Jenis Bleaching

9
Jenis-jenis Bleaching Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara internal yang dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik (Walton dan Torabinejad, 1996). 1. Teknik Bleaching secara eksternal Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi yang masih vital dan dapat dilakukan menggunakan bleaching tray (Schmidseder, 2000). Gambar 1. Bleaching tray (Schmidseder, 2000) Pewarnaan gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial. Jenis-jenisnya antara lain : a. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasiklin b. Bleaching teknik Mouthguard

Transcript of Jenis Bleaching

Page 1: Jenis Bleaching

Jenis-jenis Bleaching

Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara

eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching

secara internal yang dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan

baik (Walton dan Torabinejad, 1996).

1. Teknik Bleaching secara eksternal

Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi yang masih vital dan dapat dilakukan

menggunakan bleaching tray (Schmidseder, 2000).

Gambar 1. Bleaching tray

(Schmidseder, 2000)

Pewarnaan gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor

ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial. Jenis-jenisnya antara lain :

a. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasiklin

b. Bleaching teknik Mouthguard

c. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena fluorosis

2. Teknik Bleaching secara internal (intrakoronal)

Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik

dengan baik. Metode bleaching yang dapat dilakukan untuk gigi ini adalah teknik walking

bleach, termokatalitik, kombinasi, modified home bleaching technique atau biasa disebut

inside/outside bleaching technique, foto oksidasi ultraviolet dan CP irradiation method.

Bleaching secara internal tidak boleh dilakukan atau diulangi lebih dari 4 kali karena struktur

Page 2: Jenis Bleaching

gigi bagian dalam dapat melemah dan resiko fraktur makhota semakin meningkat

(Schmidseder, 2000).

Gambar 2. Agen bleaching diletakkan pada kamar pulpa)

(Schmidseder, 2000)

Teknik bleaching pada gigi non vital

a. Teknik Walking Bleach

Teknik ini memakai campuran superoxol dan Na-perborat untuk memutihkan gigi (Walton

dan Torabinejad,1996). Teknik Walking Bleach menurut Walton dan Torabinejad (2003)

adalah sebagai berikut:

1) Pasien harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai penyebab perubahan warna,

prosedur yang akan dilakukan, hasil yang diharapkan, dan kemungkinan perubahan warna

timbul kembali (regresi) untuk mecegah kekecewaan dan salah pengertian. Oleh karena itu,

komunikasi yang efektif sebelum, selama, dan sesudah perawatan mutlak diperlukan.

2) Radiograf dibuat untuk melihat keadaan jaringan periapeks dan kualitas perawatan saluran

akar. Perawatan yang gagal atau pengisian saluran akar yang meragukan harus dirawat ulang

sebelum pemutihan dilakukan.

3) Pemeriksaan kualitas dan warna setiap tumpatan yang ada harus dilakukan terlebih dahulu.

Bila tumpatan rusak maka harus diganti. Perubahan warna gigi sering disebabkan oleh

kebocoran dan perubahan warna tumpatan. Selain itu, pasien harus diberi tahu bahwa

prosedur pemutihan dapat mempengaruhi warna tumpatan untuk sementara (atau permanen)

sehingga restorasi harus diganti.

Page 3: Jenis Bleaching

Keterangan :

Pewarnaan interna dari dentin yang disebabkan oleh sisa material obturasi (OM) dalam ruang

pulpa, juga oleh material dan debris jaringan di dalam tanduk pulpa (PH)

4) Evaluasi warna gigi dilakukan dengan contoh warna dan membuat foto pada saat awal

kedatangan pasien dan selama prosedur dilakukan. Foto ini sebagai acuan untuk pembanding.

5) Gigi diisolasi dengan isolator karet. Isolasi yang lebih baik dapat diperoleh dengan

memakai baji (wedge) interproksimal. Jika menggunakan Superoxol, krim (misalnya vaselin,

orabase, atau cocoa butter) dipakai sebelum isolator karet dipasang untuk melindungi

jaringan gingiva. Prosedur ini tidak perlu dilakukan jika menggunakan Na-perborat.

