Jamkesmas

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin mahal. 1 Berdasarkan organisasi kesehatan sedunia (WHO), undang-undang dasar 1945 pasal 28 H dan undang- undang nomor 23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena itu, setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 1 1

description

kesmas

Transcript of Jamkesmas

Page 1: Jamkesmas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari

indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka

kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000

kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan

tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih

besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan

kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin

mahal. 1

Berdasarkan organisasi kesehatan sedunia (WHO), undang-undang dasar

1945 pasal 28 H dan undang-undang nomor 23/1992 tentang kesehatan,

menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Karena

itu, setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh

perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab

mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. 1

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan,

sejak tahun 1998 pemerintak melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan

kesehatan penduduk miskin. Pada tahun 2005 pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin diselenggarakan dalam mekanisme asuransi kesehatan yang

dikenal dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

miskin/Askeskin. Atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan,

peningkatan mutu, transparansi, dan akuntabilitas dilakukan perubahan

mekanisme pada tahun 2008 yang dikenal dengan jaminan kesehatan

masyarakat. 1

1

Page 2: Jamkesmas

Jamkesmas adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2008) program jamkesmas pada dasarnya adalah upaya

penyempurnaan program askeskin yang telah berjalan 4 tahun khususnya

dalam hal ketepatan sasaran. 2

Beberapa masalah selama pelaksanan jamkesmas masih ditemui sehingga

manfaat yang dirasakan belum optimal. Beberapa masalah utama antara lain

masih adanya masyarakat miskin belum mendapat pelayanan, obat masih dibeli

di apotek, uang jamkesmas semua disetor ke kas daerah, peserta PKH yang

tidak dijamin jamkesmas, dana jamkesmas untuk beli obat, perlu kejelasn

tentang jasa medis/pelayanan, sisa dana di beberapa puskesmas masih banyak

dan masalah lain yang perlu diselesaikan dalam upaya meningkatkan

pelaksanaan program jamkesmas. 1

1.2. TUJUAN

1) Untuk mengetahui kepesertaan JAMKESMAS di wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Pinang.

2) Untuk mengetahui pelayanan kesehatan bagi peserta JAMKESMAS di

wilayah kerja puskesmas tanjung pinang.

3) Untuk mengetahui pendanaan JAMKESMAS di puskesmas tanjung pinang.

2

Page 3: Jamkesmas

1.3. MANFAAT

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Sebagai syarat kepaniteraan klinik senior (KKS) guna memperoleh gelar

Dokter.

2. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih

lanjut dalam rangka peningkatan pelayanan jamkesmas.

3. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan mutu

pelayanan jamkesmas.

3

Page 4: Jamkesmas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN JAMKESMAS

Jamkesmas merupakan singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat dan

merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses

dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan

sehingga tidak ada lagi maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan

kesehatan karena alas an biaya. 3

2.2. TUJUAN DAN SASARAN JAMKESMAS

Tujuan umum :

Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin

dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien. 4

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat

pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit.

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 4

Sasaran :

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai

jaminan kesehatan lainnya. 4

4

Page 5: Jamkesmas

2.3. TATA LAKSANA KEPESERTAAN

Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa

ketentuan umum yang antara lain : 4

1) Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu

selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan

memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

2) Jumlah sasaran pesera Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta

Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari

data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar

penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes Kesehatan

RI (MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes

membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota.

3) Berdasarkan kuota/kota sebagaimana butir kesua di atas, bupati/walikota

menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/kota dalam satutan jiwa berisi

nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/walikota.

Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/walikota

melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung

jawab Pemda setempat.

4) Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap

dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang

sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen

elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada :

a) PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan

didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan.

b) Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta

Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan,

monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan

analisis.

5

Page 6: Jamkesmas

c) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas

Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi dan bahan

analisis.

d) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas

Provinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaa,

monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan.

e) Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional,

bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah

sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta

pengawasan.

5) Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan

nama, masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses

penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat

Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang

bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh

bupati/ walikota.

6) Bagi pemerintah kabupaten/kota yang belum menetapkan jumlah, nama

dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai

dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut

sampai dengan penertbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu

peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu

tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran

masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan

kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah setempat.

7) Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang

pencetakan blanko, entry data, penertbitan dan distribusi kartu sampai ke

peserta menjadi tangung jawab PT Askes (Persero).

6

Page 7: Jamkesmas

8) Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum

tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan

penarikan kartu peserta.

9) Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti

gelandangan, pengemis, anak terlantar, karena sesuatu hal tidak terdaftar

dalam surat keputusan bupai/ walikota, akan dikoordinasikan oleh PT

Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya.

10) Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi

peserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung

hilang hak kepesertaanya. 4

2.4. ADMINISTRASI KEPESERTAAN

Administrasi kepesertaan meliputi : registrasi, penerbitan, dan

pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab

PT Askes (Persero) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 4

1) Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh

PT Askes (Persero) untuk menjadi database kepeseraan di kabupaten/ kota

2) Entry data setiap peserta meliputi antara lain :

a) Nomor kartu

b) Nama peserta

c) Jenis kelamin

d) Tempat dan tanggal lahir/ umur

e) Alamat

3) Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan

didistribusikan sampai ke peserta.

4) PT Askes (Persero) menyerahkan Kartu Peserta kepada yang berhak,

mengacu kepada penetapan bupati/ walikota dengan tanda terima yang

ditandatangani/ cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta.

7

Page 8: Jamkesmas

5) PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada

bupati/ walikota, gubernur, departemen kesehatan RI, dinas kesehatan

propinsi dan kabupaten/ kota serta rumah sakit setempat. (Depkes, 2008).

2.5. RUANG LINGKUP PROGRAM JAMKESMAS

2.5.1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Primer

Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh PUskesmas dan jaringannya termasuk UKBM

(Poskesdes, Posyandu, Pos UKK, dll) diwilayah tersebut yang mencakup : 1

a) Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan

b) Pelayanan pengobatan umum

8

BAGAN 1

Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta JAMKESMAS 4

Page 9: Jamkesmas

c) Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal

d) Penanganan gawat darurat

e) Pelayanan gizi kurang/buruk

f) Tindakan medis/operasi kecil

g) Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (pemeriksaan ibu hamil, ibu nifas, dan

neonates, bayi, anak balita)

h) Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil

i) Pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah

j) Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN)

termasuk penanganan efek samping dan komplikasi.

k) Pemberian obat

l) Rujukan 1

Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat Primer tersebut dapat

dilakukan di Puskesmas dan Jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan

kesehatan di dalam gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan di luar

gedung yang meliputi :

a) Puskesmas perawatan

b) Puskesmas

c) Puskesmas Keliling

d) Puskesmas Pembantu

e) Pos Kesehatan Desa

f) Pos UKBM (Posyandu, Pos UKK, Pos Obat Desa dan lainnya)

g) Atau sarana lainnya yang tersedia di wilayah tersebut termasuk rumah

penduduk. 1

2.5.2. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Primer

Pada kondisi pasien rawat jalan perlu dilakukan perawatan maka sebagai

alternative untuk perawatan lanjutan adalah dilakukan rawat inap di

Puskesmas Perawatan sesuai dengan kemampuan sarana yang dimiliki,

9

Page 10: Jamkesmas

apabila tidak memiliki kemampuan perawatan lanjutan harus dilakukan

rujukan ke PPK lanjutan yang memberikan pelayanan Program Jamkesmas. 1

Jenis pelayanan pada Puskesmas perwatan tersebut :

a) Penanganan gawat darurat

b) Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi

kurang

c) Perawatan persalinan

d) Perawatan satu hari (one day care)

e) Tindakan medis yang diperlukan

f) Pemberian obat

g) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya

h) Rujukan1

2.5.3. Pelayanan Pertolongan Persalinan

Pelayanan pertolongan persalinan normal dapat dilakukan di Puskesmas

dan Jaringannya termasuk Poskesdes, Bidan dan dokter praktek sedanglan

pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dapat dilakukan di

Puskesmas dengan Fasilitas PONED sesuai kompetensinya. Pelayanan

pertolongan persalinan tersebut mencakup :

a) Observasi proses persalinan

b) Pertolongan persalinan normal

c) Pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit (Puskesmas dengan

fasilitas PONED)

d) Pelayanan gawat darurat persalinan

e) Perawatan nifas (Ibu dan neonates)

f) Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostic lain

g) Pemberian obat

h) Akomodasi dan makan pasien

i) Rujukan. 1

10

Page 11: Jamkesmas

Tempat pelayanan pertolongan persalinan dapat dilakukan di sarana

pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes, Bidan,

Dokter Praktek, Rumah Bersalin maupun dirumah penduduk oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten. 1

