IT Risk and Controls Pada Bank Mandiri

11
 Mandiri : IT Risks & Controls Kelompok 5 1. Agatha Raharjo (01) 2. Angga Dena P (04) 3. Doni Iwan P. (14) 4. Muhammad Fitra (24) 5. Pascalis Prakosa (25)

description

IT Risk and Controls Pada Bank Mandiri

Transcript of IT Risk and Controls Pada Bank Mandiri

  • Mandiri : IT Risks & Controls

    Kelompok 5

    1. Agatha Raharjo (01)

    2. Angga Dena P (04)

    3. Doni Iwan P. (14)

    4. Muhammad Fitra (24)

    5. Pascalis Prakosa (25)

  • Kelompok 5 9A BPKP

    2

    IT Risks and Controls : Bank Mandiri

    aaaaaDunia memasuki era digital, era media sosial, dimana hampir seluruh aktivitas

    manusia dari bangun tidur hingga keesokan harinya dapat diketahui dari media sosial.

    Perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu pesat bagaikan dua sisi mata pisau,

    yang apabila tidak digunakan dengan bijak justru dapat melukai pengguna TI itu sendiri.

    Bank Mandiri sendiri sejauh ini telah merasakan akibat dari pisau bernama TI ini.

    Pertengahan tahun 2014, Bank Mandiri menjadi korban dari salah satu bentuk

    pencurian bernama skimming dengan total kerugian 3 Milliar Rupiah. Dampak dari

    kasus ini sangatlah besar, hingga Bank Indonesia mengeluarkan instruksi khusus untuk

    menghadapi skimming ini.

    aaaaaBank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia mendefinisikan Teknologi

    Informasi adalah teknologi terkait sarana komputer, telekomunikasi dan sarana

    elektronis lainnya yang digunakan dalam pengolahan data keuangan dan atau

    pelayanan jasa perbankan.

    aaaaaTeknologi Informasi merupakan aset penting dalam operasional yang dapat

    meningkatkan nilai tambah dan daya saing bank Mandiri. Penggunaan TI tentu tidak

    lepas dari berbagai risiko, untuk itulah diperlukan apa yang disebut IT Governance & IT

    Risk Management. Sesuai definisi IIA, IT Governance terdiri atas leadership, kerangka

    organisasi berupa personil dalam organasisasi, dan suatu proses yang memastikan

    bahwa Teknologi Informasi organisasi mendukung organisasi dalam pencapaian tujuan.

    Keberhasilan penerapan IT Governance tersebut sangat tergantung pada komitmen

    seluruh unit kerja di Bank, baik penyelenggara maupun pengguna Teknologi Informasi.

    Penerapan IT Governance dilakukan melalui penyelarasan Rencana Strategis

    Teknologi Informasi dengan strategi bisnis Bank Mandiri, optimalisasi pengelolaan

    sumber daya, pemanfaatan Teknologi Informasi (IT value delivery), pengukuran kinerja

    dan penerapan manajemen risiko yang efektif.

    aaaaaUntuk dapat menerapkan manajemen risiko yang efektif, diperlukan keterlibatan

    dan pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi, penyusunan dan penerapan kebijakan

    dan prosedur terkait Teknologi Informasi, serta proses identifikasi, pengukuran,

  • Kelompok 5 9A BPKP

    3

    pemantauan dan pengendalian risiko yang berkesinambungan. Selain itu, kedepan

    Bank Mandiri dituntut pula untuk mengantisipasi kebutuhan akan infrastruktur Teknologi

    Informasi yang memadai dalam rangka menghadapi implementasi Basel II.

    Pemanfaatan TI oleh Bank Mandiri

    1. Enterprise Resource Planning Systems.

    ERP adalah sebuah sistem software yang membantu bank mandiri dalam meng-

    integrasikan seluruh proses bisnis dalam satu database. Keuntungan perusahaan

    dalam mengimplementasikan ERP salah satunya adalah online real time

    processing, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Bank

    Mandiri yang memiliki beberapa proses bisnis tentu amat bergantung dengan

    adanya ERP ini.

