IV. METODE PENELITIAN · Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang satu...

16
IV. METODE PENELITIAN Penyelesaian masalah yang ada dilakukan serangkaian pengamatan terhadap proses pencelupan benang dan wawancara terhadap pihak manajemen dan karyawan. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data dari waktu pencelupan, tahap-tahap pada proses pencelupan dan kondisi warna benang yang dihasilkan pada proses ini. Hasil dari pengamatan tersebut akan digunakan untuk merencanakan perubahan-perubahan waktu dari faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi waktu penyelesaian proses pencelupan. Alternatif-alternatif perubahan waktu yang terbaik akan dipertimbangkan sebagai inovasi dalam proses pencelupan. Pengamatan yang dilakukan ini disertai dengan foto-foto untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Perubahan waktu yang dipilih harus memperbaiki keadaan awal yaitu mempercepat proses guna memperlancar material yang menunggu terlalu lama, serta prosedur pencelupan menjadi lebih sederhana. Semuanya itu harus tanpa mengubah hasil warna benang. 1. PROSES PENCELUPAN Proses pencelupan yang ada di Perusahaan Tenun Sarung Ikat Sahabat Baru melalui beberapa tahap yaitu persiapan zat warna dan beberapa perlakuan terhadap benang setelah di warna. Tujuan perlakuan benang untuk menghasilkan warna benang yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah

Transcript of IV. METODE PENELITIAN · Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang satu...

  • IV. METODE PENELITIAN

    Penyelesaian masalah yang ada dilakukan serangkaian pengamatan

    terhadap proses pencelupan benang dan wawancara terhadap pihak manajemen

    dan karyawan. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan data dari waktu

    pencelupan, tahap-tahap pada proses pencelupan dan kondisi warna benang

    yang dihasilkan pada proses ini. Hasil dari pengamatan tersebut akan

    digunakan untuk merencanakan perubahan-perubahan waktu dari faktor-faktor

    yang dianggap mempengaruhi waktu penyelesaian proses pencelupan.

    Alternatif-alternatif perubahan waktu yang terbaik akan dipertimbangkan

    sebagai inovasi dalam proses pencelupan. Pengamatan yang dilakukan ini

    disertai dengan foto-foto untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.

    Perubahan waktu yang dipilih harus memperbaiki keadaan awal yaitu

    mempercepat proses guna memperlancar material yang menunggu terlalu lama,

    serta prosedur pencelupan menjadi lebih sederhana. Semuanya itu harus tanpa

    mengubah hasil warna benang.

    1. PROSES PENCELUPAN

    Proses pencelupan yang ada di Perusahaan Tenun Sarung Ikat Sahabat

    Baru melalui beberapa tahap yaitu persiapan zat warna dan beberapa perlakuan

    terhadap benang setelah di warna. Tujuan perlakuan benang untuk

    menghasilkan warna benang yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah

    http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html

  • 45

    ditetapkan. Kriteria-kriteria tersebut seperti penampilan cerahnya warna

    benang, penyerapan zat warna yang merata dalam benang, kekuatan zat warna

    yang menempel dan sebagainya. Penjelasan tahap-tahap yang dilakukan dalam

    proses pencelupan sebagai berikut:

    1.1 Persiapan Zat Pewarna Indantrent

    Zat pewarna Indantrent dan zat pendukungnya seperti Soda api dan

    Hidrosulfit ditimbang disesuaikan dengan banyaknya benang yang akan

    diwarna. Fungsi dari Soda api adalah agar warna dapat melekat dalam

    benang, sedangkan Hidrosulfit untuk mengeluarkan warnanya. Perusahaan

    Tenun Sarung Ikat Sahabat Baru mempunyai patokan tertentu terhadap

    perbandingan ukuran zat pewarna utama dan pendukungnya disesuaikan

    dengan warna yang ingin didapat. Perbandingan antara zat utama

    (Indantrent) dan kedua zat pendukungnya (Soda api dan Hidrosulfit)

    adalah 1:2:2.

