Jamkesmas
-
Upload
amar-a-lubis -
Category
Documents
-
view
95 -
download
0
description
Transcript of Jamkesmas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari
indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka
kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000
kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan
tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih
besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan
kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin
mahal. 1
Berdasarkan organisasi kesehatan sedunia (WHO), undang-undang dasar
1945 pasal 28 H dan undang-undang nomor 23/1992 tentang kesehatan,
menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena
itu, setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab
mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. 1
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan,
sejak tahun 1998 pemerintak melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan
kesehatan penduduk miskin. Pada tahun 2005 pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin diselenggarakan dalam mekanisme asuransi kesehatan yang
dikenal dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat
miskin/Askeskin. Atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan,
peningkatan mutu, transparansi, dan akuntabilitas dilakukan perubahan
mekanisme pada tahun 2008 yang dikenal dengan jaminan kesehatan
masyarakat. 1
1
Jamkesmas adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan
yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2008) program jamkesmas pada dasarnya adalah upaya
penyempurnaan program askeskin yang telah berjalan 4 tahun khususnya
dalam hal ketepatan sasaran. 2
Beberapa masalah selama pelaksanan jamkesmas masih ditemui sehingga
manfaat yang dirasakan belum optimal. Beberapa masalah utama antara lain
masih adanya masyarakat miskin belum mendapat pelayanan, obat masih dibeli
di apotek, uang jamkesmas semua disetor ke kas daerah, peserta PKH yang
tidak dijamin jamkesmas, dana jamkesmas untuk beli obat, perlu kejelasn
tentang jasa medis/pelayanan, sisa dana di beberapa puskesmas masih banyak
dan masalah lain yang perlu diselesaikan dalam upaya meningkatkan
pelaksanaan program jamkesmas. 1
1.2. TUJUAN
1) Untuk mengetahui kepesertaan JAMKESMAS di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang.
2) Untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi peserta JAMKESMAS di
wilayah kerja puskesmas tanjung pinang.
3) Untuk mengetahui pendanaan JAMKESMAS di puskesmas tanjung pinang.
2
1.3. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Sebagai syarat kepaniteraan klinik senior (KKS) guna memperoleh gelar
Dokter.
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih
lanjut dalam rangka peningkatan pelayanan jamkesmas.
3. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan mutu
pelayanan jamkesmas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN JAMKESMAS
Jamkesmas merupakan singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat dan
merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses
dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan
sehingga tidak ada lagi maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan
kesehatan karena alas an biaya. 3
2.2. TUJUAN DAN SASARAN JAMKESMAS
Tujuan umum :
Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
secara efektif dan efisien. 4
Tujuan khusus :
a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat
pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 4
Sasaran :
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh
Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai
jaminan kesehatan lainnya. 4
4
2.3. TATA LAKSANA KEPESERTAAN
Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa
ketentuan umum yang antara lain : 4
1) Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu
selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan
memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
2) Jumlah sasaran pesera Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta
Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar
penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes Kesehatan
RI (MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes
membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota.
3) Berdasarkan kuota/kota sebagaimana butir kesua di atas, bupati/walikota
menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/kota dalam satutan jiwa berisi
nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/walikota.
Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/walikota
melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung
jawab Pemda setempat.
4) Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap
dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang
sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen
elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada :
a) PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan
didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan.
b) Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta
Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan,
monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan
analisis.
5
c) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas
Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi dan bahan
analisis.
d) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas
Provinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaa,
monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan.
e) Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional,
bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah
sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta
pengawasan.
5) Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan
nama, masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses
penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang
bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh
bupati/ walikota.
6) Bagi pemerintah kabupaten/kota yang belum menetapkan jumlah, nama
dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai
dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut
sampai dengan penertbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu
peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu
tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran
masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah setempat.
7) Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang
pencetakan blanko, entry data, penertbitan dan distribusi kartu sampai ke
peserta menjadi tangung jawab PT Askes (Persero).
6
8) Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum
tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan
penarikan kartu peserta.
9) Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti
gelandangan, pengemis, anak terlantar, karena sesuatu hal tidak terdaftar
dalam surat keputusan bupai/ walikota, akan dikoordinasikan oleh PT
Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya.
10) Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi
peserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung
hilang hak kepesertaanya. 4
2.4. ADMINISTRASI KEPESERTAAN
Administrasi kepesertaan meliputi : registrasi, penerbitan, dan
pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab
PT Askes (Persero) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 4
1) Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh
PT Askes (Persero) untuk menjadi database kepeseraan di kabupaten/ kota
2) Entry data setiap peserta meliputi antara lain :
a) Nomor kartu
b) Nama peserta
c) Jenis kelamin
d) Tempat dan tanggal lahir/ umur
e) Alamat
3) Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan
didistribusikan sampai ke peserta.
4) PT Askes (Persero) menyerahkan Kartu Peserta kepada yang berhak,
mengacu kepada penetapan bupati/ walikota dengan tanda terima yang
ditandatangani/ cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta.
7
5) PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada
bupati/ walikota, gubernur, departemen kesehatan RI, dinas kesehatan
propinsi dan kabupaten/ kota serta rumah sakit setempat. (Depkes, 2008).
2.5. RUANG LINGKUP PROGRAM JAMKESMAS
2.5.1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Primer
Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh PUskesmas dan jaringannya termasuk UKBM
(Poskesdes, Posyandu, Pos UKK, dll) diwilayah tersebut yang mencakup : 1
a) Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan
b) Pelayanan pengobatan umum
8
BAGAN 1
Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta JAMKESMAS 4
c) Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal
d) Penanganan gawat darurat
e) Pelayanan gizi kurang/buruk
f) Tindakan medis/operasi kecil
g) Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, dan
neonates, bayi, anak balita)
h) Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil
i) Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah
j) Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN)
termasuk penanganan efek samping dan komplikasi.
k) Pemberian obat
l) Rujukan 1
Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat Primer tersebut dapat
dilakukan di Puskesmas dan Jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan
kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan di luar
gedung yang meliputi :
a) Puskesmas perawatan
b) Puskesmas
c) Puskesmas Keliling
d) Puskesmas Pembantu
e) Pos Kesehatan Desa
f) Pos UKBM (Posyandu, Pos UKK, Pos Obat Desa dan lainnya)
g) Atau sarana lainnya yang tersedia di wilayah tersebut termasuk rumah
penduduk. 1
2.5.2. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Primer
Pada kondisi pasien rawat jalan perlu dilakukan perawatan maka sebagai
alternative untuk perawatan lanjutan adalah dilakukan rawat inap di
Puskesmas Perawatan sesuai dengan kemampuan sarana yang dimiliki,
9
apabila tidak memiliki kemampuan perawatan lanjutan harus dilakukan
rujukan ke PPK lanjutan yang memberikan pelayanan Program Jamkesmas. 1
Jenis pelayanan pada Puskesmas perwatan tersebut :
a) Penanganan gawat darurat
b) Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi
kurang
c) Perawatan persalinan
d) Perawatan satu hari (one day care)
e) Tindakan medis yang diperlukan
f) Pemberian obat
g) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya
h) Rujukan1
2.5.3. Pelayanan Pertolongan Persalinan
Pelayanan pertolongan persalinan normal dapat dilakukan di Puskesmas
dan Jaringannya termasuk Poskesdes, Bidan dan dokter praktek sedanglan
pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dapat dilakukan di
Puskesmas dengan Fasilitas PONED sesuai kompetensinya. Pelayanan
pertolongan persalinan tersebut mencakup :
a) Observasi proses persalinan
b) Pertolongan persalinan normal
c) Pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit (Puskesmas dengan
fasilitas PONED)
d) Pelayanan gawat darurat persalinan
e) Perawatan nifas (Ibu dan neonates)
f) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostic lain
g) Pemberian obat
h) Akomodasi dan makan pasien
i) Rujukan. 1
10
Tempat pelayanan pertolongan persalinan dapat dilakukan di sarana
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes, Bidan,
Dokter Praktek, Rumah Bersalin maupun dirumah penduduk oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten. 1
Bayi baru lahir dari peserta Jamkesmas secara otomatis menjadi peserta
Jamkesmas, apabila bayi baru lahir memerlukan pertolongan lanjutan di PPK
rujukan dapat dilakukan rujukan dari Puskesmas dan Jaringannya tanpa harus
