Jenis-jenis kegiatan layanan BK

32
“Jenis-jenis Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling” Disusun Oleh: Kelompok 5 Semester : VI. A 1. Adam Saputra (2012.01.002) 2. Muthoharoh (2012.01.041) 3. Aria Lantas (2012.01.00 ) Dosen Pengampu: Mukhyidin Sumedi, M.A SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH (STITQI) INDRALAYA OGAN ILIR SUMATRA SELATAN

Transcript of Jenis-jenis kegiatan layanan BK

Page 1: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

“Jenis-jenis Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling”

Disusun Oleh: Kelompok 5

Semester : VI. A

1. Adam Saputra (2012.01.002)

2. Muthoharoh (2012.01.041)

3. Aria Lantas (2012.01.00 )

Dosen Pengampu: Mukhyidin Sumedi, M.A

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH (STITQI)

INDRALAYA OGAN ILIR SUMATRA SELATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut

dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung

berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran

layanan itu.

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan

dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan

dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis

layanan. Namun sangat mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis

layanan maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah mulai

meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan layanan mediasi. Namun,

kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai kebijakan formal dalam sistem pendidikan

disekolah. Berbagai jenis layanan tersebut perlu dilakukan sebagai wujud nyata

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta

didik (klien).

Dalam makalah ini kami akan membahas sejumlah layanan dalam bimbingan dan

konseling yang ada disekolah.

1

Page 3: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

BAB II

PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Kegiatan Layanan BK

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut

dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung

berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran

layanan itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan

fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara

langsung dirasakan oleh sasaran (klien) yang mendapatkan layanan tersebut.

Berbagai jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan

bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien). Disini kami akan

membahas sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling yang ada disekolah diantaranya

yaitu:

A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah

dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Pemberian layanan

ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat

berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang.1

Sedangkan menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan kearah dan

tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu

layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan

ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.

Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang “asing”.

Dalam kondisi keterasingan, individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dalam

hal ini layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana

ataupun objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki

suasana ataupun objek baru agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau

objek yang baru tersebut.2

1 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 1142 Tohirin, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008, hlm. 141

2

Page 4: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

1. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi

Layanan ini ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama

orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama

penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.3 Selain itu

Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri

terhadap lingkungan atau situasi yang baru.

Secara khusus tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu

dalam layanan bimbingan dan konseling. Dilihat Dari Fungsi Pemahaman, layanan

orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang

berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya. Dilihat dari Fungsi

Pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari

hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau

lingkungannya yang baru. Sedangkan dilihat dari Fungsi Pengembangan, apabila

individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara

konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat

mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.

Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian

diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang

mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa, dengan memahami

kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan yang

diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya itu.

2. Materi Umum Layanan Orientasi

Untuk lingkungan sekolah, materi layanan orientasi mencakup hal-hal sebagai

berikut:

a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah

b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa

c. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan

sosial siswa

d. Peranan kegiatan bimbingan karier4

e. Penyelenggaraan pengajaran

3 Ibid, hlm. 1164 Kris Setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 18-19

3

Page 5: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

f. Kurikulum yang ada

g. Staf pengajar dan tata usaha

h. Peranan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan

kesulitan siswa.

B. Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan

pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik

(terutama orang tua) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi

pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik sehari-hari sebagai pelajar, anggota

keluarga, dan masyarakat.

Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan yaitu:

1. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar,

pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.

2. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya

3. Setiap individu adalah unik

Adapun tujuan dari layanan informasi adalah untuk membekali individu dengan

berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal

diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga

dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai

bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,

menyelenggarakan kehidupan sehari-hari, dan dalam mengambil keputusan.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi khususnya dalam rangka

pelayanan bimbingan dan konseling yaitu: informasi pendidikan, informasi jabatan, dan

informasi sosial budaya. Dari ketiga jenis informasi tersebut dapat digabungkan sebagai

berikut:

1. Tugas-tugas perkembangan masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.

2. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk

penyaluran dan pengembangannya.

4

Page 6: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

3. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.

