Isolasi Etil p-metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur Web viewJuga dipakai untuk mengobati infeksi...
Transcript of Isolasi Etil p-metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur Web viewJuga dipakai untuk mengobati infeksi...
PERCOBAAN III
Judul : Isolasi Etil p-metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur
Tujuan : 1. Memahami prinsip dasar dan teknik isolasi dengan cara perkolasi.
2. Mengetahui cara pemisahan dan pemurnian hasil isolasi dari
tumbuhan kencur.
Hari/tanggal : Selasa / 29 Maret 2011.
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin
I. DASAR TEORI
1. KENCUR
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis
empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan dengan Tata
nama/ klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Species : Kaempferia galanga L
Tanaman kencur ini berbatang kecil, basah, dan hidupnya berumpun banyak.
Kencur juga merupakan tumbuhan herba perennial dengan kumpulan daun berbentuk
rosset dekat permukaan tanah, batang semu dan pangkalnya berbentuk rimpang.
Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang
dimanfaatkan sebagai stimulan.
Daun kencur Rimpang Kencur
2. KOMPOSISI KIMIA RIMPANG KENCUR
Komposisi kimia yang terkandung dalam rimpang kencur adalah sebagai
berikut:
1. pati (4,14 %),
2. mineral (13,73 %),
3. minyak atsiri (0,02 %), berupa
a. sineol,
b. asam metil kanil dan pentadekaan,
c. asam sinamat,
d. etil ester,
e. borneol,
f. kamphene,
g. paraeumarin,
h. asam anisat,
i. alkaloid dan
j. gom
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan
digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah
paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di
daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu
banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur
berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak
lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah
duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga
berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan
berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat
ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di
tempat terbuka.
Kencur adalah tumbuhan liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah
banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah
tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan.
Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, ditempat yang sedikit
terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu
juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan Cina karena manfaatnya bagi
kesehatan. Bagian yang sering digunakan adalah rimpang dan daunnya.
Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh
terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain
itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang
lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga
dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia.
Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida.
Salah satu kandungan kimia dari rimpang kencur adalah Etil p-metoksi
sinamat dari rimpang kencur. Senyawa tersebut banyak digunakan didalam industri
kosmetika yaitu sebagai bahan dasar senyawa tabir surya (pelindung kulit dari
sengatan sinar matahari) dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.
3. ISOLASI ETIL p-METOKSI SINAMAT
Khusus untuk etil p-metoksi sinamat, kadar etil p-metoksi sinamat dalam
kencur cukup tinggi (tergantung spesiesnya) bisa sampai 10%, karena itu bisa
diisolasi dari bagian umbinya menggunakan pelarut petroleum eter atau etanol.
Biasanya, ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa organik
dari campurannya. Ragam ekstraksi ini bergantung pada tekstur dan kandungan air
bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Dalam etil-
p-metoksi sinamat proses pemisahan dengan cara ekstraksi, zat-zat yang dipisahkan
terbagi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Air sering digunakan sebagai
pelarut pertama, sedangkan pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak
bercampur dengan air, maka senyawa organik tersebut terdapat dalam fase organik.
Sedangkan senyawa lainnya akan berada dalam fase air.
Terhadap etil-p-metoksi sinamat yang merupakan komponen utama memiliki
pusat-pusat reaktif yang potensial untuk reaksi kimia, antara lain ikatan rangkap
terkonjugasi, cincin aromatik yang diaktifkan oleh gugus metoksi dan gugus fungsi
ester. Karenanya dapat dilakukan beberapa reaksi antara lain hidrolisa ester,
demetilasi, transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus untuk hidrolisa etil-p-
metoksi sinamat ini menghasilkan asam-p-metoksi sinamat.
Struktur p-metoksi sinamat (C12H14O3)dan asam p-metoksi sinamat sebagai
berikut.
Hidrolisa etil-p-metoksi sinamat menghasilkan asam-p-metoksi sinamat.