Bayi baru lahir dari peserta Jamkesmas secara otomatis menjadi peserta

Jamkesmas, apabila bayi baru lahir memerlukan pertolongan lanjutan di PPK

rujukan dapat dilakukan rujukan dari Puskesmas dan Jaringannya tanpa harus

diterbitkan kartu Jamkesmas baru, cukup kartu dari pihak orang tua dan

keterangan rujukan dari Puskesmas. 1

2.5.4. Pelayanan Spesialistik

Pada dasarnya Program Jamkesmas di Puskesmas dan Jaringannya

termasuk Pokesdes adalah pelayanan kesehatan perorangan Primer tetapi

dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan perorangan sekunder

apabila Puskesmas memiliki fasilitas pelayanan spesialistik baik berupa

pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetap (rawat jalan) maupun pelayanan

penunjang spesialistik (laboratorium, Radiologi, dll) maka kegiatan tersebut

dapat menjadi bagian kegiatan program Jamkesmas di Puskesmas dan

jaringannya tetapi perlu pengaturan secara khusus (perlu pembatasan

khususnya berbagai jenis tindakan dengan memperhatikan kondisi sarana,

prasarana, kompetensi, dan ketersediaan dana). 1

2.5.5. Pelayanan Rujukan

Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan

kasus maupun rujukan specimen/penunjang diagnostic yang dapat berasal dari

Poskesdes, Pustu ke Puskesmas/Puskesmas perawatan, antar Puskesmas dan

dari Puskesmas ke PPK rujukan (RS, BBKPM, BKPM, BKMM,BKIM) atau

sarana penunjang medis lainnya. Prosedur rujukan dilaksanakan secara

berjenjang dan terstruktur dengan prinsip portabilitas. Pelaksanaan rujukan

harus didasarkan pada indikasi medis sehingga Puskesmas harus dapat

11

Page 12: Jamkesmas

melakukan kendali dalam hal rujukan, sehingga Puskesmas dapat melakukan

filtrasi rujukan (kasus yang dapat ditangani Puskesmas sesuai kompetensi dan

tidak memerlukan rujukan harus ditangani di Puskesmas) 1

Prosedur rujukan harus disertai sengan surat rujukan. Pengendalian

rujukan oleh Puskesmas tersebut akan sangat berdampak pada pengendalian

biaya karena dan Jamkesmas yang ada di Puskesmas termasuk di dalamnya

adalah dana untuk transportasi rujukan. 1

Pada kondisi gawat darurat proses rujukan dapat langsung dari

Puskesmas Pembantu, Poskesdes ke PPK rujukan terdekat.

Pelayanan rujukan diatas adalah berupa penyediaan biaya transportasi

dari Pustu, Poskesdes/Polindes ke Puskesmas atau dari Puskesmas Pembantu,

Poskesdes, Puskesmas ke PPK rujukan dan biaya rujukan pemeriksaan

specimen/penunjang medis. 1

Semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di Puskesmas wajib

diberikan kepada peserta Jamkesmas atas indikasi medis. 1

2.6. PENDANAAN JAMKESMAS

2.6.1. Sumber dan Alokasi Dana

Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) merupakan bantuan sosial yang berasal dari APBN sektor

kesehatan dan kontribusi APBD. Pemerintah daerah berkontribusi dalam

menunjang dan melengkapi pembiayaan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin di daerah masing-masing meliputi antara lain : 1

- Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan

kepesertaan Jamkesmas.

- Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun

2008.

- Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari RS

Kabupaten/Kota ke RS yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi

12

Page 13: Jamkesmas

rujukan dari Puskesmas ke RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas.

- Penanggungan biaya transportasi pendamping pasien rujukan.

- Pendamping pasien rawat inap.

- Menanggulangi kekurangan dana operasional Puskesmas.

2.6.2. Penyaluran Dana ke Puskesmas

Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan

jaringannya disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan (cq Ditjen Bina

Kesehatan Masyarakat) ke Puskesmas melalui pihak PT Pos Indonesia.

Penyaluran dana ke Puskesmas berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang mencantumkan nama dan alokasi Puskesmas

penerima dana yang akan dikirimkan secara bertahap. 4

2.6.3. Pencairan dan Pemanfaatan Dana di Puskesmas

a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan

disepakati sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.

b. Setiap pengambilan dana dari rekening Puskesmas harus mendapat

persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat

yang ditunjuk sesuai dengan POA yang telah disusun sebagaimana butir a.

c. Dana yang diterima Puskesmas, dimanfaatkan untuk membiayai:

1) Dana pelayanan kesehatan dasar yang meliputi: 4

a) Biaya pelayanan dalam dan luar gedung

b) Biaya jasa pelayanan kesehatan

c) Biaya transportasi petugas

d) Biaya rawat inap

e) Biaya penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal di

Puskesmas PONED

13

Page 14: Jamkesmas

f) Biaya jasa pelayanan dokter spesialis dan penggunaan peralatan

penunjang spesialistik

g) Biaya transport dan petugas kesehatan pendamping untuk rujukan

2) Dana pertolongan persalinan: 4

a) Biaya pertolongan persalinan normal.

b) Biaya pelayanan nifas.

