RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY: STUDI EMPIRIS PERBANKAN INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: TRI REJEKI ARUMSARI F. 1310086 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER

THEORY: STUDI EMPIRIS PERBANKAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

TRI REJEKI ARUMSARI

F. 1310086

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

v Jadikanlah sabar dan shalat itu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)

v Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Al Insyiroh: 6)

v Setiap kesuksesan dalam hidup tidaklah gratis, harus dibayar dengan

harga yang pantas. (Anonim)

v Nikmati dan syukuri proses yang ada, dari proses itulah kita akan

mendapat pembelajaran kehidupan. (Penulis)

Page 6: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

© Ibu, Bapak, my older sister and my younger sister yang selalu mendoakan

yang terbaik dalam hidupku.

© Bapak Djoko Suhardjanto, terimakasih untuk bimbingan yang

diberikan selama ini.

© Syahroni, untuk dukungan dan doanya.

© Teman-teman seperjuangan di UNS Transfer 2010.

© ALMAMATER

Page 7: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, karena penulis menyadari tanpa

ridha dan bimbingan-Nya segala sesuatu tidak dapat terwujud.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan,

dorongan, doa dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini dengan baik.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com (Hons) Ph. D Ak, selaku pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu, kesabaran dan perhatian yang tinggi dalam

memberikan bimbingan, serta pengarahan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Makasih Bapak buat dateline setiap minggu, maaf kalo saya keset dan gak mudengan.

Pak Djoko joss pokoknya.

4. Keluargaku yang selalu memberikan kepercayaan, dukungan dan doa yang tiada henti.

Ibu, Ibu, Ibu dan Bapak, seluas dan sebanyak apapun anakmu ini berikan takkan

mampu membalas kebaikan kalian. Semoga Alloh SWT memberikan balasan dengan

surga terindah-Nya, Amin. Mba Ipung, Iis (filak), atas motivasi dan dorongan untuk

Page 8: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

selalu semangat, cerewet dan nakalnya si kecil Dhita. Terimakasih atas setiap

kehangatan rumah yang selalu tercipta dan membuat semangat lagi balik kalo nyolo J.

5. Syahroni, the best man ever i had. Terimakasih untuk dukungan dan doamu.

6. Janita Pratika Sari, makasih karena selalu bersedia mendengarkan atas celotehku tiap

kali galau dan patah semangat. Epong, ayo semangat skripsinya, kamu pasti bisa! Nana,

makasiih buat tumpangan nge-printnya.

7. Teman-teman “J” yang dipurwokerto (Mbaeh, Mz Rasyid, Mz sony, Mz Budi, Yeti,

Evi, Lintung, Aa Ari, Dodo, Pujel, Mz Wendy, Mz Joni and all “J”), ayook pada

camping, rafting, manjat..kangen bau tanah, kangen wave+hole-nya Serayu, dan

terutama kangen suasana kekeluargaan yang selalu tercipta.

8. Mbak Indi, Sesar, Nana, Awin, Bunga, Yuanita, Tika, kangen buat jalan-jalan bareng

kalian lagi. Mbak Indi, Tika, Sesar, Nana, Yuanita, ayook ndang nyusul.

9. The Djs Family (Ima, Moecha, Mbak Indi ma Mbak Citra, Mbak Ane), makasih buat

koreksian tiap minggunya, Ima makasih buat sharing, masukan, koreksian dan nyuplai

semangatku di akhir-akhir skripsi ini. Buat Moecha, jangan patah semangat yaa..kamu

pasti bisa! Mbak Indi ma Mbak Citra ndang konsul neh tho mbak, segera menyusul lho.

10. Wisma Puri Sari dan penduduknya, pasti bakalan kangen sama celoteh dan gumaman

kalian semua.

11. Teman-teman di Akuntansi Transfer 2010, ditunggu reunian yahhh.

12. Semua orang-orang yang telah memberikan warna dalam hidupku, yang tidak bisa

disebutkan satu per satu, dengan segenap kerendahan hati izinkan sebuah kata mengalir

tulus dari lubuk terdalam: Terima kasih.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan

ini. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan

demi perbaikan yang berkelanjutan.

Page 9: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semoga amal kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan

balasan dari Allah SWT. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua yang

membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

Page 10: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................ ........................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ……ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAKSI ……………………………………………………………… .. xiv

ABSTRACT ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori .............................................................................. 9

1. Teori Stakeholder ...................................................................... 9

2. Disclosure (Pengungkapan) .................................................... 20

3. Risk Management Disclosure ................................................. 22

B. Kaitan antara Stakeholder dan Risk Management Disclosure ..... 30

C. Kerangka Konseptual .................................................................. 36

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ................... 37

Page 11: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................... 44

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 44

C. Data dan Metode Pengumpulan Data…………………………. . 45

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........ 46

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif data ............................................................................. 56

1. Seleksi Sampel ........................................................................ 56

2. Statistik Deskriptif .................................................................. 58

B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ......................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 80

B. Saran ............................................................................................ 81

C. Keterbatasan ................................................................................ 83

D. Rekomendasi ………………………………………………… .. 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Perbandingan Klasifikasi Risiko ... .................................................33

Tabel III.1 Keterangan Persamaan Penghitungan

Risk Management Disclosure ........................................................ 48

Tabel III.2 Keterangan Persamaan Analisis Regresi ....................................... 52

Tabel IV.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 57

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Risk Management Disclosure ......................... 58

Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen ....................................... 61

Tabel IV.4 Hasil Regresi Berganda .................................................................. 68

Page 13: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 36

Page 14: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Summary Item Pengungkapan Risk Management

Lampiran II Daftar Perbankan

Lampiran III Perbankan dan Skor Pengungkapan Risk Management

Lampiran IV Statistik Deskriptif

Lampiran V Uji Asumsi Klasik

Lampiran VI Regresi Berganda

Page 15: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PERSPEKTIF STAKEHOLDER THEORY: STUDI EMPIRIS PERBANKAN INDONESIA

ABSTRAKSI

TRI REJEKI ARUMSARI F1310086

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan stakeholder theory terhadap risk management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia. Stakeholder theory direpresentasikan dengan leverage, blockholder ownership, kepemilikan manajerial, proporsi Komite Audit Independen, ukuran Komite Pemantau Risiko, Return on Equity (ROE), dan Tobins’q

Pengukuran tingkat risk management disclosure dalam penelitian ini menggunakan item-item yang terdapat dalam Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 84 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2009-2011. Sampel tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Rerata tingkat risk management disclosure sebesar 52,24%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan perbankan di Indonesia dalam mengungkapkan informasi mengenai risk management masih rendah, mengingat risk management disclosure adalah salah satu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) sesuai dengan PSAK No. 60 (revisi 2010), PBI Nomor: 11/25/PBI/2009. Hasil pengujian regresi menunjukan adanya pengaruh negatif signifikan antara variabel blockholder ownership dan kepemilikan manajerial, dan pengaruh pengaruh positif signifikan antara variabel ukuran Komite Pemantau Risiko terhadap risk management disclosure. Variabel lainnya yaitu leverage, proporsi Komite Audit Independen, ROE dan Tobins’q tidak berpengaruh terhadap tingkat risk management disclosure. Kata Kunci: risk management disclosure, stakeholder theory, perbankan Indonesia

Page 16: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PERSPEKTIF STAKEHOLDER THEORY: STUDI EMPIRIS PERBANKAN INDONESIA

ABSTRACT

TRI REJEKI ARUMSARI F1310086

This purpose of this study is to examine the effect of the application of stakeholder theory to risk management disclosure of Indonesian banks. Stakeholder theory are identified as leverage, blockholder ownership, managerial ownership, proportion of audit committee, the number of risk management committee, return on equity (ROE) and tobins’q.

The level of risk management disclosure is measured based on identified items of Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011. Under purposive sampling, secondary data of 84 annual reports year 2009-2011 of banks in Indonesian Stock Exchange are selected.

The average level of risk management disclosure is at 52.24%. This number indicates that Indonesian’s banks are not fully complience to PSAK No. 60 (revisi 2010), PBI Nomor: 11/25/PBI/2009. The results of multiple regression shows the significant negative effect of the variable blockholder ownership and managerial ownership, and a significant positive effect between the variable size of risk management committee to risk management disclosure. Other variables, leverage, the composition of independent audit comittee members, ROE and Tobins'q are not good predictors for level of risk management disclosure. Keywords: risk management disclosure, stakeholder theory, Indonesian banks

Page 17: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang

dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika dari penulisan penelitian ini.

A. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stakeholder perusahaan

terhadap risk management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

Dimensi stakeholder dalam penelitian ini merunut pada pendapat Ullmann (1985)

yang terdiri dari stakeholder power, strategic posture dan economic performance.

Stakeholder power diproksikan dengan kreditur, pemegang saham, manajer,

sedangkan untuk strategic posture diproksikan dengan Komite Audit dan Komite

Pemantau Risiko. Economic performance diproksikan dengan Return on Equity

(ROE) dan Tobins’q.

Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2008, dunia dilanda krisis

keuangan internasional yang disebut credit crisis (Oorschot, 2009). Krisis

keuangan ini karena kegagalan kebijakan kredit yang dilakukan di Amerika

Serikat yang kemudian menjalar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Topik

risk disclosure, khususnya risk management disclosure menjadi topik yang

Page 18: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menarik untuk diteliti karena permintaan dan penawaran mengenai risk disclosure

pada perusahaan dari tahun ke tahun semakin meningkat (Oorschot, 2009).

Amran, Abdul, Hassan (2008) mengemukakan bahwa risiko merupakan

bagian dari kegiatan bisnis. Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:

5/8/PBI/2003 yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi PBI Nomor;

11/25/PBI/2009, risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa

(events) tertentu. Dalam konteks perbankan, risiko merupakan suatu kejadian

potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat

diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan

permodalan bank (Lampiran SE No.5/21/DPNP, 29 September 2003).

Ada beberapa kasus berkaitan dengan manajemen risiko perbankan

Indonesia diantaranya mengenai penggelapan rekening nasabah Citibank pada

periode 2007 – 2011 yang merugikan 30 nasabah Citibank

(http://www.finance.detik.com, 2012 ). Kasus penggelapan tersebut dapat dicegah

bila perusahaan menerapkan manajemen risiko dengan baik

(http://www.mtempo.co, 2012). Kasus lain yang terjadi di Indonesia berkaitan

dengan risiko kredit adalah penyimpangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

(BLBI) dimana bank tidak mampu mengembalikan BLBI, 5 (lima) Bank yang

melakukan penyimpangan terbesar yaitu, Bank Dagang Nasional, Bank Central

Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Umum Nasional (BUN), Bank Indonesia

Raya (BIRA) (Yuntho dan Rahayu, 2006).

Page 19: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Kasus – kasus tersebut menunjukkan bahwa risiko manajemen perusahaan

tidak dikelola dengan baik dan membuktikan kurangnya transparansi antara pihak

manajemen dan stakeholder. Padahal, unsur keterbukaan (transparansi) dalam

laporan keuangan perusahaan telah diatur oleh Bapepam, diantaranya perusahaan

diwajibkan untuk mengungkapkan transaksi – transaksi penting yang berkaitan

dengan perusahaan, risiko yang dihadapi dan rencana/kebijakan perusahaan

(corporate action) yang akan dijalankan (Fuad, 2006). Pengungkapan risiko

dalam laporan keuangan menjadi penting karena dapat mengurangi asimetri

informasi yang menyebabkan kerugian bagi stakeholder.

Penelitian mengenai risk management disclosure di Indonesia dilakukan

oleh Yudawijaya (2011) pada sektor publik yaitu, Pemerintah Kota dan

Kabupaten se-Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ukuran Pemerintah

Daerah, dan leverage yang berpengaruh positif terhadap risk management

disclosure. Ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh karena pemerintah daerah

yang lebih besar cenderung akan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk

mendapatkan dan menyampaikan informasi yang lebih banyak kepada

stakeholder. Pemerintah Daerah yang mempunyai tingkat leverage tinggi

memiliki kewajiban mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan

pengungkapan risiko. Pengungkapan tersebut penting dilakukan guna memberikan

rasa aman dan kepastian di masa mendatang. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan merupakan aplikasi

stakeholder Ulmann (1985) dan sampel yang digunakan adalah pada sektor

perbankan (privat) bukan pada sektor publik.

Page 20: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Lajli dan Zeghal (2005) melakukan analisis risk management disclosure

terhadap 300 perusahaan di Canada dengan metode content analysis yang

dilakukan dengan mengklasifikasikan kalimat dan meranking, menghasilkan

kesimpulan : (1) pengungkapan risiko pada laporan tahunan perusahaan sebagian

besar terdapat footnote laporan keuangan sebesar 85,09% dan bersifat kualitatif,

(2) sebagian besar perusahaan mengungkapkan minimal satu kategori risiko dan

maksimal 9 kategori risiko, dimana risiko keuangan merupakan risiko yang paling

sering diungkapkan. Penelitian lain dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006)

mengenai pengungkapan risiko annual report perusahaan di UK. Berdasarkan

penelitian tersebut, ditemukan pengaruh signifikan terhadap ukuran perusahaan

dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan risiko. Helbok dan

Wagner (2006) meneliti luas pengungkapan risiko operasional dalam laporan

keuangan dari 59 bank komersial di Nord America, Asia dan Eropa pada rentang

waktu tahun 1999 – 2001 secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa lembaga keuangan dengan profitabilitas yang lebih rendah

mengungkapkan penilaian dan pengelolaan risiko operasional dengan lebih luas.

Tingkat profitabilitas yang tinggi akan semakin meningkatkan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga perusahaan dengan tingkat

profitabilitas tinggi mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang

lebih luas terhadap stakeholdernya.

Amran et.al. (2008) meneliti mengenai risk management disclosure pada

laporan tahunan perusahaan Malaysia mengungkapkan bahwa variabel ukuran

perusahaan positif signifikan berpengaruh terhadap risk management disclosure.

Page 21: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Perusahaan yang lebih besar akan mempunyai stakeholder yang lebih banyak

sehingga akan semakin banyak mengungkapkan informasi sebagai bentuk

pertanggungjawaban terhadap stakeholdernya. Oorschot (2009) melakukan

penelitian mengenai pengungkapan risiko pada perbankan Jerman dengan

cakupan pembahasan pengungkapan pasar, kredit dan risiko likuiditas bank di

Jerman dalam tahun 2005 – 2008 secara kuantitatif dan kualitatif. Pengungkapan

secara kuantitatif dan kualitatif masing-masing mencapai tingkat 74,50% dan

83,00%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa permintaan dan penawaran

tentang risiko pada perbankan di Jerman semakin bertambah dari tahun ke tahun.

