Jawaban UTS S2

20
SOAL 1. Teknologi yang semakin berkembang menyebabkan pembuatan naskah- naskah mengalami kemajuan. Pada mulanya naskah dibuat dengan tulisan tangan, setelah itu diketik dengan mesin ketik, sampai akhirnya sekarang menggunakan komputer. Pengetikan dengan komputer sangat bermanfaat karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat ketik secara manual, selain dapat di edit dengan mudah juga dapat di design dengan baik (Swamardika Alit I.B., Indra P. Cok. Gede, 2001). Disamping itu, naskah juga dapat dikompilasikan dengan program komputer yang lainnya seperti SPSS, data base, Internet serta program-program aplikatif lainya. Operator komputer biasanya dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan naskah yang banyak dan dalam waktu yang cepat, serta hasil yang baik, sehingga dalam hal ini dituntut suatu kinerja yang baik dan optimal. Namun, bekerja terlalu lama didepan komputer ternyata dapat mempengaruhi kesehatan diri kita. Kelelahan pada mata, muscle dan joint adalah beberapa keluhan yang dialami oleh operator komputer. Salah satu gangguan yang ditimbulkan karena pemakaian komputer adalah gangguan visual. Sekitar 75% - 90% pekerja mengalami gangguan visual yang disebabkan oleh radiasi cahaya pada layar komputer serta efek gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh sistem kelistrikan dari komputer. Sementara gangguan muskuloskeletal porsinya sekitar 22% (NIOSH dalam Swamardika, 2001). Gangguan glare (silau) pada mata operator juga sangat mengganggu pekerja terutama bagi operator komputer yang bekerja dalam waktu yang lama. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan beban kerja dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja. a. Monitor konvensional (cembung) b. Flat monitor (LCD)

Transcript of Jawaban UTS S2

Page 1: Jawaban UTS S2

SOAL 1.

Teknologi yang semakin berkembang menyebabkan pembuatan naskah-naskah mengalami kemajuan. Pada mulanya naskah dibuat dengan tulisan tangan, setelah itu diketik dengan mesin ketik, sampai akhirnya sekarang menggunakan komputer. Pengetikan dengan komputer sangat bermanfaat karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat ketik secara manual, selain dapat di edit dengan mudah juga dapat di design dengan baik (Swamardika Alit I.B., Indra P. Cok. Gede, 2001). Disamping itu, naskah juga dapat dikompilasikan dengan program komputer yang lainnya seperti SPSS, data base, Internet serta program-program aplikatif lainya.

Operator komputer biasanya dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan naskah yang banyak dan dalam waktu yang cepat, serta hasil yang baik, sehingga dalam hal ini dituntut suatu kinerja yang baik dan optimal. Namun, bekerja terlalu lama didepan komputer ternyata dapat mempengaruhi kesehatan diri kita. Kelelahan pada mata, muscle dan joint adalah beberapa keluhan yang dialami oleh operator komputer. Salah satu gangguan yang ditimbulkan karena pemakaian komputer adalah gangguan visual. Sekitar 75% - 90% pekerja mengalami gangguan visual yang disebabkan oleh radiasi cahaya pada layar komputer serta efek gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh sistem kelistrikan dari komputer. Sementara gangguan muskuloskeletal porsinya sekitar 22% (NIOSH dalam Swamardika, 2001). Gangguan glare (silau) pada mata operator juga sangat mengganggu pekerja terutama bagi operator komputer yang bekerja dalam waktu yang lama. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan beban kerja dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja.

a. Monitor konvensional (cembung)

b. Flat monitor (LCD)

Gambar 1.

PERTANYAAN:

1. Tipe monitor manakah memiliki keuntungan yang lebih baik bagi operator komputer, tipe cembung (monitor konvensional) atau flat monitor (LCD)?

2. Faktor apa saja menyebabkan terjadinya kelelahan pada mata (visual) akibat bekerja di depan komputer selama rentang waktu yang cukup lama?

3. Postur kerja seperti apa yang dapat saudara rekomendasikan untuk mengurangi terjadinya gangguan musculoskeletal pada operator komputer?

