“OPTIMASI HIDROLISIS JERAMI PADI MENJADI ... jerami padi yang sudah halus di simpan dalam kemasan...
Transcript of “OPTIMASI HIDROLISIS JERAMI PADI MENJADI ... jerami padi yang sudah halus di simpan dalam kemasan...
SIDANG SKRIPSI“OPTIMASI HIDROLISIS JERAMI PADI MENJADI GLUKOSA
UNTUK BAHAN BAKU BIOFUEL MENGGUNAKAN SELULASE
DARI TRICHODERMA REESEI DAN ASPERGILLUS NIGER.
Laboratorium Teknik BiokimiaJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Oleh :
Wayan Sanjaya (2305.100.017)Shelyria Adrianti (2305.100.115)
Pembimbing : Dr. Ir. Arief Widjaja, M.eng
Latar Belakang Peningkatan energi dan penurunan jumlah bahan bakar fosil
menyebabkan perlu mencari energi alternatif pengganti yaitu biofuel.
Biohidrogen dapat diproduksi dari glukosa yang berasal dari jerami padi yang banyak mengandung selulosa.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang banyak terdapat di Indonesia.
Trichoderma reesei mampu menghasilkan endo-β-1,4-glukanase dan ekso-β-1,4- glukanase sampai 80% tetapi β-glukosidasenya rendah (Martins dkk,2008) sedangkan Aspergillus niger dapat menghasilkan β-glukosidase tinggi tapi endo-β-1,4-glukanase dan ekso-β-1,4-glukanasenya rendah.
Rumusan Masalah
• Rumusan Masalah :
1. Persediaan bahan bakar fosil yang semakin menurun,
maka diperlukan energi alternatif pengganti bahan
bakar fosil yaitu biofuel yang berasal dari bahan yang
kesediaannya melimpah, murah dan dapat diperbaharui.
Bahan tersebut adalah jerami padi.
2. Produksi biofuel membutuhkan bahan baku yang berasal
dari monosakarida terutama glukosa murni sehingga
tidak sesuai dengan ekonomi, sehingga perlu dipelajari
apakah glukosa hasil hidrolisis akan menghasilkan
biofuel dengan perolehan yang tinggi.
3. Enzim selulase dari T. reesei mampu menghasilkan
endo-β-1,4-glukanase dan ekso-β-1,4- glukanase
sampai 80% tetapi β-glukosidasenya rendah
sedangkan A. niger dapat menghasilkan β-
glukosidase tinggi tapi endo-β-1,4-glukanase dan
ekso-β-1,4-glukanasenya rendah. Oleh karena itu
perlu mengkombinasikan mikroorganisme
penghasil enzim selulase tersebut.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
• Tujuan :
1. Menyediakan glukosa sebagai bahan baku untuk produksi
biofuel dari jerami padi.
2. Menentukan kondisi optimum pada proses hidrolisis
enzimatik jerami padi menggunakan enzim selulase dari
T.reesei dan A.niger.
• Manfaat :
1. Memberikan informasi pemaanfatan limbah jerami padi
2. Memberikan informasi cara mendapatkan enzim selulase
untuk mendegradasi jerami padi untuk menghasilkan
glukosa
Penelitian TerdahuluNamaPeneliti
A.Sharma dkk(2000)
B.O.Aderemi dkk(2008)
Ming Chen dkk(2007)
Penelitian Men-crosslink selulase
A.niger dengan
glutaraldehyde.
Merekayasa pengolahan awal
jerami padi, konsentrasi substrat
dan jumlah sel A.niger
Pengolahan awal jerami jagung
dengan penambahan NaOH 2%
pada 80oC selama 1 jam.
Penambahan tween-80
TujuanPenelitian
Mendapatkan preparat enzim
dengan suhu panas yang
stabil untuk hidrolisis
selulosa
Menghasilkan glukosa dengan
memanfaatkan A.niger yang
diisolasi dari biji jagung
Menghasilkan gula pereduksi
dari polisakarida jerami jagung
melalui hidrolisis enzimatik
Bahan Baku Sekam padi. Jerami padi. Jerami jagung.
