JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI...

45
JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK Aedes sp. DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG HALAMAN JUDUL (Skripsi) Saskya Adrila Ramadhanti PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2020

Transcript of JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI...

Page 1: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI

NYAMUK Aedes sp. DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

HALAMAN JUDUL

(Skripsi)

Saskya Adrila Ramadhanti

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 2: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk Aedes sp. di

Area Kampus Universitas Lampung

ABSTRAK

Saskya Adrila Ramadhanti

Phytotelmata merupakan tumbuhan yang bagian tubuhnya mampu menampung

genangan air dan dapat digunakan sebagai tempat perindukan bagi serangga

termasuk nyamuk. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2019

di Area Kampus Universitas Lampung, yang bertujuan untuk mengetahui jenis

phytotelmata yang berpotensi sebagai tempat perindukan alami bagi nyamuk

dilihat dari jumlah telur yang menempatinya. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam kali ulangan. Data dianalisis

menggunakan ANOVA dan Uji BNT dengan taraf kepercayaan 95% (α=5%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 6 jenis phytotelmata yaitu Cocos

nucifera, Artocarpus heterophyllus, Bambusa sp., Bauhinia purpurea, Colocasia

esculenta, dan Musa paradisiaca. Jenis phytotelmata yang paling berpotensi

menjadi tempat perindukan alami nyamuk Aedes sp. adalah Cocos nucifera

dengan rerata jumlah telur sebanyak 16,33 butir telur.

Kata kunci: Phytotelmata, Telur Aedes sp., Cocos nucifera, Musa paradisiaca

Page 3: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI

NYAMUK Aedes sp. DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

HALAMAN JUDUL DALAM

Oleh

Saskya Adrila Ramadhanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Program Studi S1 Biologi

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 4: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

MENGESAHKAN

HALAMAN PENG

Judul Skripsi : JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT

PERINDUKAN ALAMI NYAMUK Aedes sp. DI AREA

KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Saskya Adrila Ramadhanti

NPM : 1617021064

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Emantis Rosa, M.Biomed. Dra. Elly Lestari Rustiati. M.Sc.

NIP. 195806151986032001 NIP. 196310141989022001

2. Ketua Jurusan Biologi

Page 5: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk
Page 6: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada 19 Desember 1998 dari

pasangan Bapak Drs. Edy Santoso dan Ibu Yayi Kuntari, S.Pd.

sebagai putri pertama dari dua bersaudara. Menempuh

pendidikan di TK Islam Fitria 3 Bekasi Selatan pada tahun

2002-2004. Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SDN Pondok

Kelapa 05 Pagi Jakarta Timur pada Tahun 2004-2010. Selanjutnya menempuh

pendidikan di SMPN 194 Jakarta Timur pada Tahun 2010-2013, dan melanjutkan

pendidikannya di SMAN 11 Jakarta Timur pada tahun 2013-2016. Di tahun 2016

penulis resmi terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.

Selama menjadi mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, penulis aktif dalam organisasi

Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai anggota bidang Kominhum

pada tahun 2017-2018 dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA

Universitas Lampung sebagai anggota departemen kominfo pada tahun 2017-

2018. Selain itu penulis juga aktif membantu dosen untuk menjadi asisten pada

tujuh praktikum seperti Biologi Umum, Pengenalan Alat Laboratorium,

Taksonomi Hewan, Parasitologi, Biosistematika Hewan dan Tumbuhan,

Page 7: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

Pencemaran Lingkungan, dan Embriologi Hewan.

Pada Bulan Januari 2019 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

selama 40 hari di Desa Marga Jaya, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung

Barat. Kemudian pada Bulan Juli 2019 penulis melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan di Laboratorium Parasitologi Balai Veteriner Lampung dengan judul

“Uji Toxoplasmosis Menggunakan Metode To-MAT (Toxoplasma Modified

Aglutination Test) pada Sampel Serum Darah Rusa di Balai Veteriner Lampung”.

Dan pada bulan Agustus 2019, penulis mulai mengerjakan skripsinya yang

berjudul “Jenis Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk Aedes

sp. di Area Kampus Universitas Lampung”.

vii

Page 8: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

PERSEMBAHAN

“Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada kedua

orang tua ku tercinta, dan adik ku tersayang,

teman-teman terkasih dan almamater yang telah

membesarkanku”

Page 9: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

Moto:

Sebaik baiknya usaha adalah yang diniatkan karena Allah dan direstui orang tua

MOTO HIDUP

Kata Inspirasi:

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepada-Nya. Maka berlomba-

lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan

mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah maha kuasa atas segala sesuatu

(QS. Al Baqarah: 148)

Wahai orang-orang yang beriman. Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat.

Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah: 153)

Dan apabila hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku, maka sesungguhnya aku

dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah

mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran

(QS. Al Baqarah: 186)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad

dijalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah maha pengampun,

maha penyayang

(QS. Al Baqarah: 218)

Hai orang-orang yang beriman. Apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-lapangah dalam

majelis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan; “berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

(QS. Al- Mujadalah: 11)

Page 10: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

SANWACANA

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Skripsi yang berjudul “Jenis Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan

Alami Nyamuk Aedes sp. di Area Kampus Universitas Lampung” dengan

berbekal keyakinan, ketabahan, kemauan, bimbingan, dan ridho dari Allah SWT,

serta bantuan dari berbagai pihak. Laporan Skripsi ini disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana pada Program Studi S1 Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun

spiritual. Teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak terhingga,

penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Lampung.

Page 11: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

3. Ibu Dra. Yuliyanti, M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Emantis Rosa, M. Biomed. selaku Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dukungan, serta masukan yang sangat

membantu bagi penulis dalam proses penyusunan laporan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Elly Lestari Rustiati, M.Sc. selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing serta memberikan

masukan kepada penulis selama penulisan laporan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tugiyono, M.Si., Ph.D. selaku pembahas yang telah memberikan

saran dan masukannya pada laporan skripsi penulis agar lebih baik lagi.

7. Ibu Kusuma Handayani, M.Si. selaku Pembimbing Akademik.

8. Kedua orang tua ku tercinta Bapak Drs. Edy Santoso dan Ibu Yayi Kuntari,

S.Pd. yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang yang tiada henti,

memberikan semangat, serta selalu menjadi inspirasi dan motivasi terbesar

bagi penulis.

9. Adik semata wayang ku Salsa Rizki Maulidhya yang selalu memberikan

semangat dan menanyakan kapan aku pulang ke rumah.

10. Seluruh dosen pengajar dan pegawai yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman serta bantuannya selama proses perkuliahan.

11. Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung yang telah mengizinkan dan

membantu penulis dalam melakukan pengukuran senyawa kimia air.