Penelitian ini menganalisis aspek dalam stakeholder theory yang dikaitkan

dengan risk management disclosure. Chairiri (2008) mengatakan bahwa dalam

stakeholder theory perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk

kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya

(pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis

dan pihak lain), sehingga keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh

dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh Gray, Kouhy dan Adams (1995) bahwa

kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder, makin

powerfull stakeholder makin besar perusahaan untuk beradaptasi. Dukungan

kepada perusahaan dapat diperoleh dengan menerapkan tanggungjawabnya

kepada stakeholder salah satunya dengan mengungkapkan risk management

disclosure perusahaan. Laporan keuangan dan pengungkapannya sangat penting

Page 22: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

bagi manajemen sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tata kelola dan kinerja

perusahaan kepada stakeholdernya (Healy dan Palepu, 2001).

Era globalisasi seperti saat ini menjadikan produk dan aktivitas bank

semakin kompleks sehingga mengakibatkan risiko yang dihadapi bank akan

semakin meningkat. Hal tersebut menjadikan penelitian ini penting untuk

dilakukan, selain itu penelitian mengenai risk management disclosure dalam

perspektif stakeholder theory untuk perusahaan perbankan di Indonesia belum

pernah dilakukan. Pemilihan perusahaan perbankan dengan alasan bahwa

perbankan berbeda dengan sektor industri lain. Perusahaan perbankan merupakan

perusahaan keuangan (financial) yang highly regulated (Suhardjanto dan Aryane,

2011) dan lembaga yang dikenal sebagai risk taking entities (Oorschot, 2009),

selain itu penelitian mengenai aplikasi stakeholder pada risk management

disclosure di Indonesia belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut

diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Risk Management

Disclosure dalam Perspektif Stakeholder Theory: Studi Empiris Perbankan di

Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka permasalahan

yang hendak diteliti adalah apakah stakeholder theory yang direpresentasikan

dengan (1) leverage, (2) blockholder ownership, (3) kepemilikan manajerial, (4)

proporsi Komite Audit Independen, (5) ukuran Komite Pemantau Risiko, (5)

Page 23: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

return on equity (ROE) dan Tobins’q berpengaruh terhadap risk management

disclosure perusahaan perbankan di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stakeholder theory yang

direpresentasikan dengan (1) leverage, (2) blockholder ownership, (3)

kepemilikan manajerial, (4) proporsi Komite Audit Independen, (5) ukuran

Komite Pemantau Risiko, (5) return on equity (ROE) dan Tobins’q terhadap risk

management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat termasuk :

1. Bagi akademisi, memberikan bukti empiris mengenai cakupan risk

management disclosure yang dipengaruhi oleh stakeholder perusahaan.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memunculkan penelitian lain

mengenai risk management disclosure pada perusahaan perbankan di

Indonesia.

2. Bagi stakeholder dan pihak – pihak yang berkepentingan, diharapkan

dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan

melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan,

terutama dalam pengelolaan dan risk management disclosure.

Page 24: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Bagi perusahaan, memberikan bukti empiris mengenai pentingnya risk

management disclosure dimana dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam menyusun annual report.

4. Bagi pihak regulator, khususnya IAI dan Bapepam – LK, memberikan

referensi untuk membuat peraturan yang lebih baik mengenai item – item

risk management disclosure.

Page 25: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membahas pendahuluan di Bab I, maka pada Bab II ini akan

dijelaskan mengenai landasan teori, kerangka teoritis serta penelitian terdahulu

dan pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.

A. Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan dijabarkan mengenai teori dan literatur yang

mendasari komponen maupun variabel penelitian.

1. Teori Stakeholder

Teori stakeholder dimulai dengan asumsi bahwa nilai adalah sesuatu yang

perlu dan secara eksplisit merupakan bagian dalam kegiatan bisnis (Freeman,

Andrew, Bidhan, 2004). Stakeholder merupakan kelompok atau individu yang

dapat berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan,

mendapatkan keuntungan ataupun dirugikan oleh perusahaan, serta haknya

dipenuhi ataupun diabaikan oleh perusahaan. (Freeman, 1984 dalam Roberts,

1992).

Kelompok stakeholder dalam perusahaan terdiri dari investor, pelanggan,

supplier dan karyawan (Donaldson dan Preston, 1995). Kelompok stakeholders

inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan

atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan (Rafinda,

9

Page 26: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bambang, Poppy, 2011). Seorang pemangku kepentingan (stakeholder), seperti

investor, mengumpulkan informasi risiko perusahaan yang berguna untuk

membantu pengambilan keputusan (Amran et.al., 2008).

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang

hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat

bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,

masyarakat, analis dan pihak lain) (Chairiri, 2008). Teori stakeholder memiliki

penekanan yang berbeda tentang pihak-pihak yang dapat mempengaruhi luas

pengungkapan informasi di dalam annual report perusahaan dimana lebih

mempertimbangkan posisi para stakeholders yang dianggap mempunyai

kekuasaan (Rafinda et.al., 2011).

Penelitian Roberts (1992) secara empiris membuktikan bahwa teori

stakeholder merupakan landasan teori untuk menganalisis dampak dari kinerja

keuangan perusahaan, strategi aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan, dan

intensitas stakeholder dalam mempengaruhi pengungkapan lingkungan.

Perusahaan yang berkomitmen untuk melaporkan segala aktivitasnya kepada

stakeholder, biasanya bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan dan

keberlanjutan pengkreasian nilai untuk semua stakeholder (Ernst dan Young,

1999).

Salah satu strategi untuk mengelola stakeholder adalah dengan disclosure.

Disclosure merupakan suatu cara untuk mewujudkan transparansi dalam bidang

bisnis, selain itu disclosure atas laporan keuangan tahunan juga dapat

meningkatkan kepercayaan investor dan pengguna laporan lainnya (Ardi dan

Page 27: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Lana, 2007). Hackston dan Milne (1996) mengemukakan bahwa pengungkapan

tanggung jawab lingkungan dipercaya sebagai pendekatan manajemen untuk

mengurangi tekanan sosial dan merespon kebutuhan sosial. Teori stakeholder

menekankan bahwa organisasi akan lebih memilih secara sukarela (voluntary)

mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektualnya,

melebihi kewajibannya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang

diakui oleh stakeholder (Rafinda et.al., 2011).

Ullmann (1985) menyajikan tiga model dimensi teori stakeholder untuk

menjelaskan korelasi antara pengungkapan sosial serta kinerja sosial dan kinerja

ekonomi. Dimensi pertama adalah stakeholder power yang menjelaskan mengenai

kekuasaan stakeholder. Dimensi kedua adalah strategic posture perusahaan

terhadap kegiatan tanggung jawab sosial. Strategic posture menggambarkan

respon dari pembuat keputusan perusahaan tentang tuntutan sosial. Dimensi ketiga

adalah economic perfomance yang menyangkut kinerja masa lalu dan ekonomi

perusahaan saat ini. Economic performance secara langsung mampu

mempengaruhi kemampuan keuangan terhadap tanggung jawab sosial.

a. Stakeholder power

Stakeholder power merupakan landasan teori yang mendasari kerangka

Ulmann (1985). Weber (1947) dalam Mitchell, Bradley, Donna (1997)

mendefinisikan power sebagai kemungkinan dimana seorang pemain diantara

suatu hubungan sosial mempunyai posisi untuk membawa kekuasaannya

meskipun akan mendapatkan perlawanan. Dahl (1957) mendefinisikan power

Page 28: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sebagai hubungan antara pemain sosial, dimana salah satu pemain sosial A

mendapatkan pemain sosial yang lain, sebaliknya B melakukan sesuatu dimana B

tidak dapat menyelesaikannya. Pihak yang mempunyai power dalam perusahaan

dapat memperoleh akses untuk memaksa, memanfaatkan, atau bersifat normatif

untuk menjatuhkan suatu hubungan (Mitchell et.al., 1997). Jadi dapat disimpulkan

bahwa kekuasaan adalah kemampuan orang atau golongan untuk menguasai orang

atau golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, kharisma, atau kekuatan

fisik. Stakeholder power dibahas sebagai dasar kerangka dari model Ullmann

(1985), mengacu bagaimana pengaruh kekuasaan stakeholder terhadap

perusahaan, agar perusahaan memenuhi tuntutan stakeholder (pemilik, kreditur,

manajer, maupun regulator), hal ini dianggap penting karena untuk keberlanjutan

keberhasilan perusahaan (Clarkson, 1995; Roberts, 1992).

1) Stakeholder Power – Kreditur

Kedudukan teori stakeholder terbatas pada memelihara dalam hubungan,

perusahaan akan menginformasikan pengungkapan yang lebih banyak kepada

stakeholder kunci seperti kreditur. Stakeholder seperti pemegang saham dengan

kreditur mewajibkan hubungan yang baik dengan perusahaan (Suhardjanto, 2008).

Kreditur meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa

perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat mengembalikan

pinjaman pokok beserta bunganya di kemudian hari.

Jika stakeholder menginvestasikan sumber daya mereka dengan jumlah

yang banyak mereka akan mengharapkan hubungan yang lebih penting

(Alexander, Paul, Amy, 2004). Kreditur dapat mengontrol akses sumber daya

Page 29: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

keuangan yang diperlukan untuk keberlanjutan operasi perusahaan (Robert, 1992).

Kreditur akan melaksanakan kekuasaan mereka dengan meningkatkan biaya

modal atau menahan utang (Kent dan Chan, 2003). Dapat disimpulkan bahwa,

semakin besar perusahaan bergantung pada pembiayaan utang untuk mendanai

proyek-proyek modal, semakin besar pula pengungkapan yang dilakukan oleh

perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap stakeholdernya.

Kreditur dalam penelitian ini diproksikan dengan tingkat leverage

perusahaan. Perusahaan dengan leverage yang semakin tinggi menunjukkan

semakin berisiko dalam pelunasannya. Tingkat leverage yang tinggi menunjukkan

tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal (kreditur), sehingga perusahaan

mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi yang lebih detail dalam

laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Suhardjanto (2008)

memperkuat pendapat tersebut, bahwa semakin besar tingkat leverage perusahaan,

maka semakin terperinci informasi yang diungkapkan. Semakin rendah tingkat

leverage perusahaan maka akan semakin bagus kondisi perusahaan tersebut dan

semakin tinggi tingkat leverage semakin tinggi pula risiko pelunasannya.

2) Stakeholder Power – Pemegang Saham

Pemegang saham menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

pemegang surat bukti kepemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi

hak atas deviden dan lain – lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.

Penyebaran kepemilikan perusahaan, terutama oleh pemegang saham yang peduli

dengan kegiatan sosial perusahaan (dana tanggung jawab sosial bersama

Page 30: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

misalnya, gereja dan rencana pensiun sipil, dan pemegang saham etis),

mempertinggi tekanan bagi manajemen untuk mengungkapkan kegiatan tanggung

jawab sosial (Ullmann, 1985). Struktur kepemilikan saham perusahaan dapat

menurunkan konflik kepentingan (Jensen dan Meckling, 1976). Shleifer dan

Vishny (1986) mengemukakan bahwa pemegang saham publik layak melakukan

pengawasan terhadap perusahaan.

3) Stakeholder Power – Manajer

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, manajer mempunyai pengertian

orang yang berwenang dan bertanggungjawab membuat rencana dan

mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu. Manajer sebagai

pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham

(Jensen dan Meckling, 1976). Apabila manajer ikut memiliki perusahaan (insider

ownership), atau apabila pendapatan atau kompensasi manajer dikaitkan secara

langsung dengan kekayaan pemilik maka manajer akan bertindak sebagaimana

pemilik (Haryono, 2005). Hal tersebut didukung oleh Ujiyantho (2007) bahwa

kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan

keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang

mereka kelola.

Manajer dalam penelitian ini diproksikan dengan kepemilikan manajerial

perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa guna mengurangi

konflik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat dilakukan dengan

meningkatkan kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan, yang berarti

Page 31: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

bahwa kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan akan mendorong

informasi positif yang lebih banyak pada publikasi terakhir sebelum pengumuman

akuisisi. Ullmann (1985) mengungkapkan bahwa jika kekuasaan stakeholder

besar, permintaan mereka cenderung menjadi perhatian perusahaan. Suhardjanto

(2008) mengungkapkan bahwa bila kepemilikan perusahaan terpusat maka

pengungkapan informasi mengenai lingkungan hidup kecil.

b. Strategic posture

Ullmann (1985) menerangkan bahwa strategic posture menggambarkan

model reaksi yang ditunjukkan untuk pengambil keputusan kunci perusahaan

terhadap tuntutan sosial. Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk memanage

stakeholdernya tergantung pada strategic posture yang diadopsi perusahaan

(Ullmann, 1985). Perusahaan yang mengadopsi strategic posture aktif akan

berusaha mempengaruhi hubungan organisasinya dengan stakeholder yang

dipandang berpengaruh/penting. Hal ini menunjukkan bahwa strategic posture

aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder tetapi juga menentukan stakeholder

mana yang memiliki kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber

ekonomi ke perusahaan. Sebaliknya, strategic posture pasif cenderung tidak terus

menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari

strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Kurangnya perhatian

terhadap stakeholder (dalam pendekatan strategic posture pasif) akan

mengakibatkan rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya

Page 32: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kinerja sosial perusahaan (Ullmann, 1985). Strategic posture dalam penelitian ini

adalah Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko.

1) Strategic Posture – Komite Audit

Sesuai dengan Keputusan Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004, Komite

Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk melakukan tugas

pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite Audit Independen merupakan

anggota Komite Audit yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota

komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan

bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Berdasarkan Komite

Nasional Kebijakan Governance (2006), Komite Audit bertugas membantu

Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: (a) laporan keuangan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (b) struktur

pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (c) pelaksanaan audit

internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku,

(d) tidak lanjut temuan hasil audit dilaksanan oleh manajemen.

Menurut pasal 43, PBI Nomor: 8/4/PBI/2006 tugas dan tanggung jawab

Komite Audit adalah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan

audit, serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan

perbankan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Komite Audit

merupakan strategic posture perusahaan karena berfungsi meningkatkan kualitas

Page 33: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

laporan keuangan (Forker, 1992) dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap

kelayakan dan/atau obyektifitas laporan keuangan serta memastikan tidak ada

tindakan manajemen yang merugikan stakeholder.

