7. new BAB III

117
Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika BAB III KEGIATAN MAHASISWA DI APOTEK 3.1 TINJAUAN TENTANG APOTEK TEMPAT PKP Apotek Sana Medika didirikan pada tanggal tanggal 20 Desember 2004 dengan Apoteker Penganggung Jawab (APA) Dessy Ekawati, Ssi., Apt., terletak di dalam Gleneagles Diagnostic Centre, Jl.Embong Gayam 17, Surabaya dan merupakan grup apotek ALBA MEDIKA – Surabaya. Pada tahun 2006, APA apotek Sana Medika dipegang oleh Dra. Joyce R. Soetanto, Apt., Sp.FRS yang sekaligus juga Pemilik Sarana Apotek (PSA) serta ALBA MEDIKA group. Pada tahun 2008, Apotek Sana Medika, menempati gedung Gleneagles Diagnostic Centre yang baru, yang terletak di Jl.T.A.I.S. Nasution 5, Surabaya. Visi Apotek Sana Medika adalah melakukan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien, sedangkan misinya adalah membantu pasien dalam hal pelayanan kefarmasian dengan sebaik mungkin sehingga kualitas hidup pasien meningkat. Motto dari Apotek Sana Medika adalah “Penampilan adalah kunci utama keberhasilan3.2 MANAJEMEN APOTEK Manajemen menurut George R. Terry adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 75

Transcript of 7. new BAB III

Page 1: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

BAB III

KEGIATAN MAHASISWA DI APOTEK

3.1 TINJAUAN TENTANG APOTEK TEMPAT PKP

Apotek Sana Medika didirikan pada tanggal tanggal 20 Desember 2004

dengan Apoteker Penganggung Jawab (APA) Dessy Ekawati, Ssi., Apt., terletak

di dalam Gleneagles Diagnostic Centre, Jl.Embong Gayam 17, Surabaya dan

merupakan grup apotek ALBA MEDIKA – Surabaya.

Pada tahun 2006, APA apotek Sana Medika dipegang oleh Dra. Joyce R.

Soetanto, Apt., Sp.FRS yang sekaligus juga Pemilik Sarana Apotek (PSA) serta

ALBA MEDIKA group. Pada tahun 2008, Apotek Sana Medika, menempati

gedung Gleneagles Diagnostic Centre yang baru, yang terletak di Jl.T.A.I.S.

Nasution 5, Surabaya.

Visi Apotek Sana Medika adalah melakukan pelayanan kefarmasian yang

berorientasi kepada pasien, sedangkan misinya adalah membantu pasien dalam hal

pelayanan kefarmasian dengan sebaik mungkin sehingga kualitas hidup pasien

meningkat. Motto dari Apotek Sana Medika adalah “Penampilan adalah kunci

utama keberhasilan”

3.2 MANAJEMEN APOTEK

Manajemen menurut George R. Terry adalah suatu proses kegiatan yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan

memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu

Planning-Organizing-Actuating-Controlling (POAC), sedangkan manajer adalah

orang yang mendukung dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Dengan

melihat pentingnya fungsi manajemen maka sangatlah tepat bila suatu apotek

menempatkan manajemen sebagai pondasi untuk kelangsungan hidup apotek

tersebut, dimana meliputi manajemen barang, manajemen keuangan, dan

manajemen sumber daya manusia (SDM) dan yang bertanggung jawab terhadap

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 75

Page 2: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

manajemen ini adalah Apoteker Pengelola Apotek dan mengacu pada aspek-aspek

Planning-Organizing-Actuating-Controlling (POAC) (Seto, 2008).

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Apotek Sana Medika

Dalam manajemen apotek, organisasi yang baik merupakan salah satu

faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh karena itu,

dibutuhkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta uraian

pembagian tugas (job description) yang jelas pada masing-masing bagian di

dalam struktur organisasi.

Fungsi manajemen untuk Apoteker di apotek antara lain adalah untuk

melakukan kegiatan perencanaan dan pengawasan. Penyusunan anggaran (rencana

yang dinyatakan dalam istilah keuangan) adalah suatu proses yang membantu

Apoteker dalam melaksanakan kedua fungsi tersebut. Sedangkan fungsi dari

perencanaan mencakup kegiatan dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-

pedoman, garis-garis besar apa yang akan dituju dan pengukuran penyelenggaraan

bidang logistik serta melaksanakan siklus manajemen bidang logistik yang benar

(Seto, 2008).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 76

Apoteker Pemilik Sarana Apotek (PSA)

Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Tenaga Kefarmasian

ApotekerAsisten Apoteker

Administrator Apotek

Administrator GudangObat Sentral

Tenaga Non Kesehatan

Juru ResepKurir

Page 3: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3.3 PENGELOLAAN OBAT DAN NON OBAT

Tujuan pengelolaan obat dan non obat adalah untuk menciptakan

keseimbangan antara persediaan dengan permintaan yaitu melalui sistem

pengadaan yang efisien sehingga terjamin ketersediaan obat yang tepat, jumlah

cukup, harga terjangkau dan dengan standar kualitas yang telah dikenal dari

sumber resmi dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu untuk membentuk

sistem penyimpanan dan pengamanan persediaan yang menjamin sampainya obat

dari produsen ke tangan pasien (pengguna) dengan prinsip yang terpercaya,

terhindar dari pemborosan, kerusakan dan kehilangan, serta menjamin

stabilitas/kualitas obat.

3.3.1 Pengadaan

Untuk apotek Sana Medika, pengadaan dilakukan oleh Apoteker Pengelola

Apotek (APA) berdasarkan buku defekta yang ada di Apotek. Buku defekta berisi

macam dan jumlah perbekalan famasi yang akan dibeli berdasarkan pada data

obat yang habis. Penulisan buku defekta dapat dilakukan oleh setiap personel di

Apotek, dalam hal ini adalah Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten

Apoteker (AA) dan Administrator Apotek. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

melakukan pemesanan macam dan jumlah perbekalan farmasi yang akan dibeli ke

distributor atau subdistributor resmi (PBF) setiap pagi pada hari senin sampai

sabtu jika barang yang diinginkan tidak ada di gudang. Pemesanan barang ke

distributor atau subdistributor resmi (PBF) disertai dengan SP (Surat Pemesanan)

tetapi jika barang yang diperlukan tersedia di gudang maka Apoteker Pengelola

Apotek (APA) atau Administrator Apotek cukup menuliskan memo yang berisi

pemesanan barang dan meminta kurir untuk mengambil barang di gudang. Memo

tersebut akan diterima oleh administrator gudang dan barang dikirim ke Apotek

melalui kurir Apotek.

Pengadaan obat di Apotek Sana Medika dilakukan melalui sales

distributor atau subdistributor resmi (PBF) yang datang setiap hari atau

pemesanan melalui telepon ke distributor atau subdistributor resmi (PBF) dan

Surat Pemesanan (SP) bisa menyusul. Surat Pesanan (SP) dibuat dalam 2 rangkap,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 77

Page 4: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

warna putih untuk sales PBF dan kuning untuk disimpan sebagai berkas Apotek.

Surat Pemesanan berisi alamat distributor, nama perbekalan farmasi yang dipesan,

jumlah dan satuan, tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek (APA).

Pemilihan distributor atau subdistributor (PBF) di Apotek Sana Medika

pada prisipnya adalah distributor atau subdistributor (PBF) yang resmi, yaitu

memiliki ijin dari Departemen Kesehatan dan memiliki faktur pembelian yang

resmi sehingga kelegalan obat di Apotek Sana Medika selalu terjamin dan pada

saat melakukan retur barang akan menjadi lebih mudah. Biasanya distributor atau

subdistributor resmi (PBF) akan memberikan diskon harga dalam jumlah tertentu

sehingga Apotek dapat memperoleh keuntungan penjualan.

Untuk pengadaan obat-obat psikotropik hanya dapat dipesan pada

distributor atau subdistributor resmi (PBF) tertentu dan untuk obat-obat narkotik

hanya dapat dipesan di Kimia Farma.

Proses pengadaan di Apotek Sana Medika telah sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004

Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Sub Sub Bab 2.3.2.

3.3.1.1 Pengadaan Obat Golongan Narkotika

Apotek Sana Medika melakukan pemesanan obat golongan narkotika ke

PBF Kimia Farma menggunakan surat pesanan khusus, yaitu model N-9. Setiap

lembar SP hanya digunakan untuk memesan satu jenis narkotika dan

ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan SIK, alamat, serta stempel

Apotek Sana Medika. SP narkotika dibuat rangkap empat, yaitu warna putih,

kuning, merah dan biru. SP warna putih, kuning, dan merah diserahkan kepada

PBF, sedangkan SP biru digunakan sebagai arsip pembelian. Keempat SP tersebut

ditujukan untuk PBF Kimia Farma, Dinkes Kota, BPOM dan arsip apotek.

3.3.1.2 Pengadaan Obat Golongan Psikotropika

Pemesanan obat golongan psikotropika menggunakan SP khusus untuk

obat psikotropika, yaitu model P-9. SP tersebut atas nama Apotek Sana Medika.

Satu lembar SP boleh digunakan untuk lebih dari satu macam obat, tapi pada satu

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 78

Page 5: 7. new BAB III

Tidak sesuai

sesuai

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

PBF. SP psikotropik ini terdiri dari tiga rangkap, warna putih, merah dan kuning

dan ditandatangani oleh APA. SP warna putih dan merah diserahkan kepada PBF

atau distributor dan SP warna kuning untuk arsip pembelian.

3.3.2 Penerimaan Barang

Alur penerimaan barang di Sana Medika dapat digambarkan pada skema

berikut ini :

Gambar 3.2 Alur Penerimaan Barang di Apotek Sana Medika

Secara garis besar alur penerimaan barang di Apotek Sana Medika sesuai

dengan alur penerimaan dan pembayaran barang di apotek menurut Soerjono Seto

2008. Namun di apotek ini tidak terdapat bagian tata usaha, tetapi ada 1 orang staf

apotek yang bertugas menangani masalah administrasi dan faktur yang fungsinya

sama dengan tata usaha.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 79+

PBF APOTEKER

PENERIMAAN BARANG GUDANG

+ BARANG

CEK !!!- keaslian faktur- nama apotek- nama barang- jumlah barang- tanggal &

tahun kadaluarsa

- harga & potongan harga

- kesesuaian barang (no batch produk) dengan faktur

Harus diberi keterangan agar distributor dapat

memperbaiki faktur

Barang masuk gudang

Surat Pemesanan

FAKTUR

DEFEKTA

Page 6: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3.3.3 Penataan

Penataan barang di Apotek Sana medika diatur sedemikian rupa untuk

mempermudah petugas dalam pelayanan, khususnya dalam pengambilan obat dan

disusun berdasarkan stabilitas sediaan, bentuk sediaan, OTC (Over The Counter),

ethical, alat kesehatan, farmakologis, dan alfabetis.

Penataannya adalah sebagai berikut :

A. Laju penjualan (fast moving/slow moving)

Penentuan obat-obat golongan fast moving setiap tahunnya tidak sama

tergantung dari prediksi berdasarkan jumlah permintaan tahun sebelumnya

ataupun wabah yang sering melanda dalam bulan-bulan tertentu. Contoh obat-obat

yang fast moving dan slow moving yang terdapat di apotek Sana Medika sangat

tergantung dari penjualan bulan sebelumnya. Jika jumlah barang yang terjual

sedikit maka digolongkan menjadi obat-obat yang slow moving tetapi jika jumlah

barang yang terjual banyak maka digolongkan menjadi obat-obat yang fast

moving.

B. Bentuk sediaan

Bentuk sediaan sirup, sirup kering; obat tetes/salep mata/hidung; tablet;

injeksi; salep, krim dan gel untuk kulit; infus, nutrisi parenteral; obat luar/kumur,

disusun berdasarkan alfabetis dan diletakkan dalam rak tersendiri. Hal ini untuk

mempermudah dalam pengambilan, pengecekan kembali agar mempercepat

pelayanan pada pasien.

C. Kelas Terapi

Obat-obat digolongkan berdasarkan kelas terapi yaitu Hipertensi, Diabetes

Melitus, Antibiotika, Lambung, Alergi, Analgesik, Pernafasan, Kolesterol,

Hormon, Asam Urat, Vitamin dan Suplemen, dan Campuran. Setelah digolongkan

berdasarkan kelas terapi kemudian diurutkan secara alfabetis.

D. Persyaratan khusus

Digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk bentuk sediaan yang tidak

stabil dalam suhu ruangan, seperti suppositoria, vaksin, serum, insulin, injeksi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 80

Page 7: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

tertentu yang dapat terurai pada suhu kamar maka diletakkan dalam lemari es

dengan suhu 2 - 8ºC.

E. Narkotika dan Psikotropika

Sediaan narkotika disimpan dalam lemari khusus dan tidak boleh

digunakan untuk menyimpan barang maupun obat-obat lain selain narkotika.

Penataannya diurutkan secara alfabetis. Lemari khusus tersebut terletak di

belakang sehingga tidak terlihat oleh pasien dan mempunyai kunci. Sedangkan

sediaan psikotropika disimpan dalam lemari tersendiri, terpisah dari sediaan yang

lain dan mempunyai kunci tersendiri.