12. Rizky Putra Ramadhan yang telah mendengarkan keluh kesah, memberikan

doa, dan dukungan serta menemani penulis dalam melakukan penelitian.

xi

Page 12: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

13. Teman, sahabat, sekaligus kakak Nur Anita Suciyati, Yosi Dwi Saputra, Dian

Putri Sani, dan Adlenia Doa Parentia.

14. Mentoria Alviani Sitinjak partner phytotelmata tersayang, Annisa Faradila,

Danisworo Zulkarnain, Fanny Maulida Junita, Maura Triska Febriana, dan

Kinanti Alif Formasiyah Aisyah yang telah menemani masa-masa revisi yang

begitu indah. Adik-adik tingkat tersayang Cika, Puput, Aura, Fauzia, Asty,

Daffara, dan Jensa.

15. Semua pihak yang berjasa dan sangat membantu yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, terima kasih atas segala kontribusinya terhadap penulis.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam penulisan laporan skripsi ini, semoga dengan laporan yang

sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2020

Saskya Adrila Ramadhanti

xii

Page 13: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

SURAT PERNYATAAN

KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Saskya Adrila Ramadhanti

NPM : 1617021064

Jurusan : Biologi

Program Studi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa skripsi saya yang

berjudul:

“JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI

NYAMUK Aedes sp. DI AREA KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG”

Baik gagasan, data, metode, hasil dan analisis adalah benar karya saya sendiri

yang saya susun dengan mengikuti norma dan etika akademik yang berlaku,

selanjutnya saya juga tidak keberatan jika sebagian atau seluruh data dari skripsi

digunakan oleh dosen untuk kepentingan publikasi sepanjang nama saya

dicantumkan.

Jika dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar sarjana maupun tuntutan

hukum.

Bandar Lampung, 13 April 2020

Yang menyatakan,

(Saskya Adrila Ramadhanti)

NPM. 1617021064

Page 14: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii

MOTO HIDUP ..................................................................................................... ix

SANWACANA ...................................................................................................... x

KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................................ xiii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan ........................................................................................................ 3

C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4 D. Kerangka Pikir .......................................................................................... 4 E. Hipotesis ..................................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

A. Phytotelmata .............................................................................................. 6

Page 15: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

B. Siklus Hidup Aedes sp. .............................................................................. 9 C. Klasifikasi................................................................................................. 10

D. Morfologi Telur ........................................................................................ 11 1. Aedes sp. ......................................................................................................... 11 2. Culex sp. .......................................................................................................... 11 3. Anopheles sp. .................................................................................................. 12

E. Faktor Fisika dan Kimia Air yang Terdapat pada Phytotelmata ..... 13

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 15

A. Waktu dan Tempat ................................................................................. 15 B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 15 C. Prosedur Kerja ........................................................................................ 16 D. Analisis Data ............................................................................................ 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 22

A. Jenis Phytotelmata yang ditemukan di Area Kampus Universitas

Lampung .................................................................................................. 22

B. Jumlah Telur Aedes sp. yang menempati phytotelmata di Area

Kampus Universitas Lampung .............................................................. 27

C. Faktor Fisika dan Kimia Air pada Phytotelmata ................................ 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 36

A. Kesimpulan .............................................................................................. 36

B. Saran ......................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37

LAMPIRAN ......................................................................................................... 43

xv

Page 16: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Hidup Aedes sp.. ...................................................................... 10

Gambar 2. Telur Aedes sp. dengan perbesaran 20x.............................................. 11

Gambar 3. Morfologi Telur Nyamuk Culex sp. dengan perbesaran 20x.............. 12

Gambar 4. Morfologi Telur Anopheles sp.. .......................................................... 12

Gambar 5. (A) Bambusa sp., (B) Bauhinia purpurea, (C) Colocasia esculenta,

(D) Musa paradisiaca, (E) Cocos nucifera, (F) Artocarpus

heterophyllus………………………………………………......……..23

Gambar 6. Pemetaan Titik Koordinat Phytotelmata Di Area Kampus Universitas

Lampung ............................................................................................. 24

Page 17: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan Nyamuk Aedes sp. ..... 22

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Telur Aedes sp. yang Menempati Phytotelmata Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3. Hasil Uji ANOVA Berdasarkan Jenis Phytotelmata Terhadap Jumlah

Telur Aedes sp. ........................................................................................ 30

Tabel 4. Hasil Uji BNT Jenis Phytotelmata berdasarkan Jumlah Telur Aedes sp. 30

Tabel 5. Hasil Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Air pada Phytotelmata di

Area Kampus Universitas Lampung ....................................................... 32

Page 18: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis dengan

tingkat curah hujan dan kelembaban yang tinggi (Nurmaini, 2003). Dengan

tingkat curah hujan yang tinggi memungkinkan sebagian air hujan akan

terserap oleh tanah, dan sebagian lainnya akan tertampung pada tumbuhan

tertentu (Kurniawan, 2016). Organ tumbuhan yang dapat menampung

genangan air dan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan organisme

adalah golongan Phytotelmata (Fish, 1983).

Bandar Lampung merupakan salah satu daerah endemik DBD (Demam

Berdarah Dengue) di Provinsi Lampung dan secara geografis beriklim tropis

basah serta mendapat pengaruh dari angin musim (Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika, 2013). Keadaan ini menyebabkan tumbuhan

phytotelmata dapat tumbuh dengan subur di berbagai lokasi.

Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang cukup pesat

perkembangannya dalam hal pembangunan, terutama pembangunan

fasilitas, sarana, dan prasarana yang disertai dengan pembuatan tempat

penampungan air dan pembuatan taman, sehingga memiliki daya tarik serta

Page 19: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

2

nilai estetika yang tinggi.

Pembangunan taman biasanya berupa tanaman yang akan menambah

banyaknya tempat perindukan, karena tanaman yang ditanam kemungkinan

tergolong Phytotelmata. Phytotelmata adalah golongan tumbuhan yang

bagian tubuhnya dapat menampung genangan air dan biasanya digunakan

oleh berbagai organisme termasuk nyamuk sebagai tempat untuk

berkembangbiak. Phytotelmata memiliki peranan penting bagi

kelangsungan siklus hidup nyamuk. Semakin banyak jumlah tumbuhan

yang tergolong phytotelmata dan berpotensi menjadi tempat perindukan di

suatu tempat, maka nyamuk akan memiliki banyak tempat untuk

berkembangbiak dan menyebabkan populasi nyamuk akan meningkat.

Tingginya jumlah populasi nyamuk dapat meningkatkan resiko penularan

penyakit.

Di Indonesia, penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

(Agustin dkk., 2017). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2018)

menyatakan di Provinsi Lampung sebanyak 2.872 kasus DBD terjadi dengan

14 orang meninggal dunia.

