Pencelupan Poliester dengan Zat Warna Dispersol Yellow & Dispersol Blue Metode Thermosol
IV. METODE PENELITIAN · Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang satu...
Transcript of IV. METODE PENELITIAN · Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang satu...
-
IV. METODE PENELITIAN
Penyelesaian masalah yang ada dilakukan serangkaian pengamatan
terhadap proses pencelupan benang dan wawancara terhadap pihak manajemen
dan karyawan. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data dari waktu
pencelupan, tahap-tahap pada proses pencelupan dan kondisi warna benang
yang dihasilkan pada proses ini. Hasil dari pengamatan tersebut akan
digunakan untuk merencanakan perubahan-perubahan waktu dari faktor-faktor
yang dianggap mempengaruhi waktu penyelesaian proses pencelupan.
Alternatif-alternatif perubahan waktu yang terbaik akan dipertimbangkan
sebagai inovasi dalam proses pencelupan. Pengamatan yang dilakukan ini
disertai dengan foto-foto untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.
Perubahan waktu yang dipilih harus memperbaiki keadaan awal yaitu
mempercepat proses guna memperlancar material yang menunggu terlalu lama,
serta prosedur pencelupan menjadi lebih sederhana. Semuanya itu harus tanpa
mengubah hasil warna benang.
1. PROSES PENCELUPAN
Proses pencelupan yang ada di Perusahaan Tenun Sarung Ikat Sahabat
Baru melalui beberapa tahap yaitu persiapan zat warna dan beberapa perlakuan
terhadap benang setelah di warna. Tujuan perlakuan benang untuk
menghasilkan warna benang yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah
http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
45
ditetapkan. Kriteria-kriteria tersebut seperti penampilan cerahnya warna
benang, penyerapan zat warna yang merata dalam benang, kekuatan zat warna
yang menempel dan sebagainya. Penjelasan tahap-tahap yang dilakukan dalam
proses pencelupan sebagai berikut:
1.1 Persiapan Zat Pewarna Indantrent
Zat pewarna Indantrent dan zat pendukungnya seperti Soda api dan
Hidrosulfit ditimbang disesuaikan dengan banyaknya benang yang akan
diwarna. Fungsi dari Soda api adalah agar warna dapat melekat dalam
benang, sedangkan Hidrosulfit untuk mengeluarkan warnanya. Perusahaan
Tenun Sarung Ikat Sahabat Baru mempunyai patokan tertentu terhadap
perbandingan ukuran zat pewarna utama dan pendukungnya disesuaikan
dengan warna yang ingin didapat. Perbandingan antara zat utama
(Indantrent) dan kedua zat pendukungnya (Soda api dan Hidrosulfit)
adalah 1:2:2.
Setelah zat pewarna campuran ditimbang kemudian dituangi dengan
air yang baru mendidih, karena zat pewarna Indantrent bekerja lebih baik
jika dalam kondisi panas. Tujuan lain agar campuran zat pewarna larut
sempurna dalam air. Pertama kali yang dilarutkan adalah Indantrent dengan
Soda api diaduk rata, sesudah itu baru Hidrosulfit.
Tahap berikutnya adalah larutan zat pewarna tersebut dimasukkan
dalam bak berisi air dingin. Bak akan terpenuhi air sekitar 70 liter dengan
ketinggian sekitar 40 cm dan bagian yang tidak terisi air setinggi 20 cm.
-
4ft
Gulungan benang mempunyai panjang 60 cm, sehingga saat benang masuk
ke dalam bak tidak semua terendam ke dalam bak sehingga untuk mencelup
benang harus dibalik.
1.2 Perlakuan terhadap Benang
1.2.1 Saatdicelup. Untaian gulungan benang dilingkarkan pada bambu
penyangga sebanyak 3 gulungan. Tiap gulungan mempunyai berat 3 ons,
satu gulungan benang nantinya akan menjadi satu sarung. Tiap-tiap bak
kapasitas maksimumnya menampung 10 bambu yang berarti satu kali
pencelupan dapat menghasillkan 30 gulungan benang. Zat pewarna jenis
Indantrent mempunyai kemampuan serap yang tinggi pada benang. Benang
harus digerakkan saat dicelup dan harus dilakukan dengan cepat sebelum
air menjadi dingin. Hal ini dilakukan agar warna yang menempel pada
benang merata sampai ke dalam bagian gulungan benang.
