Pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana
Jaksa Penuntut Umum · Web viewPrenadamedia, Jakarta,2013, hlm.66 Untuk melakukan penuntutan tentu...
Transcript of Jaksa Penuntut Umum · Web viewPrenadamedia, Jakarta,2013, hlm.66 Untuk melakukan penuntutan tentu...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.1 Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa Narkotika sejatinya adalah obat yang sangat baik digunakan
untuk kepentingan pengobatan, hal tersebut tercantum dalam konsiderans Undang
Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (selanjutnya disebut Undang
Undang Narkotika) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan daerajat
kesehatan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan di bidang pengobatan dan
pelayanan kesehatan , antara lain dengan mengusahakan ketersediaan Narkotika
jenis tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obat.
Meskipun demikian penggunaan Narkotika sebagai obat hanya dapat
dilakukan dengan pengawasan dokter, hal itu dikarenakan Narkotika juga
memiliki efek yang sangat berbahaya salah satunya adalah efek ketergantungan.
Oleh karena itu dibentuklah Undang Undang Narkotika yang tujuannya untuk
mengatur kapan pengguaan Narkotika yang diperbolehkan dan kapan yang tidak
diperbolehkan. Dalam Pasal 7 Undang Undang Narkotika di tegaskan “Narkotika
1 Lihat Undang Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
1
2
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari ketentuan pada Pasal 7
tersebut dapat diketahui bahwa segala jenis Narkotika apapun namanya dilarang
di Indonesia kecuali untuk kepentingan pelayanan kesehatan (pengobatan)
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan.
Tugas dan wewenang jaksa penuntut unun telah tercantum dengan jelas pada
Pasal 13 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut
KUHAP) yang berbunyi “Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang
oleh undang undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim”2. berdasarkan Pasal tersebut jelas bahwa Tugas dan wewenag
utama jaksa penuntut umum adalah melakuakan penuntutan dan melaksanakan
putusan hakim. Kewenagan jaksa penuntut umum tersebut kemudian diperjelas
dalam Pasal 14 KUHAP dimana Penuntut umum mempunyai wewenang:
a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu;
b. mengadakan pra penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
c. memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik;
d. membuat surat dakwaan; e. melimpahkan perkara ke pengadilan; f. menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari
dan waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah ditentukan;
g. melakukan penuntutan; 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209)
3
h. menutup perkara demi kepentingan hukum; i. mengadakan tindakan lain dalam Iingkup tugas dan tanggung jawab
sebagai penuntut umum menurut ketentuan undang-undang ini; j. melaksanakan penetapan hakim.
Dari sekian kewenagan jaksa/penuntut umum diatas kewenangan yang
berkaitan langsung dengan nasib terdakwa adalah melakukan penuntutan, karena
tuntutan itulah yang menjadi pertimbangan hakim nantinya, dan hakim tidak
boleh memutus melebihi tuntutan itu. Kewenangan penuh kejaksaan adalah
prapenuntutan dan penuntutan merupakan kewenangan mutlak kejaksaan atau
disebut juga dengan dominus litis3.
Ada beberapa alasan dalam pemilihan judul pelaksanaan praktik kerja,
Pertama, tidak terlepas dari kewengan jaksa/penuntut umum pada Pasal 14 huruf
g yaitu melakukan penuntutan. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang undang ini dengan permintaan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di siding pengadilan.4 Dalam hal hal
memperoleh putusan hakim agar terhadap seorang dijatuhi pidana (tuntutan
pidana) inisiatifnya adalah pada perseorangan, yaitu pada pihak yang dirugikan.5
Untuk melakukan penuntutan tentu ada tahapan tahapan yang harus dilakukan
termasuk salah satunya menyusun rencana tuntutan, utamanya yang menarik
disini adalah pertimbangan jaksa/penuntut umum dalam melakukan penuntutan
khususnya dalam melakukan penuntutan perkara pidana Narkotika. 3 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua , Sinar Grafika, Jakarta,
2016, hlm.124.4 Tolib Effendi, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, Setara Press, Malang, 2014, hlm.
129.5 Brigjen Pol.(purn) dkk, Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana Mulai
Dari Penyidikan Hingga Persidangan, Prenadamedia, Jakarta,2013, hlm.66
4
Tuntutan dalam tindak pidana Narkotika sedikit berbeda dengan tindak
pidana lainnya karena tuntutan jaksa/penuntut umum setidak tidaknya ada dua
jenis tuntutan, Pertama, tuntutan pidana. Kedua Kedua tuntutan Rehabilitasi.
Kedua jenis tuntutan tersebut tentu memiliki hal hal atau indikator yang berbeda,
dan itulah yang menarik perhatian untuk dipelajari secara langsung di lembaga
kejaksaan khususnya diKejaksaan Tinggi Jawa Timur, termasuk mempelajari
kapan tuntutan pidana dilakukan dan kapan tuntutan rehabilitasi diterapkan oleh
jaksa/penuntut umum. Kedua, Disisi lain kenapa memilih kasus Narkotika selain
karena bjenis tuntutannya yang sedikit berbeda sebagaimana di uraikan di atas,
Indonesia saat ini darurat narkoba (Narkotika dan obat berbahaya lainnya). Hasil
survei Badan Narkotika Nasional tahun 2016 sampai 2017 bahwa Pengguna
narkoba (Narkotika dan obat berbahaya lainnya) di Indonesia tercatat sebanyak
5,1 juta jiwa. Setiap tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena menggunakan
narkoba.6
1.2. Tujuan
Tujuan yang hendak di pelajari atau dilatih pada Kejaksaan Tinggi Negeri
Jawa Timur yaitu :
a. Untuk mengetahui tentang tahap tahap yang dilakukan oleh Kejaksaan
dalam menuyusun/membuat rencana surat dakwaan dan rencana tuntutan
tindak pidana penyalahgunaan Narkotika.
6 Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-3425965/survei-bnn-80-persen-tahu-bahaya-narkoba-kenapa-kasus-masih-tinggi, dikutip pada tanggal 01 Oktober 2017, Jam 23:56 WIB
5
b. Untuk mengetahui mekanisme penanganan berkas perkara tindak pidana
Narkotika berkenaan dengan penyusunan rencana surat dakwaan sampai
penuntutan
c. Memperdalam penegetahuan mengenai proses penanganan tindak pidana
Narkotika secara langsung di lembaga kejaksaan
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan wawasan terhadap perkembangan ilmu
hukum khususnya terkait dengan peran Jaksa Penuntut Umum dalam
melakukan proses pembuatan rencana tuntutan tindak pidana
Narkotika
1.3.2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan jawaban atas masalah yang penulis teliti
terkait bagaimana mekanisme Jaksa Penuntut Umum dalam
melakukan proses pembuatan rencana tuntutan tindak pidana
Narkotika khususnya di kejaksaan tinggi jawa timur.
1.4. Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan sejak tanggal 23 Oktober 2017 sampai 17
November 2017 dalam 20 kali tatap muka.
Table 1. Pelaksanaan Praktik Kerja 23 Oktober 2017 sampai 17
November 2017
OKTOBER 2017
6
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
NOVEMBER 2017
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
1.5. Tempat Magang
7
Kegiatan magang ini dilaksanakan Kejaksaan Tinggi Jawaa Timur yang
beralamat di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 54-56, Ketintang, Gayungan, Kota
SBY, Jawa Timur 60231 Capaian Kegiatan
Table 2. Capaian Kegiatan
No Target Capaian Kegiatan
1. Mampu mengetahui tahap tahap yang
dilakukan oleh Kejaksaan dalam
sebelum atau pada saat menyusun
rencana tuntutan.
Penulis mengetahui apa
saja tahapan-tahapan
yang dilakukan oleh
Jaksa Penuntut Umum
dalam membuat rencana
tuntutan (P-41)
2. Mampu mengetahui pertimbangan
pertimbangan hukum jaksa/penuntut
umum dalam melakukan proses
penuntutan tindak pidana Narkotika
baik tuntutan pidana ataupun tuntutan
rehabilitasi.
Penulis dapat mengetahui
apa saja yang menjadi
pertimbangan jaksa
penuntut umum sebelum
atau pada saat menyusun
rencana tuntutan (P-41)
termasuk kenapa
menuntut rehabilitasi dan
kenapa menuntut pidana.
3. Mampu menyusun rencana tuntutan
baik itu rencana tuntutan pidana
Penulis memperoleh
mempelajari bagaimana
8
maupun rehabilitasi. menyususun rencana
tuntutan (P-41) yang baik
dan benar dalam tindak
pidana narkotika.
4. Mengetahui pengaturan pengaturan
yang berkaitan dengan pembuatan
rencana tuntutan.
Penulis mendapatkan
informasi terkait dasar
dasar hukum jaksa
penuntut umum dalam
melaksanakan atau
membuat rencana
tuntutan.
BAB II
HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA
2.1. Kegiatan Magang Kejaksaan Tinggi Jawa Timur
9
Kegiatan magang dilaksanakan sejak tanggal 23 Oktober 2017
sampai 17 November 2017 dalam 20 kali tatap muka. Kegiatan magang ini
dilaksanakan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur yang beralamat di Jl. Jenderal
Ahmad Yani No. 54-56, Ketintang, Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur
60231. Dalam kegiatam magang di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, penulis
ditempatkan di bagian KASI TPUL (kepala seksi tindak pidana umum
lainnya) dengan dibimbing oleh Bapak SUWANTO, S.H., M..H. Selama
melaksanakan kegiatan magang di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, penulis
juga dibantu oleh Mbak Isa, SH Bpk. Afka, SH dan Bpk. Habib, SH dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dan banyak pengetahuan yang
didapatkan penulis selama melaksanakan magang di Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur mulai dari pengetahuan dasar dalam pembuatan rencana
tuntutan (P-41) serta pertimbangan pertimbangan yang sering dijadikan
jaksa dalam membuat rencana tuntutan baik itu pidana maupun
rehabilitasi, dan yang terpenting penulis juga diberikan contoh contoh
rencana tuntutan dan surat Tuntutan (P-42), serta hal hal lain yang
berkaitan dengan proses pembuatan rencana tuntutan dalam penangan
perkara tindak pidana Narkotika.
2.1.1. Pelaksanaan Magang Dalam Uraian Harian
Senin, 23 Oktober 2017
10
Perkenalan dan Rapat bersama
Koordinator tindak pidana umum
yakni Bapak Sudarso, SH. di
ruangannya untuk diskusi terkait
kegiatan magang yang akan saya
laksanakan sekaligus menentukan
penempatan perkenalan dengan para pegawai yang ada di Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur sekaligus pemasrahan oleh koordinator tindak pidana umum kepada
pembimbing lapangan yaitu bapak suwanto, SH., MH.7
Selasa, 24 Oktober 2017
Diskusi dengan bagian tata usaha terkait tugas dan fungsinya. Yaitu dengan
bapak. Afka,SH beliau bagian register perkara tahap 1 dan tahap 2, setelah berkas
disampaikan oleh penyidik POLDA atau penyidik BNN beliau bertugas mencatat
dan menyampaikan kepada jaksa terkait sebgaimana dalam P-16 untuk mendapat
jawababan baik itu berupa P-18, atau P-19 atau bahkan P-21. Selanjutnya saya
juga berdiskusi dengan Bapak Habib, SH. Beliau bertugas membuat laporan
bulanan di lingkup kejati dan sejawa timur. Selanjutnya saya juga berdiskusi
dengan Ibu Benowati, SH. Jangsa fungsional yang bertugas mencatat berkas T-4
yaitu tentang perpanjangan penahanan. Dan terakhir mbak Isa, beliau bagian tata
usaha tugasmya membantu jaksa jaksa untuk hal hal yang bersifat administrasi.
Rabu, 25 Oktober 2017
7 Suwanto, Jaksa Fungsional Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, “wawancara”, Surabaya, 03, November 2017.
11
Membaca dan Mempelajari contoh surat printah penahanan (T-7) oleh kajati
kepada jaksa yang ditunjuk dengan disertai nama tersangka dan alasan alasan
penahanan.