Sedangkan transformasi gugus ester dapat dilakukan melalui halida asam yang jauh
lebih reaktif untuk ditransformasikan menjadi gugus yang ditargetkan misalnya : ester
aril dapat disintesis melalui halida asam yang direaksikan dengan fenol mengikuti
mekanisme reaksi adisi-eliminasi nukleofilik, membuat fenil sinamat dengan cara
mereaksikan sinamoll klorida dengan fenol. Transformasi gugus ester menjadi amida
antara lain dapat dilakukan melalui amolisis, yakni mereaksikan langsung ester
dengan amonia atau amina.
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat yang digunakan:
1. Seperangkat alat refluks 1 set
2. Gelas kimia 50 mL 1 buah
3. Gelas kimia 250 mL 1 buah
4. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
5. Neraca analitik 1 buah
6. Statif dan klem 1 buah
7. Pipet tetes 2 buah
8. Corong biasa 1 buah
9. Corong biasa 1 buah
10. Labu bulat 100 mL 1 buah
11. Gelas ukur 10 mL 1 buah
12. Gelas ukur 250 mL 1 buah
13. Kaki tiga dan kasa 1 buah
14. Thermometer 1 buah
15. Evavorator 1 buah
16. Corong Buchner 1 buah
17. Penangas air 1 buah
18. Desikator 1 buah
19. pH meter 1 buah
20. pipa kepiler 1 buah
21. Hot plate 1 buah
22. Spiritus 1 buah
23. Kaca arloji 1 buah
B. Bahan-bahan yang digunakan:
1. Serbuk kencur kerin
2. Petroleum eter fraksi 60-80°C
3. Akuades
4. Air es
5. Etanol
6. NaOH
7. HCl 0,1 M
8. HCl 1 M
9. Kertas saring
10. Vaselin
11. Batu didih
III. PROSEDUR KERJA
A. Isolasi etil p-metoksi sinamat
1. Memasukkan ± 25 gr serbuk kencur ke dalam erlenmeyer 250 mL.
2. Merendam dengan 100 mL petroleum benzin fraksi 40-60 oC hingga selapis
petroleum benzin terdapat di atasnya.
3. Mendidihkan selama beberapa menit dalam penangas air sambil menggoyang-
goyang.
4. Membiarkan selama setengah jam dalam temperatur kamar kemudian
menyaring.
5. Memisahkan residu kencur dan mengulangi perkolasi sekali lagi
menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama.
6. Menggabung filtrat yang diperoleh kemudian memekatkan di bawah tekanan
rendah (evaporator) sampai volume larutan kira-kira setengahnya.
7. Mendinginkan larutan pekat dalam air es, menyaring padatan yang terbentuk
dengan corong Buchner.
8. Memekatkan filtrat sekali lagi dan padatan yang kedua setelah menyaring
digabung kemudian menimbang.
9. Menghitung rendemennya.
10. Merekristalisasi dalam petroleum eter.
11. Mengukur titik lelehnya dan membandingkan dengan literatur.
B. Hidrolisa etil-p-metoksi sinamat
1. Melarutkan 0,2559 gram etil-p-metoksi sinamat dalam 0,5 mL etanol dalam
labu bulat 100 mL.
2. Menambahkan 0,1274 gram NaOH dan 6,4 gram aquadest.
3. Merefluks campuran reaksi selama 30 menit kemudian mendinginkan dalam
temperatur kamar.
4. Mengukur pH larutan dan menetralkan dengan HCl encer 0,1 M.
5. Mendinginkan dalam wadah berisi air es untuk menghasilkan kristal putih
kemudian menyaring dengan corong buchner.
