxx
HPP = (xxxxx)
Laba Bruto Usaha = xxxxx
Biaya Administrasi&Pemasaran = (xxxxx)
Laba Neto Usaha = xxxxx
Pembukuan
13
Ketentuan – ketentuan bagi WP Orang Pribadiyang menggunakan norma :
• Peredaran usaha bruto dalam satu tahun< 4,8 milyar
• Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 bulan pertamadari tahun pajak
• Merekapitulasi Peredaran ataupenerimaanbruto tiap bulan (pencatatan)
NORMA PENGHASILAN NETTO
14
Catatan :Norma hanya untuk menghitung
penghasilan neto dari usaha/pekerjaan bebas saja;
Norma berbeda-beda tergantung jenis usaha/ pekerjaan bebas dan lokasi usaha.
NORMA PENGHASILAN NETTO
15
A. NERACA
B. LABA RUGI
C. DAFTAR PENYUSUTAN
D. REKONSILIASI FISKAL
PEMBUKUAN
16
NATURA
(bagi penerima)
OBJEK
Jika Diberikan o/ Bukan SP
Jika Diberikan o/ perusahaan (ph-nya FINAL)
BUKAN OBJEK
NATURA
17
Menghitung Pajak
• Pajak .. = …. % x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
• Tarif PPh diatur di pasal 17 UU PPh
• DPP untuk PPh meliputi : Ph bruto, atau Ph kena Pajak
; tergantung jenis objeknya
18
Tarif pph WP OP th 2009
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
sampai dengan Rp50.000.000,00 5%
di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00
15%
di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00
25%
di atas Rp500.000.000,00 30%
19
Jika Tn. Ali tahun 2013 dari kegiatan usahanya
diperoleh Ph kena pajak = 320 juta
• 5% x 50.000.000 = 2.500.000
• 15% x 200.000.000 = 30.000.000
• 25% x 70.000.000 = 17.500.000
PPh terutang Rp 50.000.000
• Keliru jika : 25% X 320.000.000 = Rp. 80.000.000
20
Coba hitung !
Jika Ph kena pajak = Rp. 500.500.500
• 5% x 50.000.000 = 2.500.000
• 15% x 200.000.000 = 30.000.000
• 25% x 250.000.000 = 62.500.000
• 30% x 500.000 = 150.000
PPh terutang = 95.150.000
21
Cara menghitung
• Penghasilan bruto = ….
• Pengurang ph bruto= …. -
• Penghasilan netto = ....
• PTKP (.../...) = .... -
• Ph kena pajak = ....(angka ratusan dibulatkan ke bawah,
angka Ph KP harus dalam ribuan penuh)
22
PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
1. Norma (WP – Pencatatan) atau
HPP, Biaya (WP – Pembukuan)
2. Kompensasi Kerugian
3. PTKP
4. Zakat/Sumbangan Keagamaan lain
23
Pembukuan
• Penjualan = ….
• Harga Pokok Penjualan = ….. –
• Ph bruto = …..
• Biaya usaha = ….. –
• Ph netto = …..
24
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) :
1 JANUARI 2013
- Diri Pribadi WP OP Rp. 24.300.000/th
- Tambahan status kawin Rp. 2.025.000/th
- Tanggungan Rp. 2.025.000/th/jiwa
• yang menjadi tanggungan :
- anak kandung, anak tiri, anak angkat
- ayah ibu, mertua
• Maksimal tanggungan : 3 orang
• Penetapan PTKP : tanggal 1 januari
• Beberapa istilah dalam PTKP :
TK/- , K/0, K/1, K/2, K/3 , TK/1, TK/2, TK/3
PH = Pisah Harta , HB = Hidup Berpisah
• tanggungan kondisinya adalah ditanggung sepenuhnya dalam saturumah/sehari-hari.
