Ispa
-
Upload
hercegovina -
Category
Documents
-
view
9 -
download
2
description
Transcript of Ispa
Oleh:Febri Lusiana Lubis,
S.FarmHercegovina, S.Farm
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(I S P A)
Pendahuluan
Infeksi Saluran Nafas
Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)
Infeksi Saluran Nafas Bawah
Otitis Media Faringit
is
Sinusitis Bronkitis Pneumonia
Anatomi Saluran Pernafasan
OTITIS MEDIA
Otitis media adalah inflamasi pada bagian tengah telinga dan terbagi menjadi otitis media akut, otitis media efusi, dan otitis media kronik. Infeksi ini banyak menjadi problem pada bayi dan anak-anak.
Anatomi telinga
Otitis media akut
Inflamasi telinga bagian tengah. Ditandai dengan adanya
peradangan lokal, otalgia, hilangnya pendengaran, demam,
dan leukositosis
Otitis media efusiPenumpukan cairan diruang telinga tengah tanpa disertai tanda peradangan akut.Otitis Media KronikOtitis media kronik terbentuk sebagai konsekuensi dari otitis media akut berulang, selama > dari 3 bulan. Adanya cairan (ottorhea) yang purulen sehingga diperlukan drainase.
Patofisiologi
•Tuba eustakhius pada anak berbeda dengan dewasa menyebabkan drainase telinga tengah kurang baik.
•Fungsi tuba eustakhius yang tidak normal menyebabkan refluks cairan transudat di telinga tengah dan perkembangan bakteri.
•Bakteri Penyebab: 1. Streptococcus pneumoniae (35%)2. Haemophilus influnzae (25%)3. Moxarella catarrhalis (10%)
Patofisiologi
Farmakoterapi
Tujuan terapi :- Mengendalikan nyeri, menghilangkan
infeksi, dan mencegah komplikasi- Menghindari penggunaan antibiotik yang
tidak perlu.- Meminimalkan reaksi yang tidak
diinginkan (ROTD).
Terapi farmakologiAB oral 5-10 hari (pilihan pertama: amoksisilin 40 mg/kgbb/hari), terapi pendukung: analgesik, antipiretik.
Bila bakteri penghasil enzim betalaktamase, gunakan kotrimokazole, sefiksim, azitromisin, eritromisin
Evaluasi Terapi• Gejala otitis media akan hilang dalam 24-72 jam bila
diterapi dengan tepat. • Bila demam selama terapi kambuh maka harus
kemungkinan infeksi bakteri yang menghasilkan enzim betalaktamase, terapi dengan antibiotik yang aktif terhadap betalaktamase.
• Pada hari ke 10 terapi periksa ulang untuk kemungkinan terjadinya efusi (frekuensi efusi 10%). Bila efusi tetap ada sampai 3 bulan pertimbangkan untuk:
- teruskan terapi dengan amoksisilin 20 mg/kgbb/hari atau kotrimoksazole 4/20mg/kgbb/hari
- Terapi setiap episode otitis media akut dengan antibakteri yang tepat
Terapi Penunjang
Terapi penunjang dengan analgesik dan antipiretik memberikan kenyamanan khususnya pada anak. Dekongestan dan antihistamin hanya direkomendasikan bila ada peran alergi yang dapat berakibat kongesti pada saluran nafas atas.
Faringitis
Inflamasi pada mukosa faring dan sering meluas ke jaringan sekitarnya. Faringitis banyak diderita anak-anak usia 5-15 th di daerah dengan iklim panas.
Faringitis akut – Faringitis kronis
suatu penyakit peradangan tenggorokan (faring) yang sifatnya akut (mendadak dan cepat memberat). Biasanya disebut radang tenggorokan. Radang ini menyerang lapisan mukosa (selaput lendir) dan submukosa faring.
Disebut faringitis kronis bila radangnya sudah berlangsung dalam waktu lama dan biasanya tidak disertai gejala yang berat.