diterbitkan kartu Jamkesmas baru, cukup kartu dari pihak orang tua dan
keterangan rujukan dari Puskesmas. 1
2.5.4. Pelayanan Spesialistik
Pada dasarnya Program Jamkesmas di Puskesmas dan Jaringannya
termasuk Pokesdes adalah pelayanan kesehatan perorangan Primer tetapi
dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan perorangan sekunder
apabila Puskesmas memiliki fasilitas pelayanan spesialistik baik berupa
pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetap (rawat jalan) maupun pelayanan
penunjang spesialistik (laboratorium, Radiologi, dll) maka kegiatan tersebut
dapat menjadi bagian kegiatan program Jamkesmas di Puskesmas dan
jaringannya tetapi perlu pengaturan secara khusus (perlu pembatasan
khususnya berbagai jenis tindakan dengan memperhatikan kondisi sarana,
prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana). 1
2.5.5. Pelayanan Rujukan
Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan
kasus maupun rujukan specimen/penunjang diagnostic yang dapat berasal dari
Poskesdes, Pustu ke Puskesmas/Puskesmas perawatan, antar Puskesmas dan
dari Puskesmas ke PPK rujukan (RS, BBKPM, BKPM, BKMM,BKIM) atau
sarana penunjang medis lainnya. Prosedur rujukan dilaksanakan secara
berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas. Pelaksanaan rujukan
harus didasarkan pada indikasi medis sehingga Puskesmas harus dapat
11
melakukan kendali dalam hal rujukan, sehingga Puskesmas dapat melakukan
filtrasi rujukan (kasus yang dapat ditangani Puskesmas sesuai kompetensi dan
tidak memerlukan rujukan harus ditangani di Puskesmas) 1
Prosedur rujukan harus disertai sengan surat rujukan. Pengendalian
rujukan oleh Puskesmas tersebut akan sangat berdampak pada pengendalian
biaya karena dan Jamkesmas yang ada di Puskesmas termasuk di dalamnya
adalah dana untuk transportasi rujukan. 1
Pada kondisi gawat darurat proses rujukan dapat langsung dari
Puskesmas Pembantu, Poskesdes ke PPK rujukan terdekat.
Pelayanan rujukan diatas adalah berupa penyediaan biaya transportasi
dari Pustu, Poskesdes/Polindes ke Puskesmas atau dari Puskesmas Pembantu,
Poskesdes, Puskesmas ke PPK rujukan dan biaya rujukan pemeriksaan
specimen/penunjang medis. 1
Semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di Puskesmas wajib
diberikan kepada peserta Jamkesmas atas indikasi medis. 1
2.6. PENDANAAN JAMKESMAS
2.6.1. Sumber dan Alokasi Dana
Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) merupakan bantuan sosial yang berasal dari APBN sektor
kesehatan dan kontribusi APBD. Pemerintah daerah berkontribusi dalam
menunjang dan melengkapi pembiayaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin di daerah masing-masing meliputi antara lain : 1
- Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan
kepesertaan Jamkesmas.
- Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun
2008.
- Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari RS
Kabupaten/Kota ke RS yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi
12
rujukan dari Puskesmas ke RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas.
- Penanggungan biaya transportasi pendamping pasien rujukan.
- Pendamping pasien rawat inap.
- Menanggulangi kekurangan dana operasional Puskesmas.
2.6.2. Penyaluran Dana ke Puskesmas
Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan
jaringannya disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan (cq Ditjen Bina
Kesehatan Masyarakat) ke Puskesmas melalui pihak PT Pos Indonesia.
Penyaluran dana ke Puskesmas berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang mencantumkan nama dan alokasi Puskesmas
penerima dana yang akan dikirimkan secara bertahap. 4
2.6.3. Pencairan dan Pemanfaatan Dana di Puskesmas
a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan
disepakati sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.
b. Setiap pengambilan dana dari rekening Puskesmas harus mendapat
persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan POA yang telah disusun sebagaimana butir a.
c. Dana yang diterima Puskesmas, dimanfaatkan untuk membiayai:
1) Dana pelayanan kesehatan dasar yang meliputi: 4
a) Biaya pelayanan dalam dan luar gedung
b) Biaya jasa pelayanan kesehatan
c) Biaya transportasi petugas
d) Biaya rawat inap
e) Biaya penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal di
Puskesmas PONED
13
f) Biaya jasa pelayanan dokter spesialis dan penggunaan peralatan
penunjang spesialistik
g) Biaya transport dan petugas kesehatan pendamping untuk rujukan
2) Dana pertolongan persalinan: 4
a) Biaya pertolongan persalinan normal.
b) Biaya pelayanan nifas.