25
Hubungan Keluarga SEDARAH dalam Garis KeturunanLurus dan/kesamping Satu Derajat
Anak
Adik kandung
Kakak kandung
Ibu Ayah
26
Hubungan Keluarga SEMENDA dalam Garis KeturunanLurus dan/kesamping Satu Derajat
Anak Tiri
Adik Ipar
Kakak Ipar
Ibu Mertua Ayah Mertua
27
• K/3
P = 24.300.000
K = 2.025.000
3T = 6.075.000 = 3 x 2.025.000
32.400.000
• TK/2
P = 24.300.000
2T = 4.050.000 = 2 X 2.025.000
28.350.000
CONTOH PENGHITUNGAN PTKP
28
Perlakuan atas PENGHASILAN yg Diterima ISTRI
Ph istri (HR)
1 sumber, blm dipot PPh
Ph istri digabung/dihitung
dgn ph suami
1 sumber, sudah dipot PPh
Ph istri hanya ditulis dlm lamp
SPT suami
Lebih dari 1 sumber
Ph istri digabung/dihitung
dgn Ph suami
29
PTKP MULAI 1 Jan 2009 sd 31 Des-2012
No Status & tanggungan Jumlah PTKP
1. TK/0 15.840.000
2. TK/1 17.160.000
3. TK/2 18.480.000
4. TK/3 19.800.000
5. K/1 18.480.000
6. K/2 19.800.000
7. K/3 21.120.000
8. K/I/1 34.320.000
9. K/I/2 35.640.000
10 K/I/3 36.960.000
11 K/0 17.160.00030
PTKP MULAI 1 Jan 2013 sd seterusnya
No Status & tanggungan Jumlah PTKP
1. TK/0 24.300.000
2. TK/1 26.325.000
3. TK/2 28.350.000
4. TK/3 30.375.000
5. K/1 28.350.000
6. K/2 30.375.000
7. K/3 32.400.000
8. K/I/1 52.650.000
9. K/I/2 54.675.000
10 K/I/3 56.700.000
11 K/0 26.325.00031
• Seorang istri yang berpenghasilan sedangkan suami belum
berpenghasilan, bgm PTKP-nya ?
• Istri yg berpenghasilan :
a. Jika suaminya juga pekerja atau pengusaha maka PTKP istri = TK/0
b. Jika suaminya tidak berpenghasilan, maka PTKP adalah
TK/jumlah Tanggungan
c. Kasus b. Jika dilengkapi surat dari pemda (minimal camat) maka statuskawin berhak ditambahkan dalam spt istri.
• Balita yang telah berpenghasilan
• PTKP untuk seorang pria yang beristri lebih dari satu ?
• Pak Ali menikah siri, anaknya dua ... Ptkp ?
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA ?
32
Pengurang ph bruto (untuk WP OP)
Penghitungan Ph netto
PEMBUKUAN
Wajib utk WP OP dgn pered.bruto
diatas 4,8M
NORMA Penghit Ph netto
Peredaran bruto s.d 4,8M
33
34
(1) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk menentukan penghasilan neto,
dibuat dan disempurnakan terus-menerus serta diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
(2) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00
(empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal
Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.
(3) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menghitung penghasilan
netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto wajib
menyelenggarakan pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Pasal 14 UU PPh 2009
Syarat WP OP menggunakan Norma
1. Menyelenggarakan pencatatan harian atas
peredaran usahanya
2. Menyampaikan pemberitahuan kpd KPP,
paling lambat 3 bulan pertama di awal tahun
pajak
3. Melampirkan pencatatan bulanan dalam SPT
Tahunan 1770
35
PERSENTASE NORMA
..... Dan seterusnya ...
36
Pencatatan
• Pencatatan terdiri dari data yang dikumpulkan
secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto
sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan
obyek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang
bersifat final. (pasal 28 (9) UU KUP)
37
PENCATATAN
No Tanggal Jumlah (Rp)
1. 1/1/13 5.100.000
2. 2/1/13 4.500.000
.... ....
31 31/1/13 3.500.000
Jumlah 144.000.000
UD. PAK ALI
PEREDARAN USAHA
JANUARI 2013
UD. PAK ALI
PEREDARAN USAHA
TAHUN 2013
No Bulan Jumlah (Rp)
1. Januari 144.000.000
2. Pebruari 150.000.000
3. Maret 125.000.000
4. April 160.000.000
5. Mei 175.000.000
6. Juni 145.000.000
7. Juli 190.000.000
8. Agustus 185.000.000
9. September 205.000.000
10 Oktober 105.000.000
11. Nopember 165.000.000
12 Desember 200.000.000
Jumlah 1.999.000.00038
Norma
• Tn. Adi (dagang) omset tahun 2013 Rp. 1,2 M
• Memilih menggunakan norma , 30%
• Penghasilan netto = 30% x 1,2 M = Rp. 360 jt
• Jika menggunakan pembukuan :
• Peredaran bruto – HPP – Biaya usaha
• 1.200.000.000 – 1.000.000.000 – 100.000.000
• Penghasilan netto = Rp. 100.000.000
39
norma• Tn. Boy (K/2)
• Penghasilan bruto = 900.000.000,
• % norma = 30%, pph 25 yg sdh dibayar = 30.000.000
• Penghasilan netto = 30% x 900.000.00
• Ph netto 270.000.000
• PTKP (K/2) = 30.375.000
• Ph kena pajak 239.625.000– Tarif PPh pasal 17
– 5% x 50.000.000 = 2.500.000
– 15% x 189.625.000 = 28.443.750
• Pph terutang 30.943.750
• PPh pasal 25 30.000.000
• PPh KB/PPh pasal 29 943.750
40
CONTOH SOAL - NORMA
• TN. AGUS (K/2) MEMILIKI USAHA DAGANG, Peredaran Usaha
TH 2013 ;Rp. 800.000.000.