Pengelolaan dan pemanfaatan dana Jamkesmas di Puskesmas beserta

jaringannya secara rinci diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat Nomor HK.03.05/BI.3/2036/2007 tentang Petunjuk

Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar dan Pertolongan Persalinan Program

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di Puskesmas dan

jaringannya tahun 2007. 4

Biaya jasa pelayanan kesehatan mengacu pada Perda Tarif, apabila

dalam Perda Tarif tidak mengatur tentang jasa pelayanan kesehatan dapat

dibuatkan Surat Keputusan Bupati/Walikota berdasarkan usulan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peserta Jamkesmas tidak boleh

dikenakan iur bayar dengan alasan apapun. 4

Alokasi dana setiap Puskesmas ditetapkan berdasar SK kepala dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mengacu keputusan menteri kesehatan

tentang alokasi dana tiap kabupaten/kota yang dikirimkan keseluruh

kabupaten/kota. Alokasi dana tiap kabupaten/kota dihitung berdasarkan

jumlah sasaran Jamkesmas yang ditetapkan Menkes (kuota) dikalikan

Rp.1.000,- dikalikan 12 bulan. Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan

program Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos

Indonesia (Persero). 4

14

Page 15: Jamkesmas

2.6.4. Pembayaran dan Pertanggungjawaban Dana di Puskesmas

Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung

jawabkan dengan dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah

kunjungan dan rujukan), RITP, Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan

Spesialistik oleh Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota. 4

Verifikasi

Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan

PPK yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada

standar penilaian klaim. Tujuan dilaksanakannya verifikasi adalah

diperolehnya hasil pelaksanaan program Jaminan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Miskin yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.

Tiap-tiap RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM akan ditempatkan

pelaksana verifikasi yang jumlahnya diperhitungkan dari jumlah TT yang

tersedia di RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan beban kerja. 4

Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi

administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan.

Pelaksana Verifikasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari di

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM berdasarkan beban kerja di bawah

koordinasi Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/ Kota. 4

Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

atas nama Menteri Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian

administrasi klaim yang diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar

penilaian klaim, dan memproses klaim sesuai dengan hak dan tanggung

jawabnya. 4

Proses verifikasi dalam pelaksanaan JAMKESMAS, meliputi: 4

1. Pengecekan kebenaran dokumen identitas peserta program Jaminan

Kesehatan Masyarakat

2. Pengecekan adanya Surat Rujukan dari PPK dan Penerbitan SKP (Surat

Keabsahan Peserta), (1 dan 2) Oleh PT Askes.

15

Page 16: Jamkesmas

3. Proses memastikan dikeluarkannya data entry rekapitulasi pengajuan

klaim oleh petugas RS sesuai dengan format pengajuan klaim

4. Pengecekan kebenaran penulisan paket/diagnosa, prosedur, No. Kode

5. Pengecekan kebenaran besar tarif sesuai paket/diagnosa, prosedur, No.

Kode

6. Pengiriman rekapitulasi pengajuan klaim yang di tanda tangani oleh

Direktur RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke TIM Pengelola

JAMKESMAS Pusat, tembusan Tim Pengelola JAMKESMAS

Propinsi/Kabupaten/Kota

7. Mengirim laporan rekapitulasi dan realisasi pembayaran klaim

RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke Tim Pengelola Pusat,

Propinsi, Kabupaten/Kota.

16

Page 17: Jamkesmas

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

3.2. SUBJEK PENELITIAN

Subjek pada penelitian ini adalah kepala puskesmas, pengurus (bendahara)

program JAMKESMAS, dan beberapa peserta JAMKESMAS di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Pinang.

3.3. VARIABLE PENELITIAN

Variable pada penelitian ini terdiri dari kepesertaan, pelayanan kesehatan,

pendanaan program JAMKESMAS di Puskesmas Tanjung Pinang.

3.4. INSTRUMENT PENELITIAN

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah panduan pertanyaan

wawancara mendalam untuk menggali data dari responden yang dicatat ke

dalam kertas.

3.5. CARA ANALISIS DATA

Analisis secara deskriptif yang dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam,

hasil rekaman dan diolah dengan cara analisis isi (analysis content).

17

Page 18: Jamkesmas

BAB IV

PROFIL PUSKESMAS TANJUNG PINANG

4.1. HISTORI

Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri Tahun 1974,

dengan nama Puskesmas Inpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang berada

bersama 3 puskesmas lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur,Puskesmas

Payoselincah dan Puskesmas Talang banjar. Keberadaannya strategis dengan

wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak. 5

4.2. VISI DAN MISI

VISI

Menjadikan PUSKESMAS Inpres 5/74 Tanjung Pinang sebagai pusat

pelayanan kesehatan masyarakat yang terdepan dan bermutu di kota JAMBI. 5

MISI

1) Melaksanakan 6 program pokok PUSKESMAS: Pemberantasan Penyakit

menular, Kesehatan ibu dan anak, Gizi, Promosi kesehatan, Kesehatan

lingkungan serta pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat

2) Memelihara dan meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program,

masyarakat dalam upaya melaksanakan program kesehatan

3) Membina SDM PUSKESMAS menjadi terampil dan bertanggung jawab

terhadap tugasnya.