Pengelolaan dan pemanfaatan dana Jamkesmas di Puskesmas beserta
jaringannya secara rinci diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Nomor HK.03.05/BI.3/2036/2007 tentang Petunjuk
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar dan Pertolongan Persalinan Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di Puskesmas dan
jaringannya tahun 2007. 4
Biaya jasa pelayanan kesehatan mengacu pada Perda Tarif, apabila
dalam Perda Tarif tidak mengatur tentang jasa pelayanan kesehatan dapat
dibuatkan Surat Keputusan Bupati/Walikota berdasarkan usulan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peserta Jamkesmas tidak boleh
dikenakan iur bayar dengan alasan apapun. 4
Alokasi dana setiap Puskesmas ditetapkan berdasar SK kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mengacu keputusan menteri kesehatan
tentang alokasi dana tiap kabupaten/kota yang dikirimkan keseluruh
kabupaten/kota. Alokasi dana tiap kabupaten/kota dihitung berdasarkan
jumlah sasaran Jamkesmas yang ditetapkan Menkes (kuota) dikalikan
Rp.1.000,- dikalikan 12 bulan. Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan
program Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos
Indonesia (Persero). 4
14
2.6.4. Pembayaran dan Pertanggungjawaban Dana di Puskesmas
Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung
jawabkan dengan dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah
kunjungan dan rujukan), RITP, Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan
Spesialistik oleh Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota. 4
Verifikasi
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan
PPK yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada
standar penilaian klaim. Tujuan dilaksanakannya verifikasi adalah
diperolehnya hasil pelaksanaan program Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Miskin yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.
Tiap-tiap RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM akan ditempatkan
pelaksana verifikasi yang jumlahnya diperhitungkan dari jumlah TT yang
tersedia di RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan beban kerja. 4
Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi
administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan.
Pelaksana Verifikasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari di
RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM berdasarkan beban kerja di bawah
koordinasi Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/ Kota. 4
Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
atas nama Menteri Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian
administrasi klaim yang diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar
penilaian klaim, dan memproses klaim sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya. 4
Proses verifikasi dalam pelaksanaan JAMKESMAS, meliputi: 4
1. Pengecekan kebenaran dokumen identitas peserta program Jaminan
Kesehatan Masyarakat
2. Pengecekan adanya Surat Rujukan dari PPK dan Penerbitan SKP (Surat
Keabsahan Peserta), (1 dan 2) Oleh PT Askes.
15
3. Proses memastikan dikeluarkannya data entry rekapitulasi pengajuan
klaim oleh petugas RS sesuai dengan format pengajuan klaim
4. Pengecekan kebenaran penulisan paket/diagnosa, prosedur, No. Kode
5. Pengecekan kebenaran besar tarif sesuai paket/diagnosa, prosedur, No.
Kode
6. Pengiriman rekapitulasi pengajuan klaim yang di tanda tangani oleh
Direktur RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke TIM Pengelola
JAMKESMAS Pusat, tembusan Tim Pengelola JAMKESMAS
Propinsi/Kabupaten/Kota
7. Mengirim laporan rekapitulasi dan realisasi pembayaran klaim
RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke Tim Pengelola Pusat,
Propinsi, Kabupaten/Kota.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
3.2. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah kepala puskesmas, pengurus (bendahara)
program JAMKESMAS, dan beberapa peserta JAMKESMAS di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang.
3.3. VARIABLE PENELITIAN
Variable pada penelitian ini terdiri dari kepesertaan, pelayanan kesehatan,
pendanaan program JAMKESMAS di Puskesmas Tanjung Pinang.
3.4. INSTRUMENT PENELITIAN
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah panduan pertanyaan
wawancara mendalam untuk menggali data dari responden yang dicatat ke
dalam kertas.
3.5. CARA ANALISIS DATA
Analisis secara deskriptif yang dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam,
hasil rekaman dan diolah dengan cara analisis isi (analysis content).
17
BAB IV
PROFIL PUSKESMAS TANJUNG PINANG
4.1. HISTORI
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri Tahun 1974,
dengan nama Puskesmas Inpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang berada
bersama 3 puskesmas lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur,Puskesmas
Payoselincah dan Puskesmas Talang banjar. Keberadaannya strategis dengan
wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. 5
4.2. VISI DAN MISI
VISI
Menjadikan PUSKESMAS Inpres 5/74 Tanjung Pinang sebagai pusat
pelayanan kesehatan masyarakat yang terdepan dan bermutu di kota JAMBI. 5
MISI
1) Melaksanakan 6 program pokok PUSKESMAS: Pemberantasan Penyakit
menular, Kesehatan ibu dan anak, Gizi, Promosi kesehatan, Kesehatan
lingkungan serta pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat
2) Memelihara dan meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program,
masyarakat dalam upaya melaksanakan program kesehatan
3) Membina SDM PUSKESMAS menjadi terampil dan bertanggung jawab
terhadap tugasnya.
