ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB...

85
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI CIPROFLOXACIN PADA ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTIDRUGS RESISTANCE DARI PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG (TESIS) Oleh BASUKI RACHMAD PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB...

Page 1: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI CIPROFLOXACINPADA ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTIDRUGS RESISTANCE

DARI PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIHDI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

(TESIS)

Oleh

BASUKI RACHMAD

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI CIPROFLOXACINPADA ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTIDRUGS RESISTANCE

DARI PENDERITA MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Oleh

BASUKI RACHMAD

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER KIMIA

Pada

Program Pascasarjana Magister KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 3: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

ABSTRACT

THE ISOLATION AND IDENTIFICATION OF CIPROFLOXACIN RESISTANCEGENES ON ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTI-DRUGS RESISTANCEOF URINARY TRACT INFECTIONS PATIENT IN REGIONAL PUBLIC

HOSPITAL ABDOEL MOELOEK LAMPUNG PROVINCE

By

BASUKI RACHMAD

The increasing of Escherichia coli resistance to fluoroquinolone antibiotics has beenwidely reported around the world. A total of 30 E.coli isolates from patients with UTIin RSUDAM Lampung Province, was found 18 isolates of E.coli MDR have plasmidand 73.3% were resistant to ciprofloxacin. E.coli resistance to the antibioticfluoroquinolone (eg ciprofloxacin) is generally caused by chromosomal mutations ingenes gyrA and parc, and gene plasmid. This study aims to determine the presence ofciprofloxacin resistance gene, both contained in plasmid DNA (plasmid mediatedquinolone resistance) is qnr, oqxA and oqxB and the chromosomal DNA (quinoloneResistance Determining Regions) is gyrA and parC. Isolation of plasmid andchromosomal DNA of the 18 isolates was performed using each kit accordingly. Theexistence of genes in the isolates were detected by PCR using Thermal CyclerT100TM. Electrophoresis in 1% agarose gel of amplicons using BIO-RADTM

PowerPac. Visualization of amplicons with BIO-RADTM UVITEC produce DNAgene fragments qnr at 593 bp (1 isolate), oqxA (866 bp, 2 isolates), oqxB (781 bp, 2isolates), gyrA (191 bp, 18 isolates) and parC (264 bp, 18 isolates). From these datacan be proposed that resistance to ciprofloxacin allegedly caused by the presence ofciprofloxacin resistance gene, both of which are located in the plasmid andchromosome. DNA sequencing is recommended to determine the sequence of baseson the tape produced so that the pattern of mutations in these genes are associatedwith MDR can be solved.

Key words: ciprofloxacin resistence E.coli, qnr gene, oqxA, oqxB, gyrA, parC

Page 4: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

ABSTRAK

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI CIPROFLOXACINPADA ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTIDRUGS RESISTANCE

DARI PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIHDI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Oleh

BASUKI RACHMAD

Peningkatan resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik fluorokuinolon telahbanyak dilaporkan di seluruh dunia. Sebanyak 30 isolat E.coli dari pasien ISK diRSUDAM Provinsi Lampung, ditemukan 18 isolat E.coli MDR mempunyai plasmiddan 73,3% resisten terhadap ciprofloxacin. Resistensi E.coli terhadap antibiotikfluorokuinolon (misal ciprofloxacin) umumnya disebabkan mutasi kromosom padagen gyrA dan parC, dan adanya gen plasmid. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui keberadaan gen resistensi ciprofloxacin, baik yang terdapat pada DNAplasmid (Plasmid Mediated Quinolone Resistance) yaitu qnr, oqxA dan oqxBmaupun pada DNA kromosom (Quinolone Resistance Determining Regions) yaitugyrA dan parC. Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadimenggunakan masing-masing kit yang sesuai. Keberadaan gen di dalam isolatdideteksi secara PCR menggunakan T100TM Thermal Cycler. Elektroforesis di dalamgel agarosa 1% dari amplikon menggunakan BIO-RADTM PowerPac. Visualisasiamplikon dengan BIO-RADTM UVITEC menghasilkan pita DNA fragmen gen qnrpada 593 bp (1 isolat), oqxA (866 bp, 2 isolat), oqxB (781 bp, 2 isolat), gyrA (191 bp,18 isolat) dan parC (264 bp, 18 isolat). Dari data tersebut dapat diusulkan bahwaresistensi terhadap ciprofloxacin diduga kuat disebabkan oleh adanya gen resistensiciprofloxacin, baik yang berlokasi di plasmid maupun kromosom. Sekuensing DNAdisarankan untuk menentukan urutan basa-basa pada pita yang dihasilkan sehinggapola mutasi pada gen-gen tersebut yang berkaitan dengan MDR dapat dipecahkan.

Kata Kunci : E.coli resisten ciprofloxacin, gen qnr, oqxA, oqxB, gyrA, parC

Page 5: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

Judul Tesis : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GENRESISTENSI CIPROFLOXACIN PADA ISOLATESCHERICHIA COLI MULTIDRUGSRESISTANCE DARI PENDERITA INFEKSISALURAN KEMIH DI RSUD ABDOELMOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Basuki Rachmad

Nomor Pokok Mahasiswa : 1427011001

Program Studi : Magister Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

Komisi PembimbingPembimbing I

Mulyono, S.Si, M.Si, Ph.DNIP. 19740611 200003 1 002

Pembimbing II

Drs. Andi Setiawan, M.Sc, Ph.DNIP. 19580922 198811 1 001

MengetahuiKetua Jurusan Kimia

DR. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si, M.TNIP 19740705 20003 1 001

Ketua ProgramPascasarjana Kimia

DR. Drs. Rudy TM Situmeang, M.ScNIP. 19600616 198811 1 001

Page 6: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Mulyono, S.Si, M.Si, Ph.D ____________

Sekretaris : Drs. Andi Setiawan, M.Sc, Ph.D ____________

Anggota : Prof. Dr. Ir. Yandri AS., M.S ____________

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, S.Si, M.Sc, Ph.DNIP196905301995121001

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Sudjarwo, M.SNIP. 195305281981031002

4. Tanggal Lulus Ujian : 09 Januari 2017

Page 7: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSICIPROFLOXACIN PADA ISOLAT ESCHERICHIA COLI MULTIDRUGSRESISTANCE DARI PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUDABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG” adalah karya saya sendiridan saya tidak melakukan penjiplakan atas karya penulis lain dengan carayang tidak sesuai dengan tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakatakademik atau yang disebut plagiatisme.

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan kepada UniversitasLampung.

Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanyaketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikankepada saya; saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yangberlaku.

Bandar Lampung, Januari 2017Pembuat Pernyataan

Basuki RachmadNPM. 1427011001

Page 8: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya Jawa Timur pada tanggal 09 Februari 1972,

sebagai anak ke-5 dari 7 bersaudara, dari Bapak Soebandi (alm) dan Ibu Soekasih

(Almh). Menikah tahun 2001 dengan Helda dan dikaruniai 3 anak, yaitu Zahra

Rabi’ulawali Ibnu Balda (putri), Zaki Taufiqurrohman Ibnu Balda (putra) dan

Zahwa Lathifah Ibnu Balda (putri)..

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Usaha Tama Kelurahan Gundih Kecamatan

Bubutan Kotamadya Surabaya diselesaikan tahun 1977, Sekolah Dasar (SD)

diselesaikan di SDN Bubutan X/72 pada tahun 1984, Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) diselesaikan di SMPN Prosernal-Prokimal Kotabumi Lampung

Utara pada tahun 1987, dan Sekolah Menengah Kejuruan diselesaikan di SMAK

(Sekolah Menengah Analis Kesehatan) Depkes Tanjungkarang Bandarlampung

pada tahun 1991. Setelah itu pada tahun 1992 penulis diangkat sebagai PNS di

RSUD Kotabumi Lampung Utara.

Tahun 1996 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Tugas Belajar dari Pusdiknakes

Depkes di Program DIII Akademi Analis Kesehatan (AAK) Depkes DKI Jakarta

dan lulus tahun 1999. Tahun 2000 terdaftar lagi sebagai mahasiswa Tugas Belajar

dari Depkes di Program Sarjana (S1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia (FKM-UI) dan lulus 2002. Tahun 2011 penulis terdaftar lagi sebagai

Page 9: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

mahasiswa Tugas Belajar dari BPPSDM Kemenkes di Program DIV Politeknik

Kesehatan Bandung Jurusan Analis Kesehatan dan lulus tahun 2012.

Pada tahun 2014 Penulis mendaftar sebagai mahasiswa Pascasarjana Magister

Kimia di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung (FMIPA Unila) dengan biaya sendiri (izin belajar). Lalu

pada tahun 2015, penulis mendapat kesempatan untuk Tugas Belajar dari

BPPSDM Kemenkes di Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijawa (FK UNSRI).

Page 10: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta

alam pemilik kerajaan langit dan bumi atas nikmat Iman dan Islam serta kasih

sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2 ini. Shalawat dan

salam senantiasa penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabatnya, semoga di Yaummil Akhir nanti mendapat

syafaat dan diakui sebagai umatnya, Aamiin.

Tesis dengan judul “Isolasi dan Identifikasi Gen Resistensi Ciprofloxacin pada

Isolat Escherichia coli dari Penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUD Abdoel

Moeloek Provinsi Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Kimia di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing I, Pembimbing

Akademik sekaligus Sekretaris Jurusan Kimia atas bimbingannya kepada

penulis selama ini, jazaakumullah khaiiran katsiran.

2. Bapak Drs. Andi Setiawan, M.Sc, PhD selaku Pembimbing II atas

bimbingannya kepada penulis selama ini, jazaakumullah khaiiran katsiran

3. Bapak Prof Dr. Ir Yandri AS., M.S selaku Pembahas / Penguji Non

Pembimbing atas koreksi, kritik dan saran / masukan pada karya kecil ini

serta dedikasi ilmunya selama study S2 ini, jazaakumullah khaiiran katsiran.

Page 11: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

4. Bapak Dr.Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si, M.T. selaku Ketua Jurusan Kimia

FMIPA Unila, jazaakumullah khaiiran katsiran.

5. Bapak Prof. Suharso, Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Rudy T.M. Situmeang, M.Sc. Selaku selaku Ketua Program Studi

Pascasarjana Magister Kimia.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Magister Kimia Jurusan Kimia

FMIPA Unila atas seluruh dedikasi dan ilmu yang diberikan selama penulis

menempuh studi, jazaakumullah khaiiran katsiran

8. Syukur dan doa penulis untuk almarhum dan almarhumah kedua orang tuaku

Bapak Soebandi dan Ibu Soekasih yang sepanjang hayatnya telah

membesarkan dan mendidikku sehingga bisa jadi seperti sekarang ini.

Semoga Allah SWT membalas cinta dan kasih sayangnya dengan jannah-

Nya, aamiin allahuma aamiin.

9. Isriku tercinta, Helda dan ke-3 buah hati kami Zahra Rabi’ulawali Ibnu Balda,

Zaki Taufiqurrohman Ibnu Balda dan Zahwa Lathifah Ibnu Balda sebagai

inspirator dan motivator dalam membangun keluarga samawa.

10. Keluarga besarku Mbak Endang, Mas Hadi, Mas Slamet, Mas Agus, Dek Siti

dan Dek Nunuk, terima kasih telah mendoakanku menjadi adik / kakak yang

baik dan dapat dibanggakan untuk keluarga Soebandi (alm).

11. Keluarga besar istriku, Abak dan Amak (almh), Oneh, Dodang, Detek,

Dapong, Deyi, Nina dan Daboy atas doa restu, motivasi dan support-nya agar

penulis dapat segera menyelesaikan studi S2 ini.

Page 12: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

12. Kawan-kawan Magister Kimia Unila Angkatan 2014, terutama Buk

Rahmawaty untuk persaudaraannya yang tulus dan ikhlas, jazaakumullah

khaiiran katsiran.

13. Rekan-rekan kerja di Laboratorium RSUD Mayjen HM Ryacudu Kotabumi

atas pengertian dan kebijaksanaannya selama penulis menempuh study S2 ini.

14. Adinda Arif selaku mahasiswa S1 Kimia Unila Angkatan 2012, Bapak dan

Ibu Staf Administrasi Jurusan Kimia FMIPA Unila, terima kasih atas

bantuannya dalam melengkapi persyaratan seminar hasil dan ujian

komprehensif tesis untuk dapat menuju wisuda.