F. Alat Kesehatan

Contohnya: needle, spuit injeksi, underpad (U pad), infus, dll diletakkan

dalam rak tersendiri.

G. Sediaan OTC (Over The Counter), Minuman, Makanan, Beberapa Alat

Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Sediaan obat-obat OTC seperti obat-obat influenza, analgesik, obat untuk

luka luar, vitamin untuk anak-anak, permen berisi obat, antidiare, oralit, tetes mata

dan sediaan farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter, susu, kondom,

verban, minuman dingin, sabun mandi, roti dll diletakkan di bagian depan apotek

sehingga pengunjung yang datang dapat melihat dengan jelas.

Di samping penataan obat yang disusun berdasarkan alfabetis, untuk

mengontrol kualitas dan stabilitas obat, sistem penataan obat yang dilakukan

dengan sistem FIFO (First In First Out), artinya obat-obat yang datang lebih

dahulu, diletakkan di depan dan dikeluarkan lebih dulu daripada obat-obat yang

datang berikutnya. Dan sistem FEFO (First Expired Date First Out), artinya obat-

obat dengan tanggal kadaluwarsa lebih dahulu, diletakkan di depan dan

dikeluarkan lebih dulu daripada obat-obat dengan tanggal kadaluwarsa yang lebih

lama.

3.3.4 Penyimpanan

Kegiatan dari penyimpanan di Apotek Sana Medika sesuai dengan buku

Manajemen Farmasi halaman 105 (Seto, 2008). Untuk barang yang disimpan

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 81

Page 8: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

dalam jumlah besar (tidak cukup untuk langsung disimpan di rak obat maka obat

dan barang akan disimpan di gudang). Sebelum disimpan maka data barang yang

dibeli dimasukkan ke dalam komputer sebagai pembelian sehingga stok di

komputer akan bertambah secara otomatis sesuai jenis dan jumlah barang yang

masuk.

Penyimpanan obat dan alat kesehatan harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1. Tempat penyimpanan harus bersih, aman, terhindar dari sinar matahari secara

langsung.

2. Kelembaban dan suhu penyimpanan berkaitan dengan stabilitas sediaan sesuai

dengan persyaratan dari masing-masing obat.

3. Ruang penyimpanan bebas dari serangga, tikus, dan hewan lain yang merusak.

4. Obat golongan psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari tersendiri.

Untuk lemari penyimpanan narkotika dengan sistem dua pintu, terdiri dari dua

bagian yang masing-masing memiliki kunci, bagian pertama untuk

penyimpanan dalam jumlah besar dan bagian lain untuk pelayanan resep

sehari-hari.

3.3.5 Alur Distribusi dan Administrasi Barang

Pengeluaran barang di apotek Sana Medika didasarkan pada penjualan

yang berasal dari resep dokter, Penjualan Obat Bebas dan Obat Wajib Apotek

(OWA).

Pengawasan dan evaluasi terhadap semua kegiatan apotek dapat dimonitor

dengan cara melakukan pencatatan atau administrasi yang teratur. Obat yang

masuk dan keluar dicatat di kartu stok dan dengan cara komputerisasi.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 82

Page 9: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Skema alur distribusi dapat digambarkan dengan skema berikut:

Gambar 3.3 Skema Alur Distribusi Obat

3.3.6 Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan pencatatan yang dilakukan apotek Sana Medika antara lain:

Kartu stok obat digunakan untuk mencatat barang-barang maupun obat.

Buku defekta digunakan untuk mencatat barang sudah habis atau hampir

habis.

Pencatatan tanggal kadaluarsa obat.

Pencatatan penjualan harian.

Pencatatan narkotika dan psikotropika.

Pencatatan keuangan: pemasukan kas dan pengeluaran kas.

Pencatatan untuk obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan

pada buku tersendiri yang berisi nama sediaan, nomor resep dan tanggal

penyerahan resep, jumlah, nama dan alamat pasien serta nama dan alamat dokter.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 83

Cek barang

Penjualan (resep & non resep)

Jenis barang Jumlah barang Kondisi barang Tanggal

kadaluarsa

Pengambilan obat dari rak

Input kartu stok apotek dan komputer di

apotek

Pembayaran (tunai & non tunai)

Buku Pendapatan

Apotek

Permintaan diterima

Page 10: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Pencatatan serta pelaporan narkotika dan psikotropika di apotek Sana Medika

dibuat oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan dibantu oleh Asisten Apoteker

dan ditandatangani oleh APA. Laporan penggunaan narkotik dan psikotropik

dikirimkan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan dibuat rangkap empat,

ditujukan kepada:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kota

2. Kepala Kantor Balai Pengawasan Obat dan Makanan

3. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

4. Arsip Apotek Sana Medika

Kegiatan pelaporan di Apotek Sana Medika antara lain: Laporan Penjualan

Harian (LPH), yang merupakan laporan seluruh hasil penjualan resep maupun non

resep perhari.

Pemusnahan obat–obat yang rusak atau expired date langsung

dimusnahkan dengan cara membakar/menghancurkan atau menimbun di dalam

tanah oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan saksi Asisten Apoteker

(AA). Lain halnya dengan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika,

pemusnahannya harus disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten setempat atau

BPOM. Dalam pemusnahan ini harus dibuat Berita Acara Pemusnahan (BAP).

Resep di apotek disimpan selama 3 tahun dan setelah itu dimusnahkan

dengan cara membakar atau menghancurkan atau menimbun di dalam tanah dan

juga harus disertai dengan pembuatan Berita Acara Pemusnahan (BAP).

3.4 PENGELOLAAN KEUANGAN

Keuangan di apotek harus dikelola sebaik mungkin untuk meminimalkan

masalah keuangan yang dapat merugikan apotek tersebut dan menjamin

kelancaran perputaran uang di apotek. Kegiatan pengelolaan keuangan di Apotek

Sana Medika adalah sebagai berikut:

Arus Uang Masuk

Arus uang masuk di apotek berasal dari penjualan obat-obatan, alat-alat

kesehatan, dan perbekalan farmasi lainnya. Penjualan tersebut meliputi penjualan

melalui resep dan non resep, yang pembayarannya secara tunai maupun kredit.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 84

Page 11: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Arus Uang Keluar

Apotek Sana Medika merupakan apotek pribadi, sehingga secara garis

besar pengeluaran uang di apotek diatur oleh Apoteker Pemilik Sarana Apotek

(PSA). Pengeluaran rutin meliputi biaya listrik, biaya gaji karyawan, telepon, air,

pajak, dan pengadaan barang (perlengkapan apotek). Sedangkan untuk

pembayaran tagihan dari PBF dilakukan oleh bagian administrasi berdasarkan

omzet dan transaksi yang telah dilakukan oleh apotek Sana Medika.

3.5 PENGELOLAAN KETENAGAAN

Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian ditentukan oleh Sumber Daya

Manusia (SDM), oleh karena itu kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM)

perlu diperhatikan demi mendukung sistem pelayanan yang baik. Jumlah SDM

dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan apotek, jadi untuk menentukan

banyaknya tenaga kerja perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Pelatihan untuk para

tenaga kerja perlu diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

kerjanya. Jumlah seluruh karyawan Apotek Sana Medika sebanyak 5 orang, yang

terdiri dari:

a. 1 orang Apoteker Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekaligus Apoteker

Pengelola Apotek (APA).

Memberikan arahan dan berfungsi sebagai konsultan dalam kegiatan

operasional Apotek Sana Medika.

Memimpin seluruh kegiatan apotek sesuai dengan kebijakan yang

telah ditentukan.

Membuat perencanaan, koordinasi, serta mengawasi seluruh kegiatan

apotek baik yang bersifat manajerial maupun teknis kefarmasian.

Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, berupa

komunikasi, informasi dan edukasi.

Bertanggung jawab atas apotek yang dikelolanya dan memberikan

hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan.

Memperhatikan kesejahteraan karyawan dan memotivasinya sehingga

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 85

Page 12: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

b. 1 orang Apoteker Pendamping sekaligus Administrator Apotek

Membantu APA dan AA dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian yang

terkait dengan pelayanan resep misalnya preparasi obat, peracikan,

pengemasan.

Menerima pembayaran atas penjualan tunai dan menyerahkan uang hasil

penjualan tersebut kepada pemegang kas dengan menggunakan buku

setoran kasir.

Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang atau alat pembayaran

lainnya dengan sepengetahuan pimpinan.

Menerima pembayaran dari pasien, melakukan pencatatan penjualan

harian dan bertanggung jawab terhadap jumlah uang pada saat penutupan

kas serta menyerahkan uang hasil penjualan kepada pemegang kas.

Mengatur semua kegiatan administrasi diluar keuangan, misalnya

pengaturan surat masuk, surat keluar serta lalu lintas surat menyurat

sehubungan dengan operasional apotek.

c. 1 orang Asisten Apoteker.

Menerima dan membaca dengan seksama nama-nama obat yang tersebut

pada resep.

Mengecek persediaan barang, menghargai dan meracik.

Menyampaikan informasi secepatnya kepada Apoteker Pengelola Apotek

(APA) setiap terjadi perubahan harga/adanya penulisan obat baru.

Pengecekan persediaan obat-obat yang telah mendekati batas ED.

Pemberian tanda pada resep yang mengandung narkotika dan psikotropika.

Melayani penjualan bebas maupun dengan resep dokter, termasuk

pemberian harga, meracik, menyiapkan obat, menulis etiket, membuat

copy resep dan kwitansi.

Memeriksa kembali kebenaran resep-resep obat yang diracik serta

menyerahkan obat kepada pasien.

Memperkirakan macam dan jumlah obat, bahan obat, alat kesehatan, dan

barang-barang kebutuhan apotek yang harus dipesan berdasarkan buku

defekta.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 86

Page 13: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Memeriksa kelengkapan faktur yang diterima.

d. 2 orang Kurir

Melakukan pengiriman obat dan non obat kepada konsumen.

Mengambil obat di gudang sentral Sana Medika.

Dari seluruh karyawan yang ada, jadwal jaga apotek Sana Medika dibagi

berdasarkan shift, yaitu shift pagi dan shift sore. Shift pagi dimulai pada pk.07.30-

14.30 WIB dan shift sore dimulai pada pk.14.00-21.00 WIB, masing -masing

selama 7 jam kerja.

3.6 PELAYANAN KEFARMASIAN

3.6.1 Pelayanan Non Resep/OWA

Ada beberapa pelayanan obat tanpa resep dokter yang terdapat di apotek

Sana Medika meliputi obat bebas, bebas terbatas, Obat Wajib Apotek (OWA) dan

alat-alat kesehatan. Obat wajib apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat

diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker dalam jumlah yang terbatas dengan

kriteria sesuai dengan Permenkes No. 919/Menkes/ Per/X/1993 yaitu:

a. Tidak dikontraindikasikan penggunaan pada wanita hamil, anak usia dibawah 2

tahun dan orang tua diatas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan risiko pada

kelanjutan penyakit.

c. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan.

d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dipertanggung

jawabkan untuk pengobatan sendiri.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu memenuhi ketentuan dan

batasan jumlah tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam obat wajib apotek

yang bersangkutan, memberikan KIE kepada pasien meliputi dosis, aturan pakai,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 87

Page 14: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

kontra indikasi, efek samping, cara penyimpanan obat dan hal-hal lain yang perlu

diinformasikan.

Prosedur pelayanan obat non resep atau obat wajib apotek di Sana Medika

adalah sebagai berikut:

1. Pasien atau pembeli menanyakan obat yang dibutuhkan atau menceritakan

keluhan sakitnya.

2. Ditanyakan kepada pasien tentang riwayat penyakit yang diderita sebelum

apotek memenuhi permintaan obat pasien.

3. Menggali informasi-informasi dengan background question dari pasien yang

terkait dengan permintaan obat yang dinginkan menggunakan beberapa

metode.

4. Dari informasi yang digali apabila apoteker tidak memungkinkan dan tidak

berwenang untuk menyarankan kepada seorang pasien untuk melakukan

swamedikasi, misalnya pasien mempunyai riwayat penyakit kronis dan hal-hal

lainnya maka apoteker wajib merujuk pasien ke dokter.

