IV

8

Click here to load reader

Transcript of IV

Page 1: IV

NIM : 092110187

NAMA : CHANDRA

JURUSAN : SIB-A Sore, Semester IV

JUDUL : Tugas Modul 2

I. Observasi

a) Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.

b)

II. Kuisioner

a) Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

b) 2 jenis kuesioner:

- Kuesioner berformat bebas – kuesioner yang dirancang untuk memberikan kebebasan yang lebih besar dalam menjawab. Responden akan menjawab pertanyaan pada ruang kosong yang telah disediakan sesudah pertanyaan.

- Kuesioner berformat tetap – kuesioner yang berisi pertanyaan dengan jawaban berupa pilihan-pilihan yang telah ditentukan.

c)

d)

e) Gunakan kuisioner jika :

- Orang yang mau ditanyai berada di lokasi lain tapi masih perusahaan yang sama.

- Melibatkan Banyak orang dalam pengembangan project sistem.

- Anda ingin melakukan studi kasus untuk mendapatkan semua masukan.

- Anda ingin lebih yakin bahwa semua masalah pada sistem yang lama telah teridentifikasi.

f)

g) - Open-ended questions adalah pertanyaan dimana responden dapat menjawab dalam kalimatnya sendiri.

Page 2: IV

- A closed-ended question adalah pertanyaan yang meminta responden untuk memilih satu dari beberapa alternatif jawaban.

h)

i) Kelebihan teknik kuesioner:

1. Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.

2. Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.

3. Kuesioner secara relatip lebih efisien untuk sumber data yang banyak.

4. Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kekurangan teknik kuesioner:

1. Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.

2. Kuesioner cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.

3. Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel

4. Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.

III. Wawancara

a)

Page 3: IV

IV. Prototyping

a) Prototyping yaitu suatu teknik pengumpulan data yang sangat berguna untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai syarat-syarat tertentu mengenai syarat-syarat informasi pengguna secara cepat.

b) Prototyping yang efektif seharusnya dilakukan pada awal-awal siklus pengembangan sistem, yakni selama fase penetapan syarat-syarat.

c) pemakai akan tahu apa yang mereka butuhkan jika mereka melihatnya. Maksudnya, memunculkan hasil umpan balik pengguna dalam perbaikan peningkatan interface dalam persyaratan pengguna.

d) Informasi yang dicari :

- User Reactions : Mendapatkan umpan balik mengenai sistem yang diajukan dan mengenai bagaimana sistem tersebut tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

- Innovations : Mendapatkan informasi mengenai perubahan terhadap sistem yang diajukan.

- User Suggestions : Mencari informasi mengenai kebutuhan pengguna terhadap sistem yang diajukan.

- Revision Plans : Mencari informasi tentang perubahan rencana terhadap sistem yang diajukan.

e) Jenis-jenis prototype :

1. Patched-up Prototype : Ini adalah model bekerja (Working Model) dengan semua fitur tetapi tidak efisien. Pengguna dapat berinteraksi dengan sistem. Penyimpanan dan pengambilan data mungkin tidak efisien. Mungkin berisi fitur dasar saja.

2. Non-Operational Scale Models : Model yang tidak operasional, kecuali untuk fitur tertentu yang akan diuji .

3. First Full-Scale Models : Menciptakan sistem pilot dan operasional. Berguna ketika banyak instalasi sistem informasi yang sama direncanakan, contohnya adalah sistem yang akan dipasang di satu lokasi, diuji dan dimodifikasi seperlunya, dan kemudian diterapkan di lokasi lain.

4. Selected Features Prototype : Model operasional yang mencakup beberapa, tapi tidak semua, dari fitur sistem final. Dengan penerimaan fitur ini, fitur penting yang ditambahkan kemudian. Sistem dibangun dalam modul.

f) Beberapa SA berpendapat bahwa prototyping adalah dapat dianggap merupakan sebuah alternatif dari SDLC dikarenakan :

Pada SDLC, diperlukan waktu yang lebih panjang untuk melewati siklus hidup pengembangan. Cost melambung tinggi.

Page 4: IV

Pada SDLC, Kebutuhan user saat ini dapat berbeda dengan ketika saat dianalisis(Kebutuhan user berubah setiap saat).

g) Kelebihan Prototype :

1. Membuat proses pengembangan system informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan pemakai sulit untuk diidentifikasi.