4. Nilai-nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

5. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program

tambahan.

6. System penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti ujian akhir.

7. Fasilitas penunjang dan sumber belajar.

8. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolaah.

9. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan atau karier serta prospeknya.

10. Langkah-langkah yang ditempuh guna mendapatkan jabatan.

11. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.

12. Pelaksanaan layanan bantuan unuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.5

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan

peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan,

magang, kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat,

serta kondisi pribadinya.6 Sedangkan menurut Winkel, 1991 dalam buku bimbingan dan

konseling di sekolah dan madrasah mengatakan bahwa layanan penempatan adalah usaha-

usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan madrasah

dan sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku

jabatan tertentu.

Individu dalam proses perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang satu

sisi serasi atau (kondusif) mendukung perkembangannya dan disisi lain kurang serasi atau

kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi menimbulkan masalah pada

individu (siswa). Oleh sebab itu, layanan penempatan dan penyaluran diupayakan untuk

membantu individu yang mengalami mismatch. Layanan ini berusaha meminimalisasi

kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga individu dapat mengembangkan

potensi dirinya secara optimal. Di tempat yang cocok dan serasi serta kondusif diharapkan

5 Op-Cit, Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2009, hlm. 118-1196 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:

Rineka Cipta, 2000, hlm. 62

5

Page 7: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

individu dapat mengembangkan diri secara optimal.7 Layanan penempatan dan penyaluran

ini mempunyai kedudukan yang penting dalam pendidikan sebagai fungsi pencegahan dan

pemeliharaan. Layanan Penempatan dan Penyaluran bermanfaat untuk Membantu siswa agar

mampu menempatkan, menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan posisi yang

tepat. Menyalurkan segala kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki siswa sehingga siswa

dapat berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan. Memberikan kemudahan bagi

guru dalam pengelolaan kelas dan program pengajaran. Layanan penempatan dan penyaluran

harus dilaksanakan secara obyektif dan rasional oleh karena itu perlu kegiatan pendukung

berupa aplikasi instrumen dan pengumpulan data.8 Adapun bentuk-bentuk layanan

Penempatan dan Penyaluran adalah sebagai berikut:

1. Penempatan Dalam Kelas

Layanan penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling

sederhana dan mudah dibandingkan dengan penempatan dan penyaluran yang lainnya.

Namun demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan. Penempatan siswa di

dalam kelas adalah menempatkan siswa ke dalam kelas yang sesuai dengan dirinya.

Bentuk penempatan dalam kelas dapat berupa menempatkan siswa berdasarkan 

kemampuan akademis, menempatkan siswa dalam kelompok belajar, menempatkan siswa

dalam kelompok tugas, dan menempatkan siswa dalam posisi tempat duduk. Menurut

Purwoko  (2008: 60) keuntungan penempatan dalam kelas adalah sebagai berikut: Bagi

siswa, penempatan kelas yang tepat memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap

kondisi diri siswa baik fisik, mental, maupun sosial. Bagi guru, penempatan kelas yang

tepat memungkinkan pengelolaan kelas yang kondusif yang akan mampu meningkatkan

kualitas proses pembelajaran. Dengan penempatan tempat duduk yang sesuai dengan

kondisi siswa, maka kemungkinan terjadinya hambatan-hamabatan dalam pelaksanaan

pembelajaran dikelas dapat lebih diminimalisir.

2. Kelompok Belajar

Bagaimana agar siswa yang kurang pintar juga dapat mengikuti proses belajar

dengan baik. Pembentukan kelompok belajar ini mempunyai dua tujuan pokok. Pertama,

7 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 153

8http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2257757-materi-layanan-penempatan-dan-penyaluran/#ixzz2H64qJmPj, Update (Kamis, 26 Maret 2015, Pukul: 11.30 Wib).

