Jenis Jenis Penyu di Indonesia

download Jenis Jenis Penyu di Indonesia

of 61

Transcript of Jenis Jenis Penyu di Indonesia

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    1/61

    KONSERVASI PENYU DI INDONESIA

    (Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Berbagai

    Spesies Penyu Lain)

    Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dan merupakan tugas

    akhir pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata dengan dosen pengampu

    Dosen : Dr.Hj.Tuti Kurniati, M.Pd

    Assisten : Sumiyati Saadah, M.Si

    Disusun oleh:

    Aan Amilah (1211206002)

    IV/A

    JURUSAN PEND. MIPA PRODI PEND. BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SUNAN GUNUNG DJATI

    BANDUNG

    2013

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    2/61

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    3/61

    i

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmaanirrohiim.....

    Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan semesta alam Allah SWT. Berkat

    izinnya akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Solawat

    serta salam juga tetap terlimpah pada sang revolusi Islam Nabi Muhammad SAW

    beserta keluarga dan sahabatnya.

    Saya selaku penyusun menghaturkan terimakasih kepada rekan-rekan yangtelah membantu dalam memberikan saran dalam penyusunan makalah ini dan

    membantu dalam mencari berbagai referensi sehingga akhirnya makalah ini dapat

    tersusun dengan baik.

    Makalah yang berjudul PENYU ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    semua pihak yang sedang mengembangkan ilmu pengetahuannya khususnya

    yang berkaitan dengan judul materi ini.

    Bandung, Mei 2013

    Penyusun

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    4/61

    ii

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

    C. Tujuan Pembahasan .................................................................... 3

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Jenis dan Sebaran Penyu

    1. Identifikasi Jenis ................................................................. 4

    2.Bentuk Luar Penyu ............................................................ 6

    B. Keadaann Penyu Saat Ini

    1.Kelimpahan dan Kecenderungan Populasi ........................... 12

    2.Kelompok atau Keragaman Populasi Penyu di Indonesia .... 18

    C. Bio-Ekologi Penyu

    1.Reproduksi ........................................................................ 21

    2.Siklus Hidup Penyu ............................................................ 32

    D. Jalur Migrasi Penyu

    1. Jalur Migrasi Penyu Hijau ................................................... 34

    2. Jalur Migrasi Penyu Belimbing ........................................... 35

    3. Jalur Migrasi Penyu Abu-Abu ............................................. 36

    E. Status Perlindungan Penyu ........................................................... 37

    F. Ancaman dann Permasalahan Penyu ............................................ 38

    G. Deskripsi Penyu Hijau ............................................................ 45

    H. Nasib Penyu Hijau di Indonesia ................................................... 47

    I. Pembudidayaan Penyu Hijau ........................................................ 50

    BAB III SIMPULAN ................................................................................. 55

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    5/61

    1

    BAB I

    PENDHULUAN

    A.Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

    17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dari luas laut sekitar 3,1

    juta km2

    (0,3 juta km2 perairan territorial dari 2,8 juta km2 perairan nusantara)

    atau 62% dari luas territorial. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal

    dengan kekayaan dan keanekaragaman dan sumber daya alamnya baik

    sumberdaya yang dapat pulih (seperti perikanan, hutan mangrove dan terumbu

    karang ) maupun sumberdaya yang tidak dapat pulih (seperti minyak bumi dan

    gas serta mineral atau bahan tambang lainnya). Hal tersebut menunjukkan bahwa

    di sekitar kelautan mempunyai potensi yang sangat besar dalam bangunan di masa

    depan (Dahuri,2001). Kondisi ini merupakan habitat yang sesuai bagi penyu untuk

    singgah dan bereproduksi di pantai kepulauan Indonesia. Di Indonesia terdapat 6

    dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Dari 6 jenis penyu tersebut, 4 jenis

    diantaranya: yaitu penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu hijau

    (Chelonia mydas), penyu sisik (Eremochelys imbricate),dan penyu lekang

    (Lepidochelys olivacea) telah diketahui berbiak di Indonesia, sementara jenis yang

    lain, penyu tempayan (Caretta caretta) diduga juga berbiak disini (Salm, 1984;

    salm dan Halim, 1984; Kitchener, 1996). Jenis keenam, penyu pipih (Natator

    epresus) diketahui hanya berbiak di Australia, tetapi telah teramati mencari makan

    di perairan Indonesia (Kitchener, 1996).

    Sampai saat ini kehidupan penyu di Indonesia sangat terancam, keseriusan

    ancaman penyu di Indonesia dari kepunahan nampak dari kekhawatiran Green

    peace (1989) dalam Nuitja, 1997 mengatakan bahwa pertambahan populasi secara

    alamiah penyu laut di Indonesia mendekati nol. Bahkan IUCN, 1984 dan

    TRAFFIC Japan sudah mulai mengkhawatirkan dimasa mendatang penyu tidak

    akan ditemukan lagi di Indonesia (Troeng, 1997). Pembantaian penyu dan

    pengambilan telur penyu di Indonesia telah mendorong kearah kepunahan penyu

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    6/61

    2

    laut, sebab secara alamiah keberhasilan hidup penyu hanya 1% dari seluruh telur

    yang dihasilkan. Pembantaian penyu dan pengambilan telur secara liar telah

    mendorong menurunnya populasi penyu di Indonesia. Bahkan catatan terakhir

    WWF menyatakan penurunan populasi penyu di Indonesia mencapai 60%

    (Partomo, 2004).

    Penyu merupakan hewan langka dunia, sehingga kepunahan penyu di

    Indonesia akan sangat merugikan Indonesia baik akibat kehilangan

    keanekaragaman hewan maupun posisi Indonesia di percaturan Internasional.

    Sebagai contoh Green Peace mengancam memboikot wisata ke Indonesia akibat

    pemantaian penyu di Bali tahun 1989, di Tingkat Asean tahun 1997 telah ada

    perjanjian bersama untuk perlindunan penyu, bahkan ASEAN Serikat memboikot

    ekspor udang dari ASEAN akibat menggunakan jaring yang membunuh penyu

    (Arshad Khan, 2003).

    Secara formal, pemerintah Indonesia telah berusaha melindungi penyu dari

    kepunahan dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang

    Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Dalam peraturan pemerintah tersebut

    ditetapkan semua jenis penyu dilindungi. Beberapa tempat juga telah ditetapkan

    sebagai kawasan perlindungan penyu di Indonesia di antaranya, Taman Nasional

    Meru Betiri, Taman Nasional Alas Purwo, Suaka Margasatwa Jamursba Medi

    Irian Jaya dan lain-lain. Salah satu usaha perlindungan adalah dengan

    menyelamatkan telur penyu di pantai, membesarkan dan melepas ke laut. Namun

    permasalahan yang muncul akibat kurang pengetahuan pelaksana dan pendanaan

    ternyata banyak telur penyu yang tidak menetas dan anak penyu yang mati selama

    perawatan. Maka dari itu, makalah ini akan membahas tetang penyu dan

    kehidupannya di alam.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    7/61

    3

    B.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka saya dapat menyimpulkan rumusanmasalah menjadi beberapa pertanyaan yaitu:

    1. Bagaimana bentuk luar penyu dan terdiri apa saja bagian tumbuhnya?

    2. Seperti apa keadaan penyu saat ini (kelimpahan dan keragaman)?

    3. Bagaimana tahapan penetasan telur penyu?

    C.Tujuan Pembahasan

    Dari rumusan masalah yang telah kami rumuskan maka tujuan dari

    pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. engetahui bentuk luar penyu dan terdiri apa saja bagian tumbuhnya.

    2. Mengetaui keadaan penyu saat ini (kelimpahan dan keragaman).

    3. Mengetahui tahapan penetasan telur penyu.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    8/61

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.Jenis dan Sebaran Penyu

    1. Identifikasi Jenis

    Pengenalan terhadap bagian-bagian tubuh penyu beserta fungsinya

    sangat diperlukan agar dapat melakukan identifikasi dengan baik. Tubuh penyu

    terdiri dari bagian-bagian:

    a. Karapas, yaitu bagian tubuh yang dilapisi zat tanduk, terdapat di bagian

    punggung dan berfungsi sebagai pelindung.

    b.Plastron, yaitu penutup pada bagian dada dan perut.

    c.Infra Marginal, yaitu keping penghubung antara bagian pinggir karapas

    dengan lastrn. Bagian ni dapat digunakan sebagai alat identifikasi.

    d.Tungkai depan, yaitu kaki berenang di dalam air, berfungsi sebagai alat

    dayung.

    e. Tungkai belakang, yaitu kaki bagian belakang (pore fliffer), berfungsi

    sebagai alat penggali.

    Gambaran bagian-bagian tubuh penyu dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

    Tungkai depanPlastron

    Karapas

    Infra

    marginal

    Kuku Tungkai

    Tungkai belakang

    Bagian-Bagian Tubuh Penyu (Sumber: Yayasan Alam Lestari, 2000)

    Tampak dari dorsal Tampak dari ventral

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    9/61

    5

    Family : Cheloniidae, meliputi :

    Species :

    1) Chelonia mydas(penyu hijau)

    2)Natator depressus(penyu pipih)

    3)Lepidochelys olivacea(penyu abu)

    4)Lepidochelys kempi(penyu kempi)

    5)Eretmochelys imbricata(penyu sisik)

    6) Caretta caretta(penyu karet atau penyu tempayan)

    Family: Dermochelyidae, meliputi :

    Species :

    7)Dermochelys coriacea (penyu belimbing)

    Dari 7 spesies penyu di atas, penyu jenisLepidochelys kempi(penyu kempi) tidak

    berada di Indonesia, tapi berada di Ameraka Latin. Oleh karena itu pada

    pembahasan makalah ini tidak dibahas tentang Penyu Kempi tetapi hanya

    membahas ke 6 penyu diatas yng beada di Indonesia.

    Tabel 1. Nama ilmiah, internasional dan nama daerah (Indonesia)

    NONAMA ILMIAH DAN

    INTERNASIONALNAMA DAERAH

    1Chelonia mydas

    (Green turtle)

    Penyu Hijau (Jawa Barat dan Kalimantan

    Timur), Penyu Daging (Bali), Penyu Sala

    (Sumbawa), Katuwang (Sumatera Barat),

    Penyu Pendok (Karimun Jawa)

    2Natator depressus

    (Flatback turtle)Penyu Pipih

    3Lepidochelys olivacea

    (Olive ridley turtle)Penyu Abu-Abu

    4Dermochelys coriacea

    (Leatherback turtle)Penyu Belimbing

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    10/61

    6

    5 Eretmochelys imbricata(Hawksbill turtle)

    Penyu Sisik (Jawa Barat, Sumatera Barat,

    Bali, Belitung, Simelue, Pulau Seribu,

    Sulawesi, Kalimantan Timur), Penyu

    Genting (Jawa Timur), dan Penyu Sisir

    (Madura)

    6Caretta caretta

    (Loggerhead turtle)Penyu karet dan penyu tempayan

    Identifikasi jenis penyu dapat dilakukan berdasarkan pada hal-hal berikut:

    a. Bentuk luar (morfologi)

    b.Tanda-tanda khusus pada karapas

    c. Jejak dan ukuran sarang (diameter dan kedalaman sarang) serta kebiasaan

    bertelur

    d.Pilihan habitat peneluran

    2. Bentuk luar penyu

    Identifikasi penyu berdasarkan bentuk luar (morfologi) setiap jenis

    dapat dilihat pada Tabel dibawah. Tata cara atau kunci identifikasi jenis

    penyu berdasarkan ciri-ciri morfologi dapat dilihat pada abel dibawah ini.

    Tabel 2. Identifikasi Berdasarkan Bentuk Luar

    (Morfologi) Jenis Penyu

    NO JENIS-JENIS PENYU CIRI-CIRI MORFOLOGI

    1Chelonia mydas

    (Penyu Hijau)

    Karapas berbentuk oval, berwarna kuning

    keabu-abuan, tidak meruncing dipunggung,

    kepala bundar.

