ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

download ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

of 10

Transcript of ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    1/10

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANGBiomasa merupakan salah satu variabel kunci yang menjadi perhatian

    dalam studi tentang tanaman, baik tanaman yang dibudidayakan maupun tanaman

    yang tidak dibudidayakan. Istilah biomasa dapat mengacu pada berat basah

    maupun berat kering tanaman. Kandungan air kanopi daun atau canopy water

    content (CWC) merupakan selisih berat basah daun dan berat kering daun dan

    menjadi perhatian banyak aplikasi. Karena komponen utama tanaman hijau adalah

    air, maka berat basah, berat kering dan kandungan air akan mempunyai asosiasi

    yang kuat. Banyak faktor yang mempengaruhi asosiasi tersebut seperti jenis

    spesies, umur, dan kondisi pertumbuhan tanaman. Dengan demikian kandungan

    air dalam kanopi daun merupakan faktor penting dalam pemetaan dan pemantauan

    kondisi ekosistem tanaman seperti deteksi stress pada tanaman (Ustin et al, 2004),

    deteksi potensi kebakaran hutan (Chuvieco et al, 2002), atau peningkatan

    kandungan air tanah (Yilmaz et al, 2008).

    Padi merupakan tanaman budidaya yang terpenting dalam peradaban

    manusia, padi juga merupakan makanan pokok bagi 90% penduduk Indonesia.

    Oleh sebab itu pemenuhan produksi / swasembada beras / padi merupakan

    masalah penting bagi bangsa Indonesia. Salah satu hal penting dalam produksi

    padi adalah pemantauan kondisi air pada tanaman padi. Kekurangan air padatanaman padi akan mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan produksi padi.

    Pengaruh kekurangan air pada tahap vegetatif sampai keluarnya malai akan

    menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih pendek, jumlah anakan

    berkurang, luas daun lebih kecil, pengisian bulir padi berkurang, dan akhirnya

    akan mengurangi produksi padi (Shouichi Yoshida, 1981).

    Resiko penurunan produksi padi karena kekeringan dapat dikurangi

    dengan memantau status kandungan air dengan teknologi penginderaan jauh

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    2/10

    2

    (remote sensing). Dengan teknologi penginderaan jauh pemantauan kekeringan

    dapat dilakukan secara cepat dan mencakup wilayah yang luas. Dalam

    penginderaan jauh radiasi matahari yang direkam sensor (R), setelah dikoreksi

    pengaruh atmosferiknya, merupakan fungsi dari lokasi (x), waktu (t), panjang

    gelombang () dan arah / sudut perekaman () yang dapat diformulasikan sbb:

    R = f(x, t, , ) (1.1)

    (Sumber: Kumar, et al, 2001)

    Jika ada perubahan salah satu parameter tersebut x, t, , yang menyebabkan

    perubahan nilai R maka penginderaan jauh dapat digunakan untuk deteksi

    parameter lingkungan salah satunya adalah kandungan air kanopi daun padi.

    Kandungan air yang berbeda pada daun akan merefleksikan radiasi matahari yang

    berbeda pada panjang gelombang yang berbeda juga. Semakin rapat resolusi

    spektral sensor penginderaan jauh yang digunakan akan semakin detil perubahan

    kandungan air yang bisa dideteksi. Dengan demikian diharapkan penggunaaan

    data hyperspektral akan memberikan hasil deteksi kandungan air kanopi daun

    yang lebih akurat.

    Penyerapan radiasi matahari karena adanya kandungan air terjadi pada

    panjang gelombang yang berpusat pada 970, 1200, 1450, 1950 dan 2500 nm

    (Curran, 1989). Penyerapan radiasi matahari pada panjang gelombang 1450, 1950

    dan 2500 nm dikarenakan adanya kandungan uap air pada atmosfer sehingga tidak

    dapat digunakan untuk deteksi kandungan air pada daun. Sedangkan panjang

    gelombang 970 dan 1200 nm dapat digunakan (Danson et al., 1992). Beberapa

    teknik dikembangkan oleh para peniliti untuk deteksi kandungan air dalam daun,

    antara lain Peuelas (1993) mengembangan water index (WI) dengan

    menggunakan panjang gelombang 900 dan 970 nm, dan Gao (1996)