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR“UNTUK KEADILAN”
T-7
SURAT PERINTAHPENAHANAN / PENGALIHAN JENIS PENAHANAN
(Tingkat Penuntutan)NOMOR: PRINT- /O.5.10/Euh.2/11/2017
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
Dasar : 1. Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Pasal 284 ayat (2) jo Pasal 20 ayat (2) jo Pasal 21, 22, 23, 25.
2. Pasal 14 Undang-Undang tentang Pengadilan Hak Azasi Manusia.
3. Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
4. Berkas Perkara dari Penyidik Polda Jatim dalam perkara PUTRA DWI ARISKA als BADUI bin BUHARI Nomor: BP/137/X/2017/Ditreskoba tanggal 24 Oktober 2017 Atas nama tersangka PUTRA DWI ARISKA als BADUI bin BUHARI disangka melanggar Pasal 196 dan Pasal 197 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Saran dari SUWANTO, SH, MH/ Jaksa Madya Nip. 19630515 198112 1 001 / DARMAWATI LAHANG, S.H. / Jaksa Muda Nip. 19720724 199603 2 001
Pertimbangan : a. Uraian singkat perkara Pasal yang dilanggar :
Bahwa terdakwa PUTRA DWI ARISKA als BADUI bin BUHARI telah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 dan Pasal 197 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan berkas dari Penyidik diperoleh bukti yang cukup, tersangka diduga keras dapat melakukan tindak pidana yang dapat dikenakan penahanan, dan dikawatirkan akan melarikan diri, merusak atau
12
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.
c.Oleh karena itu dianggap perlu untuk mengeluarkan Surat Perintah.
MEMERINTAHKAN
Nama : SUWANTO, SH, MH
Pangkat / Nip : Jaksa Madya Nip. 19630515 198112 1 001
Pada : Kejaksaan Tinggi Jawa Timur
DARMAWATI LAHANG, S.H
Jaksa Muda Nip. 19720724 199603 2 001
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur
Kepada : Jaksa Penuntut Umum :
Untuk : 1. Menahan / melanjutkan penahanan tersangka :
Nama lengkap : PUTRA ARDIANSYAH
Tempat lahir : Lamongan
Umur /tanggal lahir : 19 Juli 1983
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Kelurahan Kecamatan Sawahan Kota Surabaya
A g a m a : Islam
Reg. Perkara Nomor : PDM - /Euh.2/11/2017
Reg. Tahanan Nomor : Print - /11/2017
Dengan ketentuan bahwa ia ditahan dengan jenis Penahanan Rutan klas I Surabaya selama 20 (dua puluh) hari terhitung mulai tanggal 21 Nopember 2017 sampai dengan tanggal 10 Desember 2017
2.Membuat Berita Acara Penahanan.
Kepada :
Yang bersangkutan untuk dilaksanakan
Tembusan :
1. Yth. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur;
2. Yth. Ketua Pengadilan Negeri3. Keluarga terdakwa.4. Instansi Penyidik Ysb5. Kepala Rutan
Dikeluarkan di : Surabaya
Pada tanggal : Nopember 2017
AN. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
KEPALA SEKSI TINDAK PIDANA UMUM
13
6. Arsip.--------------------------------------------------
SELAKU PENUNTUT UMUM
DIDIK ADYOTOMO, SH, MH
JAKSA MUDA NIP.19800702 200212 1 005
Kamis, 26 Oktober 2017
Membaca dan Mempelajari contoh surat perpanjangan penahanan (T-4) oleh
kajati kepada jaksa disertai identitas tersangka beserta alasan perpanjangannya.
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR“ UNTUK KEADILAN “
T-4
SURAT PERPANJANGAN PENAHANANNOMOR : B. /O.5.4/Euh.1/9/2017
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
Membaca : 1. Permintaan Perpanjangan penahanan :
Nomor :
B-205/IX/2017/Ditresnarkoba
Tanggal : 18 September 2017
Dari : Ditresnarkoba Polda Jatim
Atas nama tersangka : M. RIYADI ALS RIYADI BIN ABDULLAH
2. Surat Perintah Penahanan dari Penyidik: SP-Han/138/IX/2017/Ditresnarkoba
Tanggal 7 September 2017
3. Resume hasil pemeriksaan dari Penyidik.
14
Menimbang : a. Uraian singkat perkara :
Bahwa pada hari Selasa tanggal 5 September 2017 di sekira jam 20.00 Wib di depan Bank Mayapada Jl. Simpang Pojok Surabaya telah terjadi tindak pidana penyalahguaan Narkotika jenis ekstacy perbuatan mana sebagaimana di atur dan di ancam dalam Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 112 ayat (1) jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
b. Untuk kepentingan pemeriksaan di tingkat penyidikan yang belum selesai, dipandang perlu memperpanjang penahanan tersangka tersebut.
Mengingat : Pasal 14c, 21, 24 (2) KUHAP
MEMPERPANJANG :
Penahanan atas nama tersangka :
Nama lengkap : M. RIYADI ALS RIYADI BIN ABDULLAH
Tempat lahir : Surabaya
Umur /tanggal lahir : 10 Juli 1995
Jenis kelamin : laki-laki
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Bulak Banteng Tengah Gg Tanjung 3/18 rt.002 Rw.007 Kel. Sidotopo Wetan Kec. Kenjeran Surabaya
A g a m a : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : -
Untuk paling lama 40 (empat puluh) hari terhitung mulai tanggal 27 September 2017 s/d tanggal 5 Nopember 2017 di Rutan.
Dikeluarkan di : Surabaya
Pada tanggal : September 2017
15
AN.KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
PLH.ASISTEN BIDANG TINDAK PIDANA UMUM
SUDARSO, SH, MHJAKSA MADYA NIP. 19650502 199303
1 003
Jumat, 27 Oktober 2017
Membaca dan Mempelajari dan diskusi mengenai Surat Dakwaan (P-29) dengan kasi Tindak Pidanan Umum Lainnya (TPUL) yaitu Bpk. SUWANTO, SH.MH. yang sekaligus merupakan pembimbing lapangan.
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR “Untuk Keadilan” P -29
S U R A T D A K W A A NNo.Reg.Perk. : PDM-276/Euh.2/4/2015
I. TERDAKWA
Nama Lengkap : THO RENDY SUNARTHO.
Tempat lahir : Fak-fak
Umur/Tgl. Lahir : 39 tahun / 11 Januari 1975
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Katholik
Tempat tinggal : Darma Husada Indah Timur 6/16 (L-74) Rt/Rw 004/009 Kel. Mulyorejo Kec. Mulyorejo – Surabaya.
16
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1
II. PENAHANAN
Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan : RUTAN
Penyidik : tanggal 17 Desember 2014 sampai dengan tanggal 5 Januari 2015
Perpanjangan Kejati : tanggal 6 Januari 2015 2015 sampai dengan tanggal 14 Februari 2015
Perpanjangan PN I : tanggal 15 Februari 2015 sampai dengan tanggal 16 Maret 2015
Perpanjangan PN II : tanggal 17 Maret 2015 sampai dengan tanggal 15 April 2015
Penuntut Umum : tanggal 14 April 2015 sampai dengan tanggal 3 Mei 2015
III. DAKWAAN KESATU
---------- Bahwa ia terdakwa THO RENDY SUNARTHO pada hari Jumat tanggal 12 Desember 2014 sekira jam 10.00 wib atau setidak-tidaknya sekitar waktu itu dalam bulan Desember tahun 2014 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2014 bertempat di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Juanda atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo namun oleh karena sebagian besar saksi-saksi bertempat tinggal di Surabaya dan terdakwa ditahan di Rutan Klas I Medaeng Surabaya, maka berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP, Pengadilan Negeri Surabaya berwenang mengadili perkara ini, percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram berupa Narkotika jenis MDMA yang keseluruhannya seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta pembungkusnya, yang dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa awalnya Ali Tokman (terdakwa dalam berkas perkara terpisah / splitsing) menghubungi Freddy Tedja Abdi (terdakwa dalam berkas perkara terpisah / splitsing) dan memberitahukan pada tanggal 12
17
Desember 2014, dirinya (Ali Tokman) akan ke datang ke Indonesia selanjutnya pada waktu yang tidak dapat ditentukan secara pasti dalam bulan Desember 2014, Freddy Tedja Abdi menghubungi Ali Tokman dengan maksud memberitahukan kepada Ali Tokman bahwa sebelum berangkat ke Indonesia akan ada seorang wanita yang bernama Jeany (belum tertangkap / DPO) akan memberikan atau menitipkan kado kepada Ali Tokman untuk dibawa ke Indonesia kemudian Ali Tokman dihubungi oleh Jeany dan sepakat untuk bertemu di sekitar rumah Ali Tokman di daerah Loosduinseweg, Denhaag (Negara Belanda) dan pada saat itu Jeany menyampaikan akan ada titipan tas koper untuk Freddy Tedja Abdi di Surabaya.
- Bahwa setelah dijemput oleh Jeany, Ali Tokman diantarkan oleh Jeany dengan mengendarai mobil menuju ke Bandara Brussel Internasional Airport dan sesampainya di Bandara Brussel Internasional Airport tepatnya ditempat chek in penumpang, Jeany menyerahkan koper kepada Ali Tokman dalam keadaan terkunci yang didalamnya terdapat yang berisi 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya dan pada saat itu Jeanny juga menyerahkan kunci tas koper tersebut kepada Ali Tokman selanjutnya pada tanggal 11 Desember 2014, terdakwa berangkat dari Bandara Brussel Internasional Airport menuju ke Indonesia dengan menumpang pesawat Brussels Airlines SN 3153 dengan rute penerbangan Brussels – Milan dan sesampainya di Milan, Ali Tokman melanjutkan perjalanan dengan menumpang pesawat Singapore Airlines SQ367 dengan rute penerbangan Milan – Singapura kemudian pada tanggal 12 Desember 2014 Ali Tokman melanjutkan perjalanan menuju ke Indonesia dengan menumpang pesawat Singapore Airlines SQ930 dengan rute penerbangan Singapura – Indonesia.
- Bahwa setelah koper yang dibawa oleh Ali Tokman dari Brussels tersebut dibuka ternyata didalamnya terdapat yang berisi 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk warna kecoklatan selanjutnya setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan alat Narcotic test, ternyata serbuk warna kecoklatan tersebut ternyata hasilnya positif narkotika jenis MDMA dan setelah dilakukan interogasi, Ali Tokman mengakui koper yang yang didalamnya terdapat 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah milik Freddy Tedja Abdi kemudian petugas Bea dan Cukai Bandara Juanda Surabaya melaporkan temuan serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut ke BNNP Jatim sehingga akhirnya Ali Tokman beserta barang bukti berupa 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya, Tiket pesawat udara atas nama penumpang ALI TOKMAN berupa 5 (lima) lembar tiket rute Brussels – Milan (Brussels Airlines - SN3153) tanggal 11 Desember 2014, Milan-Singapura (Singapore Airlines SQ367) tanggal 11 Desember 2014, Singapura-Surabaya (Singapore Airlines SQ930) tanggal 12 Desember 2014, Surabaya-Singapura (Singapore Airlines SQ5225) tanggal 22 Desember 2014, Singapura- London (Singapore Airlines SQ306) tanggal 23 December 2014, London-
18
Brussels (Brussels Airlines SN2094) tanggal 23 Desember 2014, 1 (satu) buku Passport Belanda Nomor NY5RB5C25 a.n. ALI TOKMAN, 2 (dua) buah handpone merek “Samsung” dan merek “Nokia”, 1 (satu) buah boarding pass Brussels Airlines SN3153 tanggal 11 Desember 2014 a.n ALI TOKMAN, 1 (satu) buah boarding pass Singapore Airlines SQ930 tanggal 12 Desember 2014 a.n ALI TOKMAN, dibawa ke BNNP Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bahwa pada saat dilakukan interogasi, Ali Tokman mengakui 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah milik Freddy Tedja Abdi yang dibawanya dari Brussels menuju ke Surabaya dan Ali Tokman akan menyerahkan koper tersebut kepada Freddy Tedja Abdi sesampainya di Surabaya dan Ali Tokman mengakui tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang dalam menguasai dan membawa narkotika jenis MDMA tersebut sehingga berdasarkan informasi tersebut maka petugas BNNP Jatim melakukan pengembangan dan melakukan controll delivery dengan meminta kepada Ali Tokman agar menghubungi Freddy Tedja Abdi untuk penyerahan 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut selanjutnya Ali Tokman bersama petugas BNNP Jatim menunggu kedatangan Freddy Tedja Abdi di Lobby Hotel Singgasana jalan Gunung Sari Surabaya dan pada tanggal 13 Desember 2014 sekitar jam 04.00 Wib, Freddy Tedja Abdi datang menemui Ali Tokman di depan Lobby Hotel Singgasana jalan Gunung Sari Surabaya kemudian setelah menerima 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya, Freddy Tedja Abdi ditangkap oleh petugas BNNP Jatim dan setelah dilakukan interogasi, Freddy Tedja Abdi mengakui tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang dalam menguasai dan membawa narkotika jenis MDMA tersebut.