• Tn. AGUS Memilih Menggunakan NORMA; Kep Dirjen No.536,
% Norma Usaha ALI = 30%
• Tn. AGUS juga Menerima Bunga Deposito Rp. 2.000.000 (PPh =
40.000)
• SELAMA TH 2013, Tn. AGUS MEMBAYAR PPH 25 = Rp.
1.000.000/Bulan ..... Setahun telah dibayar penuh
• HITUNGLAH PPh KB/LB TAHUN 2009 dan hitung pula
Angsuran PPh 25 tahun 2014
41
Jawab
• Ph netto = 30% x 800.000.000 = 240.000.000
• PTKP (K/2) 30.375.000 -
• Ph kena pajak 209.625.000
• Tarif PPh ps 17 :
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 159.625.000 = 23.943.750 +
PPh terutang 26.443.750
PPh yg dipot 0
PPh yg hrs dibyr sendiri 26.443.750
PPh pasal 25 12.000.000 –
PPh KB (PPh ps 29) 14.443.750
• PPh pasal 25 = 1/12 X PPh yg hrs dibyr sendiri =
1/12 x 26.443.750 = Rp. 2.023.645 (utk tahun berikutnya)
42
• Tn. Budi (K/2) pengusaha martabak, peredaran bruto
th 2013 Rp. 180.000.000
• % norma = 30%
• Selain itu juga menerima ph lain :
1. SHU = 2.000.000
2. Keuntungan dari Penjualan motor = 5.000.000
3. Penjualan rumah = 100.000.000
• Jumlah PPh 25 selama th 2013 = Rp. 600.000
• Hitung PPh KB/LB !
43
44
Jawaban
45
• suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup
dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut (pasal 1 UU KUP)
PENGURANG PENGHASILAN BRUTO : BIAYA
• BIAYA (Ketentuan FISKAL) :
1. DEDUCTIBLE EXPENSE : Kriteria 3M (pasal 6 UU PPh)
2. NON DEDUCTIBLE EXPENSE
KRITERIA-NYA :
a. Rugi usaha di luar negeri
b. Biaya utk mendapatkan Ph yg dipotong PPh Final
c. Biaya utk mendapatkan Ph yg bukan objek.