Gerakan yang dilakukan dalam pencelupan setelah benang masuk ke
dalam bak, posisi benang dibalik dengan menggunakan alat pembantu
terbuat dari besi sehingga benang yang tadinya di atas sekarang menjadi di
bawah. Gerakan berikutnya dengan mengayun-ayunkan bambu penyangga
benang ke samping kiri dan kanan dengan keras agar warnanya merata
sampai ke semua permukaan benang. Gerakan kombinasi ayunan dan
balikan ini dilakukan terus-menerus. Jika larutan zat pewarna yang ada
dalam air sudah habis (terlihat dari air yang sudah tidak begitu keruh)
berarti pencelupan selesai. Tabel berikut merupakan standar ukuran zat
-
47
warna untuk menghasilkan warna benang yang disesuaikan dengan jumlah
balikan.
TabeH.l
Standar Ukuran Pewarna
Hasil Warna Muda
Normal Tua
Banyaknya pewarna < 1 ons 1 - 2 ons > 2 ons
Jumlah balikan
< 16 kali 16-20 kali > 20 kali
Sumber: Perusahaan Tenun Sarung Ikat Sahabat Baru
Jumlah balikan yang dilakukan disesuaikan dengan ukuran pewarna yang
digunakan. Di bawah satu ons balikan maksimal 16 kali, tetapi perusahaan
memberi patokan tidak boleh di bawah 12 kali karena pewarna akan
bekerja kurang sempurna.
1.2.2 Setelah dicelup. Benang yang sudah selesai dicelup tidak dapat
langsung mengeluarkan warna aslinya, untuk itu benang diangin-anginkan
terlebih dahulu.
Benang yang sudah selesai diwarna, dicuci dengan Tepol agar zat
pewarna yang tidak menempel sempurna pada benang mudah terlepas. Obat
Tepol di sini juga berfungsi seperti sabun deterjen yang mencuci benang,
menjadikan tampilan warna benang menjadi lebih baik. Dilanjutkan dengan
pembilasan dengan air sampai beberapa kali, untuk Indantrent dilakukan 3-
4 kali, hal ini untuk mencegah kelunturan warna sarung tenun. Pembilasan
terakhir adalah dengan obat Ramasit atau Laster untuk menjadikan
-
48
permukaan benang licin dan mudah untuk masuk ke dalam jarum untuk
ditenun.
Tahap akhir dari pencelupan adalah pengeringan dengan dijemur di
bawah sinar matahari. Benang-benang dijajar pada bambu panjang
sehingga didapatkan kering yang merata. Setelah semua perlakuan di atas
selesai benang siap untuk ditenun.
2. WAKTU PENCELUPAN
Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang
satu setengah jam, tetapi tidak tennasuk penjemuran karena tergantung adanya
sinar matahari. Penjelasan waktu tiap-tiap tahap dalam proses pencelupan,
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Waktu dan Tahap-tahap Pencelupan Warna
Tahap
Memasak zat pewarna Pencelupan benang Diangin-anginkan Pembilasan: - Tepol
- air - Ramasit
Waktu Standar Penyelesaian (dalam menit)
10 20 20 5
20 15
Semua proses pencelupan menggunakan tenaga manusia, sehingga waktu
penyelesaian tidak menjadi hal yang terlalu penting bagi perusahaan. Faktor
kebiasaan dapat mempengaruhi kecepatan kerja dan produktivitasnya. Faktor
-
'I')
kebiasaan dalam bekerja ini menyebabkan terjadi sualu pola kerja yang tetap
sehingga waktu yang didapat relatif stabil.
Waktu yang ada ini akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan inovasi
proses yang akan dilakukan pada proses pencelupan. Berikut ini ditampilkan
waktu standar dari gerakan-gerakan teknis pencelupan warna yang saat ini
digunakan oleh perusahaan. Gerakan yang dipakai adalah 16 kali kombinasi
balikan dan ayunan, setiap bambu dikenai 4 kali. Posisi benang dalam bak
berpindah dari kiri ke kanan setelah gerakan balikan dan ayunan.