    mengembangkan normalised difference water index (NDWI) dengan

    menggunakan panjang gelombang 860 dan 1240 nm. Peneliti lain ada yang

    langsung menghubungkan antara nilai reflektan atau turunan reflektan (first

    derivative dansecond derivative) dengan kandungan air kanopi daun (Bisun Datt,

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    3/10

    3

    1999; Lydia Serrano et all, 2006; J.G.P.W. Clevers et al, 2008). Reflektan adalah

    persentase antara radiasi matahari yang dipantulkan oleh tanaman dan direkam

    oleh sensor dengan radiasi matahari yang diterima oleh tanaman (Marcus

    Borengasser et al, 2008).

    Kebanyakan riset tentang hubungan kandungan air kanopi daun dengan

    reflektan dilakukan di luar negeri di daerah sub tropis seperti di Jepang, China,

    Amerika dan Eropa, dengan demikian kemungkinan formula yang dihasilkan

    belum tentu sesuai dengan daerah tropis dan kondisi tanaman padi di Indonesia.

    Radiasi matahari yang datang ke permukaan bumi pada daerah sub tropis

    mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan radiasi yang diterima

    pada daerah tropis. Pada daerah dengan lintang sekitar 30o Lintang Utara radiasi

    yang diterima di permukaan bumi adalah 87% dari radiasi di katulistiwa, sedang

    pada daerah di sekitar lintang 60o Lintang Utara radiasi yang diterima di

    permurkaan bumi adalah 50% dibandingkan dengan di daerah tropis

    (http://www.windows2universe.org/earth/climate/sun_radiation_at_earth.html).

    Disamping itu pembentukan awan di daerah tropis lebih cepat dan tutupan awan

    yang lebih sering dibanding dengan daerah sub tropis. Adanya tutupan awan yang

    tebal menyebabkan akuisisi data hyperspektral sulit dilaksanakan, sedangkan

    dengan adanya tutupan awan yang tipis menyebabkan perlunya koreksi atmosferik

    data hyperspektral secara akurat dan tepat. Varietas tanaman yang digunakan juga

    berbeda, J.G.W. Clevers et all (2008) meneliti kandungan air daun dengan data

    hyperspektral pada padang rumput (grass land) di Belanda, Bisun Datt (1999)

    meneliti kandungan air dengan data hyperspektral pada daun Eucalyptus di

    Australia, dan Yen-Ben Cheng et al (2006) meneliti kandungan air daun dengan

    data hyperspektral pada tanaman semi-arid shrublands dan hutan di Amerika

    Serikat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa panjang gelombang yang

    sensitif terhadap kandungan air kanopi daun adalah pada zona sekitar 970 dan

    1200 nm. Dengan adanya perbedaan lokasi, kondisi awan, dan curah hujan ada

    kemungkinan bahwa panjang gelombang yang sensitif untuk deteksi kandungan

    air kanopi daun di Indonesia khususnya Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa

    Barat (Gambar 1.1) berbeda dengan lokasi di daerah sub tropis.

    http://www.windows2universe.org/earth/climate/sun_radiation_at_earth.htmlhttp://www.windows2universe.org/earth/climate/sun_radiation_at_earth.html
  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    4/10

    4

    Gambar 1.1. Lokasi Studi Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

    Penggunaan data penginderaan jauh dengan data penginderaan

    multispektral sering menyebabkan tidak akuratnya informasi karena penggunaan

    jumlah kanal yang sedikit dan interval panjang gelombang yang lebar (broad

    band), sehingga informasi yang direkam sensor merupakan nilai rata-rata.

    Penginderaan jauh hyperspektral dengan jumlah kanal yang banyak (lebih dari

    100) dan interval penggunaan panjang gelombang yang sempit (narrow band) dan

    kontinyu mampu memberikan informasi yang detil tentang karakteristik tanaman

    (Fu-Min Wang, et al., 2008).