    2Natator depressus

    (Penyu Pipih)

    Karapas meluas berbentuk oval, berwarna

    kuning keabu-abuan, tidak meruncing di

    belakang, kepala yang kecil dan bundar.

    3Lepidochelys olivacea

    (Penyu Abu-Abu)

    Karapas berbentuk seperti kubah tinggi,

    terdiri dari 5 pasang coastal scutes dimana

    disetiap sisi terdiri dari 6-9 bagian. Bagian

    pinggir karapas lembut. Karapas berwana

    hijau gelap (dark olive green) dan bagian

    bawah berwarna kuning. Kepala penyu abu-

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    11/61

    7

    abu tergolong besar.

    4Dermochelys coriacea

    (Penyu Belimbing)

    Punggung memanjang berbentuk buah belim

    bing , epalanya sedang serta membundar,

    kaki depan panjang serta punggung

    berwarna hitam, hampir seluruhnya disertai

    bintik-bintik putih.

    5Eretmochelys imbricata

    (Penyu Sisik)

    Bentuk karapas seperti jantung (elongate) ,

    meruncing dipunggung, kepalanya sempit

    seta karapasnya berwarna coklat dengan

    beberapa variasi terang mengkilat.

    6 Caretta caretta(Penyu Tempayan)

    Bentuk memanjang, meruncing dibagian

    belakang,kepala berbentuk triangularhampir seluruhnya berwarna cokelat

    kemerah-merahan.Gambar 2. Kunci identifikasi jenis penyu berdasarkan ciri-ciri morfologi

    (Sumber: Queensland Department of Environment and Heritage)

    Perbedaan bentuk morfologi setiap jenis penyu dapat dilihat pada

    Gambar.

    Penyu Hijau (Chelonia mydas) Tampak Atas

    Penyu Pipih (Natator depressus) Tampak Atas

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    12/61

    8

    Penyu Abu-abu (Lepidochelys olivacea) Tampak Atas

    Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) Tampak Atas

    Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) Tampak Atas

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    13/61

    9

    Penyu Tempayan (Caretta caretta) Tampak Atas

    c. Jejak, ukuran sarang dan kebiasaan bertelur penyu

    Identifikasi jenis penyu berdasarkan jejak (track), ukuran sarang dan

    kebiasaan bertelur penyu dijelaskan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 5. Identifikasi Berdasarkan Jejak (track) dan Ukuran Sarang

    NO JENIS

    IDENTIFIKASI

    JEJAK

    UKURAN SARANGA

    DAN KEBIASAANN

    BERTELUR

    1Chelonia mydas

    (Penyu Hijau)

    Lebar jejak + 100 cm

    Bentuk pintasan dantanda diagonal berpola

    simetris yang dibuat

    oleh tungkai depannya.

    Kedalaman antara 55-60 rb

    2 Natator depressus(Penyu Pipih)

    Lebar jejak + 90 cm

    Pintasannya jelas dengantanda diagonalnya yang

    berpola simetris dibuat

    oleh tungkai depannya.

    Pembuatan sarang

    dilakukan di pantai

    terbuka dan luas, didaratan atau di pulau-pulau

    besar berhabitat karang.

    3Lepidochelys olivacea

    (Penyu Abu-Abu)

    Lebar jejak + 80 cm

    Bentuk pintasandangkal, tanda diagonal

    yang dibuat tungkaidepannya tidak simetris.

    Bertelur setiap saat

    (malam atau siang),

    ditemukan serentak dalam

    beberapa hari arribadaArribada adalh perilaku

    unik dari betina L.Olivacea yang bersarang

    secara serentak pada waktu

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    14/61

    10

    tertentu. Penyu ini bertelur

    di daerah tropis berpohon.

    4Dermochelys coriacea

    (Penyu Belimbing)

    Lebar jejak antara 150-200 cm

    Pintasan sangat dalam

    dengan tanda diagonal

    yang simetris.

    bertelur di pantai yang luasdan panjang di daerah yan

    trois.

    5Eretmochelys imbricata

    (Penyu Sisik)

    Lebar jejak antara 75-80

    cm

    Bentuk pintasan

    dangkal, tanda diagonalyang dibuat tidak

    simetris.

    Tempat bertelur memilih

    di pasir koral atau pasir

    granit. Kedalaman sarang

    paling dangkal dibanding

    jenis penyu lainnya.

    6Caretta caretta

    (Penyu Tempayan)

    Lebar track antara 90-100 cm

    Pintasannya ajelas tetapidalam dan tandadiagonalnya yang

    berpola dibuat oleh kaki

    depannya

    Pembuatan sarang

    umumnya dilakukan dipantai pada daratan pulau

    besar

    Pengukuran jejak setiap jenis penyu bertelur dilakukan mulai saat naik dari

    permukaan air menuju intertidal sampai mencari lokasi yang cocok untuk digali.

    Pengukuran jejak dilakukan malam hari. Contoh jejak beberapa jenis penyu

    disajikan pada gambar di bawah ini.

    Contoh jejak beberapa jenis penyu. (1) penyu sisik; (2) penyu belimbing; dan (3) penyu hijau

    (1. Ali Mashar, 2007;2..www.bss.sfsu.edu; 3. www.ecoworld.com)

    Panjang kaki belakang (pore flipper) pada penyu jenis tertentu

    menentukan dalamnya sarang. Secara umum penyu mampu membuat lubang

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    15/61

    11

    sarang sejauh panjang jangkauan kaki belakangnya untuk mengeduk pasir di

    sekitarnya. Sarang yang paling dangkal adalah yang dibuat oleh penyu sisik

    karena kaki belakang penyu sisik adalah yang terpendek diantara penyu lainnya.

    Sebagai gambaran jumlah telur dan kondisi sarang telur beberapa jenis penyu

    dapat dilihat pada gambar ini.

    Gambaran kondisi sarang telur penyu hijau di alam dan penghitungan telur penyu sisik oleh petugas Dinas Perikanan dan

    Kelautan Kabupaten Pesisir Selatan di Pulau Penyu, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    16/61

    12

    B. Keadaan Populasi Penyu Saat Ini

    A. Kelimpahan dan kecenderungan populasi

    Penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing dan penyu abu-abu

    adalah jenis penyu yang terdapat di perairan Indonesia dan telah masuk

    dalam daftar Appendix I CITES. Upaya untuk menghitung kelimpahan

    populasi berbagai jenis penyu yang ada di Indonesia. Sebelum tahun

    1997 pernah dilakukan (Tomascik et al, 1997), namun setelah periode

    tersebut pembaruan data belum pernah dilakukan. Data kelimpahan

    populasi hasil pemantauan dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun hanya

    ada untuk beberapa lokasi peneluran seperti Jamursba MediWarmon di

    Papua, Kabupaten Berau - Kalimantan Timur serta pantai Sukamade dan

    Ngagelan di Jawa Timur.

    Semua jenis penyu di lokasi tersebut mengalami penurunan,

    kecuali populasi bertelur penyu Lekang di pantai peneluran Alas Purwo,

    Jawa Timur. Pada penjelasan di bawah ini disajikan contoh kelimpahan

    populasi beberapa jenis penyu di beberapa pantai peneluran.

    a.

    Kelimpahan populasi Penyu Belimbing di Jamursba Medi

    Warmon, Papua

    Pantai Jamursba Medi adalah lokasi peneluran penyu

    belimbing terbesar di kawasan Pasifik (Hitipeuw et al, 2007).

    Panjang kedua pantai tersebut adalah 18 km dan 6 km. Hasil

    pemantauan terhadap populasi penyu belimbing oleh WWF dan

    rekan dari tahun 19932004 yang dilakukan oleh Hitipeuw et al

    (2007) menunjukkan bahwa jumlah sarang telur (nest) penyu di

    pantai Jamursba Medi berfluktuasi dan diprediksi antara 1921

    13.360 sarang, dengan rerata 4573 2910 (SD). Angka ini diduga

    ditelurkan oleh sekitar 300900 ekor penyu betina. Angka yang

    sebanding juga diperoleh di lokasi peneluran Warmon yang berjarak

    30 km dari Jamursba Medi.

    Berdasarkan pemantauan pada periode 19932004, jumlah

    penyu belimbing yang bertelur di kedua lokasi ini diperkirakan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    17/61

    13

    antara 6001800 ekor per-tahun. Musim bertelur puncak di Jamursba

    Medi adalah pada Bulan AprilSeptember, sedangkan di Wermon

    adalah OktoberMaret. Kecenderungan populasi (population trend)

    di Jamursba Medi mengalami penurunan, demikian pula prediksi di

    Warmon.

    Jumlah sarang telur (nests) penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) per musim di pantai peneluran

    Jamursba Medi, Papua. Garis putus-putus menunjukkan kecenderungan (penurunan) linier. Data dikutip

    dari Hitipeuw et al, 2007.

    b. Kelimpahan Populasi Penyu Hijau di Kabupaten Berau,

    Kalimantan Timur

    Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

    adalah salah satu lokasi peneluran dan ruaya pakan penyu hijau di

    Asia (Adnyana, 2003; Adnyana et al, 2007). Kepulauan ini terletakdi wilayah perairan seluas 1.222.988 ha, lokasinya mulai dari

    Pulau Panjang (di Utara) hingga semenanjung. Mangkaliat (di

    Selatan). Di Perairan ini terdapat 31 pulau-pulau kecil dimana 9

    diantaranya tempat penyu bertelur, yaitu Pulau Derawan, Sangalaki,

    Samama, Maratua, Bulang-Bilangan, Mataha, Sambit, Balikukup

    dan Pulau Kaniungan. Pulau Kaniungan adalah lokasi bertelur bagi

    penyu sisik. Situasi pulaupulau penyu yang tersebar di seluruh

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    18/61

    14

    perairan Berau tidak memungkinkan dilakukannya pemantauan

    populasi di semua tempat Kelimpahan populasi bertelur penyu hijau

    di wilayah ini diperkirakan antara 45005000 ekor per tahun

    (Tomascik et al, 1997; Adnyana, 2003). Musim peneluran terjadi

    sepanjang tahun dengan musim puncak sekitar Bulan MeiOktober.

    Pulau Sangalaki adalah pulau dengan kepadatan bertelur

    tertinggi, menyumbang lebih dari 30% dari total keseluruhan

    populasi bertelur di Kabupaten Berau (Adnyana et al, 2007).

    Pemantauan populasi yang dilakukan di pulau ini sejak awal Tahun

    2002 menunjukkan terjadinya kecenderungan populasi yang semakin

    menurun (Gambar 8). Bahkan jika dibandingkan dengan total sarang

    telur penyu yang dicatat pada periode tahun 1985-1990, rerata (SD)

    jumlah sarang pada periode 20022007 (4151 1088) adalah sekitar

    57,5% dari rerata yang diperoleh pada periode 1995 2000

    (Adnyana et al, 2007).

    Jumlah sarang telur (nests) penyu Hijau (Chelonia mydas) per tahun di Pulau Sangalaki, Kalimantan

    Timur. Garis putus-putus menunjukkan kecenderungan (penurunan) linier.

    Data dikutip dari Adnyana et al, 2007.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    19/61

    15

    c. Kelimpahan Populasi Penyu Hijau di Pantai Sukamade, Jawa

    Timur

    Pantai Sukamade yang terletak di kawasan Taman Nasional

    Meru Betiri adalah salah satu pantai peneluran penting di Jawa

    Timur. Di sepanjang 3 km pantai peneluran ini terdapat 4 jenis

    penyu yang bertelur, yaitu penyu hijau, belimbing, sisik dan abu-abu.

    Namun data yang dikumpulkan sejak periode awal 1980-an

    menunjukkan hanya penyu hijau yang masih dominan ditemukan

    bertelur, sedangkan jenis lainnya sangat jarang.

    Jumlah sarang telur per tahun yang ditemukan di Sukamade

    berkisar antara 1772.072 dengan rerata (SD) 747 475. Kajian

    yang dilakukan oleh tim gabungan dari Universitas Udayana, WWF

    Indonesia dan pengelola Taman Nasional Meru Betiri di Tahun

    2004-2005 memperkirakan bahwa jumlah penyu hijau yang bertelur

    di lokasi ini tak kurang dari 500 ekor per tahun (Adnyana et al,

    2005).

    Musim peneluran terjadi sepanjang tahun dengan musim

    puncak sekitar Bulan November-Desember. Cakupan wilayah

    peneluran yang relatif pendek (3 km) memungkinkan dilakukannya

    pemantauan yang intensif. Pemantauan populasi yang dilakukan

    sejak awal 1970-an menunjukkan terjadinya kecenderungan populasi

    yang semakin menurun (Gambar 9).

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    20/61

    16

    Jumlah sarang telur (nests) semua jenis penyu (penyu Hijau, Belimbing, Sisik dan Abu-abu) per

    tahun di pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Jumlah ini adalah dominan

    (>95%) penyu Hijau. Garis putusputus menunjukkan kecenderungan (penurunan) linier. Data

    dikutip dari basis data TNMB dan Adnyana et al, 2005.

    d.

    Kelimpahan populasi Penyu Abu-abu di Pantai Ngagelan, JawaTimurPantai Ngagelan terletak di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa

    Timur juga merupakan lokasi peneluran bagi 4 jenis penyu (penyu hijau,

    belimbing, sisik dan penyu abu-abu). Jika di pantai Sukamade didominasi

    oleh penyu hijau, maka di pantai Ngagelan mayoritas penyu yang

    ditemukan adalah jenis penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea). Musim

    puncak peneluran di sepanjang 18 km pantai peneluran ini adalah sekitar

    Bulan April September.Data peneluran penyu yang dikumpulkan oleh para petugas

    lapangan Taman Nasional Alas Purwo sejak Tahun 19832008

    menunjukkan bahwa populasi penyu (>95% penyu abu-abu) yang bertelur

    meningkat tajam dari tahun ke tahun (Gambar 10). Data ini semestinya

    dapat dipakai contoh keberhasilan suatu pengelolaan konservasi penyu di

    Indonesia. Namun demikian, mengingat kompleksitas isu konservasi

    penyu, maka data mesti diinterpretasi dengan hati-hati. Salah satu argumen

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    21/61

    17

    dari fenomena ini diduga karena tingkat eksploitasi penyu abu-abu untuk

    dimanfaatkkan dagingnya relatif rendah dibandingkan dengan penyu hijau,

    demikian halnya untuk diambil cangkangnya dibandingkan dengan penyu

    sisik. Meningkatnya upaya pemantauan oleh para petugas lapangan pada

    tahun-tahun belakangan (yang seiring dengan meningkatnya isu konservasi

    penyu) di Taman Nasional Alas Purwo adalah faktor lain yang sangat

    signifikan.

    Jumlah sarang telur (nests) semua jenis penyu (penyu Hijau, Belimbing, Sisik dan Abu-abu) per

    tahun di pantai peneluran Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur. Jumlah ini adalah dominan

    (>95%) penyu Lekang. Garis putusputus menunjukkan kecenderungan penurunan) linier. Data

    dikutip dari basis data Taman Nasional Alas Purwo.

    e. Kelimpahan Populasi di Lokasi Peneluran Lainnya

    Prediksi kelimpahan populasi juga bisa dilakukan dengan melihat

    catatan data lainnya yang terkait, misal data jumlah telur yang dilaporkan

    oleh para pemegang hak konsesi telur penyu seperti yang terjadi di pantai

    PalohSambas, Kalimantan Barat. Jumlah sarang telur penyu yang

    dihasilkan di pantai peneluran penyu Paloh, Kabupaten Sambas, provinsi

    Kalimantan Barat dari Tahun 1996 hingga 2004 adalah 27.872 sarang,

    dengan rerata SD per tahun adalah 3097750 (Laporan Koperasi

    Tanjung Bendera, 2004). Angka ini memang tidak menunjukkan angka

    kelimpahan populasi penyu di lokasi tersebut, karena merupakan catatan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    22/61

    18

    petugas koperasi yang mesti membayar sejumlah konsesi kepada pihak

    tertentu. Data ini hanya bisa dipergunakan sebagai penduga minimal.

    Selain sebagai penduga kelimpahan minimal, seri data yang dikumpulkan

    dalam 9 tahun ini juga memberikan gambaran kecenderungan populasi

    penyu di Paloh yang menurun dari tahun ke tahun.

    Jumlah sarang telur (nests) semua jenis penyu (penyu Hijau, Sisik dan Abu-abu) per tahun di pantai

    peneluran Paloh, Kalimantan Barat. Jumlah ini adalah dominan (>90%) penyu Hijau. Garis putus-putus menunjukkan kecenderungan (penurunan) linier. Data dikutip dari basis data Koperasi Tanjung

    Bendera, 2004.

    Indikasi penurunan populasi di lokasi peneluran lainnya seperti

    Pesisir Selatan dan Kepulauan Banyak di Sumatera Barat, area peneluran

    di wilayah Laut Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan tempattempat lainnya di

    Indonesia dapat diketahui dari laporan-laporan pemantauan singkat

    (Suganuma etal, 1999; dan Adnyana, 2009) maupun berita yang

    disampaikan oleh media cetak maupun elektronik. Pemantauan yang

    lebih terstruktur perlu dilakukan untuk mengetahui situasi yang

    sebenarnya.

    B.Kelompok atau Keragaman Populasi Penyu di Indonesia

    Secara taksonomik, dikenal 7 jenis penyu di dunia, dimana 6

    (enam) diantaranya hidup di perairan Indonesia, yaitu penyu hijau

    (Chelonia mydas), penyu pipih (Natator depressus), penyu abu-abu

    (Lepidochelys olivacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu

    belimbing (Dermochelys coriacea) dan penyu tempayan (Caretta

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    23/61

    19

    caretta). Jumlah ini sebenarnya masih menjadi perdebatan karena Nuitja

    (1992) menyebutkan hanya lima jenis yang ditemukan, dimana Caretta

    caretta dinyatakan tidak ada. Namun demikian, beberapa peneliti

    mengungkapkan bahwa Caretta caretta memiliki daerah jelajah yang

    meliputi Indonesia (Limpus et al., 1992, Charuchinda et al., 2002).

    Namun dengan teknik genetik telah diketahui bahwa setiap jenis

    terdiri dari berbagai populasi atau stok. Penelitian yang dilakukan oleh

    NOAA (Dutton, unpublished) menunjukkan bahwa populasi penyu

    belimbing yang bertelur di pantai Jamursba Medi sejenis dengan penyu-

    penyu belimbing yang bertelur di Papua New Guinea dan Kepulauan

    Solomon. Populasi penyu ini kemudian disebut sebagai kelompok Pasifik

    Barat yang memiliki keragaman genetik berbeda dengan kelompok

    lainnya, yaitu kelompok Pasifik Timur (Mexico, Costa Rica, dan

    Amerika Tengah) serta Kelompok Peninsula Malaysia yang kini

    dinyatakan telah punah.

    Spesies penyu yang paling banyak ditemukan dan memiliki wilayah

    jelajah yang luas di perairan kepulauan Indonesia adalah penyu hijau

    (Chelonia mydas) diikuti oleh penyu sisik(Eretmochelys imbricata).

    Penyu hijau tidak mudah dibedakan dengan penyu-penyu lainnya.

    Data genetik yang dikombinasikan dengan temuan penanda metal

    (metal tag) maupun penelusuran telemetri mengindikasikan bahwa

    penyu-penyu belimbing yang berkembang biak (kawin dan bertelur) di

    Pasifik Barat (termasuk populasi Papua) memiliki ruaya pakan dan

    berkembang di Pasifik Utara. Sementara itu, stok populasi di Pasifik

    Timur diketahui beruaya pakan di belahan Selatan (southern hemisphere)

    yang meliputi perairan dekat Peru dan Chile.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    24/61

    20

    Stok genetik penyu Belimbing yang masih tersisa di dunia Area berwarna solid adalah lokasi peneluran

    dengan stok genetik definitif. Area ber garis-garis adalah lokasi peneluran penyu Belimbing dengan stok

    genetik yang belum sepenuhnya dikertahui. Stok populasi yang ada di Papua sejenis dengan yang ada di

    Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon. Stok populasi penyu Belimbing yang bertelur di Malaysia

    dinyatakan telah punah (Dutton, unpublished).

    Studi keragaman genetik dengan teknik DNA mitokondrial pada

    penyu-penyu hijau menunjukkan bahwa populasi yang bertelur di tujuh

    pantai peneluran yaitu pantai Sukamade (Jawa Timur), pantai Pangumbahan

    (Jawa Barat), pulau Sangalaki (Kalimantan Timur), pulau Derawan

    (Kalimantan Timur), pulau Piai (Raja Ampat), pulau Enu (Aru), serta pantai

    Paloh (Kalimantan Barat) berbeda satu dengan yang lainnya dan dinyatakan

    sebagai stok populasi atau unit pengelolaan (management unit) yang

    masing-masing berdiri sendiri (Purwanasari dan Adnyana, 2009; Wahidah,

    2008; Mahardika et al, 2007; Moritz et al, 2002). Hanya populasi penyu

    yang di pantai Paloh dinyatakan memiliki keragaman yang sama dengan

    populasi penyu di Sarawak (Moritz et al, 2002).

    Secara teoritis, terjadinya pertukaran individu petelur (dari lokasi

    peneluran satu dengan lainnya) pada populasi dengan stok genetik yang

    berbeda hampir tidak terjadi, dan setiap populasi akan memberikan respon

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    25/61

    21

    terpisah terhadap adanya suatu ancaman maupun pengelolaan konservasi

    (Moritz, 1994). Dengan ilustrasi lain, keberhasilan proteksi penyu yang

    bertelur di pulau Sangalaki tak akan memberikan efek positif bagi populasi

    penyu yang bertelur di pulau didekatnya, yaitu pulau Derawan (keduanya

    memiliki keragaman genetik yang berbeda). Dengan demikian, fokus

    konservasi mesti dilakukan pada kedua populasi tersebut. Sementara itu,

    karena memiliki keragaman genetik yang sama, maka masih eksisnya

    penyu-penyu hijau di pantai Paloh (Kalimantan Barat) sedikit banyak adalah

    akibat dari upaya proteksi yang dilakukan di pantai di dekatnya (Sarawak -

    Malaysia), demikia pula sebaliknya.

    Selain identifikasi terhadap keragaman genetik populasi penyu yang

    bertelur, kajian terhadap keragaman populasi penyu di dua ruaya pakan

    (perairan Aru Tenggara dan perairan di dekat Pulau Panjang, Kalimantan

    Timur) juga telah dilakukan. Telaah stok campuran (mixed stock

    assessment) yang dilakukan di ruaya pakan perairan Aru Tenggara

    menunjukkan adanya agregasi populasi penyu yang tidak saja berasal dari

    pulau-pulau peneluran di dekatnya, namun juga dari Papua New Guinea dan

    Great Barrier Reef Utara, Australia (Moritz et al, 2002). Sementara, penyu-

    penyu yang ada di ruaya pakan pulau Panjang diketahui berasal dari

    populasi yang bertelur di pulau Derawan, Sangalaki, kepulauan penyu yang

    ada di Malaysia-Philippines, serta Micronesia (Cahyani et al, 2007). Ini

    menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengelolaan suatu

    ruaya pakan dengan stok populasi penyu yang majemuk.

    C. Bio-Ekologi Penyu

    1.