EtiologiFaringitis mempunyai karakteristik demam yang tiba-
tiba,nyeri tenggorokan, nyeri telan, adenopati servikal, malaise dan mual.Penyebab: virus, bakteri group A hemolityc streptococci (Streptococcus pyogenes, Group A streptococcus/GAS)pada kasus GAS dapat terjadi demam rematik (0,3-3%)
Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenza virus dan Coxsackie virus.
Faringitis juga bisa timbul akibat iritasi udara kering, merokok, alergi, trauma tenggorok (misalnya akibat tindakan intubasi), penyakit refluks asam lambung, jamur, menelan racun, tumor.
Penularan Penyakit
dapat terjadi melalui udara (air borne disease) maupun sentuhan
Droplet masuk melalui saluran napas atau mulut kemudian masuk ke lapisan faring. Faring bereaksi terhadap proses infeksi tersebut, terjadilah radang
Gejala dan tanda
Nyeri tenggorokan dan nyeri menelan Tonsil (amandel) membesar Mukosa yang melapisi faring mengalami
peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan pus (nanah).
Demam, bisa mencapai 40˚C. Pembesaran kelenjar getah bening di
leher
Setelah bakteri atau virus mencapai sistemik maka gejala-gejala sistemik akan muncul
•Lesu dan lemah, nyeri pada sendi-sendi otot, tidak nafsu makan dan nyeri pada telinga.
•Peningkatan jumlah sel darah putih.
Diagnosis
•Pemeriksaan fisik:o Kemerahan dan peradangan dinding
belakang mukosa mulut.o Pembengkakan mukosao Adanya selaput, bintik-bintik, nanah
pada mukosao Dengan menggunakan penilaian
tertentu atas gejala dan tanda, bisa diprediksi penyebab faringitis apakah viral atau bakterial
Jenis faringitisFaringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam, biasanya tinggi. Demam.
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
Skrining terhadap bakteri Streptokokus.
Darah rutin menunjukkan peningkatan jumlah lekosit.
Kultur dan uji resistensi bakteri bila diperlukan.
Tujuan Terapi
•Mengatasi gejala secepat mungkin•Membatasi penyebaran infeksi•Membatasi komplikasi
Penatalaksanaan
• Untuk mengurangi nyeri tenggorokan dapat diberikan obat antinyeri (analgetik) seperti asetaminofen, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
• Untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada saluran faring, pada pasien dapat dianjurkan untuk mengurangi makanan yang berminyak dan panas, juga dianjurkan untuk istirahat sebanyak mungkin agar metabolisme lebih dikhususkan untuk memperbaiki daya tahan tubuh. Jika demam tidak turun dengan pemberian obat dapat dibantu dengan menggunakan kompres dan masukan cairan yang cukup (air putih), hindari minuman yang terlalu dingin dan bersoda. Hindari asap rokok, debu, polutan lainnya. Madu dapat membantu mempercepat penyembuhan.
• Jika disebabkan virus maka pengobatan bersifat simtomatik (hanya mengobati gejala), tidak diberikan antibiotika. Bisa dibantu dengan obat-obatan imunomodulator.
• Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotika. Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis.
Farmakoterapi
•Faringitis virus diobati secara simtomatis•Terapi GAS faringitis: penisilin•Untuk yang alergi penisilin berikan
eritromisin estolat 20-30 mg/kgbb/hr atau eritromisin etilsuksinat 40-50 mg/kgbb/hr dibagi dalam 2-4 dosis selama 10 hari
•Antibiotik lain: Amoksisilin, ampisilin, sefalosforin, eritromisin-sulfiksazole.
Terapi Supportif
• Analgesik seperti ibuprofen• Antipiretik• Kumur dengan larutan garam,
gargarisma khan• Lozenges/ Tablet hisap untuk nyeri
tenggorokan.
Komplikasi yang mungkin timbul
•Sumbatan jalan napas (pada peradangan yang berat)
•Abses di tonsil atau dinding belakang mukosa faring.