• Posisi awal semua bambu di bak sebelah kanan, kemudian setiap bambu
dibalik satu per satu di letakkan di sebelah kiri bak.
• Setelah posisi semua bambu di kiri kemudian setiap bambu diayunkan
sebanyak 4 kali, satu persatu di letakkan di sebelah kanan bak.
Tabel 4.3
Waktu Standar Tahap Pencelupan Benang Warna Normal
Gerakan (10 bambu)
balikan 4 kali ayunan
Waktu Standar (10 bambu)
40" 40"
Jumlah Gerakan
16 16
Total Waktu Pencelupan
Total waktu
640" 640"
1280"
Dari tabel di atas dapat diketahui waktu standar penyelesaian setiap kali
pencelupan yaitu lebih kurang 20 menit. Waktu ini digunakan untuk
menyelesaikan pencelupan 3 kg benang sebagai kapasitas maksimum satu bak.
-
50
3. INOVASI METODE PENCELUPAN WARNA
Tujuan inovasi proses pencelupan adalah memperbaiki metode
pencelupan, variabel-variabel yang dapat diperbaiki seperti:
• Waktu penyelesaian pencelupan,
• kerataan warna di permukaan benang,
• perlakuan benang setelah diwama.
3.1 Deskripsi Inovasi Proses Pencelupan
Inovasi proses pencelupan yang dilakukan dengan melakukan
percobaan-percobaan dengan tidak mengubah faktor utama yang
digunakan. Faktor-faktor utama tersebut adalah perbandingan jumlah zat
pewarna, peralatan yang digunakan dan perlakuan-perlakuan terhadap
benang. Inovasi akan dilakukan pada gerakan-gerakan teknis yang
dilakukan saat benang masuk ke dalam bak untuk dicelup. Percobaan ini
dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa dengan pekerjaan ini sehingga
faktor kesalahan gerakan dapat dihindarkan.
Pertama kali gerakan teknis yang dilakukan pada pencelupan adalah
membalik benang pada bambu sampai semua benang terkena cairan warna
(lihat Gambar 4.1, hal.51).
Kemudian dilanjutkan dengan mengayunkan ke kanan dan ke kiri
empat kali setiap bambunya (lihat Gambar 4.2, hal.51), sehingga ada
rongga yang terbuka bertujuan untuk menjangkau bagian dalam benang
-
SI
agar pewarnanya merata.
Gambar 4.1
Gerakan Membalik Benang
Gambar 4.2
Gerakan Mengayunkan Bambu
-
S2
Gerakan teknis ini terus dilakukan sampai kebutuhan warna yang ingin
dihasilkan terpenuhi. Percobaan ini dilakukan untuk membuat warna
normal sehingga ukuran zat pewarna disesuaikan sebelumnya. Pembuatan
warna normal membutuhkan kombinasi gerak balikan dan ayunan sebanyak
16 kali.
3.2 Instruksi Percobaan
Percobaan dilakukan untuk menciptakan inovasi pada proses, tetapi
hasil pencelupan harus sesuai dengan yang sudah ada. Masalah yang
dihadapi dalam percobaan ini adalah memastikan waktu setiap gerakan
yang dipakai sesuai dengan yang lama. Misalnya, untuk satu kali balikan
membutuhkan waktu 4 detik, maka dalam percobaannya juga harus sama.
Kal ini untuk menghindari pengaruh dari tenaga kerjanya, karena dapat
terjadi perubahan kondisi fisik saat melakukan percobaan.
Perubahan kondisi fisik ini dapat mempengaruhi kekuatan dalam
mengayunkan benang, juga kecepatannya. Menghindari hal-hal tersebut
maka percobaan dilakukan dengan menggunakan instruksi gerakan.
Caranya dengan memberi aba-aba sesuai waktu, instruksinya adalah balik,
ayun dan angkat. Kemungkinan yang dapat terjadi adalah gerakan yang
belum sempurna akan terhenti untuk melakukan gerakan berikutnya.
Asumsi, jika waktu untuk setiap gerakan telah selesai maka benang tersebut
sudah cukup terendam dalam pewarna dan harus segera dikenai gerakan
selanjutnya.