4) Memelihara sarana dan prasarana PUSKESMAS yang mendukung
pelayanan kesehatan.
5) Melaksanakan sistim pembiayaan PUSKESMAS sesuai PERDA yang
berlaku dengan sistim pelayanan satu pintu.
6) Melaksanakan sistim informasi kesehatan yang cepat dan tepat. 5
18
4.3. GEOGRAFIS
Puskesmas Tanjung Pinang terletak di kecamatan Jambi Timur kota
Jambi.Wilayah kerja puskesmas mencakup 5 kelurahan, yaitu Kelurahan
Tanjung Pinang, Kelurahan Kasang, Kelurahan Kasang Jaya, Kelurahan
Rajawali dan Kelurahan Sijenjang. 5
Batas-batas wilayah Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang adalah :
Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Payoselincah
Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi
Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari
Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Talang Banjar. 5
PETA PUSKESMAS
4.4. DEMOGRAFI
PUSKESMAS INPRES 5/74 TANJUNG PINANG MEMILIKI LUAS
WILAYAH 2.021 KM2. JUMLAH PENDUDUK SAMPAI DESEMBER
TAHUN 2006 BERDASARKAN DATA DARI KECAMATAN ADALAH
37.140 JIWA (DATA PROYEKSI DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI
ADALAH 37.603 JIWA), YANG TERDIRI DARI : 5
No Kelurahan Jumlah penduduk
1. Tanjung Pinang 13.002 jiwa
2. Rajawali 8.271 jiwa
3. Kasang 5.996 jiwa
4. Kasang Jaya 6.560 jiwa
5. Sijenjang 3.341 jiwa
19
J U M L A H 37.140 jiwa
4.5. SOSIAL BUDAYA
Mayoritas penduduk pribumi dengan persentase 85,05% dan 14,94%
adalah warga keturunan (tiong hoa). 5
4.6. PENDIDIKAN
No Tingkat pendidikan Persentase (%)
1. Tamat S1/Akademi 4,01
2. Tamat SLTA 20,11
3. Tamat SLTP 18,13
4. Tamat SD 15,23
5. Masih sekolah SD /sederajat 11,47
6. Tidak/Belum sekolah 31,05
4.7. EKONOMI
No Pekerjaan Persentase (%)
1. Petani sendiri 0,21
2. Buruh tani 1,81
3. Nelayan 0,14
4. Pengusaha 1,93
5. Buruh bangunan 4,45
6. Pedagang 4,8
7. Pengangkut jasa-jasa 2,2
8. Pertukangan/kerajinan 1,6
9. Pensiunan 3,3
10. PNS/ABRI 2,1
11. Lain-lain 14,9
JUMLAH 41,44
20
4.8. AGAMA
No Agama Persentase (%)
1. Islam 79,5
2. Kristen Protestan 6,3
3. Kristen Katolik 10,1
4. Hindu/Budha 6
4.9. SARANA
Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang
antara lain :
1 Puskesmas rawat jalan/puskesmas induk (Puskesmas Inpres 5/74
Tanjung Pinang)
3 buah puskesmas pembantu (PUSTU)
Pustu Kasang Jaya
Pustu Sijenjang I
Pustu Sijenjang II
1 buah puskesmas keliling (ambulan),
9 unit kendaraan dinas roda dua,
42 POSYANDU
4 sub pos KB. 5
21
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. KEPESERTAAN JAMKESMAS DI PUSKESMAS TANJUNG PINANG
Peserta program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak
mampu. Data tersebut bersumber dari data badan pusat statistik (BPS).
Berdasarkan kuota kabupaten/kota, Bupati dan Walikota telah menetapkan
peserta di wilayahnya dan telah menjadi kepesertaan Jamkesmas nasional.
Semua peserta Jamkesmas mendapatkan kartu kepesertaan yang dapat
digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 1
Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat
didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-
anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,
kelahiran baru dan meninggal dunia.1
Administrasi kepesertaan meliputi: registrasi, penerbitan dan
pendistribusian kartu sampai ke peserta sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PT. Askes (Persero).
Tabel 1. Jumlah keluarga miskin peserta program Jamkesmas di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang.