2) Strategic Posture – Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan

tanggungjawabnya. Berdasarkan PBI No: 8/4/PBI/2006, Komite Pemantau Risiko

bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dengan keanggotaan paling kurang

terdiri dari: (a) seorang komisaris independen, (b) seorang pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang keuangan, dan (c) seorang pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang manajemen risiko. Menurut PBI Nomor:

8/4/PBI/2006 pasal 44 Komite Pemantau Risiko melakukan (a) evaluasi tentang

kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan

tersebut, (b) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas komite manajemen risiko

dan satuan kerja manajemen risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris. Komite pemantau risiko dikatakan sebagai strategic posture

perusahaan karena dibentuk untuk menjalankan proses dan sistem manajemen

risiko yang efektif.

c. Economic Performance

Economic performance sering disebut dengan kinerja perusahaan (Suratno,

2006). Economic performance (kinerja perusahaan) didefinisikan sebagai prestasi

manajemen keuangan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan

Page 34: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan dan diukur dari laporan keuangan

yang dikeluarkan secara periodik. Penilaian kinerja perusahaan (companies

performance assesment) mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian

mengenai pelaksanaan kemampuan kerja perusahaan (organisasi) berdasarkan

standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996). Menurut Dalton, Daily, dan Ellstrand

(1999), terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

perusahaan, yaitu accounting based indicator, market based indicator atau

kombinasi di antara keduanya sebagai indikator yang digunakan. Accounting

based indicator terdiri dari return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan

return on investment (ROI) (Dalton, Daily dan Ellstrand, 1999; Pathan, Skully dan

Wickramanayake, 2007; Staikouras, Staikouras dan Agoraki, 2007). Market based

indicator terdiri dari Tobin’s Q, market to book value, jensen’s alpha, the treynor

measure, dan sharpe measure (Dalton, Daily dan Ellstrand, 1999; Larmou dan

Vafeas, 2010).

1) Economic performance – Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) adalah jumlah laba bersih yang dikembalikan

sebagai persentase dari ekuitas pemegang saham. ROE menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendirinya

sehingga besarnya ROE mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam

mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi

ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk

menghasilkan laba atau keuntungan bersih.

Page 35: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kinerja perusahaan yang memuaskan memiliki pengaruh tingkat dukungan

para pengambil keputusan perusahaan agar dapat berkomitmen untuk masa depan

kegiatan tanggung jawab sosial (Ullmann, 1985). ROE merupakan salah satu cara

untuk menghitung profitabilitas perusahaan. Haniffa dan Cooke (2005)

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, perusahaan akan

semakin lebih banyak mengungkapkan informasi sukarela ke publik. Ullmann

(1985) mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas maka akan

semakin tinggi pula pengungkapan perusahaan untuk stakeholder, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan

akan semakin tinggi risk management disclosure yang diungkapkan.

2) Economic performance – Tobins’ Q

Pengukuran menggunakan accounting based saja dirasa kurang karena

beberapa alasan, (1) berpotensi terjadi manipulasi, (2) terdapat penilaian aset

yang undervalue, (3) menciptakan distorsi karena mengadopsi metode yang

berbeda dalam melakukan konsolidasi, dan (4) sulit dalam menginterpretasi jika

terdapat kasus partisipasti multi-industri (Dalton et.al., 1999 ; Nayyar, 1992).

Oleh karena itu, diperlukan adanya indikator yang lain sebagai alternatif ataupun

sebagai pendamping accounting based indicator, yaitu market based indicator.

Pengukuran menggunakan market based indicator memberikan beberapa

kelebihan, di antaranya (1) dapat merefleksikan kinerja risiko disesuaikan, (2)

pengukuran ini tidak terpengaruh oleh konteks multi-industri atau

multidimensional, dan (3) tunduk pada kekuatan di luar kendali manajemen

(Dalton et.al., 1999; Nayyar, 1992; Hambrick dan Finkelstein, 1995).

Page 36: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Market based indicator dalam penelitian ini menggunakan nilai Tobin’s q.

Nilai Tobin’s q digunakan karena menggambarkan suatu kondisi peluang

investasi yang dimiliki perusahaan (Lang, Stulz dan Walkling, 1989). Tobin’s q

adalah rasio dari nilai pasar aset untuk biaya penggantian aset. Tobin’s q dapat

diukur sebagai nilai pasar aset (nilai buku aset ditambah nilai pasar ekuitas

dikurangi nilai buku ekuitas) atas nilai buku aset (Staikouras, Staikouras, dan

Arogaki, 2007). Pengukuran Tobin’s q pada penelitian ini mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Bhagat dan Bolton (2008).

2. Disclosure (Pengungkapan)

Tanor (2009) mengungkapkan bahwa pengungkapan merupakan informasi

yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk catatan

kaki atau tambahan. Meek, Roberts dan Gray (1995) menyatakan bahwa informasi

yang diungkapkan dalam laporan tahunan dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis

yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi

yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pengungkapa wajib meliputi

penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, jumlah saham yang

beredar dan ukuran alternatif seperti pos-pos yang dicatat dalam historical cost

(Almilia dan Retrinasari, 2007). Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas

manajemen perusahaan untuk pembuatan keputusan oleh para pengguna laporan

tahunannya. Pengungkapan sukarela meliputi gambaran strategi perusahaan dalam

Page 37: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

jangka panjang, indikator-indikator keuangan yang penting dan bermanfaat untuk

keefektifan implementasi strategiperusahaan (Yularto dan Chairiri, 2003).

Pengungkapan dalam laporan keuangan secara umum telah diatur dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang Penyajian

Laporan Keuangan. Selain itu, pemerintah melalui Keputusan Bapepam No. SE-

02/PM/2002 juga telah mengatur mengenai pengungkapan informasi dalam

laporan keuangan tahunan perusahaan di Indonesia, namun peraturan ini disusun

tetap mengacu pada PSAK. Menurut PSAK 31 (revisi 2009) tujuan dari disclosure

(pengungkapan) adalah mengevaluasi informasi instrumen keuangan atau posisi

dan kinerja keuangan entitas, mengevaluasi informasi mengenai jenis dan

besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas

terpengaruh selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana

entitas mengelola risiko tersebut. Kelengkapan informasi penting bagi

stakeholder. Informasi yang tidak lengkap dapat menyebabkan keputusan yang

diambil bias, karena tidak sesuai dengan keadaan organisasi yang sebenarnya

(Yudawijaya, 2011). Pelaporan risiko, sebagai salah satu bentuk pengungkapan

wajib dapat mengurangi asimetri informasi yang akan meningkatkan efektivitas

manajemen perusahaan dan membantu investor untuk mengelola portofolionya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa disclosure merupakan sumber informasi untuk

pengambilan keputusan investasi.

Menurut Oorschot (2009), pengungkapan risiko beberapa tahun yang lalu

masih bersifat voluntary. Ketentuan mengenai pengungkapan risiko oleh

perbankan di Indonesia secara eksplisit dalam PSAK 31 (revisi 2009)

Page 38: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

menyebutkan bahwa entitas diharuskan menyediakan pengungkapan dalam

laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi : a)

signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja entitas; b) jenis dan

besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan dan bagaimana entitas

mengelola risiko-risiko tersebut. Dengan demikian pengungkapan risiko oleh

perbankan di Indonesia bukan merupakan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure), tetapi sudah merupakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure).

Ketentuan mengenai wajibnya pengungkapan risiko oleh perbankan di

Indonesia diperkuat dengan berlakunya PBI Nomor: 5/8/PBI/2003 yang telah

mengalami perubahan menjadi PBI Nomor: 11/25/PBI/2009, mewajibkan bank

untuk menerapkan dan mengungkapkan risiko yang dihadapai dalam menjalankan

usahanya. Pengungkapan tersebut mencakup delapan jenis risiko, yaitu: (a) risiko

kredit; (b) risiko pasar; (c) risiko likuiditas; (d) risiko operasional; (e) risiko

hukum; (f) risiko reputasi; (g) risiko strategik; dan (h) risiko kepatuhan. Peraturan

tersebut menunjukkan bahwa Indonesia ikut serta mengalami perkembangan

dalam risk management disclosure.

3. Risk Management Disclosure

Risiko adalah elemen tak terhindarkan dari setiap usaha bisnis. Selain

risiko keuangan, perusahaan juga rentan terhadap risiko bisnis atau perubahan

dalam iklim ekonomi secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi harga efek.

Oleh karena itu, ini menjadi perhatian stakeholders dimana risiko diungkapkan

secara tepat waktu (Amran, et. al, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa risiko

Page 39: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

adalah suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan atau organisasi yang dapat

menimbulkan kerugian.

Menurut PBI Nomor 11/19/PBI/2009, manajemen risiko didefinisikan

sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul

dari kegiatan usaha Bank. Brigham dan Houston (2004) berpendapat bahwa

manajemen risiko adalah peristiwa – peristiwa yang dapat memberikan

konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil tindakan –

tindakan untuk mencegah dan/atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh

peristiwa – peristiwa tersebut.

Manajemen risiko menurut Rejda (2011) merupakan proses

mengidentifikasi kerugian yang dialami perusahaan atau organisasi dan memilih

teknik yang paling tepat untuk menyelesaikan kerugian tersebut. Lajli dan Zeghal

(2005) mengemukakan bahwa kerangka manajemen risiko melibatkan beberapa

proses yaitu, manajemen risiko merupakan suatu identifikasi kehati – hatian dan

penilaian atas risiko yang dihadapi, perumusan model atau strategi untuk

menangkal risiko, monitoring dan pemeriksaan tindakan dalam menghadapi

risiko.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko berkaitan dengan

langkah – langkah yang diambil manajemen perusahaan untuk mencegah kerugian

yang akan dialami atas peristiwa yang tidak diinginkan. Selain itu, manajemen

risiko dapat diidentifikasikan sebagai proses pengukuran atau penilaian risiko

serta pengembangan strategi dan pengelolaannya. Stakeholder menginginkan

Page 40: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

informasi mengenai management risk yang dihadapi perusahaan. Informasi

tersebut penting untuk menilai risiko dan ketidakpastian terkait dengan kondisi

ekonomi perusahaan di masa depan (Kruk, 2009).

Brigham dan Houston (2004) menguraikan jenis – jenis risiko, risiko

manajemen tersebut adalah :

a. Pure risks are risks that offer only the prospect of a loss. b. Speculative risks are situations that offer the chance of a gain but

might result in a loss. c. Demand risks are associated with the demand for a firm’s product or

services. d. Input risks are risks associated with input costs, including both labor

and materials. e. Financial risks are risks that result from financial transaction. f. Property risks are associated with destruction of productive assets. g. Personnel risks are risk that result from employees’ action. h. Environmental risks include risks associated with polluting the

environment. i. Liability risks are associated with product, service, or employee

action. j. Insurable risks are risks that can be covered by insurance.

Pada umumnya jenis risiko dibagi menjadi pure risks yang meliputi

kerugian perusahaan; speculative risks yang menawarkan adanya investasi pada

proyek-proyek baru; demand risks terkait akan penjualan perusahaan; input risks

yang merupakan penanganan risiko atas bahan baku dalam proses produksinya;

financial risks yang terkait dengan instrumen finansial seperti suku bunga;

property risks mengenai ancaman terjadinya kebakaran, banjir dan huru-hara;

personnel risks merupakan suatu risiko karena kecurangan dan penggelapan oleh

karyawan; environmental risks terkait dengan polusi dan limbah yang dihasilkan

perusahaan; liability risks timbul dari kesalahan karyawan seperti klaim jasa

pelayanan kesehatan; dan insurable risks trekait mengenai risiko-risiko

Page 41: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

perusahaan yang dapat dikelola oleh perusahaan asuransi. Klasifikasi jenis risiko

tersebut merupakan gambaran mengenai luasnya jenis risiko yang dikelola

perusahaan. Pengelolaan terhadap jenis risiko perusahaan dapat dilakukan dengan

empat tahap, yaitu (1) Mengidentifikasi kerugian exposures, (2) Mengukur dan

menganalisis kerugian exposures, (3) Memilih teknik yang tepat untuk

menyelesaikan kerugian exposures, (4) Melaksanakan dan memonitor program

manajemen risiko (Rejda, 2011).

Di Indonesia, ketentuan mengenai wajibnya pengungkapan risiko oleh

perbankan secara eksplisit dapat ditemukan dalam PSAK No. 31 (revisi 2000)

tentang Akuntansi Perbankan. Serta diperkuat dengan berlakunya PBI Nomor:

5/8/PBI/2003 yang saat ini telah mengalami perubahan menjadi PBI Nomor:

11/25/PBI/2009. Risiko yang harus tercakup dalam laporan keuangan menurut

PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 adalah :

a. Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank.

b. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Risiko pasar meliputi antara lain: risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko komoditas dan risiko ekuitas. · Risiko suku bunga adalah risiko akibat perubahan harga instrumen

keuangan dari posisi trading book atau akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book, yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.

· Risiko nilai tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga emas.

· Risiko komoditas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan harga komoditas.

· Risiko ekuitas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book yang disebabkan oleh perubahan

Page 42: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

harga saham. c. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

d. Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

e. Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

f. Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.

g. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

h. Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategi serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Penetapan PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 mengharuskan perusahaan

perbankan Indonesia mengungkapkan kedepalan risiko (risiko kredit, risiko pasar,

risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi

dan risiko strategik) dalam annual report terkait pertanggungjwaban terhadap

stakeholder. Pengungkapan risiko tersebut merupakan wujud transparansi

perusahaan terhadap stakeholder mengenai penerapan dan pengelolaan

manajemen risiko yang dihadapi perusahaan. Dengan adanya penetapan PBI

Nomor: 11/25/PBI/2009 diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas

penerapan manajemen risiko dan mendukung efektivitas pengawasan terhadap

risiko perusahaan perbankan di Indonesia.

Regulasi lain yang mengatur pengungkapan risiko bagi perusahaan di

Indonesia secara umum yaitu PSAK No. 50 (revisi 2006)-Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan yang selanjutnya direvisi menjadi PSAK No. 50

Page 43: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(revisi 2010)- Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK No. 60 (revisi 2010)-

Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK No. 50 (revisi 2010), Pedoman

Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik

Industri Perbankan (P3LKEPPBANK) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM) pada tahun 2008 dan PSAK No. 60 (revisi 2010)

merupakan adopsi dari IFRS 7-Financial Instrument: Disclosure, dengan

beberapa modifikasi yang diperlukan. Fokus dalam risk disclosure meningkat

sejak munculnya introduction IFRS 7. Peraturan mengenai risk disclosure

dikuatkan dengan munculnya Basel II. Basel II adalah persetujuan internasional

yang dikembangkan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS)

dengan membentuk standar global untuk perbankan dan institusi keuangan lain

dalam mengukur dan mengakui risiko. Basel II terdiri dari 3 pilar yaitu, minimum

capital requirements, supervisory review dan market discipline.

Perbandingan klasifikasi risiko menurut PBI Nomor: 11/25/PBI/2009,

PSAK No. 60 (revisi 2010), P3LKEPPBANK (2008), IFRS 7 (2008), dan Basel II

(2008).