-
Si
Setiap percobaan mempunyai waktu yang berbeda-beda, dengan
menggunakan instruksi percobaan ini dapat diketahui waktu setiap
percobaan adalah sebagai berikut:
Keterangan: Balikan ^ A: 16 kali A': 12 kali
Ayunan -» B: 4 kali B':2kali
Lebar ayun -» C: 30 cm C :50cm
1. Kombinasi ABC • 16 kali balikan • 4 kali ayunan
2. Kombinasi ABC • 16 kali balikan • 4 kali ayunan
3. Kombinasi AB'C • 16 kali balikan • 2 kali ayunan
4. Kombinasi A'BC • 12 kali balikan • 4 kali ayunan
5. Kombinasi AB'C • 16 kali balikan • 2 kali ayunan
6. Kombinasi A'BC • 12 kali balikan • 4 kali ayunan
7. Kombinasi A'B'C • 12 kali balikan • 2 kali ayunan
8. Kombinasi A 'B 'C • 12 kali balikan • 2 kali ayunan
:4"xl0xl6 :4"xl0xl6
:4"xl0xl6 : 6"xl0xl6
:4"xl0xl6 :2"xl0xl6
:4"xl0xl2 : 4"xl0xl2
: 4"xl0xl6 : 4"xl0xl6
: 4"xl0xl2 : 6"xl0xl2
: 4"xl0xl2 : 2"xl0xl2
: 4"xl0xl2 : 4"xl0xl2
= 640" (dalam detik) = 640"
= 640" = 960"
= 640" = 320"
= 480" = 480"
= 640" = 640"
= 480" = 720"
= 480" = 240"
= 480" = 480"
-
54
Perubahan yang dilakukan pada setiap faktor mempunyai maksud
tertentu:
• Jumlah balikan
Jumlah balikan diubah menjadi lebih sedikit dengan harapan jika lebih
sedikit maka waktu akan lebih singkat. Perubahan yang dilakukan
hanya mengurangi balikan sebanyak 4 balikan saja, hal ini dikarenakan
sifat dari zat warna itu sendiri. Zat Indantrent adalah zat pewarna yang
cukup baik dalam kemampuannya melekat pada benang, tetapi
perlakuannya harus dilakukan berbeda dengan zat pewarna lainnya.
Pada saat benang masuk ke dalam larutan Zat Indantrent, warnanya
akan melapisi permukaannya sedikit demi sedikit sampai zat ini habis
dan warna yang ingin dihasilkan tercapai. Jika dengan menggunakan
ukuran zat pewarna yang sama jumlah balikan dikurangi terlalu banyak,
menyebabkan warna yang dihasilkan tampak pucat.
• Jumlah ayunan
Jumlah ayunan juga diubah menjadi lebih sedikit dengan tujuan
mempercepat waktu ke gerakan berikutnya sehingga didapat waktu
yang lebih singkat. Jumlah ayunan dikurangi menjadi dua kali ayunan
saja, hal ini untuk mempermudah pekerjanya agar tidak terlalu berat
dalam mengayun-ayunkankan bambu yang berisi benang tesebut.
Gerakan ayunan ke kanan dan ke kiri merupakan gerakan yang
membutuhkan kerja otot yang tidak seimbang antara tangan kanan dan
tangan kiri. Pada gerakan ayunan hanya tangan kanan saja yang bekerja
-
ss
untuk mengayun-ayunkan bambu berisi benang. Tangan kanan bekerja
lebih berat dibanding tangan kiri, dalam hal ini tangan kanan lebih
berfungsi daripada tangan kiri.
• Lebar ayunan
Memperbesar lebar ayunan agar warna di permukaan benang lebih
merata dan semakin ayunannya lebar mempermudah gerakan tangan.
Semakin lebar ayunan menyebabkan tidak ada gaya yang tertahan pada
tangan, oleh karena itu tangan tidak cepat menjadi lelah. Ayunan pada
benang akan membuat terjadinya rongga antar benang yang
memungkinkan zat pewarna masuk secara merata ke dalam semua
bagian benang yang paling dalam sekalipun. Jika ayunan dibuat lebih
lebar maka rongga-rongga benang akan lebih mempunyai kesempatan
untuk terbuka dan menyerap zat warna tersebut.
Perbaikan yang akan dilakukan pada percclupan ini adalah dengan
memadukan setiap perubahan yang baru dengan perubahan yang lama.