5. Dari informasi yang digali apabila apoteker memungkinkan dan berwenang

untuk melakukan swamedikasi maka, apoteker memilihkan obat yang sesuai

dengan kondisi dan kemampuan pasien secara finansial dengan menawarkan

beberapa produk obat yang tersedia di apotek dan memberitahukan harga

masing-masing produk obat

6. Penyerahan obat pada pasien dan selanjutnya dicatat di nota penjualan harian.

7. Untuk Obat Wajib Apotek harus diperhatikan persyaratan yang ada, yaitu Obat

Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang boleh diserahkan tanpa resep

dokter tetapi harus diserahkan oleh Apoteker. Jumlah tiap jenis obat yang boleh

diberikan kepada pasien terbatas, serta konsumen harus diberi informasi yang

relatif lengkap mulai dari indikasi sampai cara penanganan awal bila terjadi efek

samping obat. Perlu dianjurkan pada pasien untuk segera menghubungi dokter

apabila gejala sakit tetap tidak hilang dengan terapi awal yang telah diberikan

atau muncul gejala-gejala lain yang dianggap serius, untuk menghindari

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 88

Page 15: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Gambar 3.4 Skema Alur Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter

3.6.2 Pelayanan Resep Dokter

Protap pelayanan resep yang dilakukan di Apotek Sana Medika, yaitu

setiap Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau Asisten Apoteker yang bertugas

harus membacanya dengan seksama, dihayati dan ditaati:

1. Menerima resep dari penderita dan atau keluarganya.

2. Apoteker/Asisten Apoteker wajib memeriksa keabsahan resep (antara lain

nama dokter, nomor ijin praktek, alamat, no. telepon, paraf dokter di

masing-masing nama obat/racikan, nama obat dan jumlah, nama pasien,

umur dan berat badan→untuk pasien anak-anak).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 89

Page 16: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3. Menanyakan kepada pasien atau pembawa resep kelengkapan antara lain

alamat pasien, nomor telepon rumah atau mobile phone, nama dan jumlah

perbekalan farmasi yang akan dibeli.

4. Memeriksa secara keseluruhan kejelasan tulisan nama obat, kesesuaian

dosis dengan usia pasien.

5. Membaca resep dengan teliti tanpa adanya interpretasi yang subyektif, bila

ada keraguan atau ketidakjelasan nama obat tanyakan:

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA).

b. Asisten Apoteker dan juru resep.

c. Hubungi dokter yang menulis resep.

6. Apabila obat tertulis di resep tidak dimiliki Apotek, dengan seijin

pasien/keluarganya untuk dicarikan ke apotek rekanan.

7. Apabila point 6 tidak dapat dipenuhi, maka pihak apotek harus

menanyakan kepada dokter bersangkutan apakah obat tersebut dapat

diganti dengan alternatif lain (merk dagang yang lain dengan komposisi

bahan aktif yang sama).

8. Apabila dokter sulit dihubungi melalui telepon, maka dengan seijin

pasien/keluarganya pengerjaan resep ditunda sampai ada jawaban dari

dokter.

9. Resep diberi harga sesuai dengan obat sebagaimana mestinya ditebus.

10. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai di kasir apotek, ATM, bank

transfer dan kredit.

11. Penomoran resep berdasarkan nomor transaksi program komputer.

12. Dibalik resep dibubuhi stempel yang akan mengarahkan langkah dan

prosedur pengawasan selanjutnya. Setiap pegawai apotek yang melakukan

pekerjaan kefarmasian dalam hal ini pelayanan resep harus membubuhkan

parafnya pada kolom seperti di bawah ini sesuai pekerjaan yang dilakukan

masing-masing.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 90

Page 17: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Penerima R/ Kasir

Preparasi Cek Struk

Etiket Copy R/

Racikan Kwitansi

Penyerahan obat Kirim

Gambar 3.5 Stempel Langkah dan Prosedur Pelayanan Resep di Apotek Sana Medika

13. Administrator apotek yang memberi harga, membubuhi paraf/tanda

tangannya pada stempel bagian penerimaan R/ dan kasir, kemudian resep

diteruskan ke asisten apoteker.

14. Administrator apotek memanggil penderita dan atau keluarganya dari

pemilik resep tersebut, untuk pembayaran harga obat yang telah dihitung.

15. Dilakukan preparasi perbekalan farmasi yang tertulis di resep.

16. Pemberian etiket obat harus disertai nama obat dan jumlahnya di bagian

belakang etiket.

17. Untuk resep racikan harus dilakukan pemeriksaan ulang atas perhitungan

dan kesesuaian jumlah obat yang akan diracik.

18. Dilakukan pembuatan copy resep terutama untuk resep yang belum secara

keseluruhan dibeli.

19. Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau Asisten Apoteker di bagian

penyerahan obat harus:

a. Mengerti secara keseluruhan maksud peresepan tersebut atau

menanyakan kepada dokter penulis resep agar tidak terjadi salah

informasi.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 91

Page 18: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

b. Mencocokkan dulu untuk yang terakhir kalinya antara obat yang

disiapkan dengan resep asli yang ditulis dokter.

c. Secara selektif diberikan penjelasan dan KIE.

d. Resep beserta copy tanda pembayaran dikumpulkan urut dan

diarsipkan.

Demikian agar Standard Procedure Operating (SPO) pelayanan resep

ini dipatuhi dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Gambar 3.6 Skema Pelayanan Obat dengan Resep Dokter

3.6.3 Pelayanan KIE

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 92

Page 19: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) dilakukan agar layanan Apotek

berfokus pada visi dan misi yang telah ditetapkan. Apotek bekerja sama dengan

industri farmasi untuk mendapatkan product knowledge. Dalam menjalankan KIE

kepada pasien maka seorang apoteker harus menjalankannya dengan penuh sopan

santun, tulus hati serta harus dapat menjamin kebenaran tentang informasi yang

diberikan. KIE dilakukan kepada setiap pasien yang memerlukan informasi

tentang obat baik obat swamedikasi maupun obat resep.

3.6.4 Tugas Analisis

3.6.4.1 RESEP

Berikut ini beberapa contoh resep di apotek, komposisi dan KIE yang

dapat diberikan:

1. RESEP DOKTER SPESIALIS ANAK

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 93

R/ Avil ¼ tabDisudrin 7,5 mgSelvigon 5 mgSalbutamol 0,35 mgEqual ⅜ tabMfla pulv dtd XXS 3 pulv I batuk pilek

R/ Mucopect drop No. IS 2 dd drop II

Pro: An.R (2th)

Page 20: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

A. Skrining Resep

1. Diperiksa persyaratan administratif dan keabsahan resep yang meliputi nama

dokter; nomor SIP (Surat Ijin Praktek Dokter); tanggal penulisan resep; tanda

tangan/paraf dokter penulis resep di masing-masing nama obat; nama, alamat,

umur dan jenis kelamin pasien.

2. Dilakukan assestment untuk mengetahui riwayat alergi, riwayat obat yang

diminum selain yang diresepkan, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit

keluarga dan keluhan yang dialami.

3. Dilakukan analisis resep secara cepat dan tepat untuk melihat ada atau

tidaknya masalah-masalah terkait obat (DRP = Drug Related Problem). DRP

antara lain meliputi interaksi obat, efek samping, kesesuaian dosis, kesesuaian

bentuk sediaan, kontraindikasi. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep, dan memberikan pertimbangan

dan alternatif bila diminta namun keputusan akhir yang tetap ada di tangan

dokter.

4. Jika setelah analisis resep tidak didapatkan DRP yang dapat membahayakan

pasien, salah satunya dosisnya tidak melampaui dosis maksimal maka langkah

selanjutnya adalah diperiksa pada komputer apakah semua obat (sesuai dengan

nama, dosis, dan bentuk sediaan) yang tertulis dalam resep tersedia atau tidak.

5. Dihitung jumlah obat yang diperlukan beserta dengan harganya.

6. Diinformasikan kepada pasien mengenai harga obat yang harus dibayar,

ditawarkan apakah seluruh resep akan ditebus atau hanya sebagian.

7. Struk pembayaran dicetak untuk intern copy dan untuk pasien,

di dalam struk terdapat nama obat, jumlah obat, harga, dan no resep.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 94

Page 21: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

B. Studi Legalitas dan Kelengkapan Resep

Studi Legalitas

Nama dokter penulis resep : Ada

Alamat dokter penulis resep : Ada

SIP dokter penulis resep : Ada

Paraf dokter penulis resep : Ada

Kelengkapan resep :

Nama pasien : Ada

Umur pasien : Ada

Alamat pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien, di mana alamatnya

Tanggal penulisan resep : Ada

Nama Obat : Ada

Numero : Ada

Bentuk Sediaan : Ada

Aturan Pakai : Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 95

Page 22: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

C. Tinjauan Tentang Obat

R/ Avil ¼ tab

Disudrin 7,5 mg

Selvigon 5 mg

Salbutamol 0,35 mg

Equal ⅜ tab

Mfla pulv dtd XX

S 3 pulv I batuk pilek

R/Mucopect dropNo. I

S 2 dd drop XV

Avil

(Sanofi Aventis)

Disudrin

(Medifarma/

Pediatricia)

Selvigon

(Transfarma

Medica Indah)

Salbutamol

(Indofarma)

Equal

Aturan pakai

resep

Sehari 3 kali 1 bungkus Sehari 2 kali 2

tetes

Komposisi Pheniramin

Maleate 25 mg

Pseudoephedrine

HCl 30 mgPipazetate HCl

20mg

Salbutamol sulfat

2mg, 4 mg

Laktosa,

aspartam 18

mg, L-Leusin,

natrium

Amboxol HCl15 mg /5 ml

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 96

Page 23: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

croscarmellose

Bentuk

sediaan

tablet tablet Tablet salut gula Tablet 2 mg dan

4 mg

Tablet Drop/tetes

Indikasi Pengobatan alergi Meringankan

gejala selesma

dan alergi

Meredakan batuk

iritatif dan

konvulsan, batuk

dengan atau

tanpa inflamasi

pada saluran

napas.

Asma (BNF) Bahan

tambahan:

pemanis

Terapi

sekretolitik pada

penyakit

bronkopumonal

akut dan kronik

yang

berhubungan

dengan sekresi

mukus abnormal

dan ganggian

transportasi

mukus

Kontra

indikasi

Hipersensitif

terhadap

Hipersensitif

terhadap

Tidak ada tanda

efek samping

Hipersensitif

terhadap

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 97

Page 24: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

pheniramine pseudoephedrine,

dengan atau

dalam 14 hari

terapi

menggunakan

inhibitor MAO,

bayi baru lahir,

wanita menyusui

(DIH)

pada wania

hamil, namun

sebaiknya

dilakukan kontrol

selama obat

digunakan.

salbutamol

Dosis Dewasa : 25-30 mg

3x sehari

Anak umur 2-6

tahun : 3.125-

6.25mg tiap 4-6

jam, tidak melebihi

37.5 mg dalam 24

jam

Dewasa : 30-60

mg tiap 4-6 jam

Max 240 mg/hari

(DIH)

60-120mg perhari Oral : 4 mg (BNF) Dewasa: 30-120

mg terbagi dalam

2-3x sehari

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 98

Page 25: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Efek

samping

Kadang-kadang,

mengantuk,

gangguan GI,

mulut kering,

palpitasi, retensi

urin. Halusinasi,

gelisah,

disorientasi (dosis

tinggi), agitasi

pada anak.

Peningkatan TIO.

Jarang, diskrasia

darah.

Takikardi;

ansietas;

insomnia;

jarang,halusinasi,

rash; retensi urin

(BNF)

Mengantuk,

mual, muntah,

insomnia,

urticaria, aritmia,

tachycardia,

agitation,

convulsion, coma

in high doses.

Tremor ringan

pada tangan,

sakit kepala,

kram otot,

palpitasi,

takikardi,

aritmia,

gangguan tidur

pada anak (BNF)

Reaksi alergi,

efek GI ringan

Peringatan Glaukoma sudut

sempit. Jangan

mengemudi/

menjalankan

Lansia; pasien

dengan

hipertensi,

hipertiroid,

Kontrol pada

wanita hamil.

Pasien dengan

hipertiroid,

penyakit

kardiovaskular,

Disfungsi hati

dan ginjal,

kehamilan, dan

laktasi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 99

Page 26: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

mesin. Hamil dan

laktasi

diabetes melitus,

sakit jantung

iskemik,

peningkatan

tekanan ocular,

hiperplasia

prostat,

kerusakan renal.

Bukan

pengobatan OTC

untuk anak

<2tahun (DIH)

aritmia,

hipertensi,

diabetes melitus,

hamil dan

meyusui (BNF)

Mekanisme

kerja

Menstimulasi

reseptor alfa-

adrenergik dari

mukosa

pernafasan secara

Pipazethate HCl

merupakan

antitusif

golongan

narkotik yang

Salbutamol

menstimulasi

reseptor β2-

adrenergik

secara selektif di

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 100

Page 27: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

langsung,

menyebabkan

vasokonstriksi;

menstimulasi

reseptor beta

adrenergik secara

langsung,

menyebabkan

relaksasi bronkus,

meningkatkan

denyut dan

kontraktilitas

jantung.

bekerja menekan

batuk dengan

menghambat

rangsangan pada

pusat batuk dan

reseptor saraf

perifer pada

saluran

pernapasan.

dalam otot

bronkus. Agonis

β2 ini

menstimulasi

produksi siklik

AMP dengan

mengaktivasi

enzim

adenilsiklasikase

sehingga terjadi

relaksasi bronkus

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 101

Page 28: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

D. Analisa Resep

Resep dari dokter spesialis anak di atas terdiri dari 2 resep. Resep pertama

adalah racikan dari Avil, Disudrin, Selvigon, dan Salbutamol.

