Jakarta,13 Feb 2014, Implikasi Penerapan PSAK 24

1
LOKAKARYA PSAK TERKINI IMPLIKASI PENERAPAN PSAK 24 (R 2013) IMBALAN KERJA TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN WAKTU & TEMPAT Kamis, 13 Februari 2014 Pukul 09.00 17.00 (Registrasi : 08.00 08.50 wib) Falatehan Hotel Jl. Falatehan 1 No. 26 Blok M, Jakarta Selatan INVESTASI Rp 1.000.000,-/ Anggota IAPI Rp 900.000,-/ Anggota IAPI luar Jabodetabek Rp 600.000,-/ Anggota IAPI non AP & Staf KAP Rp 1.200.000,-/ Umum PEMBAYARAN s/d 11 Februari 2014 Rp 800.000,-/ Anggota IAPI Rp 700.000,-/ Anggota IAPI luar Jabodetabek Rp 500.000,-/ Anggota IAPI non AP & Staf KAP Rp 1.000.000,-/ Umum Anggota IAPI memperoleh 8 SKP Sudah termasuk materi, sertifikat, dan makan siang Peserta yang daftar dan tidak hadir tanpa pemberitahuan akan dikenakan fee 50% PESERTA TIDAK DAPAT DIWAKILKAN PEMBAYARAN PEMBAYARAN : Transfer ke rekening IAPI Bank Mandiri Cab. Wisma Metropolitan No. Rek. 122-009-901-6951 INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIAPENDIDIKAN (menerima Kartu Kredit Visa/Master TIDAK MENERIMA PEMBAYARAN TUNAI -) KONFIRMASI PENDAFTARAN LOKAKARYA PSAK TERKINI JAKARTA, 13 FEBRUARI 2014 Nama : 1. .............................................................................................................................. (angg IAPI No........... /Non Angg) 2. .............................................................................................................................. (angg IAPI No........... /Non Angg) Instansi/ Perusahaan : ............................................................................................................................................................................... No HP : ................................................................................................................................................................................................ Tlp & Fax : .................................................................................................................................................................................................. Email : ................................................................................................................................................................................................ INFORMASI & PENDAFTARAN INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) Back Office : Jl. Sampit II No. 15, Kebayoran Baru, Jakarta Telp : (021) 7279-5445 / 6 (Hunting) ext. 106; (021) 70721653 (PPL Direct) Fax : (021) 72795441 & 72795449 Pendaftaran melalui SMS Kirim ke: 021 70721653 * Website: www.iapi.or.id * Email: [email protected] Narasumber: Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA (Penulis, Praktisi dan Akademisi) Belum lagi pemahaman terhadap PSAK 24 (R 2010) didapat oleh sebagian besar praktisi, DSAK telah merevisi PSAK 24 menjadi PSAK 24 (R 2013) yang efektif berlaku sejak 1 Januari 2015. PSAK 24 (R 2013) sepertinya pekerjaan baru pada masa yang akan datang bagi korporasi- korporasi di Indonesia karena banyaknya perubahan yang dilakukan terhadap standar pelaporan keuangan tersebut. Pengadopsian IAS 19 dan IFRIC 14 tentunya harus memperhatikan peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (UU K) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun (UU Dana Pensiun). Demikian juga terkait dengan BPJS berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) yang berimplikasi terhadap konsentrasi penyelenggaraan program pensiun di Indonesia. Penyelenggaraan manfaat pensiun melalui BPJS tentunya sangat mempengaruhi pencatatan akuntansi imbalan pasca kerja ke depan karena adanya skema multi-employer plan. Terkait dengan hal tersebut, perlu diperhatikan bahwa dengan dikeluarkannya UU Ketenagakerjaan, maka imbalan pasca kerja secara otomatis menjadi bersifat manfaat pasti (defined benefit) sebab UU Ketenagakerjaan menentukan secara jelas berapa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang harus dibayar oleh perusahaan kepada karyawan. Dengan demikian, walaupun penyelenggaraan manfaat pensiun dilakukan melalui BPJS, Asuransi, atau jenis program yang lain, pencatatan selisih kurang tersebut harus tetap dibukukan sebagai liabilitas. Bagaimana Akuntan Publik dan Akuntan Manajemen menyikapi perkembangan tersebut? Tujuan Lokakarya: Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada akuntan perusahaan, Auditor internal maupun eksternal perusahaan, dan staff Kantor Akuntan Publik dalam menghadapi tantangan konvergensi IFRS baik dari segi pengetahuan maupun kompetensi serta penerapannya terkait Akuntansi Imbalan Kerja. Lokakarya juga mencakup pemahaman, analisa, teknik, dan implikasi penerapan terkini dimana setiap orang yang terlibat dalam lingkungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan skill dan knowledge-nya untuk menerapkan dalam lingkungan perusahaannya. Topik Bahasan 1. Ketentuan Manfaat yang harus Diberikan kepada Karyawan Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pemberlakuan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terhadap Pelaporan Keuangan, 2. Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Asumsi-Asumsi Aktuaria, Implikasi Perubahan-Perubahan PSAK 24 (R 2013) terhadap Pelaporan Keuangan, Implikasi Penghapusan Metode Koridor 10%. 3. Akuntansi Imbalan Pasca kerja berbasis Program Manfaat Pasti dengan Skema Single Employer Plan dan Multi-Employer Plan, Implikasi Penerapan ISAK 15, “PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. 4. Implikasi Penggunaan Pekerjaan Aktuaris (Pakar Manajemen) dalam Menghitung Liabilitas atau Aset Imbalan Pasca Kerja sebagaimana Diatur dalam SA 500 Tentang Bukti Audit.