15. Terakhir yang tak kalah penting untuk Buk Dwi Handayani selaku dosen di

Bagian Parasitologi FK Unsri dan Buk Meisya selaku Pranata Laboratorium

Pendidikan di Laboratorium Biomolekuler FK Unsri, terima kasih sebesar-

besarnya telah membimbingku di dalam kerja penelitian.

Bandar Lampung, Januari 2017

Basuki Rachmad

Page 13: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

“ Dengan nama Allah yang MahaPengasih, Maha Penyayang ”

“ Demi masa ”

“ Sungguh, manusia berada dalamkerugian, “

“ kecuali orang-orang yang beriman danmengerjakan kebajikan serta saling

menasihati untuk kebenaran dan salingmenasihati untuk kesabaran “.

( QS 103 : 1 – 3 )

Page 14: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

Persembahanku....

Dengan mengucap Alhamdulillahirabbil’alamin

Ku dedikasikan amal jariyah dari karya kecilku iniuntuk Kedua Orang Tuaku (Alm dan Almh) dan KeduaMertuaku Abak dan Oneh, yang telah memberikan kasihsayang dan doa restunya dalam mengarungi samudera

kehidupan yang fana ini

Istriku Helda tercinta, pendamping setia dan motivatorpaling hebat dalam hidupku

Ketiga anakku Zahra Rabi’ulawali Ibnu Balda, ZakiTaufiqurrohman Ibnu Balda dan Zahwa Lathifa Ibnu Baldah,

motivator dan penerus dakwah kami

Page 15: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1A. Latar Belakang ........................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4C. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6A. Infeksi Saluran Kemih (ISK) ..................................................... 6

1. Definisi ................................................................................ 62. Penyebab ISK ................................................................... 73. Gejala Klinis ..................................................................... 8

B. Bakteri Gram Negatif Escherichia coli .................................... 81. Bakteri ............................................................................. 92. Identifikasi Bakteri Gram Negatif .................................... 103. Escherichia coli ................................................................ 12

C. Antibiotika Golongan Fluorokuinolon ..................................... 141. Ciprofloxacin ................................................................... 162. Mekanisame Kerja Fluorokuinolon .................................... 173. Mekanisme Resistensi Florokuinolon .............................. 19

D. Gen-gen Plasmid ..................................................................... 24E. Gen-Gen Kromosom ............................................................... 26F. Polymerase Chain Reaction (PCR) ......................................... 33

1. Tiga Tahap Proses Penggandaan DNA ........................... 342. Prinsip Kerja Mesin PCR ................................................ 36

III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 40A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40B. Alat dan Bahan .......................................................................... 40C. Prosedur Penelitian ................................................................ 42

1. Persiapan Isolasi Plasmid ................................................ 422. Isolasi DNA Plasmid Isolat E.coli .................................. 423. Isolasi DNA Kromosom Isolat E.coli .............................. 464. Uji PCR ........................................................................... 515. Elektroforesis .................................................................. 536. Visualisasi Hasil PCR ....................................................... 55

D. Analisis Hasil ........................................................................... 55E. Diagram Alir Penelitian ........................................................... 56

Page 16: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 57A. Isolat pada Media LB Broth .... .................................................. 57B. Isolat DNA Plasmid.................................................................... 58C. Isolat DNA Kromosom .............................................................. 62D. Isolasi Fragmen Gen PMQR ...................................................... 64

1. Fragmen Gen qnr .............................................................. 642. Fragmen Gen oqxAB (oqxA dan oqxB) .............................. 66

E. Isolasi Fragmen Gen QRDR di dalam Kromosom ..................... 711. Fragmen Gen parC ............................................................. 712. Fragmen Gen gyrA ........................................................... 71

V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 76A. Simpulan .................................................................................... 76B. Saran .......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 78

LAMPIRAN ......................................................................................... 85

Page 17: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spektrum antibiotika kuinolon atau fluorokuinolon dari setiap generasi ... 17

2. Mutasi akibat resistensi kuinolon di dalam gen gyrA dari

E.coli KL16 ....................................................................................... 29

3. Mutasi di dalam gen gyrA dan parC ................................................. 30

4. Substitusi asam amino di dalam QRDR isolat E.coli resisten

fluorokuinolon .................................................................................. 31

5. Hubungan nilai MIC ciprofloxacin dengan substitusi asam amino

yang menyebabkan mutasi di dalam gen gyrA dan parC ............... 33

6. Hubungan jumlah antibiotik yang digunakan dengan keberadaan gen

plasmid di dalam isolat .................................................................... 74

Page 18: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Saluran kemih atas dan bawah ........................................................... 6

2. Struktur sel prokariot E.coli ............................................................... 10

3. Pewarnaan Gram pada kuman Escherichia coli ................................ 13

4. Koloni Escherichia coli yang tumbuh di dalam media

differensial Mac Concey agar ............................................................ 14

5. Perbaikan farmakologi pada cincin kuinolon dasar dengan penambahan

fluorin di posisi C6 dan piperazynil atau cincin terikat pada posisi C7

menghasilkan fluorokuinolon ............................................................. 16

6. Mekanisme kerja fluorokuinolon ........................................................ 18

7. Distribusi isolat klinis E. Coli ............................................................ 24

8. Struktur dari pompa efflux OqxAB sebagai pompa efflux RND ....... 26

9. Dua bentuk superkoil DNA ............................................................... 26

10. Dimer gyrase A dari heterotetramer DNA gyrase ............................. 28

11. Prinsip kerja Polymerase Chain Reaction ........................................ 35

12. Diagram sederhana mesin PCR konvensional .................................. 37

13. Ilustrasi pembacaan pada mesin real-time PCR ................................ 39

14. Skema isolasi DNA plasmid .............................................................. 46

15. Skema isolasi DNA kromosom ......................................................... 50

16. Diagram alir penelitian ..................................................................... 56

17. Pertumbuhan kuman di dalam media LB Broth ................................ 57

18. Gambar ilustrasi hasil isolasi DNA plasmid ..................................... 58

19. Foto hasil isolasi DNA plasmid ........................................................ 58

20. Gambar ilustrasi hasil isolasi DNA kromosom ................................. 62

21. Foto hasil isolasi DNA kromosom .................................................... 62

22. Visualisasi hasil PCR fragmen gen qnr ............................................ 65

23. Visualisasi hasil PCR fragmen gen oqxA ......................................... 67

24. Visualisasi hasil PCR fragmen gen oqxB ......................................... 68

25. Aksi dari enzim varian aac(6’)-lb-cr pada ciprofloxacin .................. 70

Page 19: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

v

26. Visualisasi hasil PCR fragmen gen parC ........................................... 72

27. Visualisasi hasil PCR fragmen gen gyrA .......................................... 72

Page 20: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Escherichia coli merupakan bakteri flora normal usus, Gram-negatif dan

berbentuk batang. Strain tertentu dari E.coli dapat menyebabkan infeksi usus atau

di luar usus pada manusia atau hewan tertentu (Hopkin et al., 2005). E.coli juga

dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) yang merupakan penyebab utama

infeksi nosokomial di rumah sakit (Karlowsky et al., 2002).

Antibiotik golongan florokuinolon yang paling banyak digunakan untuk

pengobatan infeksi adalah ciprofloxacin, terutama untuk yang disebabkan oleh

bakteri Gram-negatif khususnya E.coli (Jaktaji et al., 2012; Peterson and

Schemke, 1998; Davis et al., 1996). Florokuinolon dibuat dari kuinolon dengan

modifikasi penambahan atom fluorin pada posisi C-6 dari molekul kuinolon

sehingga dapat meningkatkan potensi dan spektrumnya terhadap bakteri Gram-

negatif, seperti E.coli (Jaktaji and Mohiti, 2010; Peterson and Schemke, 1998).

Generasi pertama kuinolon adalah nalidixic acid dan oxolinic acid. Karena itu

ciprofloxacin banyak digunakan untuk berbagai macam infeksi, seperti aliran

darah, usus atau saluran pernafasan (Davis et al., 1996). Penggunaan yang over

dosis dan salah dapat mengarah ke munculnya resistensi ciprofloxacin (Jaktaji dan

Mohiti, 2010; Aguiar et al., 1992). Infeksi yang sebelumnya direspons dengan

baik oleh florokuinolon, sekarang ini telah meningkatkan risiko kegagalan

Page 21: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

2

pengobatan (Karczmarczyk et al., 2011; Gagliotti et al., 2008; Hopkins et al.,

2005).

Resistensi E.coli terhadap antibiotik florokuinolon umumnya disebabkan

mutasi kromosom pada gen gyr A dan par C (Pereira et al., 2007; Karczmarczyk

et al., 2011; Liu et al., 2012). Tetapi baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa

resistensi tingkat rendah dapat juga dimediasi oleh plasmid, melalui akuisisi gen

qnr yang diperantarai oleh plasmid pMG252 (Pereira et al., 2007). Plasmid

didefinisikan sebagai molekul DNA sirkular, beruntai ganda (double-stranded),

terletak di luar kromosom (ekstra-kromosomal) dan mampu bereplikasi otonom

serta memiliki peran penting dalam penyebaran gen resistensi seperti extended-

spectrum beta-laktamase (ESBL) dan gen PMQR. Penemuan resistensi di

Enterobacteriaceae ini telah dilaporkan di seluruh dunia dan mengkhawatirkan

karena gen ESBL menyebabkan resisten terhadap generasi ketiga cefalosporins,

sedangkan PMQR menyebabkan resistensi tingkat rendah fluorokuinolon. Padahal

antibiotika ini berada di baris pertama pilihan untuk beberapa penyakit menular ,

misalnya ISK dan pneumonia (Kocsis, 2012). Saputri (2015) mengatakan bahwa

analisis plasmid dapat digunakan sebagai sarana memberikan informasi tambahan

dalam mendeteksi dan mengevaluasi penyebaran multidrug resistance (MDR)

Peningkatan resistensi Escherichia coli terhadap antibiotik golongan

florokuinolon khususnya ciprofloxacin telah banyak dilaporkan di seluruh dunia.

Arslan et al (2005) di Turki menemukan 17% (n=50) isolat E.col resisten

ciprofloxacin diantara 288 isolat positif E.coli dari pasien ISK non-komplikasi

dan 35% (n=85) isolat E.coli resisten ciprofloxacin diantara 266 isolat positif

E.coli dari pasien ISK komplikasi. Ali et al (2010) melaporkan sebanyak 20,65%

Page 22: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

3

(n=32) isolat E.col resisten ciprofloxacin diantara 155 isolat klinik E.coli di

Pakistan. Mandal et al (2012) menemukan 73,04% (n=1951) isolat E.col resisten

ciprofloxacin diantara 2671 isolat positif E.coli dari pasien ISK di India.

Thiraviam et al (2014) menemukan masing-masing 16,1% dan 13,3% isolat E.coli

resisten ciprofloxacin dari pasien DM dan non-DM diantara 50 isolat positif E.coli

dari pasien ISK di Ethiopia. Manikandan et al (2014) melaporkan sebanyak

31,0% (n=110) isolat E.coli resisten ciprofloxacin diantara 355 isolat positif E.coli

dari pasien ISK di Tamil Nadu – India. Setahun kemudian Gururaju et al (2015),

menemukan 46% (n=130) isolat E.coli resisten ciprofloxacin diantara 278 isolat

positif E.coli dari pasien ISK di India. Reis et al (2016) melaporkan sebanyak

22,4% isolat E.coli resisten ciprofloxacin diantara 1089 isolat positif E.coli dari

pasien ISK di Brazil.

Sementara di Indonesia, Samirah dkk., (2006) menemukan 48% isolat

E.coli resisten ciprofloxacin diantara 39 isolat positif E.coli dari pasien ISK di

Makassar. Endriani dkk (2010) melaporkan sebanyak 45,45% isolat E.coli resisten

ciprofloxacin diantara 14 isolat positif E.coli dari pasien ISK di Pekanbaru.