4. Kondisi lingkungan seperti apa yang saudara rekomendasikan untuk mengurangi terjadinya kelelahan visual bagi operator komputer?

Page 2: Jawaban UTS S2

JAWABAN:

1. Tipe monitor yang lebih baik bagi operator komputer adalah flat monitor (LCD).

Beberapa kelebihan komputer LCD (flat) dibandingkan CRT (cembung) adalah:a. LCD meningkatkan kinerja pekerjaan visual dibandingkan CRT. Studi penelitian

terbaru menemukan bahwa:• Waktu pencarian visual untuk target teks yang melekat pada layar adalah 22%

lebih cepat untuk LCD dibandingkan CRT, dan juga lebih cepat untuk kontras rendah, karakter kecil.

• Frekuensi kesalahan pencarian visual 22% lebih sedikit ketika membaca dari LCD daripada CRT.

• Waktu fiksasi mata yang dibutuhkan untuk membaca informasi yang sama 9% lebih pendek dan 15% lebih sedikit dari sebuah LCD versus CRT.

b. LCD menghilangkan distorsi gambar geometris dan flicker CRT lebih rentan berkedip sedangkan LCD bebas dari flicker dan dari distorsi gambar geometris di tepi layar karena mereka adalah layar matriks datar.

c. LCD mengurangi masalah silau karena LCD memiliki kecerahan layar yang seragam dan layar ditutupi dengan permukaan yang fleksibel sehingga kurang rentan terhadap silau dibandingkan dengan kaca tertutup pada layar CRT.

d. LCD mengurangi Computer Vision Syndrome. Hal ini disebabkan karena LCD bebas dari flicker yang bisa mengurangi risiko sakit kepala dan kelelahan mata.

e. LCD menghemat ruang. Sebuah layar LCD jauh lebih tipis dan ringan daripada layar CRT. Sebuah LCD juga dapat menghemat ruang karena dapat ditempatkan pada permukaan kerja yang sempit. Bobot yang lebih ringan dan tipis dari LCD membuatnya lebih mudah untuk reposisi sehingga bisa mengurangi area fungsi tempat kerja sehingga 10-20%.

f. LCD menghemat energy. LCD menggunakan energi lebih sedikit dibandingkan CRT, baik ketika bekerja maupun dalam keadaan standby. Secara keseluruhan, LCD dapat mengurangi penggunaan energi display sebanyak 60%. Sebagai contoh, 15"LCD menggunakan sekitar 25 watt saat beroperasi dan sekitar 3 watt ketika dalam keadaan standby, dibandingkan dengan area tampilan yang sama, 17" CRT menggunakan 80 watt saat beroperasi dan 5 watt di saat standby. LCD tidak memancarkan beban panas yang sama seperti halnya CRT, dan ini menghemat energi pada AC di dalam gedung.

g. LCD meningkatkan area tampilan layar. Dengan LCD, seluruh area layar dapat dilihat sehingga tidak ada gambar yang tidak terlihat. Sehingga 15"LCD memberikan area gambar yang setara dengan 17" CRT, dan 17 "LCD setara dengan 19" CRT.

Perbandingan untuk setiap teknologi layar adalah sebagai berikut:

Consideration LCD CRT Visual performance Faster than CRT Slower than LCD Image flicker None Prone to flicker Image brightness Bright, uniform Variable, uneven Image geometry Uniform Distorted Image sharpness High Moderate to high Screen viewing area Full area, very space efficient Partial area, space inefficient. Screen size Smaller screen for equivalent

CRT viewing area Larger screen for equivalent

LCD viewing area Specular screen glare None Prone to specular glare Energy consumption Low High Electromagnetic No Yes

Page 3: Jawaban UTS S2

emissions Heat emissions Minimal High Space efficiency High Low Flexible positioning Highly Moderate Weight Light Heavy Color range Very Good Excellent Cost Moderate Low

Referensi:

Energy savings of LCDs, http://home.jeita.or.jp/device/lirec/english/enviro/contribut.htm Hedge, Alan (2003) Ergonomics Considerations of LCD versus CRT Displays. Cornell

University, May, 2003. KSBA (1998) Flat panel monitors: “Expensive” technology that saves money, SCOpe, 3 (1), LCD vs

CRT: Reasons to choose a flat panel monitor, http://www.empower.gb.com Menozzi, M., Lang, F., Naepflin, U., Zeller, C. and Krueger, H. (2001) CRT versus LCD: Effects of

refresh rate, display technology and background luminance in visual performance. Displays, 22(3): 79-85.

