Jembatan Rochette

2
Jembatan Rochette Jembatan Rochette diperkenalkan oleh Rochette tahun 1973. Jembatan ini terdiri dari dua sayap-sayap yang merupakan retainernya. Retainer ini dibuat setelah dilakukan pengambilan sebagian enamel pada permukaan palatal gigi penyangga. Retainernya berlubang-lubang sebagai tempat retensi komposit. Diameter lubang tersebut berkisar antara 0,7-0,8 mm. Untuk pembuatan jembatan tersebut biasanya hanya diperlukan dua kali kunjungan. Kunjungan pertama dipakai untuk membersihkan calon gigi penyangga, menentukan warna gigi penderita, dan mencetak gigi dengan bahan elastomer. Bila gigi insisif yang dipakai sebagai gigi abutment tidak tebal daerah insisalnya, untuk menjaga agar jangan sampai penyangga diperngaruhi warna keabu-abuan, dianjurkan supaya logam retainernya tidak terlalu mendekati daerah insisal. Untuk menekan biaya pembuatan dapat digunakan logam paduan tidak mulia dengan ketebalan 0,5-1 mm. Pontic dapat dibuat dari porselen yang dibakar langsung pada kerangka logamnya, dapat juga menggunakan akrilik. Bila yang digunakan akrilik, sebaiknya pada sisi proksimalnya diberi galur dulu yang kemudian diisi dengan komposit. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan ikatan yang lebh erat dengan komposit yang ada pada gigi penyangga. Pada kunjungan kedua jembatan dicoba ketepatannya dan kerapian tepi retainernya. Gigi diisolasi dan dietsa. Pengetsaan dilakukan dengan cairan asam fosfat dengan konsentrasi 30-50 % diolaskan pada permukaan enamel selama 60-90 detik. Setelah itu dibersihkan dari sisa asamnya dan dikeringkan dengan hembusan udara sampai tampak memutih. Jembatan sementara juga dibersihkan dan dikeringkan, dipasang dengan komposit yang telah disediakan dan kemudian jembatan ditekan pada tempatnya tanpa bergeser. Resin komposit dapat masuk ke dalam pori-pori yang diciptakan dari etsa asam itu akibat proses dekalsifikasi, dan setelah resin komposit mengeras terciptalah ikatan mekanik yang erat antara resin komspoit dan enamel. Resin yang terdapat di dalam enamel disebut tag, yang merupakan faktor utama dalam kaitan mekanik tersebut.

description

Gigi Tiruan TetapGigi Tiruan Jembatan Adesif

Transcript of Jembatan Rochette

  • Jembatan Rochette

    Jembatan Rochette diperkenalkan oleh Rochette tahun 1973. Jembatan ini terdiri dari dua

    sayap-sayap yang merupakan retainernya. Retainer ini dibuat setelah dilakukan pengambilan

    sebagian enamel pada permukaan palatal gigi penyangga. Retainernya berlubang-lubang sebagai

    tempat retensi komposit. Diameter lubang tersebut berkisar antara 0,7-0,8 mm.

    Untuk pembuatan jembatan tersebut biasanya hanya diperlukan dua kali kunjungan.

    Kunjungan pertama dipakai untuk membersihkan calon gigi penyangga, menentukan warna gigi

    penderita, dan mencetak gigi dengan bahan elastomer. Bila gigi insisif yang dipakai sebagai gigi

    abutment tidak tebal daerah insisalnya, untuk menjaga agar jangan sampai penyangga

    diperngaruhi warna keabu-abuan, dianjurkan supaya logam retainernya tidak terlalu mendekati

    daerah insisal.

    Untuk menekan biaya pembuatan dapat digunakan logam paduan tidak mulia dengan

    ketebalan 0,5-1 mm. Pontic dapat dibuat dari porselen yang dibakar langsung pada kerangka

    logamnya, dapat juga menggunakan akrilik. Bila yang digunakan akrilik, sebaiknya pada sisi

    proksimalnya diberi galur dulu yang kemudian diisi dengan komposit. Ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan ikatan yang lebh erat dengan komposit yang ada pada gigi penyangga.

    Pada kunjungan kedua jembatan dicoba ketepatannya dan kerapian tepi retainernya. Gigi

    diisolasi dan dietsa. Pengetsaan dilakukan dengan cairan asam fosfat dengan konsentrasi 30-50

    % diolaskan pada permukaan enamel selama 60-90 detik. Setelah itu dibersihkan dari sisa

    asamnya dan dikeringkan dengan hembusan udara sampai tampak memutih. Jembatan sementara

    juga dibersihkan dan dikeringkan, dipasang dengan komposit yang telah disediakan dan

    kemudian jembatan ditekan pada tempatnya tanpa bergeser. Resin komposit dapat masuk ke

    dalam pori-pori yang diciptakan dari etsa asam itu akibat proses dekalsifikasi, dan setelah resin

    komposit mengeras terciptalah ikatan mekanik yang erat antara resin komspoit dan enamel.

    Resin yang terdapat di dalam enamel disebut tag, yang merupakan faktor utama dalam kaitan

    mekanik tersebut.

  • Indikasi:

    1. Untuk gigi abutment yang karies pada sisi palatal

    2. Gigi penyangga menyediakan struktur gigi yang cukup

    3. Tidak terdapat defek pada enamel

    4. Pasien muda dimana jempatan konvensional menjadi kontraindikasi, karena pasien muda

    memiliki pulpa yang cukup lebar

    5. Jembatan pendek yang menggantikan satu sampai dua gigi anterior maupun posterior

    yang hilang

    Kontraindikasi

    1. Gigi abutment yang memiliki ketebalan enamel tidak memadai, karena pada prinsipnya

    komposit harus melekat pada enamel dari gigi abutment dan jika terlalu tipis maka tidak

    akan cukup untuk perlekatan komposit, dan jika mengenai dentin maka akan timbul

    hipersensitifitas.

    2. Gigi penyangga tidak kokoh atau goyah

    3. Jembatan panjang

    4. Gigi penyangga terdapat kerusakan yang luas

    Jembatan Rochette