Prabowo dkk (2012) menemukan 55,56% isolat E.coli resisten ciprofloxacin

diantara 18 isolat positif E.coli pada pasien ISK di Yogyakarta. Syafada dan Fenty

(2013) menemukan sebanyak 55,4% (n=31) isolat bakteri Gram-negatif resisten

ciprofloxacin (paling banyak E.coli) diantara 56 isolat positif bakteri Gram-

negatif penyebab ISK di Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Saputri dkk, (2015) memperoleh 205

spesimen urin penderita ISK di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek

(RSUDAM) Provinsi Lampung dan didapatkan 30 isolat positif E.coli. Uji

Page 23: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

4

kepekaan antibiotik terhadap 30 isolat E.coli menemukan sebanyak 73,3% E.coli

resisten ciprofloxacin, selanjutnya isolasi plasmid dari isolat tersebut menemukan

sebagian besar isolat (n=18) mempunyai plasmid dan pola resisten MDR

(multidrugs resistance) terhadap ≥ 2 (dua) antibiotika. Berdasarkan hasil

penelitian Saputri dkk (2015) tersebut disimpulkan bahwa ada korelasi antara pola

resistensi MDR antibiotik dengan adanya profil plasmid E.coli. Meskipun

demikian identifikasi gen resistensi ciprofloxacin yang diperantarai oleh plasmid

dari isolat E.coli MDR tersebut belum diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis melakukan

penelitian lanjutan ini untuk mengidentifikasi adanya gen resistensi ciprofloxacin

yakni gen PMQR (plasmid-mediated quinolone resistance) yang diperantarai oleh

plasmid dan gen QRDR (quinolone resistance determining regions) di dalam

isolat E.coli MDR yang diisolasi dari penderita ISK di RSUDAM Provinsi

Lampung.

B. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Mengetahui adanya gen resistensi ciprofloxacin di dalam isolat E.coli MDR.

2) Tujuan Khusus

a) Mengetahui keberadaan fragmen gen PMQR yang terletak di dalam

plasmid pada isolat E.coli MDR.

b) Mengetahui keberadaan gen QRDR yang terletak di dalam kromosom

pada isolat E coli MDR.

Page 24: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

5

C. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Memberikan wawasan keilmuan mengenai keberadaan gen resisten

ciprofloxacin yakni gen PMQR (gen resisten yang diperantarai oleh plasmid)

dan gen QRDR (gen resisten yang terletak di dalam kromosom) pada isolat

E.coli MDR.

2) Manfaat Praktis

Memberikan wawasan keilmuan untuk tenaga kesehatan dalam menggunakan

antibiotika florokuinolon terutama ciprofloxacin yang rasional, dalam

mengobati pasien-pasien infeksi, khususnya ISK guna menghindari risiko

berkembangnya strain E.coli MDR.

Page 25: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Saluran kemih adalah sistem tubuh untuk menghilangkan limbah dan

kelebihan air (NIH, 2014). Terdiri dari kandung kemih, ginjal, ureter dan uretra.

Ginjal menyaring darah dan membuang sampah dan kelebihan air untuk

membentuk urin, yang kemudian bergerak ke bawah ureter dan disimpan di dalam

kandung kemih sampai siap untuk melewati uretra (buang air kecil). Saluran

kemih dapat dibagi ke dalam saluran kemih bagian atas dan saluran kemih bagian

bawah. Saluran kemih bagian atas terdiri dari ginjal dan ureter, dan saluran kemih

bagian bawah terdiri dari kandung kemih dan uretra.

Infeksi saluran kemih dapat memiliki nama yang berbeda mengacu pada

tempat yang terinfeksi dari saluran kemih (NIH, 2014) :

a) Infeksi kandung kemih = Cystitis.

b) Infeksi saluran kencing = Urethritis.

c) Infeksi ginjal = Pyelonephritis.

d) Ureter sangat jarang sebagai tempat infeksi.

1. Definisi

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi dari setiap bagian dari sistem

urin dan kebanyakan mengenai saluran kemih bagian bawah (Mayo Clinic, 2014).

Page 26: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

6

Infeksi ini merupakan infeksi urutan ke-2 yang paling umum dijumpai dalam

tubuh dan diperkirakan ada sekitar 8,1 juta pasien berobat setiap tahunnya (NIH,

2014). Lebih dari 50% wanita akan mengalami setidaknya sekali ISK selama

hidupnya, dengan 20-30% mengalami ISK berulang (Wang et al., 2015). Wanita

lebih berisiko terkena ISK daripada laki-laki, karena perbedaan anatomi uretra

wanita lebih pendek dibandingkan pria, dan lebih dekat dengan anus, sehingga

memungkinkan bakteri ditransfer ke kandung kemih (Penunjukan Gambar 1).

Meskipun kebanyakan ISK tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat

menyebabkan masalah serius, terutama untuk ISK bagian atas, berulang atau

infeksi ginjal kronis, dapat menyebabkan kerusakan permanen; dan beberapa

infeksi ginjal akut dapat mengancam jiwa, terutama jika terjadi septikemia.

Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko wanita yang melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah atau bayi prematur (Mayo Clinic, 2014).

Gambar 1. Saluran Kemih Atas dan Bawah (NIH, 2014)

Page 27: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

7

2. Penyebab ISK

Kebanyakan ISK disebabkan oleh bakteri yang hidup dalam usus. Bakteri

Escherichia coli menyebabkan sebagian besar ISK. Chlamydia dan Mycoplasma

dapat menular lewat hubungan seksual dan menginfeksi uretra dan sistem

reproduksi tetapi tidak kandung kemih (NIH, 2014). Dalam kebanyakan kasus,

bakteri dari usus masuk ke saluran kemih melalui uretra. Hal ini dapat terjadi

ketika menyeka bawah atau berhubungan seks, misalnya, tetapi sering tidak jelas

mengapa hal itu terjadi. Berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena ISK (NIH,

2014; MedlinePlus, 2014; Mayo Clinic, 2014) :

a) Hubungan seksual yang sering dan intens dengan lebih dari satu pasangan seks.

b) Diabetes.

c) Kebersihan pribadi yang buruk

d) Kondisi yang menghambat saluran kemih, seperti batu ginjal.

e) Kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

f) Kateterisasi kemih.

g) Inkontinensia usus.

h) Menggunakan kontrasepsi atau kondom berlapisi bahan spermisida.

i) Menopause

j) Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya sehabis dari kemoterapi atau

HIV.

k) Pembesaran kelenjar prostat.

l) Penggunaan antibiotika yang lama (sehingga dapat mengganggu flora normal

alami usus dan saluran kemih.

Page 28: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

8

3. Gejala Klinis

Gejala infeksi saluran kemih tergantung dari usia, jenis kelamin, adanya

kateter dan bagian mana dari saluran kemih yang terinfeksi. Gejala umum dari

infeksi saluran kemih meliputi (NIH, 2014; MedlinePlus, 2014; Mayo Clinic,

2014) :

a) Sering BAK.

b) Urin berwarna keruh, berdarah dan berbau busuk.

c) Rasa nyeri atau seperti terbakar saat BAK.

d) Mual dan muntah

e) Nyeri otot dan nyeri perut.

f) Pada pasien dengan kateterisasi mungkin hanya mengalami gejala demam

sehingga sering menyulitkan diagnosis.

g) Pielonefritis akut : jika seseorang memiliki infeksi ginjal, mereka juga bisa

mengalami nyeri punggung bagian sisi dan atas, demam tinggi, gemetar,

menggigil, kelelahan dan perubahan mental.

h) Sistitis : jika seseorang memiliki infeksi kandung kemih, mereka juga bisa

mengalami demam dan tekanan / kram di perut dan punggung bawah.

B. Bakteri Gram Negatif Escherichia coli

Sebagian besar jenis E.coli tidak berbahaya dan merupakan kuman

penting dari saluran cerna manusia yang sehat karena berfungsi menghasilkan

vitamin K dan menjaga keseimbangan bakteri di usus. Tetapi beberapa strain

E.coli (patogenik) dapat menimbulkan penyakit infeksi, seperti infeksi pada

Page 29: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

9

kandung empedu, saluran kemih, selaput otak, paru dan saluran cerna (Madappa

et al., 2016).

1. Bakteri

Bakteri adalah organisme prokariot, tidak ada pembagian ruang (inti

dan sitoplasma) sehingga tidak memiliki membran inti, mitokondria, retikulum

endoplasma, badan Golgi, fagosom dan lisosom. Prokariot memiliki kromosom

tunggal sirkuler yang terikat pada tempat khusus di membran yang disebut

mesosom. Prokariot adalah organisme unisel yang relatif simpel bila dibanding

eukariot. Seluruh fungsi seluler dikemas dalam satu unit dengan 5 (lima)

komponen penting yaitu : genom (DNA), ribosom, membran sel, dinding sel dan

lapisan permukaan (surface layer). Semua reaksi enzimatik atau aktivitas

metabolism apapun dan keragaman spesies berhubungan dengan makromolekul

penyusun kelima komponen tersebut seperti DNA, RNA, fosfolipid, protein dan

polisakarida (Juwono, 2012).

Bakteri sebagai makhluk hidup memiliki informasi genetik berupa

DNA, tetapi tidak terletak dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada

membran inti. DNA pada bakteri berbentuk sirkuler, panjang dan biasa

disebut nukleoid. DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun

atas ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang

tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler (Goering et al.,

2005) (Penunjukan Gambar 2).

Page 30: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

10

2. Identifikasi Bakteri Gram Negatif

Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri secara

mikroskopis didasarkan pada bentuk, ukuran, kelompok, motilitas dan reaksi

pengecatan Gram. Observasi mikroskopik dikombinasi dengan data natural

environment sangat penting untuk mengidentifikasi bakteri. Bergey's Manual of

Determinative Bacteriology merupakan panduan untuk mengidentifikasi bakteri

berdasarkan karakter mikroskopik dan fisiologik. Identifikasi dengan tes biokimia

digunakan untuk membedakan genus dari famili dan spesies dari genus. Galur

(strain) dalam single species dibedakan dengan cara genetik atau imunologik.

Seseorang yang dicurigai terinfeksi bakteri dapat diambil spesimen kliniknya

untuk dibiakkan dan disolasi serta diidentifikasi berdasarkan prinsip taksonomi.

Tes harus mudah dilakukan, biaya rendah dan hasilnya cepat. Metode klasik

diagnostik didasarkan atas ciri morfologi dan metabolisme sedangkan saat ini

Gambar 2. Struktur Sel Prokariot E.coli (Goering et al., 2005)

Page 31: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

11

telah lazim digunakan teknik biologi molekuler. Taksonomi modern merupakan

metode yang kompleks mencakup analisa molekuler dan kimiawi (Juwono, 2012).

Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dibedakan menjadi 2 yaitu

Gram positif dan negatif. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan

pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutan iodin kemudian ditambahkan;

semua bakteri akan terwarnai biru pada fase ini. Sediaan kemudian diberi

alkohol. Sel Gram positif akan tetap mengikat senyawa kristal violet-iodine

sehingga bewarna biru, sedangkan Gram negatif akan hilang warnanya oleh

alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya safranin yang

berwarna merah) ditambahkan sehingga sel Gram negatif yang tidak berwarna

akan mengambil warna kontras; sedangkan sel Gram positif terlihat dalam

warna biru keunguan (Brooks et al., 2004). Perbedaan ini terjadi karena

perbedaan susunan peptidoglikan pada struktur dinding selnya.

Lapisan peptidoglikan tersusun atas lipoprotein, membran luar dan

lipopolisakarida. Lipoprotein mengandung 57 asam amino yang merupakan

ulangan sekuen 15 asam amino yang saling bertaut dengan ikatan peptida

dengan residu asam diaminopimelic dari sisi tetrapeptida rantai peptidoglikan.

Lipoprotein merupakan komponen yang mendominasi dinding sel dan

berfungsi sebagai penstabil membran luar dan tempat perlekatan pada lapisan

peptidoglikan. Membran luar memiliki sifat hidrofilik, namun komponen

lipid pada dinding selnya justru memberikan sifat hidrofobik. Struktur

membran luar bilayer dimana lapisan dalamnya mirip dengan membran

sitoplasma, hanya saja fosfolipid pada lapisan luarnya diganti dengan molekul

Page 32: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

12

lipopolisakarida (Brooks et al., 2004). Terdapat ruang antara membran dalam

dengan membran luar yang disebut ruang periplasma, terdiri dari lapisan

murein dan larutan protein mirip gel (protein pengikat substrat tertentu, enzim

hidrolitik,dan enzim detoksifikasi (Goering et al., 2005).