Tempat perindukan nyamuk terbagi menjadi dua, yaitu tempat perindukan

buatan dan alami. Tempat perindukan yang biasa menjadi sarang nyamuk di

rumah (buatan) adalah bak kamar mandi, tempat penampungan air, air

pembuangan lemari pendingin, tempat minum burung yang jarang diganti, pot

Page 20: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

3

bunga, wadah limpahan air dispenser, dan barang bekas di sekitar rumah (ban,

kaleng, botol, dan gelas air mineral) yang terbuka (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 2019). Tempat perindukan alami dapat berupa tumbuhan

yang pada bagian tubuhnya dapat menampung genangan air dan biasa disebut

dengan phytotelmata (Fish, 1983).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahidah (2018), terdapat

tiga tipe phytotelmata yang menjadi habitat Aedes sp. yaitu tipe ketiak daun,

lubang pohon, dan lubang buah dengan jenis Neoregelia spectabilis, Bambusa

sp., Musa paradisiaca, Cocos nucifera, dan Pandanus amaryllifolius.

Universitas Lampung merupakan kampus hijau yang mempunyai berbagai

vegetasi tumbuhan. Kajian mengenai tumbuhan yang berada di area

Kampus Universitas Lampung khususnya golongan phytotelmata belum

banyak diperoleh informasinya, untuk itu dilakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui jenis phytotelmata yang berpotensi sebagai

tempat perindukan alami bagi nyamuk dilihat dari jumlah telur yang

menempatinya.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui jenis tumbuhan phytotelmata yang terdapat di Area Kampus

Universitas Lampung.

2. Mengetahui jenis phytotelmata yang berpotensi sebagai tempat

Page 21: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

4

perindukan alami bagi nyamuk Aedes sp. dilihat dari jumlah telur yang

menempatinya.

C. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya jenis tumbuhan phytotelmata sebagai salah satu

tempat perindukan Aedes sp., diharapkan dapat membantu upaya

pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bandar

Lampung khususnya di Area Kampus Universitas Lampung.

D. Kerangka Pikir

Phytotelmata merupakan jenis tumbuhan yang bagian tubuhnya dapat

menampung genangan air dan banyak ditemukan di daerah tropis, sehingga

berpotensi menjadi tempat perindukan alami bagi berbagai jenis organisme

termasuk nyamuk. Nyamuk termasuk ke dalam Filum Arthropoda yang

dapat menjadi salah satu vektor dari penyakit yang membahayakan bagi

manusia. Aedes sp. merupakan vektor utama nyamuk DBD.

Survei pendahuluan dilakukan pada bulan Agustus-September 2019 pada 4

lokasi yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Teknik, Laboratorium Pertanian Terpadu, dan Taman Beringin ditemukan 6

jenis phytotelmata. Pada penelitian ini menggunakan lokasi dimana

terdapat jenis phytotelmata yang paling umum ditemukan dengan jumlah

Aedes sp. yang tinggi yaitu di Fakultas Teknik, Laboratorium Pertanian

Terpadu, dan Taman Beringin Universitas Lampung. Jenis phytotelmata

Page 22: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

5

yang digunakan adalah Cocos nucifera, Artocarpus heterophyllus, Bambusa

sp., Bauhinia purpurea, Colocasia esculenta, dan Musa paradisiaca.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilakukan

dengan cara menghitung jumlah telur nyamuk Aedes sp. pada kertas saring

yang diletakan pada dinding bagian dalam lubang tanaman dekat dengan

genangan air selama enam kali pengulangan.

Pengetahuan terhadap tumbuhan yang tergolong Phytotelmata diperlukan,

terkait peranannya sebagai tempat perindukan alami bagi nyamuk dan

pengaruhnya terhadap jumlah telur nyamuk, agar memudahkan dalam upaya

pengendalian penyakit DBD di Bandar Lampung khususnya di area Kampus

Universitas Lampung.

E. Hipotesis

Phytotelmata dengan jenis Cocos nucifera lebih berpotensi menjadi tempat

perindukan alami bagi Aedes sp.

Page 23: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Phytotelmata

Phytotelmata merupakan jenis tumbuhan yang bagian tubuhnya mampu

untuk menampung genangan air. Menurut Jocque et al. (2013)

Phytotelmata terbagi menjadi 5 tipe yaitu lubang pada pohon, genangan air

di tunggul bambu, tanki Bromelia, pitcher plant, dan lubang buah Cocos

nucifera berisi air. Serangga menggunakan genangan air yang terdapat pada

tumbuhan sebagai tempat untuk berkembangbiak (Fish, 1983).

Phytotelmata banyak ditemukan hidup pada tempat yang lembab (Greeney,

2001).

Berdasarkan kriteria Kitching (1971), terdapat 7 tipe phytotelmata yaitu

ketiak daun, lubang pohon, akar pohon, tumbuhan yang berbentuk kendi

(pitcher plant), daun yang memiliki ukuran yang cukup lebar, kulit buah yang

membentuk lubang, dan bagian tumbuhan yang telah gugur.

Greeney (2001) membagi phytotelmata menjadi 6 tipe, yaitu ketiak daun,

seludang bunga, bagian tumbuhan yang gugur, lubang buah, pitcher plant,

dan lubang pohon.

Page 24: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

7

Phytotelmata menurut Greeney (2001) umumnya dibagi menjadi 6 tipe,

yaitu:

1. Ketiak Daun

Bromelia (Poales: Bromeliaceae) tersebar di wilayah tropis dan

subtropis (Givnish et al., 2004), memiliki daun berbentuk roset dan

mampu menampung air hujan secara maksimal (Guimaraes-Souza et al.,

2016). Menurut Munirathinam et al. (2014), tumbuhan yang biasanya

menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembangbiak adalah pisang,

nanas, pandan, aren, ubi, dan talas. Menurut Louca et al. (2017) Jenis

phytotelmata dari Suku Bromeliaceae juga dapat menampung genangan air

pada bagian ketiak daunnya serta dapat dijadikan sebagai tempat

perindukan bagi hewan akuatik.

2. Seludang Bunga

Seludang bunga terdapat pada bagian bawah bunga dan berfungsi untuk

menyelubungi seluruh bagian bunga majemuk sebelum mekar. Bagian dari

seludang bunga tersebut mampu menampung genangan air dan diduga

menjadi tempat bagi serangga termasuk nyamuk untuk berkembangbiak

3. Bagian Tumbuhan Yang Gugur

Suku tumbuhan yang termasuk ke dalam bagian tumbuhan yang gugur

yaitu Musaceae, Lamiaceae, Sterculiaceae, dan Arecaceae. Bagian

pelepah daun yang gugur dapat menampung banyak air hujan (Prasetyo,

2016) dan menjadi tempat Aedes sp. bertelur dan berkembangbiak.