Naesaenen, R.; Karlsson, J.; and Ojanpaeae, H. (2001) Display quality and the speed of visual letter search, Displays; 22(4): 107-113.

Nylen, P. (2002) Comparison of Stationary LCD and CRT Screens - Some Visual and Musculoskeletal Aspects WWDU 2002 - World Wide Work. Proceedings of the 6th International Scientific Conference on Work with Display Units, Edited by H. Luczak, A.E. Cakir and G. Cakir. ERGONOMIC Institut fur Arbeits- und Sozialforschung, Forschungsgesellschaft mbH, Berlin. Pages: 682-684.

Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society 45th Annual Meeting, Volume 1, Minneapolis/St Paul, Minnesota, October 8-12, 2001. The Human Factors and Ergonomics Society, Santa Monica, California, Pages: 262-266.

2. Faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan pada mata (visual) akibat bekerja di depan komputer selama rentang waktu yang cukup lama antara lain:

a. Pencahayaan yang burukPencahayaan yang buruk membuat sel pada otot mata bekerja lebih keras baik terlalu terang maupun terlalu gelap, misalnya saat membaca buku di ruangan yang redup akan membuat sel otot sphincter dan dilatory bekerja dua kali lebih keras.

b. Bekerja di depan komputer dan membaca membutuhkan ototMata kita terdiri dari tiga set sel otot. Saat kita berkonsentrasi membaca atau bekerja di depan komputer 3 bundel sel otot pada mata akan bekerja lebih keras. Pada saat melihat objek dengan jarak jauh sel otot mata justru tidak perlu bekerja keras, karena terdapat retina yang akan memfokuskan pada objek yang dilihat. Hal sebaliknya saat kita melihat benda pada jarak dekat, ketiga set dari sel otot harus bekerja, sel otot extraocular bekerja untuk membuat mata masuk kedalam, sedangkan sphincter otot harus bekerja agar pupil mengecil, dan sel otot ciliar bekerja membuat mata mengkerut agar lensa dapat memproduksi image atau gambar objek yang dilihat dengan jelas. Hal inilah yang menyebabkan mata kita mudah lelah saat bekerja di depan komputer terlalu lama dan saat membaca buku relax.

c. Mata bekerja terlalu beratSeperti halnya melakukan push-up 100 kali yang dapat menyebabkan otot sakit, begitu juga dengan otot mata kita apabila bekerja melebihi kapasitas. Hal ini akan terjadi apabila Anda mata Anda bekerja pada objek pandang dekat dalam jangka waktu lama misalnya 2-4 jam, misalnya mengetik, membaca buku, bermain game, dan lain-lain. Mata yang lelah akan menjalar pada otot tubuh yang akan menjadi letih dan penat.

d. Objek pandang yang dekat menurunkan intensitas berkedip; menyebabkan mata kering

Page 4: Jawaban UTS S2

Berdasarkan pernyataan para ahli mata atau ophthalmologist ketegangan atau kelelahan pada mata disebabkan karena mata yang terlalu kering. “Saat seseorang dalam kondisi lelah, intensitas berkedip menjadi berkurang dan melambat dan juga mata tidak di ‘lumasi’ secara cukup, yang akhirnya menyebabkan mata kering,” Dr. Ronal Schachar seorang ophthalmologist menjelaskan. Para ahli spesialis mata menemukan bahwa mereka yang bekerja khususnya pada computer display visual mengalami penurunan frekuensi dalam berkedip.