Lipopolisakarida (LPS) dari dinding selnya terdiri dari lipid kompleks

yang disebut lipid A, tempat melekatnya polisakarida dan antigen O.

Lipopolisakarida terikat pada membran luar dengan ikatan hidrofobik dan

disintesis pada membran sitoplasma serta berfungsi sebagai antigen dan toxin

(Goering et al., 2005). Komponen lipidnya terdiri dari diglyseride thioether

yang terikat pada sistein terminal (Brooks et al., 2004). Selain itu, terdapat

saluran khusus terbuat dari protein yang disebut porins yang berfungsi sebagai

tempat masuknya komponen hidrofilik seperti gula dan asam amino yang

penting untuk kebutuhan nutrisi bakteri (Brooks et al., 2004).

3. Escherichia coli

Bakteri ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 µm x 0,4 µm

sampai 0,7 µm, Gram negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dengan flagela

peritrik dan tidak berspora (Brooks et al., 2004). E.coli memfermentasi laktosa,

ditemukan sekitar 170 antigen O yang sebagian bereaksi silang dengan Shigella,

Salmonella dan Klebsiella. E.coli umumnya mengkoloni usus besar sebagai flora

normal karena memiliki colonization factor antigens (CFA) tetapi sebagian

berpotensi sebagai patogen oportunistik (Juwono, 2012) (Penunjukan Gambar 3).

Page 33: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

13

Gambar 3. Kuman Escherichia coli dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram, hasilnyaGram (-). Isolat dapat dipilih dari koloni E. coli yang tumbuh dalam kulturMac Concey agar (Juwono, 2012).

E.coli memiliki antigen K (capsular) yang serupa dengan antigen Vi

pada Salmonella. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi

saluran kemih bagian atas. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran

kemih ialah jenis 1, 2, 4, 6 dan 7. Escherichia coli yang nefropatogenik secara

khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E. coli

dengan sejumlah kecil tipe antigen O sedangkan antigen H (flagellar)

dipunyai oleh galur motil. Lebih dari 90% infeksi saluran kemih disebabkan oleh

E.coli jenis uropatogenik. Di samping itu E.coli juga dapat menyebabkan infeksi

di tempat lain, seperti sendi, mata, jaringan gondok, sinus, otot jantung dan kulit

(Madappa et al., 2016) (Penunjukan Gambar 4).

Page 34: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

14

Gambar 4. Koloni Escherichia coli yang tumbuh di dalam media differensial MacConcey agar yang mengandung substrat dan bahan-bahan media yanghanya dapat ditumbuhi oleh kuman enterik Gram-negatif (Maddapa et al,.2016).

C. Antibiotika Golongan Fluorokuinolon

Antibiotik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menghambat

pertumbuhan atau membunuh bakteri. Mekanisme kerja antibiotik

dikelompokkan dalam 5 kelompok utama, yaitu (Setiabudi, 2007) :

1) Antibiotik yang menghambat metabolisme selmikroba.

2) Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel.

3) Antibiotik yang mengganggu keutuhan sel mikroba.

4) Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba.

5) Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba.

Dalam garis besarnya golongan kuinolon dapat dibagi menjadi 2

kelompok (Setiabudi, 2007) :

Page 35: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

15

1) Kuinolon

Kelompok ini tidak mempunyai manfaat klinik untuk pengobatan infeksi

sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu, daya

anti-bakterinya lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasi kliniknya

terbatas sebagai antiseptik saluran kemih. Yang termasuk kelompok ini

ialah asam nalidiksat dan asam pipemidat.

2) Fluorokuinolon

Kelompok ini disebut demikian karena adanya atom fluor pada posisi

6 dalam struktur molekulnya (Penunjukan Gambar 5). Daya antibakteri

florokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok kuinolon lama. Selain

itu kelompok obat ini diserap dengan baik pada pemberian oral, dan beberapa

derivatnya juga tersedia dalam bentuk parenteral sehingga dapat digunakan

untuk penanggulangan infeksi berat khususnya yang disebabkan oleh kuman

Gram negatif. Daya antibakterinya terhadap kuman Gram positif relatif lemah.

Yang terrmasuk golongan ini ialah siprofloksasin, pefloksasin, ofloksasin,

norfloksasin, enoksasin, levofloksasin, fleroksasin, dan lain-lain.

Struktur kimiadasar kuinolondengan atomfluorin padaposisi C6.

Page 36: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

16

Perbedaanstruktur molekulantara kuinolon(Nalidixic Acid) &fluorokuinolon(ciprofloxacin).

Penambahancincin piperazynilpada posisi atomC7. Aktif untukinfeksi salurankemih yangdisebabkan olehbakteri Gramnegatif.

Penambahansubstituen padaposisi atom C7.Aktif untuk infeksisaluran pernafas-an yang disebab-kan oleh bakteriGram positif.

Gambar 5. Perbaikan farmakologi pada cincin kuinolon dasar dengan penambahanfluorin di posisi C6 dan piperazynil atau cincin terikat pada posisi C7menghasilkan florokuinolon (Kocsis, 2012).

1. Ciprofloxacin

Ciprofloxacin (product number : C031, CAS number : 86721-33-1,

rumus molekul = C17H18FN3O3, berat molekul = 331.34, appeareance : faintly

yellow powder) adalah fluorokuinolon generasi ke-2 yang bekerja menon-aktifkan

produksi enzim DNA girase dan topoisomerase IV, dimana kedua enzim ini

membantu dalam sintesis DNA dan protein bakteri. Obat ini bekerja pada bakteri

Page 37: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

17

Gram negatif dan Gram positif. Suhu penyimpanan 2 – 8 °C, di dalam wadah

kedap udara, terlindung dari cahaya. Sifat bakterisida dari ciprofloxacin

menghasilkan penghambatan enzim topoisomerase II (DNA gyrase) dan

topoisomerase IV, yang diperlukan untuk replikasi DNA bakteri, transkripsi,

perbaikan dan rekombinasi (TOKU-E., 2010). Ciprofloxacin telah digunakan

untuk mengobati berbagai macam infeksi, termasuk infeksi saluran kemih, aliran

darah, usus atau saluran pernafasan (Jaktaji et al., 2010). Pada tabel 1 diberikan

contoh antibiotika kuinolon / florokuinolon dari generasi ke generasi dan

spektrumnya.

Tabel 1. Spektrum Antibiotika Kuinolon / Fluorokuinolon dari Setiap Generasi

GENERASI NAMA OBAT SPEKTRUM1st Nalidixic acid, cinoxacin Gram-negatif, kecuali

Pseudomonas sp.2nd Norfloxacin, ciprofloxacin,

enoxacin, ofloxacinGram-negatif (termasukPseudomonas sp), beberapaGram-positif (S. aureus) danbeberapa bakteri atipik.

3rd Levofloxacin, soarfloxacin,moxifloxacin, gemifloxacin

Sama seperti generasi ke-2,dengan cakupan termasukGram-positif dan bakteri atipik

4th Trovafloxacin Sama seperti generasi ke-3,dengan cakupan luas untukbakteri anaerob

(Sumber : Jaktaji et al,. 2010)

2. Mekanisame Kerja Fluorokuinolon

Antibiotik florokuinolon memasuki sel dengan cara difusi pasif

melalui kanal protein terisi air (porins) pada membran luar bakteri. Mekanisme

kerja dari fluorokuinolon adalah penghambatan enzime topoisomerase tipe II,

yaitu DNA girase dan topoisomerase IV. Kedua enzim terlibat dalam replikasi

Page 38: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

18

DNA bakteri; enzim DNA girase melemaskan peregangan superkoil positif DNA

sedangkan topoisomerase IV membatalkan tautan DNA berikut replikasinya.

Akibatnya terbentuk ikatan kompleks fluorokuinolon-DNA gyrase dan kompleks

fluorokuinolon-DNA topoisomerase IV, menyebabkan replikasi DNA dihambat,

akhirnya kematian sel (Kocsis, 2012).

Bagi bakteri Enterobacteriaceae Gram-positif, enzim topoisomerase IV

adalah target utama, sedangkan bagi Gram-negatif, enzim DNA girase adalah

target utamanya. DNA gyrase dikode oleh gen gyr A dan gyrB, sedang

topoisomerase IV dikode oleh gen parC dan parE. Mutasi pada DNA gyrase dan

topoisomerase IV dapat memberikan resistensi terhadap obat ini (Pomeri, 2011)

(Penunjukan Gambar 6).

Gambar 6. Mekanisme kerja florokuinolon : a) memblokir sintesis DNA bakteri denganmenghambat DNA gyrase dan topoisomerase IV; b) penghambatan DNAgirase II dapat mencegah peregangan (relaxation) DNA superkoil positifyang diperlukan untuk transkripsi normal dan replikasi; c) penghambatantopoisomerase IV mengganggu pemisahan dari replikasi kromosom DNA kedalam tiap-tiap sel anak selama pembelahan sel (Pomeri, 2011).

Florokuinolonmenempel pada 2enzim utama, se-hingga mengham-bat replikasi DNA

Page 39: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

19

3. Mekanisme Resistensi Fluorokuinolon

Sampai saat ini, 2 (dua) mekanisme telah ditemukan untuk menentukan

resistensi terhadap fluorokuinolon / kuinolon, karena dalam hampir semua kasus

organisme yang resisten terhadap fluorokuinolon juga resisten terhadap kuinolon.

Yang paling penting dari mekanisme ini di Enterobacteriaceae adalah mutasi

pada enzim bakteri yang ditargetkan oleh fluorokuinolon : DNA girase dan DNA

topoisomerase IV. Kuinolon / fluorokuinolon mengikat enzim tersebut dan

menstabilkan kompleks enzim – antibiotika (akibatnya DNA tidak dapat

bereplikasi) sehingga menyebabkan kematian sel akibat patahnya untai ganda

DNA yang menumpuk dan tak dapat diperbaiki. Setiap enzim target yang dikode

gen (gyrA dan gyrB untuk DNA gyrase, dan parC dan parE untuk topoisomerase

IV) memiliki daerah penentu resistensi kuinolon (QRDRs), yaitu bagian

permukaan pengikatan DNA dari enzim di mana substitusi asam amino dapat

mengurangi pengikatan kuinolon. Umumnya, beberapa mutasi diperlukan untuk

mencapai resistensi yang penting secara klinis di dalam Enterobacteriaceae;

kuman yang resisten kuinolon hampir selalu ditemukan memiliki satu atau lebih

mutasi (Kocsis, 2012).

Resistensi terhadap fluorokuinolon terutama disebabkan oleh perubahan

dalam target enzim (DNA girase dan topoisomerase IV), penurunan permeabilitas

membran luar sel bakteri atau pengembangan mekanisme efflux. Akibatnya

terjadi satu atau lebih mutasi titik di daerah pengikatan florokuinolon pada enzim

target (topoisomerase II atau IV) atau dari perubahan permeabilitas membran luar

Page 40: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

20

sel bakteri. Resistensi terhadap florokuinolon juga dapat berkembang karena

pengembangan mekanisme resistensi pompa efflux (Kohanski et al., 2010).

Pada bakteri Enterobacteriaceae mekanisme resistensi florokuinolon

meliputi satu atau dua dari mekanisme berikut :

1) Perubahan pada Enzim Target

Mekanisme ini berhubungan dengan mutasi kromosom yang menyebabkan

perubahan gen baik di gyrA maupun gyrB yang merupakan target utama dari

antibiotik di dalam bakteri. Di dalam mutan yang resisten terhadap

florokuinolon, kedua mutasi pada gen gyrA dan gyrB adalah penyebabnya

(Jaktaji et al., 2012). Florokuinolon menghambat sintesis DNA dengan

menargetkan 2 topoisomerase type II, yaitu : DNA girase (Topo II) dan

topoisomerase IV (Topo IV). Interaksi florokuinolon dengan kompleks DNA

girase atau topoisomerase IV dapat menghambat sintesis DNA (dengan

menstabilkan pembelahan DNA bakteri selama proses replikasi DNA) dan

berakibat pada kematian sel. Topoisomerase II berfungsi menimbulkan

relaksasi pada DNA yang mengalami positive supercoiling (pilinan positif

yang berlebihan) pada waktu transkipsi dalam proses replikasi DNA.