Page 25: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

8

4. Lubang Buah

Tumbuhan yang termasuk ke dalam lubang buah disebut juga create

small pockets yaitu buah yang jatuh atau terlepas dari tubuh tumbuhan

yang mengandung materi yang membusuk dan mampu menampung

genangan air. Suku yang termasuk ke dalam tipe lubang buah yaitu

Apocynaceae, Loganiaceae, Bombacaceae, Lecythidaceae, Bignoniaceae,

dan Sterculiaceae (Kurniawan, 2016). Genangan air pada lubang buah

diduga dapat menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembangbiak.

5. Pitcher Plant

Jenis tumbuhan yang berasal dari Suku Nepenthaceae dan Sarraceniaceae.

Pitcher plant memiliki ujung sulur daun yang termodifikasi menjadi

kantung yang mampu menampung genangan air (Kurniawan, 2016).

Serangga seperti Aedes sp. memanfaatkan genangan air sebagai tempat

untuk berkembangbiak.

6. Lubang Pohon

Laird (1988) menyatakan bahwa di wilayah Pasifik banyak dibuat pohon

palem yang berlubang, dengan tujuan untuk penampung air sebagai

tempat perindukan bagi berbagai jenis organisme, termasuk Aedes sp.

Salah satu jenis phytotelmata tipe lubang pohon adalah bambu, dengan

bagian batang bambu bersifat kedap air. Hal ini dapat mempengaruhi

pembentukan penampungan air, sehingga memudahkan serangga

termasuk Aedes sp., untuk tinggal dan bertelur di dalam phytotelmata.

Page 26: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

9

B. Siklus Hidup Aedes sp.

Siklus hidup nyamuk terbagi menjadi 4 tahap metamorfosis (fase telur,

larva, pupa, dan dewasa) dan termasuk ke dalam metamorfosis sempurna

(holometabola) (Center for Desease Control and Prevention, 2019).

Siklus hidup nyamuk dimulai dari sebelum peletakan telur, dimana nyamuk

betina dewasa terlebih dahulu memilih media yang akan dijadikan tempat

perindukan (Yulidar dan Wilya, 2015). Nyamuk akan masuk ke dalam air

lalu membentangkan kakinya, kemudian segmen pada perutnya melakukan

gerakan maju mundur, setelah itu nyamuk bangkit kembali dan terbang

beberapa kali dan mencelupkan kembali tubuhnya sebanyak 14 hingga 22 kali

sebelum nyamuk meletakan telurnya (Christoper, 1966).

Setelah itu, telur yang telah dikeluarkan akan menetas menjadi larva dalam

dua hingga tiga hari dengan kondisi tempat perindukan dalam keadaan yang

lembab atau terendam air. Bila tempat perindukan dalam keadaan yang

kering, maka telur dapat bertahan hingga satu bulan dan menetas hingga air

dapat tertampung kembali (Christoper, 1966).

Selanjutnya larva akan mengalami fase Instar I, Instar II, Instar III, dan

Instar IV selama lima hari untuk kemudian tumbuh dan berkembang

menjadi pupa. Lalu pupa akan menjadi dewasa dalam dua hingga tiga hari.

Seluruh siklus hidup nyamuk, dimulai dari telur hingga menjadi nyamuk

dewasa membutuhkan waktu sekitar delapan hingga sepuluh hari (Gambar

1).

Page 27: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

10

Gambar 1. Siklus Hidup Aedes sp. (Info Sehat Keluarga, 2019).

C. Klasifikasi

Klasifikasi dari nyamuk Aedes sp. menurut Myers et al. (2019) sebagai

berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Bangsa : Diptera

Suku : Culicidae

Page 28: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

11

Marga : Aedes

Jenis : Aedes sp.

D. Morfologi Telur

1. Aedes sp.

Telur Aedes sp. memiliki warna hitam, berbentuk oval, dan berukuran 0,7

mm (Anies, 2006). Telur Aedes yang baru dikeluarkan oleh nyamuk

betina dewasa berwarna putih, setelah itu berubah menjadi hitam. Dalam

satu kali bertelur, nyamuk betina dewasa dapat menghasilkan 100-150

butir telur (Gambar 2).

Gambar 2. Telur Aedes sp. dengan perbesaran 20x (Ayuningtiyas, 2013).

2. Culex sp.

Telur Culex sp. berbentuk cerutu, dan pada salah satu ujungnya berbentuk

seperti topi yang disebut corolla. Telur nyamuk menempel satu sama lain

dan tersusun seperti rakit di atas permukaan air (Soebaktiningsih, 2015).

Dalam satu kali bertelur, seekor nyamuk betina dewasa dapat

mengeluarkan hingga 100-500 butir telur (Gambar 3).

Page 29: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

12

Gambar 3. Morfologi Telur Nyamuk Culex sp. dengan perbesaran 10x.

(Sumber :

http://www.arbovirus.health.nsw.gov.au/mosquit/photos/eggraft_quinq.jpg).

3. Anopheles sp.

Telur Anopheles sp. berbentuk seperti perahu, di bagian bawahnya

berbentuk cembung (konveks) dan pada bagian atasnya berbentuk cekung

(konkaf). Pada umumnya, nyamuk betina dewasa akan meletakkan

telurnya di dalam air secara terpisah atau satu persatu. Menurut Safar

(2010), nyamuk betina dewasa mampu menghasilkan 50-200 butir telur

dalam satu kali bertelur (Gambar 4).

Gambar 4. Morfologi Telur Anopheles sp. perbesaran 20x (Jiwintarum dan

Fikri, 2016)

Page 30: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

13

E. Faktor Fisika dan Kimia Air yang Terdapat pada Phytotelmata

Faktor yang dapat mempengaruhi nyamuk betina dewasa memilih tempat yang

tepat untuk meletakkan telurnya yaitu suhu, pH, kadar Amonia, Nitrat, Sulfat,

dan kelembaban (Oleymi et al., 2010). Diduga seyawa tersebut menghasilkan

rangsangan aroma yang bersifat “chemical senses” (Hariyadi dkk., 2000).

Menurut Agustina (2013), senyawa seperti Nitrit dan Amonia dapat

mempengaruhi indera penglihatan dan penciuman nyamuk. Selain itu

kehadiran bakteri juga dapat menjadi daya tarik bagi nyamuk betina untuk

bertelur pada suatu tempat perindukan. Dikarenakan bakteri dapat menjadi

sumber nutrisi bagi kelangsungan hidup nyamuk.