d. Biaya yg tercantum di pasal 9 (1) UU PPh
e. Biaya utk WP yg menggunakan norma
46
WP OP PENGUSAHA TERTENTU
DADANGCELL : WP OP Pengusaha Tertentu Lokasi usaha :
• 1. BEC (Pusat) ; wilayah KPP Cibeunying
• 2. ITC KOPO ; wilayah KPP Tegalega
• 3. Bandung TC ; wilayah KPP Bojonagara
KEWAJIBAN :
1. Masing2 cabang harus melaporkan usahanya - NPWP Cabang
2. Masing2 Cabang Harus Setor PPh pasal 25(7) : 0,75% DARI OMSET
(pasal 25(7) UU No.36)
SIFAT PPh pasal 25 yg telah disetor di masing-masing cabang :
1. FINAL : Jika Dadang Hanya Memperoleh SATU JENIS
Penghasilan
2. TIDAK FINAL : Jika memperoleh penghasilan LEBIH DARI SATU Jenis
Penghasilan
47
CONTOH KASUS WP OP Pengusaha tertentu
48
Tn. Yunus (K/3)
ph netto 500.000.000
ptkp (k/3) 21.120.000
ph kena pajak 478.880.000 5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 200.000.000 30.000.000
PPh terutang 89.720.000 25% x 228.880.000 57.220.000
pph 25 12.000.000 _ jumlah pph 89.720.000
pph KB 77.720.000
Tn. Ihsan (k/2)
ph netto usaha 420.000.000 (pusat dan cabang)
royalti 10.000.000
jumlah 430.000.000
ptkp (k/2) 19.800.000
ph kena pajak 410.200.000 5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 200.000.000 30.000.000
PPh terutang 72.550.000 25% x 160.200.000 40.050.000
pph 23 1.500.000 jumlah pph 72.550.000
pph yg hrs dibyr sendr 71.050.000
PPh 25(1) (24.000.000) pusat
PPh 25(7) (900.000) cabang:tidak final
PPh kb 46.150.000 49
SPT Tahunan WP OP
SPT Tahunan PPh OP
1770(WP OP Pengusaha,
Pekerja bebas)
1770S(Pegawai -
Gaji > 60 juta/Tahun)
1770 SS(Pegawai –
Gaji < 60 juta/Tahun)
50
51
52
WP OPMenyelenggarakan Pembukuan
PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
&
KOMPENSASI KERUGIAN
53
02
PENGURANG PENGHASILAN – Pasal 6 UU PPh
Pengurang Penghasilan :
- biaya yg dpt dikurangkan thd penghasilan (obyek pajak)
- unt mendapatkan Penghasilan Kena Pajak � penghitungan PPh
terhutang
- Tidak semua pengeluaran / biaya dpt dikurangkan thd
penghasilan
54
02
BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh
a. biaya yg langsung / tdk langsung berkaitan dgn kegiatan usaha, a.l. :
1) biaya pembelian bahan;
2) biaya berkenaan dgn pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunj yg diberikan dlm bentuk uang;
3) bunga, sewa, dan royalti;
4) biaya perjalanan;
5) biaya pengolahan limbah;
6) premi asuransi;
7) biaya promosi dan penjualan ���� diatur dgn Peraturan Menteri
Keuangan;
8) biaya administrasi; dan
9) pajak kecuali Pajak Penghasilan.
adl biaya unt mendapatkan, menagih, & memelihara penghasilan,
termasuk :
55
02
BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh
b. penyusutan atas harta berwujud dan amortisasi atas hak dan atas biaya
lain yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun (sesuai Pasal 11 & 11A
UU PPh) � akan dijelaskan kemudian dengan lebih rinci
c. iuran kepada dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Men Keu;
d. kerugian krn penjualan atau pengalihan harta yg dimiliki dan digunakan dlm
perusahaan atau yg dimiliki unt mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan;
e. kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. biaya penelitian & pengembangan perusahaan yg dilakukan di Indonesia;
g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
56
BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh
h. piutang yg nyata-nyata tidak dapat ditagih dgn syarat:
1) telah dibebankan sebagai biaya dlm laporan laba rugi komersial;
2) WP harus menyerahkan daftar piutang yg tdk dpt ditagih kpd DJP; dan
3) telah diserahkan penagihannya ke Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yg menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan
debitur yg bersangkutan; atau telah dipublikasikan dlm penerbitan umum atau
khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jml hutang tertentu;
4) syarat sbgmn dimaksud angka 3) tidak berlaku unt penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sbgmn dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh;
yg pelaksanaannya diatur lebih lanjut berdsrkan Per Men Keu;
57
02
BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh
i. sumbangan dlm rangka penanggulangan bencana nasional yg
ketentuannya diatur dgn Peraturan Pemerintah;
j. sumbangan dlm rangka penelitian dan pengembangan yg dilakukan di
Indonesia yg ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yg ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
l. sumbangan fasilitas pendidikan yg ketentuannya diatur dgn Peraturan
Pemerintah; dan
m. sumbangan dlm rangka pembinaan olahraga yg ketentuannya diatur
dgn Peraturan Pemerintah.
58
02
BIAYA YG DPT DIKURANGKAN – Pasal 6(1) UU PPh
Perlakuan biaya / pengeluaran selain tersebut di atas
Dapat
dikurangkan
Tidak Dapat
Dikurangkan
Diatur lebih lanjut dalam
peraturan pelaksanaan
Rincian hardcopy
terlampir
59
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh
1. Dilakukan thd pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah;
2. untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3MP);
3. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun;
4. metode penyusutan yg diperbolehkan adalah:
a. sama besar (metode garis lurus / straight-line method);
b. menurun (metode saldo menurun / declining balance method).