    Dengan tersedianya jumlah kanal yang banyak, interval panjang

    gelombang sempit dan kontinyu, data hyperspektral menyediakan peluang untuk

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    5/10

    5

    analisis dengan ratusan kanal pita sempit untuk analisis karakteristik tanaman

    yang lebih detil. Masalah utama pengolahan data hyperspektral secara

    konvensional adalah volume data yang banyak dan redundansi jumlah kanal.

    Salah satu solusi adalah dengan mengurangi jumlah kanal dengan ekstraksi kanal

    yang sesuai untuk parameter tanaman yang dipilih. Teknik regresi banyak

    digunakan untuk mencari hubungan antara reflektan dan karakteristik tanaman

    dan memilih kanal yang sesuai untuk estimasi karakteristik tanaman.

    1.2.

    PERUMUSAN MASALAH

    Data hyperspektral memiliki kelebihan jumlah kanal yang banyak (biasanya

    lebih dari 100 kanal), interval kanal yang sempit (narrow band) sehingga dapat

    diperoleh spektrum yang kontinyu (contiguous). Dengan demikian perubahan

    sedikit kandungan air kanopi daun dapat dideteksi dengan perubahan nilai

    reflektan pada tiap panjang gelombang yang ada.

    Setiap panjang gelombang mempunyai sifat yang berbeda terhadap

    kandungan air kanopi padi sehingga perlu diketahui panjang gelombang yang

    sesuai untuk keperlu deteksi kandungan air kanopi daun. Beberapa hasil riset

    terdahulu seperti yang sudah disebut pada latar belakang diringkas pada tabel 1.1.

    Dari Tabel 1.1. tersebut timbul pertanyaan yang harus dijawab yaitu Apakah

    indeks spektral dengan kombinasi panjang gelombang tersebut sesuai untuk

    deteksi kandungan air kanopi daun tanaman padi di lokasi studi? dan pertanyaan

    Apakah ada kombinasi kanal lain yang lebih optimal untuk deteksi kandungan air

    kanopi daun padi di lokasi studi?. Untuk menjawab pertanyaan ini akan

    dilakukan analisisi regresi linear antara indeks spektral dengan kombinasi kanal

    seperti tersebut pada Tabel 1.1. dengan CWC dan juga analisis untuk mencari

    kombinasi kanal yang optimal untuk deteksi kandungan air kanopi daun.

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    6/10

    6

    Tabel 1.1. Ringkasan hasil penelitian terdahulu

    PenelitiIndeks spektral dan

    kombinasi kanal

    r2Jenis tanaman dan

    lokasi penelitian

    Peuelas (1993)

    -

    Tanaman hias / bunga

    Gerbera, lada dan

    buncis di Spanyol,

    menggunakan data

    spektrometer dengan

    panjang gelombang

    390-1100 nm

    Gao (1996)

    -

    Padang rumput di

    Amerika, menggunakan

    data spektrometer

    dengan panjang

    gelombang 800-1400

    nm

    Bisun Datt

    (1999)

    atau

    RI =Reflectance Index

    0.61

    0.58

    Eucalyptus di Australia,

    menggunakan data

    spektrometer dengan

    panjang gelombang 400

    2500 nm

    Yen-Ben Cheng

    (2006)

    0.63

    Shrublanddan hutan di

    Amerika, menggunakan

    data AVIRIS dengan

    panjang gelombang

    400-2500 nm

    Clevers (2008)First derivative kanal

    942.5 nm

    0.71

    Padang rumput di

    Belanda, menggunakan

    data spektrometer

    dengan panjanggelombang 450-2480

    nm

    Pertanyaan terakhir adalah Bagaimana cara mengaplikasikan formula dan

    panjang gelombang yang diperoleh untuk membuat peta distribusi kandungan air

    tanaman padi di lokasi studi dengan data hyperspektral yang diperoleh dari survey

    udara dengan sensor HyMap?.

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    7/10

    7

    1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIANTujuan penelitian ini adalah:

    a. Evaluasi kinerja indeks spektral dan kombinasi kanal hasil penelitianterdahulu untuk estimasi kandungan air kanopi daun padi.

    b. Menentukan dan memberikan rekomendasi kanal yang optimal untuk estimasikandungan air kanopi daun padi dengan data hyperspektral pada spektrum

    panjang gelombang 350-2500 nm.

    c.