No Kelurahan Jumlah
KK
Jumlah
jiwa
CBR Bayi Bumil
1 Sijenjang 311 1230 0,0249 31 34
2 Kasang 379 1563 0,0261 41 45
3 Kasang jaya 456 1903 0,0261 50 55
4 Rajawali 1649 2716 0,029 79 87
5 Tanjung
Pinang
750 3173 0,0296 94 103
Total 3545 10585 0,3967 295 324
22
Pada tabel 1. tampak bahwa peserta Jamkesmas di lima kelurahan
yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang yang telah
memiliki kartu adalah sebanyak 3.545 KK atau sebanyak 10.585 jiwa.
Kepesertaan JAMKESMAS merupakan salah satu masalah yang dihadapi
di Puskesmas Tanjung Pinang karena sebagian dari pasien yang berobat
adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta JAMKESMAS.
Hal ini diungkapkan oleh kepala puskesmas :
“ ….. tidak semua masyarakat miskin yang berobat memiliki kartu peserta
Jamkesmas, ada sebagian yang tidak menjadi peserta, nah inilah salah satu
masalah disini, mungkin mereka tidak terdata atau karena tempat tinggal
yang berpindah-pindah sehingga tidak terdata sebagai orang miskin….. “
“ ….. sejauh ini masyarakat miskin yang belum memuliki kartu peserta
JAMKESMAS tetap dilayani dan mereka disuruh untuk meminta surat
keterangan tidak mampu ke RT tempat tinggalnya ….. “
Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat
didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-
anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,
kelahiran baru dan meninggal dunia.
5.2. PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMKESMAS
Sistem kesehatan secara garis besar dapat dibedakan menjadi sub sistem
pembiayaan (health care financing system) dan sub sistem pelayanan
kesehatan (health care delivery system). Sub sistem pemberian pelayanan
kesehatan sangat sentral perannya, mulai dari input produksi sumber daya
kesehatan, proses pengelolaannya, out put akses dan pemanfaatan sumber
daya kesehatan serta out come tingkat kesehatan masyarakat. 6
Menurut Azwar (1996), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat
penting dan sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia. Puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang
23
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.7
Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat
jalan tingkat pertama dan bukan merupakan pusat pelayanan rawat inap.
Semua peserta JAMKESMAS di lingkungan wilayah kerja puskesmas
Tanjung Pinang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi :
pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) beserta jaringannya
yaitu berupa Puskesmas Keliling (Puskesling), Poliklinik Kesehatan Desa
(PKD)/Pondok bersalin Desa (Polindes) dan Puskesmas Pembantu (Pustu).
Pelayanan yang diberikan baik dan tidak membedakan antara pasien
JAMKESMAS ataupun pasien umum. Hal ini didapat dari wawancara dengan
beberapa pasien JAMKESMAS :
“ … disini pelayanannya bagus, dokternya ramah, dan memberikan
penjelasan mengenai penyakit yg diderita dengan baik, dan kami dilayani
dengan cepat …“ (R1)
“ ….. kami dilayani dengan baik dan cepat, tidak dipersulit. Begitu datang,
kami ke loket mengambil kartu berobat kemudian keruang dokter setelah itu
kami ke apotek untuk mengambil obat ….. “ (R2)
“ ….. kalau berobat di puskesmas ini kami tidak ada masalah tetapi jika kami
di rujuk ke rumah sakit, kami merasa sedikit kecewa karena kami terlebih
dulu di rujuk ke rumah sakit kota, kemudian jika spesialisnya tidak ada
disana, kami dirujuk ke rumah sakit Raden Mattaher, itu sedikit membuat
kami kecewa ….. “ (R3)
Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS,
pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun
mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan
24
mereka ke rumah sakit kota terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk
ke rumah sakit Raden Mattaher.
Peserta tidak diperbolehkan langsung berobat ke rumah sakit
tanpa melalui pelayanan di Puskesmas dan jaringannya. Dikarenakan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta menerapkan
pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Sistem rujukan inilah yang
mengharuskan mereka untuk di rujuk ke rumah sakit kota dahulu. Pasien yang
baru pertama kali mengalami sistem rujukan ini biasanya tidak terlalu
keberatan, lain halnya dengan pasien yang sudah pernah dirujuk sebelumnya,
mereka akan meminta agar langsung di rujuk ke rumah sakit Raden Mattaher.
