Jeni_skenario 7 New

15

Click here to load reader

Transcript of Jeni_skenario 7 New

Page 1: Jeni_skenario 7 New

LAPORAN

KARDIOVASKULER

SKENARIO 7

Oleh Kelompok 2 :

Atika Intan P.Anggi RiskiDeddyEko Indra PEvid RudiasFitri syalafiyah

Lia NurarifitaMartinaM. badrun A.Jeni ASalis L.Susiani

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SATRIA BHAKTI NGANJUK

2010/2011

Page 2: Jeni_skenario 7 New

SKENARIO 7

Tn. B 55 tahun dengan BB 85 kg di bawa ke klinik griya husada karena epistaksis. Hasil pemeriksaan TD 180/110 mmHg, nadi cepat dan lemah 125 x/menit dan mengalami paraesthesi. Menurut Ny. N istri Tn. B, suaminya seorang perokok berat mulai usia muda dan gemar mengkonsumsi (jeroan, ati, babad), serta suka dengan makanan asin. Dalam keseharian Tn. B seorang yang tempramental serta sulit untuk mengendalikan emosinnya.

Seven jump

Page 3: Jeni_skenario 7 New

Langkah 1 : klarifikasi istilah dan konsep

1. Epistaksis

2. Paraesthesi

3. Sensibilitas

4. Temparamental

Jawaban :

1. Epistaksis : pendarahan dari hidung (mimisan). (kamus lengkap kedokteran, Ahmad A.K

Muda, 2003:58)

2. Paraesthesi : salah satu kelainan sensibilitas sensasi kulit yang abnormal (kesemutan,

menggelitik, gatal-gatal, terbakar)

3. Sensibilitas : kepekaan perasaan, kemampuan untuk merasa atau merasakan. (Kamus

Kedokteran Dorland, Dorlard W.A Newman, 2002:1969)

4. Temparamental : Emosional, sifat perilaku yang di pengaruhi resam tubuh (Kamus

Lengkap Kedokteran, Ahmad A.K Muda, 2003:258)

Langkah 2 : menetapkan / mendefinisi masalah

1. Klien mengalami epistaksis2. Klien seorang perokok berat dan gemar mengkonsumsi jeroan (rempelo,ati,babad) serta

suka makanan yang asin

Diagnosa Medis Diagnosa keperawatanHipertensi Perubahan nutrisi (lebih dari kebutuhan

tubuh) b/d kelebihan asupan makanan,gaya hidup,kebiasaan / budaya

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,vasokonstriksi,iskema miocard,hipertrofi/rigiditas ventrikel

Langkah 3 : Analisa masalah

Page 4: Jeni_skenario 7 New

Konsep Medis penyakitLAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI Definisi

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteri-arteri konstriksi. Konstriksi arteri membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan :

1. Hipertensi esensial / hipertensi primerMerupakan 90 % dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan TD yang tidak di ketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut :a. Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi, beresiko tinggi

untuk mendapatkan penyakit inib. Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca

menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.c. Diet : konsumsi diet tinggi garam / lemak secara langsung berhubungan dengan

berkembangnya hipertensi.d. Berat badan : obesitas (25 % di atas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi.e. Gaya hidup : merokok dan konsumsi alcohol dapat meningkatkan tekanan derah.

2. Hipertensi sekunderMerupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah sekunder, yang didefinisikan sebagai sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain : penggunaan konktsepsi hormonal, luka bakar, peningkatan volume intravaskular dan stres.

Klasifikasi

Page 5: Jeni_skenario 7 New

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)Optimal < 120 < 80Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90

Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)Normal <120 Dan <80Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 Dan < 90

EtiologiEtiologi dari hipertensi esensial belum di ketahui. Namun sejumlah interaksi

beberapa energi homoestatik saling terkait. Defek awal diperkirakan pada mekanisme pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal. Faktor hereditas berperan penting bilamana ketidakmampuan genetik dalam mengelola kadar natrium normal. Kelebihan intake natrium dapat meningkatkan volume cairan dan curah jantung. Pembuluh darah menberikan reaksi atas peningkatan aliran darah melalui konstriksi / peningkatan tahanan perifer. Tekanan darah tinggi adalah hasil awal dari peningkatan curah jantung yang kemudian dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi sebagai suatu timbal balik penigkatan tahanan perifer.Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder :1. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)

Jenis kontrasepsi hormonal yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediated volume exspansion. Dengan penghentian jenis kontrasepsi ini tekanan darah akan normal kembali setelah beberapa bulan.

2. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal

Page 6: Jeni_skenario 7 New

Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90 % lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous displasia ( pertumbuhan abnormal jaringan fibrous ). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan struktur serta fungsi ginjal.