    Membuat peta distribusi kandungan air kanopi dengan mengaplikasikanformula indeks spektral dan kombinasi kanal yang optimal pada data

    hyperspektral hasil survey udara.

    Manfaat penelitian:

    a. Mengetahui indeks spektral dan kombinasi kanal yang sesuai untuk deteksikandungan air kanopi daun di wilayah Indramayu sehingga bisa digunakan

    untuk pembuatan peta sebaran kandungan air kanopi daun padi dengan data

    hyperspektral.

    b. Indeks spektral dan kombinasi kanal yang optimal dapat dijadikan referensiawal untuk penghitungan kandungan air kanopi daun di lokasi lain di

    Indonesia.

    1.4. BATASAN DAN RUANG LINGKUP PENELITIANDalam disertasi ini yang dimaksud dengan:

    a. Kandungan air kanopi daun / canopy water content (CWC) adalah jumlahair yang terdapat dalam daun, merupakan selisih berat basah daun dikurangi

    berat kering daun. Berat basah daun merupakan berat daun tanaman padi yang

    dicabut dan dipotong akarnya kemudian ditimbang (tidak termasuk batang

    padi), sedangkan berat kering daun adalah berat daun tanaman padi yang

    sudah dikeringkan di laboratorium pada suhu 60o Celcius.

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    8/10

    8

    b. Data hyperspektral yang dimaksud di sini adalah data dari hasil pengukurandengan alat ASD Field Spectrometer dan data hasil perekaman sensor

    Hyperspectral Mapper (HyMap) yang dipasang pada pesawat udara. Data

    hasil pengukuran ASD Field Spectrometer mempunyai jangkauan panjang

    gelombang 350 2500 nm dengan resolusi spectral 1 nm. Sedangkan data

    HyMap mempunyai jangkauan panjang gelombang 350 2500 nm dengan

    resolusi spectral 10-15 nm.

    Ruang lingkup penelitian:

    a.

    Lokasi penelitian adalah di lahan tanaman padi yang terletak di KabupatenIndramayu, Provinsi Jawa Barat (lihat Gambar 1.1.)

    b. Penelitian dilakukan dengan metode menghubungkan antara nilai reflektandata hasil pengukuran Field Spectrometer atau HyMap dengan kandungan air

    kanopy daun (CWC). Nilai reflektan yang akan dihubungkan dengan nilai

    CWC dapat merupakan nilai asli reflektan tersebut dan nilai turunan reflektan

    tersebut seperti indeks spektral. Multiple Linear Regression (MLR) akan

    digunakan untuk mencari hubungan antara nilai reflektan dengan nilai CWC.

    c. Fokus kajian dari penelitian ini adalah untuk menemukan kombinasi kanalyang tepat / optimal untuk prediksi kandungan air kanopi daun padi.

    d. Diasumsikan bahwa data field spectrometer dan data hyperspektral yangdigunakan untuk penelitian sudah dikoreksi dengan benar sehingga data

    reflektan yang ada merupakan reflektan tanaman padi yang sebenarnya.

    1.5. KONTRIBUSI DAN ORIGINALITAS PENELITIANPenelitian ini akan memberikan kontribusi pada:

    a. Indeks spektral yang sesuai untuk prediksi kandungan air kanopi daun (CWC)padi.

    b. Kombinasi kanal yang optimal untuk deteksi kandungan air kanopi daun padidengan data hyperpspektral.

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    9/10

    9

    Originalitas penelitian ini adalah:

    a. Lokasi penelitian di daerah tropis yang berbeda dengan lokasi penelitianterdahulu yaitu di daerah sub tropis.

    b. Formula dan kombinasi kanal yang optimal untuk deteksi kandungan airkanopi daun (CWC) padi di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

  • 7/29/2019 ITS-PhD-15748-Chapter1-244395

    10/10

    10

    Halaman ini sengaja dikosongkan