ITS-NonDegree-24900-2409030030-Chapter1

4
1 BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi besar cadangan energi baru dan terbarukan tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal. Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air baik skala besar/kecil baru mencapai 4200 MW atau sekitar 5,5% dari total potensi yang ada. Sementara untuk yang skala mini/mikro mencapai 215 MW atau sekitar 37,5% dari total potensi. Dengan potensi yang cukup besar dan bersifat terbarui, dan ramah lingkungan, Pemerintah terus mendorong upaya pemanfaatan tenaga air khususnya skala mini/mikro sebagai pembangkit tenaga listrik. [1] Saat ini pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah- langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. [1] Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan teknologi yang memanfaatkan aliran air sebagai tenaga untuk memutar turbin dan dinamo atau generator sehingga menghasilkan energi listrik kurang dari 100 kilowatt. PLTMH biasanya digunakan untuk melayani kebutuhan listrik bagi masyarakat pedesaan yang tidak terjangkau layanan listrik negara (PLN). PLTMH merupakan salah satu pilihan pengubahan energi yang paling ramah lingkungan karena tidak seperti pembangkit listrik berskala besar, PLTMH tidak mengganggu aliran sungai

description

nondegree

Transcript of ITS-NonDegree-24900-2409030030-Chapter1

  • 1

    BAB I PENDAHULIAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia memiliki potensi besar cadangan energi baru dan terbarukan tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal. Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga air baik skala besar/kecil baru mencapai 4200 MW atau sekitar 5,5% dari total potensi yang ada. Sementara untuk yang skala mini/mikro mencapai 215 MW atau sekitar 37,5% dari total potensi. Dengan potensi yang cukup besar dan bersifat terbarui, dan ramah lingkungan, Pemerintah terus mendorong upaya pemanfaatan tenaga air khususnya skala mini/mikro sebagai pembangkit tenaga listrik. [1]

    Saat ini pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024.[1]

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan teknologi yang memanfaatkan aliran air sebagai tenaga untuk memutar turbin dan dinamo atau generator sehingga menghasilkan energi listrik kurang dari 100 kilowatt. PLTMH biasanya digunakan untuk melayani kebutuhan listrik bagi masyarakat pedesaan yang tidak terjangkau layanan listrik negara (PLN). PLTMH merupakan salah satu pilihan pengubahan energi yang paling ramah lingkungan karena tidak seperti pembangkit listrik berskala besar, PLTMH tidak mengganggu aliran sungai

  • 2

    secara signifikan. Tidak seperti pembangkit listrik lainnya yang menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, bensin, solar, dan sebagainya), PLTMH sama sekali tidak menggunakan bahan bakar tersebut. Penerapan PLTMH merupakan upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global yang sedang menjadi isu penting dewasa ini.

    Daya listrik adalah hasil output dari PLTMH biasanya semua proses harus optimum untuk menghasilkan suatu daya. Maka dari itu pada tugas akhir kali ini saya sebagai penulis merancang suatu alat pengendalian daya pada PLTMH tersebut. Pengendalian daya disini dalam artian seperti pada sistem solar cell, yaitu daya yang dihasilkan panel surya akan disimpan di accu dan didistribusikan langsung ke beban. Kedua hal tersebut nantinya dikendalikan berdasar perintah atau logika yang diberikan oleh mikrokontroller dan daya yang diukur oleh sensor daya akan ditampilkan pada sebuah layar LCD. Fungsi sistem penyimpanan daya ini adalah sebagai sumber energi kedua untuk disalurkan ke beban, sehingga beban tetap teraliri listrik walaupun sumber energi utama yaitu generator berhenti beroperasi.

    1.2 Permasalahan

    Dalam tugas akhir ini permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana cara mengendalikan dan memonitoring daya listrik yang dihasilkan oleh generator untuk disimpan dan didistribusikan ke beban. 1.3 Batasan masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Variable process yang dicontrol dan dimonitor adalah Daya

    listrik. Controller yang digunakan adalah Mikrokontroler ATMega

    8535. Mode kontroler yang digunakan adalah mode ON-OFF. Pada tugas akhir ini hanya membahas mengenai

    pengendalian daya untuk penyimpanan dan distribusi.

  • 3

    1.4 Tujuan Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah mengendalikan

    dan memonitoring daya listrik yang dihasilkan oleh generator untuk disimpan serta mendistribusikannya ke beban. 1.5 Metodologi

    Metodologi yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Studi Literatur, dalam merealisasikan tugas akhir ini tentu

    dibutuhkan referensi yang meliputi pengetahuan dasar tentang sistem perancangan dan pembuatan miniplant PLTMH hingga sistem pengendalian dan sistem monitoringnya sekaligus.

    Sensor untuk monitoring dengan pemrograman mikrokontroler AVR ATMEGA 8535, dasar-dasar rangkaian elektronika.

    Perancangan dan Pembuatan Alat dalam hal ini dibagi 2 macam yaitu mekanik dan elektrik. Untuk perancangan mekanik dimulai dari perancangan dan pembuatan miniatur rumah tempat tinggal, kemudian dilanjutkan pembuatan rangkaian sensor daya, rangkaian charger battery, rangkaian mikrokontroller.

    Pengujian dan Analisis Alat, pengujian dan analisis alat dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses pengendalian daya tersebut beserta monitoringnya sekaligus dan dilakukan pengambilan data.

    Penyusunan Laporan, menyusun hasil analisa dan kesimpulan hasil pengujian alat.

  • 4

    Halaman ini sengaja dikosongkan