- Bahwa pada saat dilakukan interogasi, Freddy Tedja Abdi mengakui narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah pesanan dari Vincent alias Michael dan akan diserahkan kepada terdakwa setelah dilakukan penyerahan uang pembayarannya secara tunai selanjutnya berdasarkan informasi tersebut, petugas BNNP Jatim meminta Freddy Tedja Abdi agar menghubungi terdakwa untuk penyerahan narkotika tersebut sehingga akhirnya petugas BNNP Jatim berhasil menangkap terdakwa setelah menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Freddy Tedja Abdi kemudian setelah dilakukan interogasi terdakwa mengakui disuruh oleh Vincent alias Michael untuk menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Freddy Tedja Abdi sebagai pembayaran narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya.
19
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 8195/NNF/2014 tanggal 29 Desember 2014, dengan kesimpulan bahwa barang bukti dengan nomor : 10412/2014/NNF : seperti tersebut dalam(I) adalah benar serbuk dengan bahan aktif MDMA (3,4- Metilendioksimetamfetamina) terdaftar dalam golongan I nomor urut 37 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
--------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 113 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. --------------------------
ATAU
KEDUA
---------- Bahwa ia terdakwa THO RENDY SUNARTHO pada hari Jumat tanggal 12 Desember 2014 sekira jam 10.00 wib atau setidak-tidaknya sekitar waktu itu dalam bulan Desember tahun 2014 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2014 bertempat di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Juanda atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo namun oleh karena sebagian besar saksi-saksi bertempat tinggal di Surabaya dan terdakwa ditahan di Rutan Klas I Medaeng Surabaya, maka berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP, Pengadilan Negeri Surabaya berwenang mengadili perkara ini, percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, berupa Narkotika jenis MDMA yang keseluruhannya seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta pembungkusnya, yang dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut :
- Bahwa awalnya Ali Tokman (terdakwa dalam berkas perkara terpisah / splitsing) menghubungi Freddy Tedja Abdi (terdakwa dalam berkas perkara terpisah / splitsing) dan memberitahukan pada tanggal 12 Desember 2014, dirinya (Ali Tokman) akan ke datang ke Indonesia selanjutnya pada waktu yang tidak dapat ditentukan secara pasti dalam bulan Desember 2014, Freddy Tedja Abdi menghubungi Ali Tokman dengan maksud memberitahukan kepada Ali Tokman bahwa sebelum berangkat ke Indonesia akan ada seorang wanita yang bernama Jeany (belum tertangkap / DPO) akan memberikan atau menitipkan kado kepada Ali Tokman untuk dibawa ke Indonesia kemudian Ali Tokman dihubungi oleh Jeany dan sepakat untuk bertemu di sekitar rumah Ali Tokman di daerah Loosduinseweg, Denhaag (Negara Belanda) dan pada saat itu Jeany menyampaikan akan ada titipan tas koper untuk Freddy Tedja Abdi di Surabaya.
- Bahwa setelah dijemput oleh Jeany, Ali Tokman diantarkan oleh Jeany dengan mengendarai mobil menuju ke Bandara Brussel Internasional Airport dan sesampainya di Bandara Brussel Internasional Airport
20
tepatnya ditempat chek in penumpang, Jeany menyerahkan koper kepada Ali Tokman dalam keadaan terkunci yang didalamnya terdapat yang berisi 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya dan pada saat itu Jeanny juga menyerahkan kunci tas koper tersebut kepada Ali Tokman selanjutnya pada tanggal 11 Desember 2014, terdakwa berangkat dari Bandara Brussel Internasional Airport menuju ke Indonesia dengan menumpang pesawat Brussels Airlines SN 3153 dengan rute penerbangan Brussels – Milan dan sesampainya di Milan, Ali Tokman melanjutkan perjalanan dengan menumpang pesawat Singapore Airlines SQ367 dengan rute penerbangan Milan – Singapura kemudian pada tanggal 12 Desember 2014 Ali Tokman melanjutkan perjalanan menuju ke Indonesia dengan menumpang pesawat Singapore Airlines SQ930 dengan rute penerbangan Singapura – Indonesia.
- Bahwa setelah koper yang dibawa oleh Ali Tokman dari Brussels tersebut dibuka ternyata didalamnya terdapat yang berisi 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk warna kecoklatan selanjutnya setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan alat Narcotic test, ternyata serbuk warna kecoklatan tersebut ternyata hasilnya positif narkotika jenis MDMA dan setelah dilakukan interogasi, Ali Tokman mengakui koper yang yang didalamnya terdapat 1 (satu) kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah milik Freddy Tedja Abdi kemudian petugas Bea dan Cukai Bandara Juanda Surabaya melaporkan temuan serbuk narkotika jenis MDMA seberat 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut ke BNNP Jatim sehingga akhirnya Ali Tokman beserta barang bukti berupa 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya, Tiket pesawat udara atas nama penumpang ALI TOKMAN berupa 5 (lima) lembar tiket rute Brussels – Milan (Brussels Airlines - SN3153) tanggal 11 Desember 2014, Milan-Singapura (Singapore Airlines SQ367) tanggal 11 Desember 2014, Singapura-Surabaya (Singapore Airlines SQ930) tanggal 12 Desember 2014, Surabaya-Singapura (Singapore Airlines SQ5225) tanggal 22 Desember 2014, Singapura- London (Singapore Airlines SQ306) tanggal 23 December 2014, London-Brussels (Brussels Airlines SN2094) tanggal 23 Desember 2014, 1 (satu) buku Passport Belanda Nomor NY5RB5C25 a.n. ALI TOKMAN, 2 (dua) buah handpone merek “Samsung” dan merek “Nokia”, 1 (satu) buah boarding pass Brussels Airlines SN3153 tanggal 11 Desember 2014 a.n ALI TOKMAN, 1 (satu) buah boarding pass Singapore Airlines SQ930 tanggal 12 Desember 2014 a.n ALI TOKMAN, dibawa ke BNNP Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bahwa pada saat dilakukan interogasi, Ali Tokman mengakui 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah milik Freddy Tedja Abdi yang dibawanya dari Brussels menuju ke Surabaya dan Ali Tokman akan menyerahkan koper tersebut kepada Freddy
21
Tedja Abdi sesampainya di Surabaya dan Ali Tokman mengakui tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang dalam menguasai dan membawa narkotika jenis MDMA tersebut sehingga berdasarkan informasi tersebut maka petugas BNNP Jatim melakukan pengembangan dan melakukan controll delivery dengan meminta kepada Ali Tokman agar menghubungi Freddy Tedja Abdi untuk penyerahan 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut selanjutnya Ali Tokman bersama petugas BNNP Jatim menunggu kedatangan Freddy Tedja Abdi di Lobby Hotel Singgasana jalan Gunung Sari Surabaya dan pada tanggal 13 Desember 2014 sekitar jam 04.00 Wib, Freddy Tedja Abdi datang menemui Ali Tokman di depan Lobby Hotel Singgasana jalan Gunung Sari Surabaya kemudian setelah menerima 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya, Freddy Tedja Abdi ditangkap oleh petugas BNNP Jatim dan setelah dilakukan interogasi, Freddy Tedja Abdi mengakui tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang dalam menguasai dan membawa narkotika jenis MDMA tersebut.
- Bahwa pada saat dilakukan interogasi, Freddy Tedja Abdi mengakui narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya tersebut adalah pesanan dari Vincent alias Michael dan akan diserahkan kepada Alfon Soesilo (terdakwa dalam berkas perkara terpisah / splitsing) setelah dilakukan penyerahan uang pembayarannya secara tunai selanjutnya berdasarkan informasi tersebut, petugas BNNP Jatim meminta Freddy Tedja Abdi agar menghubungi Alfon Soesilo untuk penyerahan narkotika tersebut sehingga akhirnya Alfon Soesilo datang bersama terdakwa menemui Freddy Tedja Abdi yang sedang menunggu di depan Lobby Hotel Singgasana jalan Gunung Sari Surabaya kemudian setelah menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Freddy Tedja Abdi, Alfon Soesilo menyuruh terdakwa untuk menerima 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya.
- Bahwa setelah Alfon Soesilo menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Freddy Tedja Abdi dan terdakwa menerima 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya dari Freddy Tedja Abdi, akhirnya petugas BNNP Jatim menangkap terdakwa dan Alfon Soesilo kemudian setelah dilakukan interogasi, Alfon Soesilo mengakui disuruh oleh Vincent alias Michael untuk menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Freddy Tedja Abdi sebagai pembayaran narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya
22
dan terdakwa mengakui dirusuh oleh Alfon Soesilo untuk menerima 1 (satu) buah koper warna hitam yang didalamnya berisi kotak / box pasir kucing schep & schoon berisi narkotika jenis MDMA berbentuk serbuk berwarna kecoklatan dengan berat brutto 6.145 (enam ribu seratus empat puluh lima) gram beserta bungkusnya.
- Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 8195/NNF/2014 tanggal 29 Desember 2014, dengan kesimpulan bahwa barang bukti dengan nomor : 10412/2014/NNF : seperti tersebut dalam(I) adalah benar serbuk dengan bahan aktif MDMA (3,4- Metilendioksimetamfetamina) terdaftar dalam golongan I nomor urut 37 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
-------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.--------------------------
Surabaya, 15 April 2015
Jaksa Penuntut Umum
MUJIARTO, SH. MH.
Jaksa Madya Nip. 19640314 199403 1 001
23
Senin, 30 Oktober 2017
Membaca dan Mempelajari pedoman tuntutan pidana SEJA Nomor:
SE-001/J.A/4/1995 tentang pedoman tuntutan pidana, mulai dari jenis jenis
tuntutan pidana, tatacara penyusunan rencana tuntutan serta indicator indicator
dalam membuat rencana tuntutan atau surat tuntutan.
24
Selasa, 31 Oktober 2017
Membaca dan Mempelajari pedoman tuntutan pidana serta SEJA Nomor: SE-
013/A/JA/12/2011 tentang pedoman tuntutan pidana perkara tindak pidana umum.
Dimana dalam SEJA ini terdapat atran yang secara eksplist menjelaskan tentang
aturan menuntut pidana percobaan. Dalam melakukan tuntutan pidana percobaan
tentu harus memahami dan memperhatikan beberapa hal salah satunya ada
perdamaian antara korban dan terdakwa serta adanya ganti kerugian dll.
25
Rabu, 01 November 2017
Menulis dan Meneliti berkas
Eksaminasi dari Kejaksaan Negeri
Bondowoso atas nama terdakwa
Ady Perakoso dengan tuduhan
melakukan tindak pidana narkotika
yang di dakwa dengan Pasal 112
ayat (2) dan 114 ayat (2) Undang undang Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika, berkas tersebut diteliti kelengkapannya mulai dari P-16, P-21, T-7, P-
29, P-41, P-42 dan lainnya.
Kamis, 02 November 2017
Mendampingi Bapak Afka, S.H untuk menyampaikan berkas jaksa jaksa yang
sudah ditunjuk untuk menangani perkara tersebut sesuai P-16,untuk diteliti guna
memutuskan p-18 (berkas belum lengkap) atau p-21 (berkas dinyatakan lengkap),
ketika jaksa berpendapat berkas belum lengkap maka dia akan mengeluarkan P-19
(yaitu petunjuk kepada penyidik bagian mana yang perlu dilengkapi) biasanya ada
sayarat formilnya dan juga materiilnya kurang seperti tanda tangan tersangka,
saksi yang belum diperiksa tapi sudah disebut dalam BAP dan lain sebagainya.