    Setelah zat pewarna campuran ditimbang kemudian dituangi dengan

    air yang baru mendidih, karena zat pewarna Indantrent bekerja lebih baik

    jika dalam kondisi panas. Tujuan lain agar campuran zat pewarna larut

    sempurna dalam air. Pertama kali yang dilarutkan adalah Indantrent dengan

    Soda api diaduk rata, sesudah itu baru Hidrosulfit.

    Tahap berikutnya adalah larutan zat pewarna tersebut dimasukkan

    dalam bak berisi air dingin. Bak akan terpenuhi air sekitar 70 liter dengan

    ketinggian sekitar 40 cm dan bagian yang tidak terisi air setinggi 20 cm.

  • 4ft

    Gulungan benang mempunyai panjang 60 cm, sehingga saat benang masuk

    ke dalam bak tidak semua terendam ke dalam bak sehingga untuk mencelup

    benang harus dibalik.

    1.2 Perlakuan terhadap Benang

    1.2.1 Saatdicelup. Untaian gulungan benang dilingkarkan pada bambu

    penyangga sebanyak 3 gulungan. Tiap gulungan mempunyai berat 3 ons,

    satu gulungan benang nantinya akan menjadi satu sarung. Tiap-tiap bak

    kapasitas maksimumnya menampung 10 bambu yang berarti satu kali

    pencelupan dapat menghasillkan 30 gulungan benang. Zat pewarna jenis

    Indantrent mempunyai kemampuan serap yang tinggi pada benang. Benang

    harus digerakkan saat dicelup dan harus dilakukan dengan cepat sebelum

    air menjadi dingin. Hal ini dilakukan agar warna yang menempel pada

    benang merata sampai ke dalam bagian gulungan benang.

    Gerakan yang dilakukan dalam pencelupan setelah benang masuk ke

    dalam bak, posisi benang dibalik dengan menggunakan alat pembantu

    terbuat dari besi sehingga benang yang tadinya di atas sekarang menjadi di

    bawah. Gerakan berikutnya dengan mengayun-ayunkan bambu penyangga

    benang ke samping kiri dan kanan dengan keras agar warnanya merata

    sampai ke semua permukaan benang. Gerakan kombinasi ayunan dan

    balikan ini dilakukan terus-menerus. Jika larutan zat pewarna yang ada

    dalam air sudah habis (terlihat dari air yang sudah tidak begitu keruh)

    berarti pencelupan selesai. Tabel berikut merupakan standar ukuran zat

  • 47

    warna untuk menghasilkan warna benang yang disesuaikan dengan jumlah

    balikan.

    TabeH.l

    Standar Ukuran Pewarna

    Hasil Warna Muda

    Normal Tua

    Banyaknya pewarna < 1 ons 1 - 2 ons > 2 ons

    Jumlah balikan

    < 16 kali 16-20 kali > 20 kali

    Sumber: Perusahaan Tenun Sarung Ikat Sahabat Baru

    Jumlah balikan yang dilakukan disesuaikan dengan ukuran pewarna yang

    digunakan. Di bawah satu ons balikan maksimal 16 kali, tetapi perusahaan

    memberi patokan tidak boleh di bawah 12 kali karena pewarna akan

    bekerja kurang sempurna.

    1.2.2 Setelah dicelup. Benang yang sudah selesai dicelup tidak dapat

    langsung mengeluarkan warna aslinya, untuk itu benang diangin-anginkan

    terlebih dahulu.

