Jbptunpaspp Gdl Zoeraidasa 1842 3 Babiii

30
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005: 32) menyatakan, “Penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar- benr untuk melihat suatu hubungan sebab akibat”. Metode ini dipilih karena dalam penelitian ini akan dilihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model Index Card Match terhadap hasil belajar matematika siswa. Pada awal dan akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes sehingga desain penelitiannya menurut Ruseffendi (2005: 50) adalah sebagai berikut : A O X O A O O Keterangan: A : Pengambilan sampel terhadap kelas yang ada. O : Pretes dan postes X : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan 22

description

gfhgf

Transcript of Jbptunpaspp Gdl Zoeraidasa 1842 3 Babiii

23

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

A. Metode dan Disain PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005: 32) menyatakan, Penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benr untuk melihat suatu hubungan sebab akibat. Metode ini dipilih karena dalam penelitian ini akan dilihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model Index Card Match terhadap hasil belajar matematika siswa.Pada awal dan akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes sehingga desain penelitiannya menurut Ruseffendi (2005: 50) adalah sebagai berikut :A O X OA O OKeterangan:A: Pengambilan sampel terhadap kelas yang ada.O: Pretes dan postesX: Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model index card matchUntuk kelas kontrol perlakuan dengan menggunakan metode ekspositori.Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Islam Al-Maziyyah Cianjur. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan menggunakan model Index Card Match sebelumnya. Dan alasan mengambil siswa kelas VIII MTs karena siswa kelas VIII kemampuan kognitifnya sudah berkembang.Dari seluruh kelas VIII MTs Islam Al-Maziyyah Cianjur, diambil dua kelas secara acak sebagai sampel dengan cara diundi karena setiap kelas memiliki peluang yang sama sebagai sampel. Terpilih dua kelas, yaitu kelas VIII B dan kelas VIII C. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Index Card Match dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositoriB. Instrumen PenelitianSebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen meliputi instrumen tes berupa tes hasil belajar dan instrumen non-tes berupa skala sikap, seluruh instrumen tersebut digunakan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif dalam penelitian. 1. Tes Kemampuan Komunikasi MatematikaTes komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian yang diberikan dalam bentuk pretes dan postes. Tujuan dilakukan pretes adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan postes dilakukan setelah kedua kelas mendapatkan pembelajaran, bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematika yang dimiliki siswa setelah dilakukan pembelajaran. Perangkat soal tes dibuat sama yang terdiri dari 5 soal uraian, karena dengan uraian maka proses berpikir, ketelitian dan sistematika penyusunan jawaban dapt dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal. Untuk pemberian skor kemampuan komunikasi matematika ini dilakukan berdasarkan Holistic Scoring Rubrics (Agisti dalam Murtafiah, 2011:29). Pemberian skor terlihat pada tabel berikut :Tabel 3.1Pedoman Pemberian SkorKemampuan Komunikasi Matematika

AspekSkorKeterangan

Written Text20Penjelasan konsep, ide atau situasi gambar yang diberikan dalam bentuk kalimat, dimana kalimat tersebut secara matematik dapat dipahami (bermakna), benar dan jelas, serta tersusun secara logis.

15Penjelasan konsep, ide atau situasi gambar yang diberikan dalam bentuk kalimat, dimana kalimat tersebut secara matematik dapat dipahami (bermakna) dan benar, meskipun tidak tersusun secara sistematis atau terdapat kesalahan bahasa.

10Hanya sebagian besar dari penjelasan konsep, idea tau situasi dari siatu gambar yang diberikan dalam bentuk kalimat, dimana kalimat tersebut secara matematik dapat dipahami (bermakna) dan benar

5Hanya sedikit dari penjelasan konsep, ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dalam bentuk kalimat, dimana kalimat tersebut secara matematik dapat dipahami (bermakna) dan benar.

0Jawaban yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman konsep.

Drawing20Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar.

15Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap namun ada sedikit kesalahan.

10Melukiskan diagram, gambar, atau tabel namun kurang lengkap tapi benar.

5Hanya sedikit dari gambar, dagram atau tabel yang benar.

0Jawaban yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman konsep.