6) Pembongkaran tumpatan pada kavitas. Penghalusan akses dan pengangkatan semua bahan

pengisi lama dari kamar pulpa merupakan tahap yang paling penting dalam proses

pemutihan. Dokter gigi harus memeriksa secara teliti bahwa tanduk pulpa atau daerah lain

yang tidak terbuka. Bahan tumpatan harus dibuang agar bahan pemutih dapat berkontak dan

masuk ke dalam dentin. Pembuangan bahan tumpatan harus dilakukan dengan hati-hati untuk

menghindari terpotongnya dentin yang sehat.

Keterangan :

Restorasi korona dibuang semua, preparasi akses diperbaiki dan gutta perca dibuang sampai

sebatas di bawah margin gingiva. Kemudian, tanduk pulpa dibersihkan dengan bur bulat.

Page 4: Jenis Bleaching

7) (Opsional) Tahap ini diperlukan jika perubahan warna diakibatkan oleh logam, atau jika

pada kunjungan kedua atau ketiga hasil pemutihan tidak memuaskan. Selapis tipis dentin

yang berubah warna di daerah labial kamar pulpa dibuang secara hati-hati dengan bur bulat

putaran rendah. Tindakan ini dapat membuang bagian yang berubah warna (yang terpusat di

daerah permukaan pulpa) lebih banyak, juga dapat membuka tubulus dentin agar masuknya

bahan pemutih lebih baik.

8) Semua bahan harus diangkat sampai sedikit di bawah margin gingiva. Untuk melarutkan

sisa-sisa semen saluran akar, digunakan pelarut yang sesuai (seperti pelarut oranye,

kloroform, atau xylol dalam butiran kapas).

9) Jika yang digunakan adalah Superoxol, lapisan semen protektif seperti semen

polikarboksilat, Zn-fosfat, ionomer kaca, IRM, atau cavit, diletakkan di atas material obturasi

setebal 2 mm. Hal ini penting untuk mencegah bocornya material pemutih. Barrier semen ini

harus melindungi tubulus dentin dan sesuai dengan perlekatan epitel eksternal. Tinggi lapisan

ini tidak boleh meluas melebihi margin gingiva. Pengetsaan dentin sebelah dalam dengan

asam fosfat (atau pengetsa lain) untuk menghilangkan smear layer dan membuka tubulus

dentin

b. Teknik Termokatalitik

Teknik termokatalitik adalah teknik pemutihan dengan meletakkan material oksidator di

dalam kamar pulpa dan kemudian memanaskannya. Panas ini diperoleh dari lampu, alat yang

dipanaskan, atau alat pemanas listrik yang dibuat khusus untuk memutihkan gigi

(Torabinejad dan Walton, 2009). Teknik termokatalitik menggunakan sepotong kapas kecil

yang telah dibasahi dengan bahan pemutih yang ditempatkan dalam kamar pulpa, kemudian

dilakukan pemanasan selama dua menit. bila perlu dapat juga pemanasan dilakukan pada

sepotong kapas yang dibasahi larutan pemutih dan ditempatkan dibagian labial gigi. Sumber

panas yang dapat digunakan adalah lampu pemanas, alat pemanas listrik, atau instrumen kecil

yang ujungnya dipanaskan (Andang dan Hidayat, 2002).

Pada teknik termokatalitik dengan menggabungkan pemanasan dan konsentrasi hidrogen

peroksida yang tinggi menyebabkan resorpsi dibagian servikal. Teknik termokatalitik ini

tidak sering digunakan lagi pada saat ini (Greenwall, 2001). Teknik ini mengunakan panas

untuk mempercepat proses oksidasi. Sumber panas yang dapat digunakan adalah rheostat

controlled photoflood, lihgt activited atau instrumen Woodson. Prosedur teknik

termokatalitik menurut Torabinejad dan Walton (2009) adalah sebagai berikut:

Page 5: Jenis Bleaching

1) Isolasi gigi yang akan dirawat dengan karet isolator. Lindungi jaringan lunak dengan

menggunakan petrolium jelly atau cocoabutter.

2) Dentin dibagian labial kamar pulpa dibuang dengan bur bulat kecepatan rendah.

3) Membuang bahan pengisi dari kamar pulpa 2-3 mm ke apikal dibawah gusi.

4) Membersihkan kamar pulpa dengan kloroform atau xylene, kemudian keringkan dengan

hembusan udara.

5) Jaringan lunak dan gigi tetangga dilindungi dari panas yang berasal dari sumber panas

dengan meletakkan kasa yang telah dibasahi air di bawah karet isolator untuk menutup bibir

dan jaringan lunak.