Contoh metode garis lurus :
Sebuah gedung harga perolehannya Rp 100.000.000,- masa manfaat 20 tahun,
penyusutan tiap tahun sebesar Rp. 5.000.000,- (Rp 100.000.000,- : 20)
60
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh
Contoh metode saldo menurun :
Sebuah mesin dibeli bln Januari 2000 dgn harga perolehan Rp 150.000.000,-
Masa manfaat mesin tsb : 4 tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan
50% , maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut :
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
Harga Perolehan 150,000,000.00
2000 50% 75,000,000.00 75,000,000.00
2001 50% 37,500,000.00 37,500,000.00
2002 50% 18,750,000.00 18,750,000.00
2003 Sekaligus 18,750,000.00 0.00
61
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh 5. dimulai pd bulan dilakukannya pengeluaran,
kecuali untuk harta yg masih dalam proses pengerjaan � dimulai pada
bulan selesainya pengerjaan harta tsb
Contoh 1.Sebuah mesin diperoleh pd bulan Juli 2000 dgn harga perolehan Rp 100.000.000,-Masa manfaat mesin tsb : 4 tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 50%, metodepenyusutan saldo menurun, maka penghitungan penyusutannya adalah sbb :
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
Harga Perolehan 100,000,000.00
2000 1/2 x 50% 25,000,000.00 75,000,000.00
2001 50% 37,500,000.00 37,500,000.00
2002 50% 18,750,000.00 18,750,000.00
2003 50% 9,375,000.00 9,375,000.000
2004 Sekaligus 9,375,000.00 0.00
Contoh 2.
Pengeluaran unt pembangunan gedung adalah Rp100.000.000,00. Pembangunan dimulai pada
bulan Oktober 2000 dan selesai unt digunakan pd bln Maret 2001. Penyusutan atas harga
perolehan bangunan gedung tsb dimulai pd bln Maret tahun pajak 2001.
62
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh
6. WP diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta
tersebut digunakan untuk 3MP atau pada bulan harta yg bersangkutan
mulai menghasilkan � hrs dgn persetujuan Direktur Jenderal Pajak
Contoh
Tn. Zaki yg bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun
2008. Perkebunan tsb mulai menghasilkan (panen) pd tahun 2009. Dengan
persetujuan Dirjen Pajak, penyusutan traktor tsb dpt dilakukan mulai 2009.
7. Apabila WP melakukan penilaian kembali (sesuai Psl 19), maka dasar
penyusutannya adl nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva
63
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh
8. Masa manfaat & tarif penyusutan ditetapkan sbb :
Kelompok Harta
Berwujud Masa Manfaat
Tarif penyusutan
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
• Kelompok 1
• Kelompok 2
• Kelompok 3
• Kelompok 4
4 Tahun
8 Tahun
16 Tahun
20 Tahun
25 %
12,5 %
6.25 %
5 %
50 %
25 %
12.5 %
10 %
II. Bangunan
• Permanen
• Tidak Permanen
20 Tahun
10 Tahun
5 %
10 %
64
02
PENYUSUTAN – Pasal 11 UU PPh
9. Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta :
- nilai sisa buku� dibebankan sebagai kerugian
- harga jual atau penggantian asuransi � penghasilan
pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut.
10. Apabila hasil penggantian asuransi jumlahnya baru dpt diketahui dgn
pasti di masa kemudian, maka dgn persetujuan Dirjen Pajak, jml
kerugian dibukukan sebagai beban masa kemudian tsb.
11. Apabila terjadi pengalihan harta yg memenuhi syarat sesuai Pasal 4 ayat
(3) huruf a dan huruf b UU PPh (bukan obyek pajak), yg berupa harta
berwujud � nilai sisa buku tidak boleh dibebankan sebagai kerugian
bagi pihak yg mengalihkan
12. Kelompok harta berwujud sesuai dgn masa manfaat diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan
65
02
AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 1. Dilakukan thd pengeluaran unt pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta tak berwujud dan pengeluaran lain termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill);
2. untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3MP);
3. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun;
4. metode penyusutan yg diperbolehkan adalah:
a. sama besar (metode garis lurus / straight-line method);
b. menurun (metode saldo menurun / declining balance method).