    Benang yang sudah selesai diwarna, dicuci dengan Tepol agar zat

    pewarna yang tidak menempel sempurna pada benang mudah terlepas. Obat

    Tepol di sini juga berfungsi seperti sabun deterjen yang mencuci benang,

    menjadikan tampilan warna benang menjadi lebih baik. Dilanjutkan dengan

    pembilasan dengan air sampai beberapa kali, untuk Indantrent dilakukan 3-

    4 kali, hal ini untuk mencegah kelunturan warna sarung tenun. Pembilasan

    terakhir adalah dengan obat Ramasit atau Laster untuk menjadikan

  • 48

    permukaan benang licin dan mudah untuk masuk ke dalam jarum untuk

    ditenun.

    Tahap akhir dari pencelupan adalah pengeringan dengan dijemur di

    bawah sinar matahari. Benang-benang dijajar pada bambu panjang

    sehingga didapatkan kering yang merata. Setelah semua perlakuan di atas

    selesai benang siap untuk ditenun.

    2. WAKTU PENCELUPAN

    Persiapan pencelupan sampai selesai membutuhkan waktu lebih kurang

    satu setengah jam, tetapi tidak tennasuk penjemuran karena tergantung adanya

    sinar matahari. Penjelasan waktu tiap-tiap tahap dalam proses pencelupan,

    sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Waktu dan Tahap-tahap Pencelupan Warna

    Tahap

    Memasak zat pewarna Pencelupan benang Diangin-anginkan Pembilasan: - Tepol

    - air - Ramasit

    Waktu Standar Penyelesaian (dalam menit)

    10 20 20 5

    20 15

    Semua proses pencelupan menggunakan tenaga manusia, sehingga waktu

    penyelesaian tidak menjadi hal yang terlalu penting bagi perusahaan. Faktor

    kebiasaan dapat mempengaruhi kecepatan kerja dan produktivitasnya. Faktor

  • 'I')

    kebiasaan dalam bekerja ini menyebabkan terjadi sualu pola kerja yang tetap

    sehingga waktu yang didapat relatif stabil.

    Waktu yang ada ini akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan inovasi

    proses yang akan dilakukan pada proses pencelupan. Berikut ini ditampilkan

    waktu standar dari gerakan-gerakan teknis pencelupan warna yang saat ini

    digunakan oleh perusahaan. Gerakan yang dipakai adalah 16 kali kombinasi

    balikan dan ayunan, setiap bambu dikenai 4 kali. Posisi benang dalam bak

    berpindah dari kiri ke kanan setelah gerakan balikan dan ayunan.

    • Posisi awal semua bambu di bak sebelah kanan, kemudian setiap bambu

    dibalik satu per satu di letakkan di sebelah kiri bak.

    • Setelah posisi semua bambu di kiri kemudian setiap bambu diayunkan

    sebanyak 4 kali, satu persatu di letakkan di sebelah kanan bak.

    Tabel 4.3

    Waktu Standar Tahap Pencelupan Benang Warna Normal

    Gerakan (10 bambu)

    balikan 4 kali ayunan

    Waktu Standar (10 bambu)

    40" 40"

    Jumlah Gerakan

    16 16

    Total Waktu Pencelupan

    Total waktu

    640" 640"

    1280"

    Dari tabel di atas dapat diketahui waktu standar penyelesaian setiap kali

    pencelupan yaitu lebih kurang 20 menit. Waktu ini digunakan untuk

    menyelesaikan pencelupan 3 kg benang sebagai kapasitas maksimum satu bak.

  • 50

    3. INOVASI METODE PENCELUPAN WARNA

    Tujuan inovasi proses pencelupan adalah memperbaiki metode

    pencelupan, variabel-variabel yang dapat diperbaiki seperti:

    • Waktu penyelesaian pencelupan,

    • kerataan warna di permukaan benang,

    • perlakuan benang setelah diwama.

    3.1 Deskripsi Inovasi Proses Pencelupan

    Inovasi proses pencelupan yang dilakukan dengan melakukan

    percobaan-percobaan dengan tidak mengubah faktor utama yang

    digunakan. Faktor-faktor utama tersebut adalah perbandingan jumlah zat

    pewarna, peralatan yang digunakan dan perlakuan-perlakuan terhadap

    benang. Inovasi akan dilakukan pada gerakan-gerakan teknis yang

    dilakukan saat benang masuk ke dalam bak untuk dicelup. Percobaan ini

    dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa dengan pekerjaan ini sehingga

    faktor kesalahan gerakan dapat dihindarkan.