Resep Perhitungan Dosis Sekali Perhitungan Dosis

Sehari

Dosis sehari

Pustaka

Avil ¼ tab - Pheniramin Maleate:

¼ x25mg = 6.25mg

6.25mg x 3= 18.75

mg

75-90 mg

Disudrin 7.5

mg

- Pseudoephedrine HCl:

7.5 mg

7.5 mg x 3 = 22.5

mg

120-240 mg

Selvigon 5 mg 5 mg 5 mg x 3 = 15 mg 60-120 mg

Salbutamol 0.35 mg

0.35 mg 0.35 mg x 3 = 1.05

mg

30-240 mg

Perhitungan dosis untuk anak

Dapat digunakan rumus Young dan Clark, dimana dosis untuk anak adalah:

1. Young, hanya untuk anak kurang dari 12 tahun:

Dosis Anak = x Dosis Dewasa n = umur anak dalam tahun

2. Clark, perhitungan berdasarkan berat badan anak:

Dosis Anak = x Dosis Dewasa

Berat Badan (BB) dalam kg

Perhitungan pada tabel di bawah menggunakan rumus Young, karena berat

badan anak tidak diketahui.

Nama Obat Bahan Aktif

Dosis Lazim Per Hari

Dewasa Anak Resep

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 102

Page 29: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Avil Pheniramin

Maleate 25 mg 75-90 mg

10.7-12.9 mg,

max 37.5 mg 18.75 mg

Disudrin

Pseudoephedrine

HCl 120-240 mg 17-34 mg 22.5 mg

Selvigon Pipazetate HCl 60-120 mg 8.6-17.2 mg 15 mg

Salbutamol Salbutamol 12-16 mg 1.7-2.3 mg 1.05 mg

Pada resep pertama, perhitungan dosis telah memenuhi rentang terapi

ataupun dosis maksimum yang dapat diberikan, kecuali salbutamol. Hal ini

mungkin karena dokter mempertimbangkan tingkat keparahan sesak dari pasien,

serta adanya kombinasi dengan pseudoefedrin sehingga dosis salbutamol

diturunkan.

Pada resep kedua, dokter meresepkan Mucopect drop yang mengandung

ambroxol 15 mg / 5ml dengan dosis 2 kali sehari15 tetes. Mucopect drop 20 tetes

setara dengan 1 ml, maka dosis sekali adalah 1ml/20tetes x 15 tetes x 15 mg / 5 ml

yaitu 2.25 mg dan dosis sehari adalah 4.5 mg, sedangkan dosis untuk orang

dewasa adalah 30-120 mg sehari sehingga untuk mengetahui dosis anak,

digunakan rumus young dan didapatkan dosis anak umur 2 tahun adalah 4-17 mg

sehari.

Melalui perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa dosis dari Mucopect

drop yang mengandung Ambroxol HCl telah memenuhi rentang terapi.

E. Cara Pengerjaan R/1

Nama obat Perhitungan Jumlah yang diambil

Avil ¼ tab 5 tab / 25 mg

Disudrin 7.5 mg x 20 = 150 mg 5 tab / 30 mg

Selvigon 5 mg x 20 = 100 mg 5 tab / 20 mg

Salbutamol 0.35 mg x 20 = 7 mg 1¾ tab / 4 mg

Equal ⅜ tab 7½ tab

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 103

Page 30: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

1. Diambil Avil sebanyak 5 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Avil : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut keluar

dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya dan paraf

orang yang mengambilnya.

2. Diambil Disudrin sebanyak 5 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Disudrin : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut

keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya

dan paraf orang yang mengambilnya.

3. Diambil Selvigon sebanyak 5 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Selvigon : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut

keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya

dan paraf orang yang mengambilnya.

4. Diambil Equal sebanyak 8 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Equal : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut keluar

dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya dan paraf

orang yang mengambilnya.

5. Diambil Salbutamol 4 mg sebanyak 2 tablet, tulis pada kartu

stok yang terletak di tempat Salbutamol : tanggal bulan dan tahun dimana

obat tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari

stok, sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

6. Dilakukan pengenceran ¾ tablet salbutamol dengan cara :

a. Ambil 1 tablet salbutamol 4 mg, kemudian ditimbang, berat= y mg.

i. Tambahkan SL ad 100 mg

ii. Gerus tablet dan SL ad halus dan homogen

iii. Timbang (ii.) sebanyak ¾ x 100mg = 75mg

b. Sisa pengenceran dibungkus dengan signa :

Sisa pengenceran salbutamol = 1mg

c. Mengambil 1 tablet salbutamol, gerus ad halus di lumpang.

c + a, campur ad hom

7. Avil 5 tablet digerus ad halus

8. 5+1 dicampur ad homogen

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 104

Page 31: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

9. Disudrin 5 tablet digerus ad halus

10. 8+7 dicampur ad homogen

11. Selvigon 5 tablet digerus ad halus

12. 10+9 dicampur ad homogen

13. Equal 1 tablet dibagi 2 dengan pembagi tablet/pisau, diambil ½

kemudian ditambah 7 tablet equal, gerus ad halus

14. 13+12 dicampur ad homogen

15. Timbang jumlah keseluruhan serbuk= a gram

16. Seluruh serbuk dibagi 4 di neraca gram yaitu a/4 gram

17. Masing-masing dibagi 5 dengan penglihatan mata.

18. Bungkus satu persatu

19. Diambil 1 buah etiket putih dan di masing-masing bagian depan etiket ditulis

nomor resep, tanggal, nama pasien, dan aturan pakai masing-masing obat.

Untuk bagian belakang dari etiket dituliskan nama obat beserta dosisnya dan

jumlah obat yang diambil oleh pasien (karena belum tentu obat yang tertulis

dalam resep akan ditebus seluruhnya oleh pasien).

20. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah

penulisan etiket sudah benar.

21. Masing-masing obat beserta etiketnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik/klip plastik kemudian distaples.

F. Cara Pengerjaan R/2

1. Diambil Mucopect Drop sebanyak 1 botol, tulis pada kartu stok

yang terletak di tempat Mucopect Drop : tanggal bulan dan tahun dimana obat

tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok,

sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

2. Diambil 1 buah etiket putih dan di masing-masing bagian

depan etiket ditulis nomor resep, tanggal, nama pasien, dan aturan pakai

masing-masing obat. Untuk bagian belakang dari etiket dituliskan nama obat

beserta dosisnya dan jumlah obat yang diambil oleh pasien (karena belum

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 105

Page 32: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

tentu obat yang tertulis dalam resep ditebus seluruhnya oleh pasien).

Kemudian dibuatkan copy resepnya.

3. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah

penulisan etiket dan penulisan copy resep sudah benar.

4. Untuk terakhir kalinya orang yang akan menyerahkan obat

memeriksa kembali obatnya.

5. Obat pada R/ I dan II diserahkan kepada pasien dengan

memanggil nama pasien atau alamatnya dan diberikan KIE.

6. Setiap staf apotek yang terlibat dalam pengerjaan tersebut

menulis namanya pada stempel yang sudah ditempelkan pada saat

penerimaan resep yaitu penerima resep, kasir, preparasi, cek struk, etiket,

copy resep, racikan, kuitansi, penyerahan obat dan pengirim jika ada.

Informasi yang perlu digali dari pasien:

Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang diresepkan tersebut?

Apa yang dikatakan dokter tentang harapan setelah minum obat yang

diresepkan?

Apakah pasien mempunyai alergi terhadap bahan, makanan, atau obat

tertentu?

Apakah pasien mempunyai penyakit lainnya, dan adakah obat lain yang

dikonsumsi?

KIE yang dapat diberikan:

Aturan pakai masing-masing obat: resep pertama yang berupa bentuk puyer

diminum sehari 3 x 1 bungkus mengatasi batuk dan pilek pasien. Sedangkan

resep kedua yang berupa Mucopect drop berfungsi untuk mengencerkan dahak

pasien.

Jika obat telah habis dan gejala belum membaik atau bertambah parah atau

muncul gejala lainnya segera hubungi dokter.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 106

Page 33: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

2. RESEP DOKTER SPESIALIS OBSTETRI-GINEKOLOGI

A. Skrining Resep

a. Diperiksa persyaratan administratif dan keabsahan resep yang meliputi nama

dokter; nomor SIP (Surat Ijin Praktek Dokter); tanggal penulisan resep; tanda

tangan/paraf dokter penulis resep di masing-masing nama obat; nama, alamat,

umur dan jenis kelamin pasien.

b. Dilakukan assestment untuk mengetahui riwayat alergi, riwayat obat yang

diminum selain yang diresepkan, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit

keluarga dan keluhan yang dialami.

c. Dilakukan analisis resep secara cepat dan tepat untuk melihat ada atau

tidaknya masalah-masalah terkait obat (DRP = Drug Related Problem). DRP

antara lain meliputi interaksi obat, efek samping, kesesuaian dosis, kesesuaian

bentuk sediaan, kontraindikasi. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep, dan memberikan pertimbangan

dan alternatif bila diminta namun keputusan akhir yang tetap ada di tangan

dokter.

d. Jika setelah analisis resep tidak didapatkan DRP yang dapat membahayakan

pasien, salah satunya dosisnya tidak melampaui dosis maksimal maka langkah

selanjutnya adalah diperiksa pada komputer apakah semua obat (sesuai dengan

nama, dosis, dan bentuk sediaan) yang tertulis dalam resep tersedia atau tidak.

e. Dihitung jumlah obat yang diperlukan beserta dengan harganya.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 107

R/ Lutenyl XS 1 dd I

R/ Biosanbe XXS 1 dd I

Pro: Ny.A

Page 34: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

f. Diinformasikan kepada pasien mengenai harga obat yang harus dibayar,

ditawarkan apakah seluruh resep akan ditebus atau hanya sebagian.

g. Struk pembayaran dicetak untuk intern copy dan untuk pasien, di dalam struk

terdapat nama obat, jumlah obat, harga, dan no resep.

B. Studi Legalitas dan Kelengkapan Resep

Studi Legalitas

Nama dokter penulis resep : Ada

Alamat dokter penulis resep : Ada

SIP dokter penulis resep : Ada

Paraf dokter penulis resep : Ada

Kelengkapan resep :

Nama pasien : Ada

Umur pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien berapa usianya

Alamat pasien : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

Nama Obat : Ada

Numero : Ada

Bentuk Sediaan : Ada

Aturan Pakai : Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 108

Page 35: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

C. Tinjauan Tentang Obat Pada Resep

R/ Lutenyl X

S 1 dd I

R/ Biosanbe XX

S 1 dd I

Lutenyl

(Merck)

Biosanbe

(Sanbe)

Aturan pakai resep Sehari 1 kali 1 tablet Sehari 1 kali 1 tablet

Komposisi Nomegestrol acetate 5 mg

Fe gluconate 250 mg, manganese sulfate 200mcg,

vit C 50 mg, folic acid 1 mg, cyanocobalamin dg

faktor intrinsik 7.5 mg, sorbitol 25 mg

Bentuk sediaan tablet tablet

Indikasi

Gejala yang berhubungan dengan defisiensi

progesteron; pendarahan fungsional uterus &

menoragia pada fibroma; endometriosis;

dismenore; terapi sulih hormon dalam kombinasi

dengan estrogen

Defisiensi Fe, anemia pada masa pertumbuhan dan

karena pendarahan, masa penyembuhan, hamil

dan laktasi, usia lanjut, kurang gizi/diet

Kontra indikasi Riwayat tromboflebitis, disfungsi hati berat,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 109

Page 36: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

pendarahan vaginal yang tidak diketahui

etiologinya, hamil trimester 1

Dosis 5 mg/hari selama 10 hari per siklus haid (dari hari

16-25)1 kapsul/hari

Efek sampingGangguan menstruasi, amenore, pendarahan terus

menerus. Peningkatan BB, insomnia, pilosis,

gangguan GI

PeringatanRiwayat infark miokard atau penyakit

serebrovaskular, hipertensi arterial atau diabetes.

Laktasi.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 110

Page 37: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

D. Analisa Resep

Dari resep yang diberikan, dapat dianalisis bahwa pasien tersebut

mengalami menstruasi dalam rentang waktu yang melebihi normal, sehingga

pasien diberikan Lutenyl untuk membantu menghentikan menstruasinya serta

diberi biosanbe untuk mencegah pasien mengalami anemia.

E. Cara Pengerjaan Resep

1. Diambil Lutenyl sebanyak 10 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Lutenyl : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut

keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya

dan paraf orang yang mengambilnya.

2. Diambil Biosanbe sebanyak 20 tablet, tulis pada kartu stok

yang terletak di tempat Biosanbe : tanggal bulan dan tahun dimana obat

tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok,

sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

3. Diambil 2 buah etiket putih dan di masing-masing bagian depan etiket ditulis

nomor resep, tanggal, nama pasien, dan aturan pakai masing-masing obat.

Untuk bagian belakang dari etiket dituliskan nama obat beserta dosisnya dan

jumlah obat yang diambil oleh pasien (karena belum tentu obat yang tertulis

dalam resep akan ditebus seluruhnya oleh pasien). Kemudian dibuatkan copy

resepnya.

4. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah obat

yang diambil, penulisan etiket dan penulisan copy resep sudah benar.

