JEMBATAN TIMBANG

10
STANDAR PROSEDUR OPERASI JEMBATAN TIMBANG PABRIK KELAPA SAWIT No.SPO No.Revi si 01 01 Tanggal Efektif Halaman 01 Mei 2010 1 S / D 17 1. FUNGSI Sebagai tempat/alat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta penimbangan barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun. Data hasil penimbangan TBS dapat juga dimanfaatkan sebagai alat kontrol untuk evaluasi capaian rendemen dan kapasitas olah pabrik. Khusus dalam kaitannya dengan produksi masuk (TBS di PKS) dan produksi hasil jadi yang diangkut keluar pabrik (Crude Palm Oil, Inti sawit, Palm Kernel), hasil penimbangan yang tidak akurat dapat berpengaruh terhadap capaian rendemen. Hasil penimbangan bahan baku yang lebih besar dibanding- kan dengan produksi yang ditimbang akan menyebabkan capaian rendemen turun. Semakin banyak selisih (penambahan) hasil penim-bangan, semakin turun capaian rendemen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil selisih (pengurangan) hasil penimbangan dibandingkan dengan produksi yang ditimbang, maka capaian rendemen akan tinggi.

Transcript of JEMBATAN TIMBANG

Page 1: JEMBATAN TIMBANG

STANDAR PROSEDUR OPERASI

JEMBATAN TIMBANG

PABRIK KELAPA SAWIT

No.SPO

No.Revisi

01

01

Tanggal Efektif

Halaman

01 Mei 2010

1 S / D 17

1. FUNGSI

Sebagai tempat/alat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik dan hasil produksi pabrik (minyak/inti sawit) serta penimbangan barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun. Data hasil penimbangan TBS dapat juga dimanfaatkan sebagai alat kontrol untuk evaluasi capaian rendemen dan kapasitas olah pabrik.

Khusus dalam kaitannya dengan produksi masuk (TBS di PKS) dan produksi hasil jadi yang diangkut keluar pabrik (Crude Palm Oil, Inti sawit, Palm Kernel), hasil penimbangan yang tidak akurat dapat berpengaruh terhadap capaian rendemen. Hasil penimbangan bahan baku yang lebih besar dibanding-kan dengan produksi yang ditimbang akan menyebabkan capaian rendemen turun. Semakin banyak selisih (penambahan) hasil penim-bangan, semakin turun capaian rendemen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil selisih (pengurangan) hasil penimbangan dibandingkan dengan produksi yang ditimbang, maka capaian rendemen akan tinggi.

Page 2: JEMBATAN TIMBANG

Pada umumnya data penimbangan sering dilupakan dalam mengevaluasi capaian rendemen karena timbangan dianggap tidak ada kandungan minyaknya. Anggapan yang demikian harus dihilangkan walaupun penimbangan dilakukan secara digital/komputer. Timbangan sebagai alat kontrol dan cara memanfaatkannya dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

2. JENIS JEMBATAN TIMBANG

Ditinjau dari jenis konstruksi, jembatan timbang terdiri dari :

- Kombinasi dengan kolam (manual/elektronik)

- Kombinasi tanpa kolam (manual/elektronik)

Kombinasi dengan kolam (manual/elektronik) adalah konstruksi timbangan yang memiliki tangki sumuran yang dioperasikan secara manual/elektronik.

Tanpa kolam adalah konstruksi timbangan yang tidak ada tangki sumurannya ataupun berada diatas permukaan tanah yang bisa dioperasikan secara manual/elektronik.

Page 3: JEMBATAN TIMBANG

3. PROSEDUR OPERASI

a. Bersihkan platform (lantai) timbangan dari brondolan, lumpur dan sampah lainnya setiap hari. Perhatikan adanya jarak platform dengan tangki sumuran air (jika disain jembatan timbang memiliki tangki sumuran tersebut). Setiap pagi sebelum aktifitas dimulai, kerani timbang membersihkan platform (semprot dengan air jika ada fasilitas kran, selang dan pompa).

b. Periksa genangan air di dalam tangki sumuran, jika perlu kuras air dengan menggunakan pompa (hal ini tidak dibutuhkan untuk timbangan elektronik yang modern), kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap hari terutama pada musim hujan.

c. Pasang cermin agar petugas timbang dapat melihat isi tangki truk dan disekeliling timbangan (orang yang mengganggu platform pada saat penimbangan) serta menambah gundukan (hambatan) jaraknya ± 2 meter sebelum lantai timbangan agar kendaraan berjalan lambat dan tidak ada beban kejut yang dapat merusak load cell.

Page 4: JEMBATAN TIMBANG

c. Kerani timbang memeriksa peralatan timbangan seperti Computer, digital indicator, UPS dan Voltage Regulator telah terpasang denganbenar serta pastikan pada layar digital indikator menunjukkan angka nol. Operasikan timbangan dengan benar.