    Pertama kali gerakan teknis yang dilakukan pada pencelupan adalah

    membalik benang pada bambu sampai semua benang terkena cairan warna

    (lihat Gambar 4.1, hal.51).

    Kemudian dilanjutkan dengan mengayunkan ke kanan dan ke kiri

    empat kali setiap bambunya (lihat Gambar 4.2, hal.51), sehingga ada

    rongga yang terbuka bertujuan untuk menjangkau bagian dalam benang

  • SI

    agar pewarnanya merata.

    Gambar 4.1

    Gerakan Membalik Benang

    Gambar 4.2

    Gerakan Mengayunkan Bambu

  • S2

    Gerakan teknis ini terus dilakukan sampai kebutuhan warna yang ingin

    dihasilkan terpenuhi. Percobaan ini dilakukan untuk membuat warna

    normal sehingga ukuran zat pewarna disesuaikan sebelumnya. Pembuatan

    warna normal membutuhkan kombinasi gerak balikan dan ayunan sebanyak

    16 kali.

    3.2 Instruksi Percobaan

    Percobaan dilakukan untuk menciptakan inovasi pada proses, tetapi

    hasil pencelupan harus sesuai dengan yang sudah ada. Masalah yang

    dihadapi dalam percobaan ini adalah memastikan waktu setiap gerakan

    yang dipakai sesuai dengan yang lama. Misalnya, untuk satu kali balikan

    membutuhkan waktu 4 detik, maka dalam percobaannya juga harus sama.

    Kal ini untuk menghindari pengaruh dari tenaga kerjanya, karena dapat

    terjadi perubahan kondisi fisik saat melakukan percobaan.

    Perubahan kondisi fisik ini dapat mempengaruhi kekuatan dalam

    mengayunkan benang, juga kecepatannya. Menghindari hal-hal tersebut

    maka percobaan dilakukan dengan menggunakan instruksi gerakan.

    Caranya dengan memberi aba-aba sesuai waktu, instruksinya adalah balik,

    ayun dan angkat. Kemungkinan yang dapat terjadi adalah gerakan yang

    belum sempurna akan terhenti untuk melakukan gerakan berikutnya.

    Asumsi, jika waktu untuk setiap gerakan telah selesai maka benang tersebut

    sudah cukup terendam dalam pewarna dan harus segera dikenai gerakan

    selanjutnya.

  • Si

    Setiap percobaan mempunyai waktu yang berbeda-beda, dengan

    menggunakan instruksi percobaan ini dapat diketahui waktu setiap

    percobaan adalah sebagai berikut:

    Keterangan: Balikan ^ A: 16 kali A': 12 kali

    Ayunan -» B: 4 kali B':2kali

    Lebar ayun -» C: 30 cm C :50cm

    1. Kombinasi ABC • 16 kali balikan • 4 kali ayunan

    2. Kombinasi ABC • 16 kali balikan • 4 kali ayunan

    3. Kombinasi AB'C • 16 kali balikan • 2 kali ayunan

    4. Kombinasi A'BC • 12 kali balikan • 4 kali ayunan

    5. Kombinasi AB'C • 16 kali balikan • 2 kali ayunan

    6. Kombinasi A'BC • 12 kali balikan • 4 kali ayunan

    7. Kombinasi A'B'C • 12 kali balikan • 2 kali ayunan

    8. Kombinasi A 'B 'C • 12 kali balikan • 2 kali ayunan

    :4"xl0xl6 :4"xl0xl6

    :4"xl0xl6 : 6"xl0xl6

    :4"xl0xl6 :2"xl0xl6

    :4"xl0xl2 : 4"xl0xl2

    : 4"xl0xl6 : 4"xl0xl6

    : 4"xl0xl2 : 6"xl0xl2

    : 4"xl0xl2 : 2"xl0xl2

    : 4"xl0xl2 : 4"xl0xl2

    = 640" (dalam detik) = 640"