Mathematical Expression20Membentuk persamaan aljabar atau model matematika, kemudian melakukan perhitungan secara lengkap dan benar.

15Membentuk persamaan aljabar atau model matematika, kemudian melakukan perhitungan namun ada sedikit kesalahan.

10Membentuk persamaan aljabar atau model matematika, kemudian melakukan perhitungan namun hanya sebagian yang benar dan lengkap.

5Hanya sedikit dari persamaan aljabar atau model matematika yang benar.

0Jawaban yang diberikan menunjukkan ketidakpahaman konsep.

Sebagai langkah awal instrumen di ujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas X SMA dengan pertimbangan bahwa siswa kelas X sudah mendapatkan materi kubus dan balok. Uji coba instrumen dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Hal tersebut diperlukan agar instrumen penelitian yang peneliti buat layak untuk dipergunakan.a. ValiditasValiditas suatu alat evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi tersebut sebagai alat ukur kemampuan siswa. Suatu alat evaluasi disebut valid (absyah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dalam analisis validitas ini akan digunakan rumus korelasi produk moment memakai angka kasar (raw-score) (Suherman dan Sukjaya, 1990: 154), rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan : : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Banyaknya siswa uji coba : Jumlah skor uji coba : Jumlah skor ulangan harian Setelah didapat harga koefisien validitas maka harga tersebut diinterprestasikan terhadap kriteria dengan menggunakan tolak ukur yang dibuat J.P Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990: 147) seperti berikut :Tabel 3.2Klasifikas Koefisien Validitas Koefisien validitas(rxy)Interpretasi

0,90 0,05 maka berdistribusi normal (Santoso, 2001: 169).b. Menguji homogenitas dua varians dengan uji levene dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Taraf signifikasinya adalah 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen (Santoso, 2001:169).c. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji satu pihak dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, untuk mengetahui kelas mana yang lebih baik. Rumusan hipotesisnya adsalah sebagai berikut :

: 1 < 2

: 1 2Keterangan:Ho: Peningkatan rata-rata skor indeks gain kelas ekperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol.H1: Peningkatan rata-rata skor indeks gain kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol

Dengan kriteria uji, diterima jika probabilitas > 0,05 sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka ditolak dan H1 diterima (Santoso, 2001: 245). 3. Analisis Data Skala SikapAnalisis data skala sikap dilakukan untuk menilai respon siswa terhadap metode Indeks Card Match dengan cara mengubah jawaban siswa dalam angket ke dalam bilangan (kuantitatif).Untuk menghitung rata-rata sikap siswa menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 237), digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan := Nilai rata-rata sikap siswaW = Jumlah siswa yang memilih katagoriF = Nilai kategori siswaSetelah nilai rata-rata siswa diperoleh maka, menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 237)Jika nilai perhitungan skor rerata lebih dari 3 artinya respon siswa positif dan bila nilai perhitungan skor rerata kurang dari 3 artinya respon siswa negatif. Rerata skor siswa makin mendekati 5, sikap siswa semakin positif. Sebaliknya jika mendekati 1, sikap siswa makin negatif.

Setelah dilakukan perhitungan skala sikap siswa dari sampel, langkah selanjutnya adalah diadakan pengujian satu sampel dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows . Langkah-langkahnya sebagai berikut :a. Menguji normalitas data skala sikap dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Taraf signifikansinya adalah 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka berdistribusi normal (Santoso, 2001: 169).b. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji satu pihak dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows .Rumusan hipotesis untuk skala sikap ini adalah:H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan antara sikap siswa terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan model Index Card Match, dan terhadap soal-soal komunikasi matematika, dengan nilai netral skala sikap yaitu 3.H1: Sikap siswa terhadap pelajaran matematika, terhadap pembelajaran matematika dengan model Index Card Match, dan terhadap soal-soal komunikasi matematika adalah lebih dari 3.Atau dapat ditulis:H0 : 0 = 3H1 : 0 > 34. Analisis Data Lembar ObservasiAnalisis data lembar observasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi setiap komponen atau kategori yang diobservasi untuk selanjutnya diambil kesimpulan tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil analisis data lembar observasi dapat digunakan untuk melengkapi data hasil angket mengenai sikap siswa terhadap matematika.

22