Nitrit dalam bentuk Nitrogen merupakan unsur kimia yang dapat dikonsumsi

langsung sebagai nutrisi utama yang diperlukan organisme air. Amonia

merupakan salah satu senyawa yang menjadi daya tarik bagi nyamuk betina

Aedes sp. untuk meletakan telur, karena berhubungan dengan syaraf

penciuman. Senyawa Amonia terjadi karena hasil pemecahan Nitrogen

organik dan Nitrogen anorganik yang terdapat pada tanah dan air, berasal dari

dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh mikroba dan jamur (Effendi,

2003).

Pada umumnya nyamuk memilih tempat yang lokasinya tidak terpapar sinar

matahari secara langsung dan memiliki kelembaban yang tinggi serta suhu

yang rendah. Menurut Rosa, (2014) Semakin tinggi tingkat kelembaban maka

organisme yang ditemukan akan semakin banyak.

Page 31: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

14

Mortalitas pada Aedes sp. dapat disebabkan oleh senyawa Polifenol, Tanin,

Flavonoid, Saponin, Dan Acetogenin (Latifah, 2016). Senyawa tersebut

berasal dari hasil metabolit sekunder pada tumbuhan yang berfungsi sebagai

pelindung bagi tumbuhan itu sendiri dari hama penyakit dan lingkungannya.

Senyawa seperti Flavonoid, Saponin, dan Acetogenin diduga dapat bersifat

toksik dan dapat menimbulkan efek aditif, sinergisme, dan antagonisme bagi

organisme akuatik. Hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah telur Aedes sp.

Page 32: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian tentang “Jenis Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan Alami

Nyamuk Aedes sp. di Area Kampus Universitas Lampung” telah dilaksanakan

pada bulan Agustus - Desember 2019 di Laboratorium Zoologi, Jurusan

Biologi, dan pengukuran kandungan kimia air pada phytotelmata dilakukan di

Laboratorium Terpadu Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Penentuan Lokasi Phytotelmata

Alat-alat yang digunakan untuk penentuan lokasi phytotelmata adalah GPS

Garmin 72H, baterai, dan lembar kerja.

2. Pengambilan Dan Pengamatan Sampel Telur

Alat yang digunakan untuk pengambilan dan pengamatan sampel telur

Aedes sp. adalah kertas saring, gunting, kantung plastik, pinset, cawan

petri, kamera Nikon D300, dan mikroskop stereo Olympus E200. Bahan-

bahan yang digunakan adalah phytotelmata yang terdapat di lokasi

penelitian yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, dan Taman Beringin

Page 33: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

16

Universitas Lampung serta telur Aedes sp.

3. Perhitungan Faktor Fisika Dan Kimia Air

Alat yang digunakan dalam proses perhitungan faktor fisika air adalah

termometer air raksa dan higrometer TFA Haar-Synth Hygro Germany.

Alat-alat yang digunakan dalam proses perhitungan faktor kimia adalah

spektrofotometer uv 1800, buret, statif, corong biuret, botol sampel, labu

erlenmeyer, gelas piala, kertas saring, cawan petri, kantung plastik, kertas

label, tisu, gunting, gelas ukur, pipet tetes, kuvet, dan mikropipet 1 ml.

Bahan yang digunakan dalam proses perhitungan faktor fisika dan kimia

air adalah sampel air yang terdapat pada phytotelmata, Natrium

Sulfanilamid, NED Dihidroklorida, HCl pekat, Na2CO3 0,01N, Indikator

Phenolftalein, Amonium Klorida, Larutan Fenol, Etil Alkohol 95%,

Natrium Nitoprusida,Trinatrium Sitrat, Natrium Hipoklorit, Alkalin Sitrat,

dan aquades.

C. Prosedur Kerja

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan sampel didasarkan pada jenis tumbuhan phytotelmata yang

paling umum ditemukan di Area Kampus Universitas Lampung. Menurut

hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Agustus-September

2019, ditemukan 6 jenis phytotelmata (Cocos nucifera, Artocarpus

heterophyllus, Bambusa sp., Bauhinia purpurea, Colocasia esculenta, dan

Page 34: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

17

Musa paradisiaca.) yang paling umum ditemukan di area Kampus

Universitas Lampung yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, dan

Taman Beringin.

Penentuan titik koordinat dilakukan pada awal pengamatan menggunakan

GPS Garmin 72H. Titik koordinat yang tertera di bagian bawah layar GPS

pada masing-masing lokasi phytotelmata dicatat setelah diperoleh sinyal

satelit dan informasi titik koordinat. Kondisi di lokasi phytotelmata dapat

mempengaruhi lamanya perolehan sinyal satelit.

2. Pengambilan Dan Pengamatan Sampel Telur

Tumbuhan phytotelmata yang telah ditentukan diberi tanda dengan kertas

label, kemudian ditempelkan kertas saring pada dinding bagian dalam

phytotelmata yang dekat dengan genangan air sesuai dengan diameternya.

Kertas saring yang ditempelkan, satu pertiga bagiannya dibiarkan

mengenai air. Lalu kertas saring dibiarkan selama dua hari untuk

selanjutnya dilakukan pengamatan setiap dua hari sekali selama enam kali.

Setelah dua hari, pengambilan sampel dilakukan pada kertas saring yang

sudah terlihat telur Aedes sp. dengan cara melepas kertas saring dan

dibawa ke laboratorium menggunakan kantung plastik untuk kemudian

diamati dan dicatat jumlah telur pada lembar kerja.

Tumbuhan phytotelmata yang diperoleh, dicatat suku, marga, dan jenisnya

dalam lembar kerja. Kemudian telur Aedes sp. yang diperoleh dicatat

Page 35: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

18

jumlahnya. Sebagai data pendukung, dilakukan pengukuran terhadap

faktor kimia air yang diduga menjadi daya tarik bagi nyamuk untuk

bertelur dan berkembangbiak (meliputi nitrit, amonia, dan CO2), faktor

fisika air (suhu dan kelembaban), dan pengukuran titik koordinat untuk

mengetahui lokasi phytotelmata yang menjadi tempat perindukan alami

nyamuk.

3. Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Air

a. Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dilakukan pada akhir pengamatan menggunakan

termometer air raksa dengan cara memasukkan termometer ke dalam

lubang tanaman maupun tumbuhan, kemudian dibiarkan hingga skala

air raksa berhenti. Hasil pengukuran dicatat dalam lembar kerja.

b. Pengukuran Kelembaban

Pengukuran kelembaban dilakukan pada akhir pengamatan

menggunakan higrometer TFA Haar-Synth Hygro Germany dengan

cara meletakkan higrometer di dekat phytotelmata. Hasil pengukuran

dicatat dalam lembar kerja.

c. Pengukuran Nitrit

Pengukuran nitrit dilakukan pada akhir pengamatan menggunakan

Spektrofotometer UV 1800. Langkah awal yang dilakukan adalah

dengan dibuatnya pereaksi A dan pereaksi B. Pembuatan pereaksi A

yaitu 1 gr Natrium Sulfanilamid direaksikan dengan 10 ml HCl pekat,

Page 36: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

19

kemudian dihomogenkan dan ditepatkan volumenya hingga 100 ml

dengan aquades. Pembuatan pereaksi B yaitu 0,5 gr NED

Dihidroklorida dilarutkan dengan 500 ml aquades (Ida, 2009).