    Reproduksi

    Reproduksi penyu adalah proses regenerasi yang dilakukan penyu

    dewasa jantan dan betina melalui tahapan perkawinan, peneluran sampai

    menghasilkan generasi baru (tukik). Penyu membutuhkan kurang lebih 15-

    50 tahun untuk dapat melakukan perkawinan. Selama masa kawin, penyu

    laut jantan menarik perhatian betinanya dengan menggosok-gosokkan

    kepalanya atau menggigit leher sang betina. Sang jantan kemudian

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    26/61

    22

    mengaitkan tubuhnya ke bagian belakang cangkang si betina. Kemudian ia

    melipat ekornya yang panjang ke bawah cangkang betina. Beberapa jantan

    dapat saling berkompetisi untuk merebut perhatian si betina. Hanya penyu

    laut betina yang pergi kepantai untuk bersarang dan menetaskan telurnya.

    Penyu laut jantan jarang sekali kembali ke pantai setelah mereka menetas.

    Penyu laut pergi untuk menetaskan telurnya ke pantai dimana mereka dulu

    dilahirkan. Penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Dengan kaki

    depannya, mereka menggali lubang untuk meletakkan telur-telurnya.

    Kemudian mereka mengisi lubang itu dengan telur-telurnya sebanyak

    kurang lebih 100 butir (bahkan mungkin lebih). Kemudian mereka dengan

    hati-hati menutup kembali lubang tersebut dengan pasir dan meratakan

    pasir tersebut untuk menyembunyikan atau menyamarkan letak lubang

    telurnya. Setelah proses melelahkan ini selama kurang lebih 1-3 jam

    berakhir, mereka kembali ke laut.Penyu umumnya lambat dan canggung

    apabila berada di darat, dan bertelur adalah hal yang sangat melelahkan,

    Penyu yang sedang bertelur sering terlihat mengeluarkan air mata, padahal

    sebenarnya mereka mengeluarkan garamgaram yang berlebihan di dalam

    tubuhnya. Beberapa penyu dapat menghentikan proses bertelur apabila

    mereka terganggu atau merasa dalam bahaya. Oleh karena itu, sangat

    penting diketahui bahwa jangan mengganggu penyu yang sedang bertelur.

    Tahapan reproduksi penyu dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Perkawinan

    Penyu melakukan perkawinan dengan cara penyu jantan bertengger

    di atas punggung penyu betina (Gambar 13). Tidak banyak regenerasi

    yang dihasilkan seekor penyu, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan

    oleh seekor penyu betina, paling banyak 13% yang berhasil mencapai

    dewasa. Penyu melakukan perkawinan di dalam air laut, terkecuali pada

    kasus penyu tempayan yang akan melakukan perkawinan meski dalam

    enangkaran apabila telah tiba masa kawin. Pada waktu akan kawin, alat

    kelamin penyu jantan yang berbentuk ekor akan memanjang ke belakang

    sambil berenang mengikuti kemana penyu betina berenang. Penyu jantan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    27/61

    23

    kemudian naik ke punggung betina untuk melakukan perkawinan. Selama

    perkawinan berlangsung, penyu jantan menggunakan kuku kaki depan

    untuk menjepit tubuh penyu betina agar tidak mudah lepas. Kedua penyu

    yang sedang kawin tersebut timbul tenggelam di permukaan air dalam

    waktu cukup lama, bisa mencapai 6 jam lebih.

    Perkawinan Penyu (Sumber: SeaPics.com dan Yayasan Alam Lestari, 2000)

    Untuk membedakan kelamin penyu dapat dilakukan dengan cara sexual

    dimorphism, yaitu membedakan ukuran ekor dan kepala penyu sebagai berikut:

    NO URAIANJENIS KELAMIN

    JANTAN BETINA

    1 Kepala Lebih kecil Lebih besar

    2 Ekor Lebih kecil,

    memanjang

    Lebih pendek, agak

    besar

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    28/61

    24

    Jantan BetinaPerbedaan jenis kelamin penyu. Kiri: jantan; Kanan: betina (Sumber: www.kathyboast.com)

    Setiap jenis penyu melakukan kopulasi di daerah sub-tidal pada

    saat menjelang sore hari atau pada matahari baru terbit. Setelah 2-3 kali

    melakukan kopulasi, beberapa minggu kemudian penyu betina akan

    mencari daerah peneluran yang cocok sepanjang pantai yang diinginkan.

    b. Perilaku Peneluran

    Ketika akan bertelur penyu akan naik ke pantai. Hanya penyu

    betina yang datang ke daerah peneluran, sedangkan penyu jantan berada di

    daerah sub-tidal. Penyu bertelur dengan tingkah laku yang berbeda sesuai

    dengan spesies masing-masing. Setiap spesies penyu memiliki waktu

    (timing) peneluran yang berbeda satu sama lain. Lama antara peneluran

    yang satu dengan peneluran berikutnya (interval peneluran) dipengaruhi

    oleh suhu air laut. Semakin tinggi suhu air laut, maka interval peneluran

    cenderung makin pendek.

    Sebaliknya semakin rendah suhu air laut, maka interval peneluran

    cenderung makin panjang. Tahapan bertelur pada berbagai jenis penyu

    umumnya berpola sama. Tahapan yang dilakukan dalam proses betelur

    adalah sebagai berikut:

    1) Penyu menuju pantai, muncul dari hempasan ombak

    2) Naik ke pantai, diam sebentar dan melihat sekelilingnya, bergerak

    melacak pasir yang cocok untuk membuat sarang. Jika tidak cocok,

    penyu akan mencari tempat lain.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    29/61

    25

    3) Menggali kubangan untuk tumpuan tubuhnya (body pit), dilanjutkan

    menggali sarang telur di dalam body pit.

    4) Penyu mengeluarkan telurnya satu per satu, kadangkala serentak dua

    sampai tiga telur. Ekor penyu melengkung ketika bertelur.

    5) Umumnya penyu membutuhkan waktu masing-masing 45 menit untuk

    menggali sarang dan 10-20 menit untuk meletakkan telurnya.

    6) Sarang telur ditimbun dengan pasir menggunakan sirip belakang, lalu

    menimbun kubangan (body pit) dengan ke empat kakinya.

    7) Membuat penyamaran jejak untuk menghilangkan lokasibertelurnya.

    8) Kembali ke laut, menuju deburan ombak dan menghilang diantara

    gelombang. Pergerakan penyu ketika kembali ke laut ada yang

    bergerak lurus atau melalui jalan berkelok-kelok.

    9) Penyu betina akan kembali ke ruaya pakannya setelah musim

    peneluran berakhir, dan tidak akan bertelur lagi untuk 2 8 tahun

    mendatang.

    c. Pertumbuhan Embrio

    Telur yang baru keluar dari perut penyu betina diliputi lendir,

    berbentuk bulat seperti bola pingpong, agak lembek dan kenyal. Sebagai

    contoh, gambaran pertumbuhan embrio penyu Tempayan, berdasarkan

    informasi dari Yayasan Alam Lestari (2000) dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    1) Embrio umur 30 hari

    - Panjang 2 cm

    - Kepala besar, mata berwarna hitam besar

    - Karapas sudah mulai terbentuk sebagian

    - Kaki dengan 5 tulang jari terlihat jelas

    2) Embrio umur 40 hari

    - Panjang mencapai 4 cm

    - Kaki dan mata mulai bergerak perlahan-lahan

    - Karapas berwarna hitam, mulai mengeras

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    30/61

    26

    - Tampak pembuluh darah pada kuning telur

    yang menutup embrio

    - Tukik sudah sempurna

    3). Embrio dan permukaan telur umur 50 hari

    - Permukaan telur berwarna

    putih jernih dan kering.

    Apabila digerak-gerakan

    terasa akan pecah.

    - Seluruh tubuh tukik yang

    sudah terbentuk

    berwarna hitam, mata

    kadang terbelalak

    4) Embrio umur 52 hari

    - Telur menetas apabila sisa kuning telur

    sudah mengering

    - Panjang tukik mencapai 7 cm, berat 19

    gram

    - Tukik keluar dari pasir pada hari ke- 52

    Pertumbuhan embrio sangat dipengaruhi oleh suhu. Embrio akan tumbuh

    optimal pada kisaran suhu antara 2433 0C, dan akan mati apabila di luar kisaran

    suhu tersebut. Kondisi lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan

    embrio sampai penetasan, antara lain:

    1) Suhu pasir

    Semakin tinggi suhu pasir, maka telur akan lebih cepat menetas.

    Penelitian terhadap telur penyu hijau yang ditempatkan pada suhu pasir

    berbeda menunjukkan bahwa telur yang terdapat pada suhu pasir 32 0C

    menetas dalam waktu 50 hari, sedangkan telur pada suhu pasir 24 0C

    menetas dalam waktu lebih dari 80 hari.

    2) Kandungan air dalam pasir

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    31/61

    27

    Diameter telur sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam pasir.

    Makin banyak penyerapan air oleh telur dari pasir menyebabkan

    pertumbuhan embrio makin besar yang berakibat diameter telur menjadi

    bertambah besar. Sebaliknya, pasir yang kering akan menyerap air dari

    telur karena kandungan garam dalam pasir lebih tinggi. Akibatnya

    embrio dalam telur tidak akan berkembang dan mati.

    3) Kandungan oksigen

    Oksigen sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio. Air hujan yang

    menyerap ke dalam sarang ternyata dapat menghalangi penyerapan

    oksigen oleh telur, akibatnya embrio akan mati.

    d. Proses penetasan

    Embrio dalam telur akan tumbuh menjadi tukik mirip dengan

    induknya, masa inkubasi yang dilewati kurang lebih 2 bulan. Tahapan

    proses penetasan hingga tukik keluar dari sarang menurut Yayasan Alam

    Lestari (2000) disajikan pada gambar dibawah ini.

    Proses Penetasan

    Keterangan:

    1. Telur dalam sarang.2. Tukik memecahkan cangkang telur dengan menggunakan paruh (caruncle)

    yang terdapat di ujung rahang atas.

    3. Tukik mulai aktif dan berusaha keluar dari sarang setelah selaput embrio

    terlepas.

    4. Tukik bersama-sama dengan saudaranya berusaha menembus pasir untuk

    mencapai ke permukaan.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    32/61

    28

    Jenis kelamin tukik semasa inkubasi sangat dipengaruhi oleh suhu. Berikut ini

    adalah grafik hubungan antara jenis kelamin tukik semasa inkubasi dengan suhu

    penetasan pada penyu tempayan.

    Hubungan antara jenis kelamin tukik penyu Tempayan dan suhu penetasan (sumber : Yntema & Mrososvsky,

    1980 dalam Yayasan Alam Lestari, 2000)

    f.

    Tukik menuju laut

    Tukik menetas setelah sekitar 7-12 minggu. Kelompok tukik

    memerlukan waktu dua hari atau lebih untuk mencapai permukaan pasir,

    biasanya pada malam hari. Untuk menemukan arah ke laut tukik

    berpatokan pada arah yang paling terang serta menggunakan topografi

    garis horison di sekitarnya.Begitu mencapai laut tukik menggunakan berbagai kombinasi

    petunjuk (arah gelombang, arus dan medan magnet) untuk orientasi ke

    daerah lepas pantai yang lebih dalam. Kegiatan tukik melewati pantai dan

    berenang menjauh adalah upaya untuk merekam petunjuk-petunjuk yang

    diperlukan untuk menemukan jalan pulang saat mereka akan kawin. Proses

    ini disebut imprinting process.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    33/61

    29

    Tukik setelah menetas berusaha keluar ke permukaan pasir dan menuju laut

    (Sumber: SeaPics.com)

    Saat tukik sudah berada di laut diduga memasuki kawasan dimana arus-

    arus laut bertemu. Tukik-tukik tersebut menggunakan rumput-rumput laut yang

    mengapung, benda apung lain yan terperangkap oleh arus laut serta hewan-hewan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    34/61

    30

    laut kecil sebagai makanan. Tukik bersifat karnivora sampai berumur 1 tahun, dan

    akan berubah setelah berumur lebih dari 1 tahun tergantung dari jenis penyu itu

    sendiri.