Jamur Aspergillus niger Aspergillur niger
HasilPenelitian
hasil hidrolisisnya lebih
efektif yaitu berupa 2.2
mg/ml glukosa dan
saccharifikasi lainnya
sebanyak 38 % lebih besar
dari enzim bebas pada
kondisi yang sama.
hasil percobaan menunjukkan
akurasi yang baik terhadap model
teoritis, yakni dengan deviasi
absolut rata-rata sebesar 0,2.
Berdasarkan penelitian tersebut,
dapat ditunjukkan pada temperatur
50 oC dan PH 4.5-5, proses berjalan
dengan optimal.
Hasil hidrolisis dari proses fed-
batch memiliki 56.7gram/liter
glukosa, 23.6 gram/liter xilose
dan 5.7 gram/liter arabinose.
Glukosa
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan bentuknya, molekul
glukosa dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-
Glukosa.
Faktor yang menjadi penentu dari
bentuk glukosa ini adalah posisi
gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–
OH) dalam struktur molekulnya.
Rumus bangun glukosa : C6H12O6
Glukosa juga kadang-kadang di
sebut sebagai gula darah.
Jerami Padi
Tinjauan Pustaka
Komponen Komposisi (%)(Dewi, 2002)
Kandungan nutrisi dlm basis kering (%)(Dobermann dan Fairhurst, 2002)
Selulosa 37,71
Hemiselulosa 21,99
Lignin 16,62
N 0,5-0,8
P2O5 0,16-0,27
K2O 1,4-2,0
S 0,05-0,1
Si 4,0-7,0
Tabel 1. Kandungan Jerami Padi
Tinjauan Pustaka
Enzim Selulase
Crystaline cellulose
Amorphous cellulose,
Swollen cellulose,
Soluble derivative of cellulose,
Cellodextrin
Cellobiose Glucose
Cellobiohydrolase +
Endo β-1,4-glucanase
Endo β-1,4-glucanase
Exo β-1,4-cellobiohydrolase
Exo β-1,4-glucan glucohydrolase
β-glucosidase
Tiga komponen yang telah teridentifikasi dalam selulase adalah endoglukanase (endo- -1,4-
D-glukan-4-glukanohidrolase, E.C. 3.2.1.4) yang memecah ikatan -1,4 pada rantai selulosa secara
acak, eksoglukanase ( -1,4-D-glukan-selobiohidrolase, E.C. 3.2.1.91) yang memecahkan satuan selobiosa
dari ujung rantai dan -glukosidase (E.C. 3.2.1.21) yang memecahkan selobiosa menjadi glukosa
(Dahot dan Noomrio,1996).
Trichoderma reesei
Ciri – ciri :Trichoderma reesei mampu menghasilkan endo-β-1,4-glukanase dan
ekso-β-1,4- glukanase sampai 80% tetapi β-glukosidasenya rendah
(Martins dkk,2008).
Tumbuh pada kisaran suhu optimal 22-30oC (Pelczar dan Chen,
1986) sedangkan menurut (Enari, 1983) suhu optimal untuk
pertumbuhan adalah 32-35oC, pH optimal sekitar 4,0
Aspergillus niger
Ciri – ciri :
Tumbuh pada suhu 35-37oC (optimum), 6-8oC (minimum), 45-47oC(
maksimum)
Memerlukan oksigen yang cukup (aerobik)
Aspergillus niger dapat menghasilkan β-glukosidase tinggi tapi
endo-β-1,4-glukanase dan ekso-β-1,4-glukanasenya rendah.
Media Fermentasi
Media Fermentasi berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan jamur.
Unsur-unsur yang terkandung dalam media fermentasi :
Karbon : berfungsi sebagai unsur utama dalam pembentukan sel.