Faktor lain yang dapat menyebabkan kelelahan mata menurut Occupational Helath and Safety Unit Universitas Quensland adalah:a. Perangkat kerja (ukuran objek pada layar dan tampilan layar)b. Lingkungan kerja (cahaya monitor, pencahayaan ruangan dan duhu udara)c. Desain kerja (karakteristik dokumen, durasi kerja)d. Karakteristik individu (riwayat penyakit)

3. Postur kerja yang dapat direkomendasikan untuk mengurangi terjadinya gangguan musculoskeletal pada operator computer adalah:a. Monitor

Posisikan monitor untuk meminimalkan silau dengan menempatkannya di tempat yang terbaik terhadap sumber cahaya atau jendela

Tempatkan monitor sejauh yang memungkinkan sambil mempertahankan kemampuan untuk membaca tanpa terlalu fokus. Jaga jarak minimum 20 inci.

Tempatkan bagian tengah layar pada 150 sudut bawah dari mata dengan leher tegak lurus ke lantai.

Sejajarkan monitor dan keyboard/mouse

b. Kursi Gunakan sandaran tangan Tempatkan lumbar support sedikit di bawah garis pinggang. Sesuaikan ketinggian kursi sehingga kaki dapat beristirahat sepenuhnya pada lantai Biarkan 1-3 inci antara tepi kursi dengan bagian belakang lutut Gunakan sandaran belakang kursi yang tinggi agar dapat mendukung tulang

belikat.

Page 5: Jawaban UTS S2

c. Mouse Tempatkan mouse pada level yang sama dan disamping keyboard Jangan menggunakan alas pegelangan tangan saat menggunakan mouse. Lengan

harus bebas untuk bergerak.

d. Keyboard Posisikan keyboard sedikit di bawah siku dan pada sudut yang negatif untuk

memungkinkan pergelangan tangan tetap lurus ketika duduk dalam posisi yang sedikit berbaring

Tidak menggunakan landasan pergelangan tangan saat mengetik aktif. Tangan dan lengan tidak dalam keadaan bebas ketika mengetik.

4. Kondisi lingkungan yang direkomendasikan untuk mengurangi terjadinya kelelahan visual bagi operator komputer antara lain:a. Ruangan kerja harus cukup terang (20-50 foot candles)b. Jangan gunakan task lighting untuk kerja komputer.c. Campuran lampu pijar dan neon mengurangi flicker dan memberikan warna cahaya

yang baik.

Page 6: Jawaban UTS S2

SOAL 2

Salah satu alasan yang mendasari didirikannya gedung bertingkat adalah luas lahan yang terbatas. Sebagai sarana penghubung antar lantai, diperlukan suatu fasilitas tambahan yang dapat memungkinkan terjadinya perpindahan manusia atau pun barang. Fasilitas tersebut dapat berupa tangga, ramp, dan lift. Pada umumnya setiap gedung bertingkat akan memiliki tangga sebagai fasilitas penghubung sedangkan penggunaan ramp dan lift disesuaikan dengan pertimbangan kebutuhan tambahan lainnya. Fasilitas tangga yang digunakan dapat berupa tangga statis ataupun tangga berjalan (escalator).

Pada saat melakukan perancangan tangga, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor ergonomi. Tangga merupakan fasilitas yang ditujukan untuk digunakan oleh manusia, karena itu dalam melakukan perancangan tangga perlu diperhatikan karakteristik dari manusia yang menjadi pengguna tangga. Desain tangga yang tidak ergonomis akan memunculkan keluhan dari para pengguna tangga tentang ketidaknyamanan, kelelahan, dan pegal-pegal yang mereka alami. Kajian ergonomi yang dapat dilakukan terhadap desain tangga statis antara lain kriteria fisiologis, kriteria biomekanika, dan kriteria antropometri.

PERTANYAAN:

1. Bagaimana metodologi untuk mengevaluasi keergonomisan tangga statis yang ada saat ini?2. Parameter apa saja yang dapat diukur dari kriteria fisiologis, biomekanika dan

antropometri pada rancangan tangga statis pada bangunan bertingkat?3. Bagaimana usulan rancangan tangga yang ergonomis untuk mengurangi terjadinya

kecelakaan, kelelahan, dan ketidaknyamanan yang timbul pada pengguna tangga?