5. Masing-masing obat beserta etiketnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik/klip plastik kemudian distaples.

6. Untuk terakhir kalinya orang yang akan menyerahkan obat

memeriksa kembali obatnya.

7. Obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien

atau alamatnya dan diberikan KIE.

8. Setiap staf apotek yang terlibat dalam pengerjaan tersebut

menulis namanya pada stempel yang sudah ditempelkan pada saat

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 111

Page 38: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

penerimaan resep yaitu penerima resep, kasir, preparasi, cek struk, etiket,

copy resep, racikan, kuitansi, penyerahan obat dan pengirim jika ada.

Informasi yang perlu digali dari pasien:

Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang diresepkan tersebut?

Apa yang dikatakan dokter tentang harapan setelah minum obat yang

diresepkan?

Apakah pasien mempunyai alergi terhadap bahan, makanan, atau obat

tertentu?

Apakah pasien mempunyai penyakit lainnya, dan adakah obat lain yang

dikonsumsi?

KIE yang dapat diberikan:

Aturan pakai masing-masing obat: Lutenyl 1 kali sehari 1 tablet dan Biosanbe

1 kali sehari 1 tablet.

Semua obat yang diresepkan harus diminum dengan teratur sesuai aturan

pakainya, menekankan pentingnya kepatuhan pasien dalam keberhasilan

sebuah terapi.

Jika obat telah habis dan gejala belum membaik atau bertambah parah atau

muncul gejala lainnya segera hubungi dokter.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 112

Page 39: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3. RESEP DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI &

TRAUMATOLOGI

A. Skrining Resep

a. Diperiksa persyaratan administratif dan keabsahan resep yang meliputi nama

dokter; nomor SIP (Surat Ijin Praktek Dokter); tanggal penulisan resep; tanda

tangan/paraf dokter penulis resep di masing-masing nama obat; nama, alamat,

umur dan jenis kelamin pasien.

b. Dilakukan assestment untuk mengetahui riwayat alergi, riwayat obat yang

diminum selain yang diresepkan, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit

keluarga dan keluhan yang dialami.

c. Dilakukan analisis resep secara cepat dan tepat untuk melihat ada atau

tidaknya masalah-masalah terkait obat (DRP = Drug Related Problem). DRP

antara lain meliputi interaksi obat, efek samping, kesesuaian dosis, kesesuaian

bentuk sediaan, kontraindikasi. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep, dan memberikan pertimbangan

dan alternatif bila diminta namun keputusan akhir yang tetap ada di tangan

dokter.

d. Jika setelah analisis resep tidak didapatkan DRP yang dapat membahayakan

pasien, salah satunya dosisnya tidak melampaui dosis maksimal maka langkah

selanjutnya adalah diperiksa pada komputer apakah semua obat (sesuai dengan

nama, dosis, dan bentuk sediaan) yang tertulis dalam resep tersedia atau tidak.

e. Dihitung jumlah obat yang diperlukan beserta dengan harganya.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 113

R/ Penfri Spray VS u e

R/ Celebrex 200 mg XXS 2 dd I

Pro: Ny.TR

Page 40: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

f. Diinformasikan kepada pasien mengenai harga obat yang harus dibayar,

ditawarkan apakah seluruh resep akan ditebus atau hanya sebagian.

g. Struk pembayaran dicetak untuk intern copy dan untuk pasien, di dalam struk

terdapat nama obat, jumlah obat, harga, dan no resep.

B. Studi Legalitas dan Kelengkapan Resep

Studi Legalitas

Nama dokter penulis resep : Ada

Alamat dokter penulis resep : Ada

SIP dokter penulis resep : Ada

Paraf dokter penulis resep : Ada

Kelengkapan resep :

Nama pasien : Ada

Umur pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien berapa usianya

Alamat pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien di mana alamatnya

Tanggal penulisan resep : Ada

Nama Obat : Ada

Numero : Ada

Bentuk Sediaan : Ada

Aturan Pakai : Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 114

Page 41: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

C. Tinjauan Tentang Obat Pada Resep

R/ Penfri Spray V

S u e

R/ Celebrex 200 mg XX

S 2 dd I

Penfri Spray

(Ethica)

Celebrex

(Pfizer)

Aturan pakai resep Untuk pemakaian luar 2 kali sehari 1 kapsul

Komposisi

Radix et rhizoma notoginseng 5200 mg

Synthetic borneol 400 mg

Rhizoma dioscoreae noppoceae 800 mg

Rhizoma dioscoreae 2400 mg

Herba geranii/herba erodii 400 mg

Rhizoma menispermi 800 mg

Celecoxib 200 mg

Bentuk sediaan Semprot (kanister) Kapsul

Indikasi Membantu meredakan nyeri yang disebabkan

trauma, nyeri otot, nyeri reumatik. Sebagai anti

inflamasi.

Meredakan tanda dan gejala dari osteoartritis,

ankylosing spondilytis, juvenile rheumatoid

arthritis (JRA), dan rheumatoid arthritis;

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 115

Page 42: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

mengatasi nyeri akut; terapi untuk dysmenorrhea

primer; untuk mengurangi jumlah polyp intestinal

pada familial adenomatous pilyposis.(DIH)

Kontra indikasi Hipersensitif terhadap kandungan dalam penfri spray

Hipersensitif terhadap celecoxib, sulfonamida,

aspirin dan NSAID lain. Nyeri perioperatif pada

pengaturan operasi bypass arteri koroner;

kehamilan (trimester ketiga); wanita menyusui,

gagal jantung parah; ulcer gastrointestinal;

inflammatory bowel disease; pendarahan

cerebrovaskuler; kerusakan hati dan ginjal; dan

penggunaan pada anak.

Dosis Semprotkan pada bagian yang sakit 3-5 kali per hari

Dosis awal 400 mg kemudian dapat dilanjutkan

menambahkan 200 mg jika diperlukan.

Dosis pemeliharaan 2 x 200mg/hari

Efek samping Ruam kulit Hipertensi, sakit kepala, diare, udem periferal,

demam, insomnia, berkunang-kunang, ruam kulit,

dispepsia, nausea, GI reflux, nyeri perut, muntah,

perut kembung, nyeri punggung, arthralgia, ISPA,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 116

Page 43: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

batuk, nasofaringitis, sinusitis, dispnea, faringitis,

rhinitis.

PeringatanMeningkatkan resiko adverse cardiovascular

thrombotic events, termasuk myocardial

infarction dan memperparah hipertensi.

Mekanisme kerja

Menginhibisi sintesis prostaglandin dengan

menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase-2

(COX-2), sehingga menurunkan prekutsor

prostglandin; memiliki efek antipiretik, analgesik

dan anti-inflamasi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 117

Page 44: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

D. Analisa Resep

Dari resep yang diberikan, dapat dianalisia bahwa pasien tersebut

mengalami rhematoid arthritis, sehingga pasien diberikan Celebrex, dikombinasi

dengan Penfri spray untuk membantu meredakan nyeri pada sendinya.

E. Cara Pengerjaan Resep

1. Diambil Penfri spray sebanyak 5 kanister, tulis pada kartu stok

yang terletak di tempat Penfri spray : tanggal bulan dan tahun dimana obat

tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok,

sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

2. Diambil Celebrex 200 mg sebanyak 20 kapsul, tulis pada kartu

stok yang terletak di tempat Celebrex 200 mg : tanggal bulan dan tahun

dimana obat tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan

dari stok, sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

3. Diambil 1 buah etiket biru untuk Penfri spray dan 1 etiket putih untuk

Celebrex 200 mg dan di masing-masing bagian depan etiket ditulis nomor

resep, tanggal, nama pasien, dan aturan pakai masing-masing obat. Untuk

bagian belakang dari etiket dituliskan nama obat beserta dosisnya dan jumlah

obat yang diambil oleh pasien (karena belum tentu obat yang tertulis dalam

resep akan ditebus seluruhnya oleh pasien). Kemudian dibuatkan copy

resepnya.

4. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah obat

yang diambil, penulisan etiket dan penulisan copy resep sudah benar.

5. Masing-masing obat beserta etiketnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik/klip plastik kemudian distaples.

6. Untuk terakhir kalinya orang yang akan menyerahkan obat

memeriksa kembali obatnya.

7. Obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien

atau alamatnya dan diberikan KIE.

8. Setiap staf apotek yang terlibat dalam pengerjaan tersebut

menulis namanya pada stempel yang sudah ditempelkan pada saat

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 118

Page 45: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

penerimaan resep yaitu penerima resep, kasir, preparasi, cek struk, etiket,

copy resep, racikan, kuitansi, penyerahan obat dan pengirim jika ada.

Informasi yang perlu digali dari pasien:

Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang diresepkan tersebut?

Apa yang dikatakan dokter tentang harapan setelah minum obat yang

diresepkan?

Apakah pasien mempunyai alergi terhadap bahan, makanan, atau obat

tertentu?

Apakah pasien mempunyai penyakit lainnya, dan adakah obat lain yang

dikonsumsi?

KIE yang dapat diberikan:

Aturan pakai masing-masing obat: Penfri spray dapat disemprotkan ke bagian

yang sakit 3-5 kali sehari dan merupakan obat luar; sedangkan Celebrex 200

mg diminum 2 kali sehari 1 kapsul.

Semua obat yang diresepkan harus digunakan sesuai aturan pakainya,

menekankan pentingnya kepatuhan pasien dalam keberhasilan sebuah terapi.

Jika obat telah habis dan gejala belum membaik atau bertambah parah atau

muncul gejala lainnya segera hubungi dokter.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 119

Page 46: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

4. RESEP DOKTER SPESIALIS JANTUNG-PEMBULUH DARAH

A. Skrining Resep

a. Diperiksa persyaratan administratif dan keabsahan resep yang meliputi nama

dokter; nomor SIP (Surat Ijin Praktek Dokter); tanggal penulisan resep; tanda

tangan/paraf dokter penulis resep di masing-masing nama obat; nama, alamat,

umur dan jenis kelamin pasien.

b. Dilakukan assestment untuk mengetahui riwayat alergi, riwayat obat yang

diminum selain yang diresepkan, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit

keluarga dan keluhan yang dialami.

c. Dilakukan analisis resep secara cepat dan tepat untuk melihat ada atau

tidaknya masalah-masalah terkait obat (DRP = Drug Related Problem). DRP

antara lain meliputi interaksi obat, efek samping, kesesuaian dosis, kesesuaian

bentuk sediaan, kontraindikasi. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep, dan memberikan pertimbangan

dan alternatif bila diminta namun keputusan akhir yang tetap ada di tangan

dokter.

d. Jika setelah analisis resep tidak didapatkan DRP yang dapat membahayakan

pasien, salah satunya dosisnya tidak melampaui dosis maksimal maka langkah

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 120

R/ Digoxin XXXS ½-0-0 pc

R/ Ascardia 80 mg LXS 1-0-0 pc

R/ Simvastatin 10 mg LXS 0-0-1 pc

R/ Triatec 5 mg XXXS 0-0-½ pc

Pro: Ny.RS

Page 47: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

selanjutnya adalah diperiksa pada komputer apakah semua obat (sesuai dengan

nama, dosis, dan bentuk sediaan) yang tertulis dalam resep tersedia atau tidak.

e. Dihitung jumlah obat yang diperlukan beserta dengan harganya.

f. Diinformasikan kepada pasien mengenai harga obat yang harus dibayar,

ditawarkan apakah seluruh resep akan ditebus atau hanya sebagian.

g. Struk pembayaran dicetak untuk intern copy dan untuk pasien, di dalam struk

terdapat nama obat, jumlah obat, harga, dan no resep.

