istirahat tidur
-
Upload
alvio-itsmyoriginalname -
Category
Documents
-
view
77 -
download
10
description
Transcript of istirahat tidur
Laporan PendahuluanTentang
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur
Oleh
Tisnawati
NIM : 09103084105455
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS
TAHUN 2013/2014
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur
1. Pengertian
Istirahat
Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai,menyegarkan
diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun
yang membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan
bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan
bebes dari kecemasasn, (Ansietas).
Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan.
Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan
jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan
lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat :
Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri mengerti apa
yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ; Merasa puas
telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa mereka akan
mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip
oleh Perri an Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan
dengan istirahat diantaranya :
1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi
2. Merasa di terima
3. Mengetahui apa yang terjadi
4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujusn.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan
sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan
diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih
merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim
memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi
penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan,
(Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan
istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu
memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana
terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan
keadaan terjaga. Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng
otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan
tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan
turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat. Selama tidur maka dalam tubuh
seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,antara lain :
1.Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2.Diatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
4.Relaksasi otot-oto rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%
2. Jenis-jenis tidur
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat
a. TahapI
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks,
masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun
segera selama tahap ini berlangsungselama lima meanit.
b. TahapII
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri :
Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan
berakhir 5-10 menit
c. TahapIII
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan
sulit banngun.
d. TahapIV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun,
jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng
turun, tonus otot turun.
2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen)
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit.
Periode pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah
maka awal tidur sangat cepat menabahkan jenis tidur ini tidak ada.
3. Fungsi Tidur
1) EfekFisiologis :
a) Efek pada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.
b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam
organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.
c) Kebutuhan tidur pada semua usia.
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan
seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di
butuhkan. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel di bawa ini :
d) Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :
Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur
normal
bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh
sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada
tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit
1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM,
tidur lebih lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.
18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak
tidur pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun
tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode
terangun kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak
ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu
tidur relative kostan.
12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.
18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-
10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III
dan IV.
40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin
mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM,
tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin
menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.
4. Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan
mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan
saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson
1993,dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan
electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan
meggunakan elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur
pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur dan
bangun. Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini
mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS
memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga menerima stimulus
dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan
katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa
serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu
Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak, reseptor sensori perifer misalnya
bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks seperti emosi.
Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam
posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR
mengeluarkan serum serotonin.
5. Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur.
a) Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan seperti
asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain.
b) Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah
orang dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan priode tidur REM lebih pendek.
c) Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di
sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui
sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan NREM.
d) Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :
a) Diuretik : menyebabkan imsomnia
b) Anti depresan : Suprnsi REM
c) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
d) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.
e) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.
f) Amfetamin : Menurunkan tidur REM
e) Nutrisi.
Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari
protein yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat
terjadinya ptoses tidur.
f) Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur
dengan nyeyak dan saebaliknya.
g) Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses
tidur.
h) Alkohol
Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol
dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.
6. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Waktu Tidur
Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau
mempertahankan keadaan tidurnya.
Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit
mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk
hingga dapat tertidur secara tiba-tiba.
Somnabulisme atau disebut tidur berjalan.
Enuresa atau ngompol
Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari
untuk buang air kecil/BAK.
Apnea/tidak bernapas dan Mendengkur.
Delirium/Mengigau.
Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.
Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk)
Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse)
7. Mekanisme Tidur
Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
Instink/Naluri.
8. Kegunaan Tidur (Delment & Wolman) :
Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.
Memperbaiki ingatan.
Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.
Relaksasi
9. Mekanisme Tidur
Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
Instink/Naluri
10. Tahap-Tahap Tidur
Tanda-tanda menjelang tidur : Suhu badan (SB) menurun ; Pernapasan melambat ;
Otot2 rileks ; Menguap.(tanda tubuh beradaptasi akibat pernapasan melambat)Basic
Rest Activity Cycle (BRAC):
NREM (Non Rapid Eye Movement)
“Slow wave sleep”, yang terdiri dari 4 tahap :
Tahap I :
Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang sedang
terjaga.
Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase rendah.
Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik – beberapa
menit.
Tahap II :
Merupakan tidur yang tidak dalam.
Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih tinggi, runcing2 (Gel
K)
Berlangsung 5-10 menit.
Tahap III :
Merupakan tidur yang dalam.
Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan dalam.
Biasanya sulit dibangunkan.
Berlangsung ± 10 menit
Tahap IV :
Tidur yang paling dalam.
Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.
Sangat sulit dibangunkan.
Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.
Lamanya 5-15 menit
Terjadi perubahan fisik : Nadi & pernapasan melambat ; TD turun ; Otot2 sangat
rileks ; Basal metabolisme dan SB menurun
REM (Rapid Eye Movement)
“Paradoksical sleep”- sebagai puncak Tidur :
Sangat sulit dibangunkan.
Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang terbangun pada
tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.
Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini .
Karakteristik Tahap REM :
Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
Kembali ke tahap II NREM lagi.
Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang tidak
disadari.
TD menngkat.
Sekresi getah/asam lambung meningkat
Basal metabolisme dan SB meningkat
Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan
tidurnya.
Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM
11. Kegunaan Tidur (Delment & Wolman):
Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.
Memperbaiki ingatan.
Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah
yang sulit.
Relaksasi
12. Kebutuhan Tidur Rata-Rata Per Hari
Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit
Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur sepanjang malam
Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur sepanjang malam + tidur siang
Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur
13. Gangguan Tidur
Insomnia
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada
tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur,
Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga,
terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Parasomnia
adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur.
Mis,tidur berjalan, mengigau.
Hipersomnia
adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yg berlebihan terutama pada siang hari.
Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang
hari.
Apnea saat tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea
maka bisa menjadi masalah.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Masalah
Tidur
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan tentang tidur
Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan : Waktu tidurjumlah jam
tidur,kualitas tidur,apakah kesulitan tidur,sering bangun saat tidur, apakah
mengalami mimpi yang mengancam.
Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari:apakah merasa segar saat bangun,apa
yang terjadi jika kurang tidur.
Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
Gangguan tidur/faktor-faktor konstribusi:Jenis gangguan tidur,kapan masalah itu
terjadi.
2. Pemeriksaan fisik
Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien
Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva kemerahan,
kelopak mata bengkak.
Perilaku : iritabilitas, gelisah, tidak perhatian, menguapmenarik diri, bingung dan
kurang koordinasi.
3. Pemeriksaan diagnostik
Electroencephalogram ( EEG )
Electromyogram ( EMG )
Electroocologram ( EOG)
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Pola Tidur b/d : Sering terjaga dimalam hari Tidur berlebihan di siang hari
Depresi, Nyeri, Aktivitas siang hari yang tidak adekuat, Perubahan lingkungan, Takut
Tujuan :
Untuk mempertahankan pola tidur yang memberikan energi yang cukup untuk
menjalani aktivitas sehari-hari
INTERVENSI RASIONAL
Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut,stress,ansietas,
imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur)
Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising : tutup
pintu kamar, turunkan volume TV)
Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat untuk
mandi, minum susu sebelum tidur)
1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan
2. Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur
3. Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan
minum susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur)