Jamur Aspergillus Flavus
-
Upload
brilliand-tegar-verlambang -
Category
Documents
-
view
889 -
download
75
description
Transcript of Jamur Aspergillus Flavus
Jamur Aspergillus Flavus
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Sub Kingdom : Dikarya
Phylum : Ascomycota
Sub Phylum : Pezizomycotina
Classis : Eurotiomycetes
Sub Classis : Eurotiomycetidae
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus flavus
Aspergillus flavus merupakan salah satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi
makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga merupakan jamur yang
paling banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat karsinogenik.
Aflatoksin dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala mual dan muntah, dan bila berlangsung
lama akan menimbulkan penyakit kanker hati dan dapat berakibat meninggal dunia. Apabila
seseorang mengkonsumsi bahan pangan yang terkontaminasi aflatoksin konsentrasi rendah secara
terus-menerus, maka hal tersebut dapat menurunkan sistem kekebalan pada tubuh.
Karakteristik Jamur Aspergillus Flavus :
Secara morfologi, Aspergillus flavus memiliki septa, miselia bercabang biasanya tidak
berwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana atau kompleks dan
berwarna atau tidak berwarna, konidia berbentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam.
Tampilan mikroskopis Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang panjang (400-800 µm)
dan relatif kasar, bentuk kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk
bola, hifa berseptum, dan koloni kompak. Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh
dengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari.
Secara fisiologi, Aspergillus flavus mampu tumbuh pada suhu 6-60°C dengan suhu optimum
berkisar 35-38°C. Aspergillus flavus dapat tumbuh pada Rh minimum 80%, Rh minimum
pembentukan aflatoksin sebesar 83%, Rh minimum pertumbuhan dan germinasi spora 80%,
dan Rh mininum untuk sporulasi adalah 85%. Kenaikan suhu, pH, dan persyaratan
lingkungan lainnya akan menyebabkan aw minimum bertambah tinggi. Aspergillus flavus
dapat tumbuh optimal pada aw 0.86 dan 0.96. Secara umum jamur Aspergillus flavus
merupakan organisme aerobik sehingga gas O2 dan N2 akan menurunkan kemampuan jamur
ini untuk membentuk aflatoksin. Pertumbuhan Aspergillus flavus ditentukan oleh jenis dan
kadar karbohidrat. Jenis karbohidrat yang paling baik untuk media jamur ini antara lain:
glukosa, galaktosa dan sukrosa. Kemampuan tumbuh pada media maltosa dan laktosa akan
lebih rendah daripada glukosa, galaktosa dan sukrosa. Keberadaan garam NaCl antara 1 –
3% sangat mendukung pembentukan aflatoksin oleh jamur ini. Pada NaCl 8% dengan suhu
24°C pembentukan aflatoksin akan dihambat, sedangkan pada suhu 28oC dan 35oC tetap
terjadi pembentukan aflatoksin. Pada NaCl berkadar 14% tidak terjadi pembentukan
aflatoksin.
Berdasarkan persebarannya, Aspergillus flavus memiliki tingkat persebaran yang tinggi.
Jamur tersebut tersebar luas di alam. Jamur ini bisa muncul di tanah, tumbuhan yang
membusuk, biji-bijian yang mengalami kerusakan mikrobiologis, dan dapat menyerang
berbagai jenis substrat organik di mana pun dan kapan pun asalkan kondisinya mendukung
pertumbuhannya. Namun, jamur Aspergillus flavus yang mencemari suatu komoditi tidak
selalu membuat racun sehingga adanya jamur ini belum tentu memberikan pencemaran
racun aflatoksin.