6. Mencuci kristal dengan etanol dan mengeringkannya.
7. Menimbang kristal kering.
8. Mengukur titk lelehnya dan membandingkan dengan literatur.
IV. HASIL PERCOBAAN
1. Isolasi Etil-p-Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur
No Variabel yang diamati Hasil Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Memblender rimpang kencur
Menimbang
50,0250 g serbuk kencur + 140 ml petroleum eter dalam labu erlenmeyer
o Menutup rapat
Mendiamkan hingga terbentuk lapisan
Menghangatkan selama ± 5 menit didalam pemanas air sambil digoyang
Mendiamkan selama 30 menito Menyaring
Mengulangi Perkolasi
Filtrat I + Filtrat II
Mengevaporasi
mendinginkan dalam wadah yang berisi es
Menyaring dengan corong buchner + petroleum eter
Serbuk kencur
m = 50,0250 g
Membentuk lapisan
Membentuk lapisan ± 20 menit
Campuran mendidih
Ekstrak kencur keringo Filtrat I : Larutan kuning
beningo Filtrat I : Ampas kencur
o Filtrat II : Larutan kuning bening
o Residu II : Ampas kencur
Larutan kuning bening
o Larutan berwarna kuning bening V = 42 ml
Larutan + endapan berwarna kuning
Tidak terbentuk endapanmassa = ---
2. Hidrolisis Etil-p-Sinamat dari Rimpang Kencur
No Variabel yang diamati Hasil Pengamatan1
2
3
4
5
6
7
8
0,2559 g etil-p-metoksi sinamat + 0.5 ml etanol + 0.1274 g NaOH + 2 ml akuades
Merefluks selama 30 menit
Mengukur pH larutan
Menambahkan HCL sampai pH netral
Mendinginkan endapan dengan es
Menyaring dengan corong buchner dan mencuci dengan etanol
Menimbang
Mengukur titik didih
Larutan bening dan ada gumpalan
Larutan Homogen
pH = 12.72
pH = 5.72
Endapan kekuning-kuningan
Endapan kuning
m. kertas saring = 0.5029 gm. kristal + kertas kuning = 0,6973 g
T = 53O C
V. ANALISIS DATA
1. Isolasi Etil-p-Metoksi Sinamat dari Rimpang Kencur
Pada percobaan isolasi etil-p-metoksi sinamat, perlakuan awal yang dilakukan
adalah mencampurkan serbuk kencur dengan suatu pelarut (pada percobaan
digunakan petroleum eter fraksi 60-80OC sebagai pelarut) kemudian mendiamkannya.
kegiatan mendiamkannya campuran dalam dalam pelarut ini dimaksudkan agar bahan
dapat kontak lebih lama dengan pelarut sehingga zat akan terekstrak juga lebih
banyak . Selain itu, pada proses ekstraksi ini suhu juga berpengaruh terhadap
perolehan ekstrak , dimana hampir semua zat padat dan zat cair kelarutannya dalam
pelarut akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Oleh karena itu, isolasi yang
telah dilakukan dilanjutkan dengan meningkatnya suhu campuran dengan
memanaskannya hingga mendidih keseluruhan proses ini dinamakan perkolasi.
H3CO
O
O - CH2CH3
C
Perkolasi termasuk jenis ekstraksi. dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus
diperhatikan tidak hanya suhu, melainkan juga kepolaran antara pelarut dengan
senyawa yang diekstrak, keduanya harus harus memiliki kepolaran yang sama atau
hampir sama. Etil-p-metoksi sinamat merupakan suatu ester yang mengandung cincin
benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan mengandung gugus karbonil
yang mengikat etil yang bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini mampu larut
dalam beberapa pelarut dengan kepolaran yang bervariasi. adapun pelarut yang
digunakan dalam percobaan ini adalah petroleum eter , karena memiliki kesamaan
polaritas dengan etil-p-metoksi sinamat sehingga petroleum eter dapat dengan mudah
melarutkan etil-p-metoksi sinamat yang kedua-duanya sama-sama bersifat semi polar.
Selain itu penggunaan pelarut ini dapat membuat proses mendapatkan etil-p-metoksi
sinamat menjadi lebih mudah karena petroleum eter ini memiliki sifat mudah
menguap pada suhu kamar.
Struktur dari etil-p-metoksi sinamat :
Setelah larutan medidih, kemudian didinginkan pada suhu kamar sehingga
terbentuk dua lapisan (lapisan atas berupa larutan kuning bening, lapisan bawah
berupa endapan) kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring pada
corong biasa sehingga diperoleh filtrat berupa larutan yang berwarna kuning bening
dan residunya berupa ampas kencur. residu ini kemudian dicampur lagi dengan
petroleum eter (perkolasi lagi) dan setelah itu disaring lagi dengan corong biasa
sehingga kembali diperoleh filtrat berupa larutan kuning bening. filtrat I dan filtrat II
kemudian dicampurkan dan selanjutnya dievaporasi untuk memekatkan atau
memisahkan pelarut dari ekstrak kencur sehingga diperoleh larutan yang berwarna
kuning lebih gelap dan lebih kental daripada sebelum dievaporasi.