Page 44: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel II.1

Perbandingan Klasifikasi Risiko

PBI Nomor: 11/25/PBI/2009

PSAK No. 60 (revisi 2010)

P3LKEPPBANK IFRS 7 (2008) Basel II (2008)

Risiko Khusus Risiko Kredit Risiko Kredit Risiko kredit Credit risk Credit risk Risiko Pasar : · Risiko suku

bunga · Risiko nilai

tukar

Risiko pasar · Risiko suku

bunga · Risiko mata

uang asing · Risiko

harga

Risiko Pasar : · Risiko suku bunga · Risiko nilai tukar

Market risk : · Interest rate risk · Currency risk · Other price risk

(equity and commodity risk

Market risk

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas Liquidity Risk Other risk : · Bussiness risk · Strategic risk · Reputation

risk Risiko

Operasional Risiko solvabilitas

Risiko Hukum Risiko obligasi rekapitulasi pemerintah

Risiko Strategik Risiko teknologi sistem informasi

Risiko Kepatuhan

Risiko ketergantungan kepada pemerintah

Risiko Reputasi Risiko tidak dilanjutkannya program penjaminan pemerintah

Risiko ketergantungan pada deposito berjangka

Risiko agunan kredit

Risiko pemulihan krisis sektor perbankan

Risiko fidusia Sumber : PBI Nomor: 11/25/PBI/2009, PSAK No. 60 (revisi 2010), P3LKEPPBANK, IFRS 7

(2008), dan Basel II (2008)

Page 45: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penelitian dalam institusi keuangan, khususnya industri perbankan Indonesia,

jenis risiko yang akan diteliti dan diukur mengacu pada PBI Nomor:

11/25/PBI/2009 dan PSAK No. 60 (revisi 2010). Peraturan tersebut dipilih karena

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbankan yang listing di

Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Menurut Oorschoot (2009) sejak

terjadinya krisis keuangan tahun 2007, perhatian terhadap pengungkapan risiko

pada perbankan semakin meningkat. Pemilihan tahun sampel (2009-2011)

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepatuhan pengungkapan risiko

pada perbankan di Indonesia setelah krisis terjadi.

PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 merupakan landasan utama yang mengatur

pelaksananaan pengungkapan risiko bagi perusahaan perbankan di Indonesia.

Bank Indonesia (BI) merupakan lembaga yang bertugas mengatur dan mengawasi

bank-bank di Indonesia, oleh karena itu setiap peraturan yang dikeluarkan oleh BI

harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh perusahaan perbankan di Indonesia. PSAK

merupakan salah satu standar akuntansi di Indonesia yang digunakan sebagai

kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. PSAK No. 60 (revisi

2010) mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi mengenai jenis dan

tingkat risiko yang timbul dari instrument keuangan, termasuk perusahaan

perbankan diwajibkan untuk mengungkapkan risiko yang dihadapi dalam

usahanya pada annual report.

Page 46: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Menurut PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 dan Lampiran Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011, bank wajib menenerapkan manajemen

risiko secara efektif. Penerapan manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup:

a. Definisi

b. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan direksi

c. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan pentapan limit manajemen risiko

d. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian

risiko serta sistem informasi manajemen risiko

e. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Cakupan penerapan manajemen risiko yang ditetapkan PBI Nomor:

11/25/PBI/2009 dan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor:

13/23/DPNP/2011 diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan informasi para

stakeholders perusahaan. Penerapan manajamen risikotidak hanya ditujukan bagi

kepentingan perusahaan perbankan, tetapi juga bagi kepentingan nasabah. Melalui

penetapan cakupan manajemen risiko perusahaan perbankan di Indonesia

diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko,

mengukur dan mengendalikan risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan

usahanya.

B. Kaitan antara Stakeholder dan Risk Management Disclosure

Stakeholder theory menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak

untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas organisasi dalam

mempengaruhi mereka (polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan) bahkan ketika

Page 47: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan tidak secara

langsung memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup

organisasi (Deegan, 2009). Berdasarkan teori stakeholder, manajemen organisasi

diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder

dan melaporkan kembali aktivitas perusahaan pada stakeholder (Ulum, Imam, dan

Anis, 2008).

Perusahaan menganggap bahwa peran para stakeholder sangat

berpengaruh bagi perusahaan sehingga dapat mempengaruhi dan menjadi

pertimbangan dalam mengungkapkan suatu informasi dalam annual report.

Motivasi organisasi melakukan pengungkapan terhadap risiko manajemennya

dikarenakan kebutuhan stakeholder mengenai informasi perusahaan semakin

besar (Amran et.al., 2008). Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan

tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari

sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas perusahaan adalah mencari dukungan

tersebut (Gray et.al., 1994). Ullmann (1985) mengemukakan bahwa organisasi

lebih memilih stakeholder yang dianggap penting dan mengambil tindakan yang

dapat menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan

stakeholdernya. Dalam teori stakeholder menekankan bahwa organisasi akan

lebih memilih secara sukarela (voluntary) mengungkapkan informasi tentang

kinerja lingkungan, sosial dan intelektualnya, melebihi kewajibannya, untuk

memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Rafinda

et.al., 2011).

Page 48: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Kreditur mengendalikan sumber keuangan yang mungkin dibutuhkan

perusahaan untuk beroperasi (Robert, 1992). Zhang, Huiting, Bin, dan Wei (2008)

mengungkapkan bahwa leverage merupakan indikator yang kuat dalam

menetukan dalam pengungkapan informasi lingkungan perusahaan. Leverage

menunjukkan seberapa besar ekuitas yang tersedia untuk memberikan jaminan

terhadap hutang (Purwandari dan Agus, 2012). Perusahaan yang mempunyai

tingkat leverage yang tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar. Jensen

dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa rasio leverage yang tinggi akan

mengungkapkan informasi yang tinggi pula sebagai wujud pertanggungjawaban

kepada stakeholder. Pengungkapan mengenai informasi perusahaan diperlukan

untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak

mereka sebagi kreditur (Schipper, 1981). Leverage yang tinggi berpengaruh pada

bertambahnya risk management disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

Pemegang saham merupakan salah satu stakeholder perusahaan (Chairiri,

2008). Morck, Shleifer, dan Vishny (1998) menemukan bahwa ketika kepemilikan

saham masih dibawah 10% akan meningkatkan laba perusahaan, namun setelah

kepemilikan diatas 10% maka akan menurunkan laba perusahaan. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kepemilikan saham yang masih kecil maka kontrol terhadap

perusahaan lebih efisien, tetapi jika kepemilikan saham sudah efisien dan

kepemilikan tersebut ditambah maka kontrol terhadap perusahaan akan

berlebihan. Kemampuan kontrol yang yang berlebihan akan merugikan

stakeholder yang lain karena pemegang saham hanya mengambil tindakan untuk

menguntungkan diri sendiri (Arifin, 2005). Maka dapat disimpulkan bahwa

Page 49: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dengan bertambahnya kepemilikan saham akan mengurangi laba perusahaan,

perusahaan cenderung akan menutupi informasi kepada stakeholder dan

pengungkapan mengenai risk management disclosure juga akan berkurang.

Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat pada kepemilikan saham

dengan tujuan untuk mensetarakan dengan pemegang saham (Nuringsih, 2005).

Tingginya kepemilikan manajerial akan mengakibatkan konflik antara stockholder

dan bondholders sehingga mengakibatkan ketidakkompakan dan meningkatkan

risiko perusahaan (Chen dan Steiner, 1999). Semakin besar risiko yang dihadapi

perusahaan maka keterbukaan mengenai informasi akan semakin kecil (Widajati,

2007). Kepemilikan manajerial dapat mengurangi nilai perusahaan (Morck et.al.,

1988). Dengan demikian kepemilikan perusahaan yang terpusat pada manajemen

akan mengurangi pengungkapan mengenai risk management disclosure

perusahaan perbankan di Indonesia.

Menurut Herwidayatmo (2000), peran pengawasan sekaligus akuntabilitas

Dewan Komisaris pada perusahaan di Indonesia pada umunya belum memadai.

PBI Nomor: 8/4/PBI/2006 mewajibkan Dewan Komisaris membentuk sekurang-

kurangnya Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan komite remunerasi dan

nominasi untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.

Keberadaan Komite Audit dalam suatu perusahaan berfungsi untuk meningkatkan

kualitas laporan keuangan (Forker, 1992). McMullen (1996) menyatakan bahwa

keberadaan anggota Komite Audit independen dalam Komite Audit akan

meningkatkan transparansi. Menurut Ho dan Wong (2001) Komite Audit

independen akan meningkatkan kualitas laporan keuangan sehinggapengungkapan

Page 50: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dalam annual report akan diperluas sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan

demikian, Komite Audit independen mendorong tingkat risk management

disclosure perusahaan perbankan di Indonesia.

Komite lain selain Komite Audit yang pembentukannya guna membantu

tugas dan fungsi Dewan Komisaris adalah Komite Pemantau Risiko. Komite

Pemantau Risiko dinilai dapat menjadi mekanisme yang efektif dalam mendukung

Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam tugas pengawasan

risiko dan manajemen pengendalian internal (Restuningdiah, 2011). Dengan

adanya Komite Pemantau Risiko diharapkan berbagai risiko yang dihadapi

perusahaan dapat dikelola dan pengendalian dapat dilakukan secara efektif

(Subramaniam, Lisa, Jiani, 2008). Pengelolaan risiko dan pengendalian yang baik

akan mendorong manajemen untuk lebih mengungkapkan manajemen risikonya

kepada stakeholder.

Indikator yang mempengaruhi pengungkapan kepada stakholder adalah

kinerja ekonomi. Perusahaan yang mempunyai kinerja ekonomi tinggi akan

mengungkapkan informasi lebih banyak kepada stakeholder (Suhardjanto dan

Laras, 2009). Penelitian ini menggunakan ROE karena tujuan perusahaan

mengungkapkan risk management disclosure untuk memperoleh keuntungan atau

laba demi kelangsungan hidup perusahaan. Jika tingkat ROE rendah maka

investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modalnya bahkan dapat menarik

modal yang telah ditanamkan (Sudana dan Putu, 2011). Suhardjanto dan Aryane

(2011); Haniffa dan Cooke (2005) mengemukakan bahwa semakin tinggi nilai

ROE maka akan semakin besar tingkat pengungkapan perusahaan.

Page 51: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham dimana

sangat dipengaruhi oleh peluang investasi, peluang investasi akan berdampak

pada pertumbuhan dimasa yang akan datang sehingga harga saham dan nilai

saham akan meningkat (Anggitasari dan Siti, 2012). Nilai Tobin’s q digunakan

karena menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan

(Lang et.al., 1989). Dengan nilai Tobins’q yang semakin tinggi maka kinerja

perusahaan akan semakin baik dan dorongan untuk mengungkapkan risk

management disclosure semakin meningkat sebagai pembuktian bahwa

perusahaan berada dalam persaingan yang kuat dan operasi berjalan dengan

efisien.

Page 52: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Kerangka Konseptual

Kerangka mengenai hubungan antar masing – masing variabel dapat

dilihat dalam gambar dibawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar II.1 Kerangka konseptual

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat diketahui bahwa model

penelitian ini hanya terdiri dari satu arah, yaitu untuk menjelaskan pengaruh

stakeholder theory yang terbagi dalam tiga dimensi (stakeholder power, strategic

posture dan economic performance) yang direpresentasikan dengan leverage,

blockholder ownership, kepemilikan manajerial, proporsi Komite Audit

Independen, ukuran Komite Pemantau Risiko, ROE, dan Tobins’ q.

Leverage(X1)

Blockholder Ownership (X2)

Proporsi Komite Audit Independen (X4)

Kepemilikan Manajerial (X3)

Risk Management Disclosure (Y)

Ukuran Komite Pemantau Risiko (X5)

Return on Equity (ROE) (X6)

Tobin’s q (X7)

Stakeholder

Power

Strategic

Posture

Economic

Performance

H2 -

H1 +

H7 +

H6 +

H5 +

H4 +

H3 -

Page 53: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Untuk membangun hipotesis, penulis menggunakan beberapa acuan dari

penelitian terdahulu yang akan dijelaskan dalam bagian ini.

1. Pengaruh leverage terhadap risk management disclosure

Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai

kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat leverage (Sembiring, 2005).

Leverage ratio merupakan perbandingan antara hutang terhadap modal

(Suharli dan Megawati, 2005). Rasio tersebut digunakan untuk memberikan

gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat

dilihat tingkat risiko tak tertagihnya piutang. Teori keagenan memprediksi

bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan

mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan

dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976).

Menurut teori stakeholder, perusahaan diharapkan mengungkap lebih

banyak risiko dengan tujuan untuk menyediakan penilaian dan penjelasan

mengenai apa yang terjadi pada perusahaan (Amran et.al., 2009). Suhardjanto

(2008) mengemukakan bahwa semakin besar tingkat leverage perusahaan,

maka semakin terperinci informasi yang diungkapkan. Penggunaan utang

yang sangat besar oleh perusahaan akan membuat perusahaan menyediakan

informasi lebih banyak untuk memenuhi tuntutan stakeholder (kreditur),

sebab kreditur akan selalu mengawasi dana yang dipinjamkannya kepada

perusahaan (Suhardjanto dan Laras, 2009).

Page 54: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Hasil penelitian dari Amran et.al. (2008); Suhardjanto dan Laras

(2009) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap disclosure.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

H1 = Leverage berpengaruh positif terhadap risk management disclosure.

2. Pengaruh blockholder ownership terhadap risk management disclosure

Pemegang saham menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

pemegang surat bukti kepemilikan bagian modal perseroan terbatas yang

memberi hak atas deviden dan lain – lain menurut besar kecilnya modal yang

disetor. Blockholder ownership merupakan banyaknya jumlah blockholder

yang memiliki 5% atau lebih dari saham perusahaan yang beredar (Endri,

2011). Penyebaran kepemilikan perusahaan, terutama oleh pemegang saham

yang peduli dengan kegiatan sosial perusahaan (dana tanggung jawab sosial

bersama misalnya, gereja dan rencana pensiun sipil, dan pemegang saham

etis), mempertinggi tekanan bagi manajemen untuk mengungkapkan kegiatan

tanggung jawab sosial (Ullmann, 1985).

Pendapat Ullmann (1985) berbeda dengan pendapat Godfrey dan

Jones (1999) yang menyatakan bahwa semakin rendah konsentrasi

kepemilikan di tangan satu pemilik, maka akan semakin besar tingkat

disperse control terhadap perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin rendah kepemilikan tunggal atas saham perusahaan, maka akan

semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Eng dan

Mak (2003); menemukan pengaruh negatif antara blockholder ownership

Page 55: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan pengungkapan sukarela perusahaan. Oleh karena itu dengan adanya

penurunan blockholder ownership maka akan terjadi peningkatan risk

management disclosure.