Topoisomerase IV berfungsi untuk memisahkan DNA yang baru terbentuk

setelah proses replikasi DNA bakteri selesai (Bourque, 2010; McDowall,

2006).

Langkah pertama resistensi karena perubahan enzim target biasanya melalui

perubahan asam amino pada enzim target primer, dengan peningkatan KHM

(MIC) pada sel yang ditentukan oleh efek mutasi. Derajat resistensi yang

Page 41: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

21

lebih tinggi dapat terjadi melalui langkah mutasi kedua, dimana perubahan

asam amino terjadi pada enzim target sekunder. Mutasi lebih lanjut

mengakibatkan tambahan perubahan asam amino di salah satu enzim

(Setiabudi, 2007).

2) Perubahan pada Penetrasi Obat

Untuk mencapai target pada sitoplasma sel, florokuinolon harus melewati

membran sitoplasma dan juga membran luar sel bakteri. Molekul

florokuinolon cukup kecil dan memiliki karakterisitik yang memungkinkan

untuk melewati membran luar melalui protein porin. Resistensi

flurokuinolon pada bakteri Gram negatif dikaitkan dengan reduksi porin

dan penurunan akumulasi obat pada bakteri, tetapi pengukuran angka difusi

menyatakan bahwa reduksi porin sendiri secara umum tidak cukup untuk

mengakibatkan resistensi (Jacoby, 2005). Resistensi yang disebabkan oleh

pengurangan akumulasi membutuhkan adanya suatu sistem effluks

endogen yang secara aktif memompa obat dari sitoplasma (Jacoby, 2005).

Pada bakteri Gram negatif, sistem ini secara khas memiliki 3 komponen :

pompa efluks yang berlokasi di membran sitoplasma, protein membran luar

(TolC) dan protein fusi membran (AcrA) yang menyatukan keduanya. Obat

ini secara aktif dikeluarkan dari sitoplasma atau membran sitoplasma

melewati periplasma dan membran luar ke lingkungan luar sel. Sistem

efluks ini secara khas mampu menyebabkan resistensi terhadap gabungan

dari berbagai jenis struktur sehingga dikenal dengan istilah pompa multi

drug resistance (MDR pumps). Pompa ini ditemukan pada banyak bakteri.

Page 42: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

22

Di antara bakteri patogen, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,

Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae merupakan yang

paling banyak dipelajari dalam hal sistem efluks yang menyebabkan

resistensi florokuinolon (Jacoby, 2005).

3) Mekanisme Resistensi Lainnya

Penjelasan mekanisme resistensi lainnya adalah penurunan akumulasi obat di

dalam sel oleh kenaikan pengaturan pompa efflux native (mis AcrAB-TolC di

E. coli) dan / atau penurunan ekspresi membran outer porins (Kocsis, 2012).

Beberapa spesies Enterobacteriaceae memiliki kromosom native pompa efflux

AcrAB-TolC yang termasuk keluarga RND (resistance-nodulasi division).

AcrA adalah protein fusi membran, AcrB adalah pompa inner-membrane dan

TolC adalah protein outer-membrane , ke-3 membangun sebuah pompa efflux

yang berlebihan sehingga menyebabkan resistensi tingkat tinggi fluorokuinolon

di dalam kuman E.coli dan Klebsiella spp (Kocsis, 2012). Permeabilitas

dinding sel Gram-negatif terhadap fluorokuinolon dapat dijelaskan; lapisan

lipopolisakarida (LPS) kasar dari Salmonella typhimurium memiliki MIC untuk

antibiotik hidrofobik (misalnya asam nalidiksat) 2 – 4 x lebih rendah

dibandingkan dengan lapisan LPS halus, tetapi MIC untuk antibiotik hidrofilik

(misalnya ciprofloxacin dan norfloksasin) tidak terpengaruh. Dalam kasus

mutan OmpF di E. coli, peningkatan 2 kali lipat dalam MIC asam nalidiksat,

norfloksasin dan ciprofloxacin pada kisaran resistensi tingkat rendah.

Mekanisme resistensi ini bersifat mutasi, yang timbul dalam organisme

individu dan kemudian diturunkan secara vertikal untuk keturunan yang masih

Page 43: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

23

hidup. Tak satu pun dari mekanisme yang disebutkan di atas mentransfer unsur

genetiknya (Kocsis, 2012).

Resistensi florokuinolon yang diperantarai plasmid pernah dilaporkan pada

isolat klinis Klebsiella pneumoniae, yang dapat ditransfer pada E.coli di

laboratorium (Nordmann et al., 2005; Robicsek et al., 2006). Beberapa

mekanisme lain juga berpengaruh terhadap resistensi florokuinolon misalnya

penurunan penyerapan obat karena hilangnya porin yang terikat membran,

ekstrusi obat melalui pompa efflux (beberapa obat mungkin memiliki

spesifisitas substrat yang luas), atau penelitian yang baru-baru ini

menggambarkan mekanisme gen resistensi kuinolon yang diperantarai plasmid

(plasmid mediated quinolone-resistance), disingkat gen PMQR (Karczmarczyk

et al., 2012; Hopkins et al., 2005).

Resistensi terhadap florokuinolon muncul bersamaan dengan

penggunaannya secara luas. Infeksi yang sebelumnya direspon dengan baik oleh

florokuinolon, sekarang ini telah meningkatkan risiko kegagalan pengobatan

(Karczmarczyk et al., 2012; Gagliotti et al., 2008; Hopkins et al., 2005). Pada

E.coli, target utama florokuinolon adalah enzim DNA gyrase (atau topoisomerase

II) dan topoisomerase IV (Karczmarczyk et al., 2012; Jaktaji et al., 2010). Di

dalam isolat yang resisten florokuinolon ini, mutasi utama terletak di daerah yang

disebut sebagai the quinolone resistance-determining regions (QRDRs) dari gen

gyrA, parC maupun gyrB (Karczmarczyk et al., 2012; Liu et al., 2012).

Page 44: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

24

D. Gen-gen Plasmid

Keberadaan gen PMQR misalnya qnrA, qnrB, qnrS, qnrC, qnrD, oqxA,

oqxB qepA dan aac(6’)-Ib-cr hanya memberikan resistensi level rendah terhadap

florokuinolon, tetapi mereka dapat menyebarkan secara horizontal di antara

bakteri enterik lainnya dan memfasilitasi seleksi mutan resisten setelah paparan

ciprofloxacin (Karczmarczyk et al., 2012; Robicsek et al., 2006). Penelitian lain

juga menyatakan bahwa resistensi florokuinolon tingkat rendah dapat juga

diperantarai plasmid (pMG252) yang menyandi gen qnr di dalam plasmid E.coli

(Pereira et al., 2007). Pengertian resistensi level rendah dapat dijelaskan dalam

grafik di bawah ini (Penunjukan Gambar 7).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa breakpoint klinis dari resistensi

Gambar 7. Distribusi isolat klinis E. coli di dalam rentang nilai MIC Ciprofloxacin yangrentan (sensitif) dan resisten (Kocsis, 2012).

Page 45: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

25

ciprofloxacin untuk E.coli adalah S ≤ 0,5 mg/L (garis biru) dan R 1 mg/L (garis

merah). Distribusi E.coli didalam nilai MIC ciprofloxacin berbeda-beda dan

resistansi tingkat rendah adalah dari 0,06 – 0,5 µg/ml (dilingkari). Gen qnr ini

dapat meningkatkan frekuensi mutasi pada populasi heterogen E.coli yang tidak

selalu memiliki substitusi asam amino di dalam enzim DNA gyrase atau

topoisomerase IV, dan akan memfasilitasi pemilihan resistensi tingkat tinggi

diantara kuman lainnya (Kocsis, 2012). Jadi jika ditemukan ada gen qnr ini di

dalam kuman E.coli, meskipun kuman itu terpapar oleh dosis rendah antibiotika

ciprofloxacin, maka kuman E.coli tersebut akan menjadi resisten.

Protein OqxAB (Penunjukan Gambar 8) termasuk keluarga RND

(resistance-nodulasi division) adalah salah satu gen plasmid pertama yang

ditularkan melalui pompa efflux. Gen oqxA mengkode untuk protein fusi

membran (AcrA), sedangkan oqxB mengkode untuk protein OqxB yang

mengandung 12-transmembran α-heliks untuk pompa inner-membrane (AcrB).

Sistem ini membutuhkan protein outer-membran (TolC) untuk fungsi sepenuhnya.

Ini adalah mekanisme resistensi genetik yang teridentifikasi pertama kali terhadap

olaquindox, suatu agen yang digunakan sebagai penambah pertumbuhan pada

babi. Gen ini dapat dideteksi pada kuman Enterobacteriaceae yang resisten

terhadap kloramfenikol, asam nalidixat, norfloksasin dan ciprofloxacin (Kocsis,

2012).

.

Page 46: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

26

E. Gen-gen Kromosom

Di dalam sel terdapat enzim yang berperan untuk membuat DNA

menjadi rileks atau superkoil yaitu enzim DNA topoisomerase. Superkoil DNA

ini mirip dengan gulungan kabel telefon. Keadaan dimana DNA double helix

menggulung pada sumbunya disebut superkoil DNA sedangkan jika tidak

menggulung disebut DNA rileks. Bentuk DNA dalam keadaan rileks atau dalam

keadaan superkoil ini disebut topoisomer (Penunjukan Gambar 9).

Gambar 9. Dua bentuk superkoil DNA (Bourque, 2010)

Gambar 8. Struktur dari pompa efflux OqxAB sebagai pompa efflux tipe RND (Kocsis,2012).

Page 47: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

27

Peran enzim topoisomerase sangat penting pada replikasi, transkripsi dan

rekombinasi DNA dengan cara memotong dan menyambungkan untai tunggal

atau untai ganda DNA (Bourque, 2010). Topoisomerase DNA ini dapat ditemukan

dimana-mana, di dalam semua jenis sel, mulai dari virus sampai kepada manusia

dan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu (McDowall, 2006) :

a) Topoisomerase tipe I :

Terdiri dari topoisomerase I, III dan V.

Terutama bertanggung jawab untuk mengendurkan (merelaksasi) superkoil

positif (belitan di atas) dan / atau superkoil negatif (belitan di bawah) dari

DNA, sedangkan girase sebaliknya dapat memasukkan superkoil positif ke

dalam DNA.

Memainkan peran penting dalam replikasi DNA dan transkripsi

(topoisomerase I), dan rekombinasi (topoisomerase III).

b) Topoisomerase tipe II :

Terdiri dari topoisomerase II (dikode oleh gen gyrA dan gyrB),

topoisomerase IV (dikode oleh gen parC dan parE) dan topoisomerase VI.

Bertanggung jawab untuk mengendurkan spiral DNA (topoisomerase IV),

serta mengadakan superkoil negatif dan positif (topoisomerase II).

Berperan penting dalam kondensasi kromosom (topoisomerase II) dan

pemisahan kromosom anak selama pembelahan sel (topoisomerase IV).

Enzim DNA Gyrase (Penunjukan Gambar 10) di dalam Escherichia coli

merupakan holoenzim yang heterotetramer dan terdiri dari 2 sub-unit A yaitu

Gyrase A (dikode gen gyrA, 97 kDa) dan 2 sub-unit B yaitu Gyrase B (dikode

Page 48: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

28

oleh gen gyrB, 90 kDa) (Jaktaji and Mohiti, 2010). Enzim DNA gyrase adalah

salah satu dari enzim topoisomerase tipe II yang pertama diisolasi dari E. coli.

Enzim ini mempunyai fungsi dalam pengubahan topologi DNA melalui breaking

and rejoining (pematahan dan penggabungan kembali) untai ganda DNA. Enzim

DNA gyrase memiliki kemampuan untuk memotong kedua untai ganda DNA

(double-stranded), melewati bagian lain dari potongan untai DNA tersebut dan

menyambung kembali potongan tersebut dengan memanfaatkan ATP (Lodish et

al., 2000).

Gambar 10. Dimer gyrase A dari heterotetramer DNA gyrase (Saíz-Urraa et al., 2011).

Pada bakteri enterik, mekanisme utama resistensi terhadap florokuinolon

melibatkan mutasi gen kromosom penyandi enzim DNA girase dan/atau

Topoisomerase IV, mutasi gen yang mengatur ekspresi pompa efflux (Hooper,

1999) dan penurunan permeabilitas dinding sel bakteri (Nikaido, 2003), semuanya

diperantarai secara kromosom.