Pada percobaan yang dilakukan, tidak didapatkan kristal (endapan) etil-p-
metoksi sinamat yang merupakan senyawa eter dari asam sinamat yang terkandung
didalam rimpang kencur. Kristal ini berwarna putih. Tidak terbentuknya kristal
dikeranakan proses proses pengisolasian yang dilakukan belum sempurna atau
disebabkan jenis kencur yang diisolasi (sampel) memang memiliki kadar etil-p-
metoksi sinamat sangat rendah. Selain itu, juga dapat disebabkan proses evaporasi
yang kurang maksimal.
Secara teoritis, kristal yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi jika
harga maksimalnya 10 % atau sekitar 5 gram berat maksimal yang dapat diperoleh
dari 50 gram serbuk kencur. Kristal yang benar-benar kering dapat ditentukan titik
lelehnya (berdasarkan literatur, titik leleh untuk etil-p-metoksi sinamat adalah kisaran
48-49OC jika titik lelehnya lebih rendah, berarti kristal yang dihasilkan masih
mengandung impuritres atau zat pengotor).
2. Hidrolisasi Etil-p-Metoksi sinamat dari rimpang kencur
Pada percobaan ini, sekitar ¼ % etil-p-metoksi sinamat yang dicampurkan
dengan etanol,NaOH dan H2O menghasilkan larutan yang berwarna kuning pekat
kemudian larytan tersebut direfluks salama beberapa menit. Tujuan dari refluks ini
adalah agar semua senyawa larut dengan sempurna dan tercampur merata
(Homogen). Pada labu bundar yang berisi sampel juga dimasukkan batu didih untuk
menjaga agar suhu dan tekanannya tetap sehingga tidak terjadi letupan.
Adapun persamaan reaksi penyabunannya, yaitu :
sedangkan reaksi pengasamannya, yaitu :
Mekanisme reaksi :
(1) Tahap I (adisi OH- lambat)
(2) Tahap II (eliminasi –OR’ dan transfer proton cepat)
Setelah ditambahkan HCL, terbentuklah endapan berupa hablur putih yang
merupakan asam-p-metoksi sinamat. endapan putih ini kemudian disaring dengan
corong buchner dan dicuci dengan etanol tetes demi tetes . Pencucian dengan etanol
ini untuk melarutkan garam yang terbentuk kemudian menentukan titik lelehnya,
yaitu diperoleh sekitar 53oC. titik leleh yang didapat ini sangat jauh berbeda dengan
titik leleh pada literatur yaitu berkisar 174oC. Hal ini bersrti hablur yang diperoleh
belum murni (masih mengandung zat pengotor) meskipun rendemen yang dihasilkan
menunjukkan harga 75.79 % atau sekitar 0.1944 gram.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:
1. Isolasi etil-p-metoksi sinamat dari rimpang kencur dapat dilakukan dengan
metode perkolasi menggunakan pelarut petroleum eter.
2. Jika titik leleh kristal yang diperoleh lebih rendah dari titik leleh seharusnya
(48-50oC),berarti masih terdapat pengotor dengan kata lain bahwa kristal yang
didapat belum murni.
3. Hasil isolasi dari tumbuhan kencur kristal yang diperoleh dari hidrolisis etil-p-
metoksi sinamat masih belum murni meskipun kristal yang dihasilkan sekitar
75.79 %, karena titik leleh yang terukur sangat jauh berbeda dengan titiknya
pada literatur (percobaan = 53oC ; literatur = 174oC).
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anwar.C. dkk.1996.Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Depdikbud.
Day.YR.RA dan Al Underwood.2002. Analisis Kuantitatif Edisi Ke Enam. Jakarta :
Erlangga.
Fessenden and Fessenden.1992.Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Kusuma.HW,1997.Hidup Sehat Cara Hembing Buku II. Jakarta : Elek Media
Kompetendo.