6) Kapas diletakkan dalam kamar pulpa yang dibasahi hidrogen peroksida 30-35%, lalu tutup

permukaan labial gigi dengan kapas yang telah dibasahi bahan pemutih. Arahkan sumber

panas pada gigi yang telah disiapkan.

7) Kapas dibasahi kembali dengan hidrogen peroksida segar. Ulangi langkah ini 4-5 kali.

8) Evaluasi efek pemutihan, bila belum berhasil pertemuan berikutnya dilakukan seminggu

kemudian setelah kavitas ditutup tumpatan sementara.

9) Apabila hasilnya sudah memuaskan, bersihkan kamar pulpa dengan kloroform xylene atau

alkohol, kemudian lapisi dengan semen yang berwarna putih sebelum dilakukan tumpatan

permanen dengan resin komposit.

c. Teknik Kombinasi

Teknik kombinasi merupakan teknik bleaching gabungan antara teknik walking bleach dan

teknik termokatalitik. Keuntungan dari teknik kombinasi ialah hasil lebih cepat dan

memuaskan karena kedua teknik tersebut dilakukan dengan bergantian. Prosedur awal teknik

kombinasi ialah menggunakan teknik termokatalitik dengan memanaskan gigi yang akan

dilakukan pemutihan. Setelah dipanaskan, kapas yang mengandung hidrogen peroksida

dikeluarkan dari kamar pulpa dan gigi dikeringkan. Kemudian dilakukan teknik walking

bleach yaitu meletakkan pasta campuran superoksol dan Na-perborat di dalam kamar pulpa.

Prosedur selanjutnya mengikuti teknik walking bleach hingga selesai (Walton dan

Torabinejab, 1996).

d. Modified Home Bleaching Technique (Inside/Outside Bleaching Technique)

Teknik inside/outside bleaching didasarkan pada aplikasi karbamid peroksida pada gigi dan

menjaga gigi yang telah dipreparasi selama tahap pemutihan. Pemutihan terjadi di bagian

dalam dan luar gigi secara bersamaan. Teknik ini ideal untuk pasien yang memiliki keinginan

Page 6: Jenis Bleaching

untuk memutihkan gigi, tidak hanya untukmemutihkan warna gigi non vital yang telah

dirawat endodontik tetapi juga dapat memutihkan gigi vital yang berada di sebelahnya. Cara

kerja teknik ini cepat karena pasien dapat mengaplikasikan gel segar karbamid peroksida

setiap hari (Deliperi, 2008). Home bleaching dilakukan pasien dengan pengarahan dan

pemantauan oleh dokter gigi, akan tetapi terdapat beberapa efek samping yang mungkin

terjadi yaitu iritasi gingiva, hipersensitif sementara pada gigi bagian servikal, mual jangka

pendek, dan nyeri pada regio TMJ.

e. Teknik Foto Oksidasi Ultraviolet

Teknik ini kurang efektif dibandingkan dengan teknik walking bleach, selain itu

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai warna gigi yang diinginkan. Prosedur

teknik ini ialah dengan meletakkan kapas yang dibasahi dengan cairan hidrogen peroksida

30-35% ke dalam kamar pulpa. Kemudian gigi tersebut akan disinari dari sisi labial gigi oleh

lampu ultraviolet selama 2 menit. Penyinaran dengan lampu ultraviolet akan melepaskan

oksigen seperti pemutihan menggunakan teknik termokatalitik (Walton dan Torabinejab,

1996).

f. Light-Activated Bleaching of Non Vital Teeth (CP irradiation method)

Teknik light-activated bleaching of non vital teeth menggunakan metode CP

irradiation atau metode Hisamitsu. Prosedur teknik ini ialah dengan menempatkan 10% gel

karbamid peroksida pada permukaan labial dan masuk ke rongga akses masuk gigi non

vital. Kemudian cahaya diaktifkan dari sisi bukal dan lingual (Kwon dkk, 2009) Keuntungan

dari teknik ini adalah bahwa perubahan warna pada gigi non vital meningkat sejak hari

dimulainya perawatan. Mekanisme perbaikan melalui aktivasi sinar tidak jelas, namun

dikemukakan bahwa peningkatan suhu akibat iradiasi mengkatalis pemecahan menjadi

hidrogen peroksida dan merembes ke dentin (Kwon dkk, 2009)