    2. Electronic Data Interchange

    EDI adalah proses transfer data secara elektronik antar satu atau beberapa pihak

    dengan standar format yang disetujui. Maksud dari standar format yang disetujui

    adalah data yang akan dikirim harus disesuaikan/dienkripsi dengan format standar

    yang berlaku dan juga disetujui oleh penerima. Penyesuaian ke dalam format

    standar tersebut bisa menggunakan software khusus yang dikenal sebagai

    translation software. Selain lebih cepat, EDI juga dapat menghemat baik dari segi

    waktu maupun biaya, karena proses manual yang terjadi pada pengiriman dokumen

    fisik tidak diperlukan lagi. EDI merupakan salah satu teknologi paling awal yang

    digunakan dalam Supply Chain Management (SCM). Alur bisnis yang terjadi antara

    perusahaan dengan trading partner maupun supplier menjadi lebih mudah dan

    cepat dengan adanya EDI. Bentuk pengaplikasian EDI di Bank Mandiri salah

    satunya adalah penyediaan fasilitas Mandiri Cash management bagi Mayora Indah

    untuk meningkatkan kemudahan dan efisiensi dalam proses pembayaran ke pihak

    ketiga. Mayora Indah dapat memanfaatkan jaringan elektronik (e-channel) Bank

    Mandiri untuk melakukan pembayaran kepada vendor atau rekanan secara

    langsung tanpa perlu datang ke bank atau menandatangani warkat perintah

    pembayaran. Teknisnya, Mayora dapat mengirim instruksi transaksi pembayaran ke

  • Kelompok 5 9A BPKP

    4

    Bank Mandiri secara real time online dengan aplikasi yang dihubungkan

    dengan Enterprise Resource Planning (ERP) Mayora.

    Layanan Perbankan Melalui Media Elektronik atau selanjutnya disebut Electronic

    Banking (e-banking) adalah layanan yang memungkinkan nasabah Bank untuk

    memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan

    melalui media elektronik antara lain ATM, m-banking, electronic fund transfer, internet

    banking.

    Berikut adalah komponen kunci dalam pengembangan TI Bank Mandiri:

    1. Rencana Strategis Teknologi Informasi (Information Technology Strategic Plan)

    adalah dokumen yang menggambarkan visi dan misi Teknologi Informasi Bank,

    strategi yang mendukung visi dan misi tersebut dan prinsip-prinsip utama yang

    menjadi acuan dalam penggunaan Teknologi Informasi untuk memenuhi kebutuhan

    bisnis dan mendukung rencana strategis jangka panjang.

    2. Pusat Data (Data Center) adalah fasilitas utama pemrosesan data Bank yang terdiri

    dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung kegiatan operasional

    Bank secara berkesinambungan.

    3. Database adalah sekumpulan data komprehensif dan disusun secara sistematis,

    dapat diakses oleh pengguna sesuai wewenang masing-masing, dan dikelola oleh

    database administrator.

    4. Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas pengganti pada saat Pusat Data

    (Data Center) mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi antara lain karena

    tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan

    pada komputer, yang digunakan sementara waktu selama dilakukannya pemulihan

    Pusat Data Bank untuk menjaga kelangsungan kegiatan usaha (business

    continuity).

    5. Business Continuity Plan (BCP) adalah kebijakan dan prosedur yang memuat

    rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkah-langkah

    pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana dan proses pemulihan

    agar kegiatan operasional Bank dan pelayanan kepada nasabah tetap dapat

    berjalan.

  • Kelompok 5 9A BPKP

    5

    6. Pemrosesan Transaksi Berbasis Teknologi adalah kegiatan berupa penambahan,

    perubahan, penghapusan, dan/atau otorisasi data yang dilakukan pada sistem

    aplikasi yang digunakan untuk memproses transaksi.