Nitrogen : berfungsi dalam pembentukan asam amino, DNA, RNA dan ATP.
Hidrogen : berfungsi dalam pembentukan sel.
Oksigen : berfungsi dalam pembentukan sel.
Phospor : berfungsi sebagai kofaktor enzim dan pembentukan asam nukleat.
Sulfur : berfungsi sebagai kofaktor enzim.
Kalium : berfungsi sebagai kofaktor enzim.
Magnesium : berfungsi untuk menjaga kestabilan ribosom, membran sel
dan asam nukleat; sebagai kofaktor enzim, sebagai komponen
dari klorofil
Kalsium : berfungsi sebagai kofaktor enzim.
Media Fermentasi
Tabel 2. Komposisi media untuk produksi enzim selulase
Bahan Konsentrasi (gr/L dalambuffer asetat 0,1 M pH
5,5)
Ekstrak yeast 2,5
(NH4)2SO4 0,35
KH2PO4 0,5
CaCl2.2H2O 0,1
MgSO4.7H2O 0,075
FeSO4.7H2O 0,00125
MnSO4.H2O 0,004
ZnSO4.7H2O 0,00035
Variabel PenelitianKondisi Operasi :
Volume cairan = 150 mL
Tekanan operasi = 1 atm
Jenis substrat = Jerami padi
Pengadukan = Pitch blade
Laju pengadukan = 160 rpm
pH Awal = 5,5
Berat substrat = 5 gram
Temperatur operasi = 40 C
Ukuran partikel substrat = 100-120 mesh
Variabel Penelitian :
Ratio enzim/substrat jerami padi = 70; 93; 116,5; 139,5 IU/5 gr jerami padi
(Rasio Enzim dari T.reesei/ A.niger)/ gr substrat = (2/1)/ 5 gr; (2/2)/ 5 gr;
(1/2)/5 gr; (0/2)/ 5 gr; dan enzim komersial (0/2)/5 gr.
Metode Penelitian
Metode Penelitian dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
1. Tahap pre-treatment jerami padi.
2. Tahap produksi enzim selulase dari jamur
Trichoderma reesei dan Aspergillus niger .
3. Tahap hidrolisis jerami padi.
Tahap Pre-treatment Jerami Padi
Tahap pre-treatment jerami padi di bagi dalam beberapa tahap :
1. Tahap pre-treatment jerami padi secara mekanik.
2. Tahap pre-treatment jerami padi secara kimiawi.
1. Tahap pre-treatment jerami padi secara mekanik :
Mengeringkan jerami padi dengan bantuan sinar matahari selama 12 jam.
Memotong jerami padi dengan ukuran ± 1 cm.
Menggiling jerami padi dengan mesin penggiling.
Mengoven jerami padi yang telah di giling pada suhu 104°C selama 4 jam.
Mengayak jerami padi dengan menggunakan screener.
Mengambil serbuk jerami padi yang berukuran 100-120 mesh.
2. Tahap pre-treatment jerami padi secara kimiawi :
Menimbang 60 gr serbuk jerami padi 100-120 mesh dan memasukkan kedalam
Erlenmeyer 1000 ml.
Memasukkan 900 ml aquadest ke dalam erlenmeyer dan menambahkan
NaOH 1% ke dalam erlenmeyer.
Memanaskan dan mengaduk dengan stirer selama 8 jam pada suhu 80°C.
Larutan dipisahkan dengan pompa vakum dan kertas saring.
Padatan jerami padi yang telah terpisah lalu di bilas dengan air hangat
Sampai pH 7.
Padatan jerami padi di oven pada suhu 100°C selama 2 jam.
Padatan jerami padi dihaluskan dengan blender dan di ayak.
Padatan jerami padi yang sudah halus di simpan dalam kemasan tertutup
Tahap Produksi Enzim Selulase dari jamur
Trichoderma reesei dan Aspergillus niger.