H2 = Blockholder ownership berpengaruh negatif terhadap risk management disclosure.

3. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap risk management disclosure

Kepemilikan manajerial adalah persentase saham biasa yang dimiliki

CEO dan eksekutif direktur (Eng dan Mak, 2003). Menurut Boediono (2005)

kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan

manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan

potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan

manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Susanti, Rahmawati, Aryani

(2010), mengungkapkan bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol

oleh manajer mempengaruhi kebijakan perusahaan dan pengambilan

keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang

mereka kelola (Boediono, 2005).

Tingginya tingkat kepemilikan manajerial akan mengakibatkan

konflik antara stockholder dan bondholders sehingga mengakibatkan

ketidakkompakan karena manajer cenderung mengambil tindakan untuk

mementingkan diri sendiri dan dapat meningkatkan risiko perusahaan (Chen

dan Steiner, 1999; Morck et.al., 1988). Semakin besar risiko yang dihadapi

perusahaan maka keterbukaan mengenai informasi akan semakin kecil

Page 56: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(Widajati, 2007). Suhardjanto (2008) memeperkuat pendapat tersebut bahwa

jika kepemilikan perusahaan terpusat pada manajemen maka pengungkapan

mengenai risiko semakin kecil. Eng dan Mak (2003) menemukan hubungan

negatif antara kepemilikan manajerial dengan disclosure. Dengan

berkurangnya kepemilikan manajerial diharapkan dapat meningkatkan risk

management disclosure.

H3 = Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap risk management disclosure.

4. Pengaruh proposi Komite Audit Independen terhadap risk management

disclosure

Menurut Suhardjanto dan Novita (2009) Komite Audit merupakan

komite yang dibentuk untuk membantu tugas dan fungsi Dewan Komisaris.

Komite Audit bertugas mewakili dan membantu Dewan Direksi untuk

mengawasi proses pelaporan akuntansi dan keuangan, audit laporan keuangan

dan pengendalian internal serta fungsi – fungsi audit. Menurut Peraturan

Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 Komite Audit melakukan pemantauan

dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas

tindal lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern

termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Komite Audit yang

dibentuk dalam perusahaan sebagai sebuah komite khusus diharapkan dapat

mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebelumnya dilakukan oleh Dewan

Komisaris (Siallagan dan Mas’ud, 2006)

Komite Audit Independen berpengaruh terhadap pengawasan dan

proses pelaporan keuangan yang lebih baik (Beasley, 1996). Forker (1992)

Page 57: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menyatakan bahwa keberadaan anggota Komite Audit Independen

meningkatkan kualitas kontrol perusahaan. Proporsi anggota Komite Audit

Independen berpengaruh positif terhadap environmental disclosure

(Suhardjanto dan Novita, 2010; Ho dan Wong, 2001; Li et.al., 2008,

Suhardjanto dan Theodora, 2010). Semakin independen Komite Audit,

diharapkan semakin meningkatkan kepatuhan terhadap risk management

disclosure.

H4 = Proporsi Komite Audit Independen berpengaruh positif terhadap risk management disclosure.

5. Pengaruh ukuran Komite Pemantau Risiko terhadap risk management

disclosure

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan

good corporate governance bagi bank umum pasal 12 menyebutkan bahwa

dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab,

Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang : (a) Komite Audit, (b)

Komite Pemantau Risiko, (c) komite remunerasi dan nominasi. PBI Nomor:

8/4/PBI/2006 pasal 44 menerangkan bahwa Komite Pemantau Risiko paling

kurang melakukan : (a) evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan

manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, (b) pemantauan

terhadap evaluasi pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko dan satuan

kerja manajemen risiko, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris.

Penetapan mengenai kewajiban Dewan Komisaris dalam

pembentukan Komite Pemantau Risiko diharapkan agar manajemen risiko

Page 58: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

perusahaan dapat dikelola dengan baik. Penetapan dari Bank Indonesia

mengenai pembentukan Komite Pemantau Risiko pada industri perbankan

Indonesia diharapkan agar manajemen risiko dapat dikelola dengan baik,

sehingga risk management disclosure akan meningkat.

H5 = Ukuran Komite Pemantau Risiko berpengaruh positif terhadap risk management disclosure.

6. Pengaruh return on equity (ROE) terhadap risk management disclosure

Pertumbuhan yang berkelanjutan dalam keuntungan ekonomi bagi

pemegang saham ekuitas adalah tujuan utama yang umum bagi semua

manajer perusahaan (Robert, 1992). Kinerja perusahaan yang memuaskan

memiliki pengaruh tingkat dukungan para pengambil keputusan perusahaan

agar dapat berkomitmen untuk masa depan kegiatan tanggung jawab sosial

(Ullmann, 1985).

Suhardjanto dan Aryane (2011); Haniffa dan Cooke (2005)

mengemukakan bahwa semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin besar

tingkat pengungkapan perusahaan. Dengan demikian, teori stakeholder

memprediksi hubungan positif antara tindakan akuntansi berbasis kinerja

ekonomi dan tingkat perusahaan dari pengungkapan tanggung jawab sosial

(Robert, 1992). Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar economic

performance perusahaan maka akan semakin besar pula risk management

disclosure yang diungkapakan.

H6 = Return on Equity berpengaruh positif terhadap risk management disclosure.

Page 59: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

7. Pengaruh Tobin’s q terhadap risk management disclosure

Tobin’s q merupakan salah satu dari beberapa jalur other asset

channel yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam mempengaruhi

perekonomian khususnya dalam mencapai sasaran akhir dari kebijakan

moneter yang dikeluarkan yaitu kestabilan harga-harga (tingkat inflasi) (Jin,

2010). Nilai pasar ekuitas saham (market value of equity) dihitung dengan

mengalikan harga penutupan saham di akhir tahun dengan jumlah lembar

saham yang beredar. Nilai Tobin’s q dapat digunakan untuk mengukur

kinerja perusahaan, yaitu dari sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.

Menurut Tobin (1969), bila rasio lebih besar dari 1, berarti perusahaan

menghasilkan earning dengan rate of return yang sesuai dengan harga

perolehan aset.

Nilai Tobin’s q menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang

dimiliki perusahaan (Lang,et.al., 1989). Klapper dan Love (2002)

menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan

kinerja perusahaan yang diproksikan dengan nilai Tobins’q. Dengan

demikian jika nilai Tobin’s q tinggi maka risk management disclosure pun

akan meningkat.

H7 = Tobins’q berpengaruh positif terhadap risk management disclosure.

Page 60: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II,

maka pada Bab III akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data,

pengukuran variabel dan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai

pengaruh stakeholder yang direpresentasikan dengan leverage, kepemilikan

manjerial, proporsi Komite Audit Independen, ukuran Komite Pemantau Risiko,

ROE dan Tobins’q terhadap risk management disclosure. Menurut Sekaran dan

Roger (2010), pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan

tertentu, memahami perbedaan antar kelompok atau independensi dua variabel

atau lebih.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen

adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Kuncoro,

2009). Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

44

Page 61: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan

yang terdapat di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

listing di BEI.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling dengan jenis judgement sampling, dimana merupakan tipe

pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan

menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau

masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Jadi, dapat disimpulkan

pemilihan sampel penelitian populasi harus memenuhi kriteria yang dikehendaki

peneliti. Penggunaan metode ini diharapkan agar memperoleh sampel yang

representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pengambilan

sampel dalam penelitian ini yaitu, perusahaan perbankan yang telah listing di BEI,

dan menerbitkan laporan keuangan untuk tahun 2009-2011 serta perusahaan

perbankan yang menyediakan data dan informasi secara lengkap terkait dengan

stakeholder theory. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh jumlah sampel

untuk tahun 2008 – 2011 sebanyak 28 perusahaan dengan 84 annual report.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder

yang diambil dari laporan tahunan bank yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-

2011. Laporan tahunan dipilih karena memiliki kredibilitas tinggi, selain itu

laporan tahunan digunakan oleh sejumlah stakeholder sebagai sumber utama

informasi yang pasti dan dapat diakses untuk tujuan penelitian. Data sekunder

Page 62: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

yang dikumpulkan diperoleh dari jurnal, Indonesian Capital Market Directory

(ICMD), situs www.idx.co.id dan dari situs masing-masing perusahaan sampel.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Sekaran dan Roger (2010) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu

yang mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda

dalam waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada

waktu yang sama untuk orang/objek yang berbeda. Penelitian ini menggunakan

variabel utama, yaitu variabel dependen dan independen. Adapun definisi dan

pengukuran masing – masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah risk

management disclosure. Risk management disclosure dianalisis dengan

menggunakan metode disclosure index study (checklist) secara kuantitatif.

Checklist terhadap item – item pengungkapan dinilai lebih cepat dan mudah. Item

– item kuantitatif Oorschot dan Kruk (2009) mengacu pada IFRS 7 dan

menggunakan teknik scoring untuk mengukur risk disclosure. Skor 1 diberikan

untuk item – item risk management yang diungkapkan oleh perusahaan dan skor

0 bagi item – item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. Jumlah dari item –

item yang diungkapkan dibagi dengan keseluruhan item.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya risk

management disclosure, yang meliputi 85 item, dalam annual report bank yang

menjadi sampel. Item – item dalam penelitian ini merupakan jenis pengungkapan

Page 63: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

kuantitatif yang mengacu pada PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 dan diperjelas dalam

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011, yang

membagi risk managemen menjadi delapan risiko, yaitu : (1) risiko kredit; (2)

risiko pasar; (3) risiko likuiditas; (4) risiko operasional; (5) risiko hukum; (6)

risiko strategik; (7) risiko kepatuhan; (8) risiko reputasi. Risiko kredit terdiri dari

15 item, risiko pasar terdiri dari 12 item, risiko likuiditas terdiri dari 11 item,

risiko operasional terdiri dari 10 item, risiko strategik terdiri dari 10 item, risiko

hukum, kepatuhan dan reputasi masing – masing terdiri dari 9 item, sehingga total

pengungkapan yang wajib diungkapkan 85 item.

Dalam penelitian ini tingkat risk management disclosure diukur dengan

menggunakan teknik scoring, jika item – item tersebut diungkapkan dalam annual

report maka diberikan skor 1 dan skor 0 diberikan jika item tersebut tidak

diungkapkan dalam annual report. Mengacu pada penelitian Oorschot (2009),

kuantitas risk management disclosure dapat diukur dengan menjumlahkan skor

pengungkapan untuk setiap annual report bank tertentu pada tahun tertentu,

kemudian membaginya dengan skor maksimal yang dapat dilakukan oleh bank

tertentu pada tahun tertentu.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kuantitas risk

management disclosure dalam penelitian ini :

1 n

RMDBY = SCOREiBY MAXBY i = 1

Page 64: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel III.1 Keterangan Persamaan Penghitungan Risk Management Disclosure

Simbol Keterangan

RMDBY Skor pengungkapan bank B pada tahun Y

MAXBY Nilai maksimum yang mungkin dicapai bank B pada tahun Y

i Item dalam framework

SCOREiBY Skor untuk item I, bank B pada tahun Y

2. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini mencakup tiga dimensi Ullmann

(1985), yaitu stakeholder power, strategic management, dan economic

performance.

1) Leverage

Rasio leverage (leverage ratios) mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Penghitungan leverage

dalam penelitian ini adalah : Leverage diukur dengan total hutang terhadap

ekuitas (Haniffa dan Cooke, 2005); (Susanti, et. al., 2010).

2) Blockholder Ownership

Blockholder ownership adalah persentase saham biasa yang

dimiliki oleh pemegang saham (yaitu, kepemilikan saham 5% atau lebih)

(Kaplan dan Minton, 1994). Eng dan Mak (2003) mengukur kepemilikan

saham sebagai berikut :

Total hutang Leverage =

Ekuitas

Page 65: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Kepemilikan Manajerial

Menurut Davies, David, dan Patrick (2002) kepemilikan

manajerial adalah ekuitas kepemilikan manajer perusahaan untuk

memaksimalkan nilai perusahaan. Eng dan Mak, 2003; Gideon, 2005;

Ujiyanto, 2007 mengukur kepemilikan manajerial sebagai berikut :

4) Proporsi Komite Audit Independen

Menurut Keputusan Bapepam Nomor : Kep-29/PM/2004, Komite

Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite Audit

independen merupakan anggota Komite Audit yang tidak terafiliasi dengan

manajemen, anggota komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali.

Pengukuran independensi Komite Audit dalam penelitian ini sesuai dengan

Suhardjanto dan Theodora (2011) :

Komite Audit Independen Proporsi Komite Audit Independen = X 100%

Komite Audit

Saham subtansial pemegang saham Blockholder Ownership = X 100% Saham yang beredar

Saham dewan direksi Kepemilikan Manajerial = X 100%

Saham yang beredar

Page 66: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

5) Ukuran Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk oleh

dewan komisaris untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab, dewan komisaris. Komite Pemantau Risiko

bertanggungjawab melakukan : (a) evaluasi tentang kesesuaian antara

kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, (b)

pemantauan terhadap evaluasi pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko

dan satuan kerja manajemen risiko, guna memberikan rekomendasi kepada

dewan komisaris. Pengukuran Komite Pemantau Risiko dalam penelitian

ini adalah :

6) Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh keuntungan bersih dikaitkan dengan pembayaran dividen.

Pengukuran return on equity dalam penelitian ini sama halnya dengan

Suhardjanto dan Laras (2009); Haniffa dan Cooke (2005) yaitu :

Pendapatan setelah pajak Return on Equity (ROE) = kuitas

Ukuran Komite Pemantau Risiko = Komite Pemantau Risiko

Page 67: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

7) Tobins’q

Tobin’s merupakan ukuran penilaian pasar (Klapper dan Love,

2002). Pengukuran Tobin’s q pada penelitian ini mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Bhagat dan Bolton (2008). Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung Tobin’s q adalah sebagai berikut:

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif, uji

asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan menggunakan

bantuan program SPSS release 16.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, median, standar

deviasi, maksimum dan minimum. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran mengenai distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2009).

2. Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda, dimana untuk menguji apakah teori stakeholder berpengaruh

terhadap pengungkapan risk management. Uji regresi mengukur kekuatan

Total aset + Market value of equity – Book value of equity – Deferred taxes) Tobins’ q = Total aset

Page 68: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara

variabel dependen dan independen (Ghozali, 2009).