Setelah itu masing-masing sampel air sebanyak 5 ml dimasukkan ke

dalam tabung reaksi, kemudian pereaksi A dimasukkan ke dalam

masing-masing sampel air sebanyak 3 tetes dan tunggu selama 4 menit

agar larutan dan pereaksi homogen. Lalu pereaksi B dimasukkan ke

dalam masing-masing sampel air sebanyak 1 tetes, setelah itu diamati

perubahan warna pada sampel air (Ida, 2009).

Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui nilai absorbansi sampel air

menggunakan Spektrofotometer UV 1800 dengan panjang gelombang

543 nm. Program komputer dan Spektrofotometer UV 1800 disiapkan

sebelum proses pengukuran absorbansi. Setelah program dan alat siap,

aquades sebagai blangko dimasukkan ke dalam kuvet A sebanyak 3-4 ml

dan sampel air dimasukkan kedalam kuvet B sebanyak 3-4 ml.

Kemudian tutup Spektro. Setelah sekitar 10 detik dapat diketahui nilai

absorbansi dari sampel tersebut. Sampel air pada kuvet diganti dengan

sampel air yang lain. Hasil pengukuran nilai absorbansi dicatat pada

lembar kerja (Ida, 2009).

d. Pengukuran Amonia

Pengukuran amonia dilakukan pada akhir pengamatan menggunakan

Spektrofotometer UV 1800. Langkah awal yang dilakukan adalah

Page 37: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

20

dengan dibuatnya pereaksi A (Larutan Fenol), pereaksi B (Larutan

Natrium Nitroprusida), dan pereaksi C (Larutan Pengoksidasi).

Pembuatan pereaksi A yaitu 1 ml fenol dilarutkan dengan 10 ml Etil

Alkohol 95%. Pembuatan pereaksi B yaitu 0,5 gr Natrium Nitroprusida

dilarutkan dengan 100 ml aquades. Pembuatan pereaksi C yaitu 20 ml

Alkalin Sitrat dilarutkan dengan 1 ml Larutan Hipoklorit (SNI 06-

6989.30-2005).

Setiap sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml.

Kemudian pereaksi A dimasukkan ke dalam masing-masing sampel air

sebanyak 2-3 tetes, dan tunggu selama 4 menit agar sampel dan pereaksi

menjadi homogen. Lalu pereaksi B ditambahkan ke dalam masing-

masing sampel air sebanyak 2-3 tetes dan pereaksi C ditambahkan

sebanyak 2-3 tetes hingga terlihat perubahan warna (SNI 06-6989.30-

2005).

Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui nilai absorbansi sampel air

menggunakan Spektrofotometer UV 1800 dengan panjang gelombang

640 nm. Program komputer dan Spektrofotometer UV 1800 disiapkan

sebelum proses pengukuran absorbansi. Setelah program dan alat siap,

aquades sebagai blangko dimasukkan ke dalam kuvet A sebanyak 3-4 ml

dan sampel air dimasukkan kedalam kuvet B sebanyak 3-4 ml.

Kemudian tutup Spektro. Setelah sekitar 10 detik dapat diketahui nilai

absorbansi dari sampel tersebut. Sampel air pada kuvet diganti dengan

Page 38: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

21

sampel air yang lain. Hasil pengukuran nilai absorbansi dicatat pada

lembar kerja (SNI 06-6989.30-2005).

e. Pengukuran CO2

Pengukuran CO2 dilakukan pada akhir pengamatan dengan titrasi

volumetri Buret. Langkah awal yang dilakukan adalah dibuatnya

pereaksi sebanyak 0,5 gr Na2CO3 0,01 N dilarutkan dengan aquades

sebanyak 250 ml. Masing-masing sampel air dimasukkan ke dalam

labu erlenmeyer sebanyak 10 ml. Kemudian indikator pp dimasukkan

ke dalam labu erlenmeyer sebanyak 3-5 tetes. Setelah itu pereaksi

ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi sampel secara

perlahan hingga larutan berwarna merah muda dan jumlah titran yang

digunakan dicatat.

D. Analisis Data

Hasil pengamatan berupa jenis tumbuhan phytotelmata ditampilkan dalam

bentuk tabel dan gambar. Untuk mengetahui jumlah telur yang terdapat pada

phytotelmata dilakukan perhitungan telur setelah dibawa ke laboratorium

untuk selanjutnya dilakukan analisis secara statistik menggunakan uji

ANOVA (Analysis of Variance) dengan taraf kepercayaan 95% (α=5%)

(Software Ms. Exel Ver. 2013). Apabila terdapat perbedaan bermakna, maka

dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Selanjutnya hasil

pengukuran faktor kimia (pH, Amonia, CO2, dan Nitrit) dan faktor fisik (suhu

dan kelembaban) dibuat tabel dan dianalisis secara deskriptif.

Page 39: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adalah sebagai

berikut

1. Phytotelmata yang ditemukan di area Kampus Universitas Lampung

adalah jenis Cocos nucifera, Artocarpus heterophyllus, Bambusa sp.,

Bauhina purpurea, Colocasia esculenta, dan Musa paradisiaca.

2. Phytotelmata yang paling berpotensi sebagai tempat perindukan alami

Aedes sp. adalah jenis Cocos nucifera dengan rerata jumlah telur yang

ditemukan sebanyak 16,33 butir telur.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai Jenis Phytotelmata

Sebagai Tempat Perindukan Alami Aedes sp. di Area Kampus Universitas

Lampung, disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

keberadaan tumbuhan yang termasuk ke dalam phytotelmata seperti Cocos

nucifera di area Kampus Universitas Lampung untuk melakukan upaya

pengendalian populasi vektor penyakit DBD seperti penanaman tanaman

insect repellent.

Page 40: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, B., S. Rahmat, H. Wahyu. 2019. Analisis Kerusakan Pohon di Hutan

Kota Stasiun Kota Metro Provinsi Lampung. Jurnal Hutan Pulau-Pulau

Kecil. Vol 3 No 1. DOI: 10.30598. ISSN: 2621-8798.

Agustin, I., U. Tarwotjo, R. Rahadian. 2017. Perilaku bertelur dan siklus hidup

Aedes aegypti pada berbagai media air. Jurnal Biologi. Vol. 6 No. 4. Hal

71-81.