Menurut keterangan kepala Puskesmas :
“….. ya sebagian pasien mengeluhkan jika mereka dirujuk ke rumah sakit
kota dulu, mereka meminta agar langsung saja di rujuk ke rumah sakit Raden
Mattaher. Jadi jika pasien sudah meminta seperti itu pihak Puskesmas
langsung merujuk ke rumah sakit Raden Mattaher ….. “
Sistem rujukan yang diterapkan kepeda peserta JAMKESMAS
tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, namun pada
kenyataannya dilapangan prosedur tersebut malah membuat rasa
ketidaknyamanan dan menimbulkan opini yang secara tidak langsung
menjelaskan rasa ketidakpuasan peserta jamkesmas.
5.3. Pendanaan program JAMKESMAS di Puskesmas Tanjung Pinang.
Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS) di Puskesmas Tanjung Pinang berasal dari APBN sektor
kesehatan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Alokasi dana di hitung
berdasarkan jumlah sasaran JAMKESMAS di wilayah Puskesmas Tanjung
Pinang (kuota) dikalikan Rp. 1.000,- dikalikan 12 bulan. Pembagian dana
kepada Puskesmas diatur oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.1
Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan program Jamkesmas di
Puskesmas Tanjung Pinang dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos
25
Indonesia (Persero). Untuk pencairan/pengambilan dana dari rekening giro
Puskesmas, Puskesmas Tanjung Pinang membuat Plan Of Action (POA)
kegiatan dan pembiayaannya. Berdasarkan POA tersebut Puskesmas
mengusulkan pencairan dana sebagai uang muka kegiatan (POA bulan
pertana) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pencairan dana bulan
berikutnya tetap dengan membuat POA dan laporan pemanfaatan dana
sebelumnya serta dilampiri laporan bulanan hasil kegiatan.
Seperti yang diungkapkan oleh pengurus Jamkesmas di Puskesmas Tanjung
Pinang :
“ ….. dana program Jamkesmas ini disalurkan melalui Giro Pos, dan untuk
mencairkan dana, kita membuat POA kegiatan dan pembiayaannya untuk
mendapat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kota untuk pencairan
dana. Dana tidak bisa dicairkan jika pada bukti pengambilan tidak disahkan
oleh kepala dinas kesehata kota ….. “
Puskesmas tidak diperbolehkan mencairkan dana dari rekening giro
pos Puskesmas apabila bukti pengambilan/slip tidak disahkan oleh kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk.
Berdasarkan catatan laporan bulanan pelayanan JAMKESMAS, jumlah
dana JAMKESMAS yang dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Pinang adalah
sebesar Rp.107.013.871. Dana tersebut berasal dari APBN dan realokasi dana
dari Puskesmas lain.
Berdasarkan laporan bulanan Puskesmas, sampai akhir November dana
yang telah terpakai oleh Puskesmas Tanjung Pinang adalah sebesar
Rp.34.954.325. Dana yang tersisa Rp.72.059.546.
Dana program Jamkesmas di Puskesmas Tanjung Pinang sejauh ini
tidak mengalami masalah, dana yang diterima cukup untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi setiap peserta Jamkesmas. Puskesmas Tanjung
Pinang terkadang juga mendapatkan realokasi dana dari puskesmas lain. Hal
ini karena cakupan wilayah kerja Puskesmas yang luas dengan peserta
Jamkesmas yang cukup banyak.
26
Menurut kepala Puskesmas :
“ ….. kalau masalah dana, kita tidak mengalami masalah, dana yang didapat
cukup untuk melaksanakan pelayanan kesehatan, dan kadang kita juga
mendapat realokasi dana dari Puskesmas yang lain dan apabila dana untuk
tahun ini berlebih maka dana tersebut disimpan untuk digunakan pada tahun
berikutnya ….. “
Untuk tetap menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan Jaringannya secara periodik kepala dinas kesehatan dapat
melakukan evaluasi keuangan setiap puskesmas, dan apabila dipandang perlu
maka kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan realokasi dana
antar Puskesmas. Proses realokasi dana antar Puskesmas tetap harus
mempertimbangkan pencapaian target kegiatan selama satu tahun disetiap
Puskesmas.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan desain
deskriptif kualitatif mengenai Evaluasi Program Jamkesmas di Puskesmas
Tanjung Pinang, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a) Jumlah peserta Jamkesmas di lima kelurahan yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang yang telah memiliki kartu
adalah sebanyak 3.545 KK atau sebanyak 10.585 jiwa.