5. dimulai pd bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang
usaha tertentu yg diatur lebih lanjut dgn Per Men Keu
66
02
AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh
6. Masa manfaat & tarif penyusutan ditetapkan sbb :
Kelompok Harta
Tidak Berwujud
Masa Manfaat Tarif penyusutan
Garis Lurus Saldo Menurun
• Kelompok 1
• Kelompok 2
• Kelompok 3
• Kelompok 4
4 Tahun
8 Tahun
16 Tahun
20 Tahun
25 %
12,5 %
6.25 %
5 %
50 %
25 %
12.5 %
10 %
7. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain
yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan
minyak dan gas bumi dilakukan dgn menggunakan metode satuan
produksi
67
02
AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 8. Amortisasi atas pengeluaran unt memperoleh hak penambangan selain
yang dimaksud pada angka “7” di atas, hak pengusahaan hutan, dan hak
pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yg mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun, menggunakan metode satuan produksi
paling tinggi 20% setahun.
Contoh:
Pengeluaran unt memperoleh hak pengusahaan hutan, yg mempunyai potensi
10.000.000 (sepuluh juta) ton kayu, sebesar Rp 500.000.000,- diamortisasi
sesuai dgn % satuan produksi yg direalisasikan dlm thn yg bersangkutan.
Jika dlm 1 tahun pajak ternyata jumlah produksi mencapai 3.000.000 ton yang
berarti 30% dari potensi yang tersedia,
maka walaupun jml produksi pd thn tsb mencapai 30% dari jml potensi yg
tersedia, besarnya amortisasi yg diperkenankan unt dikurangkan dari
penghasilan bruto pada tahun tsb adl 20% dari pengeluaran atau
Rp100.000.000,-
68
02
AMORTISASI – Pasal 11A UU PPh 9. Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak sbgmn
dimaksud di atas, nilai sisa buku� sebagai kerugian dan
jml yg diterima sbg penggantian� penghasilan
Contoh :
Tn. Zaki memperoleh hak penambangan minyak & gas bumi di suatu lokasi Rp500 juta
Taksiran jml kandungan minyak di daerah tersebut 200 juta barel.
Setelah produksi minyak & gas bumi mencapai 100 juta barel,
Tn. Zaki menjual hak penambangan tsb kpd pihak lain dgn harga Rp300 juta.
Penghitungan penghasilan dan kerugian dari penjualan hak tsb sbb :
Harga perolehan Rp 500.000.000,-
Amortisasi yg telah dilakukan100 juta /200 juta barel (50%) Rp 250.000.000,-
Nilai buku harta Rp 250.000.000,-
Harga jual harta Rp 300.000.000,-
Dgn demikian nilai sisa buku Rp 250.000.000,00 dibebankan sebagai kerugian dan
sebesar Rp 300.000.000,00 dibukukan sebagai penghasilan
69
KOMPENSASI KERUGIAN
Apabila
Penghasilan Bruto (-)
pengurang yg diperkenankan
didapat Kerugian
Kerugian tsb dapat
dikompensasikan dengan
Penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya
berturut-turut s/d 5 tahun.
Pasal 6 ayat (2)
70
KOMPENSASI KERUGIAN
KOMPENSASI KERUGIAN 5 (LIMA) TAHUN
CONTOH
PT. A Tahun 2009 menderita kerugian Fiskal (Rp 1.200.000.000,- )
Dalam 5 tahun berikutnya Rugi- Laba Fiskal PT. A sbb :
2010 : LABA FISKAL Rp 200.000.000.-
2011 : RUGI FISKAL Rp 300.000.000.-
2012 : LABA FISKAL N I H I L
2013 : LABA FISKAL Rp 100.000.000.-
2014 : LABA FISKAL RP 800.000.000.-
71
KOMPENSASI KERUGIAN sbb :RUGI FISKAL TAHUN 2009 (Rp 1.200.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2010 Rp 200.000.000.(+)
SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.) RUGI FISKAL TAHUN 2011 (Rp 300.000.000.)
SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2012 Rp N I H I L (+)
SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 1.000.000.000.)LABA FISKAL TAHUN 2013 Rp 100.000.000.(+)
SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 900.000.000)LABA FISKAL TAHUN 2014 Rp 800.000.000.(+)
SISA RUGI FISKAL TH 2009 (Rp 100.000.000.)