Agustina. 2013. Pengaruh Media Air Terpolusi Tanah Terhadap

Perkembangbiakan Nyamuk Aedes. Jurnal Biotik. Aceh.

Ananda, S. 2009. Pengaruh Suhu, Kaporit, pH, Terhadap Pertumbuhan

Cendawan Entomopatogen Transgenik Aspergillus Niger-GFP dan

Patogenisasinya pada Larva Nyamuk Aedes aegypti. [Skripsi].

Departemen Biologi FMIPA IPB. Bogor.

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Ayuningtiyas, E. D. 2013. Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti

Berdasarkan Karakteristik Kontainer Di Daerah Endemis Demam Berdarah

Dengue (Studi Kasus Di Kelurahan Bangetayu wetan Jawa Tengah).

Journal of Biology and Biology Education. Semarang.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 2013. Curah Hujan.

https://mete.bmkg.go.id./prakiraan/provinsi-lampung Diakses pada 01

Setember 2019. Pukul 14.04 WIB.

Biswas, D., B. Biswas, B. Mandal, A. Banerjee. 2014. A Note on Distribution of

Breeding Sourches of Aedes aegypti (Linnaeus) in The City of Kolkata,

India, Following an Outbreak of Dengue During 2012. Current Urban

Studies. pp 57-61.

Center for Desease Control and Prevention (CDC). 2019. Natural Center for

Emerging and Zoonotic Infectious Diseases. Division of Vector-Borne

Disease.

Page 41: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

Christoper, S.S.R. 1960. Aedes aegypti (L) The Yellow Fever Mosquito. The

University Of Cambridge. Press. London.

Departemen Kesehatan RI. 2019. Pusat Data dan Informasi Kesehatan.

https://www.depkes.go.id. Diakses pada 01 September 2019. Pukul 12.04

WIB.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kasus DBD Tahun 2018.

https://www.depkes.go.id. Diakses pada 10 Desember 2019. Pukul 08.00

WIB.

Dinata, A., P. W. Dhewantara. 2012. Karakteristik Lingkungan Fisik Biologi dan

Sosial di Daerah Endemis DBD Kota Banjar Tahun 2011. Jurnal Ekologi

Kesehatan. 11(4):315-26

Deshmukh, I. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. (Penerjemah: K. Kartawinata,

S. Danimiharja). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Fauziyah, S. 2018. Analisis Faktor Fisika-Kimia Air pada Natural Breeding Site

Aedes aegypti dan Aedes albopictus di Area dengan Angka Kejadian

Demam Berdarah Dengue Tinggi. [Skripsi]. Universitas Airlangga.

Surabaya.

Fish, D. 1983. Phytotelmata: Flora and Fauna. In Frank J. H. and Lounibos L. P.

(Eds) Phytotelmata: Terrestrial Plants as Hosts for Aquatic Insect

Communities Pp. 1–27. Plexus Publishing, Medford, N. J.

Givnish, T.J., K. C. Millam, T. M. Evans, J. C. Hall, J. C. Pires, P. E. Berry, K. J.

Systema. 2004. Ancient Vicariance Orrecent Long-Distance Dispersal

Inferences About Phylogeny and South American–African Disjunctions in

Rapateaceae and Bromeliaceae Based on Ndh F Sequence Data.

International Journal of Plant Sciences, 165 (Supplement 4), 35–54. [S35–

S54].

Google Earth Pro, 2020. https://earth.google.com/web/ Diakses pada 30 Februari

2020 Pukul 10.10 WIB.

Greeney, H.F. 2001. The Insects of Plant-Held Waters: a Review and

Bibliography. Journal of Tropical Ecology 17: 241-260.

Guimaraes-Souza, B.A., G. B. Mendes, L. Bento, H. Marotta, A. L. Santoro, F. A.

Esteves, P. L. Farjalla, A. Enrich-Prast. 2016. Limnological parameters in

the Water Accumulated in Tropical Bromeliads. Acta Limnologica

Brasiliensia, 18 (1), 47–53.

Hariyadi S, N. Suryadiputra, B. Widigdo. 2000. Limnologi, Metode Analisis

Kualitas Air. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

Page 42: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

39

http://www.arbovirus.health.nsw.gov.au/mosquit/photos/eggraft_quinq.jpg

Diakses pada 10 April 2020 Pukul 10.03 WIB.

Ida, Y. 2009. Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan

Dengan Metode Spektrofotometer Visible. [Laporan Akhir]. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Info Sehat Keluarga. 2019. Daur Hidup Nyamuk.

https://www.infosehatkeluarga.com/daur-hidup-nyamuk/ Diakses pada 7

September 2019. Pukul 10.36 WIB.

Jiwintarum, Y., Z. Fikri. 2016. Formula Bio-BS effervescent (Bio-B.

sphaericus) Isolat Lokal Pulau Lombok Untuk Pengendalian Larva

Anopheles sp. [Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing]. Analis

Kesehatan. Politeknik Kesehatan Mataram Kementerian Kesehatan RI.

Jocque, M., F. Fiers., M. Romero., K. Martens. 2013. Crustacea In Phytotelmata:

A Global Overview. Journal of Crustacean Biology, 33 (4), 451–460.

Kurniawan, R. 2016. Keanekaragaman Jenis dan Tipe Phytotelmata Di Kota

Bandarlampung.[Skripsi]. Universitas Lampung. Lampung.

Kitching, R. L. 1971. An Ecology Study of Water Filled Tree- Holes and

Their Position in The Woodland Ecosystem. Journal of Animal

Ecology. Vol. 40:281–302.

Latifah, N. 2016. Toxisitas Campuran Ekstrak Biji Alpukat (Persen americana

Mill.) dan Biji Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Mortalitas Larva

Nyamuk Aedes aegypti L. dan Pemanfaatannya.[Skripsi]. Universitas

Jember. Jember.

Laird, M. 1988. Background and Findings Of The 1988-94 New Zealand

Mosquito Survey. New Zealand Entomologist. 18:77-9.

Louca, S., S. M. S. Jacques, A. P. F. Pires, J. S. Leal, A. L. Gonzales. 2017.

Functional Structure Of The Bromeliad Tank Microbiome Is Strongly

Shaped By Local Geochemical Conditions. Environmental Microbiology.

Wiley Online Library. 19 (8), 3132-3151

Mac Donald, J. E. and L. C. Lu. 1972. Viability of Mosquito Oviposition Sites.

Mosquito News. 32:463.

Munirathinam, A., R. Khrisnamoorti, G. Baskaran, R. Govindarajan, A.