B. Studi Legalitas dan Kelengkapan Resep

Studi Legalitas

Nama dokter penulis resep : Ada

Alamat dokter penulis resep : Ada

SIP dokter penulis resep : Ada

Paraf dokter penulis resep : Ada

Kelengkapan resep :

Nama pasien : Ada

Umur pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien berapa usianya

Alamat pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien di mana alamatnya

Tanggal penulisan resep : Ada

Nama Obat : Ada

Numero : Ada

Bentuk Sediaan : Ada

Aturan Pakai : Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 121

Page 48: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

C. Tinjauan Tentang Obat Pada Resep

R/ Digoxin XXX

S ½-0-0 pc

R/ Ascardia 80 mg LX

S 1-0-0 pc

R/ Simvastatin 10 mg LX

S 0-0-1 pc

R/ Triatec 5 mg XXX

S 0-0-½ pc

Digoxin

(Novartis Indonesia)

Ascardia

(Pharos)

Simvastatin

(OGB Dexa)

Triatec

(Sanovi Aventis)

Aturan pakai

resep

Sehari 1 kali ½ tablet, pagi

hari, setelah makan

Sehari 1 kali 1 tablet,

pagi hari, setelah makan

Sehari 1 kali 1 tablet, malam

hari, setelah makan

Sehari 1 kali ½ tablet,

pagi hari, setelah makan

Komposisi Digoxin 0.25 mg Acetylsalicylic acid 80mg Simvastatin 10 mg Ramipril 5 mg

Bentuk sediaan Tablet Tablet Kapsul Tablet

Indikasi Terapi untuk gagal

jantung kongesti dan

memperlambat laju

Pengobatan dan

pencegahan proses

pembekuan dalam

Pencegahan penyakit

kardiovaskular pada pasien

DM (BNF 56, 2008)

Terapi hipertensi; terapi

left ventricular

dysfunction setelah

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 122

Page 49: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

ventrikel pada takiaritmia

seperti atrial fibrilation,

atrial flutter dan

supraventricular

tachycardia; syok

kardiogenik (DIH)

pembuluh darah

(agregasi platelet)

seperti pada infark

miokard akut dan pasca

stroke (BNF 56, 2008;

DIH 18, 2010)

Mengurangi morbiditas dan

mortalitas penyakit

kardiovaskular, megurangi

risiko stroke dan transient

ischaemic attack (DIH 18,

2010).

terkena infark

myokardial; mengurangi

resiko infark myokardial,

stroke, dan kematian

akibat penyakit tersebut

(DIH)

Kontra indikasi Hipersensitif terhadap

digoxin dan kardiak

glukosida; riwayat

toxisitas; ventricular

tahcycardia atau

fibrillation; stenosis

hipertrofi subaortik;

perikarditis konstriktif;

penyakit amiloid; heart

block tingkat kedua atau

ketiga; sindrom Wolff-

Parkinson-White; dan

Penderita yang

hipersensitif terhadap

asam asetilsalisilat atau

NSAID yang lain, asma,

penderita tukak

lambung, penderita

hemofilia atau

trombositopenia karena

dapat meningkatkan

resiko terjadinya

pendarahan, anak-anak

dibawah umur 16 tahun

Hipersensitivitas, penyakit

liver, hamil, menyusui (BNF

56, 2008; DIH 18, 2010)

Hipersensitif terhadap

ramipril; hipersensitif

terhadap ACE inhibitor;

wanita hamil.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 123

Page 50: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

atrial fibrillation. (DIH)

karena dapat potensial

menyebabkan Reye’s

syndrome (DIH 18, 2010).

Dosis Dosis dewasa :

Dosis awal

0.75-1.5 mg

Dosis pemeliharaan

0.1-0.4 mg

(DIH)

75 mg perhari (BNF 56,

2008)

Pencegahan

infark miokard: 75-162

mg sekali sehari. Atau

75-100 mg sekali

sehari.

Pasca stroke: 50-

325 mg sekali sehari,

usual dose 81 mg

sekali sehari.

(DIH 18, 2010)

20-40 mg, sehari 1 kali, pada

malam hari. Rentang dosis 5-

80 mg/hari (DIH 18, 2010)

Dosis dewasa :

Hipertensi 2.5-5 mg,

1kali per hari,

max 20 mg per hari

Mengurangi resiko MI,

stroke dan kematian

Dosis awal, 2.5 mg,

sekali sehari untuk 1

minggu, 5 mg sekali

sehari untuk 3 minggu

kemudian, laolu

dinaikkan sampai 10 mg

(dapat diberi sebagai

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 124

Page 51: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

dosis terbagi)

Gagal jantung setelah

MI

Dosis awal 2.5 mg 2 kali

sehari, naik bertahap

sampai 5 mg 2 kali

sehari

Gagal jantung

(penggunaan unlabeled)

Dosis awal 1.25-2.5 mg

sekali sehari, target

dosis 10 mg sekali sehari

Efek samping Blok AV total dan blok AV

derajat 2; asistole; atrial

tachycardia dengan blok;

ventricular tachycardia

Iritasi lambung, mual ,

mutah, pada pemakaian

jangka panjang dapat

terjadi perdarahan

Konstipasi, flatulen, dispepsia

(DIH 18, 2010)

Batuk, hipotensi, angina,

hipertensi postural,

syncope, sakit kepala,

pusing, kelelahan,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 125

Page 52: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

atau fibrillation;

gangguan CNS (gangguan

penglihatan, sakit kepala,

pusing) (DIH)

lambung, tukak lambung

(DIH 18, 2010).

vertigo, hiperkalemia,

mual, muntah, nyeri

dada (non-kardiak),

disfungsi renal,

peningkatan serum

kreatinin, peningkatan

BUN

Peringatan Pasien dengan myokardia

infark akut, sakit paru

parah, gagal jantung

lanjut, stenosis hipertrofi

subaortik, sindrom Wolff-

Parkinson-White, sindrom

sick-sinus, penyakit

amiloid hati, dan

kardiomyopati konstriktif.

Penyesuaian dosis pada

pasien gagal ginjal.

Hati-hati penggunaan

obat ini pada penderita

dengan gangguan fungsi

ginjal atau hati,

kehamilan, wanita

menyusui, dehidrasi.

Salisilat dapat

menembus plasenta dan

masuk dalam sirkulasi

janin, sehingga dapat

menyebabkan kematian

Lakukan tes fungsi hati

secara periodik.. Hentikan

terapi jika terjadi gejala pada

otot. Dapat menyebabkan

rabdomiolisis dan gangguan

ginjal.(BNF 56, 2008; DIH 18,

2010)

Resiko muncul reaksi

anafilaktik. Edema

angioneurotik,termasuk

pada lidah, glotis atau

laring. Pasien dengan

hiperstimulasi renin-

angiotensin, hipertensi

maligna berat, gagal

jantung, penurunan

aliran darah (yang

relevan secara

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 126

Page 53: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Pasien lanjut usia

(DIH)

janin. Selain itu juga

dapat masuk ke dalam

ASI (DIH 18, 2010)

hemodinamik) pada

arus masuk (inflow)

ventrikel kiri atau

hambatan padaarus

keluar (outflow)

ventrikel kiri, penurunan

aloran darah padaarteri

ginjal yang menyempit.

Pra terapi dengan

diuretik, pasien yang

mengalami defisiensi

cairan tubuh atau

garam. Gangguan hati

atau ginjal. Pasien

penerima transplantasi

ginjal. Sirosis hati berat

dengan d=edema dan

atau asites. Monitor

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 127

Page 54: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

fungsi ginjal terutama

pada minggu awal

terapi. Monitor kadar K

serum dan sel darah

putih. Penurunan TD

termasuk gejala di mana

kepala terasa ringan,

pusing. Dapat

mengganggu

kemampuan

mengemudi kendaraan

atau menjalankan mesin

Mekanisme

kerja

Gagal jantung kongesti :

Menginhibisi pompa

sodium-potassium

ATPase yang memiliki

fungsi meningkatkan

pertukaran sodium-

Aspirin menghambat

agregasi platelet dengan

cara: menghambat

secara ireversibel enzim

siklooksigenase di

platelet dan

Menghambat secara

kompetitif terhadap 3-

hydroxy-3-methylglutaryl-

coenzym A (HMG CoA)

reductase, enzim tersebut

mengkatalisa rate-limiting

Merupakan ACE

inhibitor, mencegah

pembentukan

angiotensin II dari

angiotensin I dan

memberikan efek

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 128

Page 55: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

calsium intrasel untuk

meningkatkan kalsium

intrasel sehingga

menyebabkan

peningkatan

kontraktilitas (DIH)

menghambat secara

reversible enzim

siklooksigenase di

endotel vaskuler. (DIH

18, 2010)

step pada biosintesis

kolesterol (DIH 18, 2010)

farmakologi yang mirip

dengan captopril.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 129

Page 56: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

D. Analisa Resep

Dari resep yang diberikan, dapat dianalisa bahwa tujuan dari resep tersebut

adalah untuk pengobatan hipertensi serta mengurangi resiko terjadinya infark

myokardiak terhadap pasien. Digoxin berfungsi untuk terapi gagal jantung

kongesti sedangkan. aspirin digunakan untuk mencegah terbentuknya platelet.

Simvastatin diperlukan untuk menurunkan kadar LDL pasien dan Ramipril

diberikan untuk membantu menurunkan tekanan darah pasien.

E. Cara Pengerjaan Resep

1. Diambil Digoxin sebanyak 30 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Digoxin : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut

keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya

dan paraf orang yang mengambilnya.

2. Diambil Ascardia 80 mg sebanyak 60 tablet, tulis pada kartu

stok yang terletak di tempat Ascardia 80 mg : tanggal bulan dan tahun dimana

obat tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari

stok, sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

3. Diambil Simvastatin 10 mg sebanyak 60 kapsul, tulis pada

kartu stok yang terletak di tempat Simvastatin 10 mg : tanggal bulan dan

tahun dimana obat tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang

dikeluarkan dari stok, sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

4. Diambil Triatec 5 mg sebanyak 30 tablet, tulis pada kartu stok

yang terletak di tempat Triatec 5 mg : tanggal bulan dan tahun dimana obat

tersebut keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok,

sisanya dan paraf orang yang mengambilnya.

5. Diambil 4 etiket dan di masing-masing bagian depan etiket ditulis nomor

resep, tanggal, nama pasien, dan aturan pakai masing-masing obat. Untuk

bagian belakang dari etiket dituliskan nama obat beserta dosisnya dan jumlah

obat yang diambil oleh pasien (karena belum tentu obat yang tertulis dalam

resep akan ditebus seluruhnya oleh pasien). Kemudian dibuatkan copy

resepnya.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 130

Page 57: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

6. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah obat

yang diambil, penulisan etiket dan penulisan copy resep sudah benar.

7. Masing-masing obat beserta etiketnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik/klip plastik kemudian distaples.

8. Untuk terakhir kalinya orang yang akan menyerahkan obat

memeriksa kembali obatnya.

9. Obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien

atau alamatnya dan diberikan KIE.

10. Setiap staf apotek yang terlibat dalam pengerjaan tersebut

menulis namanya pada stempel yang sudah ditempelkan pada saat

penerimaan resep yaitu penerima resep, kasir, preparasi, cek struk, etiket,

copy resep, racikan, kuitansi, penyerahan obat dan pengirim jika ada.

Informasi yang perlu digali dari pasien:

Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang diresepkan tersebut?

Apa yang dikatakan dokter tentang harapan setelah minum obat yang

diresepkan?

Apakah pasien mempunyai alergi terhadap bahan, makanan, atau obat

tertentu?

Apakah pasien mempunyai penyakit lainnya, dan adakah obat lain yang

dikonsumsi?

KIE yang dapat diberikan:

Aturan pakai masing-masing obat:

Digoxin diminum 1 kali sehari ½ tablet pagi hari setelah makan.

Ascardia 80 mg diminum 1 kali sehari 1 tablet pagi hari setelah makan.

Simvastatin 10 mg diminum 1 kali sehari 1 kapsul malam hari setelah makan.

Triatec 5 mg diminum 1 kali sehari ½ tablet malam hari setelah makan.

Semua obat yang diresepkan harus digunakan sesuai aturan pakainya,

menekankan pentingnya kepatuhan pasien dalam keberhasilan sebuah terapi.

Menyarankan pola hidup yang sehat, olahraga teratur, tidak minum alkohol

dan merokok.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 131

Page 58: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

5. RESEP DOKTER SPESIALIS SYARAF

A. Skrining Resep

a. Diperiksa persyaratan administratif dan keabsahan resep yang meliputi nama

dokter; nomor SIP (Surat Ijin Praktek Dokter); tanggal penulisan resep; tanda

tangan/paraf dokter penulis resep di masing-masing nama obat; nama, alamat,

umur dan jenis kelamin pasien.

b. Dilakukan assestment untuk mengetahui riwayat alergi, riwayat obat yang

diminum selain yang diresepkan, riwayat penyakit lain, riwayat penyakit

keluarga dan keluhan yang dialami.

c. Dilakukan analisis resep secara cepat dan tepat untuk melihat ada atau

tidaknya masalah-masalah terkait obat (DRP = Drug Related Problem). DRP

antara lain meliputi interaksi obat, efek samping, kesesuaian dosis, kesesuaian

bentuk sediaan, kontraindikasi. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya

dikonsultasikan kepada dokter penulis resep, dan memberikan pertimbangan

dan alternatif bila diminta namun keputusan akhir yang tetap ada di tangan

dokter.

d. Jika setelah analisis resep tidak didapatkan DRP yang dapat membahayakan

pasien, salah satunya dosisnya tidak melampaui dosis maksimal maka langkah

selanjutnya adalah diperiksa pada komputer apakah semua obat (sesuai dengan

nama, dosis, dan bentuk sediaan) yang tertulis dalam resep tersedia atau tidak.

e. Dihitung jumlah obat yang diperlukan beserta dengan harganya.

f. Diinformasikan kepada pasien mengenai harga obat yang harus dibayar,

ditawarkan apakah seluruh resep akan ditebus atau hanya sebagian.

g. Struk pembayaran dicetak untuk intern copy dan untuk pasien, di dalam struk

terdapat nama obat, jumlah obat, harga, dan no resep.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 132

R/ Fordesia 5 mg XVS 1 dd I

Pro: Ny.NR

Page 59: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

B. Studi Legalitas dan Kelengkapan Resep

Studi Legalitas

Nama dokter penulis resep : Ada

Alamat dokter penulis resep : Ada

SIP dokter penulis resep : Ada

Paraf dokter penulis resep : Ada

Kelengkapan resep :