4) Memelihara sarana dan prasarana PUSKESMAS yang mendukung

pelayanan kesehatan.

5) Melaksanakan sistim pembiayaan PUSKESMAS sesuai PERDA yang

berlaku dengan sistim pelayanan satu pintu.

6) Melaksanakan sistim informasi kesehatan yang cepat dan tepat. 5

18

Page 19: Jamkesmas

4.3. GEOGRAFIS

Puskesmas Tanjung Pinang terletak di kecamatan Jambi Timur kota

Jambi.Wilayah kerja puskesmas mencakup 5 kelurahan, yaitu Kelurahan

Tanjung Pinang, Kelurahan Kasang, Kelurahan Kasang Jaya, Kelurahan

Rajawali dan Kelurahan Sijenjang. 5

Batas-batas wilayah Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang adalah :

Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Payoselincah

Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi

Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari

Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Talang Banjar. 5

PETA PUSKESMAS

4.4. DEMOGRAFI

PUSKESMAS INPRES 5/74 TANJUNG PINANG MEMILIKI LUAS

WILAYAH 2.021 KM2. JUMLAH PENDUDUK SAMPAI DESEMBER

TAHUN 2006 BERDASARKAN DATA DARI KECAMATAN ADALAH

37.140 JIWA (DATA PROYEKSI DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI

ADALAH 37.603 JIWA), YANG TERDIRI DARI : 5

No Kelurahan Jumlah penduduk

1. Tanjung Pinang 13.002 jiwa

2. Rajawali 8.271 jiwa

3. Kasang 5.996 jiwa

4. Kasang Jaya 6.560 jiwa

5. Sijenjang 3.341 jiwa

19

Page 20: Jamkesmas

J U M L A H 37.140 jiwa

4.5. SOSIAL BUDAYA

Mayoritas penduduk pribumi dengan persentase 85,05% dan 14,94%

adalah warga keturunan (tiong hoa). 5

4.6. PENDIDIKAN

No Tingkat pendidikan Persentase (%)

1. Tamat S1/Akademi 4,01

2. Tamat SLTA 20,11

3. Tamat SLTP 18,13

4. Tamat SD 15,23

5. Masih sekolah SD /sederajat 11,47

6. Tidak/Belum sekolah 31,05

4.7. EKONOMI

No Pekerjaan Persentase (%)

1. Petani sendiri 0,21

2. Buruh tani 1,81

3. Nelayan 0,14

4. Pengusaha 1,93

5. Buruh bangunan 4,45

6. Pedagang 4,8

7. Pengangkut jasa-jasa 2,2

8. Pertukangan/kerajinan 1,6

9. Pensiunan 3,3

10. PNS/ABRI 2,1

11. Lain-lain 14,9

JUMLAH 41,44

20

Page 21: Jamkesmas

4.8. AGAMA

No Agama Persentase (%)

1. Islam 79,5

2. Kristen Protestan 6,3

3. Kristen Katolik 10,1

4. Hindu/Budha 6

4.9. SARANA

Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang

antara lain :

1 Puskesmas rawat jalan/puskesmas induk (Puskesmas Inpres 5/74

Tanjung Pinang)

3 buah puskesmas pembantu (PUSTU)

Pustu Kasang Jaya

Pustu Sijenjang I

Pustu Sijenjang II

1 buah puskesmas keliling (ambulan),

9 unit kendaraan dinas roda dua,

42 POSYANDU

4 sub pos KB. 5

21

Page 22: Jamkesmas

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. KEPESERTAAN JAMKESMAS DI PUSKESMAS TANJUNG PINANG

Peserta program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak

mampu. Data tersebut bersumber dari data badan pusat statistik (BPS).

Berdasarkan kuota kabupaten/kota, Bupati dan Walikota telah menetapkan

peserta di wilayahnya dan telah menjadi kepesertaan Jamkesmas nasional.

Semua peserta Jamkesmas mendapatkan kartu kepesertaan yang dapat

digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 1

Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat

didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-

anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,

kelahiran baru dan meninggal dunia.1

Administrasi kepesertaan meliputi: registrasi, penerbitan dan

pendistribusian kartu sampai ke peserta sepenuhnya menjadi tanggung

jawab PT. Askes (Persero).