Rugi fiskal tahun 2009 Rp100.000.000,00 yg masih tersisa pada akhir tahun 2014 tidak
boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal tahun 2015,
sedangkan rugi fiskal tahun 2011 Rp300.000.000,00 hanya boleh dikompensasikan dgn
laba fiskal tahun 2015 dan tahun 2016, karena jangka waktu lima tahun yang dimulai
sejak tahun 2012 berakhir pada akhir tahun 2016
72
02
BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh
a. pembagian laba dgn nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yg dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
b. biaya yg dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
c. premi asuransi kesehatan, as kecelakaan, as jiwa, as dwiguna, dan as bea
siswa, yg dibayar oleh WPOP, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan
premi ttsb dihitung sbg penghasilan WP ybs;
d. penggantian atau imbalan sehubungan dgn pekerjaan atau jasa yg
diberikan dlm bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dlm bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yg
berkaitan dgn pelaksanaan pekerjaan yg diatur dgn atau berdasarkan Per
Men Keu;
73
02
BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh
e. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1) cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yg
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2) cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yg
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3) cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4) cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5) cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6) cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
74
02
BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh
f. jumlah yg melebihi kewajaran yg dibayarkan kpd pemegang saham atau
kepada pihak yg mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dgn pekerjaan yg dilakukan;
g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b, kecuali
sumbangan sesuai Pasal 6 UU PPh, serta zakat yg diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yg dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan yg sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yg diakui di Indonesia, yg diterima oleh lembaga keagamaan yg
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yg ketentuannya diatur dgn
PP;
h. Pajak Penghasilan
i. biaya yg dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
75
02
BIAYA YG TIDAK DPT DIKURANGKAN – Pasal 9 UU PPh
j. gaji yg dibayarkan kpd anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yg modalnya tdk terbagi atas saham;
k. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yg berkenaan dgn pelaksanaan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
l. Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tdk
dibolehkan unt dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui
penyusutan atau amortisasi sesuai Pasal 11 atau Pasal 11A UU PPh
76
Ada Pertanyaan???
77
78
A. PEMELUK AGAMA ISLAMB. MAX 2.5% DARI PENGH.NETO FISKALC. PENGHASILAN OBYEK PAJAK YG TIDAK FINALD. SURAT SETORAN ZAKAT KEPADA BADAN/
LEMBAGA AMIL ZAKAT YG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAH1. NAMA2. ALAMAT3. NPWP4. JENIS PENGHASILAN YG DIBAYAR ZAKAT5. SUBER/ JENIS PENGH & BULAN / TAHUN6. BESARNYA PENGHASILAN7. BESARNYA ZAKAT
ZAKAT
79
80
Rekonsiliasi Fiskal
Laporan Keuangan
Menurut UU PerpajakanLaporan Keuangan
Menurut SAK
Pajak Terutang (SPT)
Rekonsiliasi Fiskal
Sesuai/tidak
Pembetulan SPT
81
KOREKSI FISKAL� POSITIF� NEGATIF
PENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIALPENGHASILAN NETTO KOMERSIAL
PENGHASILAN NETTO FISKAL
82
KOREKSI FISKAL� POSITIF� NEGATIF
Penentuan Positif/ Negatif dilihatdari sisi Penghasilan
83
BIAYA (FISKAL)
BIAYA
DEDUCTIBLE EXPENSE
(biaya 3M)
NON DEDUCTIBLE
EXPENSE
Tercantum dlm
Pasal 9(1) UU PPh
Kerugian penjualan
aktiva
Dimiliki perusahaan,Tdk digunakan 3M
Biaya 3M atas Ph WP
Yg dikenakan PPh berd
Norma Penghit Ph netto
Untuk memperoleh
Ph yg bukan
Objek PPh
Rugi Usaha
dari Luar negeri
Untuk memperoleh
Ph bersifat final
84
PENYESUAIAN FISKAL
• Laporan Keuangan yang telah dibuat oleh Wajib Pajak bersifat
komersial.
• Untuk menghitung PPh harus mengikuti ketentuan
perpajakan (UU,PMK,Per Dirjen), biasa disebut ketentuan
fiskal
• Jika terdapat perbedaan penerapan maka WP harus
membuat penyesuaian shg penghitungan PPh telah sesuai
ketentuan perpajakan.