2. Melibatkan pemakai secara intensif.

Kelemahan Prototype :

1. Prototype hanya bias berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototype.

2. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkosentrasi pada pengujian dan pembuatan prototype.

3. Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan system yang dibuat tidak lengkap dan bahkan system kurang teruji.

h) Langkah-langkah mengembangkan Prototype yang baik :

1. Work in manageable modules : Memisahkan dan membangun fitur independen. Memungkinkan interaksi yang tepat.

2. Build the prototype rapidly : Kecepatan adalah penting. Memungkinkan mendapatkan wawasan yang berharga tentang bagaimana sisa proyek harus ditangani.

3. Modify the prototype in successive iterations : Konstruksi harus mendukung modifikasi. Perubahan harus lebih dekat dengan apa yang pengguna katakan.

4. Stress the user interface : Pengguna harus dapat berinteraksi dengan mudah dengan prototipe sistem. Sementara banyak aspek dari sistem mungkin tidak berkembang, antarmuka pengguna harus berkembang dengan baik.

V. JRP

a) Joint requirements planning (JRP) – proses pelaksanaan pertemuan kelompok yang sangat terstruktur untuk menganalisis masalah dan mendefinisikan persyaratan.

b) Karena JRP mengunakan work-group untuk mengantikan interview yang terpisah.

c) 1. Pilih lokasi

Jauh dari tempat kerja jika memungkinkan

Butuh beberapa ruangan

Page 5: IV

Dilengkapi meja, kursi, whiteboard, proyektor

Butuh perlengkapan komputer

Lihat gambar di slide berikut

2. Pilih peserta

Tiap peserta dibebaskan dari kegiatan kerja rutin

3. Siapkan agenda

Siapkan dokumen untuk penjelasan singkat mengenai

lingkup dan sasaran sesi JRP

Agenda dibagikan sebelum sesi berlangsung

d) Brainstorming – teknik menghasilkan ide dengan mendorong peserta untuk memberikan ide sebanyak mungkin dalam jangka waktu singkat tanpa analisis apapun sampai semua ide telah disampaikan.

e) Brainstorming yang baik :

Isolasikan orang-orang yang terkait dalam suatu tempat yang bebas dari gangguan.

Yakini bahwa setiap orang memahami maksud dari pertemuan.

Tunjuk satu orang untuk mencatat ide.

Ingatkan setiap orang akan aturan brainstorming:

Spontan

Mutlak tidak ada kritik, analisis, dan evaluasi saat penyampaian ide

Tujuannya adalah jumlah ide, bukan mutu

Dalam periode waktu tertentu, anggota kelompok mengutarakan idenya secepat mungkin.

Ketika kelompok telah kehabisan ide dan semua ide telah dicatat, maka ide-ide tersebut akan dianalisis dan dievaluasi.

Saring, gabungkan, dan perbaiki ide-ide yang telah dihasilkan sebelumnya.

f) Manfaat JRP :

JRP melibatkan pemakai dan manajemen secara aktif dalam proyek pengembangan (mendorong mereka untuk “ikut memiliki” proyek).

Page 6: IV

JRP mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembangkan sistem.

Manfaat prototyping akan dirasakan jika JRP memanfaatkan prototyping sebagai alat bantu untuk

konfirmasi persyaratan dan mendapatkan persetujuan pada rancangan.

g) Bisa, yaitu dengan teknik kuisioner untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan.

VI. Strategi Penemuan Fakta :

- Pelajari dokumen, form, laporan, dan file yang ada.

- Jika perlu, observasi sistem berjalan.

- Dengan fakta-fakta yang telah dikumpulkan, rancang dan bagikan kuesioner untuk memperjelas hal-hal yang masih belum benar-benar dipahami.

- Lakukan wawancara (atau sesi kerja kelompok).

- (Opsional) Bangun discovery prototype untuk tiap persyaratan fungsional yang tidak dipahami atau persyaratan yang perlu divalidasi.

- Lanjutkan dengan pemeriksaan fakta untuk menguji fakta (biasanya dengan wawancara atau observasi).