26
Jumat, 03 November 2017
wawancara dengan beberapa jaksa
terkait mekanisme pembuatan
rencana tuntutan (P-41) dalam tindak
pidana narkotika mulai dari
waktunya, hal hal yang perlu
diperhatikan, isi, serta prosedur atau
alur tahapan pembuatan rentut serta hal hal yang sangat penting untuk diketahui
dan difahami oleh jaksa penuntut umum sebelum membuat rencana tuntutan
kemdian dikaitkan dengan surat
eadaran jaksa agung (SEJA) yang
masih berlaku sampai saat ini
taitu sebagaimana telah di
uraikan di atas, dalam wawancara
ini saya benar benar memahami
apa isi dari SEJA tersebut, bahkan saya yakin jika pedoman tersebut dilaksanakan
dengan semestinya sangat kecil harapan atau bahkan tidak ada yang bisa diputus
bebas atau lepas dari segala tuntutan.
27
Senin, 06 November 2017
Menulis register perkara tahap
1 di dampingi Bpk. Afka, SH.
Register berkas perkara yang
saya catat yaitu berkas dari
penyidik Badan Narkotika
Nasional (BNN), dengan nama
tersangka inisial S A disangka melakukan tindak pidana narkotika, di ancam
dengan Pasal 112 ayat (1) atau 114 ayat (2).Undang undang Nomor 35 Tahun
2009 Narkotika. Kemudian setelah dicatat dalam register perkara tahap 1 berkas
tersebut seperti biasa langsung di antar kepada jaksa penuntut umum yang sudah
ditunjuk oleh kajati dalam P-16 (surat penunjukan jaksa) untuk diteliti
kelengkapannya serta apakah berkas tersebut unsurnya sudah terpenuhi dan hal
hal lainnya baik formilnya atau syarat matrilnya, sehingga jika belum lengkap
maka penuntut umum membuat jawaban P-18 dan P-19 atau jika sudah lengkap
maka dikeluarkanya P-21.
28
Selasa, 07 November 2017
Membaca dan mempelajari rekomendasi tim asesmen terpadu BNN kota Surabaya
hal ini berkenaan dengan hasil pelaksanaan asesmen dalam proses hukum yang
pada intinya memeriksa apakah terdakwa atau tersangka menyalahgunakan untuk
diri sendiri atau tidak, atau dia hanya sebagai pendedar saja, sehingga hasil
pelaksanaan asesmen ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam
pertimbangan jaksa dalam membuktikan unsur unsur Pasal dakwaannya, serta
begitupun untuk terdakwa dan penasehat hukumnya guna pembelaannya.
29
Rabu, 08 November 2017
Membaca dan mempelajari Lampiran rekomendasi tim asesmen terpadu BNN
kota surabaya, sebenarya lampiran ini satu kesatuan denagan rekomendasi
sebagaimana sudah di uraikan sebelumnya, hanya saja lampiran ini lebih rinci dan
detail terkait bentuk rekomendasinya apakah akan di rehabilitasi ataukah tidak
serta juga mempertegas terkait hubungan atau ada tidaknya kaitan dengan jaringan
jaringan lainnya.
30
Kamis, 09 November 2017
Membaca dan Mempelajari laporan bulanan di bimbing Bpak Habib, SH. Laporan
ini sangat penting untuk mengetahui berkas berkas yang telah diputus atau masih
proses dalam setiap bulannya serta kelengkapan berkas yang masuk juga bagian
yang diperhatikan dalam labul ini.
Jumat, 10 November 2017
wawancara dengan para jaksa terkait mekanisme pembuatan rencana tuntutan
Senin, 13 November 2017
31
Membaca dan memperlajari rencana tuntutan dan lampirannya
Selasa, 14 November 2017
Membaca dan memperlajari Contoh rencana tuntutan A.N. EDY SUPRIYO
als.EDY BIN MUSLIM,
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
“UNTUK KEADILAN” P-42
RENCANA TUNTUTAN PIDANA
NO IDENTITAS TERDAKWA
KETERANGAN
1 2 3
1. Nama, Tempat lahir, Umur / tanggal lahir, Jenis Kelamin, kebangsaan, Tempat Tinggal, Agama, Pekerjaan, Pendidikan
EDY SUPRIYO als.EDY BIN MUSLIM, Surabaya, 38 tahun / 04 Maret 1979, Laki-laki, Indonesia, Banyu Urip Kidul 6-D/3-A RT 014 RW 009 Kel. Banyu Urip Kec. Sawahan Kota Surabaya, Islam, Swasta (Ekspedisi).
2. Kasus Posisi Bahwa pada hari Jum’at tanggal 16 Juni 2017 sekitar pukul 09.00 Wib, bertempat di dalam ruang tahanan Blok G Dittahti Polda Jatim Jl. A. Yani Surabaya, petugas dari Ditresnarkoba Polda Jatim telah melakukan penangkapan terhadap terdakwa EDY SUPRIYO als. EDY BIN MUSLIM, karena kedapatan menguasai / membawa Narkotika jenis shabu, dan pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang bukti berupa 2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram
32
yang disimpan dalam kardus tempat terdakwa menyimpan pakaiannya.
Terdakwa mengaku mendapat shabu tersebut dari Sdr.RIZKA (DPO) sebanyak 5 (lima) gram yang diberikan saat menjenguk terdakwa di sel tahanan Polda Jatim pada tanggal 18 Mei 2017. Selanjutnya Shabu tersebut disimpan di dalam bungkus kapur barus merk Bagus untuk kemudian disimpan dalam kardus tempat pakaian.
Berdasarkan hasil labkrim No.Lab.6023/NNF/2017 tanggal 06 Juli 2017 disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor 7088/201/NNF dan 7089/2017/NNF masing-masing berupa kristal warna putih adalah benar kristal Metamfetamina terdaftar dalam golongan 1 (satu) nomor urut 1 UU RI No35 tahun 2009 tentang Narkotika. Selanjutnya terdakwa beserta barang buktinya dibawa ke kantor Ditresnarkoba Polda Jatim guna dilakukan penyidikan lebih lanjut.
3. Pasal yang didakwakan
Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
4. Pasal dakwaan yang terbukti
Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
5. Jenis penahanan / ditahan sejak
Rutan, ditahan dalam perkara lain
6. Barang bukti 2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram, 1 (satu) buah HP merk Samsung warna hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong), satu buah bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1 (satu) buah HP merk Samsung 4G LTE
33
7. Hal-hal yang memberatkan dan meringankan
Hal-hal yang memberatkan:
- Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas tindak pidana Narkotika
Hal-hal yang meringankan:
- Terdakwa menyesali perbuatannya- Terdakwa mengaku terus terang dan berlaku sopan dipersidangan
8. Tolok ukur -
9. Tanggal pembacaan tuntutan
Rabu tanggal 08 Nopember 2017
10. Usul Jaksa Penuntut Umum
- Pidana penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi
selama berada dalam tahanan.
- Pidana denda sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan
ratus juta rupiah) Subsidair selama 3 (tiga) bulan
penjara.
- Barang bukti :
- 2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram, 1 (satu) buah HP merk Samsung warna hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong), satu buah bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1 (satu) buah HP merk Samsung 4G LTE dirampas untuk dimusnahkan.
- Biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
11. Usul / Pendapat Kepala Seksi Tindak pidana Umum
34
12. Usul / Pendapat Kepala Kejaksaan tinggi jawa timur
Surabaya, Oktober 2017
JAKSA PENUNTUT UMUM
SETIYATI, SH.
JAKSA MADYA NIP. 19630601 1989032001
NINING DWI ARIANY , S H
35
JAKSA MADYA NIP. 19660219 199403 2001
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
Nomor : R- /O.5.10/Euh.1/10/2017
Sifat : Rahasia
Lampiran : -
Perihal : Rencana Tuntutan Pidana Perkara Tindak Pidana Umum atas nama terdakwa EDY SUPRIYO als.EDY BIN MUSLIM
Surabaya, Oktober 2017
KEPADA YTH.
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
JAWA TIMUR
DI –
SURABAYA
P-41
Sehubungan dengan persidangan perkara tindak pidana dalam dakwaan melanggar Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika disidangkan di Pengadilan Negeri Surabaya, bersama ini dengan hormat dilaporkan sebagai berikut :
1. Perkara tindak pidana atas nama terdakwa :
Nama lengkap : EDY SUPRIYO als. EDY BIN MUSLIM
Tempat Lahir : Surabaya
Umur/tanggal lahir : 38 tahun / 04 Maret 1979
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
36
Tempat tinggal : Banyu Urip Kidul 6D /3A RT 014 RW 009 Kel. Banyu Urip Kec. Sawahan Kota Surabaya
A g a m a : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTA
Telah sampai pada tahap tuntutan pidana (Requisitoir) yang akan dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum pada hari Rabu tanggal 08 Nopember 2017
2. Penahanan : - Ditahan dalam perkara lain dengan jenis
penahanan Rutan 3. Nama Jaksa Penuntut Umum :
Nama : SETIATI, SH.
Pangkat : JAKSA MADYA NIP. 19630601 1989032001
Nama : NINING DWI ARIANY, SH
Pangkat : JAKSA MADYA NIP. 19660219 199403 2001
4. Kasi Pidum Kejaksaan tinggi jawa timur :Nama : DIDIK ADYOTOMO, SH
Pangkat : JAKSA MUDA NIP.19800702 200212 1 005
5. Kasus Posisi :Bahwa pada hari Jum’at tanggal 16 Juni 2017 sekitar pukul 09.00 Wib, bertempat di dalam ruang tahanan Blok G Dittahti Polda Jatim Jl. A. Yani Surabaya, petugas dari Ditresnarkoba Polda Jatim telah melakukan penangkapan terhadap terdakwa EDY SUPRIYO als. EDY BIN MUSLIM, karena kedapatan menguasai / membawa Narkotika jenis shabu, dan pada saat dilakukan penggeledahan ditemukan barang
37
bukti berupa 2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram yang disimpan dalam kardus tempat terdakwa menyimpan pakaiannya. Terdakwa mengaku mendapat shabu tersebut dari Sdr.RIZKA (DPO) sebanyak 5 (lima) gram yang diberikan saat menjenguk terdakwa di sel tahanan Polda Jatim pada tanggal 18 Mei 2017. Selanjutnya Shabu tersebut disimpan di dalam bungkus kapur barus merk Bagus untuk kemudian disimpan dalam kardus tempat pakaian.
Berdasarkan hasil labkrim No.Lab.6023/NNF/2017 tanggal 06 Juli 2017 disimpulkan bahwa barang bukti dengan nomor 7088/201/NNF dan 7089/2017/NNF masing-masing berupa kristal warna putih adalah benar kristal Metamfetamina terdaftar dalam golongan 1 (satu) nomor urut 1 UU RI No35 tahun 2009 tentang Narkotika. Selanjutnya terdakwa beserta barang buktinya dibawa ke kantor Ditresnarkoba Polda Jatim guna dilakukan penyidikan lebih lanjut.
6. Pasal yang didakwakan : Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
7. a. Pasal dakwaan yang dapat dibuktikan : Pasal 112 ayat (1) UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
b. Ancaman pidananya :
Pidana penjara : Pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah).
8. Barang bukti :
2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793
(tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram, 1 (satu) buah
38
HP merk Samsung warna hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong),
satu buah bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1
(satu) buah HP merk Samsung 4G LTE
9. Akibat yang ditimbulkan :
- Kerugian keuangan negara : -
- Mati : -
- Luka :
- Akibat lain : -
10.Hal-hal yang mempengaruhi tuntutan :
10.1. Yang memberatkan :
- Terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas tindak pidana Narkotika
10.2. Yang meringankan :
- Terdakwa menyesali perbuatannya- Terdakwa mengaku terus terang dan bersikap
sopan dipersidangan11.Tolok ukur :
12.Rencana tuntutan pidana :
12.1. Usul Jaksa Penuntut Umum :
- Pidana pokok : penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi selama berada dalam tahanan dan pidana denda Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) Subsidair selama 3 (tiga) bulan penjara.