Tabel 1. Jumlah keluarga miskin peserta program Jamkesmas di wilayah

kerja Puskesmas Tanjung Pinang.

No Kelurahan Jumlah

KK

Jumlah

jiwa

CBR Bayi Bumil

1 Sijenjang 311 1230 0,0249 31 34

2 Kasang 379 1563 0,0261 41 45

3 Kasang jaya 456 1903 0,0261 50 55

4 Rajawali 1649 2716 0,029 79 87

5 Tanjung

Pinang

750 3173 0,0296 94 103

Total 3545 10585 0,3967 295 324

22

Page 23: Jamkesmas

Pada tabel 1. tampak bahwa peserta Jamkesmas di lima kelurahan

yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang yang telah

memiliki kartu adalah sebanyak 3.545 KK atau sebanyak 10.585 jiwa.

Kepesertaan JAMKESMAS merupakan salah satu masalah yang dihadapi

di Puskesmas Tanjung Pinang karena sebagian dari pasien yang berobat

adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta JAMKESMAS.

Hal ini diungkapkan oleh kepala puskesmas :

“ ….. tidak semua masyarakat miskin yang berobat memiliki kartu peserta

Jamkesmas, ada sebagian yang tidak menjadi peserta, nah inilah salah satu

masalah disini, mungkin mereka tidak terdata atau karena tempat tinggal

yang berpindah-pindah sehingga tidak terdata sebagai orang miskin….. “

“ ….. sejauh ini masyarakat miskin yang belum memuliki kartu peserta

JAMKESMAS tetap dilayani dan mereka disuruh untuk meminta surat

keterangan tidak mampu ke RT tempat tinggalnya ….. “

Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat

didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anak-

anak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah,

kelahiran baru dan meninggal dunia.

5.2. PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMKESMAS

Sistem kesehatan secara garis besar dapat dibedakan menjadi sub sistem

pembiayaan (health care financing system) dan sub sistem pelayanan

kesehatan (health care delivery system). Sub sistem pemberian pelayanan

kesehatan sangat sentral perannya, mulai dari input produksi sumber daya

kesehatan, proses pengelolaannya, out put akses dan pemanfaatan sumber

daya kesehatan serta out come tingkat kesehatan masyarakat. 6

Menurut Azwar (1996), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat

penting dan sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di

Indonesia. Puskesmas yaitu suatu unit pelaksana fungsional yang

23

Page 24: Jamkesmas

berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran

serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat

tinggal dalam suatu wilayah tertentu.7

Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat

jalan tingkat pertama dan bukan merupakan pusat pelayanan rawat inap.

Semua peserta JAMKESMAS di lingkungan wilayah kerja puskesmas

Tanjung Pinang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi :

pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) beserta jaringannya

yaitu berupa Puskesmas Keliling (Puskesling), Poliklinik Kesehatan Desa

(PKD)/Pondok bersalin Desa (Polindes) dan Puskesmas Pembantu (Pustu).

Pelayanan yang diberikan baik dan tidak membedakan antara pasien

JAMKESMAS ataupun pasien umum. Hal ini didapat dari wawancara dengan

beberapa pasien JAMKESMAS :

“ … disini pelayanannya bagus, dokternya ramah, dan memberikan

penjelasan mengenai penyakit yg diderita dengan baik, dan kami dilayani

dengan cepat …“ (R1)

“ ….. kami dilayani dengan baik dan cepat, tidak dipersulit. Begitu datang,

kami ke loket mengambil kartu berobat kemudian keruang dokter setelah itu

kami ke apotek untuk mengambil obat ….. “ (R2)

“ ….. kalau berobat di puskesmas ini kami tidak ada masalah tetapi jika kami

di rujuk ke rumah sakit, kami merasa sedikit kecewa karena kami terlebih

dulu di rujuk ke rumah sakit kota, kemudian jika spesialisnya tidak ada

disana, kami dirujuk ke rumah sakit Raden Mattaher, itu sedikit membuat

kami kecewa ….. “ (R3)

Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS,

pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun

mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan

24

Page 25: Jamkesmas

mereka ke rumah sakit kota terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk

ke rumah sakit Raden Mattaher.

Peserta tidak diperbolehkan langsung berobat ke rumah sakit

tanpa melalui pelayanan di Puskesmas dan jaringannya. Dikarenakan

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta menerapkan

pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Sistem rujukan inilah yang

mengharuskan mereka untuk di rujuk ke rumah sakit kota dahulu. Pasien yang

baru pertama kali mengalami sistem rujukan ini biasanya tidak terlalu

keberatan, lain halnya dengan pasien yang sudah pernah dirujuk sebelumnya,

mereka akan meminta agar langsung di rujuk ke rumah sakit Raden Mattaher.