    TI selain memiliki berbagai kelebihan namun juga memiliki berbagai resiko yang apabila

    tidak di mitigasi dengan baik, risiko akibat TI bisa berakibat fatal bagi kelangsungan

    organisasi, apalagi dalam organisasi perbankan yang menyimpan dana masyarakat.

    IT Governance Framework

    aaaaaDari diagram framework di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 5 komponen

    penting dalam sistem IT Governance yang efektif yaitu :

    - Organization and Governance Structures

    Struktur organisasi yang jelas, sifat operasional komponen perusahaan, dan bagaimana

    di dalam proses perusahaan berkomunikasi satu sama lainnya sangat penting terkait

    dengan fungsi TI untuk menyediakan jenis dan tingkat yang diperlukan layanan dalam

    rangka mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, struktur pemerintahan harus sejajar

  • Kelompok 5 9A BPKP

    6

    dengan struktur organisasi.

    - Executive Leadership & Support

    Dewan, CEO, CIO, dan anggota tim manajemen senior lainnya harus menetapkan visi

    yang jelas untuk memahami organisasi dan berkomunikasi bagaimana TI mendukung

    dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuannya, yang pada gilirannya

    memungkinkan ROI yang lebih efektif pada belanja TI. Dengan demikian TI dapat

    berperan dalam perencanaan strategis perusahaan. Tidak hanya sebagai belanja biaya

    dari perusahaan tersebut.

    - Service Delivery & Measurement

    Pengukuran ini memungkinkan manajemen TI untuk memahami bagaimana kinerja jika

    dibandingkan dengan rencana strategis, dan untuk lebih memahami bagaimana untuk

    mengelola biaya jasa pengiriman secara lebih efektif dengan menggunakan IT oleh unit

    organisasi, bidang usaha, dll.

    - IT Organization & Risk Management

    Keberhasilan TI sangat tergantung pada arah yang diberikan oleh dewan, CEO, dan

    anggota lainnya manajemen senior. Arah ini dibangun ke dalam dan dikomunikasikan

    melalui rencana strategis organisasi dan struktur.

    - Strategic & Operational Planning

    Rencana strategis mencerminkan bagaimana sebuah TI mengambil peran dan

    tanggung jawab dalam usaha perusahaan mencapai tujuan. Rencana operasi sendiri

    merupakan mekanisme bagaimana TI mendukung dan memungkinkan pencapaian

    tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

    IT Controls

    aaaaaBank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi

    dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan intern. Kegiatan

    pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam dua kriteria, yaitu

    pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

    Pengendalian umum (general control) meliputi pengendalian terhadap operasional

    pusat data, sistem pengadaan dan pemeliharaan software,pengamanan akses, serta

  • Kelompok 5 9A BPKP

    7

    pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang ada. Pengendalian umum ini

    diterapkan terhadap mainframe, server, dan users workstation, serta jaringan internal

    eksternal. Salah satu bentuk pengendalian umum adalah dibentuknya Disaster

    Recovery Center (DRC) sebagai alternative ketika Data Center tidak bisa diakses.

    Pengendalian aplikasi (application controls) diterapkan terhadap program yang

    digunakan Bank dalam mengolah transaksi dan untuk memastikan bahwa semua

    transaksi adalah benar, akurat dan telah diotorisasi secara benar. Berikut adalah bentuk

    pengendalian aplikasi pada Bank Mandiri:

    Menggunakan sistem keamanan standar internasional dengan enkripsi SSL 128

    bit (Secure Socket Layer 128 bit Encryption) yang akan mengacak data

    transaksi

    Pengamanan pintu akses dengan Firewall (ISP>Web Server>Data Server>Host)

