Jamur Aspergillus Flavus

3
Jamur Aspergillus Flavus Super Kingdom : Eukaryota Kingdom : Fungi Sub Kingdom : Dikarya Phylum : Ascomycota Sub Phylum : Pezizomycotina Classis : Eurotiomycetes Sub Classis : Eurotiomycetidae Ordo : Eurotiales Familia : Trichocomaceae Genus : Aspergillus Spesies : Aspergillus flavus Aspergillus flavus merupakan salah satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga merupakan jamur yang paling banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat karsinogenik. Aflatoksin dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala mual dan muntah, dan bila berlangsung lama akan menimbulkan penyakit kanker hati dan dapat berakibat meninggal dunia. Apabila seseorang mengkonsumsi bahan pangan yang terkontaminasi aflatoksin konsentrasi rendah secara terus-menerus, maka hal tersebut dapat menurunkan sistem kekebalan pada tubuh. Karakteristik Jamur Aspergillus Flavus : Secara morfologi, Aspergillus flavus memiliki septa, miselia bercabang biasanya tidak berwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana atau kompleks dan berwarna

description

definisi dan karakteristik

Transcript of Jamur Aspergillus Flavus

Page 1: Jamur Aspergillus Flavus

Jamur Aspergillus Flavus

Super Kingdom : Eukaryota

Kingdom : Fungi

Sub Kingdom : Dikarya

Phylum : Ascomycota

Sub Phylum : Pezizomycotina

Classis : Eurotiomycetes

Sub Classis : Eurotiomycetidae

Ordo : Eurotiales

Familia : Trichocomaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus flavus

Aspergillus flavus merupakan salah satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi

makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga merupakan jamur yang

paling banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat karsinogenik.

Aflatoksin dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala mual dan muntah, dan bila berlangsung

lama akan menimbulkan penyakit kanker hati dan dapat berakibat meninggal dunia. Apabila

seseorang mengkonsumsi bahan pangan yang terkontaminasi aflatoksin konsentrasi rendah secara

terus-menerus, maka hal tersebut dapat menurunkan sistem kekebalan pada tubuh.

Karakteristik Jamur Aspergillus Flavus :

Secara morfologi, Aspergillus flavus memiliki septa, miselia bercabang biasanya tidak

berwarna, konidiofor muncul dari kaki sel, sterigmata sederhana atau kompleks dan

berwarna atau tidak berwarna, konidia berbentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam.

Tampilan mikroskopis Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang panjang (400-800 µm)

dan relatif kasar, bentuk kepala konidial bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk

bola, hifa berseptum, dan koloni kompak. Koloni dari Aspergillus flavus umumnya tumbuh

dengan cepat dan mencapai diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari.

Secara fisiologi, Aspergillus flavus mampu tumbuh pada suhu 6-60°C dengan suhu optimum

berkisar 35-38°C. Aspergillus flavus dapat tumbuh pada Rh minimum 80%, Rh minimum

pembentukan aflatoksin sebesar 83%, Rh minimum pertumbuhan dan germinasi spora 80%,

dan Rh mininum untuk sporulasi adalah 85%. Kenaikan suhu, pH, dan persyaratan

Page 2: Jamur Aspergillus Flavus

lingkungan lainnya akan menyebabkan aw minimum bertambah tinggi.  Aspergillus flavus

dapat tumbuh optimal pada aw 0.86 dan 0.96. Secara umum jamur Aspergillus flavus

merupakan organisme aerobik sehingga gas O2 dan N2 akan menurunkan kemampuan jamur

ini untuk membentuk aflatoksin. Pertumbuhan Aspergillus flavus ditentukan oleh jenis dan

kadar karbohidrat. Jenis karbohidrat yang paling baik untuk media jamur ini antara lain:

glukosa, galaktosa dan sukrosa. Kemampuan tumbuh pada media maltosa dan laktosa akan

lebih rendah daripada glukosa, galaktosa dan sukrosa. Keberadaan garam NaCl antara 1 –

3% sangat mendukung pembentukan aflatoksin oleh jamur ini. Pada NaCl 8% dengan suhu

24°C pembentukan aflatoksin akan dihambat, sedangkan pada suhu 28oC dan 35oC tetap

terjadi pembentukan aflatoksin. Pada NaCl berkadar 14% tidak terjadi pembentukan

aflatoksin.

Berdasarkan persebarannya, Aspergillus flavus memiliki tingkat persebaran yang tinggi.

Jamur tersebut tersebar luas di alam. Jamur ini bisa muncul di tanah, tumbuhan yang

membusuk, biji-bijian yang mengalami kerusakan mikrobiologis, dan dapat menyerang

berbagai jenis substrat organik di mana pun dan kapan pun asalkan kondisinya mendukung

pertumbuhannya. Namun, jamur Aspergillus flavus yang mencemari suatu komoditi tidak

selalu membuat racun sehingga adanya jamur ini belum tentu memberikan pencemaran

racun aflatoksin.