Nama pasien : Ada

Umur pasien : Tidak ada

Yang dilakukan : bertanya kepada pasien berapa usianya

Alamat pasien : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

Nama Obat : Ada

Numero : Ada

Bentuk Sediaan : Ada

Aturan Pakai : Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 133

Page 60: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

C. Tinjauan Tentang Obat Pada Resep

R/ Fordesia 5 mg XV

S 1 dd I

Fordesia

(Kalbe Farma)

Aturan pakai resep 1 kali sehari 1 tablet

Komposisi Donepezil HCl

Bentuk sediaan Tablet

Indikasi Terapi untuk demensia ringan-sedang atau parah pada penyakit alzheimer

Kontra indikasi Hipersensitif terhadap donepezil, turunan piperadin

Dosis Dosis awal : 5 mg per hari saat akan tidur,

dapat dinaikkan hingga 10 mg per hari setelah 4-6 minggu

Efek sampingInsomnia, mual, muntah, diare, sakit kepala, fatigue, nyeri, pusing

PeringatanResiko tukak lambung, gangguan konduksi jantung supraventrikular, asma, terapi AINS

Mekanisme kerja Penyakit alzheimer ditandai dengan terjadinya defisiensi kolinergik pada kortex dan basal dari forebrain,

yang menyebabkan berkurangnya kemampuan kognitif. Donepezil secara reversible dan nonkompetitif,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 134

Page 61: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

menghambat asetilkolinesterase aktif sentral, dimana enzim ini bertanggung jawab terhadap hidrolisis

dari asetilkolin. Hal ini meningkatkan konsentrasi asetilkolin yang berguna untuk transmisi sinaptik pada

CNS.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 135

Page 62: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

D. Analisa Resep

Dokter spesialis tersebut memberikan resep yang terdiri dari 1 macam

obat, yaitu Fordesia yang ditujukan untuk pengobatan demensia pada penyakit

alzheimer. Fordesia memiliki kandungan Donepezil HCl sebesar 5 mg. Donepezil

HCl memiliki kemampuan untuk menginhibisi asetilkolinesterase, sehingga dapat

mencegah hidrolisis asetilkolin yang memiliki fungsi sebagai transmitter pada

CNS.

E. Cara Pengerjaan Resep

1. Diambil Fordesia sebanyak 15 tablet, tulis pada kartu stok yang

terletak di tempat Fordesia : tanggal bulan dan tahun dimana obat tersebut

keluar dari stok, no resep, jumlah obat yang dikeluarkan dari stok, sisanya

dan paraf orang yang mengambilnya.

2. Diambil 1 buah etiket putih dan di bagian depan etiket ditulis nomor resep,

tanggal, nama pasien, dan aturan pakai obat. Untuk bagian belakang dari

etiket dituliskan nama obat beserta dosisnya dan jumlah obat yang diambil

oleh pasien (karena belum tentu obat yang tertulis dalam resep akan ditebus

seluruhnya oleh pasien). Kemudian dibuatkan copy resepnya.

3. Dilakukan pemeriksaan oleh staf apotek yang lain apakah obat

yang diambil, penulisan etiket dan penulisan copy resep sudah benar.

4. Masing-masing obat beserta etiketnya dimasukkan ke dalam

kantong plastik/klip plastik kemudian distaples.

5. Untuk terakhir kalinya orang yang akan menyerahkan obat

memeriksa kembali obatnya.

6. Obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama pasien

atau alamatnya dan diberikan KIE.

7. Setiap staf apotek yang terlibat dalam pengerjaan tersebut

menulis namanya pada stempel yang sudah ditempelkan pada saat

penerimaan resep yaitu penerima resep, kasir, preparasi, cek struk, etiket,

copy resep, racikan, kuitansi, penyerahan obat dan pengirim jika ada.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 136

Page 63: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Informasi yang perlu digali dari pasien:

Apa yang dikatakan dokter tentang obat yang diresepkan tersebut?

Apa yang dikatakan dokter tentang harapan setelah minum obat yang

diresepkan?

Apakah pasien mempunyai alergi terhadap bahan, makanan, atau obat

tertentu?

Apakah pasien mempunyai penyakit lainnya, dan adakah obat lain yang

dikonsumsi?

KIE yang dapat diberikan:

Aturan pakai obat: Fordesia 1 kali sehari 1 tablet saat akan tidur malam.

Semua obat yang diresepkan harus diminum dengan teratur sesuai aturan

pakainya, menekankan pentingnya kepatuhan pasien dalam keberhasilan

sebuah terapi.

Jika obat telah habis dan gejala belum membaik atau bertambah parah atau

muncul gejala lainnya segera hubungi dokter.

Menyarankan untuk memiliki kotak obat harian untuk membantu agar tidak

lupa minum obat.

Mengedukasi keluarga yang tinggal bersama agar dapat mengingatkan pasien

untuk meminum obatnya.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 137

Page 64: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3.6.4.2 NON RESEP

Mefinal

Seorang ibu datang ke apotek untuk membeli Mefinal karena merasa

giginya ngilu.

Informasi yang sempat digali, antara lain:

- Untuk siapa obat dibeli? Pasien datang ke apotek membeli obat

untuk dirinya sendiri.

- Keluhan apa yang dirasakan ? gigi saya terasa ngilu setelah

minum es.

- Berapa lama keluhan mulai dirasakan? baru saja gigi saya ngilu

karena minum es.

- Apakah dulu pernah mengalami keluhan yang sama ? ya, dulu

pernah sewaktu minum es, gigi terasa sedikit ngilu.

- Apakah ada gejala lainnya ibu seperti gusi bengkak dan berdarah?

tidak ada.

- Tindakan apa yang sudah dilakukan sebelumnya? belum ada.

Berdasarkan informasi yang diperoleh yaitu obat yang diinginkan dapat

digunakan untuk keluhan pasien, maka Mefinal dapat diberikan untuk

mengatasi ngilu pada gigi pasien.

Pasien disarankan juga untuk menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif,

sehingga dapat mengurangi rasa ngilu saat minum atau makan sesuatu yang

dingin.

Periksa ketersedian obat dan pemberian harga.

Setelah pasien membayar, obat diambilkan dan diperiksa kebenaran nama

obat, jumlah obat. Setelah itu, obat dikemas sebelum diserahkan kepada

pasien.

Saat obat diserahkan kepada pasien, dijelaskan hal-hal penting yang perlu

diketahui oleh pasien mengenai obat yang akan digunakan, antara lain:

- Menjelaskan kegunaan mefinal yaitu untuk mengatasi rasa

nyeri.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 138

Page 65: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

- Aturan pakai : 1 tablet 3 kali sehari setelah makan.

Jika sampai besok belum ada perbaikan gejala, maka sebaiknya Ibu

periksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang lebih optimal.

Sebaiknya tidak digunakan jika tidak benar-benar nyeri.

Obat diserahkan pada pasien dengan dibungkus rapi sambil Apoteker

mengucapkan “terima kasih dan semoga cepat sembuh.”

Informasi Obat:

Komposisi : Asam Mefenamat

Indikasi : Nyeri pada reumatik akut dan kronis, luka jaringan lunak,

pegal otot dan sendi, dismenore, sakit kepala, gigi, nyeri

pasca bedah

Dosis : Awal 500 mg, kemudian 250 mg/6 jam. Maks 7 hari

Efek Samping : Gangguan GI dan pendarahan, ulkus peptikum; sakit

kepala; mengantuk; pusing; cemas; gangguan visual; ruam

kulit; diskrasia darah; nefropati.

Kontraindikasi : Ulserasi lambung atau usus, penyakit radang usus,

gangguan ginjal atau hari.

Mefinal mengandung asam mefenamat termasuk golongan obat keras.

Namun, asam mefenamat termasuk dalam golongan OWA. Oleh karena itu, obat

ini dapat diberikan dengan jumlah maksimum yaitu 20 tablet.

Neo Entrostop

Seorang Bapak datang ke apotek untuk membeli obat diare Imodium.

Informasi yang sempat digali, antara lain:

- Untuk siapa obat dibeli? Pasien datang ke apotek membeli obat

untuk dirinya sendiri.

- Keluhan apa yang dirasakan ? perut mulas sekali, buang air

besar, konsistensi feses cair.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 139

Page 66: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

- Berapa lama keluhan mulai dirasakan? Sudah berapa kali buang air

besar? baru tadi sore, makan rujak, sudah buang air besar sebanyak 5

kali.

- Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi diare?

belum ada.

- Apakah sedang menggunakan obat-obat lain saat ini? tidak ada.

- Apakah sudah pernah menggunakan obat ini sebelumnya?

sudah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, obat yang diinginkan sudah pernah

digunakan sebelumnya, tetapi obat tersebut merupakan obat keras dan kurang

sesuai untuk keluhan pasien.

Pasien disarankan menggunakan Neo Entrostop terlebih dahulu, untuk

mengeluarkan zat toksik atau bakteri yang menyebabkan mulas dan diare

karena jika diberi imodium, maka penyebab diare tidak bisa keluar.

Pasien juga disarankan untuk banyak minum air ataupun oralit untuk

menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare.

Periksa ketersedian obat dan pemberian harga.

Setelah pasien membayar, obat diambilkan dan diperiksa kebenaran nama

obat, jumlah obat. Setelah itu, obat dikemas sebelum diserahkan kepada

pasien.

Saat obat diserahkan kepada pasien, dijelaskan hal-hal penting yang perlu

diketahui oleh pasien mengenai obat yang akan digunakan, antara lain:

- Menjelaskan kegunaan Neo Entrostop adalah untuk

mengatasi diare dengan cara menyerap racun dalam tubuh kemudian

mengeluarkannya, maka perlu diinformasikan jangan digunakan

bersamaan dengan obat lain karena Neo Entrostop juga dapat

mempengaruhi penyerapan obat lain di saluran cerna sehingga

efektivitasnya menurun. Apabila akan mengkonsumsi obat lain, disarankan

agar diberi selang waktu 2 jam.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 140

Page 67: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

- Aturan pakai : Dewasa 2 tablet tiap kali buang air besar

(maks 12 tablet/hari). Bila gejala diare sudah sembuh, maka pengobatan

dihentikan.

- Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan, seperti

cuci tangan setelah buang air besar, dan menghindari makanan yang dapat

memperparah diare, seperti susu, buah, sayur, makanan pedas, dan lain-

lain.

- Bila lebih dari 3 hari diare tidak sembuh, sebaiknya dirujuk

ke dokter.

- Obat diserahkan pada pasien dengan dibungkus rapi sambil

Apoteker mengucapkan “terima kasih dan semoga cepat sembuh.”

Informasi Obat:

Komposisi : Tiap tablet mengandung activated colloidal attapulgite 650

mg, pectin 50 mg.

Indikasi : Untuk pengobatan simptomatik pada diare yang tidak

diketahui penyebabnya dengan jelas.

Cara Kerja : Dapat mengabsorpsi beberapa racun dan bakteri penyebab

diare.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap obat ini.

Peringatan :

- Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit atau dehidrasi,

oleh karena itu diperlukan terapi rehidrasi (cairan rehidrasi oral seperti

oralit).

- Diare pada anak-anak yang disertai dengan dehidrasi, pengobatan awal

harus diberikan cairan rehidrasi oral seperti oralit, pedialit, pocari sweat, dll.

- Tidak boleh diberikan pada anak < 5 tahun dan pasien harus minum oralit

atau cairan rehidrasi lain selama menggunakan obat ini.

- Dapat mempengaruhi absorpsi obat lain di dalam saluran pencernaan, oleh

karena itu dianjurkan interval waktu 2-3 jam antara pemberian oral obat lain

dengan obat ini.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 141

Page 68: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

- Jangan digunakan > 2 hari atau keadaan demam tinggi.

- Jika gejala-gejala masih berlangsung terus, konsultasi dengan dokter.

- Hanya untuk menyerap racun pada pasien diare serta bukan sebagai

pengganti oralit.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 142

Page 69: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Rhinos Jr

Seorang ibu datang ke apotek untuk membeli obat pilek. Ibu tersebut

bertanya kira-kira obat apa yang bagus dan harus diminum berapa kali.

Informasi yang sempat digali, antara lain:

- Untuk siapa obat dibeli? Pasien datang ke apotek membeli obat

untuk anaknya yang berumur 10 tahun.

- Keluhan apa yang dirasakan ? hanya pilek, tidak ada batuk dan

demam.

- Apakah obat ini sudah pernah digunakan sebelumnya? Belum

pernah, biasanya memakai obat yang berkhasiat ganda yaitu untuk batuk

dan pilek.

Berdasarkan informasi yang diperoleh yaitu pasien memerlukan obat pilek

saja untuk anak-anak, maka diberikan Rhinos Jr.

Periksa ketersedian obat dan pemberian harga.

Setelah pasien membayar, obat diambilkan dan diperiksa kebenaran nama

obat, jumlah obat. Setelah itu, obat dikemas sebelum diserahkan kepada

pasien.