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapatdiukur

dari goodness of fit-nya. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi (R²), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan

statistik dikatakan signifikan apabila nilai uji statistiknya berada di daerah kritis

(daerah dimana H0 ditolak) dan signifikan jika nilai uji statistiknya berada dalam

daerah H0 diterima (Ghozali, 2009). Persamaan regresi berganda untuk pengujian

hipotesis ini adalah :

Tabel III.2 Keterangan Persamaan Analisis Regresi

Simbol Keterangan RMD Risk management disclosure a Konstanta LEV Leverage BHO Blockholder Ownership KMNJ Kepemilikan Manajerial PKAI Proporsi Komite Audit independen JKPR Ukuran Komite Pemantau Risiko ROE Return on Equity TOBINS Tobin’s q e Error

a. Koefisien determinasi (R²)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh variabel independen

mampu menerangkan variabel dependen. Untuk jumlah variabel lebih dari

dua, lebih baik menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan, yaitu

RMD = a + 1LEV + 2BHO + 3KMNJ + 4PKAI + 5JKPR + 6ROE + 7TOB INS+ e

Page 69: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

adjusted R² Ghozali, 2009). Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0

(nol) sampai dengan 1 (satu). Semakin mendekati nol, semakin kecil pula

pengaruh semua variabel independen (X) terhadap nilai variabel dependen

(Y), semakin mendekati satu semakin besar pengaruh variabel independen

(X) terhadap nilai variabel dependen (Y) (Ghozali, 2009).

b. Nilai F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model secara bersama – sama mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Melalui uji F ini dapat diketahui

apakah variabel (X) (disebutkan satu per satu) berpengaruh secara simultan

terhadap variabel Y.

c. Nilai t

Uji t merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2009). Nilai t digunakan untuk menguji koefisien regresi

secara parsial dari variabel independennya. Dalam penelitian ini, nilai t

menggunakan tingkat signifikansi 5%. Adapun pengujian hipotesisnya

adalah:

Jika p – value < 0,05 maka H1 diterima

Jika p – value > 0,05 maka H1 ditolak

Sebagai persyaratan pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi

klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten dan

penaksiran koefisien regresinya efisien.

Page 70: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual memiliki ditribusi normal (Ghozali,

2009). Hasil pengujian data dilakukan dengan uji Kolmogorov – Smirnov.

Untuk kriteria pengujian adalah :

Jika p – value > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Jika p – value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Hal ini didukung pula dengan tampilan grafik histrogam dan normal

probability plot.

2. Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat

hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen

dalam model regresi. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

masalah yang sering muncul dalam regresi, yaitu dimana terdapat korelasi

yang tinggi antara dua atau lebih variabel (Ghozali, 2009). Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan tolerance value VIF (variance inflation

factor). Jika tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolonieritas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahn penganggu pada periode t dengan

kesalahn penganggu pada periode t-1. Untuk mengetahui dan menguji ada

tidaknya autokorelasi dalam model analisis regresi, dapat digunakan

Page 71: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pengujian statistik Durbin Watson (DW). Apabila nilai DW lebih besar dari

batas (du) dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat autokorelasi.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Untuk menentukan heterokedastisitas

dapat digunakan menggunakan grafik scatterplot. Dalam grafik scatterplot

yang terbentuk harus menyebar secara acak, baik diatas maupun dibawah

angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi

heterokedastisitas (Ghozali, 2009).

Page 72: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis

dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Model

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji asumsi

klasik dan pengujian hipotesis.

A. Deskriptif Data

Dalam deskripsi ini akan dijelaskan mengenai populasi data, jumlah

sampel, dan persentase masing-masing sampel yang digunakan dan analisis

deskriptif data yang diperoleh.

1. Seleksi Sampel

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan

keuangan berupa annual report perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2009 hingga 2011. Data ini diperoleh dari website

resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) dan dari situs masing-masing perusahaan sampel. Berikut ini

disajikan hasil pengambilan sampel penelitian.

56

Page 73: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel IV.I Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

Tahun Populasi Sampel penelitian 2009 29 28 2010 28 28 2011 31 28 Total 88 84

Sumber: Hasil olahan data

Populasi dalam penelitian ini adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011 yang berjumlah 88 perusahaan. Pada

Tabel IV.I dijelaskan bahwa pada tahun 2009 terdapat 29 bank yang listing, pada

tahun 2010 terdapat 28 bank dan 31 bank pada tahun 2011. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Bank yang menjadi sampel

adalah bank yang memenuhi kriteria tertentu yang sudah dijelaskan pada populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel. Berdasarkan kriteria teknik pengambilan

sampel tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 28 bank, karena terdapat 3 sampel perusahaan perbankan yang tidak

menyediakan data dan informasi secara lengkap terkait variabel stakeholder

theory dalam annual report perusahaan perbankan. Oleh karena itu, pengolahan

dan pengujian data dilakukan pada 28 perusahaan dengan 84 annual report yang

data dan informasinya lengkap.

Page 74: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Statistik Deskriptif

Risk management disclosure sebagai variabel dependen dalam penelitian

ini diperoleh dari PBI Nomor: 11/25/PBI/2009 dan Lampiran Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor: 13/23/DPNP/2011 dan PSAK No. 60 (revisi 2010). Risk

management disclosure dalam penelitian ini meliputi (1) risiko kredit; (2) risiko

pasar; (3) risiko likuiditas; (4) risiko operasional; (5) risiko hukum; (6) risiko

strategik; (7) risiko kepatuhan; (8) risiko reputasi. Berdasarkan tabel IV.2 di

bawah ini dijelaskan statistik deskriptif dari variabel dependen penelitian.

Informasi mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi: nilai maksimum, nilai

minimum, rerata (mean), dan standar deviasi yang dihitung dengan menggunakan

alat bantu statistik SPSS release 16. Hasil dari perhitungan ditampilkan pada

Tabel IV.2 berikut:

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Risk Management Disclosure

Tahun Minimum Maximum Mean Std. Deviation 2009 11,76 78,82 42,22 16,01 2010 27,06 81,18 53,74 14,15 2011 29,41 85,88 60,76 15,26 Total 11,76 85,88 52,24 16,83

Sumber: Hasil olahan data

Dari hasil statistik deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa rerata

perusahaan mengungkapkan item risk management disclosure adalah 52,24%.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa risk management disclosure oleh

perbankan di Indonesia belum mencerminkan tingkat kepatuhan yang baik dan

memadai karena tidak diungkapkan secara keseluruhan (pada tingkat

pengungkapan sebesar 100%) mengingat risk management disclosure merupakan

Page 75: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

salah satu pengungkapan wajib yang harus diharuskan didalam PBI Nomor:

11/25/PBI/2009, PSAK No.60 (revisi 2010) dan P3LKEPPBANK (2008).

Rendahnya tingkat risk management disclosure perusahaan perbankan di

Indonesia dapat merugikan stakeholder terutama investor dan penabung, seperti

kasus penggelapan yang terjadi pada rekening nasabah Citibank. Kasus mengenai

penyimpangan BLBI juga menunjukkan penerapan manajemen risiko yang tidak

baik dan membuktikan kurangnya transparansi antara pihak manajemen dan

stakeholder. Bank Indonesia selaku regulator belum membuat regulasi yang

memadai dan spesifik mengenai apa saja yang harus diungkapkan dalam annual

report juga menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat disclosure khususnya

risk management disclosure pada perbankan di Indonesia.

Pada tahun 2009, rerata tingkat risk management disclosure sebesar

42,22%, angka ini paling rendah dibandingkan dengan risk management

disclosure tahun 2010 dan 2011, hal tersebut dikarenakan perusahaan perbankan

Indonesia mengacu pada PBI Nomor: 5/8/PBI/2003 yang belum mengalami

perluasan pengungkapan risiko seperti dalam PBI Nomor: 11/25/PBI/2009

mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum. Berdasarkan data selama

tiga tahun tersebut, dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan kepatuhan risk

management disclosure dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 11,52% dan

peningkatan untuk tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 7,02%.

Kenaikan jumlah pengungkapan risiko di tahun 2010 dan 2011

dilatarbelakangi dengan adanya PBI No: 11/9/PBI/2009 yang diubah menjadi PBI

No: 12/7/PBI/2010 tentang sertifikasi manajemen risiko bagi pengurus dan

Page 76: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pejabat bank umum. Sertifikasi manajemen risiko gencar dilakukan mulai akhir

tahun 2009 setelah keluarnya PBI No: 11/9/PBI/2009. Sehingga bank-bank yang

mengikutsertakan pengurus dan pejabatnya dapat mengimplementasikan serta

melakukan perbaikan di tahun 2010 dan 2011, termasuk segi pengungkapan.

Bank dengan tingkat kepatuhan pengungkapan tertinggi untuk tahun 2009

adalah Bank Mandiri, untuk tahun 2010 yaitu Bank Internasional Indonesia dan

Bank Mandiri, dan untuk tahun 2011 pengungkapan tertinggi oleh Bank

Internasional Indonesia. Risk management disclosure yang dilakukan secara

spesifik oleh Bank Internasional Indonesia tahun 2009 untuk risiko kredit:

“Bank telah mengimplementasikan credit risk management yang mencakup penetapan prosedur dan kebijakan kredit, pengaturan limit dan mengevaluasinya secara berkala penggunaan Credit Risk Rating untuk kredit UKM/komersial/korporasi, mengevaluasi kebijakan dan prosedur kredit untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul dari kegiatan pemberian kredit telah tercakup, serta menerapkan prinsip “Four Eyes Principle” secara konsisten. Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala (bulanan)” (AR Bank BII 2009: 156). Selanjutnya, bank dengan tingkat kepatuhan terendah untuk tahun 2009

yaitu Bank Eksekutif Internasional, tahun 2010 dan tahun 2011 tingkat kepatuhan

terendah dilakukan oleh Bank ICB Bumiputera. Secara keseluruhan, rendahnya

tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh kedua bank tersebut dikarenakan

pengungkapan terhadap risiko pasar dalam annual report tidak dilakukan secara

spesifik untuk risiko suku bunga maupun risiko nilai tukar. Seperti yang

diungkapkan dalam annual report Bank Eksekutif Internasional tahun 2009, yaitu:

“Berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) terhadap profil risiko Bank posisi 31 Desember 2009, Risiko Pasar secara komposit masuk dalam kisaran moderate karena hasil perhitungan risiko inheren

Page 77: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tergolong low dan sistem pengendalian risiko yang tergolong weak. Dari awal 2009 sampai dengan akhir Desember 2009, trend risiko pasar secara komposit menunjukkan kondisi yang tidak stabil yaitu pada peringkat moderate dan low. Pada periode Januari 2009 sampai dengan akhir Juli 2009 berada pada peringkat moderate, sementara pada Juli 2009 sampai dengan September 2009 berada pada peringkat low dan periode Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009 kembali ke peringkat moderate” (AR Bank Eksekutif Internasional 2009: 48). Untuk statistik deskriptif dari variabel independen penelitian akan

dijelaskan pada Tabel IV.3 dibawah ini.

Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Leverage

84 -31,53 15,62 8,56 5,27

Blockholder Ownership

84 00,00 99,97 61,70 34,31

Kepemilikan Manajerial

84 00,00 79,26 2,57 11,49

Proporsi Komite Audit Independen

84 25,00 100,00 57,74 13,27

Ukuran Komite Pemantau Risiko

84 2,00 8,00 4,06 2,38

Return on Equity

84 -00,35 2,89 0,15 0,32

Tobins

84 00,94 1,98 1,13 0,16

Valid N (listwise)

Sumber: Hasil olahan data dengan SPSS

Leverage yang diukur dengan debt ratio (total hutang/total aktiva)

menghasilkan nilai rerata sebesar 8,56%. Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar

8,56% investasi bank dibiayai oleh hutang. Pada penelitian ini tingkat leverage

terendah sebesar -31,53% dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional dan tingkat

leverage tertinggi sebesar 15,62% dimiliki oleh Bank Artha Graha Internasional.

Page 78: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 tentang pembelian

saham bank umum, jumlah blockholder ownership Bank oleh Warga Negara

Asing (WNA) dan atau badan hukum asing yang diperoleh melalui pembelian

secara langsung maupun melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99%

dari jumlah saham bank yang bersangkutan, sedangkan 1% sisa saham tetap

dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan atau badan hukum Indonesia.

Bank Indonesia akan selektif dalam menentukan porsi saham mayoritas di

perbankan. Menurut pejabat bank sentral, kepemilikan mayoritas di perbankan

bisa lebih dari 50% jika tingkat kesehatan dan pelaksanaan good corporate

governance perbankan masuk kategori satu (low risk) dan dua (low to moderate

risk) (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/28771/BI-Akan-Selektif-

Tetapkan-Kepemilikan-Saham-Bank, 2012).

Berdasarkan tabel IV.3, blockholder ownership yang diukur menggunakan

persentase saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham (kepemilikan saham

5%) menunjukkan rerata sebesar 61,70%. Hasil ini menunjukkan bahwa

blockholder ownership yang terpusat memiliki dorongan yang lebih tinggi untuk

memonitor terkait dengan kesejahteraan mereka dan memiliki kekuatan dalam

pengambilan suara, serta memiliki pengaruh apabila tidak puas dengan aspek-

aspek kinerja perusahaan yang tidak mencerminkan pengelolaan yang baik

(Shleifer dan Vishny, 1986). Blockholder ownership tertinggi sebesar 99,97%

dimiliki oleh Bank Kesawan. Tingkat blockholder ownership terendah sebesar

0,00% dimiliki oleh Bank Mandiri, Bank Mutiara, Bank Mega, Bank Negara

Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Eksekutif Internasional, Bank Tabungan

Page 79: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Negara. Blockholder ownership mencapai titik terendah sebesar 0,00% karena

saham dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Nilai rerata kepemilikan manajerial bank di Indonesia sebasar 2,57%. Hal

ini menunujukkan bahwa saham yang dimiliki CEO, direksi maupun manajer

sebesar 2,57%. Hal ini berarti jumlah saham yang dimiliki pihak internal

tergolong rendah (kurang dari 10%) dan sisanya dimiliki oleh pihak eksternal

(pemerintah dan institusi). Alasan yang mendasari fenomena ini yaitu manajer

berperilaku risk averse sehingga mengurangi keterlibatan dalam kepemilikan

saham pada tingkat risiko tinggi. Manajer memilih mengalihkan kekayaan pribadi

pada investasi lain atau pada lembaga keuangan.

Kepemilikan manajerial tertinggi sebesar 79,26% dimiliki oleh Bank

Eksekutif Internasional. Tingkat kepemilikan terendah sebesar 0,00% dimiliki

oleh Bank Artha Graha Internasional, Bank Bumi Artha, Bank ICB Bumiputera,

Bank Mutiara, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon Indonesia, Bank Ekonomi

Raharja, Bank Eksekutif Internasional, Bank Internasional Indonesia, Bank

Kesawan, Bank Mandiri, Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank OCBC NISP,

Bank Nusantara Parahyangan, Bank PAN Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat

Indonesia, Bank Tabungan Negara. Rendahnya kepemilikan saham manajer yang

risk averse melakukan diversifikasi secara optimal untuk mengurangi risiko

pribadi. Saat kekayaan pribadi tidak terdiversifikasi, manajer menuntut insentif

tinggi untuk mengimbangi risiko yang diterima. Kondisi ini menyebabkan

manajer (CEO) termotivasi memperkecil risiko melalui diversifikasi (May, 1995).