- Barang bukti :
2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat
bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh
tiga) gram, 1 (satu) buah HP merk Samsung warna
hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong), satu buah
39
bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1
(satu) buah HP merk Samsung 4G LTE dirampas
untuk dimusnahkan.
- Biaya perkara : sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah)
12.2. Usul / Pendapat Kasi Pidum :
- Pidana pokok : penjara selama ……………………. tahun dikurangi selama berada dalam tahanan sementara dan pidana denda Rp. ..................................... Subs. Selama ………………….. bulan penjara.
- Barang bukti :
2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram, 1 (satu) buah HP merk Samsung warna hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong), satu buah bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1 (satu) buah HP merk Samsung 4G LTE dirampas untuk dimusnahkan.
- Biaya perkara : sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah)
12.3. Usul / Pendapat Kepala Kejaksaan tinggi jawa timur :
- Pidana pokok : penjara selama ……………………. tahun dikurangi selama berada dalam tahanan sementara dan pidana denda Rp. .......................................... Subs. Selama ………………….. bulan penjara.
- Barang bukti :
40
2 (dua) poket narkotika jenis shabu dengan berat bersih 3,793 (tiga koma tujuh ratus sembilan puluh tiga) gram, 1 (satu) buah HP merk Samsung warna hitam, 2 (dua) buah alat hisap (bong), satu buah bungkus kapur barus, 3 (tiga) buah korek api dan 1 (satu) buah HP merk Samsung 4G LTE dirampas untuk dimusnahkan.
- Biaya perkara : sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah)
12.4. Usul / Pendapat Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur :
- Pidana pokok :
……………………………………………………………………….
- Barang bukti :
……………………………………………………………………….
- Biaya perkara :
……………………………………………………………………….
Demikian untuk menjadi maklum dan mohon petunjuk.
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR
DIDIK FARKHAN A , SH, MH
JAKSA UTAMA PRATAMA NIP.19711018 199403 1001
41
Tembusan :
1. Yth. Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur 2. Yth. Asisten Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur ;3. A r s I p.
--------------------------------------------------------------------------------
Rabu, 15 November 2017
Membaca dan memperlajari contoh surat tuntutan A.n. ABDUL AZIS alias ANTOK
Bin ABDUL ROCHMAN
KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR “ UNTUK KEADILAN ”
P-42
SURAT TUNTUTANNO.REG.PERKARA: PDM-292/Ep.2/5/2011
Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dengan memperhatikan hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama terdakwa :
Nama lengkap : ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN
Tempat Lahir : Sidoarjo
Umur/tanggal lahir : 23 Oktober 1982
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
42
Tempat tinggal : Dusun Medaeng Kulon Rt/Rw 023/008 Kel.Kedung Turi Kec. Taman Kab. Sidoarjo
Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo
A g a m a : Islam
Pekerjaan : swasta
Pendidikan : SMA
Berdasarkan Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Nomor: ......../Pid.B/2011/PN.Sby tanggal Juni 2011 terdakwa dihadapkan kepersidangan dengan dakwaan sebagai berikut :Kesatu :
Bahwa ia terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 sekira jam 03.00 Wib atau setidak tidaknya pada waktu lain dalam bulan April 2011 bertempat di Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo, atau setidak tidaknya disuatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo, namun Pengadilan Negeri Surabaya berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan Pasal 84 ayat 2 KUHAP (Pengadilan negeri yang didalam daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, ditempat ia diketemukan atau ditahan, hanya berwenang mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu daripada tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana dilakukan), tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika golongan I, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
- Bahwa awalnya petugas Ditreskoba Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap EKO HADI ROMADHONI Alias DONI Bin BAMBANG SUKTINO (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) pada hari senin tanggal 4 April 2011 pukul 20.30 Wib di depan Supermarket UFO Jl. Raya Tropodo No.57 Kec. Waru Kab. Sidoarjo dan pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi kristal putih seberat 0,6 gram beserta bungkusnya di dalam helm merk Honda warna hitam yang diperoleh dengan cara membeli kepada ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) kemudian petugas Ditreskoba Polda Jatim melakukan pengembangan dan pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 pukul 00.20 Wib di SPBU Jalan Raya Taman Baru Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo berhasil melakukan penangkapan terhadap ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) dan pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi sabu-sabu seberat 0,6 gram beserta bungkus plastiknya yang berada di genggaman tangan
43
kiri dan 1 buah HP merk Nokia type X3 warna biru beserta simcardnya yang berada di saku celana sebelah kiri.
- Bahwa ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) memperoleh barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi kristal putih seberat 0,6 gram beserta bungkusnya yang disita dari EKO HADI ROMADHONI Alias DONI Bin BAMBANG SUKTINO (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) adalah milik kakanya yaitu terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN dan ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) hanya disuruh untuk menjual dan menyerahkan kepada pembeli maka berdasarkan keterangan tersebut petugas kembali melakukan pengembangan dan penangkapan terhadap terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 sekira pukul 03.00 Wib di rumah terdakwa Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada saat dilakukan penggeledahan di temukan barang bukti berupa 2 poket plastik klip narkotika jenis sabu-sabu dengan berat keseluruhan 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang disimpan ditempat kacamata warna krem dan terdakwa mengakui kepemilikan sabu tersebut.
- Bahwa terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN memperoleh sabu-sabu tersebut dengan cara membeli kepada SIGIT alias BUDI (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) seharga Rp.3.200.000,- .
- Bahwa terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN mendapatkan keuntungan dari menjual sabu sebesar Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah) dari penjualan sabu sebanyak 2 (dua) gram yang dijadikan sebanyak 10 poket dengan menjual perpoketnya sebesar Rp 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
- Terhadap barang bukti dilakukan pemeriksaan Lab: 2640/KNF/2011 tanggal 12 April 2011 dengan kesimpulan barang bukti Nomor: 2306/2011/KNF berupa kristal warna putih adalah benar kristal metamfetamina terdaftar dengan Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran I UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (1) UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Atau
Kedua :
Bahwa ia terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 sekira jam 03.00 Wib atau setidak tidaknya pada waktu lain dalam bulan April 2011 bertempat di Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo, atau setidak tidaknya disuatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo, namun Pengadilan Negeri Surabaya berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan Pasal 84 ayat 2 KUHAP
44
(Pengadilan negeri yang didalam daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, ditempat ia diketemukan atau ditahan, hanya berwenang mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu daripada tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana dilakukan), tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
- Bahwa awalnya petugas Ditreskoba Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap EKO HADI ROMADHONI Alias DONI Bin BAMBANG SUKTINO (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) pada hari Senin tanggal 4 April 2011 pukul 20.30 Wib di depan Supermarket UFO Jl. Raya Tropodo No.57 Kec. Waru Kab. Sidoarjo dan pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi kristal putih seberat 0,6 gram beserta bungkusnya di dalam helm merk Honda warna hitam yang diperoleh dengan cara membeli kepada ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) kemudian petugas Ditreskoba Polda Jatim melakukan pengembangan dan pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 pukul 00.20 Wib di SPBU Jalan Raya Taman Baru Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo berhasil melakukan penangkapan terhadap ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) dan pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi sabu-sabu seberat 0,6 gram beserta bungkus plastiknya yang berada di genggaman tangan kiri dan 1 buah HP merk Nokia type X3 warna biru beserta simcardnya yang berada di saku celana sebelah kiri.
- Bahwa ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) memperoleh barang bukti berupa 1 poket plastik klip berisi kristal putih seberat 0,6 gram beserta bungkusnya yang disita dari EKO HADI ROMADHONI Alias DONI Bin BAMBANG SUKTINO (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) adalah milik kakanya yaitu terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN dan ANAS ANWARI alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN (terdakwa dalam berkas perkara tersendiri) hanya disuruh untuk menjual dan menyerahkan kepada pembeli maka berdasarkan keterangan tersebut petugas kembali melakukan pengembangan dan penangkapan terhadap terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 sekira pukul 03.00 Wib di rumah terdakwa Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada saat dilakukan penggeledahan di temukan barang bukti berupa 2 poket plastik klip narkotika jenis sabu-sabu dengan berat keseluruhan 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang disimpan ditempat kacamata warna krem dan terdakwa mengakui kepemilikan sabu tersebut.
- Bahwa terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN memperoleh sabu-sabu tersebut dengan cara membeli kepada SIGIT alias BUDI (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) seharga Rp.3.200.000,- .
45
- Bahwa terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN mendapatkan keuntungan dari menjual sabu sebesar Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah) dari penjualan sabu sebanyak 2 (dua) gram yang dijadikan sebanyak 10 poket dengan menjual perpoketnya sebesar Rp 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
- Terhadap barang bukti dilakukan pemeriksaan Lab: 2640/KNF/2011 tanggal 12 April 2011 dengan kesimpulan barang bukti Nomor: 2306/2011/KNF berupa kristal warna putih adalah benar kristal metamfetamina terdaftar dengan Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran I UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat (1) UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.Fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi, surat, petunjuk, keterangan terdakwa dan barang bukti sebagai berikut:
I. KETERANGAN SAKSI-SAKSI :
1. Saksi BIMO CAHYO E, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN ditangkap pada hari Selasa tanggal 05 April 2011 Pukul 03.00 Wib di Rumah Kavlingan Jalan Ki Cempo No. 12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada saat itu hanya sendirian, yang melakukan penangkapan adalah saksi sendiri dan teman saksi (BIMO CAHYADIE) bersama Anggota Tim yang lain dari Ditresnarkoba Polda Jatim yang di pimpin oleh KOMPOL Ir. SUGITO. DS.
Bahwa pada saat ditangkap terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN sendirian dan kedapatan menyimpan 2 (dua) bungkus plastik klip kecil berisi narkotika jenis shabu.
Bahwa barang bukti yang disita oleh Petugas Kepolisian dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada saat dilakukan penangkapan berupa 1 (satu) buah hand phone merk Nokia type 2116 warna silver abu-abu dengan sim card nomor : 031-83806278 yang digunakan sebagai sarana transaksi narkoba yang berada disaku celana sebelah kanan yang dipakai oleh terdakwa dan pada saat dilakukan penggeledahan dirumah terdakwa ditemukan barang bukti: narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang disimpan ditempat kaca mata warna krim yang berada diloteng kamar rumah terdakwa yang disimpan ditempat tersebut.
Bahwa keberadaan narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya saat dilakukan penyitaan disimpan berada tempat kaca
46
mata warna krim yang berada diloteng kamar rumah terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN.
Bahwa barang bukti narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya, 1 (satu) buah tempat kaca mata warna krem dan 1 (satu) buah hand phone merk Nokia type 2116 warna silver abu - abu dengan sim card nomor: 031-83806278 tersebut diatas adalah barang bukti yang disita oleh saksi bersama dengan Petugas Ditresnarkoba Polda Jatim dari tangan terdakwa pada saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan.
2. Saksi DADANG PRASETYO, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN ditangkap pada hari Selasa tanggal 05 April 2011 Pukul 03.00 Wib di Rumah Kavlingan Jalan Ki Cempo No. 12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada saat itu hanya sendirian, yang melakukan penangkapan adalah saksi sendiri dan teman saksi (BIMO CAHYADIE) bersama Anggota Tim yang lain dari Ditresnarkoba Polda Jatim yang di pimpin oleh KOMPOL Ir. SUGITO. DS.
Bahwa pada saat ditangkap terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN sendirian dan kedapatan menyimpan 2 (dua) bungkus plastik klip kecil berisi narkotika jenis shabu.
Bahwa barang bukti yang disita oleh Petugas Kepolisian dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada saat dilakukan penangkapan berupa 1 (satu) buah hand phone merk Nokia type 2116 warna silver abu-abu dengan sim card nomor : 031-83806278 yang digunakan sebagai sarana transaksi narkoba yang berada disaku celana sebelah kanan yang dipakai oleh terdakwa dan pada saat dilakukan penggeledahan dirumah terdakwa ditemukan barang bukti: narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang disimpan ditempat kaca mata warna krem yang berada diloteng kamar rumah terdakwa yang disimpan ditempat tersebut.
Bahwa keberadaan narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya saat dilakukan penyitaan disimpan berada tempat kaca mata warna krim yang berada diloteng kamar rumah terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN.