Menurut keterangan kepala Puskesmas :

“….. ya sebagian pasien mengeluhkan jika mereka dirujuk ke rumah sakit

kota dulu, mereka meminta agar langsung saja di rujuk ke rumah sakit Raden

Mattaher. Jadi jika pasien sudah meminta seperti itu pihak Puskesmas

langsung merujuk ke rumah sakit Raden Mattaher ….. “

Sistem rujukan yang diterapkan kepeda peserta JAMKESMAS

tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, namun pada

kenyataannya dilapangan prosedur tersebut malah membuat rasa

ketidaknyamanan dan menimbulkan opini yang secara tidak langsung

menjelaskan rasa ketidakpuasan peserta jamkesmas.

5.3. Pendanaan program JAMKESMAS di Puskesmas Tanjung Pinang.

Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS) di Puskesmas Tanjung Pinang berasal dari APBN sektor

kesehatan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Alokasi dana di hitung

berdasarkan jumlah sasaran JAMKESMAS di wilayah Puskesmas Tanjung

Pinang (kuota) dikalikan Rp. 1.000,- dikalikan 12 bulan. Pembagian dana

kepada Puskesmas diatur oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.1

Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan program Jamkesmas di

Puskesmas Tanjung Pinang dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos

25

Page 26: Jamkesmas

Indonesia (Persero). Untuk pencairan/pengambilan dana dari rekening giro

Puskesmas, Puskesmas Tanjung Pinang membuat Plan Of Action (POA)

kegiatan dan pembiayaannya. Berdasarkan POA tersebut Puskesmas

mengusulkan pencairan dana sebagai uang muka kegiatan (POA bulan

pertana) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pencairan dana bulan

berikutnya tetap dengan membuat POA dan laporan pemanfaatan dana

sebelumnya serta dilampiri laporan bulanan hasil kegiatan.

Seperti yang diungkapkan oleh pengurus Jamkesmas di Puskesmas Tanjung

Pinang :

“ ….. dana program Jamkesmas ini disalurkan melalui Giro Pos, dan untuk

mencairkan dana, kita membuat POA kegiatan dan pembiayaannya untuk

mendapat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kota untuk pencairan

dana. Dana tidak bisa dicairkan jika pada bukti pengambilan tidak disahkan

oleh kepala dinas kesehata kota ….. “

Puskesmas tidak diperbolehkan mencairkan dana dari rekening giro

pos Puskesmas apabila bukti pengambilan/slip tidak disahkan oleh kepala

dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk.

Berdasarkan catatan laporan bulanan pelayanan JAMKESMAS, jumlah

dana JAMKESMAS yang dimiliki oleh Puskesmas Tanjung Pinang adalah

sebesar Rp.107.013.871. Dana tersebut berasal dari APBN dan realokasi dana

dari Puskesmas lain.

Berdasarkan laporan bulanan Puskesmas, sampai akhir November dana

yang telah terpakai oleh Puskesmas Tanjung Pinang adalah sebesar

Rp.34.954.325. Dana yang tersisa Rp.72.059.546.

Dana program Jamkesmas di Puskesmas Tanjung Pinang sejauh ini

tidak mengalami masalah, dana yang diterima cukup untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan bagi setiap peserta Jamkesmas. Puskesmas Tanjung

Pinang terkadang juga mendapatkan realokasi dana dari puskesmas lain. Hal

ini karena cakupan wilayah kerja Puskesmas yang luas dengan peserta

Jamkesmas yang cukup banyak.

26

Page 27: Jamkesmas

Menurut kepala Puskesmas :

“ ….. kalau masalah dana, kita tidak mengalami masalah, dana yang didapat

cukup untuk melaksanakan pelayanan kesehatan, dan kadang kita juga

mendapat realokasi dana dari Puskesmas yang lain dan apabila dana untuk

tahun ini berlebih maka dana tersebut disimpan untuk digunakan pada tahun

berikutnya ….. “

Untuk tetap menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan di

Puskesmas dan Jaringannya secara periodik kepala dinas kesehatan dapat

melakukan evaluasi keuangan setiap puskesmas, dan apabila dipandang perlu

maka kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan realokasi dana

antar Puskesmas. Proses realokasi dana antar Puskesmas tetap harus

mempertimbangkan pencapaian target kegiatan selama satu tahun disetiap

Puskesmas.

27

Page 28: Jamkesmas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan desain

deskriptif kualitatif mengenai Evaluasi Program Jamkesmas di Puskesmas

Tanjung Pinang, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a) Jumlah peserta Jamkesmas di lima kelurahan yang termasuk dalam

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang yang telah memiliki kartu

adalah sebanyak 3.545 KK atau sebanyak 10.585 jiwa.