• Penyesuaian dilakukan terhadap biaya yang menurut
ketentuan fiskal tidak diperkenankan sebagai pengurang (non
deductible expense)
• Penyesuaian fiskal dibagi menjadi PF positif & negatif
85
CONTOH PENYESUAIAN FISKAL
86
PENGHASILAN NETTO DARI USAHA
(WAJIB PAJAK OP YANG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN)
• Penghasilan usaha berdasarkan L/K Komersial
• Peredaran Usaha Rp. xxx
• Harga Pokok Penjualan xxx _
• Laba/Rugi Bruto Usaha xxx
• Jumlah Biaya Usaha xxx _
• Ph netto usaha (komersial) Rp. xxx
• Penyesuaian Fiskal Positif
– ............
– ............
• Jumlah Koreksi Positif xxx
• Penyesuaian Fiskal Negatif
– ...........
– ............
• Jumlah Koreksi Negatif (xxx)
• Ph Netto dalam negeri (Fiskal) xxx
87
PENGHITUNGAN PPH KB/LB
WP ORANG PRIBADI (I)
• Penghasilan netto dari usaha Rp. ........
• Penghasilan netto dari pekerjaan Rp. ........
• Penghasilan netto dalam negeri lainnya Rp. ........
• Penghasilan netto d. luar negeri Rp. ........ +
•• Jumlah Penghasilan netto Rp. ........
•• Zakat 2,5% dari Ph netto Rp. …… _
• (kepada BAZ/LAZ Resmi)
• Penghasilan netto setelah zakat Rp. ........
• Kompensasi Kerugian Rp. ........ _
• Penghasilan netto setelah komp Rp. ........
• PTKP ( ...../ ....) Rp. ........ _
• Penghasilan Kena Pajak Rp. ........
88
PENGHITUNGAN PPH KB/LB WP OP (II)
• Penghasilan Kena Pajak kemudian dikalikan dengan tarif PPh psl 17 : WP OP
• ( 5%, 15%, 25%, 30%) .... Maka diperoleh PPh Terutang
• PPh Terutang Rp. ......
• Kredit Pajak :
• PPh yang dipotong pihak lain
• PPh ps 21 (PPh dari pekerjaan) Rp. ...
• PPh ps 22 (impor,bendahara) Rp. ...
• PPh ps 23 (PPh dari DN lainnya) Rp. ...
• PPh ps 24 (PPh yg dipotong di LN) Rp. ... +
• Jumlah Rp. ..... _
• PPh yang harus dibayar sendiri Rp. .....
• PPh yang sudah dibayar sendiri
• PPh pasal 25 (1) Rp. ....
• PPh pasal 25 (7) Rp. ....
• STP PPh pasal 25 Rp. ....
• Fiskal Luar Negeri Rp. .... +
• Jumlah Rp. ..... _
• Jumlah PPh KB/LB Rp. ….
89
CONTOH KASUS : WP OP PEMBUKUAN
90
penghasilan netto (usaha) komersial 357.000.000 A
penyesuaian fiskal :
PF positif
- sembako 12.000.000
- sumbangan 6.000.000
- tips 2.000.000
- asuransi anak 10.000.000
30.000.000 B
PF Negatif - C
Ph netto (usaha) Fiskal 387.000.000 (A+B-C)
PTKP 19.800.000
Ph kena pajak 367.200.000
PPh terutang 61.800.000
91
92
93
Terima kasih
INGAT-INGAT :“BACA LAGI ATURAN-ATURAN
PERPAJAKANNYA”
Mfy Tqfdjbmjt Efsphfu
Mfy Hfofsbmjt
94
95
ISam KKP Iji Samaji96
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Ikatan Konsultan Pajak – Cabang Bandung
Tim Instruktur IKPI – Cabang Bandung
Tim Instruktur IAI – Wilayah Jawa Barat
Ikatan Akuntan Indonesia – Wilayah Jawa Barat
97
Tim Instruktur IAI – Knowledge Center Cabang Solo
Ada Pertanyaan???
98
1. ……
2. ……
3. ……
4. ……
5. ……
Pertanyaan:
99
Thanks
Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak. CA., BKP.
Lecturer, Registered Tax Consultants & Tax Instructor, Accounting Trainer
100
Semoga Sukses
101
102
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
CABANG BANDUNG
Ruko Taman Mekar Agung No. 11-12
Komplek Perumahan Mekar Agung
Bandung 40237
Telp. 022-5234018
103
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
WILAYAH JAWA BARAT
Jl. Cikutra No. 204A Bandung 40125
www.iaijabar.or.id
email : [email protected]
104
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Graha Akuntan
Jl Sindanglaya 1 Menteng Jakarta 10310
www.iaiglobal.or.id
105