JAWABAN:1. Bagaimana metodologi untuk mengevaluasi keergonomisan tangga statis yang ada

saat ini?Dalam melakukan penelitian tentang evaluasi keergonomisan tangga statis yg ada saat ini, perlu dilakukan sejumlah tahapan (metodologi) yang jelas, terukur dan sistematis. Pertama, adanya sejumlah asumsi yang perlu ditetapkan dalam penelitian ini untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian sehingga menimbulkan kesulitan dalam memberikan fokus kajian, diantaranya:

Kecepatan naik tangga pada saat pengukuran denyut jantung diasumsikan konstan.

Postur tubuh dari responden pada saat naik tangga diasumsikan sama.

Page 7: Jawaban UTS S2

Pola yang digunakan oleh responden ketika naik tangga adalah foot over foot yaitu kedua kaki tidak secara bersamaan menginjak anak tangga yang sama.

Pengguna tangga diasumsikan tidak mengalami cacat secara fisik.

Kedua, lakukan penelitian pendahuluan dengan melakukan evaluasi terhadap tangga statis yang ada. Evaluasi dapat dilakukan secara kualitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna tangga (Dapat juga dilakukan dengan metoda wawancara dengan menyusun protocol wawancara yang relevan). Kuesioner yang dapat digunakan diantaranya adalah Nordic Body Map Questioner(Savitri, dkk, 2012) (Ada di banyak buku referensi ergonomi dan jurnal ilmiah atau lihat pada Lampiran). Nordic body map questioner ini digunakan utuk menilai bagian-bagian tubuh mana saja yang mengalami rasa sakit (skala dari No pain – Very Painful).Dari hasil kuesioner yang sudah disebarkan, didapatkan data-data mengenai kondisi tangga sekarang dan penggunaannya menurut persepsi dari responden yang menjadi pengguna tangga.Apabila menggunakan teknik wawancara, maka lakukan proses sintesa atas jawaban responden, bisa dengan memberikan rentang skala tertentu sehingga didapatkan persepsi responden pengguna tangga.Jika sebagian besar (setidaknya > 50%) responden mempersepsikan tangga yang digunakan menimbulkan rasa sakit – sangat sakit pada segmen tubuh tertentu maka tangga yang digunakan dapat dinilai tidak ergonomis.

Ketiga, melakukan pengukuran terhadap parameter-parameter ergonomi seperti kriteria fisiologis, biomekanika dan antropometri dan membandingkan dengan nilai rekomendasi yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya.

Keempat, memberikan usulan/rekomendasi terhadap rancangan tangga yang lebih baik dilihat dari sudut pandang ergonomi.

b. Parameter apa saja yang dapat diukur dari kriteria fisiologis, biomekanika dan antropometri pada rancangan tangga statis pada bangunan bertingkat?

Kriteria fisiologis: (Merujuk pada slide kuliah Work Physiology, slide no 29 dan 45). Secara kriteria fisiologis dinilai baik apabila jenis pekerjaan fisik yang dilakukan termasuk kategori ringan atau sedang.

Kriteria Biomekanika:Dalam melakukan analisis secara biomekanika, maka input data yang diperlukan

adalah tinggi dan berat badan dari responden ketika menggunakan tangga. Berat badan yang diambil harus dikonversikan menjadi gaya berat dengan satuan Newton(lihat slide kuliah Biomechanics atau buku referensi yang berbicara tentang biomechanics).

Dua aktivitas utama yang dilakukan oleh responden pada saat menggunakan tangga adalah aktivitas menuruni tangga dan aktivitas menaiki tangga. Pada kedua aktivitas tersebut, terdapat dua kondisi yang berbeda jika dilihat dari bagian tubuh yang bekerja dan gaya-gaya yang bekerja pada bagian tubuh tersebut. Perhitungan kriteria biomekanika akan dilakukan

Page 8: Jawaban UTS S2

pada aktivitas menaiki tangga saja karena dimensi tangga tidak akan mempengaruhi seseorang secara biomekanika ketika orang tersebut menuruni tangga.