    Tukik jarang terlihat lagi hingga karapasnya mencapai ukuran 20-40 cm

    dengan usia sekitar 5-10 tahun setelah menetas. Pada saat itu tukik yang telah

    menjadi dewasa berenang kembali ke ruayan pakan di pesisir dan tinggal di

    daerah tersebut sampai siap memijah, dan saat itu pulalah siklus hidup penyu

    dimulai lagi. Masa tukik-tukik menghilang disebut sebagai tahun-tahun hilang

    (the lost years), yang ternyata saat itu tukik berlindung dan mencari makan di

    daerah sargassum.

    Tukik berlindung diantara algae Sargassum (Sumber: SeaPics.com)

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    35/61

    31

    g. Habitat Bertelur Penyu

    Pasir merupakan tempat yang mutlak diperlukan untuk penyu

    bertelur. Habitat peneluran bagi setiap penyu memiliki kekhasan.

    Umumnya tempat pilihan bertelur merupakan pantai yang luas dan landai

    serta terletak di atas bagian pantai. Rata-rata kemiringan 30 derajat di

    pantai bagian atas.

    Jenis tanaman atau formasi vegetasi pantai yang biasanya terdapat

    di sepanjang daerah peneluran penyu secara umum dari daerah pantai ke

    arah daratan adalah sebagai berikut (Gambar 20):

    a) Tanaman Pioner

    b) Zonasi jenis-jenis tanaman yang terdiri dariHibiscus tiliaceus, Gynura

    procumbens, dan lainnya

    c) Zonasi jenis-jenis tanaman seperti Hernandia peltata, Terminalia

    catappa, Cycas rumphii, dan lainnya.

    d) Zonasi terdalam dari formasi hutan pantai Callophyllum inophyllum,

    Canavalia ensiformis, Cynodon actylon, dan lainnya.

    Formasi Vegetasi dan Kondisi Pantai Peneluran Penyu di daerah peneluran penyu (penyu hijau dan penyu sisik)

    di Pulau Penyu, Sumbar (kiri) dan di daerah peneluran penyu hijau di

    Pantai Merubetiri, Jember, Jatim (kanan)

    2. Siklus Hidup Penyu

    Seluruh spesies penyu memiliki siklus hidup yang sama. Penyu

    mempunyai pertumbuhan yang sangat lambat dan memerlukan berpuluh-

    puluh tahun untuk mencapai usia reproduksi. Penyu dewasa hidup

    bertahun-tahun di satu tempat sebelum bermigrasi untuk kawin dengan

    menempuh jarak yang jauh (hingga 3000 km) dari ruaya pakan ke pantai

    peneluran. Pada umur yang belum terlalu diketahui (sekitar 20-50 tahun)

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    36/61

    32

    penyu jantan dan betina bermigrasi ke daerah peneluran di sekitar daerah

    kelahirannya. Perkawinan penyu dewasa terjadi di lepas pantai satu atau

    dua bulan sebelum penelura pertama di musim tersebut. Baik penyu jantan

    maupun betina memiliki beberapa pasangan kawin.

    Penyu betina menyimpan sperma penyu jantan di dalam tubuhnya

    untuk membuahi tiga hingga tujuh kumpulan telur (nantinya menjadi 3-7

    sarang) yang akan ditelurkan pada musim tersebut. Penyu jantan biasanya

    kembali ke ruaya pakannya sesudah penyu betina menyelesaikan kegiatan

    bertelur dua mingguan di pantai. Penyu betina akan keluar dari laut jika

    telah siap untuk bertelur, dengan menggunakan sirip depannya menyeret

    tubuhnya ke pantai peneluran. Penyu betina membuat kubangan atau

    lubang badan (body pit) dengan sirip depannya lalu menggali lubang untuk

    sarang sedalam 30-60 cm dengan sirip belakang. jika pasirnya terlalu

    kering dan tidak cocok untuk bertelur, si penyu akan berpindah ke lokasi

    lain.

    Penyu mempunyai sifat kembali ke rumah (Strong homing

    instinct) yang kuat (Clark, 1967, Mc Connaughey, 1974; Mortimer dan

    Carr, 1987; Nuitja, 1991), yaitu migrasi antara lokasi mencari makan

    (Feeding grounds) dengan lokasi bertelur (breeding ground). Migrasi ini

    dapat berubah akibat berbagai alasan, misalnya perubahan iklim,

    kelangkaan pakan di alam, banyaknya predator termasuk gangguan

    manusia, dan terjadi bencana alam yang hebat di daerah peneluran,

    misalnya tsunami. Siklus hidup penyu secara umum dapat dilihat pada

    skema pada gambar ini:

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    37/61

    33

    Skema siklus hidup penyu (Sumber: Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Serangan, Bali)

    Upaya konservasi penyu tak akan pernah cukup jika hanya dilakukan di

    lokasi peneluran saja, karena penyu adalah satwa bermigrasi. Penyu yang telahmencapai usia dewasa di suatu ruaya peneluran (foraging ground) akan

    bermigrasi ke lokasi perkawinan dan pantai peneluran (breeding and nesting

    migration). Setelah mengeluarkan semua telurnya, penyu betina akan kembali

    bermigrasi ke ruaya pakannya masing-masing (post-nesting migration). Demikian

    pula halnya dengan penyu jantan, yang akan bermigrasi kembali ke ruaya

    pakannya setelah selesai melakukan perkawinan. Pengetahuan tentang jalur

    migrasi penyu diperoleh dengan penerapan teknik penelusuran menggunakan

    satelit telemetri. Di Indonesia, studi ini dilakukan secara intensif pada jenis penyu

    hijau, abu-abu dan belimbing. Studi pada penyu sisik juga pernah dilakukan di

    Pulau Segamat (Halim et al, 2002) dan Maluk-Sumbawa (Adnyana, 2008), namun

    dengan jumlah penyu yang sangat sedikit (2 ekor penyu din Segamat dan seekor

    penyu di Sumbawa). Studi dengan ukuran sampel kecil tersebut menunjukkan

    bahwa Pergerakan penyu Sisik di kedua wilayah peneluran ini hanya bersifat

    lokal, artinya tidak terlalu.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    38/61

    34

    D. Jalur Migrasi Penyu

    1. Jalur Migrasi Penyu Hijau

    Studi tentang migrasi pasca bertelur penyu hijau di Indonesia telah

    dilakukan di beberapa lokasi peneluran, yaitu Kepulauan Raja Ampat

    Papua (Gearheart et al, 2005), Pulau MisolPapua (Jayaratha & Adnyana,

    2009), Berau - Kalimantan Timur (Adnyana et al, 2007)) serta Sukamade-

    Jawa Timur (Jayaratha & Adnyana, 2009). Studi-studi tersebut

    menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil penyu ber-ruaya pakan di area

    yang dekat dengan area perkawinan maupun bertelurnya. Ini ditemukan

    pada sebagian penyu yang di tag di Raja Ampat dan di Pulau Misol

    Papua. Sebagian besar lainnya bermigrasi ke area yang berjarak hingga

    ribuan kilometer dari lokasi bertelur dan menunjukkan jalur maupun

    tujuan yang relatif konsisten.

    Pola pergerakan migrasi penyu hijau cenderung bergerak melalui

    pesisir. Pergerakan lintas samudera ditemukan pada penyu Hijau yang di

    tag di pantai SukamadeJawa Timur. Penyu hijau di Raja Ampat sebagian

    besar bermigrasi turun ke arah Laut Arafura, dan sebagian lainnya ke Laut

    Sulu- Sulawesi dan Laut Jawa (Kalimantan Selatan). Penyu hijau di

    Sukamade sebagian besar bermigrasi ke Western Australia dan sebagian

    lagi ke Kepulauan Tengah (antara DompuSulawesi Selatan). Penyu hijau

    di Berau semuanya bermigrasi ke Laut Sulu; sebagian ke wilayah perairan

    Philipina dan sebagian lagi ke wilayah perairan Sabah Malaysia.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    39/61

    35

    Migrasi pasca bertelur penyu Hijau di 3 lokasi peneluran di Indonesia. Keterangan: Penyu Hijau di Raja Ampat

    (RA)sebagian besar bermigrasi turun ke arah Laut Arafura, dan sebagian lainnya ke Laut Sulu-Sulawesi dan

    Laut Jawa (Kalimantan Selatan). Penyu Hijau di Sukamade (S) sebagian besar bermigrasi ke Western Australia

    dan sebagian lagi ke Kepulauan Tengah (antara DompuSulawesi Selatan). Penyu Hijau di Berau (B) semuanyabermigrasi ke Laut Sulu-Sulawesi.

    2. Jalur Migrasi Penyu Belimbing

    Penyu belimbing diketahui memiliki kisaran pergerakan yang

    paling luas dibandingkan dengan reptil lautan lainnya, telah terbukti

    bermigrasi melintasi Samudera Pasifik maupun Atlantik (Ferraroli et al.

    2004; Hays et al. 2004; James et al. 2005; Eckert 2006; Benson et al.

    2007b). Penyu belimbing yang bertelur di Amerika Tengah dan Meksiko

    diketahui bermigrasi kearah selatan menuju perairan hangat/ tropis Pasifikselatan (Eckert dan Sarti 1997). Studi yang dilakukan terhadap 9 ekor

    penyu belimbing pasca bertelur di pantai peneluran Jamursba Medi

    menunjukkan bahwa penyu-penyu tersebut bergerak menuju berbagai

    perairan tropis, yaitu ke perairan Philipina dan Malaysia, perairan di

    Jepang, hingga menyeberangi equatorial Pasifik ke perairan hangat di

    Amerika Utara (Benson et al, 2007). Penyu belimbing yang menyeberangi

    Samudera Pasifik tiba di Perairan dekat Oregon-USA pada Bulan Agustus,

    saat tingginya agregasi ubur-ubur (Shenker 1984). Ini menunjukkan bahwa

    tujuan migrasi berhubungan dengan tersedianya sumber pakan (Benson et

    al 2007). Hubungan langsung antara lokasi peneluran Pasifik Barat dan

    ruaya pakan di Timur Laut Pasifik menegaskan konklusi mengenai

    struktur stok (genetik) oleh Dutton et al (2000).

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    40/61

    36

    Lintasan satelit telemetri 6 penyu Belimbing pasca-bertelur yang bergerak kearah Utara atau Timur Laut dari

    Jamursba Medi, Indonesia (tanda bintang). Lingkaran kecil hitam sepanjang lintasan menunjukkan lokasi

    bulanan. Lingkaran kosong besar menunjukkan lokasi transmisi terakhir.

    Lintasan satelit telemetri 3 penyu Belimbing pasca-bertelur yang bergerak kearah Barat dari Jamursba Medi,

    Indonesia (tanda bintang). Lingkaran kecil hitam/penuh menunjukkan lokasi bulanan, sedangkan lingkaran

    besar kosong menunjukkan lokasi transmisi terakhir

    3.

    Jalur Migrasi Penyu Abu-abu

    Penelusuran pergerakan pasca-bertelur terhadap penyu abu-abu

    telah dilakukan di dua wilayah peneluran, yaitu bagian Selatan (Alas

    Purwo Jawa Timur dan Bali) serta Utara (Jamursba Medi dan Kaironi,

    Papua). Dari empat penyu yang diamati di wilayah selatan, 3 ekor (75%)

    bermigrasi kearah Barat menuju perairan Provinsi Jawa Barat, sedangkan

    yang seekor bergerak mengelilingi wilayah selatan dan timur Pulau Bali

    sebelum bergerak menuju Laut Jawa. Sementara itu, seluruh (5 ekor)

    penyu dari wilayah Utara bermigrasi menuju ke selatan hingga laut Banda

    serta Arafura.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    41/61

    37

    Lintasan satelit telemetry penyu Lekang pasca-bertelur di Jawa Timur (S Alas Purwo) & Bali (B),

    Kepala Burung Papua (J Jamursba Medi; K Kaironi)

    E. Status Perlindungan Penyu

    Kompleksitas isu penyu berdampak pada pengaturan pengelolaan dan

    konservasinya, dan kenyataannya tidak tak satu aturanpun yang mampu menjawab

    kompleksitas permasalahan ini. Seluruh aturan mesti dipergunakan secara

    bersamaan. Aturan-aturan baru mesti dibangun untuk mengisi kesenjangan yang

    masih tersisa. Luasnya cakupan siklus hidup penyu mengharuskan adanya

    pengaturan yang meliputi daratan (pantai), wilayah perairan pesisir (hingga 12

    mil), zona ekonomi ekslusif sampai di lautan lepas. Penyu telah terdaftar dalam

    daftar Apendik I Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna Spesies

    Terancam (Convention on International Trade of Endangered Species - CITES).