Page 80: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep.29/PM/2004,

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk

melakukan tugas pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Menurut

Herwidayatmo (2000), Komite Audit independen adalah anggota komite yang

tidak memiliki hubungan usaha maupun afiliasi dengan perusahaan, direktur,

komisaris, maupun pemegang saham utama. Berdasarkan PBI Nomor: 8/4/2006,

keanggotaan Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang

anggota, seorang diantaranya merupakan komisaris independen perusahaan

tercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua Komite Audit, sedangkan

anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen. Tabel IV.3

menunjukkan jumlah rerata proporsi Komite Audit independen bank di Indonesia

sebesar 57,74%. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan perbankan di

Indonesia telah mematuhi peraturan yang ditetapkan. Tingginya rerata proporsi

Komite Audit independen bank di Indonesia mengindikasikan bahwa kualitas

kontrol oleh Komite Audit terhadap aktivitas perusahaan semakin baik (Forker,

1992). Tingkat proporsi Komite Audit independen tertinggi sebesar 100% dimiliki

oleh Bank Bukopin dan tingkat proporsi Komite Audit terendah dimiliki oleh

Bank Himpunan Saudara dan Bank Mandiri sebesar 25,00%.

Peraturan PBI No: 8/4/PBI/2006 menerangkan bahwa untuk untuk

mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, dewan komisaris

wajib membentuk Komite Pemantau Risiko yang diketuai oleh komisaris

independen. Komite Pemantau Risiko berjumlah minimal 3 orang anggota, yang

terdiri dari seorang komisaris independen, seorang pihak independen yang

Page 81: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

memiliki keahlian di bidang keuangan dan seorang pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang manajemen risiko. Tabel IV.3 menunjukkan nilai

rerata untuk Komite Pemantau Risiko sebesar 4 orang anggota. Besarnya tingkat

rerata Komite Pemantau Risiko mengindikasikan bahwa perusahaan perbankan di

Indonesia telah mematuhi peraturan PBI No: 8/4/PBI/2006. Tingkat Komite

Pemantau Risiko tertinggi sebesar 8 orang anggota yang dimiliki oleh Bank

Danamon. Hal tersebut terjadi karena komisaris perusahaan juga menjadi anggota

dalam Komite Pemantau Risiko. Tingkat Komite Pemantau Risiko terendah

dimiliki oleh Bank Saudara sebesar 2 orang anggota Komite Pemantau Risiko.

Hal tersebut terjadi karena ketua Komite Pemantau Risiko mengundurkan diri

sebelum masa jabatannya berakhir.

Return on equity (ROE) adalah jumlah laba bersih yang dikembalikan

sebagai persentase dari ekuitas pemegang saham (Haniffa dan Cooke, 2005).

Rerata return on equity (ROE) bank di Indonesia sebesar 0,15%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dari modal perusahaan untuk

menghasilkan laba bagi pemegang saham sebesar 0,15%. Dengan laba yang tinggi

perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk mengumpulkan,

mengelompokkan dan mengolah informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat

menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif termasuk risk management

disclosure (Hertanti, 2005). Tingkat kinerja perbankan di Indonesia lebih baik dari

kinerja bank di tingkat regional dan tercatat lebih stabil pada tahun 2008-2009

(http://beritasore.com, 2012). Berdasarkan Tabel IV.3, nilai ROE tertinggi sebesar

Page 82: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2,89% diperoleh Bank Eksekutif Internasional pada tahun 2009, ROE terendah

dimiliki oleh Bank Eksekutif Internasional pada tahun 2010 sebesar -0,35%.

Pengukuran kinerja perusahaan perbankan tidak cukup hanya dengan

accounting based indicator, namun juga perlu dari market based indicator.

Market based indicator dalam penelitian ini menggunakan Tobins’q. Tabel IV.3

menunjukkan untuk rerata Tobins’q bank di Indonesia mencapai tingkat 1,13%

yang menunjukkan peluang investasi yang dimiliki bank di Indonesia sebesar

1,13%. Hal ini menjelaskan bahwa meski kondisi keuangan secara global

menurun karena dipicu krisis Eropa, namun pertumbuhan ekonomi di Indonesia

justru meningkat (Prihatiningtyas, 2012). Krisis global tidak terlalu memberikan

dampak negatif dalam kinerja perbankan indonesia (www.bi.go.id, 2012).

Tobins’q tertinggi dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar

1,98%. Untuk nilai Tobins’q terendah sebesar 0,94% diperoleh Bank Tabungan

Negara.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan penjelasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa rerata risk management disclosure sebesar 52,24%; rerata

leverage sebesar 8,56%; rerata blockholder ownership sebesar 61,70%; rerata

kepemilikan manajerial sebesar 2,57%; rerata proporsi Komite Audit Independen

sebesar 57,74%; rerata jumlah Komite Pemantau Risiko sebesar 4 orang, rerata

ROE sebesar 0,15%, dan rerata Tobins’q sebesar 1,13%.

Page 83: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

satu pengujian, yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda. Sebagai

prasyarat pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk

memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran

koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2009). Pengujian asumsi klasik terdiri dari

beberapa macam pengujian, meliputi: Normalitas, Multikolonieritas,

Autokorelasi, Heterokedastisitas. Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik.

Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah

stakeholder berpengaruh terhadap risk management disclosure bank di Indonesia.

Pengujian regresi berganda ini dilakukan dengan metode backward. Metode

backward adalah salah satu metode pengolahan data dengan cara memasukkan

semua variabel independen secara keseluruhan dan secara otomatis SPSS akan

menghilangkan satu per satu variabel independen yang dianggap kurang

signifikan dalam memprediksi model persamaan regresi sampai didapatkan model

persamaan regresi yang paling signifikan (Mauliano, 2009). Penelitian ini

memiliki lima tahap untuk mencapai keadaan dimana tidak ada variabel yang

dikeluarkan dari fungsi diskriminan. Tahap keempat dipilih karena memiliki nilai

signifikansi konstanta sebesar 0,000 dengan nilai anova tertinggi sebesar 8,236.

Tahap tersebut merupakan yang paling signifikan dalam memprediksi risk

management disclosure.

Page 84: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda terkait pengaruh stakeholder

terhadap risk management disclosure diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.4 Hasil Regresi Beganda

Variabel Koefisien t p-value (Constant) 57,968 12,844 0,000 Leverage 0,048 0,365 0,716 Blockholder Ownership -0,149 -3,083 0,003*

Kepemilikan Manajerial -0,593 -4,095 0,000* Proporsi Komite Audit Independen 0,256 1,810 0,074** Ukuran Komite Pemantau Risiko 4,229 3,091 0,003* Return on Equity 0,056 0,427 0,670 Tobins 0,033 0,332 0,740 R Square 0,294 Adjusted R Square 0,269 F 8,236 Sig 0,000 Keterangan : (*) signifikan pada tingkat 5% (**) signifikan pada tingkat 10%

Sumber: Hasil olahan data dengan SPSS

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Setiap tambahan

satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena

itu, untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik menggunkan

koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu Adjusted R2 (Ghozali, 2009).

Dari Tabel IV.4 diatas menunjukkan bahwa nilai R Square (R2) sebesar

0,294 dan Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,269. Berdasarkan nilai

Adjusted (R2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26,9% variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya sebanyak 73,1%

dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Page 85: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dalam tabel tersebut juga menunjukkan nila F hitung sebesar 8,236

dengan probabilitas 0,000 (p – value < 0,05). Karena nilai F lebih besar dari 4,00

dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini menunjukkan

tingkatan yang baik (good overall model fit) sehingga model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi risk management disclosure atau dapat dikatakan

bahwa leverage, blockholder ownership, kepemilikan manajerial, proporsi Komite

Audit independen, ukuran Komite Pemantau Risiko, ROE, Tobin’s q secara

bersama-sama berpengaruh terhadap risk management disclosure (Ghozali, 2009).

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, hasilnya

menunjukkan bahwa blockholder ownership kepemilikan manajerial, proporsi

Komite Audit independen, dan jumlah Komite Pemantau Risiko berpengaruh

terhadap risk management disclosure, sedangkan leverage, ROE dan Tobin’s q

tidak berpengaruh terhadap risk management disclosure.

1. Hipotesis Pertama

Leverage merupakan rasio utang terhadap ekuitas perusahaan (Sejjaaka,

2004). Rasio ini menunjukkan seberapa besar dari keseluruhan aset perusahaan

yang diperoleh atau didanai oleh hutang. Perjanjian terbatas seperti utang yang

tergambar dalam tingkat leverage dimaksudkan membatasi kemampuan

manajemen untuk menciptakan transfer kekayaan antar pemegang saham dan

pemegang obligasi (Jensen dan Meckling, 1976). Zhang et. al. (2008) mengatakan

bahwa leverage merupakan indikator yang kuat dalam menentukan apakah

perusahaan mengungkapkan informasi lingkungan.

Page 86: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Nilai probabilitas leverage adalah sebesar 0,716 pada tingkat signifikansi

0,05 dan menunjukkan koefisien positif sebesar 0,048. Koefisien positif sebesar -

0,048 memperlihatkan hubungan positif yaitu tingkat risk management disclosure

akan naik sebesar 4,80% jika leverage bertambah 1 satuan. Penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat leverage maka risk management

disclosure semakin besar. Perusahaan dengan leverage yang semakin tinggi

menunjukkan semakin berisiko dalam pelunasannya. Tingkat leverage yang tinggi

menunjukkan tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal (kreditur), sehingga

perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi yang lebih detail

dalam laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Suhardjanto

(2008) memperkuat pendapat tersebut, bahwa semakin besar tingkat leverage

perusahaan, maka semakin terperinci informasi yang diungkapkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Suhardjanto dan Umi (2010); Suhardjanto dan Laras (2009); Cormier dan Magnan

(1999); nilai ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap risk management disclosure perbankan di Indonesia. Hal ini

menunjukkan bahwa leverage tidak mempengaruhi keputusan stakeholder

perusahaan. Bagi stakeholder, perusahaan dengan derajat ketergantungan terhadap

hutang adalah suatu hal biasa terjadi, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa 50%

perusahaan di Indonesia mempunyai hutang yang lebih besar daripada modalnya

sendiri (Sembiring, 2005). Hasil pengujian bertolak belakang dengan hipotesis,

maka hipotesis pertama ditolak.

Page 87: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Hipotesis Kedua

Blockholder ownership merupakan banyaknya jumlah blockholder yang

memiliki 5% atau lebih dari saham perusahaan yang beredar (Endri, 2011).

Blockholder ownership mempunyai p-value sebesar 0,003 pada tingkat

signifikansi 0,05 dan menunjukkan koefisien negatif sebesar -0,149. Koefisien

negatif sebesar -0,149 memperlihatkan hubungan negatif yaitu tingkat risk

management disclosure akan turun sebesar 14,90% jika blockholder ownership

bertambah 1 satuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eng dan Mak

(2003). Nilai ini menunjukkan bahwa blockholder ownership berpengaruh negatif

signifikan terhadap risk management disclosure. Jika kepemilikan saham

terkonsentrasi melewati batas tertentu, maka pemegang saham besar akan

memiliki pengendalian penuh dan cenderung memanfaatkan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan pribadi yang tidak bisa didapat oleh pemegang saham

minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997).

Morck, Shleifer, dan Vishny (1988) menemukan bahwa ketika

kepemilikan saham masih dibawah 10% akan meningkatkan laba perusahaan,

namun setelah kepemilikan diatas 10% maka akan menurunkan laba perusahaan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham yang masih kecil maka

kontrol terhadap perusahaan lebih efisien, tetapi jika kepemilikan saham sudah

efisien dan kepemilikan tersebut ditambah maka kontrol terhadap perusahaan akan

berlebihan. Kemampuan kontrol yang yang berlebihan akan merugikan

stakeholder yang lain karena pemegang saham hanya mengambil tindakan untuk

menguntungkan diri sendiri (Arifin, 2005). Pola kepemilikan yang terdistribusi

Page 88: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

luas seringkali memicu perusahaan untuk mengeluarkan informasi-informasi yang

memiliki sentimen positif terhadap harga saham, perusahaan cenderung

melakukan menutupi informasi jika informasi tersebut dapat menyebabkan

terpuruknya harga saham, seperti pelaporan rugi perusahaan dan risk reporting

(Mayangsari, 2003).

Godfrey dan Jones (1999) berpendapat mengenai kepemilikan saham

bahwa semakin rendah konsentrasi kepemilikan di tangan satu pemilik, maka

semakin besar tingkat disperse control terhadap perusahaan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin rendah kepemilikan tunggal atas saham perusahaan,

maka semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan sebagai

upaya untuk memonitor manajemen. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis

kedua, sehingga hipotesis ketiga diterima.

3. Hipotesis Ketiga

Manajer dipandang sebagai pihak internal yang memiliki informasi

mengenai kinerja dan risiko perusahaan. Pada saat menghadapi peningkatan

risiko, pihak internal mengendalikan persentase kepemilikan saham dalam jumlah

kecil atau sebaliknya (Ismiyanti dan Mamduh, 2003). Manajer mendapat

kesempatan untuk terlibat pada kepemilikan saham dengan tujuan untuk

mensetarakan dengan pemegang saham (Nuringsih, 2005). Kepemilikan

manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang

diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Sujono

dan Soebiantoro, 2007). Kepemilikan manajerial memiliki p-value sebesar 0,000

Page 89: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

pada tingkat signifikansi 0,05 dan menunjukkan koefisien negatif sebesar -0,593.

Koefisien negatif sebesar -0,593 memperlihatkan hubungan negatif yaitu tingkat

risk management disclosure akan turun sebesar 59,30% jika kepemilikan

manajerial bertambah 1 satuan. Nilai ini menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap risk management disclosure.

Susanti et. al. (2010), mengungkapkan bahwa proporsi kepemilikan saham

yang dikontrol oleh manajer mempengaruhi kebijakan perusahaan dan

pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada

perusahaan yang mereka kelola (Boediono, 2005).

Kepemilikan manajerial akan mengakibatkan konflik antara stockholder

dan bondholders sehingga mengakibatkan ketidakkompakan dan meningkatkan

risiko perusahaan (Chen dan Steiner, 1999). Widajati (2007) mengungkapkan

bahwa semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka keterbukaan

mengenai informasi akan semakin kecil, karena kepemilikan manajerial dapat

mengurangi nilai perusahaan (Morck et.al., 1988).