Untuk aktivitas menaiki tangga maka bagian tubuh manusia yang bekerja adalah knee dan foreleg. Sistem anatomi dari knee dan foreleg adalah: Segmen proximal: femur (thigh bone) Segmen distal: tibia (shin bone) dan fibula Joint: knee joint Muscle (action): quadriceps group (pada saat lutut ditekuk, otot ini berada di sepanjang

thigh bone lalu memanjang sampai ke depan shin bone)Ketika otot-otot pada segmen proximal bekerja (aktif) maka otot-otot pada segmen

distal akan bekerja berlawanan (reaktif). Begitu juga sebaliknya. Gambar anatomi dari knee dan foreleg dan gambar analitiknya dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1 Model Anatomi dan Analitik dari Knee dan Foreleg

Gambar 2. Posisi Orang ketika Menaiki Tangga

Pada saat orang menaiki tangga dengan posisi salah satu kaki berada pada anak tangga untuk bertumpu sementara kaki yang lain tidak bertumpu (bersiap untuk melangkah ke anak tangga di atasnya), seperti yang terlihat pada Gambar 2, maka lutut dari kaki yang bertumpu tersebut akan tertekuk, karena itu akan timbul gaya yang ditimbulkan oleh otot quadriceps. Selain itu gaya lainnya yang akan timbul adalah gaya berat dari orang tersebut. Sedangkan pada lutut akan timbul gaya reaksi yang akan melawan gaya-gaya yang timbul sebelumnya tersebut. Perhitungan akan dilakukan untuk mencari gaya yang ditimbulkan pada otot quadriceps dan juga gaya reaksi yang terjadi pada lutut.

Kriteria AntropometriPembuatan usulan rancangan perbaikan terhadap fasilitas tangga yang ada sekarang

akan dilakukan dengan menerapkan data antropometri dari pengguna tangga. Jenis data antropometri yang diambil disesuaikan dengan kebutuhannya berdasarkan referensi yang ada. Selain data antropometri, faktor lain yang harus diperhatikan dalam melakukan perancangan adalah kelonggaran untuk penggunaan benda tambahan yang dipakai oleh manusia, contoh pakaian, sepatu, sarung tangan, dan sebagainya. Benda tambahan tersebut secara langsung akan mempengaruhi dimensi dari bagian tubuh tertentu. Untuk perancangan terhadap fasilitas yang penggunaannya mengharuskan manusia untuk bergerak (tidak diam) maka faktor pergerakan tubuh manusia juga harus turut diperhitungkan.

Page 9: Jawaban UTS S2

3. Bagaimana usulan rancangan tangga yang ergonomis untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kelelahan, dan ketidaknyamanan yang timbul pada pengguna tangga?

Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain: 1. Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau 2. Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari

3. Bentuk/dimensi tangga sesuai dengan ukuran langkah normal serta dipertimbangkan untuk pengangkutan barang/perabot.

4. Berbentuk sederhana dan layak dipakai

Perancangan tangga yang akan dibuat ditujukan untuk penggunaan yang akan mengakomodasi sebagai besar orang yang menjadi pengguna tangga, oleh karena itu perancangan akan dilakukan berdasarkan individu ekstrim dengan menggunakan konsep persentil. Persentil ini merupakan ukuran statistik yang menyatakan berapa bagian dalam perseratus orang yang ada di bawah atau di atasnya. Pada umumnya untuk nilai maksimum digunakan persentil 95 dan untuk ukuran minimum digunakan persentil 5.

Usulan perbaikan terhadap fasilitas tangga dilakukan dengan memperhatikan kriteria antropometri, fisiologis, dan biomekanika. Penerapan dari semua kriteria tersebut dilakukan secara bersamaan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya trade off antar kriteria tersebut (Fruin dkk, 2003).

Ukuran lebar tangga ditentukan dengan menggunakan data lebar tubuh maksimum yang ditambahkan dengan kelonggaran untuk pakaian dan pergerakkan tubuh ketika orang menaiki atau menuruni tangga. Tujuan penetapan lebar tangga dengan memperhatikan faktor data antropometri dan kelonggaran tersebut adalah untuk menyediakan ruang yang cukup bagi pengguna tangga agar dapat menggunakan tangga dengan nyaman. Dengan tersedianya ruang yang cukup lebar pada tangga maka terjadinya tabrakan atau kontak langsung antar pengguna tangga pada saat penggunaan dua arus dapat dihindari.