Venkatesh, B. K. Tyagi. 2014, Mosquito Jenis Biodiversity In Phytotelmata

From Western Ghats, South India. Halteres, Volume 5, 56-63.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, T. A. Dewey. 2019.

Animal Diversity Web (Online).

Page 43: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

40

https://animaldiversity.org/account/aedes/classification Diakses pada 20

Desember 2019. Pukul 17.53 WIB.

Nguyen, L.A.P. 2011. Abudance and Prevalance of Aedes aegypti Immatures and

Relationships with Household Storage in Rural Areas in Southern Vietnam.

Int. Health. 3:115-125.

Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles

aconitus Secara Sederhana. Jurnal Kesehatan Masyarakat.1-8.

Oleymi, I. K., I. C. J. Omalu, O. L. Famotele, S. P. Shegna, B. Idris. 2010.

Distribution of Mosquito Larvae in Relation to Physico-Chemical

Characteristic of Breeding Habitats in Minna. North Central Nigeria.

Rewiews in Infection. Vol.1. pp 49-53.

Pedrosa, E.A., E. Maria, J.C. Correia, C. M. Ribeiro. 2010. Impact of Small

Variations in Temperature and Humidity on the Reproductive Activity and

Survival of Aedes aegypti (Diptera, Culicidae). Revista Brasileira de

Entomologia. 54(3)488-493.

Pentury, K., W. Nusaly. 2011. Analisis Kepadatan Larva Anopheles pada Tempat

Perindukan di Negeri Kamarian Kecamatan Khairatu Kabupaten Seram

Bagian Barat (SBB). Molucca Medica. 4(1) : 9-18.

Permadi, I. G. W.S., L.P. Ambarita, Y. Yahya. 2018. Identifikasi Nyamuk

Dewasa pada Cocos nucifera di Kelurahan Kemelak Kabupaten Ogan

Komering Ulu. Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi. 7 (2)153-160.

Prasetyo, A. 2016. Keanekaragaman Phytotelmata Sebagai Tempat Perindukan

Alami Nyamuk Demam Berdarah di Kota Metro Provinsi Lampung.

[Skripsi]. Universitas Lampung. Lampung.

Purnama. 2012. Maya Index dan Kepadatan larva Aedes aegypti terhadap Infeksi

Dengue. Makalah Kesehatan .Vol. 16 No. 2.

Rosa, E. 2004. Pengaruh Jenis Tempat Penampungan Air (TPA) Terhadap Jumlah

Peletakan Telur Nyamuk Aedes aegypti L. Jurnal Sains dan Teknologi.

FMIPA. Unversitas Lampung.

Rosa, E. 2014. Fluctuation of Diptera Larvae in Phytotelmata and Relation

with Climate Variation in West Sumatera, Indonesia. Pakistan

Journal of Biological Sciences. 17(7), 9477-951.

Safar, H. I. 2010. Parasitologi Kedokteran: Protozoology, Entomologi, dan

Helmintologi Cetakan I. Yrama Widya. Bandung.

Sayono. 2008. Pengaruh Modifikasi Ovitrap Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes

yang Terperangkap. [Thesis]. Universitas Diponogoro. Semarang.

Page 44: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

41

Simangunsong, S. N., E. Rosa, S. Umar. 2017. Jenis dan Tipe Phytotelmata di

Pemukiman dan Perkebunan Lingkungan Sukaharum Kelurahan Batu

Putuk, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Jurnal Biologi Eksperimen

dan Keanekaragaman Hayati. Vol. 4 No. 2. Hal: 1-5. ISSN: 2338-4344.

SNI 06-6989.30. 2005. Air dan Limbah-Bagian 30: Cara Uji Kadar Amonia

dengan Spektrofotometer Secara Fenat. Badan Standarisasi Nasional.

Depok.

Soebaktiningsih. 2015. Marga Anopheles. Dalam Soebaktiningsih (ed.) Diktat

Entomology Kedokteran. [Thesis]. Laboratorium Parasitology Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang. Hal. 30-34.

Soegianto, A. 1993. Ekologi kuanttatif: Metode Analisis Populasi dan Komunitas.

Usaha Nasional. Surabaya.

Stalin, M., Farah, H. Harnani. 2013. Analisis Kerusakan Pohon di Jalan Ahmad

Yani Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari. 1(2): pp.8.

Sudarmaja, I. M. dan S. J. Mardihusodo. 2009. Pemeliharaan Tempat Bertelur

Nyamuk Aedes aegypti pada Air Limbah Rumah Tangga di Laboratorium.

Jurnal Veteriner. Vol. 10(4): 205-207.

Sutisna, E. 2019. Perbandingan Jumlah Telur Aedes aegypti Pada Penampungn

Air Berbahan Bambu, Kaca, dan Plastik. Politeknik Kesehatan Bandung

Jurusan Analisis Kesehatan, Bandung. r2kn.litbang.kemkes.go.id

Syukur, A. 2012. Analisis Spasial Faktor Resiko Lingkungan Terhadap Kejadian

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sambas Provinsi

Kalimantan Barat. [Thesis]. Program Pascasarjana Undip. Semarang.

Wahidah, F. F. 2018. Analisis Kandungan Minyak Atsiri dan Tipe Phytotelmata

Sebagai Natural Breeding Site Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus di

Beberapa Kabupaten dengan Kasus Demam Berdarah Dengue. [Thesis]

Universitas Airlangga. Surabaya.

Walker, E. D., R.W. Merrit. 1988. The Significance Of Leaf Detritus To Mosquito

(Diptera: Culicidae) Productivity From Tree Holes. Oxford Academy.

Enviromental Entomology. 17(2), 199-206, 1.

Wenzierl, R., T. Henn, P.G. Koehler, C.L. Tuckler. 2005. Insect Atractanus and

Traps. [Thesis]. University of Florida. Florida.

Widiyanto, T. 2007 Kajian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian Demam

Berdarah Dengue (DBD) di Kota Purwokerto Jawa Tengah [Thesis].

Program Pasca Sarjana Universitas Diponogoro. Semarang.

Yulidar, V. Wilya. 2015. Siklus Hidup Aedes aegypti pada Skala Laboratorium.

Page 45: JENIS PHYTOTELMATA SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN ALAMI NYAMUK …digilib.unila.ac.id/62063/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Jenis Phytotelmata sebagai Tempat Perindukan Alami Nyamuk

42

Loka Penelitian dan Pengembangan Biologi Medis Aceh. Sel. Vol 2. No.1:

22-28.

Yulianty, E. Rosa. 2016. Diversitas Phytotelmata di Beberapa Wilayah Endemis

Demam Berdarah Dengue di Provinsi Lampung, Indonesia. Jurnal Biologi

Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati. Vol. 3 No. 1. Hal: 1-7. ISSN:

2338-4344.