• Lakukan pencatatan (jam berapa) secara terpisah terhadap setiap truk yang lewat pintu gerbang (oleh satpam), penimbangan truk (oleh petugas timbangan) dan keluarnya truk dari dalam pagar pabrik (oleh satpam). Data pencatatan ini sangat diperlukan bila terjadi selisih timbangan

Page 5: JEMBATAN TIMBANG

Langkah-langkah pengoperasian :

a) Sebelum melakukan penimbangan, satpam dan mandor melakukan pemeriksaan pada setiap truk tangki CPO, truk TBS dan Inti Sawit. Khusus kendaraan yang akan mengangkut CPO/inti sawit, kelengkapan standar seperti 1 unit ban serap, dongkrak dan kunci roda boleh tidak diturunkan saat penimbangan, tetapi ganjal ban dan lain-lain harus dikeluarkan dari truk.

b) Dengan arahan satpam, truk/tangki masuk ke platform timbangan. Kerani timbang akan memberi isyarat bahwa posisi truk/tangki sudah benar untuk dilakukan penimbangan. Supir & kernet harus turun dari truk/tangki pada saat penimbangan.

c) Selesai pembongkaran TBS atau memuat hasil produksi, maka truk/tangki melakukan penimbangan kedua. Prosedur penimbangan truk/tangki yang kedua sama dengan poin b).

d) Operator pengiriman memasang locis di semua manhole dan kran pengeluaran (pada truk tangki CPO). Sedangkan truk Inti Sawit, bak truk diinstruksikan ditutup dengan terpal.

Page 6: JEMBATAN TIMBANG

e) Setelah penimbangan, kerani timbang mencatat berat bruto, tarra, netto, nomor polisi/STNK dan nama supir truk/tangki yang masuk dan pengiriman hasil produksi (CPO/Inti Sawit serta barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun) pada buku yang telah disediakan.

f) Kerani timbang, bertanggung jawab atas semua hasil penimbangan.

g) Untuk melindungi perangkat elektronik timbangan dari resiko rusak karena petir, timbangan tidak boleh diaktifkan pada saat hujan (steaker dicabut). Penimbangan selama hujan dilakukan secara manual.

h) Setiap pergantian shift, kerani timbang harus memberikan informasi kepada shift yang baru segala kejadian pada saat shiftnya berlangsung. Ruangan penimbangan harus dalam keadaan bersih pada saat pergantian shift.

i) Pastikan timbangan di tera ulang oleh Metrologi setiap 6 (enam) bulan. Pelaksanaan tera ulang timbangan diperbolehkan kurang dari 6 bulan bila terjadi kerusakan yang tidak terduga.

j) Setiap hari buku catatan harian petugas timbangan diperiksa dan ditanda tangani oleh Asisten Pengolahan/KDP. Sedangkan buku catatan harian satpam/Hansip, diperiksa dan ditanda tangani oleh Papam dan secara periodik diperiksa KDP.

Page 7: JEMBATAN TIMBANG

k) Brondolan dari afdeling harus ditimbang tersendiri karena hasil penimbangan brondolan di pabrik dipakai sebagai dasar pembayaran premi brondolan di afdeling.

l) Penimbangan truk pengangkut buah dari afdeling dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu :

Menimbang I : truk + TBS + brondolan (= bruto atau berat kotor TBS), kemudian kendaraan membongkar TBS di Loading ramp .

Menimbang II : truk + brondolan (tarra untuk berat TBS atau berat kotor untuk brondolan), kemudian kendaraan menurunkan brondolan di Loading ramp. Netto atau berat bersih TBS = Penimbangan I – Penimbangan II.

Menimbang III : truk (tarra untuk berat brondolan). Berat bersih brondolan = Penimbangan II – Penimbangan III

m)Formulir penimbangan yang dipakai adalah PB-25 revisi, yaitu :

Page 8: JEMBATAN TIMBANG

Brondolan normal/segar, parthenocarpy, sakit dan bekas kelopaknya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Bekas Brondolan Segar/Normal

Bekas Brondolan Sakit/Parthenocarpy

Parthenocarpy dan Normal/Segar

Brondolan Sakit

Page 9: JEMBATAN TIMBANG

Pada kondisi buah ekstrim, yaitu 100% brondolan luar sakit atau parthenocarpy. Buah sakit/parthenocarpy yang terlanjur dikirim ke pabrik (tetap diolah), tetapi tidak dihitung beratnya dan pabrik memberitahu afdeling agar sortasi dilakukan dengan benar serta dicantumkan pada formulir Laporan Hasil Sortasi Harian.

Pada kondisi buah agak ekstrim, yaitu tidak semua brondolan luar sakit atau parthenocarpy.

Kriteria matang panen tetap berlaku yaitu 10 brondolan normal dan segar per-tandan di Loading ramp. Tandan yang sudah membrondol, tetapi yang membrondol baru brondolan sakit atau parthenocarpy, maka dianggap sebagai fraksi afkir (brondolan normal/segar tidak ada yang membrondol) atau mentah (brondolan normal/segar hanya membrondol <10 butir).

Buah Bangkong/Keling.

Buah bangkong/keling yang sampai ke pabrik dianggap fraksi afkir karena tidak ada yang membrondol (walaupun warnanya merah). Seharusnya pada waktu di lapangan, buah bangkong/keling tersebut tidak dipanen karena belum membrondol di piringan.c. Hasil sortasi TBS harus disampaikan ke afd pada hari itu juga atau

paling lambat pada keesokan hari (pagi) untuk ditindak lanjuti petugas afdeling.

Page 10: JEMBATAN TIMBANG

Jika tandan F00/F0 hasil sortasi yang dijumpai di Loading ramp tidak bertanda silang, berarti di Afdeling/TPH tidak dilakukan sortasi. Namun jika tandan F00/F0 yang dijumpai ada yang bertanda silang dan ada yang tidak bertanda silang, berarti sortasi di Afdeling/TPH tidak dilakukan terhadap seluruh tandan. Jika seluruh tandan dari Afdeling/TPH disortasi, maka F00/F0 yang dijumpai di Loading Ramp pasti bertanda silang.

Sesuai dengan SPO Nomor 06 Tanggal 1 Agustus 2007, sortasi panen di TPH dilakukan terhadap seluruh buah yang dipanen.