Page 49: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

29

Di dalam isolat yang menunjukkan resistensi florokuinolon, DNA gyrase

(topoisomerase II) yaitu target utama di dalam bakteri Gram-negatif, umumnya

menunjukkan substitusi asam amino pada posisi Ser 83 dan/atau Asp 87 dari sub-

unit gyrA, sedangkan substitusi pada residu Ser 80 dan Glu 84 umumnya

teridentifikasi di dalam sub-unit parC dari topoisomerase IV (Karczmarczyk et al.,

2012; Heisig, 1996; Oram et al., 1991; Yoshida, 1990) (Lihat Tabel 2 dan ).

Tabel 2. Mutasi Akibat Resistensi Kuinolon di dalam Gen gyrA dari E.coli KL16

STRAINE.colia

MIC (µg/ml)b

MUTASINA PPA NFLX ENX OFLX CPFX

KL16 3,13 1,56 0,05 0,1 0,05 0,0125 Wild type

N-112 400 25 0,78 1,56 0,78 0,39 Ser-83 (TCG) Leu (UTG)

N-118 400 25 0,78 1,56 0,78 0,39 Ser-83 (TCG) Leu (TTG)

N-119 400 25 0,78 1,56 0,78 0,39 Ser-83 (TCG) Leu (TTG)

N-51 400 25 0,78 1,56 0,78 0,39 Ser-83 (TCG) Leu (TTG)

P-18 400 25 0,78 1,56 0,78 0,39 Ser-83 (TCG) Trp (TGG)

N-113 200 25 0,39 1,56 0,78 0,2 Asp-87 (GAC) Asn (AAC)

N-97 50 12,5 0,39 0,78 0,39 0,1 Gly-81 (GGT) Cys (TGT)

P-5 25 12,5 0,39 0,78 0,39 0,1 Ala-84 (GCG) Pro (CCG)

P-10 25 6,25 0,2 0,39 0,2 0,05 Ala-67 (GCC) Ser (TCC)

N-89 12,5 6,25 0,2 0,2 0,1 0,05 Gln-106 (CAG) His (CAT)

(Sumber : Yoshida et al., 1990)

Keterangan :a N-112, N-118, N-119, N-51, N-113, N-97 dan N-89 diuji dengan antibiotik asamnalidiksat; P-18, P-5 dan P-10 diuji dengan antibiotik asam pipemidat.b NA (nalidixic acid), PPA (pipemidic acid), NFLX (norfloxacin), ENX (enoxacin),OFLX (ofloxacin) dan CPFX (ciprofloxacin).

Page 50: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

30

Tabel 3. Mutasi di dalam Gen gyrA dan parC

STRAINE.coli

MUTASI gyrA MUTASI parC

PosisiNukleotida

PerubahanNukleotida

Peru-bahanAsamAmino

PosisiNukleotida

PerubahanNukleotida

Peru-bahanAsamAmino

Wild type

MI, MII,

4469248 TCGTTG S83L

3204917 248 TCGTGG S83W 233 GGCGAC G78D

MIII,

MIVb,

R17

248 TCGTTG S83L 239 AGTATT S80I

260 GACGGC D87G

129801248 TCGTGG S83L 250 GAAAAA E84K

259 GACAAC D87N

133700248 TCGTTG S83L 239 AGCATC S80I

259 GACAAC D87N

HP24704-

1

248 TCGTTG S83L 240 AGC/TA

GA

S80R

259 GACAAC D87N

130162248 TCGTTG S83L 239 AGCATC S80I

259 GACTAC D87Y

205096248 TCGTTG S83L 250 GAAAAA E84K

260 GACGGC D87G

U12987,

136437

248 TCGTTG S83L 239 AGCATC S801

259 GACAAC D87N 251 GAAGGA E84G

(Sumber : Heisig, 1996)

E.coli telah semakin memperoleh resistensi terhadap florokuinolon

melalui beberapa mekanisme yang mencakup mutasi kromosom pada gen yang

Page 51: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

31

mengkode topoisomerase II (gyrA dan gyrB) dan IV (parC dan parE) (Zayed et

al., 2015).

Resistensi terhadap florokuinolon muncul sebagai akibat dari mutasi

missense di wilayah tertentu yang dinamakan the quinolone resistance

determining region (QRDR) dari sub-unit enzim target. Substitusi asam amino

dalam QRDR yang terlibat dalam pengembangan resistensi florokuinolon di E.

coli dijelaskan dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Substitusi Asam Amino di dalam QRDR Isolat E.coli ResistenFluorokuinolon

KODONa ASAM AMINOASAL (WILD)

BERMUTASIMENJADI

KODONa ASAM AMINOASAL (WILD)

BERMUTASIMENJADI

gyrA parC

50 b Tyr Phe 78 Gly Asp

51 b Ala Val 80 Ser Ile, Arg

67 b Ala Ser 84 Glu Lys, Val, Gly

81 Gly Cys, Asp

a Mutasi pada kodon-kodon lain,perannya dalam pengembanganresistensi terhadap kuinolon /fluorokuinolon masih belum jelas.b Hanya dijelaskan dalam mutan yangdiperoleh in vitro.

82 b Asp Gly

83 Ser Leu, Trp, Ala,

Val

84 Ala Pro, Val

87 Asp Asn, Gly, Val,

Tyr, His

106 b Gln Arg, His

119 b Ala Glu

gyrB parE

426 Asp Asn 445 Leu His

447 Lys Glu 458 Ser Pro, Trp

(Sumber : Zayed et al., 2015)

Page 52: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

32

Mutasi pada posisi 83 atau 87 untuk subunit gyrA dari DNA gyrase dan

posisi 78, 80 atau 84 untuk subunit ParC dari topoisomerase IV secara khusus

menyebabkan kompleks enzim-DNA dari mutan memiliki afinitas rendah

terhadap antibiotik florokuinolon tersebut. Menurut Zayed et al (2015), mutasi

ketiga yang baru terletak di luar QRDR konvensional dari subunit gyrA; R237H

hanya ditemukan di isolat E. coli yang sangat resisten dengan MIC ≥ 16 mg / ml.

Mutasi ini berhubungan kuat dengan fenotip resistensi yang tinggi (P=0,007).

Mutasi baru, bersama dengan acrR-V29G (mutasi baru dalam protein AcrR),

memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap peran mereka yang

mungkin dalam resistensi. Mutasi-mutasi ini berhubungan dengan isolat E.coli

yang sangat resisten dan dapat meningkatkan kemampuan tingkat resistensi

(Zayed et al., 2015).

Penelitian tentang hubungan antara nilai MIC antibiotik golongan

kuinolon / fluorokuinolon dengan terjadinya subtitusi asam amino di dalam

Enterobacteriaceae telah banyak dilakukan orang, diantaranya adalah penelitian

Kocsis (2012), seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Page 53: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

33

Tabel 5. Hubungan Nilai MIC Ciprofloxacin dengan Substitusi Asam Amino yangMenyebabkan Mutasi di dalam Gen gyrA dan parC.

(Sumber : Kocsis, 2012)

F. Polymerase Chain Reaction (PCR)

PCR merupakan teknik pengandaan DNA yang ditemukan oleh Kary

Mullis yang digunakan untuk sintesis dan penggandaan DNA secara in vitro

dalam waktu relatif singkat dengan bantuan enzim DNA polimerase dan bahan-

bahan lain. Prinsip dasar dari mesin PCR adalah pengontrolan suhu pada sampel,

dengan rentang suhu 4 – 90 oC (Wicaksono, 2015). Nama PCR berasal dari

Polymerase Chain Reaction yang digunakan untuk menggandakan bagian DNA

dengan menggunakan replikasi enzim secara in vitro. Proses ini dikenal sebagai

Page 54: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

34

reaksi rantai karena template DNA diperbanyak secara eksponensial di setiap

siklusnya (WHO, 2011).

Metode PCR telah dimodifikasi dan digunakan di berbagai bidang ilmu.

Setiap pemeriksaan bakteri atau virus dengan menggunakan PCR memiliki

protokol tersendiri, protokol ini berisi prosedur dalam melakukan reaksi dan

parameter yang perlu diatur pada sampel (suhu, jumlah dan jenis reagen serta

durasi suhu). Real-time PCR merupakan modifikasi terbaru yang menggabungkan

deteksi fluoresence dengan metode PCR konvensional. Real-time PCR

memungkinkan deteksi dan penghitungan jumlah molekul dari target DNA yang

telah dihasilkan. Modifikasi ini telah diterima secara luas karena risiko

kontaminasinya yang rendah; serta memiliki sensitivitas dan kecepatan proses

yang tinggi. Oleh karena itu Real-time PCR diakui sebagai gold standar untuk

diagnosis beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan menghitung

jumlah virus pada sampel klinis (Wicaksono, 2015).

1. Tiga Tahap Proses Penggandaan DNA

Proses sintesis dan penggandaan DNA menggunakan PCR terdiri dari 3

tahap (Penunjukan Gambar 11), yaitu : denaturasi, annealing dan eexstensi. Setiap

tahap tersebut diatur pada kondisi suhu yang berbeda. Berikut ini adalah 3 tahap

tersebut (Lo et al., 2006; PCR Virtual Lab, 2012) :

a) Tahap denaturasi, merupakan tahap pemisahan sebuah untai ganda DNA agar

terpisah menjadi 2 buah untai tunggal DNA yang dilakukan pada suhu 94 oC.

b) Tahap annealing (penempelan), merupakan tahap awal sintesis DNA secara

in vitro. Suhu dan waktu yang diperlukan untuk proses annealing tergantung

Page 55: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

35

dari komposisi dan panjang basa serta konsentrasi primer. Umumnya, untuk

primer dengan panjang 18 – 30 pasang basa digunakan suhu 55 oC selama 1 –

2 menit. Turunnya suhu menjadi 55 oC mengakibatkan untai tunggal DNA

cenderung akan bergabung dengan untai tunggal yang lain tetapi karena

adanya primer, untai tunggal DNA tersebut dihambat untuk berpasangan

kembali.

c) Tahap ekstensi (pemanjangan), biasanya dilakukan pada suhu 72 oC. Tahap

ini merupakan proses pemanjangan primer oleh DNA polymerase. Enzim ini

menjadi aktif karena adanya perubahan suhu menjadi 72 oC.

Gambar 11. Prinsip kerja Polymerase Chain Reaction : 1) Denaturasi : reaksi dipanaskansampai 94-98 °C selama 20-30 detik untuk memutus ikatan hidrogen diantara untai; 2) Annealing: suhu reaksi diturunkan menjadi 50-65 °C selama20-40 detik untuk memungkinkan primer menempel ke untai Template;3) Pemanjangan : suhu ditingkatkan (suhu optimal tergantung pada DNAPolymerase yang digunakan misalnya 72-78 °C untuk Taq Polymerase) untukmemungkinkan penambahan dNTP. Jumlah urutan target ganda dengansetiap siklus termal yang mengarah ke amplifikasi eksponensial diwakili oleh2 siklus (Applied Biological Materials Inc, 2016).

Page 56: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

36

Tiga tahap tersebut (siklus replikasi) dilakukan berulang-ulang sampai

mendapatkan hasil yang diinginkan. Dengan menggunakan perhitungan

sederhana, jumlah penggandaan yang dihasilkan adalah 2n, dengan n adalah

jumlah siklus replikasi yang dilakukan (Principle of the PCR, 1999). Jumlah

siklus yang optimum tergantung pada konsentrasi awal template DNA, biasanya

adalah 25 – 35 siklus. Siklus yang terlalu sedikit akan memberikan hasil yang

sedikit, sebaliknya bila terlalu banyak akan meningkatkan jumlah dan

kompleksitas produk non-spesifik, sehingga menimbulkan efek plateau

(Sulistyaningsih, 2007).

2. Prinsip Kerja Mesin PCR

Untuk melakukan otomasi pada teknik PCR, maka dibuat sebuah alat

yang disebut mesin PCR. Mesin PCR sering disebut juga sebagai thermocyler.

Pada prinsipnya mesin PCR melakukan pengontrolan suhu pada 3 tahap proses

sintesis dan penggandaan DNA (denaturation, annealing dan extention)

(Wicaksono, 2015).