    Proses pendaftaran melalui ATM Mandiri atau Cabang Bank Mandiri

    Proses aktivasi di www.bankmandiri.co.id dengan Access ID & Access Code

    Mouse over Warning Access, pada saat login untuk mengingatkan web site

    palsu

    Verifikasi user dengan User ID & PIN Internet Banking pada saat login

    Auto Logoff (Session Time Out ) jika Nasabah lupa log-out

    Seluruh aktifitas nasabah di Internet Banking Mandiri akan tercatat oleh sistem

    Nasabah dapat melihat seluruh aktifitas yang dilakukan pada Internet Banking

    Mandiri selama jangka waktu tertentu

    Notifikasi melalui e-mail dan SMS* untuk setiap transaksi yang dilakukan

    Limit transaksi per hari hingga Rp. 10.000.000,-

    Verifikasi transaksi dengan Token PIN Mandiri

    aaaaaPengendalian atas tata kelola TI termasuk di dalamnya adalah kebijakan bank

    mandiri atas TI, salah satunya adalah kebijakan kerahasiaan nasabah yang

    menggunakan Internet Banking Mandiri. Aplikasi Internet Banking Mandiri dijamin

    kerahasiaan dan keamanannya, dalam hal ini Bank Mandiri menggunakan teknologi

    enkripsi Secure Socket Layer (SSL) 128 bit, yang akan melindungi komunikasi antara

    komputer Nasabah dengan server Bank Mandiri. Untuk menambah keamanan

  • Kelompok 5 9A BPKP

    8

    digunakan metode time out session, dimana setelah 10 menit tanpa aktivitas Nasabah,

    maka akses akan tidak aktif lagi.

    aaaaaSelain itu Bank Mandiri akan menjaga kerahasian data pengguna Internet

    Banking Mandiri, dan hanya orang tertentu yang berhak untuk mengakses informasi

    tersebut untuk digunakan sebagaimana mestinya (dalam hal ini Bank Mandiri akan

    selalu mengingatkan karyawan akan pentingnya menjaga kerahasian data Nasabah).

    Bank Mandiri tidak akan memperlihatkan/menjual data tersebut kepada pihak ke tiga.

    Bank Mandiri juga tidak secara otomatis mengumpulkan informasi data pengunjung

    Internet Banking Mandiri, hanya beberapa informasi umum yang akan dikumpulkan dan

    digunakan antara lain :

    Nama domain yang akan digunakan Nasabah untuk mengakses internet

    Internet address yang digunakan untuk mengakses web site Bank Mandiri

    Browser yang digunakan

    Hari, tanggal & waktu mengakses internet

    Pilihan yang ditentukan oleh Nasabah untuk memberikan informasi kepada

    Bank, antara lain jenis rekening

    aaaaaUntuk dapat mengakses Internet Banking Mandiri Nasabah harus memasukkan

    terlebih dahulu User ID dan PIN, dan untuk keamanan Nasabah diharuskan

    memasukkan kembali PIN untuk setiap transaksi yang bersifat finansial.

    IT Risk Management

    aaaaaSelain manfaat dan keunggulan yang diperoleh dari penggunaan TI dalam

    pelaksanaan operasional bank, tentunya terdapat risiko yang dapat menyebabkan

    timbulnya kerugian pada bank dan nasabah. Risiko yang terkait dengan pemanfaatan

    TI oleh bank, antara lain, risiko reputasi, risiko operasional, risiko hukum, dan risiko

    perbankan lainnya seperti likuiditas dan kredit. Risiko-risiko tersebut timbul karena ada

    kesalahan TI, misalnya:

    1. Jaringan terganggu akibat tindakan seseorrang atau force majure sehingga EDI

    tidak dapat berjalan dengan baik

    2. Skimming di mesin ATM

  • Kelompok 5 9A BPKP

    9

    3. Informasi hasil TI tidak valid, sehingga menyebabkan kesalahan dalam

    pengambulan keputusan

    4. Database disalahgunakan, dan lain sebagainya.

    aaaaaBerikut adalah daftar Top Risk yang dilansir oleh auditor internal bank mandiri

    dimana hampir semua jenis risiko mengandung unsur TI di dalamnya.