1. Tahap pembiakan strain T. reesei dan A. niger.Menimbang 3,9 gr PDA (potato dextrose agar) dan memasukkan kedalam
Beaker glass 250 ml
Menambahkan 100 ml aquadest ke dalam beaker glass.
Memanaskan dan mengaduk dengan stirer sampai larutan menjadi bening.
Menuangkan 5 ml larutan PDA kedalam tabung reaksi.
Mensterilisasi tabung reaksi yang berisi larutan PDA pada suhu 121 C selama 15 menit.
Memiringkan tabung reaksi yang berisi PDA hingga agar menjadi padat dan
Menginokulasi jamur T.reesei dan A.niger.
Menginkubasi tabung reaksi yang berisi T.reesei dan A.niger pada suhu 30 C selama
7 hari.
2. Tahap produksi enzim selulase dari jamur T.reesei dan A.niger.
Menimbang 5 gr jerami padi dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.
Menambahkan 25 ml larutan media fermentasi kedalam erlenmeyer tersebut.
Mensterilisasi erlenmeyer yang berisi jerami padi pada suhu 121 C selama 15 menit.
Menginokulasi strain T.reesei dan A.niger dari agar miring sebanyak 2 cm2 ke dalam
Erlenmeyer.
Menginkubasi erlenmeyer yang berisi T.reesei dan A.niger pada suhu 30 C selama
7 hari.
Jerami padi yang telah di tumbuhi jamur T.reesei dan A.niger kemudian menambahkan
100 ml buffer asetat 0,1 M pH 5,5 yang berisi 0,1% tween 80.
Mengocok dengan shaker selama 135 menit dengan kecepatan 175 rpm.
Mensentrifugasi selama 1 jam dengan kecepatan 5000 rpm
Melakukan filtrasi dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat dengan mycelia
Beserta endapan media di dalamnya.
3. Tahap pengujian enzim selulase.
Tahap pengujian enzim selulase dilakukan dalam beberapa bagian :
1. Tahap pembuatan kurva standart glukosa untuk menguji keaktifan
enzim selulase.
2. Tahap pengujian enzim selulase.
3.1 Tahap pembuatan kurva standart glukosa untuk menguji
keaktifan enzim selulase.
Menimbang 0,3639 gr glukosa dan memasukkan ke dalam labu takar 100 ml.
Menambahkan 100 ml buffer asetat 0,1 M pH 5,5 ke dalam labu takar tersebut.
Mengencerkan larutan induk standart menggunakan buffer asetat 0,1 M pH 5,5
Hingga di peroleh variasi konsentrasi antara 0 sampai 2 µM
Mengambil dan memasukkan 0,2 ml dari tiap konsentrasi larutan standart glukosa
Dan menambahkan 1,8 ml CMC (carboxymetil cellulose) ke dalam tabung reaksi.
A
A
Menginkubasi pada suhu 35 C selama 10 menit
Menambahkan 3 ml DNS (dinitrosalicylic acid) kedalam tabung reaksi.
Memvortex larutan tersebut dan memanaskan di air mendidih selam 10 menit.
Mendinginkan campuran tersebut dengan air es selama 5 menit.
Mengukur absorbansi dengan panjang gelombang 540 nm.
Membuat kurva kalibrasi dengan mengeplot konsentrasi glukosa dengan absorbansi.
3.2 Tahap pengujian keaktifan enzim.
Memasukkan 2 ml buffer asetat 0,1 M pH 5,5 kedalam tabung reaksi.
Larutan Blanko.
Menginkubasi pada suhu 35 C selama 10 menit.
Menambahkan 3 ml larutan DNS (Dinitrosalicylic Acid)
Memanaskan campuran di air mendidih selama 10 menit dan mendinginkan
Campuran tersebut di air es selama 5 menit
Menggunakan larutan sebagai blanko (absorbansi = 0)
Uji aktifitas sebelum di koreksi
Memipet 0,2 ml enzim selulase dan menambahkan 1,8 ml CMC.