Syahmani,Rilra Iriani.2011.Panduan Praktikum Kimia Organik II. Banjarmasin :
FKIP UNLAM (tidak dipublikasikan).
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN
1. Hidrolisis Etil-p-Metoksi Sinamat dari rimpang kencur
Diketahui: m.kristal = 0.1944 g
m. etil-p-metoksi sinamat = 0.2559 g
Ditanya : % rendemen hasil = .............?
Penyelesaian :
Berat Kristal
% rendemen hasil = ------------------------------------------- x 100 %
Berat etil-p-metoksi sinamat
0.1944 g
= --------------------- x 100 %
0.2559 g
= 75,97 %
LAMPIRAN II
JAWABAN PERTANYAAN
1. Dua cara untuk mengisolasi etil-p-metoksi sinamat, yaitu :
1) Soxhletasi
Kelebihan
Dapat menghasikan minyak yang lebih maksimal karena dapat dilakukan
dalam beberapa siklus hingga ekstrak benar-benar maksimal.
Kekurangan
Harus memperhatikan suhu dari pemanasan karena jika melebihi dari titik
didih pelarut, maka akan memungkinkan ekstrak yang dihasilkan kurang
maksimal.
2) Masera
Kelebihan
Kerusakan bahan organik oleh pemanasan diminimalisir
Kekurangan
Memerlukan waktu dan tenaga yang relatif lama agar diperoleh hasil
ekstra yang maksimal
2. Kemurnian senyawa yang dapat dipisahkan dapat diuji dengan mengukur titik
lelehnya dan membandingkan dengan data titik leleh pada literatur. titik leleh yang
belum murni lebih rendah dari senyawa murninya dengan trayek leleh yang lebar
(lebih dari 1oC)
Serbuk kencur + 100 mL petroleum benzen fraksi 60-80oC
Memasukkan ke dalam Erlenmeyer 100 mL hingga selapis eter terdapat di atas.Menghangatkan beberapa menit dalam penangas air sambil digoyang-goyang.Mendiamkan selama setengah jam dalam temperatur kamar.
Larutan + Ampas kencur
Menyaring
Filtrat I Residu I(Ampas Kencur)
LAMPIRAN III
FLOWCHART
Residu I + 100 mL petroleum benzen fraksi 60-80oC
Memasukkan ke dalam Erlenmeyer 100 mL hingga selapis eter terdapat di atas.Menghangatkan beberapa menit dalam penangas air sambil menggoyang-goyang.Mendiamkan selama setengah jam dalam temperatur kamar.
Larutan + Ampas kencur
Menyaring
Filtrat II Residu II (Ampas Kencur)
Filtrat I + Filtrat II
Memekatkan di bawah tekanan rendah (Mengevaporasi) sampai volume menjadi setengahnya. temperatur kamar.
Larutan pekat
Menyaring
Filtrat A Residu (Padatan) A
- Mendinginkan di dalam air es
Larutan + endapan (Padatan)
Filtrat A
Memekatkan di bawh tekanan rendah Mengevaporasi sampai volume menjadi setengahnya.
Larutan pekat
- Mendinginkan di dalam air es
Larutan + endapan (Padatan)
Menyaring
Filtrat B Residu (Padatan) B
Padatan A + Padatan B
MencampurkanMenimbang
Padatan Total*
NB: *Menghitung rendemen dan menhitung titik lelehnya serta
membandingkannya dengan literatur.
2, 5 g Etil p-metoksi sinamat + 5 mL etanol + 1,25 g NaOH + 20 mL air
MencampurkanMerefluks selama 30 menit
Larutan homogen
Mendinginkan dalam temperatur kamar
Larutan (Basa)
- Mencampurkan
Menyaring
Kristal Filtrat
Larutan + Endapan Kristal
Larutan (Basa) + HCl
Mencuci dengan airMerekristalisasi dengan pelarut metanol
Kristal*
NB: * Mengukur titik leleh dan membandingkannya dengan literatur.
LAMPIRAN IV
FOTO-FOTO PRAKTIKUM
Pemanasan Kencur Filtrat Kencur
Kristal KencurMendinginkan dalam air es