    Suatu resiko perlu didefinisikan dalam suatu pendekatan yang sistematis, sehingga

    pengaruh dari resiko yang timbul atas pengembangan teknologi informasi pada suatu

  • Kelompok 5 9A BPKP

    10

    organisasi dapat diantisipasi dan di identifikasi sebelumnya. Mendefinisikan suatu

    resiko dalam pengembangan teknologi informasi pada suatu organisasi terkait dengan

    Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle [SDLC]), dimana

    fase-fase penerapan SDLC dalam pengembangan teknologi informasi harus

    mengakomodir risiko-risiko terkait sehingga mampu di mitigasi dengan baik.

    Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia no. 9/15/PBI/2007, untuk meminimalkan risiko-

    risiko potensial dalam penggunaan TI, maka penerapan manajemen risiko, paling

    kurang, mencakup :

    a. Pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi,

    b. Kecukupan kebijakan dan prosedur dalam penggunaan TI,

    c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian

    risiko penggunaan TI,

    d. Sistem pengendalian intern atas penggunaan TI.

    aaaaaDalam hal penerapannya, manajemen risiko harus dilakukan secara terintegrasi

    di dalam setiap tahapan penggunaan TI dimulai dari proses perencanaan,

    pengembangan/pengadaan, operasional, pemeliharaan, hingga penghentian dan

    penghapusan sumber daya TI. Proses manajemen risiko di bank dilakukan, minimal,

    terhadap aspek-aspek yang terkait pengembangan dan pengadaan TI, operasional TI,

    jaringan komunikasi, pengamanan informasi, Business Continuity Plan (BCP), end user

    computing, electronic banking, dan penggunaan pihak penyedia jasa TI (PBI no.

    9/15/PBI/2007).

    aaaaaPelaksanaan audit oleh bank diperlukan untuk mengawasi dan mengendalikan

    operasional TI, dan bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur

    penggunaan TI telah tersedia dan dilaksanakan secara memadai. Audit, baik secara

    internal maupun eksternal, harus mencakup penggunaan TI yang diselenggarakan

    sendiri oleh bank maupun oleh penyedia jasa TI.

  • Kelompok 5 9A BPKP

    11

    Peran Auditor Internal Bank Mandiri

    aaaaaUntuk memenuhi tanggung jawab terkait TI, fungsi audit internal setidaknya

    harus:

    1. Mengidentifikasi dan melakukan risk assessment atas risiko TI organisasi

    2. Memiliki auditor dengan kompetensi memadai di bidang TI dan mampu

    menggunakan teknik audit berbasis teknologi

    3. Memasukkan TI organisasi sebagai bagian dari rencana audit tahunan

    4. Melakukan Assessment terhadap IT Governance, management, dan technical

    controls

    aaaaaBeberapa risiko yang menjadi fokus audit (Top 6 Risks), akan dipantau secara

    bankwide melalui mekanisme continuous auditing sehingga deteksi atas indikasi

    penyimpangan dapat diketahui lebih dini. Deteksi atas penyimpangan tersebut dapat

    diketahui dengan memanfaatkan indikator risiko yang melebihi threshold yang

    ditetapkan. Hasil dari continuous auditing akan disampaikan kepada unit terkait untuk

    segera dilakukan koreksi, sementara itu jika memerlukan evaluasi lebih jauh maka

    dapat dilakukan on site dan surprised audit oleh internal audit. Dengan menerapkan

    strategi continuous auditing maka coverage audit atas risiko-risiko tertentu dapat

    dilakukan secara luas dan intensif. Terhadap risiko utama yang tidak dapat dipantau

    melalui mekanisme continuous auditing, maka dilakukan audit secara on site ataupun

    on desk.