    = 640" = 960"

    = 640" = 320"

    = 480" = 480"

    = 640" = 640"

    = 480" = 720"

    = 480" = 240"

    = 480" = 480"

  • 54

    Perubahan yang dilakukan pada setiap faktor mempunyai maksud

    tertentu:

    • Jumlah balikan

    Jumlah balikan diubah menjadi lebih sedikit dengan harapan jika lebih

    sedikit maka waktu akan lebih singkat. Perubahan yang dilakukan

    hanya mengurangi balikan sebanyak 4 balikan saja, hal ini dikarenakan

    sifat dari zat warna itu sendiri. Zat Indantrent adalah zat pewarna yang

    cukup baik dalam kemampuannya melekat pada benang, tetapi

    perlakuannya harus dilakukan berbeda dengan zat pewarna lainnya.

    Pada saat benang masuk ke dalam larutan Zat Indantrent, warnanya

    akan melapisi permukaannya sedikit demi sedikit sampai zat ini habis

    dan warna yang ingin dihasilkan tercapai. Jika dengan menggunakan

    ukuran zat pewarna yang sama jumlah balikan dikurangi terlalu banyak,

    menyebabkan warna yang dihasilkan tampak pucat.

    • Jumlah ayunan

    Jumlah ayunan juga diubah menjadi lebih sedikit dengan tujuan

    mempercepat waktu ke gerakan berikutnya sehingga didapat waktu

    yang lebih singkat. Jumlah ayunan dikurangi menjadi dua kali ayunan

    saja, hal ini untuk mempermudah pekerjanya agar tidak terlalu berat

    dalam mengayun-ayunkankan bambu yang berisi benang tesebut.

    Gerakan ayunan ke kanan dan ke kiri merupakan gerakan yang

    membutuhkan kerja otot yang tidak seimbang antara tangan kanan dan

    tangan kiri. Pada gerakan ayunan hanya tangan kanan saja yang bekerja

  • ss

    untuk mengayun-ayunkan bambu berisi benang. Tangan kanan bekerja

    lebih berat dibanding tangan kiri, dalam hal ini tangan kanan lebih

    berfungsi daripada tangan kiri.

    • Lebar ayunan

    Memperbesar lebar ayunan agar warna di permukaan benang lebih

    merata dan semakin ayunannya lebar mempermudah gerakan tangan.

    Semakin lebar ayunan menyebabkan tidak ada gaya yang tertahan pada

    tangan, oleh karena itu tangan tidak cepat menjadi lelah. Ayunan pada

    benang akan membuat terjadinya rongga antar benang yang

    memungkinkan zat pewarna masuk secara merata ke dalam semua

    bagian benang yang paling dalam sekalipun. Jika ayunan dibuat lebih

    lebar maka rongga-rongga benang akan lebih mempunyai kesempatan

    untuk terbuka dan menyerap zat warna tersebut.

    Perbaikan yang akan dilakukan pada percclupan ini adalah dengan

    memadukan setiap perubahan yang baru dengan perubahan yang lama.

    Nantinya akan didapat kombinasi gerakan teknis lama dan baru yang

    menghasilkan waktu yang bervariasi dan kondisi warna benang yang

    berlainan pula.

  • SO

    4. CARA ANALISA DATA

    4.1 Uji Statistik

    Untuk mendapatkan metode pencelupan benang yang lebih baik,

    dibutuhkan perhatian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    hasilnya. Desain faktorial merupakan merupakan cara yang akan digunakan

    untuk menguji pengaruh faktor-faktor.