• Infeksi bakteri Streptococcus bisa berlanjut ke infeksi telinga, sinusitis,
•Demam rematik (Penyakit katup jantung akibat infeksi), abses tonsil, peradangan ginjal
SINUSITIS
• Peradangan pada mukosa sinus paranasal. Akibat peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya.
• Sinusitis dibedakan menjadi sinusitis akut yaitu infeksi pada sinus
paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan gejala yang menetap atau berat.
Sinusitis subakut dengan gejala yang menetap selama 30-90 hari.
Sinusitis kronis, didiagnosa bila gejala sinusitis terus berlanjut hingga lebih 6 minggu
Sinisitis kronis
infeksi
Sumbatan ostium
PH O2 edema sekret
Penyebab Sinus
1. Faktor LokalAdalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi, tumor, benda asing, iritasi polutan dan gangguan pada mukosilia (rambut halus pada selaput lendir).
2. Faktor SistemikAdalah keadaan di luar hidung yang dapat menyebabkan sinusitis; antara lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AIDS), penggunaan obat-obat yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung.
Etiologi
Tanda lokal sinusitis adalah hidung tersumbat, sekret hidung yang kental berwarna hijau kekuningan atau jernih, dapat pula disertai bau, nyeri tekan pada wajah dan area pipi, di antara kedua mata dan di dahi. Tanda umum terdiri dari batuk, demam tinggi, sakit kepala/migrain, serta menurunnya nafsu makan.Bakteri penyebab:
- Streptococcus pnemoniae (30-40%)- Haemophilus influenzae (20-30%)- Moxarella catarrhalis (12-20%)- Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus- Bakteri anaerob
Penanganan Sinus
1. Akut (berlangsung kurang dari 4 minggu),
2. Sub akut (berlangsung antara 4 – 12 minggu),
3. Kronik (berlangsung lebih dari 12 minggu).
Farmakoterapi
• Gejala dapat sembuh sendiri dalam 48 jam, bila menetap atasi gejala, perbaiki fungsi sinus, cegah komplikasi intrakranial, dan atasi bakteri patogen.
• Terapi utama terapi AB, untuk sinusitis tanpa komplikasi gunakan amoksisilin atau kotrimoksazole bila resisten gunakan azitromisin, klaritromisin, sefuroksim, flourokuinolon: levofloksasin. Durasi pengobatan 10-14 hari dan dapat diperpanjang s/d 30 hari.
• Obat semprot vasokontriktor: fenieprin, oksimetazolin dapat memperbaiki aliran. Tapi penggunaan tidak melebehi 72 jam agar tidak terjadi toleransi.
Terapi Penunjang
Terapi pendukung terdiri dari pemberian analgesik dan dekongestan. Penggunaan antihistamin dibenarkan pada sinusitis yang disebabkan oleh alergi, namun perlu diwaspadai bahwa pemakaian dekongestan topikal dapat mempermudah pengeluaran sekret,namun perlu diwaspadai bahwa pemakaian lebih dari lima hari dapat menyebabkan penyumbatan berulang.
Komplikasi
• Otak (infeksi pada otak atau timbunan nanah pada otak)
• Mata (infeksi pada jaringan di sekitar bola mata, infeksi bola mata, pecahnya bola mata)
• Infeksi tulang sekitar sinus (dapat terjadi kebocoran nanah keluar dari wajah, perubahan bentuk wajah/menonjol/membengkak)
• Radang tenggorok yang sering kambuh• Radang amandel• Radang pita suara (sering batuk atau serak)• Sesak napas atau asma• Gangguan pencernaan (sering sakit perut, mual,
muntah, diare)
PENCEGAHAN SINUSITIS
•Cara pencegahan sinusitis atau kekambuhan sinusitis dapat dikatakan bervariasi karena banyaknya faktor yang melatar belakangi terjadinya penyakit ini. Untuk mencegah terjadinya sinusitis atau mencegah kekambuhannnya, kita harus menghindari faktor-faktor yang dapat meyebabkan terjadinya sinusitis.