Mengocok dengan vortex dan menginkubasi pada suhu 35 C selama 10 menit.
Menambahkan 3 ml DNS dan memanaskan campuran tersebut di dalam air mendidih
Selama 10 menit.
Mendinginkan campuran tersebut di air es selama 5 menit dan mengukur absorbansi
Dengan panjang gelombang 540 nm terhadap larutan blanko.
Larutan koreksi.
Memipet 0,2 ml enzim selulase dan menambahkan 3 ml DNS.
Mengocok dengan vortex dan menginkubasi pada suhu 35 C selama 10 menit.
Menambahkan 1,8 ml CMC dan memanaskan campuran tersebut di air mendidih selama
10 menit.
Mendinginkan campuran tersebut di air es selama 5 menit dan mengukur absorbansi
Dengan panjang gelombang 540 nm terhadap larutan blanko.
Tahap Hidrolisis Jerami Padi
1. Tahap pembuatan kurva standart glukosa untuk hidrolisis
jerami padi menjadi glukosa.
Menimbang 0,3676 gr glukosa dan memasukkan ke dalam labu takar 100 ml.
Menambahkan 100 ml buffer asetat 0,1 M pH 5,5.
Mengencerkan larutan standart glukosa 20,42 mM sesuai dengan variabel 0-2 mM
dengan buffer asetat pH 5,5 kedalam tabung reaksi.
Mengambil dan memasukkan 0,2 ml dari tiap konsentrasi larutan standart glukosa
dan menambahkan 1,8 ml aquadest kedalam tabung reaksi.
Menambahkan 3 ml DNS (dinitrosalicylic acid) kedalam tabung reaksi dan
Memvortex campuran tersebut.
Memanaskan campuran tersebut di air mendidih selama 10 menit dan mendinginkan
Campuran tersebut di air es selama 5 menit.
Membuat kurva kalibrasi.
2. Tahap hidrolisis jerami padi.Menimbang 5 gr jerami padi yang sudah di delignifikasi (pre-treatment secara kimiawi)
Dan memasukkan kedalam beaker glass 250 ml.
Mencampurkan enzim selulase dari A.niger dan T.reesei yang sudah diketahui
Aktifitasnya dengan perbandingan rasio enzim T.reesei dan A.niger berdasarkan
Variabel dan di panaskan pada suhu 40 C.
Mencampurkan enzim selulase tersebut kedalam jerami padi.
Menganalisa konsentrasi glukosa dalam hidrolisat dengan metode DNS
Dan setiap selang waktu tertentu.
3. Tahap analisa kadar glukosa .
Mengambil 0,2 ml sampel setiap selang waktu tertentu dan menambahkan 1,8 ml aquadest
Menambahkan 3 ml DNS dan memvortex campuran tersebut.
Memanaskan di air mendidih selama 10 menit dan mendinginkan di air es selama 5 menit.
Mengukur absorbansi dengan panjang gelombang 540 nm.
Gambar I. Aktifitas Enzim
selulase dari T.reesei (IU/ml)
dengan Temperatur pada
berbagai pH.
Gambar II. Aktifitas Enzim
selulase dari T.reesei (IU/ml)
dengan pH pada berbagai
temperatur.
Pada Grafik I dan II dapat terlihat dimana enzim selulase
dari T.reesei memiliki temperatur optimum sebesar 60°C
dan pH optimum sebesar 3,0.
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
AK
TIF
ITA
S (
IU/m
l)
pH
Temperatur 35 C
Temperatur 40 C
Temperatur 50 C
Temperatur 60 C
33 654 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
AK
TIF
ITA
S (
IU/m
l)
TEMPERATUR (°C)
pH = 3
pH = 4
pH =5
pH =6
35 5040 60
Hasil Penelitian
Gambar III. Aktifitas Enzim
selulase dari A.niger (IU/ml)
dengan Temperatur pada
berbagai pH.