description

finance

Transcript of Jakarta,13 Feb 2014, Implikasi Penerapan PSAK 24

Page 1: Jakarta,13 Feb 2014, Implikasi Penerapan PSAK 24

LOKAKARYA PSAK TERKINI

IMPLIKASI PENERAPAN PSAK 24 (R 2013) IMBALAN KERJA TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN

WAKTU & TEMPAT

Kamis, 13 Februari 2014 Pukul 09.00 – 17.00 (Registrasi : 08.00 – 08.50 wib)

Falatehan Hotel Jl. Falatehan 1 No. 26 Blok M, Jakarta Selatan

INVESTASI

Rp 1.000.000,-/ Anggota IAPI Rp 900.000,-/ Anggota IAPI luar Jabodetabek Rp 600.000,-/ Anggota IAPI non AP & Staf KAP Rp 1.200.000,-/ Umum

PEMBAYARAN s/d 11 Februari 2014 Rp 800.000,-/ Anggota IAPI Rp 700.000,-/ Anggota IAPI luar Jabodetabek Rp 500.000,-/ Anggota IAPI non AP & Staf KAP Rp 1.000.000,-/ Umum Anggota IAPI memperoleh 8 SKP Sudah termasuk materi, sertifikat, dan makan siang Peserta yang daftar dan tidak hadir tanpa pemberitahuan akan dikenakan fee 50%

PESERTA TIDAK DAPAT DIWAKILKAN

PEMBAYARAN

PEMBAYARAN : Transfer ke rekening IAPI Bank Mandiri Cab. Wisma Metropolitan

No. Rek. 122-009-901-6951 INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA–PENDIDIKAN

(menerima Kartu Kredit Visa/Master – TIDAK MENERIMA PEMBAYARAN TUNAI -)

KONFIRMASI PENDAFTARAN LOKAKARYA PSAK TERKINI – JAKARTA, 13 FEBRUARI 2014

Nama : 1. .............................................................................................................................. (angg IAPI No........... /Non Angg)

2. .............................................................................................................................. (angg IAPI No........... /Non Angg)

Instansi/ Perusahaan : ...............................................................................................................................................................................

No HP : ................................................................................................................................................................................................

Tlp & Fax : ..................................................................................................................................................................................................

Email : ................................................................................................................................................................................................

INFORMASI & PENDAFTARAN

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) Back Office : Jl. Sampit II No. 15, Kebayoran Baru, Jakarta

Telp : (021) 7279-5445 / 6 (Hunting) ext. 106; (021) 70721653 (PPL Direct)

Fax : (021) 72795441 & 72795449 Pendaftaran melalui SMS Kirim ke: 021 70721653

* Website: www.iapi.or.id │* Email: [email protected]

Narasumber: Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA (Penulis, Praktisi dan Akademisi)

Belum lagi pemahaman terhadap PSAK 24 (R 2010) didapat oleh sebagian besar praktisi, DSAK telah merevisi PSAK 24 menjadi PSAK 24 (R 2013) yang efektif berlaku sejak 1 Januari 2015. PSAK 24 (R 2013) sepertinya pekerjaan baru pada masa yang akan datang bagi korporasi-korporasi di Indonesia karena banyaknya perubahan yang dilakukan terhadap standar pelaporan keuangan tersebut. Pengadopsian IAS 19 dan IFRIC 14 tentunya harus memperhatikan peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (UU K) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun (UU Dana Pensiun). Demikian juga terkait dengan BPJS berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) yang berimplikasi terhadap konsentrasi penyelenggaraan program pensiun di Indonesia. Penyelenggaraan manfaat pensiun melalui BPJS tentunya sangat mempengaruhi pencatatan akuntansi imbalan pasca kerja ke depan karena adanya skema multi-employer plan. Terkait dengan hal tersebut, perlu diperhatikan bahwa dengan dikeluarkannya UU Ketenagakerjaan, maka imbalan pasca kerja secara otomatis menjadi bersifat manfaat pasti (defined benefit) sebab UU Ketenagakerjaan menentukan secara jelas berapa uang pesangon, penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang harus dibayar oleh perusahaan kepada karyawan. Dengan demikian, walaupun penyelenggaraan manfaat pensiun dilakukan melalui BPJS, Asuransi, atau jenis program yang lain, pencatatan selisih kurang tersebut harus tetap dibukukan sebagai liabilitas. Bagaimana Akuntan Publik dan Akuntan Manajemen menyikapi perkembangan tersebut? Tujuan Lokakarya: Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada akuntan perusahaan, Auditor internal maupun eksternal perusahaan, dan staff Kantor Akuntan Publik dalam menghadapi tantangan konvergensi IFRS baik dari segi pengetahuan maupun kompetensi serta penerapannya terkait Akuntansi Imbalan Kerja. Lokakarya juga mencakup pemahaman, analisa, teknik, dan implikasi penerapan terkini dimana setiap orang yang terlibat dalam lingkungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan skill dan knowledge-nya untuk menerapkan dalam lingkungan perusahaannya.

Topik Bahasan

1. Ketentuan Manfaat yang harus Diberikan kepada Karyawan Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pemberlakuan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terhadap Pelaporan Keuangan,

2. Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Asumsi-Asumsi Aktuaria, Implikasi Perubahan-Perubahan PSAK 24 (R 2013) terhadap Pelaporan Keuangan, Implikasi Penghapusan Metode Koridor 10%.

3. Akuntansi Imbalan Pasca kerja berbasis Program Manfaat Pasti dengan Skema Single Employer Plan dan Multi-Employer Plan, Implikasi Penerapan ISAK 15, “PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.

4. Implikasi Penggunaan Pekerjaan Aktuaris (Pakar Manajemen) dalam Menghitung Liabilitas atau Aset Imbalan Pasca Kerja sebagaimana Diatur dalam SA 500 Tentang Bukti Audit.