Kepesertaan JAMKESMAS merupakan salah satu masalah yang dihadapi
di Puskesmas Tanjung Pinang karena sebagian dari pasien yang berobat
adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta
JAMKESMAS.
b) Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat
jalan tingkat pertama dan bukan merupakan pusat pelayanan rawat inap.
Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS, pasien
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun
mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan
mereka ke RS Abdul Manaf terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka
dirujuk ke RS Raden Mattaher karena kurangnya dokter Spesialis di RS
Abdul Manaf.
c) Dana program Jamkesmas di Puskesmas Tanjung Pinang sejauh ini tidak
mengalami masalah, dana yang diterima cukup untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi setiap peserta Jamkesmas. Puskesmas Tanjung
Pinang terkadang juga mendapatkan realokasi dana dari puskesmas lain.
Hal ini karena cakupan wilayah kerja Puskesmas yang luas dengan peserta
Jamkesmas yang cukup banyak.
28
6.2. SARAN
Merujuk dari kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada
beberapa permasalahan yang ditemukan mengenai program Jamkesmas di
Puskesmas Tanjung Pinang.
Pertama, kepesertaan Jamkesmas belum mencakup semua masyarakat
miskin, masih ada sebagian masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta
Jaminan kesehatan masyarakat tersebut. Untuk itu diharapkan pendataan
terhadap masyarakat miskin hendaknya dilakukan lebih gencar dan
terkoordinir dengan baik agar tidak ada masyarakat miskin yang tidak masuk
dalam database Jamkesmas. Bila perlu data masyarakat miskin di kawasan
kerja Puskesmas segera diterbitkan, untuk dilakukan up dating data, serta
dibuat petunjuk pelaksanaan pencetakan kartu jamkesmas baru pengganti
peserta yang meninggal dunia, pindah atau bayi baru lahir. Promosi kepada
masyarakat mengenai program Jamkesmas ini hendaknya juga lebih gencar
dilakukan, mengingat sebagian masyarakat yang tinggal di derah pelosok
mungkin belum mengetahui tentang adanya program Jamkesmas ini yang
dapat mereka gunakan untuk berobat gratis.
Kedua, permasalahan mengenai sistem merujuk pasien peserta
Jamkesmas, dimana mereka di rujuk ke Rumah Sakit Abdul Manaf terlebih
dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk ke RS Raden Mattaher karena
kurangnya dokter Spesialis di RS Abdul Manaf. Pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang
berdasarkan rujukan. Peserta Jamkesmas mungkin belum mengetahui
mengenai sistem pelayanan ini karena kurangnya sosialisasi mengenai
program Jamkesmas ini. Karena itu diharapkan dapat diadakan suatu
penyuluhan kepada peserta mengenai pelayanan yang bias mereka dapatkan
dari program jaminan kesehatan ini termasuk system rujukan yang diterapkan
kepada peserta Jamkesmas.
29
Ketiga, masalah pendanaan. Untuk ini Puskesmas Tanjung Pinang tidak
mengalami masalah, karena sering mendapat alokasi dana dari Puskesmas
lain. Malah dana yang ada sering berlebih, dan digunakkan untuk dana
Jamkesmas tahun berikutnya. Alangkah baiknya apabila banyak dana yang
tersisa, sebaikknya digunakan untuk lebih sering melakukan kunjungan ke
rumah masyarkat peserta Jamkesmas.
Dengan memperhatikan keterbatasan masyarakat tersebut, Puskesmas
diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memperbanyak upaya-upaya
kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sehingga cakupan akan meningkat sehingga seluruh masyarakat
khususnya masyarakat miskin dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2009). Petunjuk Teknis Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas dan Jaringannya tahun 2009. Jakarta
2. Mukti A.G. Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi Terintegrasi.
Yogyakarta. Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 2008. Hal : 65-67.
3. Prapatan. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Akseskin.
2008. Di unduh dari : http://prapatan.dkk-bpp.com. Di akses pada tanggal 25
November 2010.
4. Depkes RI (2008). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehata Masyarakat
(JAMKESMAS). 2008. Jakarta.
5. Profil Puskesmas. Diunduh dari: http://puskesmastanjungpinang.wordpress.com.
Di akses pada tanggal 25 November 2010.
6. Mukti A.G. Good Govermance dalam Pembiayaan Pelayanan Kesehatan.
Magister KP-MAK. FK UGM. Yogyakarta. 2007
7. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. 1996. Jakarta.
31