Gambar IV. Aktifitas Enzim
selulase dari A.niger (IU/ml)
dengan pH pada berbagai
temperatur.
Pada Grafik III dan IV dapat terlihat dimana enzim selulase dari A.niger memiliki
temperatur optimum sebesar 50°C dan pH optimum sebesar 3,0.
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5A
KT
IFIT
AS
(IU
/ml)
pH
Temperatur 35 C
Temperatur 40 C
Temperatur 50 C
Temperatur 60 C
3 654 0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
AK
TIF
ITA
S (
IU/m
l)
TEMPERATUR (°C)
pH =3
pH =4
pH =5
pH = 6
35
605040
•Kurva standart untuk menguji keaktifan enzim
y = 2.754xR² = 0.974
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 0.2 0.4 0.6 0.8
kON
SEN
TRA
SI (
µm
ol/
ml)
ABSORBANSI
Kurva Standar Glukosa
Linear (Kurva Standar Glukosa)
Aktifitas enzim selulase dari T.reesei = 1,6077 IU/ml
Aktifitas enzim selulase dari A.niger = 1,6807 IU/ml
Kadar selulosa jerami padi = 38,81 %
Kadar lignin jerami padi = 5,78 %
•Kurva standart untuk hidrolisis jerami padi menjadi glukosa.
y = 10.40xR² = 0.803
0
1
2
3
4
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
C g
luk
os
a d
i s
am
pe
l (g
/L)
Absorbansi
Gambar V. Hidrolisis jerami padi dengan konsentrasi enzim 70 IU/ml
dengan berbagai perbandingan enzim selulase T.reesei dan A.nigerselama 7 jam.
Perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger = 6,364 g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 2 A.niger = 5,893 g/L
Perbandingan 1 T.reesei : 2 A.niger = 4,208 g/L
Perbandingan 0 T.reesei : 2 A.niger = 3,557 g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 0 A.niger = 5,888 g/L
Enzim komersial 0 T.reesei : 2 A.niger = 4,244 g/L
Gambar VI. Hidrolisis jerami padi dengan konsentrasi enzim 93
IU/ml dengan berbagai perbandingan enzim selulase T.reesei dan
A.niger selama 7 jam.
Perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger = 6,634g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 2 A.niger = 6,843 g/L
Perbandingan 1 T.reesei : 2 A.niger = 5,350 g/L
Perbandingan 0 T.reesei : 2 A.niger = 4,094 g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 0 A.niger = 5,763 g/L
Enzim komersial 0 T.reesei : 2 A.niger = 4,692 g/L
Gambar VII. Hidrolisis jerami padi dengan konsentrasi enzim 116,5
IU/ml dengan berbagai perbandingan enzim selulase T.reesei dan
A.niger selama 7 jam.
Perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger = 8,095 g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 2 A.niger = 7,553 g/L
Perbandingan 1 T.reesei : 2 A.niger = 5,435 g/L
Perbandingan 0 T.reesei : 2 A.niger = 5,430 g/L
Enzim komersial 0 T.reesei : 2 A.niger = 5,495 g/L
0
2
4
6
8
10
0 2 4 6 8
Kons
entra
si gl
ukos
a (g
/L)
Waktu hidrolisis (jam)Komr - Tr:An = 0:2Kasar - Tr:An = 0:2Kasar - Tr:An = 1:2Kasar - Tr:An = 2:2Kasar - Tr:An = 2:1
Gambar VIII. Hidrolisis jerami padi dengan konsentrasi enzim 139,5
IU/ml dengan berbagai perbandingan enzim selulase T.reesei dan
A.niger selama 7 jam.
Perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger = 8.978 g/L
Perbandingan 2 T.reesei : 2 A.niger = 7,408 g/L
Perbandingan 1 T.reesei : 2 A.niger = 5,312 g/L
Perbandingan 0 T.reesei : 2 A.niger = 5,052 g/L
Enzim komersial 0 T.reesei : 2 A.niger = 5,548 g/L
Kesimpulan1. Kadar selulosa dalam jerami padi sebesar 38,81 % sedangkan
kadar lignin dalam jerami padi sebesar 5,78 %.
2. Aktifitas enzim selulase dari T.reesei sebesar 1,6077 IU/ml sedangkan
aktifitas enzim selulase dari A.niger sebesar 1,6807 IU/ml.
3. Jerami padi yang akan di gunakan untuk hidrolisis perlu di pre-treatment
secara kimiawi yang bertujuan untuk menghilangkan struktur lignin dalam
jerami padi.
4. Pada hidrolisis dengan perbandingan 2 T.reesei dan 1 A.niger menghasilkan
konsentrasi glukosa yang lebih besar jika dibandingkan dengan
perbandingan T.reesei dan A.niger lainnya.
5. Hidrolisis jerami padi dengan konsentrasi enzim total 139,5 IU/ml
menghasilkan konsentrasi glukosa yang lebih besar dibandingkan dengan
konsentrasi enzim total lainnya.
Laboratorium Teknik BiokimiaJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Sidang Skripsi Teknik Kimia ITS Surabaya
Daftar Pustaka Aderemi, B.O. , E. Abu, B. K. Highina (2008), “The Kinetics of
Glucose Production from Rice Straw by Aspergillus niger”, African Journal of Biotechnology Vol. 7 (11), 3 June, pp. 1745-1752.
Ahamed, A. P. Vermette (2008), “Culture-based Strategies to Enhance Cellulase Enzyme Production from Trichoderma reesei RUT-C30 in Bioreactor Culture Conditions”, Biochemical Engineering Journal 40, 399–407.
Ajayi, A.A, A.O. Adejuwon, O.K. Awojobi and P.O. Olutiola (2007), “Effect of Cations and Chemicals on the Activity of Partially Purified Cellulase from Tomato (Lycopersicon esculentum Mill) Fruits Deteriorated by Aspergillus”
Bailey, J.E., D.F. Ollis (1986), “Biochemical Engineering Fundamentals”, 2nd Ed., McGraw-Hill International Edition, Singapore.
Daftar Pustaka Bailey, M.J. and J. Tahtiharju (2003), “Efficient Cellulase Production
by Trichoderma reesei in Continuous Cultivation on Lactose Medium with a Computer-Controlled Feeding Strategy”, Appl. Microbiol Biotechnology 62:156–162.
Bak, J.S., J.K. Ko, Y.H. Han, B.C. Lee, I.G. Choi, K.H. Kim (2008), “Improved Enzymatic Hydrolysis Yield of Rice Straw Using Electron Beam Irradiation Pretreatment”, Bioresource Technology.
Bhat, M.K., and Bhat, S. (1997), “Cellulose Degrading Enzymes AndTheir Potential Industrial Applications”, Biotechnology Advances, Vol. 15, Nos. 3/4, pp. 583-620.
Busto, M.D., N. Ortega & M. P. Mateos (1996), “Location, Kinetic andStability of Cellulases Induced in Trichoderma reesei Cultures”, Bioresource Technology, 57, 187-192
Chen, S. and M. Wayman (1992), “Novel Inducers Derived from Starch for Cellulase Production by Trichoderma reesei”, Process Biochemistry 27, 327-334
Daftar Pustaka
Dahot, M.U., dan M.H. Noomrio (1996), “Microbial Production ofCellulases by Aspergillus Fumigatus Using Wheat Straw as A CarbonSource”, Journal of Islamic Academy of Sciences 9:4, 119-124.
Dewi (2002), “Hidrolisis Limbah Hasil Pertanian Secara Enzimatik”, Akta Agrosia, Vol. 5, No. 2, hal. 67 – 71.