Nantinya akan didapat kombinasi gerakan teknis lama dan baru yang
menghasilkan waktu yang bervariasi dan kondisi warna benang yang
berlainan pula.
-
SO
4. CARA ANALISA DATA
4.1 Uji Statistik
Untuk mendapatkan metode pencelupan benang yang lebih baik,
dibutuhkan perhatian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasilnya. Desain faktorial merupakan merupakan cara yang akan digunakan
untuk menguji pengaruh faktor-faktor.
Rancangan yang digunakan adalah 23 karena ada tiga faktor yang
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah balikan, jumlah ayunan
dan lebar ayunan, serta interaksi dari ketiganya. Rumus perhitungan yang
digunakan dan cara penarikan kesimpulan dapat dilihat pada Bab II.
Level signifikansi (a) ditetapkan 5%, karena dibutuhkan tingkat
ketelitian sebesar 95%. Langkah-langkah yang dilakukan pada uji statistik
ini adalah:
• Menghitung efek masing-masing faktor utama dan interaksinya
terhadap masing-masing respon. Pengujian akan dilakukan terhadap
empat respon yang merupakan hasil dari percobaan yaitu kerataan
warna benang, kelunturan, waktu pengerjaan dan jumlah bilasnya.
• Melakukan uji statistik dengan menggunakan analisa varians, yang akan
digunakan untuk uji hipotesis. Tujuannya menentukan ada atau
tidaknya signifikansi atau pengaruh dari faktor-faktor terhadap masing-
masing kriteria kualitas sebagai respon.
-
S7
• Menginterpretasikan hasil perhitungan, dapat diketahui faktor mana
yang paling signifikan dan interaksi yang paling kuat dari ketiga faktor
tersebut.
Hasil pengujian statistik ini akan digunakan untuk analisa
mengenai faktor-faktor (utama dan interaksi) yang perlu diperhatikan lebih
lanjut, dalam penelitian dan pengembangan inovasi metode pencelupan.
Dari percobaan-percobaan yang ada akan diberikan penilaian
terhadap masing-masing kombinasi, sehingga didapatkan metode yang
terbaik. Penilaian secara kualitatif ini didukung oleh perhitungan statistik
yang sudah dilakukan, bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh
terhadap hasil percobaan.
4.2 Analisa Kualitatif
Hasil dari setiap percobaan yang dilakukan akan dibandingkan
sesuai dengan standar perusahaan dalam menentukan mutu warna benang
tersebut. Perbandingan yang dilakukan adalah dengan memberikan skor
atau nilai, terhadap masing-masing hasil percobaan. Penilaian diberikan
pada masing-masing kriteria yang menentukan kualitas benang tersebut:
1. Kerataan warna
Warna yang merata pada permukaan benang menentukan keberhasilan
inovasi proses pencelupan, karena hal ini sangat diperhatikan oleh
perusahaan dalam menentukan mutu sarung yang dibuat. Kecacatan
-
SK
warna pada benang akan mengubah nilai dari sarung yang dihasilkan.
2. Kelunturan
Kelunturan benang saat dicuci. Semakin zat pewarna menempel baik
pada benang semakin warna benang tidak berubah sesuai dengan yang
diharapkan. Setiap kelunturan yang terjadi menyebabkan warna
menjadi lebih pudar.
3. Waktu pencelupan
Penyelesaian pencelupan yang singkat akan mengefisienkan waktu,
sehingga target penyelesaian pencelupan dapat dipenuhi. Walaupun
perusahaan mengganggap waktu tidak sepenting kerataan warna pada
permukaan, tetapi cukup berpengaruh dalam produktivitas perusahaan.
Waktu pencelupan yang lebih singkat akan menghasilkan output yang
lebih banyak, sehingga untuk menuju ke proses penenunan akan lebih
cepat.
4. Pembilasan
Jumlah bilas pada benang tergantung dari tingkat kelunturan benang.
Pada umumnya jika wama benang yang ingin dihasilkan tua,
pembilasan benang dilakukan lebih lama. Wama benang yang tua bisa
terjadi dalam dua kondisi:
• Wama yang menempel dengan baik karena saat pencelupan
berakhir larutan zat masih panas sehingga kemampuan
menempelnya masih baik.
• Wama hanya menempel di bagian luamya saja, karena larutan zat
-
S