Jbptitbpp Gdl Muchamadra 31513 4 2008ta 3

4
  TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANA AN KUDA-K UDA  BALOK MONOL IT DAN KAYU LA PIS BAB III METODOLOGI Berikut ini adalah diagram alir metodologi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhri, yaitu: Gambar 3.1  Diagram Alir Metodologi Muchamad Ramdhan (15004099) III-1

description

pas

Transcript of Jbptitbpp Gdl Muchamadra 31513 4 2008ta 3

  • TUGAS AKHIR

    KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    BAB III

    METODOLOGI

    Berikut ini adalah diagram alir metodologi yang digunakan dalam penyusunan tugas akhri,

    yaitu:

    Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi

    Muchamad Ramdhan (15004099) III-1

  • TUGAS AKHIR

    KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    3.1. PEMODELAN STRUKTUR RANGKA ATAP

    Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan analisis kekuatan geser kuda-kuda yang terbuat

    dari balok monolit dan kayu lapis. Pemodelan yang dilakukan akan dijelaskan pada sub-

    subbab berikut ini:

    3.1.1 Spesifikasi Rangka Atap

    Pemodelan struktur rangka atap yang terbuat dari balok monolit dan kayu lapis dengan

    spesifikasi sebagai berikut:

    Mutu kayu B Kelas II = 35o Panjang bawah L1 = 12 m a (panjang elemen bawah) = 1,5 m Jarak antar kuda-kuda L2 = 10 m

    Agar lebih jelas gambaran struktur rangka atap yang digunakan dalam pemodelan seperti di

    bawah ini:

    2 5 1 . 5

    1 2

    Gambar 3.2 Struktur Rangka Atap

    3.1.2 Perhitungan Pembebanan

    Dalam perencanaan beban untuk rumah dan gedung diperlukan ketelitian dalam menghitung

    beban-beban dan beban yang diijinkan dalam perencanaan tersebut. Kesalahan perhitungan

    beban akan menyebabkan konstruksi rangka atap akan mengalami kegagalan (runtuh) bila

    melebihi beban yang direncanakan.

    Muchamad Ramdhan (15004099) III-2

  • TUGAS AKHIR

    KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    Pada perencanaan rangka atap secara garis besar beban-beban yang diperhitungkan adalah

    sebagai berikut :

    Beban Mati (D) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu struktur atap yang bersifat tetap,

    termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan

    tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur itu. Yang diakibatkan oleh

    berat konstruksi permanen seperti berat sendiri, berat gording, penutup atap (metal roof), dan

    plafond. Dalam analisis, semua beban diatas dijadikan beban terpusat.

    Beban Hidup (L) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu

    struktur, khusus pada atap ke dalam beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan,

    baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air dan beban

    yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan dan material atau selama

    penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.

    Beban Angin (W) Beban ini merupakan beban tidak permanen yang bekerja pada rangka atap yang disebabkan

    adanya selisih tekanan udara. Pada beban angin ini terbagi atas tekanan tiup dan tekanan isap.

    Beban angin yang diperhitungkan dalam struktur rangka atap berdasarkan PMI adalah

    sebesar 25 kg/m2. Berdasarkan koefisien angin dengan atap segi-tiga dengan sudut

    kemiringan sebagai maka:

    Koefisien angin tiup pada atap (di pihak angin < 65 )

    = (0.02 0.4)

    Koefisien angin hisap pada atap (di belakang angin untuk semua )

    = 0.4

    Muchamad Ramdhan (15004099) III-3

  • TUGAS AKHIR

    KAJIAN PERENCANAAN KUDA-KUDA

    BALOK MONOLIT DAN KAYU LAPIS

    3.2. ANALISIS PERHITUNGAN

    Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan dua macam perhitungan yaitu perhitungan dengan

    menggunakan SAP dan juga manual. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan

    analisis perhitungannya:

    1. Perencanaan pembebanan pada rangka atap sesuai ketentuan yang ada dan menentukan

    besar beban yang terletak pada frame (batang) ke joint-joint yang berdekatan.

    2. Melakukan analisis struktur.

    3. Menentukan dimensi penampang untuk tiap elemen dengan batasan karakteristik kayu.

    4. Menentukan jenis sambungan dan perekat yang digunakan.

    5. Melakukan analisis kekuatan geser kuda-kuda yang terbuat dari balok monolit dan kayu

    lapis.

    3.3. UJI KEKUATAN GESER DI LABORATORIUM

    Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan pengujian kekuatan geser balok monolit dan kayu lapis

    dengan dimensi yang sama. Tujuannya adalah untuk membandingkan kekuatan geser dari

    kedua bahan tersebut. Kemudian agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh kayu lapis

    terhadap kekuatan gesernya dibandingkan dengan balok monolit. Spesifikasi kayu yang diuji

    disesuaikan dengan pemodelan yang dilakukan sebelumnya.

    3.4. MELAKUKAN STUDI PERBANDINGAN

    Setelah didapatkan hasil perhitungan dari pemodelan struktur yang telah ditentukan

    sebelumnya dan hasil uji kekuatan geser di laboratorium, lalu dibuat perbandingan antara

    balok monolit dan kayu lapis. Dilakukan perbandingan dari segi positif dan negatifnya.

    3.5. REKOMENDASI

    Setelah dilakukan perbandingan, maka penulis memberikan rekomdasi dalam hal desain

    kuda-kuda apakah memakai balok monolit atau kayu lapis yang lebih efisien. Balok monolit

    sering memiliki permasalahan mengenai keterbatasan dimensi, sedangkan kayu lapis dapat

    dibuat sesuai desain. Selain itu harga balok monolit akan jauh lebih mahal jika dimensinya

    lebih besar sedikit saja.

    Muchamad Ramdhan (15004099) III-4

    3.1. PEMODELAN STRUKTUR RANGKA ATAP 3.2. ANALISIS PERHITUNGAN 3.3. UJI KEKUATAN GESER DI LABORATORIUM 3.4. MELAKUKAN STUDI PERBANDINGAN 3.5. REKOMENDASI