Dobermann, A., T.H. Fairhust (2002), “Rice Straw Management”, Better Crops International, Vol. 16, Special Supplement.
Hao, X.C., X.B. Yu and Zhong-Li Yan (2006), “Optimization of the Medium for the Production of Cellulase by the Mutant Trichoderma reesei WX-112 using Response Surface Methodology”, Food Technol. Biotechnol., 44 89–94.
Haq, I., M. M. Javed, T. S. Khan and Z. Siddiq (2005), “CottonSaccharifying Activity of Cellulases Produced by Co-culture of Aspergillus niger and Trichoderma viride”, Research Journal of Agriculture and Biological Sciences 1(3): 241-245.
Daftar Pustaka
Juhasz, T., K. Kozma, Z. Szengyel, K. Reczey (2003), “Production of -Glucosidase in Mixed Culture of Aspergillus niger BKMF 1305 andTrichoderma reesei RUT C30”, Food Technol. Biotechnol. 41 (1) 49–53.
Lee, J.M. (1992), “Biochemical Engineering”, Prantice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, hal. 83 – 94.
Li, C., M. Yoshimoto, N. Tsukuda, K. Fukunaga, K. Nakao (2004), “A Kinetic Study on Enzymatic Hydrolysis of a Variety of Pulps for Its Enhancement with Continuous Ultrasonic Irradiation”, Biochemical Engineering Journal, 19, 155–164.
Martins, L.F., D. Kolling, M. Camassola, A.J.P. Dillon, L.P. Ramos (2008), “Comparison of Penicillium echinulatum and Trichoderma reesei Cellulases in Relation to Their Activity Against Various Cellulosic Substrates”, Bioresource Technology, 99, 1417–1424.
Daftar Pustaka
Milala, M.A., A. Shugaba, A. 1 1 1A. Gidado, 2A.C. Ene and 1J.A. Wafar (2005), “Studies on the Use of Agricultural Wastes for Cellulase Enzyme Production by Aspegillus niger”, Research Journal of Agriculture and Biological Sciences 1(4): 325-328.
Muthuvelayudham, R. and T. Viruthagiri (2006), “Fermentative Production and Kinetics of Cellulase Protein on Trichoderma reesei Using Sugarcane Bagasse and Rice Straw”, African Journal of Biotechnology Vol. 5 (20), 16 October, pp. 1873-1881.
Öhgren, K., R. Bura, J. Saddler, G. Zacchi (2007), “Effect ofHemicellulose and Lignin Removal on enzymatic Hydrolysis of SteamPretreated Corn Stover”, Bioresource Technology, 98, 2503–2510
Ojumu, T. V., B.O. Solomon, B., E. Betiku, S.K. Layokun, and B. Amigun (2003), “Cellulase Production by Aspergillus flavus Linn Isolate NSPR 101 Fermented in Sawdust, Bagasse and Corncob”, African Journal of Biotechnology Vol. 2 (6), pp. 150–152.
Daftar Pustaka
Raghavendra, B., Havnnavar, G.S., Geeta, “Pre-treatment of Agroresidues for Release of Maximum Reducing Sugar”, Karnataka J. Agric. Sci., 20 (4), 771-772.
Sabiham, S. and B. Mulyanto (2005), “Biomass Utilization in Indonesia: Integration of Traditional and Modern Principles of Organic Matter Management”, Paper is presented in APECATC Workshop on Biomass
Sehnem, N.T., L.R. de Bittencourt, M. Camassola . A.J. P. Dillon (2006), “Cellulase production by Penicillium echinulatum on Lactose”, Appl Microbiol Biotechnol , 72: 163–167.
Xiang, Q., Y. Y. Lee, P.O. Pettersson, R.W. Torget (2003), “Heterogeneous Aspects of Acid Hydrolysis of -Cellulose”, Applied Biochemistry and Biotechnology, Vol. 105-108, 505-514.