Eng dan Mak (2003) menjelaskan bahwa ketika kepemilikan manajerial

rendah, ada masalah agency yang lebih tinggi sehingga meningkatkan monitoring.

Hal tersebut terjadi karena manajer memiliki insentif yang lebih besar untuk

mengkonsumsi tunjangan dan mengurangi insentif untuk memaksimalkan kinerja,

karena manajer merasa perusahaan bukanlah miliknya, sehingga manajer dapat

bertindak bebas dan mengambil tunjangan untuk memaksimalkan kinerjanya.

Oleh karena itu, pemegang saham luar akan meningkatkan monitoring perilaku

manajer untuk mengurangi agency problem (Jensen dan Meckling, 1976).

Page 90: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Monitoring oleh pemegang saham luar akan meningkatkan biaya

perusahaan tetapi hal tersebut dapat dikurangi jika manajer dapat memberikan

pengungkapan yang lebih banyak. Dengan demikian manajemen akan lebih

memilih untuk mengungkapkan risiko kepada pihak stakeholder untuk

mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi

saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan maka akan semakin kecil

pengungkapan risiko manajemen yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis kedua, sehingga hipotesis kedua

diterima.

4. Hipotesis Keempat

Peraturan Bapepam dengan surat edaran No. SE-03/PM/2000

mensyaratkan bahwa setiap perusahaan publik di Indonesia wajib membentuk

Komite Audit. Komite Audit merupakan salah satu mekanisme kontrol atas

organisasi perusahaan dalam meningkatkan transparansi perusahaan dan

mendorong manajemen agar mengungkapkan lebih banyak informasi (Anyta dan

Siti, 2012). Menon dan Williams (1994) mengungkapkan bahwa Komite Audit

merupakan suatu variabel yang dapat digunakan untuk memonitor kinerja

keuangan perusahaan dan mempengaruhi keputusan manajer sehingga dapat

meningkatkan pengendalian dalam perusahaan (Forker, 1992). Komite Audit

mempunyai peran yang penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas

proses penyusunan laporan keuangan, menjaga terciptanya sistem pengawasan

perusahaan yang memadai (Iqbal dan Nurul, 2007). Komite Audit bertugas

Page 91: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

memonitor manajemen untuk menjamin kualitas dari laporan keuangan dan

akuntabilitas perusahaan, komposisi atau jumlah Komite Audit merupakan faktor

penting dalam keefektifan monitoring perusahaan (Zhou dan Chen, 2004). Komite

Audit dipandang sebagai alat untuk menghindari kecurangan dalam pelaporan

keuangan dan memonitoring kinerja manajemen.

Abbot dan Parker (2000) menjelaskan bahwa Komite Audit independen

adalah anggota dalam Komite Audit yang bukan merupakan karyawan perusahaan

dan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan tempatnya bekerja.

Proporsi Komite Audit Independen mempunyai p-value sebesar 0,074 pada

tingkat signifikansi 0,10 dan menunjukkan koefisien positif sebesar 0,256.

Koefisien positif sebesar 0,256 memperlihatkan hubungan positif yaitu tingkat

risk management disclosure akan naik sebesar 25,60% jika proporsi Komite Audit

Independen bertambah 1 satuan. Nilai ini menunjukkan bahwa proporsi Komite

Audit independen berpengaruh terhadap risk management disclosure, karena nilai

p-value kurang dari tingkat signifikansi 0,10. Hal ini mengindikasikan bahwa

peran dan tanggungjawab anggota komite audit independen telah berfungsi

sebagaimana mestinya.

Komite Audit Independen berpengaruh terhadap pengawasan dan proses

pelaporan keuangan yang lebih baik (Beasley, 1996). Forker (1992) menyatakan

bahwa keberadaan anggota Komite Audit Independen meningkatkan kualitas

kontrol perusahaan. Proporsi Komite Audit Independen yang semakin besar akan

meningkatkan monitoring terhadap aktivitas perusahaan dalam rangka

meningkatkan kinerja dan meningkatkan transparansi kepada stakeholder

Page 92: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

termasuk transparansi mengenai risk management disclosure. Hasil pengujian

sejalan dengan hipotesis, maka hipotesis keempat diterima.

5. Hipotesis Kelima

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/PBI/2006 menyebutkan bahwa

untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, dewan

komisaris wajib membentuk Komite Pemantau Risiko untuk melakukan (a)

evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan

pelaksanaan kebijakan tersebut, (b) pemantauan terhadap evaluasi pelaksanaan

tugas Komite Pemantau Risiko dan satuan kerja manajemen risiko, guna

memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris. Pembentukan Komite

Pemantau Risiko untuk meningkatkan efektivitas penerapan dan pengelolaan

manajemen risiko sehingga dapat meningkatkan risk management disclosure pada

stakeholder perusahaan.

Ukuran Komite Pemantau Risiko mempunyai p-value sebesar 0,003 pada

tingkat signifikansi 0,05 dan menunjukkan koefisien positif sebesar 4,229.

Koefisien positif sebesar 4,229 memperlihatkan hubungan positif yaitu tingkat

risk management disclosure akan naik sebesar 422,90% jika ukuran pemantau

risiko bertambah 1 satuan. Nilai ini menunjukkan bahwa ukuran Komite

Pemantau Risiko berpengaruh terhadap risk management disclosure, karena nilai

p-value kurang dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

adanya Komite Pemantau Risiko maka risk management disclosure perusahaan

perbankan di Indonesia meningkat. Penelitian ini menunjukkan bahwa Komite

Pemantau Risiko dalam membantu dewan komisaris sudah melaksanakan

Page 93: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

tugasnya dengan baik sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. Dengan

dibentuknya Komite Pemantau Risiko pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

manajemen risiko akan lebih terkendali dan terarah karena evaluasi dan

pemantauan yang dilakukan komite. Pengelolaan risiko yang baik akan

menjadikan manajemen untuk lebih mengungkapkan risikonya kepada pihak

stakeholder perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis kelima,

sehingga hipotesis kelima diterima.

6. Hipotesis Keenam

Return on equity (ROE) adalah jumlah laba bersih yang dikembalikan

sebagai persentase dari ekuitas pemegang saham. ROE menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendirinya

sehingga besarnya ROE mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam

mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan keuntungan demi kelangsungan

hidup perusahaan. Jika tingkat ROE rendah maka investor tidak akan tertarik

untuk menanamkan modalnya bahkan dapat menarik modal yang telah

ditanamkan (Sudana dan Putu, 2011). Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin

efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau

keuntungan bersih dan perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih agar

stakeholder yakin bahwa perusahaan dalam posisi persaingan yang kuat dan

operasi berjalan efisien (Suhardjanto dan Laras, 2009).

ROE mempunyai p-value sebesar 0,670 pada tingkat signifikansi 0,05 dan

menunjukkan koefisien positif sebesar 0,056, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 94: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat risk management dislosure.

Nilai koefisien mengindikasikan bahwa setiap perubahan tingkat ROE sebesar 1

satuan akan menyebabkan perubahan risk management disclosure sebesar 5,60%

satuan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sembiring (2005)

bahwa besar kecilnya kinerja tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan dengan tingkat kinerja tinggi tidak

menggunakan sebagian profitnya untuk memperbaiki kualitas informasi karena

pengungkapan informasi perusahaan justru memberikan kerugian kompetitif

(competitive disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan biaya

tambahan untuk mengungkapkan informasi tersebut (Suhardjanto dan Theodora,

2011). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan yang tinggi

dari suatu perusahaan perbankan di Indonesia tidak menjamin adanya peningkatan

pengungkapan. Hasil pengujian bertolak belakang dengan hipotesis, maka

hipotesis keenam ditolak.

7. Hipotesis Ketujuh

Pengukuran kinerja dengan market based indicator mewakili sudut

pandang pemegang saham tidak hanya berfokus pada pendapatan perusahaan

terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Pengukuran

menggunakan market based indicator memberikan beberapa kelebihan, di

antaranya (1) dapat merefleksikan kinerja risiko disesuaikan, (2) pengukuran ini

tidak terpengaruh oleh konteks multi-industri atau multidimensional, dan (3)

tunduk pada kekuatan di luar kendali manajemen (Dalton et.al., 1999; Nayyar,

Page 95: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1992; Hambrick dan Finkelstein, 1995). Market based indicator dalam penelitian

ini menggunakan Tobin’s q. Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai

pasar saham dimana sangat dipengaruhi oleh peluang investasi, peluang investasi

akan berdampak pada pertumbuhan dimasa yang akan datang sehingga harga

saham dan nilai saham akan meningkat (Anggitasari dan Siti, 2012). Nilai Tobin’s

q menggambarkan suatu kondisi peluang investasi yang dimiliki perusahaan

(Lang,et al., 1989).

Tobin’s q mempunyai p-value sebesar 0,740 pada tingkat signifikansi

0,05 dan menunjukkan koefisien positif sebesar 0,033, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Tobin’s q tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat risk

management dislosure. Nilai koefisien mengindikasikan bahwa setiap perubahan

tingkat Tobin’s q sebesar 1 satuan akan menyebabkan perubahan risk

management disclosure sebesar 3,3% satuan. Perusahaan dengan tingkat kinerja

pasar yang tinggi tidak menjamin akan melakukan pengungkapan yang lebih besar

dibanding dengan perusahaan yang memiliki kinerja pasar yang lebih rendah, hal

ini dikarenakan pengungkapan kinerja pasar yang dilakukan oleh pihak

manajemen hanya sebagai pelaksanaan kewajiban pelaporan untuk pihak

stakeholder. Hasil pengujian bertolak belakang dengan hipotesis, maka hipotesis

ketujuh ditolak.

Page 96: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan analisis hasil pembahasan pada bab IV, maka pada bab

V akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, saran, keterbatasan dan

rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menguji stakeholder (leverage,

kepemilikan manajerial, kepemilikan saham, proporsi komite audit independen,

ukuran komite pemantau risiko, ROE, Tobins’q) dalam risk management

disclosure pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari

hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risk management disclosure sebesar

52,24%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan

perbankan di Indonesia dalam mengungkapkan informasi mengenai risk

management masih rendah, mengingat risk management disclosure adalah

salah satu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) sesuai dengan

PSAK No. 60 (revisi 2010), PBI Nomor: 11/25/PBI/2009.

2. Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil dari pengujian hipotesis

menunjukkan stakeholder mempengaruhi tingkat risk management

disclosure. Variabel independen (stakeholder) yang mempengaruhi tingkat

risk management disclosure yaitu blockholder ownership, kepemilikan

manajerial, proporsi Komite Audit Independen, ukuran Komite Pemantau

80

Page 97: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Risiko. Pola kepemilikan yang terdistribusi luas seringkali memicu

perusahaan untuk mengeluarkan informasi-informasi yang memiliki

sentimen positif terhadap harga saham, perusahaan cenderung melakukan

menutupi informasi jika informasi tersebut dapat menyebabkan

terpuruknya harga saham, seperti pelaporan rugi perusahaan dan risk

reporting (Mayangsari, 2003). Eng dan Mak (2003) menjelaskan bahwa

ketika kepemilikan manajerial rendah, ada masalah agency yang lebih

tinggi sehingga meningkatkan monitoring. Monitoring oleh pemegang

saham luar akan meningkatkan biaya perusahaan tetapi hal tersebut dapat

dikurangi jika manajer dapat memberikan pengungkapan yang lebih

banyak. Proporsi Komite Audit Independen yang semakin besar akan

meningkatkan monitoring terhadap aktivitas perusahaan dalam rangka

meningkatkan kinerja dan meningkatkan transparansi kepada stakeholder

termasuk transparansi mengenai risk management disclosure. Komite

Pemantau Risiko dalam membantu dewan komisaris sudah melaksanakan

tugasnya dengan baik sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. Dengan

dibentuknya Komite Pemantau Risiko pelaksanaan kebijakan dan

pengelolaan manajemen risiko akan lebih terkendali dan terarah. Semakin

besar ukuran Komite Pemantau Risiko akan meningkatkan pengungkapan

manajemen risiko.

Page 98: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risk management disclosure

pada perbankan di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 52,24%.

Rendahnya tingkat risk management disclosure menunjukkan kurangnya

pengawasan dari pihak stakeholder perusahaan. Pihak regulator (Bank

Indonesia) perlu membuat regulasi mengenai item yang diharuskan untuk

diungkapkan karena risk management disclosure merupakan salah satu

pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang harus diungkapkan oleh

perbankan di Indonesia.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blockholder ownership dan

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap risk management

disclosure perusahaan perbankan di Indonesia. Oleh karena itu perusahaan

perbankan perlu membatasi pembelian saham yang dilakukan oleh

blockholder (jumlah kepemilikan saham 5%) dan CEO perusahaan.

Proporsi Komite Audit Independen dan ukuran Komite Pemantau Risiko

berpengaruh positif terhadap pengungkapan manajemen risiko. Oleh

karena itu proporsi Komite Audit Independen perusahaan perbankan harus

sesuai dengan PBI Nomor: 8/4/PBI/2006, dan perusahaan perbankan yang

belum mempunyai jumlah anggota Komite Pemantau Risiko minimal 3

orang (PBI Nomor: 8/4/PBI/2006) diwajibkan untuk menambah jumlah

Komite Pemantau Risiko-nya.

Page 99: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Perlu diadakan sosialisasi mengenai Peraturan Bank Indonesia Nomor:

11/25/PBI/2009 dan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor:

13/23/DPNP/2011 mengenai pelaksanaan manajemen risiko dan

pengungkapan informasi risiko kepada publik.

C. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Karakteristik item yang digunakan sebagai dasar pengukuran tingkat risk

management disclosure hanya menggunakan item kuantitatif, karena

belum adanya regulasi yang baku mengenai item apa saja yang harus

diungkapkan oleh perusahaan perbankan di Indonesia.

2. Penelitian ini menggunakan metode scoring dengan bobot yang sama

(unweighted) pada setiap item yang diunkapkan dalam annual report

perusahaan, sehingga tidak ada perbedaan skor untuk perusahaan yang

menungkapkan risk management disclosure secara detail dengan

perusahaan yang mengungkap tapi tidak secara detail.

D. Rekomendasi

Adapun rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mengenai risk

management disclosure, antara lain:

a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan karakteristik item kualitatif risk

management disclosure untuk masing-masing jenis risiko manajemen.

Page 100: RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF …/Risk... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

b. Untuk penelitian selanjutnya dapat membandingkan tingkat risk

management disclosure antara industri perbankan di Indonesia dengan

negara lain (studi komparatif).