Kepesertaan JAMKESMAS merupakan salah satu masalah yang dihadapi

di Puskesmas Tanjung Pinang karena sebagian dari pasien yang berobat

adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta

JAMKESMAS.

b) Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat

jalan tingkat pertama dan bukan merupakan pusat pelayanan rawat inap.

Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS, pasien

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun

mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan

mereka ke RS Abdul Manaf terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka

dirujuk ke RS Raden Mattaher karena kurangnya dokter Spesialis di RS

Abdul Manaf.

c) Dana program Jamkesmas di Puskesmas Tanjung Pinang sejauh ini tidak

mengalami masalah, dana yang diterima cukup untuk melaksanakan

pelayanan kesehatan bagi setiap peserta Jamkesmas. Puskesmas Tanjung

Pinang terkadang juga mendapatkan realokasi dana dari puskesmas lain.

Hal ini karena cakupan wilayah kerja Puskesmas yang luas dengan peserta

Jamkesmas yang cukup banyak.

28

Page 29: Jamkesmas

6.2. SARAN

Merujuk dari kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada

beberapa permasalahan yang ditemukan mengenai program Jamkesmas di

Puskesmas Tanjung Pinang.

Pertama, kepesertaan Jamkesmas belum mencakup semua masyarakat

miskin, masih ada sebagian masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta

Jaminan kesehatan masyarakat tersebut. Untuk itu diharapkan pendataan

terhadap masyarakat miskin hendaknya dilakukan lebih gencar dan

terkoordinir dengan baik agar tidak ada masyarakat miskin yang tidak masuk

dalam database Jamkesmas. Bila perlu data masyarakat miskin di kawasan

kerja Puskesmas segera diterbitkan, untuk dilakukan up dating data, serta

dibuat petunjuk pelaksanaan pencetakan kartu jamkesmas baru pengganti

peserta yang meninggal dunia, pindah atau bayi baru lahir. Promosi kepada

masyarakat mengenai program Jamkesmas ini hendaknya juga lebih gencar

dilakukan, mengingat sebagian masyarakat yang tinggal di derah pelosok

mungkin belum mengetahui tentang adanya program Jamkesmas ini yang

dapat mereka gunakan untuk berobat gratis.

Kedua, permasalahan mengenai sistem merujuk pasien peserta

Jamkesmas, dimana mereka di rujuk ke Rumah Sakit Abdul Manaf terlebih

dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk ke RS Raden Mattaher karena

kurangnya dokter Spesialis di RS Abdul Manaf. Pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada peserta Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang

berdasarkan rujukan. Peserta Jamkesmas mungkin belum mengetahui

mengenai sistem pelayanan ini karena kurangnya sosialisasi mengenai

program Jamkesmas ini. Karena itu diharapkan dapat diadakan suatu

penyuluhan kepada peserta mengenai pelayanan yang bias mereka dapatkan

dari program jaminan kesehatan ini termasuk system rujukan yang diterapkan

kepada peserta Jamkesmas.

29

Page 30: Jamkesmas

Ketiga, masalah pendanaan. Untuk ini Puskesmas Tanjung Pinang tidak

mengalami masalah, karena sering mendapat alokasi dana dari Puskesmas

lain. Malah dana yang ada sering berlebih, dan digunakkan untuk dana

Jamkesmas tahun berikutnya. Alangkah baiknya apabila banyak dana yang

tersisa, sebaikknya digunakan untuk lebih sering melakukan kunjungan ke

rumah masyarkat peserta Jamkesmas.

Dengan memperhatikan keterbatasan masyarakat tersebut, Puskesmas

diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memperbanyak upaya-upaya

kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga cakupan akan meningkat sehingga seluruh masyarakat

khususnya masyarakat miskin dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar.

30

Page 31: Jamkesmas

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. (2009). Petunjuk Teknis Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas dan Jaringannya tahun 2009. Jakarta

2. Mukti A.G. Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi Terintegrasi.

Yogyakarta. Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 2008. Hal : 65-67.

3. Prapatan. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Akseskin.

2008. Di unduh dari : http://prapatan.dkk-bpp.com. Di akses pada tanggal 25

November 2010.

4. Depkes RI (2008). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehata Masyarakat

(JAMKESMAS). 2008. Jakarta.

5. Profil Puskesmas. Diunduh dari: http://puskesmastanjungpinang.wordpress.com.

Di akses pada tanggal 25 November 2010.

6. Mukti A.G. Good Govermance dalam Pembiayaan Pelayanan Kesehatan.

Magister KP-MAK. FK UGM. Yogyakarta. 2007

7. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. 1996. Jakarta.

31