    Konvensi tersebut melarang semua perdagangan internasional atas semua

    produk/hasil yang datang dari penyu, baik itu telur, daging, maupun cangkangnya.

    Kita sendiri dapat menolong untuk melestarikan spesies penyu laut, yaitu dengan:1. Tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari penyu (telur, daging)

    2. Tidak menggunakan barang-barang yang terbuat dari cangkang penyu

    (mis: bingkai kacamata, dll)

    3. Tidak membuang sampah plastik dan benda-benda lain yang berbahaya ke

    dalam laut. Penyu tertentu dapat salah mengartikan plastik sebagai makanan

    mereka yaitu ubur-ubur, sehingga menyebabkan sakit atau kematian penyu

    yang memakannya.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    42/61

    38

    4. Tidak mengganggu penyu yang sedang bertelur karena mereka dapat

    menghentikan proses bertelur apabila merasa terancam.

    5. Tidak mengambili telur-telur penyu karena akan menghancurkan populasi

    mereka.

    6. Menjaga kesehatan terumbu karang kita. Terumbu karang yang sehat

    merupakan tempat makan dan tempat tinggal yang baik untuk penyu.

    7. Turut mendukung program konservasi penyu laut.

    Sifat-sifat migrasinya yang cenderung lintas negara mewajibkan adanya

    pengaturan bilateral, tri nasional bahkan regional. Kompleksitas dampak sosial-

    ekonomi yang muncul pada setiap keputusan pengelolaannya memandatkan

    adanya partisipasi aktif dan progresif dari berbagai pihak. Hal terakhir ini,

    barangkali adalah salah satu faktor penting yang mendasari keterlibatan lembaga

    lembaga keagamaan serta komunitas Adat dalam upaya penyelamatan populasi

    penyu.

    F.

    Ancaman dan Permasalahan Penyu

    Keberadaan penyu, baik di dalam perairan maupun saat bertelur ketika

    menuju daerah peneluran banyak mendapatkan gangguan yang menjadi ancaman

    bagi kehidupannya. Permasalahan-permasalahan yang dapat mengancam

    kehidupan penyu secara umum dapat digolongkan menjadi ancaman alami dan

    ancaman karena perbuatan manusia.Penyu laut telah mengalami penurunan yang

    dramatis dalam jumlah populasi dalam jangka waktu terakhir ini. Bahkan

    beberapa spesies terancam kepunahan dalam waktu yang dekat. Di alam,

    penyupenyu yang baru menetas menghadapi ancaman kematian dari hewan-

    hewan seperti kepiting, burung, dan reptilia lainnya seperti biawak. Ancaman

    yang paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga halnya di seluruh dunia,

    adalah manusia. Pembangunan daerah pesisir yang berlebihan telah mengurangi

    habitat penyu untuk bersarang. Penangkapan penyu untuk iambil tellur, daging,

    kulit, dan cangkangnya telah membuat populasi penyu berkurang. Di beberapa

    negara, penduduk masih mengambili telur penyu untuk dikonsumsi. Telur-telur

    itu dapat ditemui di pasar. Penyu hijau termasuk penyu yang dimanfaatkan secara

    berlebihan (over eksploitasi ) oleh penduduk Indonesia. Mereka dibunuh untuk

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    43/61

    39

    diambil dagingnya. Bali merupakan konsumer terbesar penyu laut. Mereka

    menggunakan penyu dalam upacaraupacara adat mereka. Ribuan penyu telah

    terbunuh untuk memenuhi permintaan pasar di Bali. Gangguan atau ancaman

    alami yang setiap saat dapat mengganggu kehidupan penyu antara lain:

    1.Pemangsaan (predation) tukik, baik terhadap tukik yang baru keluar dari

    sarang (diantaranya oleh babi hutan, anjing-anjing liar, biawak dan burung

    elang) maupun terhadap tukik di laut (diantaranya oleh ikan cucut).

    2.Penyakit, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau karena pencemaran

    lingkungan perairan.

    3.Perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut naik dan banyak

    terjadi erosi pantai peneluran sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap

    berubahnya daya tetas dan keseimbangan rasio kelamin tukik.

    Salah satu penelitian sekunder yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dari

    Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikarian an Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas

    Padjadjaran (Unpad) menemukan adanya korelasi antara perubahan iklim dan

    makin terdegradasinya populasi penyu di habitatnya. Hasil penelitian tersebut

    bahkan secara ekstrem mengklaim bahwa penyu tidak akan lagi dapat melakukan

    reproduksi pada tahun 2070 yang akan datang. Menurut salah seorang mahasiswa

    yang menjadi salah satu orang yang menjadi tim peneliti tersebut mengatakan, ada

    dua aspek yang diyakini dapat mendegradasi keberadaan penyu dari habitatnya.

    Di antaranya adalah peningkatan debit air laut dan peningkatan temperatur udara

    di muka bumi secara konstan. Menurutnya, adanya peningkatan air laut ini akan

    makin menenggelamkan pantai yang telah lama menjadi tempat potensial bagi

    penyu untuk bertelur. Menurutnta, jika debit air laut terus meningkat, penyu akan

    mencari tempat untuk bertelur makin jauh dari bibir pantai, sedangkan tempat di

    atas pantai itu komposisi pasirnya sudah berbeda. Kalau air laut sudah sampai di

    tanah lapisan atas, ia sudah tidak akan bisa bertelur lagi. Kekhawatiran tersebut

    tentunya bukan tanpa alasan. Pakar dinamika kelautan, Noir P. Purba, M'Si-

    mengatakan, berdasarkan data dari IPCC (Inter Panel on Climate Change), secara

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    44/61

    40

    global permukaan air laut terns meningkat sebanyak 0,25 milimete pertahun.

    Bahkan ada juga penelitian yang mengatakan kenaikannya hingga cm per tahun.

    Akan tetapi, itu tergantung geografinya, tidak sama di semua lokasi. Di Indonesia,

    yang hingga sekarang terlihat sangat terancarn itu Jakarta, Semarang, dan

    Banjarmasin, menrut penuturannya.

    Tidak hanya itu, menurut Noir, pantai selatan Jawa yang dikenal sebagai ternpat

    mendaratnya penyu untuk bertelur pun terlihat mengalarni peningkatan. Hanya

    saja, hingga saat ini peningkatannya belum terlihat secara signifikan.Menurunya

    sangat masuk akal jika laut pasang, otomatis pasir tergenang dan ketika lubang

    tempat penyu menyimpan telur itu tergenang, pasti telur itu akan jadi busuk

    karena air laut itu mengandung bakteri yang dapat memakan protein telur itu.

    Menurut pendapatnya.

    Penentuan Jenis Kelarnin Dibandingkan dengan jenis hewan lain, penyu memiliki

    struktur regenerasi yang terbilang cukup unik. Dalam truktur regenerasi penyu

    dikenal istilah temperature sex determination, yang artinya jenis kelamin tukik

    (anak penyu) sangat dipengaruhi oleh suhu yang ada di sekitarnya. Hal ini jelas

    berbeda dengan hewan lain yang struktur regenerasinya ditentukan oleh sifat

    genetik (genetic sex determination). Penyu tidak sama dengan reptillain yang

    kerap mengerami telur, Seusai bertelur, induk penyu akan mengubur telur tersebut

    dalam pasir lalu meninggalkannya begitu saja. Dalamjangka waktu sekitar 45 hari,

    telur-telur penyu tersebut kemudian akan menetas dengan sendirinya. Dalam

    suhu panas, yaitu diatas 29 derajat Celsius, kelak akan menghasilkan tukik betina.

    Begitu pula sebaliknya, dalam suhu di bawah 29 derajat Celsius akan lahir tukik

    jantan. Jika suhu di muka burni terus meningkat, menurnt Vikky salah satu

    mahasiswa yang tergabung kedalam tim peneliti Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas

    Perikarianan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (Unpad) menutup

    kemungkinan kelak telur penyu yang menetas secara alami selurnhnya akan

    berjenis kelamin betina. Jika suhu terus naik secara konstan, menurnt perhitungan

    mereka, tahun 2050 jenis kelarnin tukik yang lahir itu sudah betina semua. Kalau

    itu terjadi, tahun 2070 penyu betina akan sulit untuk bereproduksi karena penyu

    jantannya tidak ada. Tepi pendapat ini masih diragukan oleh pakar reptil dan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    45/61

    41

    amphibi Institut Teknologi Bandung Dr. Djoko Tjahjono Iskandar. Menurunya,

    penentuan jenis kelamin berdasarkan suhu tidak hanya dapat ditemui pada reptil

    sejenis penyu semata. Banyak reptillain yang seperti itu. Ada suhu yang berbeda

    pada masing- masing spesies, Djoko mengatakan, sebelum penyu memutuskan

    untuk menggali sarang sebagai tempatnya untuk bertelur, ia memiliki insting

    untuk mendeteksi secara pasti suhu yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tetap

    ada, tetapi sejauh ini belum bisa dikatakan secara pasti menurutnya. la

    menuturkan, selain temperatur, kedalaman lubang yang digali oleh penyu sebelum

    bertelur juga berpengaruh terhadap jenis kelarnin tukik kelak, mengingat

    temperatur dan kelembaban yang ada di dalam tanah belum tentu sama dengan

    temperatur udara di atas tanah.

    Sedangkan gangguan atau ancaman karena perbuatan manusia yang setiap saat

    dapat mengganggu kehidupan penyu antara lain:

    1.Tertangkapnya penyu karena aktivitas perikanan, baik disengaja maupun

    tidak disengaja dengan berbagai alat tangkap, seperti tombak , jaring insang

    (gill net), rawai panjang (longline) dan pukat (trawl).2.Penangkapan penyu dewasa untuk dimanfaatkan daging, cangkang dan

    tulangnya.

    3.Pengambilan telur-telur penyu yang dimanfaatkan sebagai sumber protein.

    4.Aktivitas pembangunan di wilayah pesisir yang dapat merusak habitat penyu

    untuk bertelur seperti penambangan pasir, pembangunan pelabuhan dan

    bandara, pembangunan sarana-prasarana wisata pantai dan pembangunan

    dinding atau tanggul pantai (lihat Lampiran 2).Gambar dibawah ini

    mengilustrasikan berbagai ancaman yang membahayakan kehidupan populasi

    penyu..

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    46/61

    42

    Penyu banyak diburu atau ditangkap manusia dengan tombak dan jaring (Sumber: Pusat Pendidikan dan

    Konservasi Penyu, Bali)

    Pembangunan Dinding Pantai (Sumber: Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Bali)

    Ancaman Predator atau Pemangsa (Sumber: SeaPics.com)

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    47/61

    43

    Terkena Baling-Baling Kapal (Sumber: SeaPics.com)

    Terjaring Trawl (Sumber: SeaPics.com)

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    48/61

    44

    Telur mati terlilit tanaman laut (kiri); Pemanfaatan oleh manusia (kanan) (Sumber: SeaPics.com)

    Mati setelah menetas, kemudian dikerumuni oleh semut (Sumber: SeaPics.com)

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    49/61

    45

    G. Deskripsi Penyu Hijau

    Penyu laut termasuk ke dalam kelompok reptilia yang mempunyai daerah

    jelajah yang sangat luas, yang mendiami laut tropis dan subtropis di seluruh dunia.