Bahwa barang bukti narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya, 1 (satu) buah tempat kaca mata warna krim dan 1 (satu) buah hand phone merk Nokia type 2116 warna silver abu - abu dengan sim card nomor: 031-83806278 tersebut diatas adalah barang bukti yang disita oleh saksi bersama dengan Petugas Ditresnarkoba
47
Polda Jatim dari tangan terdakwa pada saat dilakukan penangkapan dan penggeledahan.
3. Saksi ANAS ANWARI Alias OMEN Bin ABDUL ROCHMAN, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN ditangkap oleh Petugas Kepolisian dari Dit Resnarkoba Polda Jatim pada hari Selasa tanggal 05 April 2011 Pukul 03.00 Wib di Rumah Kavlingan Jalan Ki Cempo No. 12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo, pada saat ditangkap terdakwa hanya sendirian.
Bahwa barang bukti yang disita oleh petugas kepolisian dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada saat dilakukan penangkapan adalah narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil dengan berat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya setelah ditimbang dan ditunjukkan dihadapan saksi di Kantor Dit Resnarkoba Polda Jatim.
Bahwa disuruh oleh terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN untuk menjual narkotika jenis shabu kepada saudara EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI.
Bahwa narkotika jenis shabu yang dijual dan diserahkan kepada saudara EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI sebanyak 1 (satu) bungkus plastik klip kecil seberat 0,6 (nol koma enam) gram beserta bungkusnya setelah ditimbang di Kantor Ditresnarkoba Polda Jatim dihadapan saksi.
Bahwa menjual atau menyerahkan narkotika jenis shabu kepada saudara EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI pada hari Senin tanggal 04 April 2011 Pukul 19.30 Wib di Depan rumah kakak saksi yang bernama ABDUL AZIS Alias ANTOK di Medaeng Kulon Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada waktu itu hanya sendirian.
Bahwa menjual narkotika jenis shabu kepada saudara EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI dengan harga Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah) dengan pembayaran secara tunai.
Bahwa menjual dan menyerahkan narkotika jenis shabu kepada saudara EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI baru 1 (satu) kali ini.
Bahwa tidak mendapatkan keuntungan apapun karena hanya disuruh oleh kakak kandungnya yang bernama ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN.
Bahwa disuruh menjual atau menyerahkan narkotika jenis shabu kepada pembeli oleh kakaknya yang bernama terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN yaitu diserahkan kepada saudara
48
EKO PUTRA HADI ROMADHONI Alias DONI baru 1 kali dan yang kedua kali terdakwa ditangkap.
Bahwa narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang telah disita Petugas dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada saat dilakukan penangkapan tersebut adalah milik terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN sendiri.
Bahwa mengenali barang bukti berupa narkotika jenis shabu sebanyak 1 (satu) bungkus plastik klip kecil seberat 0,6 (nol koma enam) gram beserta bungkusnya tersebut diatas adalah barang bukti yang disita Petugas Kepolisian dari Ditresnarkoba Polda Jatim dari tangan saksi pada saat saksi dilakukan penangkapan yang diperoleh dari terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN.
Bahwa mengenali barang bukti berupa narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya tersebut diatas adalah barang bukti yang disita Petugas Kepolisian dari Ditresnarkoba Polda Jatim dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN pada saat dilakukan penangkapan.
3. Saksi SIGIT PRIYONO Alias BUDI Bin ABDULLAH, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
Bahwa narkotika jenis shabu yang dijual kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS sebanyak 1 (satu) poket seberat 2 gram namun setelah terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS ditangkap oleh petugas kepolisian barang bukti yang dijual kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS sudah menjadi 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya setelah ditimbang dihadapan saksi di Kantor Ditresnarkoba Polda Jatim.
Bahwa menjual atau menyerahkan narkotika jenis shabu kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS pada had Sabtu tanggal 02 April 2011 sekira Pukul 18.30 Wib di rumah saksi Jalan Kyai Tahuru No. 34 RT7RW. 04/02 Kel. Kedung Turi Kec. Taman Kab. Sidoarjo dan pada waktu hanya sendirian.
Bahwa menjual narkotika jenis shabu kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS sebanyak 2 gram dengan harga Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) karena harga pergramnya dihargai dengan harga Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah).
49
Bahwa pembayaran yang dilakukan oleh terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS dalam membeli narkotika jenis shabu kepada saksi dengan cara tunai.
Bahwa menjual narkotika jenis shabu kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS sekitar kurang lebih selama 6 bulan terakhir ini yaitu setelah keluar dari Lapas Banyuwangi Bulan 05 Nopember 2009 sampai dengan sekarang kurang lebih sebanyak 7 (tujuh) kali.
Bahwa mendapatkan keuntungan atau imbalan dari penjualan shabu kepada terdakwa ABDUL AZIS Bin ABDUL ROCHMAN Alias AZIS sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tiap pergramnya karena saksi menjual dengan harga 1 gram sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah) karena saksi membeli shabu dari saudara ARSAD pergram dengan harga Rp. 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah), sedangkan menjual kepada pembeli yang lain juga mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) tiap gramnya.
Bahwa menjual shabu kepada saudara INUL dan saudara KUSBIYANTO dengan menjual rata - rata narkotika jenis shabu dalam bentuk poketan dengan harga Rp. 400.000,-(empat ratus ribu rupiah) tiap poket atau bungkusnya.
Bahwa mendapatkan narkotika jenis shabu dengan cara memesan dan membeli dari saudara ARSAD melalui hand phone namun yang menyerahkan shabu tersebut adalah kurirnya yang bernama NANANG.
Bahwa membeli narkotika jenis shabu dari saudara ARSAD dan saudara NANANG sebanyak 50 (lima puluh) gram dengan harga pergramnya seharga Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah) sehingga total harga narkotika jenis shabu tersebut seharga Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah).
Bahwa memesan dan membeli narkotika jenis shabu kepada saudara ARSAD (DPO) dan NANANG (DPO) setelah keluar dari Lapas Banyuwangi Bulan 05 Nopember 2009 sampai dengan sekarang kurang lebih sebanyak 7 (tujuh) kali.
Bahwa narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang telah disita petugas dari tangan terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN (Dalam Berkas Perkara Lain) adalah milik terdakwa ABDUL AZIS Alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN yang diperoleh dan dibeli dari saksi.
II. KETERANGAN TERDAKWA
50
Bahwa terdakwa ditangkap pada hari Selasa tanggal 5 April 2011 sekira jam 03.00 Wib di Jalan Ki Cempo No.12 Kel. Taman Kec. Taman Kab. Sidoarjo
Bahwa terdakwa barang bukti yang disita oleh Petugas Kepolisian dari tangan terdakwa pada saat dilakukan penangkapan adalah 1 (satu) buah hand phone merk Nokia type 2116 warna silver abu - abu dengan sim card nomor: 031-83806278 yang digunakan sebagai sarana transaksi narkoba yang berada disaku celana sebelah kanan yang dipakai terdakwa dan pada saat dilakukan penggeledahan dirumah terdakwa ditemukan barang bukti : narkotika jenis shabu sebanyak 2 (dua) bungkus plastik klip kecil seberat 1,2 (satu koma dua) gram beserta bungkusnya yang disimpan ditempat kaca mata warna krem yang berada diloteng kamar rumah terdakwa yang disimpan ditempat tersebut.
Bahwa terdakwa menjual narkotika jenis shabu kepada saudara EKO namun yang menyerahkan shabu pesanan tersebut kepada saudara EKO yaitu adiknya yang bernama ANAS ANWARI (Dalam berkas perkara lain) karena terdakwa menyuruhnya.
Bahwa terdakwa narkotika jenis shabu yang dijual kepada saudara EKO yang diserahkan melalui adiknya yang bernama ANAS ANWARI sebanyak 1 (satu) bungkus plastik klip kecil seberat 0,6 (no) koma enam) gram beserta bungkusnya setelah ditimbang di Kantor Ditresnarkoba Polda Jatim dihadapan tersangka.
Bahwa terdakwa menjual narkotika jenis shabu kepada saudara EKO dengan harga Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah) namun uang pembayaran shabu tersebut diterima dari adiknya yang bernama ANAS ANWARI karena yang bertransaksi langsung dengan saudara EKO dengan pembayaran secara tunai.
Bahwa terdakwa menjual narkotika jenis shabu kepada saudara EKO namun yang menyerahkan shabu kepada EKO tersebut adalah adiknya yang bernama ANAS ANWARI baru 1 (satu) kali ini.
Bahwa terdakwa juga pernah menjual shabu kepada saudara AMANG sebanyak 7 kali dengan rata rata menjual shabu sebanyak 1 poket dengan harga Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah).
Bahwa terdakwa menyuruh adiknya yang bernama ANAS ANWARI untuk menjual dan menyerahkan shabu kepada pembeli sebanyak 2 kali yaitu yang pertama dijual atau diserahkan kepada saudara EKO dan yang ke 2 (dua) kalinya adiknya yang bernama ANAS ANWARI tertangkap oleh petugas kepolisian.
Bahwa terdakwa memperoleh narkotika jenis shabu tersebut dari saudara SIGIT Alias BUDI (Dalam berkas perkara lain) dengan cara memesan dan membeli sebanyak 2 gram dengan harga Rp. 3.200.000,-
51
(tiga juta dua ratus ribu rupiah) karena harga pergramnya sebesar Rp. 1.600.000,- (satu juta enam ratus ribu rupiah).
III. SURAT :
IV. PETUNJUK
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan adanya barang bukti yang diajukan di persidangan ini ternyata satu sama lainnya saling bersesuaian maka hal tersebut dapat dijadikan alat bukti petunjuk bahwa telah terjadi suatu perbuatan pidana dimana pelakunya adalah terdakwa.
V. BARANG BUKTI :
2 bungkus narkotika jenis sabu-sabu seberat 1,2 gram beserta bungkusnya, 1 buah tempat kacamata warna krim, 1 buah HP merk Nokia warna silver abu-abu beserta simcarnyaBarang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita secara sah menurut hukum, karena itu dapat digunakan untuk memperkuat pembuktian, Majelis Hakim telah memperlihatkan barang bukti tersebut kepada terdakwa dan atau para saksi-saksi. Oleh karena itu yang bersangkutan telah membenarkannya.
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan maka sampailah kami kepada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan dalam dakwaan melanggar Pasal 114 ayat 1 UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
1. Unsur setiap orang Adalah siapa saja yang menjadi subjek hukum, dimana perbuatannya itu dilakukan dengan sadar dan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan baik dari keterangan saksi-saksi dibawah sumpah, keterangan terdakwa, petunjuk dan adanya barang bukti bahwa pelaku dari tindak pidana ini adalah terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN untuk itu unsur ini secara sah menurut hukum telah terbukti oleh perbuatan terdakwa.
2. Unsur tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika golongan IBahwa pada hari Senin tanggal 4 April 2011 jam 19.30 Wib di rumah Kav. Medaeng Kulon Kec. Taman Kab. Sidoarjo, terdakwa telah menyuruh ANAS ANWARI (dalam berkas tersendiri) untuk menyerahkan Narkotika jenis sabu-sabu pada EKO HADI ROMADHONI (dalam berkas tersendiri) yang sebelumnya telah di pesan oleh EKO pada terdakwa, dan pada saat ANAS ANWARI telah menyerahkan sabu-sabu pesanan EKO HADI tersebut tak berapa lama ANAS ANWARI ditangkap oleh petugas Polda Jatim dan pada saat di lakukan introgasi telah diperoleh keterangan bahwa sabu-sabu tersebut berasal dari terdakwa ABDUL AZIS. Selanjutnya hari Selasa tanggal 5 April 2011 petugas Polda Jatim melakukan penangkapan terhadap terdakwa ABDUL AZIS dan pada saat dilakukan penggeledahan di rumah terdakwa di Jl. Ki Cempo No.12 Kel. Taman Sidoarjo telah
52
ditemukan barang bukti berupa dua poket plastik klip sabu-sabu dengan berat keseluruhan 1,2 gram beserta pembungkusnya yang disimpan di tempat kacamata warna krem dan terdakwa memperoleh sabu-sabu tersebut dari SIGIT (berkas perkara tersendiri) dan terdakwa menjualnya kembali apabila ada pesanan sehingga terdakwa mendapat keuntungan selama ini sejumlah Rp.1.300.000,-
Maka unsur ini secara sah dan menurut hukum telah terbukti oleh perbuatan terdakwa.