Penentuan ukuran dan bentuk anak tangga merupakan hal yang cukup penting. Pada anak tangga, terdapat dua bagian yang disebut tread (panjang) dan riser (tinggi). Panjang dari tread harus cukup untuk mengakomodasi panjang kaki (terutama jantung kaki) dari pengguna tangga (jika bagian ini tidak diakomodasi maka pengguna tangga dapat terjatuh (pada aktivitas menuruni tangga). Sedangkan tinggi riser harus serendah mungkin sehingga dapat meminimasi pengeluaran energi dan pergerakan kaki. Panjang tread ditentukan dengan menerapkan data panjang telapak kaki dari pengguna tangga ditambah kelonggaran untuk penggunaan sepatu.

Untuk menentukan ukuran panjang anak tangga maka data antropometri yang dipakai adalah panjang telapak kaki.Dalam penerapannya data panjang telapak kaki ini harus ditambah dengan kelonggaran untuk alas kaki. Sedangkan ukuran tinggi anak tangga dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan persamaan yang telah ada dan juga dari konversi panjang anak tangga untuk suatu sudut tertentu. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, sudut paling optimal adalah 300 dengan range 250 – 300

(Panero and Zelnik, 1979).Dengan menggunakan perhitungan nilai tangen untuk sudut yang digunakan maka tinggi anak tangga dapat diperoleh.Referensi mengenai perhitungan panjang dan tinggi anak tangga yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 10: Jawaban UTS S2

Gambar 3. Penentuan Panjang dan Tinggi Anak Tangga (Sumber: Panero and Zelnik, 1979)

Gambar 4. Nosing – sudut pandang 1 Gambar 5. Nosing – sudut padang 2

Nosing merupakan ujung dari tread, panjang nosing yang ditentukan adalah 3 cm. Ukuran ini sudah cukup dan sesuai referensi sehingga tidak akan menyebabkan orang tersandung pada saat menaiki tangga(Fruin dkk, 2003). Ujung nosing dibuat tidak persegi tapi berbentuk rounding, dengan pertimbangan dari referensi yang menyatakan bahwa ujung nosing yang rounding akan lebih aman dan juga dapat lebih menahan terjadi rotasi yang timbul pada kaki ketika menuruni tangga (Gambar 4 dan 5). Sebagai tambahan faktor pengaman pada ujung tread ditambahkan juga karet pengaman, atau yang biasa dipakai adalah stud rubber. Karet ini berfungsi untuk mencegah terjadi kecelakaan tergelincir dan terjatuh seperti yang seringkali dialami oleh responden yang dinyatakan dalam kuesioner penelitian. Sementara material yang disarankan untuk dipakai pada anak tangga tangga adalah material yang memiliki tekstur (agak kasar), hal ini dimaksudkan juga untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut.

Handrail (pegangan tangga) akan membantu pengguna tangga menjaga keseimbangan pada saat menggunakan tangga sehingga dengan adanya handrail ini penggunaan tangga menjadi lebih aman. Bentuk handrail yang dibuat adalah bulat dengan pertimbangan bentuk yang bulat akan lebih memudahkan orang untuk memegangnya. Untuk menentukan ukuran dari diameter handrail, data antropometri yang dipakai adalah panjang telapak tangan.Penggunaan dari handrail ini akan lebih berpengaruh dalam aktivitas menuruni tangga. Tinggi handrail yang ditetapkan harus cukup tinggi sehingga orang dapat memegang handrail tersebut dengan nyaman dan dapat meraih handrail dengan cepat pada saat akan terjatuh.