Saat obat diserahkan kepada pasien, dijelaskan hal-hal penting yang perlu

diketahui oleh pasien mengenai obat yang akan digunakan, antara lain:

- Kegunaan Rhinos Jr. untuk meringankan gejala bersin-

bersin dan hidung tersumbat karena pilek.

- Aturan pakai : Anak 6 – 12 tahun sehari 3 kali 1 sendok

takar (5 ml). Obat ini tidak perlu diminum sampai habis, bila pilek anak

sudah mereda, maka pemakaian dapat dihentikan.

- Pasien disarankan untuk menjaga pola hidup sehat yaitu

cukup istirahat dan makan-makanan yang bergizi.

- Bila dalam 3 hari gejala batuk tidak berkurang, segera

periksakan ke dokter.

- Obat diserahkan pada pasien dengan dibungkus rapi sambil

Apoteker mengucapkan “terima kasih dan semoga cepat sembuh.”

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 143

Page 70: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Informasi Obat:

Komposisi : Tiap 1 sendok takar 5 ml Pseudoephedrin HCl 15 mg dan

chlorpheniramin maleate 1 mg

Indikasi : Untuk meringankan pilek dan batuk berdahak

Cara Kerja : Pseudoephedrine mempunyai aktivitas simpatomimetik

langsung maupun tidak langsung dan merupakan

dekongestan saluran nafas bagian atas. Chlorpeniramin

maleat merupakan antihistamin, membantu meringankan

gejala yang penyebabnya secara keseluruhan maupun

sebagian tergantung pada pelepasan histamin, mampu

menekan SSP, sehingga menyebabkan kantuk.

Dosis : Dewasa 10 ml 3x sehari. Anak 6-12 tahun 5 ml 3x sehari.

Anak 2-6 tahun 2.5 ml 3x sehari.

Efek Samping : Mengantuk dan mulut kering (CTM), insomnia, sakit

kepala, eksitasi, tremor, takikardia, aritmia, palpitasi, sulit

berkemih, gangguan pencernaan.

Kontraindikasi :

- Pada penderita hipersensitif terhadap komponen obat ini.

- Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat

simpatomimetik lain.

- Pada penderita tekanan darah tinggi berat.

- Orang yang mendapat terapi obat anti depresan tipe penghambat MAO

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 144

Page 71: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3.6.5 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PROSEDUR TETAPPEMESANAN BARANG

Nama PerusahaanApotek Sana

Medika

PROSEDUR TETAP Halaman 1 dari 2

Pemesanan Barang No. Tanggal berlakuBAGIAN SEKSI

Disusun olehFelani Cecilia S.,

S.FarmTanggal1-2-2012

Diperiksa olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal4-2-2012

Disetujui olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal4-2-2012

Mengganti No.…………….

Tanggal………………

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 145

Page 72: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Penjelasan :

1. Untuk mengontrol persediaan barang, dilakukan pemeriksaan kartu stok untuk

mengetahui sisa barang sehingga dapat memutuskan kapan waktu pemesanan agar

tidak terjadi kekosongan barang.

2. Berdasarkan pemeriksaan kartu stok, kemudian dilakukan pencatatan di buku

defekta. Pemesanan barang Apotek Sana Medika berdasarkan pada buku defekta.

3. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada buku stok gudang untuk mengetahui

barang yang habis di apotek masih tersedia atau tidak di gudang sentral.

4. Bila obat yang habis masih tersedia di gudang sentral, maka apotek akan

mengirimkan surat pesanan ke gudang sentral melalui kurir apotek dan kurir

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 146

Pemesanan lewat telepon

Surat pesanan (SP)

Nama barang beserta jumlah yang diminta

Gudang sentral

Barang datang + faktur pembelian PBF

Dibawa kurir apotek

Dibutuh-kan segera

Tidak dibutuhkan segera

Surat Pesanan (SP)

Sales PBF datang ke apotek

Pemeriksaan kartu stok

Pencatatan di buku defekta

Catatan stok gudang sentral

Barang tidak tersedia digudang sentral

Barang tersedia digudang sentral

Nama barang, jumlah barang, paraf apoteker, stempel Apotek Sana Medika

Page 73: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

PROSEDUR TETAPPENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

Nama Perusahaan:Apotek Sana

Medika

PROSEDUR TETAP

Penerimaan Perbekalan Farmasi

Halaman 1 dari 1

No.Tanggal berlaku.

Bagian Seksi

Disusun olehFelani Cecilia S.,

S.Farm.Tanggal:1-2-2012

Diperiksa olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Disetujui olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Mengganti No: ...........................

Tanggal: ..........................

1. Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan penerimaan perbekalan farmasi dari

PBF

2. Penanggung Jawab

Apoteker Pengelola Apotek

3. Prosedur

1. Diperiksa kesesuaian nama apotek dan alamat yang tercantum pada faktur.

2. Diperiksa keaslian faktur meliputi: nama PBF, alamat PBF, nomor NPWP

PBF

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 147

Page 74: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

3. Diperiksa kesesuaian antara nama barang, jumlah, tanggal kadarluasa dan

nomor batch dengan yang tertulis pada faktur.

4. Diperiksa harga dan potongan harga yang disepakati (bila ada).

5. Perbekalan farmasi yang diterima harus sesuai dengan yang dipesan.

Apabila tidak sesuai, harus diberi keterangan agar distributor dapat

memperbaiki faktur tersebut.

6. Pada faktur yang disetujui oleh apotek, petugas harus membubuhkan tanda

tangan, nama terang, tanggal penerimaan dan stempel apotek.

7. Data perbekalan farmasi tersebut pada point 6, dimasukkan ke program

komputer sebagai Data Pembelian, sehingga terjadi pembaharuan data

harga dan stok.

8. Dilakukan pencatatan kadaluarsa obat di buku kadaluarsa.

9. Dilakukan juga pembaharuan data harga dan stok secara manual

PROSEDUR TETAP

PELAYANAN RESEP

Nama PerusahaanApotek Sana

Medika

PROSEDUR TETAP Halaman 1 dari 4

Pelayanan Resep No. Tanggal berlaku

Bagian SeksiDisusun oleh

Felani Cecilia S., S.Farm.

Tanggal:1-2-2012

Diperiksa olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Disetujui olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Mengganti No.…………….

Tanggal………………

1. TujuanProsedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan obat dengan resep dokter non racikan.

2. Penanggung JawabApoteker Pengelola Apotek

3. Prosedur

A. Penerimaan resep.

1. Apoteker memeriksa dahulu keabsahan resep meliputi :

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 148

Page 75: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Nama dan alamat dokter penulis resep harus jelas dan benar

Nomor SIP dokter harus tercantum dalam resep (untuk dokter yang praktek

sendiri)

Nomor SIP dokter dan alamat dokter boleh tidak tercantum bila resep

berasal dari Rumah Sakit, instansi kesehatan, klinik

Paraf dokter

2. Apoteker memeriksa kelengkapan resep meliputi :

Tanggal penulisan resep

Nama pasien harus jelas

Umur pasien

Alamat pasien

3. Apoteker memeriksa rasionalitas obat meliputi :

Nama obat

Kekuatan dan dosis obat

Bentuk sediaan

Aturan pakai

Adanya interaksi obat

4. Bila memenuhi syarat, maka administrator memeriksa pada kartu stok

obat/pada komputer untuk melihat jumlah sediaan obat yang dimilki apotek.

Bila obat masih tersedia, maka langsung dihitung harga total obat pada resep.

5. Apabila obat yang diinginkan ternyata tidak tersedia, langkah yang dilakukan :

Dicarikan ke apotek lain

Dipesan ke PBF

Diganti dengan nama generik atau nama dagang lain yang komposisi dan

dosisnya sama atas persetujuan pasien dan bila perlu berkonsultasi dengan

dokter penulis resep

6. Meminta kesepakatan dengan pasien dari total harga obat yang ditetapkan oleh

apotek setuju, maka pasien membayar terlebih dahulu dan dilakukan pelayanan

selanjutnya. Apabila pasien mengambil separuh maka dilakukan perhitungan

total harga kembali.

7. Pemberian nomor resep berdasarkan struk yang di print bersama dengan harga

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 149

Page 76: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

total obat.

8. Pemberian stempel ”Langkah dan Prosedur Pelayanan Resep” di balik lembar

resep.

B. Preparasi Obat

1. Pengecekan struk, sesuai tidaknya jumlah obat yang tercantum pada struk

dengan permintaan yang tertulis pada resep

2. Obat diambil sesuai dengan permintaan yang tertulis diresep

3. Pengambilan obat dilakukan oleh asisten apoteker atau juru resep

4. Setiap mengambil obat, dilakukan pencatatan pada kartu stok obat

5. Dibuatkan etiket sesuai yang tertera pada resep oleh asisten apoteker. Pada

nomer resep, jika dalam 1 lembar resep terdapat beberapa R/, selain ditulis

nomer resep pada struk, juga ditulis nomer urutan R/-nya. Di balik etiket

dituliskan nama obat, kekuatan obat, dosis, dan bentuk sediaan.

6. Dibuatkan copy resep

7. Bagi pasien yang meminta kwitansi, maka dibuatkan kwitansi dan rincian obat

dituliskan dibalik kwitansi.

8. Dilakukan pengecekan oleh Apoteker meliputi:

Nama obat, dosis, jumlah obat

Kesesuaian etiket dengan yang tertera pada resep: nama pasien, aturan

pakai

Kesesuaian copy resep yang dibuat dengan resep asli: nama pasien, alamat

pasien, nama obat, jumlah, dosis, aturan pakai, nama dokter, nomor urut

resep

9. Peracikan obat sesuai resep (bila merupakan resep racikan). Pada peracikan

puyer, dituliskan nomer R/ pada masing-masing bungkus. Pada peracikan

dalam kapsul, dituliskan ukuran dan warna cangkang kapsul pada resep

asli/arsip apotek.

10. Pemberian paraf pada stempel penerima, kasir, preparasi, pengecekan struk,

etiket, copy resep, racikan, kwitansi, penyerahan obat, pengirim (bila obat

dikirim) sesuai dengan personel yang melakukan.

11. Dilakukan pengecekan ulang oleh Apoteker meliputi :

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 150

Page 77: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

Nama obat, dosis, bentuk sediaan, jumlah obat

Kesesuaian etiket dengan yang tertera pada resep: nama pasien, aturan

pakai

Kesesuaian copy resep yang dibuat dengan resep asli : nama pasien,

alamat pasien, nama obat, jumlah, dosis, aturan pakai, nama dokter, nomor

urut resep

C. Penyerahan Obat Kepada Pasien

1. Obat yang sudah dicek kebenarannya dan diserahkan kepada pasien oleh

apoteker dengan sertai KIE meliputi :

Nama, kegunaan, dan aturan pakai masing-masing obat

Efek samping utama yang sering timbul dari pemakaian obat

Penyimpanan obat

Pola hidup yang harus dijaga

Anjuran pada pasien kembali ke dokter bila tidak kunjung sembuh

Bila ada hal khusus seperti aturan pakai/cara penggunaan obat yang

memerlukan catatan khusus dibuat catatan sambil diberi penjelasaan pada

pasien. Kemudian obat dibungkus rapi dengan etiket yang terlihat dan mudah

dibaca.

2. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada penjelasan

tentang obatnya yang belum jelas

3. Untuk obat yang diantar ke rumah dilakukan :

Obat yang sudah dibungkus rapi beserta etiket yang mudah dibaca

dimasukkan pada kantong plastik beserta surat jalan ( jumlah uang yang

harus dibayar/jumlah uang yang masih harus dibayar/uang kembalian) dan

copy resep

Catatan khusus tentang cara penggunaan obat bila diperlukan

Pengirim membawa tanda terima obat untuk diberi paraf oleh penerima

obat.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 151

Page 78: 7. new BAB III

Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Sana Medika

PROSEDUR TETAPPELAYANAN OBAT NON RESEP

Nama PerusahaanApotek Sana

Medika

PROSEDUR TETAP Halaman 1 dari 1

Pelayanan Obat Non Resep No. Tanggal berlakuBagian Seksi

Disusun olehFelani Cecilia S.,

S.Farm.Tanggal:1-2-2012

Diperiksa olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Disetujui olehDra. Joyce R. S., Apt., Sp. FRS.

Tanggal:4-2-2012

Mengganti No.…………….

Tanggal………………

1. TujuanProsedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan obat tanpa resep dokter

2. Penanggung JawabApoteker Pengelola Apotek

3. Prosedur1. Pasien datang dengan keluhan penyakit dan meminta obat.

2. Menggali informasi dari pasien dengan menggunakan metode WWHAM /

ENCORE / SIT DOWN SIR

3. Keputusan mengenai hasil dari penggalian informasi:

Pemilihan obat yang sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi

pasien dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat

wajib apotek,

Merujuk ke dokter, atau

Tidak dilayani.

4. Pemeriksaan ketersediaan obat

5. Penetapan harga

6. Pembayaran obat oleh pasien.

7. Pengambilan obat dan pencatatan di kartu stok.

8. Pemeriksaan nama, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat dan tanggal

kadaluwarsa.

9. Penyerahan obat kepada pasien dan disertai KIE

Program Profesi Apoteker Angkatan XLII Universitas Surabaya 152