6

Page 8: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya

masing-masing. Kedua, untuk wadah belajar bersama. Dalam penempatan kelompok

belajar ini guru BK harus mengetahui mana saja siswa yang memiliki prestasi yang baik,

maupun siswa yang kurang berprestasi. Jika sudah diketahui maka tugas guru BK

selanjutnya adalah membagi semua siswa dalam beberapa kelompok belajar yang terdiri

dari siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan

yang rendah. Agar semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, konselor harus

mengarahkan kepada siswa yang berkemampuan baik agar menjadi tutor atau

pembimbing teman-temannya yang memiliki kemampuan kurang.

3. Penempatan dan Penyaluran Dalam Kegiatan Ekstakurikuler

Penyaluran siswa kedalam kegiatan kokurikuler atau pun ekstrakurikuler secara

tepat dan benar akan sangat membantu dalam menunjang ketercapaian kegiatan

intrakurikuler. Selain itu, penempatan yang tepat akan membantu siswa dalam

pengembangan bakat dan minatnya. Siswa yang mempunyai bakat dan minat bisa

menyalurkannya pada kegiatan ekstrakurikuler. Prosedur dari pelaksanaan dari

penempatan pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah Melancarkan angket pilihan

kegiatan ekstra kurikuler. Menganalisis angket tersebut Melaksanakan penempatan sesuai

dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkan. Kegiatan ini mengikuti prosedur

berikut: Mempelajari catatan kumulatif dan melancarkan angket pemilihan program atau

jurusan. Menganalisis angket yang sudah di lancarkan. Menyediakan informasi yang

mungkin diperlukan oleh siswa, membantu memecahkan masalah yang mungkin timbul

sehubungan dengan pemilihan program siswa.

4. Penempatan dan Penyaluran Jurusan yang Tepat Untuk Siswa

Setiap siswa di hadapkan pada pemilihan program studi seperti penjurusan IPA,

IPS, Bahasa bagi mereka yang duduk di bangku SMA. Atau penjurusan untuk anak SMK.

Terkadang, dari banyaknya jurusan yang ditawarkan sekolah membuat siswa kesulitan

untuk memilih jurusan yang sekiranya cocok bagi dirinya. Maka dari itu, merupakan

tugas guru pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa. Pemberian bantuan itu

harus diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.

Informasi tersebut hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi

(kurikulum), sifat, kesempatan-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan

7

Page 9: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

kesempatan kerja setelah tamat dari jurusan yang dimaksud. Selain itu, diadakan

konsultasi pribadi guna lebih mempermudah siswa yang bersangkutan.

5. Pendidikan Lanjutan

Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan Sudah menjadi tugas

konselor untuk membekali para siswanya yang akan keluar dari sekolah yang

bersangkutan. Dan tentunya konselor harus benar-benar membuat rencana yang

sistematis untuk memberikan bantuan dalam pengembangan dan penyusunan rencana

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari

segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan

tersebut, terutama segi kemampuan dasar, bakat, dan minat, serta kemampuan keuangan.

Dalam pelaksanaan layanan penempatan siswa ke sekolah sambungan adalah

sebagai berikut: Menyelidiki bakat, minat, kemampuan siswa, Menyediakan informasi

lanjutan studi, Membantu siswa yang memerlukan bantuan sehubungan dengan

kesulitannya dalam memilih lanjutan studi yang diinginkan.

6. Bidang Perkerjaan

Penempatan dan penyaluran ke dalam pekerjaan atau jabatan di samping

penempatan dalam pendidikan lanjutan, sekolah juga harus membantu para siswa yang

akan memasuki dunia kerja. Meskipun di sekeliling siswa tersedia banyak lapangan kerja

namun tidak semua lapangan kerja itu cocok dan mudah untuk dimasuki. Sebagaimana

halnya dalam dunia pendidikan, setiap bidang pekerjaan itu memiliki sifat dan ciri-ciri

tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan informasi pekerjaan.9

Layanan penempatan dan penyaluran ini akan mencapai sukses jika mendapat

dukungan yang kuat dari guru dan orang tua siswa. Apalagi trio “guru-konselor-orang

tua” kompak dan matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran demi

kebahagiaan anak, sangat dapat diharapkan perkembangan anak berada pada jalur yang

tepat.

D. Layanan Pembelajaran

9 http://kelompok5bka.blogspot.com/2012/05/layanan-penempatan-dan-penyaluran.html, update (Kamis, 26 Maret, Pukul: 11.46)

8

Page 10: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar

yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta

berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

Tujuan layanan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dengan kemandiriannya dapat

memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta mendapatkan

keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta

tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi

utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan

pengembangan.

Materi kegiatan layanan bimbingan pembelajaran meliputi:

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan,

bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan

penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita dan perencanaan masa depan.

2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan social

dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.

3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif

dan efisien.

4. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.

5. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan

informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai

dengan karier yang hendak dikembangkan.

6. Pengembangan keterampilan belajar, meliputi: membaca, mencatat, menulis, dan

bertanya serta menjawab.10

E. Layanan Konseling Individual

Layanan konseling individual adalah layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru

pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.11

10 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 122-123

11 Kris Setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 21

9

Page 11: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

Menurut Mamat Supriatna (2011) Konseling individual adalah proses belajar melalui

hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang

konseli (peserta didik). Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan

sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional dalam

jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan kepada

individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan,

dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Konseling ialah proses

belajar yang bertujuan agar konseli (peserta didik) dapat mengenal diri sendiri, menerima diri

sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Dalam konseling

yang diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat

lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri

sendiri dan masyarakat sekitarnya. 12 Dengan demikian konseling perorangam bertujuan

untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh klien.

Fungsi utama dari layanan konseling individual yaitu fungsi pengentasan. Dalam

usaha pengentasan permasalahan yang dialami siswa, dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan

2. Analisis yang tepat sebab-sebab timbulnya masalah

3. Aplikasi dan pemecahan masalah

4. Evaluasi

5. Tindak lanjut.

Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat berbagai

macam teknik yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Teknik

konseling perorangan yang sederhana ialah melalui proses atau tahapan-tahapan berikut:

1. Tahap pembukaan

2. Tahap penjelasan

3. Tahap pengubahan tingkah laku

4. Tahap penilaian atau tindak lanjut13.

12 Mamat Supriatna, Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali Press, 2011, hlm. 100-101

13 Prayitno, Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: P2LPTK, 1987, hlm. 69

10

Page 12: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

Materi layanan konseling individual mencakup berbagai macam, diantaranya yaitu

bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Namun secara umum materi yang

dikedepankan dalam pemberian layanan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta

penyalurannya.

2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.

3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat,

bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah dan masyarakat.

4. Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial dan lain-

lain14.

F. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana

kelompok. Gazda mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan

kegiatan informasi kepada kelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan

keputusan yang tepat15. Dalam redaksi yang berbeda,Tohirin mengemukakan bahwa layanan

bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada

individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas,

dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi

pengembangan dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.

Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian

bersama anggota kelompok.

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau

kesulitan pada diri konseli (peserta didik), selain itu memungkinkan peserta didik secara

bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari

pembimbing/ konselor) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari sebagai individu

maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Secara umum layanan bimbingan

kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan

berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok

bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap

14 Ermis Suryana, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hlm. 12515 G.M. Gazda, Group Counseling: A Developmental Approach, Boston: Allyn and Bacon, 1978, hlm. 309

11

Page 13: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan

berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.16

Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan

dengan masalah pendidikan, pekerjaan, masalah pribadi dan social. Penataan bimbingan

kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang beranggotakan 15 sampai 20 orang, yang

dipimpin oleh seorang guru pembimbing dan konseling (konselor) atau guru. Dalam kegiatan

ini pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam

kegiatan diskusi panel.

Penyelenggaraan bimbingan kelompok memerlukan persiapan dan praktik

pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak

lanjutnya.

1. Langkah awal

Tahap awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai

dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok.

Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan

kelompok bagi para peserta didik, yang lebih rinci lagi dengan penjelasan

tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan

bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah selanjutnya

menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan

tempat menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok.

2. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:

a. Materi layanan,

b. Tujuan yang ingin dicapai

c. Sasaran kegiatan

d. Bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok

e. Rencana penilaian

f. Waktu dan tempat.17

16 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 170-172

12

Page 14: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

3. Pelaksanaan Tahap-tahap Kegiatan

a. Tahap Pertama (Pembentukan)

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap

memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya

para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun

harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-

cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga

menunjukkan sikap hangat, tulus, dan penuh empati.

b. Tahap Kedua (Peralihan)

Kegiatan dalam tahapan ini ialah: menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh

pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, dan

meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

c. Tahap Ketiga (Kegiatan)

Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota

kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang

menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa

kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.18

4. Evaluasi Kegiatan

Penilaian kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi

peserta didik dan hal-hal yang dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang

diungkapkan oleh para peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian

terhadap bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar

cek, maupun daftar isian sederhana. Penilaian terhadap bimbingan kelompok berorientasi

pada perkembangan, yaitu mengenali kemajuan dan perkembangan positif yang terjadi

pada diri anggota kelompok. Prayitno (1995) mengemukakan bahwa penilaian terhadap

layanan bimbingan kelompok lebih bersifat dalam proses, hal ini dapat dilakukan melalui:

17 Mamat Supriatna, Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali press, 2011, hlm. 98-99

18 https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11.27 Wib).

13

Page 15: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung

b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas

c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan perolehan

anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka

d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan

kegiatan lanjutan

e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan

layanan.

5. Analisis Lanjutan

Analisis dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan

langkah penyelenggaraan layanan. Dari sini akan dikaji apakah hasil pembahasan atau

pemecahan masalah sudah tuntas atau masih ada aspek yang belum dijangkau dalam

pembahsan tersebut. Dalam analisis, konselor sebagai pemimpin kelompok perlu

meninjau kembali secara cermat hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan seperti:

pertumbuhan dan jalannya dinamika kelompok, peranan dan aktivitas sebagai peserta,

homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok, kedalaman dan keluasan pembahasan,

kemungkinan keterlaksanaan alternatif pemecahan masalah yang dimunculkan dalam

kelompok, dampak pemakaian teknik tertentu oleh pemimpin kelompok, dan keyakinan

penerapan teknik-teknik baru, masalah waktu, tempat, bahan acuan, perlunya narasumber

lain, dan sebagainya. Dengan demikian, analisis tersebut dapat merupakan evalusi dari

apa yang sudah terlampaui dan dapat pula tinjauan ke depannya.19

G. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah

suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan

19 Ibid, Mamat Supriatna, hlm. 99-100

14

Page 16: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

adanya interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan

layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.20

Menurut Mungin Eddy Wibowo (2005:20), Tujuan yang ingin dicapai dalam

konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan

masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002:49), Tujuan konseling kelompok meliputi:

1. Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.

2. Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.

3. Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.

4. Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.21

Menurut Prayitno (2004), tujuan umum konseling kelompok adalah mengembangkan

kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri,

kepribadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama.

Sedangkan tujuan khusus konseling kelompok, yaitu:

1. Membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian

anggota kelompok.

2. Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah

laku dalam bersosialisasi/komunikasi.

3. Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan

pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok yang lain.

4. Individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi.22

Materi layanan kelompok mencakup:

1. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.

2. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan

pengembangannya.

20 Kris setyaningsih, Bimbingan Dan Konseling, Palembang, 2009, hlm. 2321 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta :

Rineka Cipta, 2000,  hlm. 4922 http://rumii-amelia.blogspot.com/2013/10/makalah-layanan-konseling-kelompok.html, Update (Jum’at,

17 April 2015, Pukul: 11. 30 Wib).

15

Page 17: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,

bertingkah laku dan hubungan sosial, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.

4. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik dirumah, disekolah, dan dimasyarakat

sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.

5. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta teknik-

teknik penguasaan materi pelajaran.

6. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar

di perguruan tinggi.

7. Mengembangkan kecenderungan karir yang menjadi pilihan siswa.

8. Orientasi dan informasi karir, dunia kerja, dan prospek masa depan.

9. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karir yang akan dikembangkan.

10. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.23

Selain kegiatan layanan diatas Tohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling

disekolah dan madrasah (2008) menambahkan dua jenis kegiatan layanan yaitu layanan

konsultasi dan Mediasi.

a. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh

konselor (pembimbing), terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya

memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam

menangani kondisi atau permasalah pihak ketiga.

Dalam layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak dapat dipisahkan, yaitu

konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Konselor merupakan tenaga ahli konseling (tenaga

professional) yang memiliki kewenangan melakukan pelayanan konseling sesuai dengan

bidang tugasnya. Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar

dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami pihak ketiga yang

setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan pihak ketiga adalah

individu-individu yang kondisi atau permasalahannya dipersoalkan oleh konsulti.

Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah kepala

sekolah, guru, dan orang tua. Apabila yang menjadi konsulti adalah kepala sekolah,

maka pihak ketiganya bisa guru dan siswa. Jika konsulti adalah guru maka pihak

23 Op.Cit, kris Setyaningsih, hlm. 23

16

Page 18: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

ketiganya siswa. Sedangkan jika konsultinya orang tua , maka pihak ketiga adalah anak

(terutama yang berstatus sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan). Masalah-

masalah yang dikonsultasikan mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam

kehidupan sehari-hari baik di sekolah, rumah, maupun di lingkungannya.

b. Layanan Mediasi

Istilah “mediasi” terkait dengan istilah “media” yang berasal dari kata “medium”

yang berarti perantara. Menurut prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan

konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam

keadaan saling tidak cocok. Dalam artian layanan mediasi adalah bantuan terhadap dua

pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan. Berbeda dengan layanan yang

lain terutama layanan konseling perorangan, dalam layanan mediasi konselor

menghadapi klien (siswa) yang terdiri atas dua pihak tau lebih, dua orang atau lebih, dua

kelompok atau lebih. Tujuan dari layanan mediasi ialah agar tercapainya kondisi

hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai

atau bermusuhan. Selain itu agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negative

(bertikai) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara kedua

belah pihak yang bermasalah.24

Menurut Syamsu Yusuf (2006), beberapa jenis layanan bantuan bimbingan

diantaranya yaitu:

a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya

b. Konseling

c. Penyajian informasi dan penempatan

d. Penilaian dan penelitian25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

24 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 187-196

25 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 20

17

Page 19: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan

layanan bimbingan konseling terdiri dari Sembilan jenis yaitu: layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling individual, bimbingan kelompok,

konseling kelompok, konsultasi dan layanan mediasi. Setiap layanan tersebut memiliki

fungsi dan tujuan masing-masing yang mana pada dasarnya setiap layanan tersebut

berfungsi untuk membantu klien yang bermasalah.

Sedangkan menurut Syamsu Yusuf kegiatan layanan bimbingan sangat membutuhkan

layanan bantuan seperti:

a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya

b. Konseling

c. Penyajian informasi dan penempatan

d. Penilaian dan penelitian.

18

Page 20: Jenis-jenis kegiatan layanan BK

DAFTAR PUSTAKA

Gazda, G.M. 1978. Group Counseling: A Developmental Approach, Boston: Allyn and Bacon.

Prayitno, 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor, Jakarta: P2LPTK.

Setyaningsih, Kris. 2009. Bimbingan Dan Konseling, Palembang.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi (orientasi dasar pengembangan profesi konselor), Jakarta: Rajawali Press.

Suryana, Ermis. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Palembang: Grafika Telindo Press.

Tohirin, 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,.

Yusuf, Syamsu. 2006. Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/bimbingan-kelompok/, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11.27 Wib).

http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2257757-materi-layanan-penempatan-dan-penyaluran/#ixzz2H64qJmPj, Update (Kamis, 26 Maret 2015, Pukul: 11.30 Wib).

http://kelompok5bka.blogspot.com/2012/05/layanan-penempatan-dan-penyaluran.html, Update (Kamis, 26 Maret, Pukul: 11.46)

http://rumii-amelia.blogspot.com/2013/10/makalah-layanan-konseling-kelompok.html, Update (Jum’at, 17 April 2015, Pukul: 11. 30 Wib).

19