jadi kan

3
Terapi Farmakologik 1. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) Belum banyak diteliti untuk pengobatan Shoulder-hand Sydrome, tetapi pengalaman klinik menunjukkan bahwa OAINS dapat mengontrol nyeri ringan sampai sedang. 2. Antidepresan trisiklik Digunakan sebagai terapi tambahan nyeri neuropatik. Mekanismenya dengan menghambat re uptake serotonin dan nor epineprin pada sinap Anti depresan juga bermanfaat dalam mencegah kekambuhan. Imipramin dapat di toleransi dengan baik dan memberikan hasil paling memuaskan dalam menghilangkan gejala nyeri, manifestasi motorik dan otonomik. 3. Antikonvulsa Golongan penyekat saluran sodium dan kalsium secara bermakna dapat menyembuhkan nyeri tajam dan parastesia pada dosis rendah. Contohnya : karbamasepin, klonasepam, fenitoin, sodium valproat, lamotrigin dll. Gabapentin efektif untuk terapi Shoulder-hand Sydrome. Obat golongan ini juga bermanfaat pada nyeri pasca simpatektomi (simpatalgia). 4. Opioid oral. Penggunaannya masih kontroversi. Digunakan terutama bila obat-obatan lain tidak memberikan hasil yang memadai. Biasanya dipakai opioid long acting seperti : morphin. Oxycodon dan methadon. 5. Simpatolitik oral

description

oke

Transcript of jadi kan

Page 1: jadi kan

Terapi Farmakologik

1. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Belum banyak diteliti untuk pengobatan Shoulder-hand Sydrome, tetapi pengalaman klinik menunjukkan bahwa OAINS dapat mengontrol nyeri ringan sampai sedang.

2. Antidepresan trisiklik

Digunakan sebagai terapi tambahan nyeri neuropatik. Mekanismenya dengan menghambat re uptake serotonin dan nor epineprin pada sinap Anti depresan juga bermanfaat dalam mencegah kekambuhan. Imipramin dapat di toleransi dengan baik dan memberikan hasil paling memuaskan dalam menghilangkan gejala nyeri, manifestasi motorik dan otonomik.

3. Antikonvulsa

Golongan penyekat saluran sodium dan kalsium secara bermakna dapat menyembuhkan nyeri tajam dan parastesia pada dosis rendah. Contohnya : karbamasepin, klonasepam, fenitoin, sodium valproat, lamotrigin dll. Gabapentin efektif untuk terapi Shoulder-hand Sydrome. Obat golongan ini juga bermanfaat pada nyeri pasca simpatektomi (simpatalgia).

4. Opioid oral.

Penggunaannya masih kontroversi. Digunakan terutama bila obat-obatan lain tidak memberikan hasil yang memadai. Biasanya dipakai opioid long acting seperti : morphin. Oxycodon dan methadon.

5. Simpatolitik oral

Klonidin, Prazosin, Propanolol, Fenoksibensamin. Klonidin (alpha 2 agonist) dapat juga diberikan per injeksi pada ruang epidural atau transdermal. Prazosin (alpha 1 antagonis selektif), Fenoksibensamin (non spesifik alpha adrenergik antagonis), dan Propanolol (penyekat beta adrenergik). Seluruh golongan obat-obat ini harus dititrasi pelan-pelan dalam beberapa hari sampai beberapa minggu sampai pasien mengalami hipotensi ortostatik ringan. Bila belum terjadi hipotensi ortostatik berarti dosisnya masih kurang cukup.

Page 2: jadi kan

6. Transdermal

1) Clonidine (0,1mg tiap 3-7 hari). Cara kerjanya diduga mengikat reseptor presinaptik sehingga mengurangi pelepasan epinefrin di sekitar kulit yang patologik. 2) Capsaicin ointment. 3) Capsaicin melepaskan substansi P dari serabut saraf sensoris yang berukuran kecil, capsaicin hanya efektif bila telah terjadi eliminasi cadangan substansi P, proses ini memerlukan waktu 2-3 minggu.

7. Kortikosteroid dosis tinggi

Pada permulaan penyakit terapi dengan kortikosteroid (misalnya prednison dengan dosis tinggi 60mg/hari selama 5-7 hari). Steroid harus dihentikan bila setelah 5 hari terapi tidak ada respon, tetapi diteruskan selama 21 hari bila hasilnya efektif. Disarankan untuk mencoba steroid dosis tinggi (equivalen prednison 60mg/hari selama 5 hari) paling tidak sekali pada setiap pasien Shoulder-hand Sydrome.

8. Pelemas otot

Dipergunakan untuk mengurangi spasme otot. Contoh: Baclofen dan Tizanidine.