Sebelum kami mengajukan tuntutan pidana terhadap diri terdakwa maka perlu pertimbangan hal-hal yang memberatkan maupun hal-hal yang meringankan bagi terdakwa sebagai berikut: Hal-hal yang memberatkan: - Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program Pemerintah dalam
menanggulangi penyalahgunaan NarkotikaHal-hal yang meringankan:- Terdakwa belum pernah dihukum- Terdakwa mengaku terus terang
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana telah dikemukakan diatas dan dengan memperhatikan ketentuan per Undang-Undang yang bersangkutan khususnya Pasal 114 (1) UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maka kami Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Jawa Timurdalam perkara ini,
M E N U N T U T :
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan yang mengadili perkara ini memutuskan :1. Menyatakan terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN
terbukti secara sah menurut hukum telah bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan yaitu Pasal 114 (1) UU R.I No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa ABDUL AZIS alias ANTOK Bin ABDUL ROCHMAN dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan.
3. Pidana denda sebesar sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) Subsidair selama 3 (tiga) bulan penjara.
4. Menyatakan barang bukti berupa : 2 bungkus narkotika jenis sabu-sabu seberat 1,2 gram beserta bungkusnya, 1 buah tempat kacamata warna krem, 1 buah HP merk Nokia warna silver abu-abu beserta simcarnya dirampas untuk dimusnahkan
53
5. Menetapkan biaya perkara sebesar Rp.5000,- (lima ribu rupiah).
Demikian Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini ........................... tanggal Juli 2011.
JAKSA PENUNTUT UMUM
RETNO WULANDARU, SH, MH
JAKSA MADYA NIP. 19680420 198903 2 002
Kamis, 16 November 2017
Membaca dan mempelajari petikan putusan A.n. terdakwa Achmad Arief, setelah
saya pelajari mulai dari renut sampai petikan putusan ini, saya menemukan
kejangalan terkait petikan putusan ini karena tim asesmen menyatakan terdakwa
adalah pengguna buakan pengedar atau pemakai tapi sayangnya hakim berbeda
pendapat hasil asesmen tersebut.
saya
54
Jumat, 17 November 2017
Pamitan kepada instansi seta jaksa
jaksa yang telah membantu selama
proses magang berlangsung mulai dari
jaksa yang sering diwawancarai semua
yang terlibat dalam peraktek kerja
lapangan, banyak pesan dari mereka
khususnya sebagai mahasiswa hukum
menurut mereka harus benar benar produktif dan pro aktif dalam kasus kasus yang
actual kemudian di kaji dengan dengan regulasi dan doktrin doktrin yang ada.
Mereka senang dengan keberadaan teman teman yang magang di kejaksaan tinggi
jawa timur hal itu mungkin dikarenakan jalinan komonikasi yang baik antara kami
dengan mereka, sehingga mereka sangat mengapresiasi kegiatan kami, bahkan
55
mereka sangat terbuka jika kami mau main main ke kejasaan tinggi jawa timur
baik untuk belajar atau untuk hal hal lainnya.
2.2. HASIL PENGAMATAN
2.2.1. Gambaran Umum
Jaksa merupakan salah satu penegak hukum dalam hukum acara pidana
salah stu tugas utamanya yaitu melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan
hakim. Adapun definisi penuntutan sendiri dapat ditemui dalam Pasal I angka 7
disebutkan bahwa “Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan”8. Ini berarti
bahwa pengertian penuntutan tidak hanya mencakup pada saat jaksa mengajukan
8 Lihat Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana
56
surat tuntutan melainkan tindakan tindakan sejak pelimpahan perkara ke
pengadilan negeri sudah termauk dalam proses penuntutan.
Berkenaan dengan judul peraktik kerja yang penulis angkat yaitu
mengenai mekanisnisme penyusunan rencana tuntutan tindak pidana narkotika,
maka jelas bahwa rencana tuntutan sudah bagian dari proses penuntutan.
Sebenarnya mengenai rencana tuntutan dalam KUHAP tidak diatur secara secara
spesifik begitupun dalam Undang undang nomor 16 tahun 2004 tentang kejaksaan
juga tidak diatur secara spesifik, akan tetapi mengenai mekanisme rencana
tuntutan hanya dapat ditemui dalam surat edaran jaksa agung
nomor-001/J.A/4/1995 Tentang pedoman tuntutan pidana. Dalam SEJA tersebut
mengatur tentang mekanisme atau tata cara pengajuan tuntutan dimana
disyaratkan untuk membuat rencana tuntutan lebih dahulu.
Model atau format rencana tuntutan tersebut disampaikan menggunakan
formulir model P-41 dengan menguraikan hal hal yang harus diperhatikan dalam
mebuat rencana tuntutan.9 Adapun pembuatan rencana tuntutan tersebut dibagi
kedalam beberapa tingkatan, tingakat kejaksaan negeri, kejaksaan tinggi dan
kejaksaan agung, adapun mekanisme pengajuannya tergantung tingkat
pengendaliannya, namun secara garis besar ada kesamaan hanya tingkatannya saja
yang membedakan. Penulis mengangkat judul praktik kerja tersebut dikarenakan
ingin mempelajari dan mengetahui secara langsung bagaimana mekanisme serta
pertimbangan pertimbangan jaksa penuntut umum dalam membuat rencana
tuntutan dalam tindak pidana narkotika.
9 Surat Edaran Jaksa Agung Nomor-001/J.A/4/1995 Tentang Pedoman Tuntutan Pidana
57
Dan selama melakukan praktik kerja di kejaksaan tinggi jawa timur
penulis menemukan jawaban jawaban terkait judul peraktik kerja yang telah
penulis angkat tersebut, mulai dari mekanisme penyusunan rencana tuntutan
menjadi surat tuntutan, bahkan pertimbangan pertimbangan jaksa dalam
melakukan penuntutan sudah ada standardnya masing masing bahkan Pasal per
Pasal dan itupun masih terdapat control dari pimpinan. Sehingga menurut hemat
penulis sangat kecil kemungkinan ketika jaksa melakukan penuntutan yang dapat
diputus bebas ataupun lepas dari segala tuntutan hal itu dikarenakan system yang
sangat terintegrasi dengan sangat baik.
2.2.2. Alur tahapan Pengajuan rencana tuntutan sampai menjadi
surat tuntutan
Alur Tahap Pengajuan rencana tuntutan sampai menjadi surat tuntutan
Sidang pemeriksaan telah selesai (182 KUHAP)
JPU membuat rencana tuntutan (P-41)
Pendapat Kasi Pidum (Kejari)/ Aspidum (Kejati)
Petunjuk dari Kajari
Pe tu nj uk da ri K aja ri /
Petunjuk dari Kajati
Petunjuk dari kajagung
Pe tu nj uk da ri K aja ri /
Pe tu nj uk da ri K aja ri /
Surat tuntutan
JPU (P-42)
58
PENJELASAN:
1. Sidang pemeriksaan telah selesai ; ketika siding pemeriksaan telah
selesai dalam hal ini pemeriksaan persidangan meliputi, pembacaan
surat dakwaan, pembacaan eksepsi, putusan sela, pembacaan replik,
pembacaan duplik, pemeriksaan saksi saksi, serta pemeriksaan
terdakwa semua sudah selesai maka penuntut umum mengajukan
tuntutannya, baik itu tuntutan pidana mati, seumur hidup atau bahkan
tuntutan percobaan. Hal ini didasarkan pada Pasal 182 ayat (1)
KUHAP yang menyatakan; “Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai,
penuntut umum mengajukan tuntutan pidana”.
Adapun pengaturan yang lebih sepsifik mengenai proses melakukan
tuntutan diatur dalam surat edaran jaksa agung (SEJA) Nomor: SE-
001/J.A/4/1995 tentang pedoman tuntutan pidana, serta SEJA Nomor:
SE-013/A/JA/12/2011 tentang pedoman tuntutan pidana perkara tindak
pidana umum.
SEJA Nomor: SE-001/J.A/4/1995 tentang pedoman tuntutan pidana
memberi batasan batasan dalam melakukan tuntutan pidana tertentu,
berikut lebih lengkapnya:
1) Pidana matia) Perbuatan yang didakwakan diancam pidana matib) Dilakukan dengan cara yang sadis di luar
prikemanusiaanc) Dilakukan secara berencanad) Menimbulkan korban jiwa atau sarana umum yang vitale) Tidak ada alasan yang meringankan
2) Seumur hudupa) Perbuatan yang didakwakan diancam pidana mati
59
b) Dilakukan dengan cara yang sadisc) Dilakukan secara berencanad) Menimbulkan korban jiwa atau sarana umum yang vitale) Tidak ada alasan yang meringankan
3) Tuntutan serendah rendahnya ½ dari ancaman pidana, apabila terdakwa;
a) Residivis b) Perbuatannya menimbulkan penderitaan bagi korban
atau keluarganyac) Menimbulkan kerugian materid) Terdapat hal hal yang meringankan
4) Tuntutan pidana serendah rendahnya ¼ dari ancaman pidana yang termasuk dalam butir 1,2,3 tersebut di atas.
5) Tuntutan pidana bersyarat.a) Terdakwa sudah membayar ganti kerugian yang di
derita korbanb) Terdakwa belum cukup umur (Pasal 45 KUHP)c) Terdakwa bersetatus pelajar/mahasiswa/expertd) Dalam menuntut hukuman pidana bersyarat hendaknya
diperhatikan ketentuan Pasal 14 huruf f KUHP.
SEJA Nomor: SE-013/A/JA/12/2011 tentang pedoman tuntutan pidana
perkara tindak pidana umum menambah ketentuan baru baru mengenai
penuntutan yaitu penuntutan pidana percobaan atau pidana bersyarat,
dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut:
a) Terdakwa belum cukup umur Pasal 14 huruf f KUHAP dan Pasal 26 Undang undang Nomor : 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (sudah tidak berlaku diganti UU 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak)
b) Adanya perdamaianc) Adanya pembayaran ganti rugi oleh terdakwad) Saksi korban mencabut laporan/pengaduane) Memperhatikan situasi keadaan, keadilan dalam masyarakat
setempat, kearifan local.
2. JPU membuat rencana tuntutan (P-41) : format rencana tuntutan dibuat
dengan formulir model P-41, hal tersebut diatur dalam Keputusan
60
Jaksa Agung RI Nomor KEP-120/J.A/12/1992, yang pada pokoknya
harus memuat hal hal sebagai berikut:
a) Nama institusi kejaksaanb) Identitas terdakwac) Kasus posisid) Pasal yang di dakwakane) Pasal dakwaan yang terbuktif) Jenis penahanan /ditahan sejakg) Barang buktih) Hal hal yang meringankan dan hal hal yang memberatkani) Tolak ukurj) Tanggal pembacaan tuntutank) Usul tuntutan jaksa penuntut umuml) Pendapat/ saran kasi pidumm) Petunjuk kajari/ kajatin) Tanda tangan dan nama jaksa penuntut umum
Untuk butir I dan m dikosongin sebab nantinya kan di isi sesuai saran,
pendapat serta petunjuk dari kasi pidum/aspidum, kajari/kajati
3. Pendapat Kasi Pidum/Aspidum : sebenarnya kasi pidum dan aspidum
tugasnya hamper sama hanya saja karena keduanya berada dalam
institusi yang yang tingkatannya berbeda, kasi pidum ditingkat
kejaksaan negeri sedangkan aspidum dikejaksaan tinggi. Pendapat
keduanya dalam ranah mereka masing masing sangat penting dalam
pembuatan rencana tuntutan menjadi surat tuntutan yang diajukan
jaksa penuntut umum. Seringkali keduanya berbeda dengan usulan
tuntutan jaksa penuntut umum, kadang lebih berat kadang juga lebih
ringan hal itu untuk kepentingan pertimbangan berikutnya yaitu oleh
kepala kejaksaan tinggi ataupun negeri
4. Petunjuk dari Kajari/ Kajati : Petunjuk kepala kejaksaan negeri atau
kepala kejaksaan tinggi merupakan hal terpenting dalam pembuatan
61
rentut karena petunjuk tersebutlah yang kan menjadi surat tuntutan
nantinya. Petunjuk disini memiliki kelebihan dan kelemahan dari sisi
penegakan hukum, kelebihannya adalah kontrol dalam internal
kejaksaan sangat terintegrasi dengan baik dan hal itu juga
meminimalisir disparitas/kesenjangan tuntutan tuntutan yang
dilakukan jaksa, dan juga menjadi konsekuensi dari adanya kontrol
yang berbentuk petunjuk tersebut maka pertanggung jawaban
kesalahan kesalahan penuntutan ada ditangan kepala kejasaan negeri
ataupun kepala kejaksaan tinggi. Adapun kelemahannya jaksa penuntut
umum dikendalikan oleh pimpinan dalam melakukan penuntutan
sehingga dia tidak independen dalam menegakan hukum, karena
seperti sitem komando dalam peradilan militer, sehingga jaksa
penuntut umum yang tau riil keadaan dipersidangan tidak bisa berbuat
apa apa karena dia hanya bisa mengusulkan tunututannya yang
dituangkan dalam rencana tuntutan yang ia buat, sementara keputusan
akhirnya atau yang jelas menjadi surat tuntutan adalah dari kepala
kejaksaan. Muncul pertanyaan bagaimana jika petunjuk kepala
kejaksaan sangat berbeda dengan yang di usulkan jaksa penuntut
umum, apakah penunutut umum bisa membantahnya, jelas tidak bisa
maka jelaslah disini kelemahan kelemahan dalam dalam pembuatan
rencana tuntutan menjadi surat tuntutan.