    Penyu laut diperkirakan telah menghuni bumi ini lebih dari 100 juta tahun. Oleh

    karena itu penyu laut dikenal sebagai fosil hidup. Penyu telah mengalami

    beberapa adaptasi untuk dapat hidup di laut, diantaranya yaitu dengan adanya

    tangan dan kaki yang berbentuk seperti sirip dan bentuk tubuh yang lebih ramping

    untuk memudahkan mereka berenang di air. Penyu laut juga memiliki

    kemampuan untuk mengeluarkan garam-garam air laut yang ikut tertelan bersama

    makanan yang mereka makan dan juga kemampuan untuk tinggal di dalam air

    dalam waktu yang lama selama kurang lebih 20-30 menit. Telinga penyu laut

    tidak dapat dilihat, tetapi mereka memiliki gendang telinga yang dilindungi oleh

    kulit. Penyu laut dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi rendah dengan

    sangat baik dan daya penciuman mereka juga mengagumkan. Mereka juga dapat

    melihan dengan sangat baik di dalam air. Penyu laut memiliki cangkang yang

    melindungi tubuh mereka dari pemangsa. Penyu laut berbeda dengan kura-kura.

    Apabila dilihat sepintas, mereka memang terlihat sama. Ciri yang paling khas

    yang membedakan penyu laut dengan kurakura yaitu bahwa penyu laut tidak

    dapat menarik kepalanya ke dalam apabila merasa terancam. Penyu hijau

    (Chelonia mydas) merupakan penyu laut yang berukuran pertengahan sampai

    besar. Penyu hijau betina yang siap bertelur (nesting female) memiliki ukuran

    karapas (Carapace) dengan 3 kaki dengan bobot lebih dari 400 pon. Tukiknya

    berukuran kecil, dengan panjang karapas 2 inch dengan bobot kurang dari 1 ons.

    Karapas penyu dewasa licin sepanjang marjin (edges)lateral dan posteior dengan

    sisik yang tidak beraturan (non-overlapping scales). Tukiknya memiliki karapas

    yang bundar. Warna penyu hijau bervariasi dari hijau ke abu-abu ke coklat, dan

    karapas sering kali ditandai dengan titik-titik yang lebih gelap atau ditandai

    dengan loreng-loreng. Nama penyu hijau diambil dari warna jaringan lemaknya

    yang hijau, bukan dari warna eksternalnya. Bagian bawah karapas (plastron)

    biasanya berwarna putih atau kuning.

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    50/61

    46

    Penyu bukanlah ikan meskipun hewan ini hidup di perairan. Penyu

    tergolong ke dalam reptil dan bernafas dengan paru-paru. Bentuk cangkang yang

    mengerucut dan keempat anggota tubuhnya yang menyerupai sirip

    memudahkannya bermigrasi ke berbagai samudra. Bahkan penyu hijau tercatat

    sebagai penjelajah antar benua yang hebat, mampu mengunjungi wilayah-wilayah

    tropis, seperti Indonesia, Hawai, dan Brazil. Namun begitu, seperti sudah menjadi

    kebiasaan, penyu akan kembali ke tempat dia menetas.

    Perbedaan penyu dengan kura-kura yaitu dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Penyu Laut

    Kura-kura air tawar

    Kura-kura Darat

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    51/61

    47

    H. Nasib Penyu Hijau di Indonesia

    Segitiga Karang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini,

    Kepulauan Solomon dan Timor Leste menjadi rumah bagi 6 dari 7 jenis penyu

    yang ada di dunia. Penyu-penyu tersebut adalah penyu hijau atau dikenal dengan

    nama green turtle (Chelonia mydas), penyu sisik atau dikenal dengan nama

    Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), penyu lekang atau dikenal dengan

    nama Olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing atau dikenal

    dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea), penyu pipih atau dikenal

    dengan nama Flatback turtle (Natator depressus) dan penyu tempayan atau

    dikenal dengan nama Loggerhead turtle (Caretta caretta). Penyu belimbing

    adalah penyu yang di lindungi dan masuk dalam CITES (Convention on

    International Trade of Endangered Species) Appendix 1. Penyu hijau adalah salah

    satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih banyak dibanding beberapa

    penyu lainnya. Meskipun jumlahnya lebih banyak dibanding penyu lainnya,

    populasi penyu hijau tiap tahun berkurang oleh penangkapan dan pembunuhan

    baik sengaja maupun tidak sengaja yang terperangkap oleh jaring.

    Penyu hijau hidup di lautan tropis dan subtropis di Samudra Atlantik dan

    Pasifik. Penyu hijau memiliki leher yang pendek dan sirip yang menyerupai

    lengan yang beradaptasi untuk berenang. Paruhnya pendek dan tidak melengkung.

    Beratnya mencapai 315 kg, yang terbesar mencapai 395 kg. Penyu remaja

    menghabiskan waktunya di laut dangkal. Penyu akan kembali ke pantai saat

    bertelur. Penyu ini akan bertelur setiap tiga tahun sekali. Keberadaan penyu hijau

    sangat jarang sehingga dilindungi oleh setiap Negara dan ditetapkan sebagai

    hewan dilindungi oleh IUCN dan CITIES. Namun dibeberapa Negara seperti di

    Indonesia, penyu hijau masih diburu dan diambil telurnya untuk dimakan.

    Gerakannya yang unik dan khas seakan menggambarkan kelihayan perenang

    dasar laut yang mempesona. Ini mungkin bisa menggambarkan betapa unik dan

    indah melihat penyu laut berenang bebas di bawah permukaan laut. Dengan

    menggerakkan kedua kaki renang depan untuk mengontrol gerakan dan

    kecepatan, hewan ini bergerak gesit di dasar laut. Juga dengan bantuan kaki

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    52/61

    48

    belakang sebagai penyeimbang seakan memberikan kesempurnaan gaya renang

    yang memukau.

    Penyu laut khususnya penyu hijau adalah hewan pemakan tumbuhan

    (herbivore) namun sesekali dapat menelan beberapa hewan kecil. Hewan ini

    sering di laporkan beruaya di sekitar padang lamun (seagrass) untuk mencari

    makan, dan kadang di temukan memakan macroalga di sekitar padang alga. Pada

    padang lamun hewan ini lebih menyukai beberapa jenis lamun kecil dan lunak

    seperti (Thalassia testudinum, Halodule uninervis, Halophila ovalis, and H.

    ovata). Pada padang alga, hewan ini menyukai (Sargassum illiafolium and

    Chaclomorpha aerea). Pernah di laporkan pula bahwa penyu hijau memakan

    beberapa invertebrate yang umumnya melekat pada daun lamun dan alga.

    Penyu laut adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir seluruh

    hidupnya di bawah permukaan laut. Induk betina dari hewan ini hanya sesekali

    kedaratan untuk meletakkan telut-telurnya di darat pada substrate berpasir yang

    jauh dari pemukiman penduduk. Untuk penyu hijau, seekor Induk betina dapat

    melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 150 butir, dan secara alami tanpa adanya

    perburuan oleh manusia, hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut

    kembali untuk berenang bebas untuk tumbuh dewasa. Dari 1.000 anak penyu

    (tukik) yang lahir, rata-rata hanya satu yang bisa hidup sampai dewasa. Beberapa

    peneliti pernah melaporkan bahwa presentase penetasan telur hewan ini secara

    alami hanya sekitar 50 % dan belum ditambah dengan adanya beberapa predator-

    predator lain saat mulai menetas dan saat kembali ke laut untuk berenang.

    Predator alami di daratan misalnya kepiting pantai (Ocypode saratan, Coenobita

    sp.), burung dan tikus. Dilaut, predator utama hewan ini antara lain ikan-ikan

    besar yang beruaya di lingkungan perairan pantai. Sangat kecilnya presentase

    tersebut lebih diperparah lagi dengan penjarahan oleh manusia yang mengambil

    telur-telur tersebut segera setelah induk-induk dari penyu tadi bertelur.

    Karenanya, bila habitat penyu terganggu, berupa gugus pantai dan

    hamparan hutan mangrove-nya, Penyu tidak akan berani untuk naik ke pantai dan

    bertelur. Semakin lama populasinya akan menurun. Belum lagi gangguan-

    gangguan dari manusia yang mengancam keberadaannya. Aktifitas perburuan

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    53/61

    49

    daging penyu, jual beli cindera mata yang terdiri dari karapaks (cangkang penyu)

    atau menjual telurnya adalah hal-hal yang dapat membuatnya terancam punah.

    Semua jenis penyu adalah satwa yang dilindungi menurut undang-undang.

    Berdasarkan Undang-undang no 5 tahun 1990, perdagangan satwa langka

    termasuk penyu dapat dikenai hukuman penjara maksimum lima tahun dan denda

    seratus juta rupiah.

    Tasikmalaya (ANTARA News) - Populasi penyu hijau (Chelonia mydas)

    di Kawasan Konservasi Sindangkerta (KKS), Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya,

    Jabar, kian memprihatikan, bahkan bukan mustahil beberapa tahun mendatang

    punah. Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Badan Konservasi Sumber Daya Alam

    (BKSDA) Jabar, Ir. Tata Jatirasa kepada ANTARA, mengakui adanya penurunan

    tingkat populasi penyu hijau yang datang ke KKS. Data tahun 2006, jumlah penyu

    hijau yang mendarat di KKS tercatat hanya 54 ekor, padahal data tahun 2002

    menyebutkan populasi penyu hijau masih berjumlah 60 ekor, malahan tahun 2003

    lalu jumlahnya lebih banyak lagi yakni mencapai 84 ekor. "Telur-telur yang ada

    itu dihasilkan dari penyu dewasa. Kalau penyu dewasanya sudah tidak ada atau

    semakin sedikit, maka jumlah telurnya pun otomatis berkurang".

    Dikatakan, tahun 2006 dari 54 penyu hijau tersebut yang mendarat hanya

    49 ekor yang bertelur. Jumlah telur yang ditetaskan adalah 3.318 ekor dengan

    rincian 1.523 telur yang menetas dan dari jumlah itu sebanyak 1.348 tukik (anak

    penyu) hidup serta 175 tukik mati. Sementara itu hingga April 2007 ini jumlah

    penyu yang mendarat baru mencapai 12 ekor. Berkurangnya populasi penyu hijau

    dewasa itu antara lain dipengaruhi oleh perubahan alam di sekitar KKS dan

    penyebabnya sangat kompleks.

    Menurut Tata, sebenarnya kondisi pasir dan alam di sekitar KKS masih

    cukup bagus untuk dijadikan tempat penangkaran penyu hijau. Pihaknya mengaku

    khawatir dengan perubahan lingkungan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu,

    pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

    Tasikmalaya agar bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan yang ada. Menurut

    dia, adanya perusakan hutan yang dibarengi dengan kian padatnya area

    pemukiman di sekitar KKS, juga merupakan salah satu faktor yang membuat

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    54/61

    50

    populasi penyu hijau terus mengalami penurunan. Disebutkan, suasana gaduh dan

    alam yang makin tak nyaman membuat penyu yang ada di KKS itu enggan untuk

    bertelur. Wilayah konservasi penyu itu idealnya berada di tempat yang jauh dari

    kebisingan dengan situasi yang tenang, penyu-penyu menjadi merasa aman untuk

    bertelur. Ia mengatakan, ancaman kepunahan penyu hijau yang paling besar

    datang dari gangguan lingkungan sekitarnya, seperti munculnya pencurian telur

    penyu, kerusakan terumbu karang, hancurnya sepadan pantai dan masih banyak

    lagi. Jadi faktornya sangat kompleks, ujarnya. Kawasan Konservasi Penyu

    Sindangkerta memiliki luas yang memanjang sejauh 3 kilometer dari mulai

    Cikuya Hirup hingga Pasir Sindangkerta.