    Rancangan yang digunakan adalah 23 karena ada tiga faktor yang

    diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah balikan, jumlah ayunan

    dan lebar ayunan, serta interaksi dari ketiganya. Rumus perhitungan yang

    digunakan dan cara penarikan kesimpulan dapat dilihat pada Bab II.

    Level signifikansi (a) ditetapkan 5%, karena dibutuhkan tingkat

    ketelitian sebesar 95%. Langkah-langkah yang dilakukan pada uji statistik

    ini adalah:

    • Menghitung efek masing-masing faktor utama dan interaksinya

    terhadap masing-masing respon. Pengujian akan dilakukan terhadap

    empat respon yang merupakan hasil dari percobaan yaitu kerataan

    warna benang, kelunturan, waktu pengerjaan dan jumlah bilasnya.

    • Melakukan uji statistik dengan menggunakan analisa varians, yang akan

    digunakan untuk uji hipotesis. Tujuannya menentukan ada atau

    tidaknya signifikansi atau pengaruh dari faktor-faktor terhadap masing-

    masing kriteria kualitas sebagai respon.

  • S7

    • Menginterpretasikan hasil perhitungan, dapat diketahui faktor mana

    yang paling signifikan dan interaksi yang paling kuat dari ketiga faktor

    tersebut.

    Hasil pengujian statistik ini akan digunakan untuk analisa

    mengenai faktor-faktor (utama dan interaksi) yang perlu diperhatikan lebih

    lanjut, dalam penelitian dan pengembangan inovasi metode pencelupan.

    Dari percobaan-percobaan yang ada akan diberikan penilaian

    terhadap masing-masing kombinasi, sehingga didapatkan metode yang

    terbaik. Penilaian secara kualitatif ini didukung oleh perhitungan statistik

    yang sudah dilakukan, bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh

    terhadap hasil percobaan.

    4.2 Analisa Kualitatif

    Hasil dari setiap percobaan yang dilakukan akan dibandingkan

    sesuai dengan standar perusahaan dalam menentukan mutu warna benang

    tersebut. Perbandingan yang dilakukan adalah dengan memberikan skor

    atau nilai, terhadap masing-masing hasil percobaan. Penilaian diberikan

    pada masing-masing kriteria yang menentukan kualitas benang tersebut:

    1. Kerataan warna

    Warna yang merata pada permukaan benang menentukan keberhasilan

    inovasi proses pencelupan, karena hal ini sangat diperhatikan oleh

    perusahaan dalam menentukan mutu sarung yang dibuat. Kecacatan

  • SK

    warna pada benang akan mengubah nilai dari sarung yang dihasilkan.

    2. Kelunturan

    Kelunturan benang saat dicuci. Semakin zat pewarna menempel baik

    pada benang semakin warna benang tidak berubah sesuai dengan yang

    diharapkan. Setiap kelunturan yang terjadi menyebabkan warna

    menjadi lebih pudar.

    3. Waktu pencelupan

    Penyelesaian pencelupan yang singkat akan mengefisienkan waktu,

    sehingga target penyelesaian pencelupan dapat dipenuhi. Walaupun

    perusahaan mengganggap waktu tidak sepenting kerataan warna pada

    permukaan, tetapi cukup berpengaruh dalam produktivitas perusahaan.

    Waktu pencelupan yang lebih singkat akan menghasilkan output yang

    lebih banyak, sehingga untuk menuju ke proses penenunan akan lebih

    cepat.

    4. Pembilasan

    Jumlah bilas pada benang tergantung dari tingkat kelunturan benang.

    Pada umumnya jika wama benang yang ingin dihasilkan tua,

    pembilasan benang dilakukan lebih lama. Wama benang yang tua bisa

    terjadi dalam dua kondisi:

    • Wama yang menempel dengan baik karena saat pencelupan

    berakhir larutan zat masih panas sehingga kemampuan

    menempelnya masih baik.

    • Wama hanya menempel di bagian luamya saja, karena larutan zat

  • S