Saat ini ada beberapa tipe mesin PCR, yakni (PCR Virtual Lab, 2012) :

a) Mesin PCR konvensional. Digunakan untuk mendeteksi dan menggandakan

DNA.

b) Real-time PCR : mendeteksi, menggandakan dan menghitung jumlah salinan

awal DNA.

c) PCR multiplex : mendeteksi dan menggandakan 2 atau lebih DNA yang

berbeda secara simultan, tipe ini merupakan gabungan dari tipe PCR

konvensional dan real-time.

Page 57: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

37

d) Nested-PCR : mendeteksi dan menggandakan DNA primer dengan eksternal

dan internal.

e) Reverse Transcription (RT)-PCR : digunakan untuk mendeteksi dan

menggandakan RNA (bukan DNA).

a) Mesin PCR Konvensional

Prinsip kerja mesin PCR konvensional terdiri dari 5 buah komponen

dasar, yaitu tempat sampel, sensor suhu, komponen pemanas, komponen

pendingin dan pusat kontrol (controller) (Penunjukan Gambar 12).

Gambar 12. Diagram sederhana mesin PCR konvensional (Wicaksono, 2015).

Controller digunakan untuk mengatur protokol yang akan dijalankan

oleh mesin PCR, yaitu untuk mengatur jumlah siklus, suhu dan durasi waktu

setiap tahap serta suhu di akhir proses. Controller terdiri dari komputer dan sensor

suhu. Syarat sensor suhu adalah mampu mendeteksi suhu pada rentang 4 – 99 oC.

Beberapa merk yang digunakan untuk sensor suhu adalah thermocouple type K

dan NTC thermistor. Komponen pemanas dan pendingin diatur oleh controller

untuk mengatur suhu pada setiap tahap. Kedua komponen ini biasanya suatu

thermoelectric (disebut Peltier device karena menggunakan efek Peltier). Untuk

mempercepat pendinginan, komponen thermoelectric ini ditempelkan pada heat

SENSOR SUHU

KOMPONENPENDINGIN

KOMPONENPEMANAS

CONTROLLERTEMPATSAMPEL

Page 58: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

38

sink dan kipas. Tempat sampel digunakan untuk menempatkan tube berisi sampel

DNA yang telah dicampur dengan enzim, primer dan bahan lain, yang akan

digandakan. Tempat sampel biasanya berupa blok aluminium karena aluminium

merupakan penghantar panas yang baik (Coffe Cup – PCR, 2009).

b) Mesin Real-time PCR

Mesin real-time PCR biasa disebut quantitative real-time PCR atau

kinetik PCR (disingkat q-PCR / Q-PCR) untuk membedakannya dengan Reverse

Transcription PCR (disingkat RT-PCR).

Pada mesin PCR konvensional deteksi hasil penggandaan DNA

dilakukan dengan analisis end-point. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan

gel agarosa setelah siklus PCR selesai. Sedangkan dengan real-time PCR, hasil

penggandaan dapat dihitung dan diukur saat siklus PCR sedang berlangsung,

karena itu dinamakan real-time, sebab analisisnya dapat dilakukan secara simultan

(Biorad, 2006). Deteksi secara simultan ini dapat dilakukan karena ditambahkan

molekul fluoresens, sinyal dari fluoresens semakin meningkat jika hasil

penggandaan DNA juga meningkat. Cara kerja real-time PCR sama seperti

prinsip umum reaksi PCR, DNA yang telah diamplifikasi dihitung setelah

diakumulasikan dalam reaksi secara real-time setiap selesai siklus penggandaan

(Real-time PCR, 2003) (Penunjukan Gambar 13).

Ada 2 metode kuantifikasi yang digunakan, yaitu (Wicaksono, 2015) :

1) Memakai zat pewarna, misalnya SyBr Green.

2) Probe (penanda) yang berasal dari hasil modifikasi DNA yang akan

berpendar (fluoresensi) ketika terhibridisasi dengan DNA komplemen,

Page 59: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

39

misalnya probe FRET (hibridisasi) dan probe TaqMan. Dalam setiap

pengamatan proses PCR, sinyal fluoresensi yang dipancarkan akan meningkat

secara proporsional pada setiap siklus PCR yang telah dilakukan dan

sebanding dengan bertambahnya produk DNA (hasil amplifikasi).

Gambar 13. Ilustrasi pembacaan pada mesin real-time PCR (Wicaksono, 2015).

Mesin real-time PCR menggunakan mesin PCR konvensional

(thermocyler) dan fluorimeter yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya

pada panjang gelombang tertentu yang dihasilkan oleh sumber cahaya dan

dilewatkan pada filter tertentu. Berkas cahaya diarahkan ke tempat reaksi sampel

setiap rentang waktu tertentu. Cahaya akan memantul dan selanjutnya ditangkap

oleh detektor. Intensitas cahaya yang tertangkap oleh detektor ini merupakan data

yang akan diolah oleh alat (Wicaksono, 2015).

Page 60: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

40

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2016 di

Laboratorium Biomolekuler FK Unsri Palembang, Laboratorium Biokimia

Jurusan Kimia FMIPA Unila dan Laboratorium Mikrobiologi RSUDAM Provinsi

Lampung.

B. Alat dan Bahan

1) Alat

Alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mikropipet

(0,5-10 µl, 5-20 µl, 10-100 µl, 100-500 µl dan 100-1000 µl), 1 set microtip

putih, kuning dan biru, shaker, shaker orbital incubator, otoklaf, inkubator,

tabung eppendorf 1,5 ml dan 2,0 ml; rak tabung eppendorf, 1 set PCR tube

0,2 ml, rak tabung PCR tube, vortex shaker, mikrosentrifuga, labu ukur 50 ml

dan 100 ml, beaker glass 50 ml, 100 ml dan 500 ml, neraca analitik, tabung

reaksi 5 ml bertutup ulir, freezer, kulkas, waterbath, microwave, alat PCR

alat T100TM Thermal Cycler, alat elektroforesis BIO-RADTM PowerPac,

seperangkat alat UV BIO-RADTM UVITEC.

2) Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Page 61: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

41

a) Sampel 18 isolat E.coli MDR ciprofloxacin dari hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Saputri dkk.(2015).

b) PrestoTM Mini Plasmid Kit, 100 preps/kit (GENEAID).

c) Wizard Genomic DNA Purification Kit, 100 Isolations (PROMEGA).

d) Sepasang primer spesifik gen qnr (PROMEGA) untuk amplifikasi dan

sequencing DNA (Jacoby et al., 2003; Pereira et al., 2007) yaitu :

(1) Primer QP1 : 5’- GAT AAA GTT TTT CAG CAA GAG G - 3’

(2) Primer QP2 : 5’- ATC CAG ATC GGC AAA GGT TA - 3’.

e) Sepasang primer spesifik gen oqxA (PROMEGA) untuk amplifikasi dan

sequencing DNA (Liu et al., 2011; Liu et al., 2012) yaitu :

(1) Primer OqxA-F : 5’- CTT GCA CTT AGT TAA GCG CC - 3’

(2) Primer OqxA-R : 5’- GAG GTT TTG ATA GTG GAG GTA GG - 3’.

f) Sepasang primer spesifik gen oqxB (PROMEGA) untuk amplifikasi dan

sequencing DNA (Liu et al., 2011; Liu et al., 2012) yaitu :

(1) Primer OqxB-F : 5’- GCG GTG CTG TCG ATT TTA - 3’

(2) Primer OqxB-R : 5’- TAC CGG AAC CCA TCT CGA T - 3’.

g) Sepasang primer spesifik gen gyrA (PROMEGA) untuk amplifikasi dan

sequencing DNA pada 191 bp (Everett et al., 1996; Liu et al., 2012) yaitu :

(1) Primer gyrA – F : 5’- ACG TAC TAG GCA ATG ACT GG - 3’

(2) Primer gyrA – R : 5’- AGA AGT CGC CGT CGA TAG AA - 3’

h) Sepasang primer spesifik gen parC (PROMEGA) untuk amplifikasi dan

sequencing DNA pada 264 bp (Everett, et al., 1996; Liu et al., 2012) yaitu :

(1) Primer parC – F : 5’- TGT ATG CGA TGT CTG AAC TG - 3’

(2) Primer parC – R : 5’- CTC AAT AGC AGC TCG GAA TA - 3’

Page 62: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

42

i) Bahan-bahan lain yang dibutuhkan :

(1) Media Luria Berthani Broth (LB Broth)

(2) Green GoTaqMaster Mix Kit (untuk 100 tes).

(3) Agarose.

(4) TBE Buffer 10X.

(5) Isopropanol.

(6) Alkohol absolut.

(7) Alkohol 70%

C. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah :

1) Persiapan Isolasi Plasmid

Kultivasi pada media LB Broth dilakukan dengan cara :

Diambil 50 µL suspensi bakteri dari kultur stok dengan mikropipet,

masukkan ke dalam LB Brothr 5 ml dalam tabung reaksi yang mengandung

ciprofloxacin 10 µg/ml, kemudian diinkubasi pada shaker orbital incubator

37 oC selama 16 – 24 jam (overnight). Suspensi bakteri siap dilakukan isolasi

plasmid.

2) Isolasi DNA Plasmid Isolat E.coli

Isolasi plasmid bakteri menggunakan PrestoTM Mini Plasmid Kit

(GENEAID). Tahapan kerja kit tersebut menggunakan prinsip metode

alkaline lysis solution (Sambrook et al., 1989). Proses isolasi plasmid

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

Page 63: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

43

a) Pemanenan

1) Pipet 1,5 ml kultur sel bakteri di dalam media LB broth, masukkan ke

dalam sebuah tabung mikrosentrifuga 1,5 ml.

2) Sentrifugasi dengan kecepatan 14 – 16.000 x g selama 1 menit pada

suhu kamar untuk membentuk pelet sel.

3) Buang supernatan yang mengandung sisa media.

4) Ulangi lagi prosedur 1 – 3, sampai kultur sel di dalam media Luria

Berthani habis. Lalu akan didapatkan pelet sel.

b) Resuspensi Sel

1) Campurkan 200 µl reagen PD1 buffer (pastikan Rnase A telah

ditambahkan dalam reagen PD1 buffer tadi) dan 2 µL Trueblue lysis

buffer ke dalam tabung mikrosentrifuga 1,5 ml yang baru, lalu kocok

dengan pelan-pelan.

2) Pipet campuran tadi ke dalam tabung mikrosentrifuga yang

mengandung pelet sel, lalu vortex sampai larut.

c) Pemecahan / Pelisisan Sel

1) Tambahkan 200 ml reagen PD2 buffer untuk campuran yang telah

diresuspensi tadi, lalu aduk dengan membolak-balik tabung sebanyak

10 kali. Jangan divortex untuk menghindari geseran DNA genom.

2) Diamkan pada suhu kamar selama minimal 2 menit untuk memastikan

lisat yang homogen. Tidak melebihi 5 menit.

CATATAN : Setelah menambahkan PD2 buffer, setiap endapan akan

benar-benar larut dan warna suspensi akan menjadi biru. Jika suspensi

Page 64: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

44

masih sedikit warna birunya atau kecoklat-coklatan, lakukan terus

pencampuran sampai suspensi benar-benar biru.

3) Tutup segera botol PD2 Buffer setelah digunakan untuk menghindari

pengasaman CO2.

Pencampuran belum cukup

Pencampuransempurna jikasemua suspensiberwarna biru.

Pencampuran sudah benar

d) Netralisasi

1) Tambahkan 300 µl reagen PD3 buffer lalu bolak-balik dengan cepat 4

– 6 kali (jangan divortex). Setelah menambahkan PD3 buffer, suspensi

menjadi tidak berwarna.

2) Sentrifugasi 14 – 16.000 x g selama 3 menit di suhu kamar.

Pencampuran belum cukup

Pencampuransempurna jikasemua suspensimenjadi tidakberwarna.

Pencampuran sudah benar

e) Pengikatan DNA

1) Pipet supernatan tadi lalu masukkan ke dalam tabung PD column.

2) Sentrifugasi 14 – 16.000 x g selama 30 detik – 1 menit pada suhu

kamar. Selama sentrifugasi, tabung PD column harus diletakkan di

dalam Collection tube 2 ml (tabung mikrosentrifuga 2 ml).

Page 65: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

45

3) Lalu buang larutan di dalam Collection tube 2 ml.