5. Jaksa Agung muda tindak pidana umum: untuk perkara perkara besar
atau tuntutannya pidana mati, subversi, korupsi di atas Rp.
62
500.000.000,- dan beberapa hal lainnya yang telah ditentukan dalam
SEJA sebagaimana di uraikan di atas maka pengendaliannya ada di
jaksa agung, setelah itu jika memang tuntutan adalah pidana mati atau
salah satu lainnya maka yang bertindak sebagai penuntut umum adalah
dari kejaksaan agung.
6. Di bacakan di persidangan: Yang di bacakan jaksa penunutut umum
dalam persidangan itu merupakan surat tuntutan (P-42) yaitu surat
tuntutan, dimana sebagaimana di uraikan diatas pada butir ke 4 bahwa
yang dibacakan dipersidangan adalah petunjuk dari kepala kejaksaan
dari semua tingkatan. Adapun sitematika surat tuntutan (P-42) pada
pokonya memuat hal hal sebagai berikut:
a) Nama institusi kejaksaanb) Nomor register perkarac) Identitas terdakwad) Kasus posisie) Pasal yang di dakwakanf) Uraian Pasal dakwaan yang terbuktig) Keterangan saksi saksih) Keterangan terdakwai) Barang buktij) Hal hal yang meringankan dan hal hal yang memberatkank) Tuntutan l) Tanggal pembacaan tuntutanm) Tanda tangan dan nama jaksa penuntut umum
2.2.3. Permasalahan hukum yang ditemukan Pada Saat
Melakukan Peraktik Kerja (Magang)
Selama penulis melakukan kegiatan magang di kejaksaan tinggi
jawa timur, penulis menemukan beberapa kejanggalan yang menurut
63
penulis penting untuk diperhatikan, kejanggalan kejanggalan tersebut
meliputi:
1) Surat Edaran Jaksa Agung terkait pedoman tuntutan pidana
Surat Edaran Jaksa Agung yang masih berlaku sampai saat ini
yaitu:
a) SEJA Nomor: SE-001/J.A/4/1995 tentang pedoman tuntutan
pidana, serta SEJA Nomor:
b) SEJA Nomor: SE-013/A/JA/12/2011 tentang pedoman tuntutan
pidana perkara tindak pidana umum.
Setelah kedua atauran/pedoman penuntutan tersebut penulis
pelajari dan berdiskusi dengan para jaksa terkait proses pembuatan
rencana tuntutan tindak pidana narkotika, penulis menemukan
jawaban bahwa kedua aturan/pedoman tersebut masih berlaku
sampai saat ini, namun ada beberapa hal yang masih menggunakan
rujukan peraturan perundang undangan yang sudah tidak berlaku
misal dalam melakukan tuntutan pidana percobaan harus
memperhatikan beberapa factor salah satunya berkenaan denga
usia Terdakwa belum cukup umur Pasal 14 huruf f KUHAP dan
Pasal 26 Undang undang Nomor : 3 Tahun 1997 tentang
pengadilan anak, padahal diketahui Undang undang tersebut
sudah tidak berlaku diganti UU 11 tahun 2012 tentang system
peradilan anak.
64
a) Surat tuntutan ditentukan oleh kepala kejaksaan JPU hanya
sebatas mengusulkan
Berasarkan surat edaran jaksa agung sebagaimana disebutkan
diatas dalam melakukan penunututan jaksa terlebih dahulu
membuat rencana tuntutan pidana yang diajukan ke kasi
pidum/aspidum untuk dimintai pendapat serta petunjuk
kajari/kajati. Kejanggalan penulis disini jaksa tidak independent
dalam melakukan penuntutan sebab semua tuntutan harus melalui
petunjuk atau persetujuan kepala kejaksaan padahal diketahui
yang tau kondisi riil dalam persidangan adalah JPU bukan kepala
kejaksaan. Bahkan menurut salah satu jaksa menerangkan “yang
kami baca dipersidangan adalah apa yang turun dari pak waka
atau kajati”. Sehingga jelas diakui atau tidak sitem penuntutan
sama seperti system komando semua ditentukan pimpinan yaitu
kepala kejaksaan.
2.3. Faktor Penghambat Dan Pendukung Kegiatan Magang
2.3.1. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan praktik kerja di
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur ini mengenai kerahasiaan data-data
dan dokumen-dokumen yang ada, sehingga berpengaruh pada data-
data yang penulis butuhkan untuk dipelajari dan dilampirkan dalam
laporan magang, karena sifatnya yang rahasia.
65
2.3.2. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pelaksanaan praktik kerja di
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur adalah pihak-pihak yang ada di
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur khususnya pihak-pihak yang ada di
Seksi Tindak Pidana Umum Lainnya Kejaksaan Tinggi yang
sangat mendukung terlaksananya semua kegiatan-kegiatan penulis
selama magang. Dan penulis selalu dilibatkan dalam setiap
kegiatan sehingga menambah wawasan penulis terkait peran
kejaksaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan tugas dan wewenagnya khususnya dalam hal
melakukan penuntutan jaksa penuntut umum harus sesuai dengan aturan aturan
yang ada khususnya aturan yang ada dalam internal kejaksaan itu sendiri, aturan
tersebut salah satunya yang sampai saat ini berlaku yaitu Surat Edaran Jaksa
Agung SEJA Nomor: SE-001/J.A/4/1995 tentang pedoman tuntutan pidana, serta
SEJA Nomor: SEJA Nomor: SE-013/A/JA/12/2011 tentang pedoman tuntutan
pidana perkara tindak pidana umum.
66
Kedua aturan tersebut mengatur tatacara melakukan penuntutan dimana
salah satu ketentuannya adalah dalam melakukan penunutan jaksa penuntut umum
harus mematuhi prosedur yang ditententukan jaksa agung yang pada pokoknya
sebagi berikut :
1. membuat rencana tuntutan terlebih dahulu denga formulir model P-
41, stelah
2. rencana dakwaan disampaikan kepada kepala seksi tindak pidana
umum atau asisten tindak pidana umum
3. setelah itu rencana dakwaan disampaikan kepada kepala kejaksaan di
semua tingkatan untuk diberikan perstujuan atau petunjuk
4. stelah mendapat perstujuan maka dibuatlah surat tuntutan (P-42) dan
dibacakan di persidangan
Dalam membuat rencana tuntutan hal yang terpenting adalah jaksa penuntut
umum benar benar mengetahui fakta fakta persidangan, Pasal dakwaan yang
terbukti, seta hal hal yang meringankan dan memberatkan bagi terdakwa sehingga
hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun rencana tuntutan
oleh jaksa penuntut umum. Dalam SEJA Nomor: SE-013/A/JA/12/2011 tentang
pedoman tuntutan pidana perkara tindak pidana umum sudah diatur sangat detail
sekali bahkan Pasal perPasal sudah ada ketentuannya dimana dalam melakukan
penunututan jaksa penuntut umum tinggal mencocokan dengan fakta persidangan
dan hal lain tersebut di atas.
67
Namun meskipun diatur sedemikian rupa ternya ada hal hal yang penting
untuk diperhatikan salah satunya dalam SEJA Nomor: SE-013/A/JA/12/2011
tentang pedoman tuntutan pidana perkara tindak pidana umum khususnya pada
pedoman pertimbangan melakukan tuntutan percobaan merujuk pada Undang
undang yang sudah tidak berlaku lagi yaitu merujuk pada Pasal 26 Undang
undang Nomor : 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak, dimana diketahui undang
undang tersebut sudah tidak berlaku diganti UU 11 tahun 2012 tentang system
peradilan anak.
Kemudian setelah penulis pelajari dan juga berdiskusi dengan para jaksa
penulis menemukan kejanggalan dalam proses penuntutan yaitu adanya system
komando, artinya jaksa penuntut umum dalam melakukan penunututan hanya bisa
mengusulkan tuntutannya keputusan spenuhnya ada ditangan kepala kejaksaan di
semua tingkatan, padahal diketahui yang tahu kondisi yang sebenarnya dan fakta
persidangan adalah jaksa penuntut umum bukan kepala kejaksaan, dan menurut
keterangan dari salah satu jaksa saat diwawancarai menyatakan “apa yang turun
dari bapak kajati atau bapak wakajati itu yang kami bacakan di persidangan”,
sejatinya meminta pendapat dan petunjuk itu baik demi terciptanya harmonisiasi
dan singkronisasi tuntutan tetapi harusnya itu bukan berarti keputusan mutlak
yang harus dilaksanakan dan dibacakan penuntut umum di perdidangan.
Dan berkenaan dengan pencapaian praktik kerja yang dilakukan penulis
dikejaksaan tinggi jawa timur secara garis besar sudah tercapai hal itu bisa dilihat
dari terjawabnya judul peraktik kerja yaitu “Mekanisme Penyusunan Rencana
Tuntututan Tindak Pidana Narkotika Di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.” Penulis
68
sudah menguraikan bagaimana proses atau alur dalam membuat rncana tuntutan
hingga menjadi surat tuntutan, bahkan penulis juga menyertakan aturan aturan
serta contoh contoh rencana tuntutan itu sendiri.
3.2. Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas sedikitnya ada dua rekomendasi penulis untuk
megantisipasi dan memperbaikinya yaitu:
1. Intensitas pengecekan terhadap aturan aturan lebih ditingkatkan
sehingga jika ada perubahan undang undang dapat diketahui dan
bisa cepat dilakukan perubahan sesuai dengan undang undang yang
baru.
2. Dilakukan perubahan pengaturannya khususnya SEJA
sebagaimana disebut diatas bahwa jaksa penuntut umumlah yang
punya kewenagan penuh dalam melakukan penuntutan kepala
kejaksaan hanya sebatas mengetahui bukan memberi petunjuk
apalagi persetujuan.
69
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Effendi Tolib, Dasar Dasar Hukum Acara Pidana, Setara Press, Malang, 2014
Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua , Sinar Grafika, Jakarta, 2016.
Pol Brigjen (purn) dkk, Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana Mulai Dari Penyidikan Hingga Persidangan, Prenadamedia, Jakarta,2013, hlm.66
2. Undang Undang
Undang Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209)
Surat Edaran Jaksa Agung Nomor-001/J.A/4/1995 Tentang Pedoman Tuntutan Pidana
3. Internet
https://news.detik.com/berita/d-3425965/survei-bnn-80-persen-tahu-bahaya-narkoba-kenapa-kasus-masih-tinggi,
4. Wawancara
Suawanto, Jaksa Fungsional Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, “wawancara”, Surabaya, 03, November 2017.
70