Handrail clearance merupakan jarak dari sisi luar handrail ke tembok yang merupakan ruang bagi tangan ketika akan memegang handrail. Ukuran dari handrail clearance ini harus memungkinkan orang untuk dapat memegangnya atau meraihnya pada saat orang akan

Page 11: Jawaban UTS S2

terjatuh. Semakin lebar handrail clearance akan semakin baik namun yang perlu diperhatikan juga adalah ukuran handrail clearance yang semakin lebar akan mengurangi ruang bagi lebar tangga. Ukuran handrail clearance yang dibuat adalah 6 cm. Pada handrail ditambahkan juga guardrail (pagar tangga) yang berfungsi untuk mencegah agar orang tidak terjatuh ke lantai di bawahnya ketika mengalami kecelakaan pada tangga. Selain itu penentuan material dari handrail juga perlu diperhatikan, agar orang dapat menggunakannya dengan nyaman. Keadaaan handrail yang kotor dan berkarat akan menyebabkan pengguna tangga enggan untuk menggunakan handrail tersebut. Material yang disarankan, berdasarkan pertimbangan dari kondisi sekarang, adalah material yang tahan karat seperti aluminium atau kayu (Gambar 6).

Page 12: Jawaban UTS S2

Landing (bordes) ini dibuat dengan tujuan menyediakan tempat untuk beristirahat sejenak bagi para pengguna tangga. Lebar landing ini pun harus dibuat cukup memadai agar dapat mengakomodasi sejumlah pengguna tangga pada saat frekuensi penggunaan tangga yang tinggi. Peletakkan landing ini sebaiknya dilakukan setelah anak tangga kesepuluh. Lebar landing yang dibuat adalah 150 cm, ukuran ini sudah sesuai dengan standar umum bangunan (Gambar 7).

Kesimpulan 1. Kesimpulan dari evaluasi keergonomisan tangga yang ada sekarang adalah :

Konsumsi energi untuk aktivitas naik tangga diusahakan selalu berada pada golongan konsumsi energi untuk pekerjaan ringan-moderat. Konsumsi energi ini dipengaruhi oleh desain tangga terutama oleh sudut kemiringan tangga.

Perhitungan kriteria biomekanika menunjukkan bahwa semakin tinggi riser, maka gaya yang timbul pada otot quadriceps (FM) dan gaya reaksi (RX, RY) yang terjadi pada lutut akan semakin besar. Akibatnya ketidaknyamanan pada bagian paha dan lutut akan semakin dirasakan.

Gambar 8. Bentuk Anak Tangga Yang Direkomendasikan

Bentuk tangga yang direkomendasikan seperti terlihat pada Gambar 8. Ukuran lebar tangga, panjang anak tangga, dan diameter handrail ditentukan dengan menggunakan

data antropometri dari pengguna tangga. Tangga sebaiknya dilengkapi dengan atribut tambahan sebagai pengaman untuk mencegah terjadinya

kecelakaan pada pengguna tangga, seperti karet pada ujung anak tangga, adanya handrail pada kedua sisi tangga, dan pada handrail tersebut dilengkapi dengan guardrail.

16

Gambar 6Handrail

Gambar 7Stair Landing

Page 13: Jawaban UTS S2

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Savitri, G. T. Mulyati and I. W.F. Aziz. 2012. Evaluation of Working Postures at a Garden Maintenance Service to Reduce Musculoskeletal Disorder Risk (A Case Study of PT. Dewijaya Agrigemilang Jakarta). Agroindustrial Journal Vol. 1 Issue 1 pp. 21-27.

2. Aprianto, Dedy dan Soetisna, Herman R. (2000) “Pengukuran keergonomisan tangga pada beberapa gedung di ITB”. Proceeding Seminar Nasional Ergonomi 2000, 209-214.

3. Fruin, John J., Guha, Dilip K., Marshall, Rolf F. Pedestrian Falling Accidents In Transit Terminals. [Online]. Available: http://transit-safety.volpe.dot.gov/Publications/safety/pedestrian/dot-tsc-umta-84-36.pdf. [2003, August 20].

4. http://saefulasdy.blogspot.com/2012/06/perhitungan-konstruksi-tangga.html . Diakses tanggal 17 Oktober 2013 jam 23.00 WIB.

5. Panero, Julius., Zelnik, Martin. (1979) Human Dimension & Interior Space: A Source Book of Design Reference Standards. Whitney Library of Design. New York.

6. Sugondo, Iwan (2000) “Pengujian dan perbaikan rancangan tangga lama di GKU lama, GKU baru dan labtek X menurut aspek ergonomi", TugasAkhir Sarjana Jurusan Teknik Industri ITB.

LAMPIRAN

17

Page 14: Jawaban UTS S2

18