3. Gangguan endokrin Disfungsi adrenal / korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol dan katekolamin. Pada aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign adenoma korteks adrenal. Pheochromocytomas pada medula adrenal yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada sindrom Cushing, kelebihan glukokortikoid yang di ekskresi dari korteks adrenal. Sindrom Cushing’s mungkin disebabkan oleh adrenokortikal / adenoma adrenokortikal.

4. Coarctation aortaMerupakan pemnyempitan aorta kongental yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta torasik / aorta abdominal. Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area kontriksi.

5. Neurogenik : tumor otak, enchephalitis, dan gangguan psikiatrik6. Kehamilan7. Luka bakar8. Peningkatan volume intravaskular9. Merokok

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan ketekolamin. Peningkatan katekolamin menybabkan iribilitas miokardial., peningkatan denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi, yang mana pada akhrinya meningkatkan TD.

Patofisiologi

Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.

Pemeriksaan diagnostiko Pemeriksaan Laborat

Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

Page 7: Jeni_skenario 7 New

Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

Analisa Urin : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

o CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati o EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P

adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. o IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan

ginjal. o Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran

jantung.

Penatalaksanaan terapi

o Penatalaksanaan Non Farmakologis

1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

2. AktivitasKlien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.

o Penatalaksanaan FarmakologisSecara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi. 2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral. 4. Tidak menimbulakn intoleransi. 5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

Pengkajian A. Indentitas

Page 8: Jeni_skenario 7 New

Nama : Tn. B Umur : 55 TahunSuku/bangsa : indonesiaAgama : IslamAlamat : nganjukTgl MRS : 8-12-2010 Jam 08.00 WIBTgl. Pengkajian : 8-12-2010 Jam 08.55 WIB Diagnosa Medis : Hipertensi

B. Alasan Masuk RS klien mengalami eistaksis

C. Riwayat penyakit sekarang Pasien MRS karena mengalami epistaksis dan hasil pemeriksaan TD 180/110 mmHg, nadi cepat dan lemah 125 x/menit dan emngalami paraesthesi.Riwayat penyakit dahulu (-)

D. Observasi dan pemeriksaan fisik1. Pernafasan

Klien mengeluh sesak di dada2. Kardiovaskuler / sirkulasi

TD : 180/110 mmHgNadi cepat dan lemah : 125 x/menit

3. Persarafan / neurosensori GCS : 4-5-6, reaksi cahaya +/+

4. Perkemihan Eliminasi urin : -

5. Pencernaan elimunasi alvi : -

6. Muskuloskeletal Mengalami paraesthesi

ANALISA DATA

Page 9: Jeni_skenario 7 New

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan1. DS : Pasien merasa sesak

setelah mengalami epistaksisDO : Nadi:125x/menit TD: 180/ 110mmhg RR: 40x/menit Suhu : 390C

Afteload

Vaso konstriksi

Iskemia miokard

Hipertropi ventrikula(pembesaran

otot ventrikel menyebabkan pengecilan

lubang)

Penurunan suplai oksigen

2, DS : Pasien mengatakan

mudah lelah Pasien mengatakan jika

bangun dari tidur terasa kesemutan (pegal-pegal)

DO : Pasien kelihatan lesu Pasien kelihatan banyak

diam

Lemak berlebih

Pembentukan plaque

Penyumbatan pembuluh darah ke otak

Iskemik

Hemoragic otak

Resiko cidera

3. Tinggi Badan :172 cmBB: 89 kg (diatas normal)Hb : 12 gram/DlPasien merasa lemah setelah mengangkat beban beratPola makan pasienPasien biasa makan 3x/hari sepiring penuh Pasien biasa merokok setelah makan

Konsumsi makanan lebih dari kebutuhan

Asupan garam tinggi

Mual muntah

Pemenuhan nutrisi lebih dari kebutuhan

Pemenuhan nutrisi lebih dari kebutuhan

Langkah 4 : menginventarisasi penjelasan

Page 10: Jeni_skenario 7 New

1. Ada hubungan paraesthesi yang di alami pasien dengan adanya penumpukan plaque padaa pembuluh darah

2. Ada hubungan BB pasien 85 kg dengan epistkasis yang dialaminya3. Ada hubungan kebiasaan merokok dan gemar mengkonsumsi jeroan dengan kenaikan

tekanan darah klien

Langkah 5 : Rumusan sasaran pembelajaran

Mengetahui tentang :

Hipertensi Asuhan keperawatan Hipertensi

Langkah 6 : searching and collecting data

Langkah 7 : pengujian info

Terlampir pada : - Langkah 3

- Langkah 4

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Jeni_skenario 7 New

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001

Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999

Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003

Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995