    I. Pembudidayaan Penyu Hijau

    Penangkaran merupakan sebuah praktek yang umum dilakukan dalam

    Konservasi Penyu untuk melindungi telur-telur penyu yang terancam di habitat

    alami. Problem-problem yang muncul pada program penangkaran penyu: biaya

    tinggi, kebutuhan akan staf yang terlatih dan terpercaya, biaya yang mencukupi

    untuk keberlanjutan penangkaran, keberhasilan tetas yang tidak konsisten, efekterhadap genetika penyu, hilangnya keragaman genetik, dan efeknya terhadap

    jenis kelamin yang dihasilkan dari penangkaran. Suhu selama masa inkubasi juga

    mempengaruhi keberhasilan tetas, lama masa inkubasi, ukuran, morfologi dan

    fisiologi serta perilaku tukik yang dihasilkan..

    1. Tegal Sereh

    Sejak tahun 2002 lalu, di kawasan Tegal Sereh yang tak jauh dari KKS

    telah dibangun Area Suaka Margasatwa. Sekarang, penyu-penyu hijau dewasa

    lebih senang bertelur di Tegal Sereh, sehingga untuk ke depannya Tegal Sereh

    diharapkan akan mampu menjadi benteng kepunahan penyu hijau.

    Puncak masa bertelur penyu hijau, dimana telor penyu hijau akan

    berserakan yakni pada bulan September hingga Desember. Pada saat-saat seperti

    itu semua petugas KKS disibukan karena harus menjaga dan mengamankan telur-

    telur yang berserakan. Bahkan tak jarang para petugas itu harus menjaganya

    hingga larut malam. Penyu hijau bertelur setiap tiga tahun sekali dengan jumlah

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    55/61

    51

    mencapai 180 telur. Proses bertelurnya sendiri, hanya memerlukan waktu sekitar

    2,5 jam. Tapi kalau telur-telur itu dibiarkan menetas secara alami, kemungkinan

    hidupnya sangat kecil. Fluktuasi lingkungan sangat berpengaruh pada proses

    penetasan. Kawasan Konservasi Sindangkerta dinilai merupakan salah satu

    kawasan yang sebenarnya sangat cocok untuk proses penetasan teur penyu.

    Memang KKS bukanlah satu-satunya tempat konservasi penyu di Indonesia.

    2. Pantai Pangumbahan

    Populasi Penyu Hijau (Chelonia mydas) di pantai selatan Sukabumi

    terancam punah. Penyu Hijau atau Chelonia mydas yang habitatnya terdapat di

    pantai selatan Kabupaten Sukabumi, yaitu di Pantai Pangumbahan dan Suaka

    Margasatwa (SM) Cikepuh di Desa Gunung Batu Kecamatan Ciracap Kabupaten

    Sukabumi, populasinya menurun drastis dan terancam punah. Penyebabnya

    eksploitasi untuk kepentingan komersial. Pada tahun 80-an, populasi penyu hijau

    yang terlihat naik ke daratan sekitar 50-an setiap malamnya. Namun sekarang

    penyu hijau yang bisa kita lihat pada musim bertelur hanya sekitar tiga ekor per

    malam, menurut Budiyanto, Direktur Eksekutif Kusuka bumiku, di Sukabumi,

    Budiyanto mengatakan kepada beritabumi.or.id, populasi penyu tersebut harus

    segera diselamatkan dan tidak boleh dieksploitasi dalam bentuk dan atau alasan

    apapun. Menurutnya, yang paling penting dan mendesak saat ini adalah

    melakukan upaya rehabilitasi dan restorasi untuk mengembalikan populasi penyu

    dan ekosistemnya, setidaknya seperti puluhan tahun silam. Sementara menurut

    Budiyanto, pengunduhan (pengambilan telur) penyu hijau di Pantai Pangumbahan

    selama ini justru dilakukan pihak swasta, yakni CV Daya Bakti yang menjadi

    rekanan Pemkab Sukabumi. Bahkan pihak pengelola berhak melakukan usaha

    pengambilan telur dari satwa yang dilindungi undang-undang tersebut dari sarang

    alaminya.

    Sedangkan di lokasi sepanjang pantai dalam kawasan konservasi Suaka

    Margasatwa Cikepuh, pengambilan telur-telur penyu tersebut dilakukan oleh

    oknum masyarakat secara ilegal. Bahkan diduga melibatkan oknum pegawai pada

    lingkungan Departemen Kehutanan (Dephut). Menurut keterangan Budiyanto

    sejumlah oknum pegawai kehutanan yang terlibat tersebut telah mendapat sanksi

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    56/61

    52

    administrasi, yaitu dipindah-tugaskan ke daerah lain. Upaya pelestarian penyu

    yang dilakukan oleh pemerintah dapat ditempuh melalui kegiatan pengamanan

    pantai, pengumpulan telur, pembuatan tempat penetasan semi permanen,

    pemeliharaan telur yang ditetaskan, pemeliharaan tukik yang baru menetas,

    pemeliharaan tukik di tempat penampungan, tagging, sexing, pencatatan data

    jumlah penyu, pencatatan data jumlah telur, penyuluhan, pelayanan penelitian,

    pelepasan tukik ke laut, pendidikan dan pelatihan untuk pelajar dan mahasiswa.

    3. Pulau Jemur

    Berdasarkan penelitan yang dibagi kedalam 3 stasiun (tempat) bertelurnya

    penyu. Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat berelur penyu di

    stasiun I yaitu rintangan batu-batu cadas dan gelombang air laut yang lemah.

    Gelombang air laut lemah, diduga disebabkan oleh letak pantai, yaitu adanya

    pulau yang terletak sekitar 100 m dari pantai, dan selain itu diantara pulau dan

    pantai terdapat pula palung laut, sehingga pantai terhalang dari gelombang yang

    kuat. Di stasiun II dan III karakteristik pantai cenderung landai dan terbuka

    dengan kecepatan gelombang sedang dan kuat.Menurut Anonimus (1997) bahwa kehadiran penyu di pantai untuk

    membuat sarang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pantai landai dan

    kekuatan gelombang yang membantu penyu untuk mendarat dipantai, selain itu

    rintangan berupa tebing batu-batu cadas dan ganguan lainnya sangat

    mempengaruhi kehadiran penyu di pantai. Secara temporal aktivitas membuat

    sarang penyu hijau di pulau Jemur dimulai pada bulan April, dan aktivitas puncak

    membuat sarang berlangsung pada bulan Mei dan Juni , dan menurun pada bulan

    Juli. Menurut Pusphalaila et al (1999) bahwa masa bersarang penyu hijau secara

    temporal dimulai pada pertengahan bulan Mei, dan aktivitas puncak membuat

    sarang selama bulan Juni dan Juli, dan menurun pada bulan Agustus, dan berakhir

    dalam bulan September. Musim bersarang panyu normal dimulai pada bulan April

    dan puncaknya pada bulan Mei dan Juni, selanjutnya menurun pada bulan Juli

    (Winel et al, 2000).

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    57/61

    53

    Aktivitas puncak membuat sarang penyu di pulau Jemur memungkinkan

    terjadi pada bulan Mei dan Juni, karena pada saat itu berlangsung musim

    kemarau. Sesuai yang dikemukakan oleh Maria et al (2000) yaitu bahwa

    kelimpahan sarang memuncak berlangsung pada musim kemarau, hal ini ada

    hubungannya dengan kondisi iklim makroklimak dengan mikroklimak sarang

    yang berpengaruh terhadap keberhasilan penetasan dan berperan sebagai aspek

    biologi reproduksi penyu. Berdasarkan rerata sarang per bulan dari setiap zona di

    setiap stasiun, kemiringan pantai, tekstur pasir, rintangan dan gangguan di pantai,

    menunjukkan rerata sarang paling sedikit dijumpai di stasiun II. Diduga

    disebabkan oleh kemiringan pantai yang terlalu landai, yaitu dengan kemiringan

    pantai kecil dari 140, sehingga pantai sering diterpa gelombang dan akan

    memudahkan interupsi air laut kepantai. Hal ini menyebabkan pasir selalu basah

    dan cenderung lebih padat. Pasir yang lebih padat akan menyulitkan penyu dalam

    menggali lobang sarang. Sebaliknya pantai curam dan terjal merupakan kendala

    bagi penyu untuk mendarat kepantai. Kemiringan pantai yang tidak terlalu landai

    dan tidak pula terlalu curam yaitu berkisar antara 240-310, kondisi ini

    memudahkan penyu untuk mendarat dipantai sehingga dipantai tersebut relatif

    lebih banyak dijumpai sarang penyu. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

    Anonimus (1999) bahwa kondisi pantai yang cocok untuk sarang adalah pantai

    dengan kemiringan 300, dan lokasi daerah peneluran berada diatas daerah pasang

    surut antara 30-80 m. Tekstur pasir pun sangat menentukan dalam proses

    penetasan telur penyu.

    Menurut Nybakken (1998) bahwa ukuran partikel pasir dipantai

    merupakan fungsi dari gelombang ombak di pantai itu, jika ombak kecil partikel-

    partikel berukuran kecil, sedangkan jika ombak besar dan kuat partikel-partikel

    akan menjadi kasar dan membentuk kerikil serta kepentingannya terletak pada

    retensi air dan kesesuaian untuk digali. Selanjutnya Anonimus (1999)

    mengemukakan bahwa penyu tidak jadi bertelur jika tipe pasir yang berada dalam

    sarang berupa pecahan kerang yang kasar juga bercampur tanah liat atau kerikil,

    selain itu butiran pasir yang sangat halus didalam penggalian lubang sering

    longsor sehingga penyu tidak mau meneruskan penggalian sarang dan berpindah

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    58/61

    54

    mencari tempat yang lain. Selanjutnya dikemukakan bahwa butiran pasir yang

    cocok dan disenangi oleh induk penyu untuk bersarang adalah dalam ukuran

    sedang dan halus.

    Dari uraian di atas dikemukakan bahwa kehadiran penyu membuat sarang

    di stasiun II rendah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adalah tekstur pasir

    dan rintangan batu-batu cadas. Tekstur pasir pantai merupakan interaksi dari

    kemiringan pantai dan kecepatan gelombang kepantai. Berdasarkan kemiringan

    sarang, jarak naungan dengan mikroklimak (suhu dan kelembaban) sarang (tabel

    2). Sarang pada kemiringan 30-320 dengan suhu harian pagi hari 28-310C dan 30-

    320 C pada sore hari. Sarang pada kemiringan 200-280 (

  • 7/26/2019 Jenis Jenis Penyu di Indonesia

    59/61

    55

    BAB III

    SIMPULAN

    Berdasarkan rumusan masalah pada diatas maka dapat di ssimpulkan pembahasan

    makalah ini menjadi beberapa poin, yaitu:

    1.Tubuh penyu terdiri dari bagian-bagian:

    a. Karapas, yaitu bagian tubuh yang dilapisi zat tanduk, terdapat di bagian

    punggung dan berfungsi sebagai pelindung.

    b.Plastron, yaitu penutup pada bagian dada dan perut.

    c.Infra Marginal, yaitu keping penghubung antara bagian pinggir karapas

    dengan lastrn. Bagian ni dapat digunakan sebagai alat identifikasi.

    d.Tungkai depan, yaitu kaki berenang di dalam air, berfungsi sebagai alat

    dayung.

    e. Tungkai belakang, yaitu kaki bagian belakang (pore fliffer), berfungsi

    sebagai alat penggali.

    2.Kelimpahan dan Keragaman Penyu saat ini.

    Keadaan penyu saat ini terancam punah karena eksploitasi penyu dan

    telur yang begitu tidak terkendali yang disebabkan oleh tingkah laku manusia

    yang serakah tanpa memperdulikan keseimbangan lingkungan. Penyu yang

    dahulu keadaannya melimpah terutama Chelonia mydas yang tersebar di

    seluruh Indonesia teapi sekarang statusnya menjadi dilindungi karena

    keberadaannya (populasi) nya semakin berkurang, sementara masa bertelurnya

    sangat lama harus menunggu sekitar 3-4 tahun untuk dapat bertelur, itu pun

    tidak semua telur dapat berkembang menjadi tukik (anak penyu) karena

    ancaman dari luar sangat banyak dan beragam ancaman.

    Untuk keberagaman ini masih tetap ada sampai saat ini hanya

    keberadaannya sangat sedikit, sehingga butuh pe