4) Letakkan kembali PD column ke dalam Collection tube 2 ml.

f) Pencucian

1) Tambahkan 400 µl W1 buffer ke dalam tabung PD column.

Sentrifugasi pada 14 – 16.000 x g. Lalu buang larutan di dalam tabung

Collection tube 2 ml. Letakkan kembali tabung PD column didalam

tabung Collection tube 2 ml.

2) Tambahkan 600 µl Wash buffer (pastikan etanol absolut telah

ditambahkan di dalam botol Wash buffer) ke dalam tabung PD

column.

3) Sentrifugasi pada 14 – 16.000 x g selama 30 detik – 1 menit. Lalu

buang larutan di dalam tabung Collection tube 2 ml. Letakkan kembali

tabung PD column didalam tabung Collection tube 2 ml.

4) Sentrifugasi lagi pada 14 – 16.000 x g selama 3 menit untuk

mengeringkan matriks PD column (tujuannya untuk menghilangkan

residu Wash buffer).

5) Pindahkan tabung PD column yang telah kering ke dalam tabung

mikrosentrifuga 1,5 ml yang baru.

g) Proses Elusi

1) Tambahkan 50 µL reagen Elution buffer ke tengah-tengah matriks PD

Column.

2) Diamkan 2 menit agar reagen Elution buffer terserap sempurna.

Page 66: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

46

3) Sentrifugasi 14 – 16.000 x g selama 2 menit. Hasil isolasi DNA

plasmid (eluen) di dalam tabung mikrosentrifuga 1,5 ml siap

diperiksa dengan teknik PCR dan elektroforesis. Skematik isolasi

DNA plasmid dari bakteri dapat dilihat pada Gambar 14.

Pemanenan kultur sel bakteri dengancara sentrifugasi untuk membentukpelet sel, diikuti oleh resuspensi

Pelisisan sel bakteri (opsional :indikator warna akan menyala biruketika lisis berhasil)

Netralisasi suspensi (opsional :indikator warna akan menjadi terangketika netralisasi berhasil)

Pengikatan DNA kepada membransementara kontaminan tetapdisuspensikan

Pencucian (penghilangan kontaminan,sementara DNA tetap terikat kemembran)

Elusi DNA plasmid murni yang siapdipakai untuk uji / reaksi selanjutnya

Gambar 14. Skema isolasi DNA plasmid.

3) Isolasi DNA Kromosom Isolat E.coli

Isolasi DNA kromosomal dari bakteri E.coli menggunakan Wizard® Genomic

DNA Purification Kit (PROMEGA).

Page 67: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

47

a) Tahap Penyiapan Pelet Sel

1) Tambahkan 1 ml kultur bakteri semalam (overnight) ke dalam

tabung mikrosentrifus 1,5 ml.

2) Sentrifugasi di kecepatan 13 – 16.000 x g selama 2 menit untuk

membuat pelet sel. Buang supernatan.

i) Untuk bakteri Gram Positif, lanjutkan ke Langkah 3.

ii) Untuk bakteri Gram Negatif, langsung ke Langkah 6.

3) Suspensikan kembali pelet sel secara menyeluruh di dalam 480 µl

EDTA (ethylene diamine tetrachloride) 50 mM.

4) Tambahkan enzim litik yang sesuai kepada pelet sel yang di-

resuspensikan tadi dalam volume total 120 μl, dan pipet dengan

pelan-pelan untuk mencampur. Tujuan dari pre-treatment ini adalah

untuk melemahkan dinding sel sehingga pelisisan sel dapat terjadi

secara efisien. Catatan : Untuk spesies Staphylococcus tertentu,

campuran 60 μl dari 10 mg/ml lisozim dan 60 μl dari 10 mg/ml

lysostaphin diperlukan untuk pelisisan yang efisien. Namun, banyak

strain bakteri Gram Positif (misalnya, Bacillus subtilis, Micrococcus

luteus, Nocardia otitidiscaviarum, Rhodococcus rhodochrous, dan

Brevibacterium albidium), pelisisannya hanya menggunakan lisozim

saja.

5) Inkubasi sampel pada 37 °C selama 30 – 60 menit. Sentrifugasi

selama 2 menit pada 13 – 16.000 x g dan buang supernatan.

Page 68: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

48

b) Tahap Pelisisan Sel

6) Tambahkan 600 μl reagen Nuclei lysis solution. Resuspensi dengan

mikropipet pelan-pelan sampai sel tersuspensi kembali.

7) Inkubasi pada suhu 80 °C di dalam waterbath selama 5 menit untuk

melisiskan sel; kemudian dinginkan pada suhu kamar.

8) Tambahkan 3 μl reagen RNase solution ke dalam lisat sel. Bolak

balikkan tabung pelan-pelan sebanyak 2 – 5 kali untuk mencampur.

9) Inkubasi pada suhu 37 °C di dalam waterbath selama 15 – 60 menit.

Dinginkan sampel pada suhu kamar.

c) Tahap Pengendapan Protein

10) Tambahkan 200 μl reagen Protein presipitation solution ke dalam

lisat sel yang telah ditambah RNase. Vortex dengan kecepatan tinggi

selama 20 detik.

11) Inkubasi sampel pada es (di dalam frezeer kulkas) selama 5 menit.

12) Sentrifugasi pada 13 – 16.000 x g selama 3 menit.

d) Rehidrasi dan Presipitasi DNA

13) Pindahkan supernatan yang mengandung DNA ke dalam tabung

mikrosentrifuga 1,5 ml bersih yang mengandung 600 μl Isopropanol

suhu ruangan. Catatan : Beberapa supernatan mungkin tetap di

dalam tabung pertama yang berisi pelet protein. Tinggalkan sisa

cairan ini di tabung untuk menghindari kontaminasi larutan DNA

dengan protein yang mengendap.

Page 69: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

49

14) Campur pelan-pelan dengan membolak balik tabung sampai untai

DNA yang seperti benang membentuk massa yang dapat dilihat.

15) Sentrifugasi pada kecepatan 13 – 16.000 x g selama 2 menit.

16) Dengan hati-hati tuangkan supernatan dan kuras / tiriskan tabung di

atas kertas tisu bersih. Tambahkan 600 μl etanol 70% suhu kamar

dan bolak balikkan pelan-pelan tabung beberapa kali untuk mencuci

pelet DNA.

17) Sentrifugasi pada kecepatan 13 – 16.000 x g selama 2 menit. Dengan

hati-hati sedot / isap etanol.

18) Kuras / tiriskan tabung di atas kertas tisu bersih, sehingga

memungkinkan pelet mendapat udara kering selama 10 – 15 menit.

19) Tambahkan 100 μl dari reagen DNA rehydration solution ke dalam

tabung dan rehidrasi DNA dengan menginkubasi pada 65 °C di

dalam waterbath selama 1 jam. Campur larutan secara periodik

dengan pelan-pelan menekan tabung. Atau cara lain, rehidrasi DNA

dengan menginkubasi larutan campuran selama semalam pada suhu

kamar atau pada suhu 4 °C.

20) Simpan DNA pada 2 – 8 °C. Skematik isolasi DNA genom dari

bakteri dapat dilihat pada Gambar 15.

Page 70: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

50

Pelet sel bakteri Gram (+)

Pelet sel bakteri Gram (-) Suspensikan di dalam EDTA. Tambahkan enzim litik yang

sesuai.

Tambahkan larutan pelisis sel. Inkubasi pada suhu 80 °C selama 5 menit, lalu

tambahkan larutan RNAse dan inkubasi.

Tambahkan larutan pengendap protein

Sentrifugasi 13 – 16.000 x g

Pindahkan supernatan ke dalam tabung mikrosentrifuga baruyang mengandung isopropanol

Sentrifugasi 13 – 16.000 x g

Buang supernatan. Tambahkan etanol.

Sentrifugasi 13 – 16.000 x g

Sedot etanol. Keringkan / tiriskan pelet. Rehidrasi kembali DNA

Gambar 15. Skema isolasi DNA kromosom

Page 71: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

51

4) Uji PCR

a) Deteksi PCR untuk Gen qnr

(1) Gen diamplifikasi dengan menggunakan Primer QP1 : 5’- GAT

AAA GTT TTT CAG CAA GAG G - 3’ dan Primer QP2 : 5’- ATC

CAG ATC GGC AAA GGT TA - 3’ untuk menghasilkan pita 593

bp (Jacoby et al., 2003; Pereira et al., 2007).

(2) Program :

(a) Denaturasi awal 94 oC selama 5 menit.

(b) Siklus amplifikasi diulang 30 kali terdiri dari :

(i) Denaturasi 94 oC, 60 detik (1 menit).

(ii) Annealing 57 oC, 30 detik.

(iii) Ekstensi 72 oC, 60 detik (1 menit).

(c) Perpanjangan langkah terakhir (ekstensi final) 72 oC, 5 menit.

b) Deteksi PCR untuk gen oqxA:

(1) Gen diamplifikasi dengan menggunakan Primer OqxA-F : 5’-

CTT GCA CTT AGT TAA GCG CC - 3’ dan Primer OqxA-R : 5’-

GAG GTT TTG ATA GTG GAG GTA GG - 3’ untuk menghasilkan

pita 866 bp (Liu et al., 2011; Liu et al., 2012).

(2) Program :

(a) Denaturasi awal 95 oC, 5 menit.

(b) Siklus amplifikasi diulang 34 kali terdiri dari :

(i) Denaturasi 94 oC, 45 detik.

(ii) Annealing 64 oC, 45 detik.

(iii) Ekstensi 68 oC, 60 detik (1 menit).

Page 72: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

52

(c) Perpanjangan langkah terakhir (ekstensi final) 72 oC, 5 menit.

c) Deteksi PCR untuk gen oqxB:

(1) Gen diamplifikasi dengan menggunakan Primer OqxB-F : 5’-

GCG GTG CTG TCG ATT TTA - 3’ dan Primer OqxB-R : 5’- TAC

CGG AAC CCA TCT CGA T - 3’ untuk menghasilkan pita 781 bp

(Liu et al., 2011; Liu et al., 2012).

(2) Program :

(a) Denaturasi awal 95 oC, 5 menit.

(b) Siklus amplifikasi diulang 34 kali terdiri dari :

(i) Denaturasi 94 oC, 45 detik.

(ii) Annealing 64 oC, 45 detik.

(iii) Ekstensi 72 oC, 60 detik (1 menit).

(c) Perpanjangan langkah terakhir (ekstensi final) 72 oC, 5 menit.

d) Deteksi PCR untuk Gen gyrA :

(1) Gen diamplifikasi dengan menggunakan primer gyrA (F) : 5’-

ACG TAC TAG GCA ATG ACT GG - 3’dan primer gyrA (R) : 5’-

AGA AGT CGC CGT CGA TAG AA - 3’untuk menghasilkan pita

191 bp (Everett et al., 1996; Liu et al., 2012).

(2) Program :

(a) Denaturasi awal 94 oC selama 5 menit.

(b) Siklus amplifikasi diulang 30 kali terdiri dari :

(i) Denaturasi 94 oC, 60 detik (1 menit).

(ii) Annealing 55 oC, 60 detik (1 menit).

Page 73: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

53

(iii) Ekstensi 72 oC, 60 detik (1 menit).

(c) Perpanjangan langkah terakhir (ekstensi final) 72 oC, 10 menit.

e) Deteksi PCR untuk Gen parC :

(1) Gen diamplifikasi dengan menggunakan primer parC (F) : 5’- TGT

ATG CGA TGT CTG AAC TG - 3’dan parC (R) : 5’- CTC AAT

AGC AGC TCG GAA TA - 3’untuk menghasilkan pita 264 bp

(Everett et a, 1996; Liu et al., 2012).

(2) Program :

(a) Denaturasi awal 94 oC selama 5 menit.

(b) Siklus amplifikasi diulang 30 kali terdiri dari :

(i) Denaturasi 94 oC, 60 detik (1 menit).

(ii) Annealing 55 oC, 60 detik (1 menit).

(iii) Ekstensi 72 oC, 60 detik (1 menit).

(c) Perpanjangan langkah terakhir (ekstensi final) 72 oC, 10 menit.

5) Elektroforesis

a) Pembuatan Gel Agarosa 1 % :

(1) Timbang sebanyak 1 gram bubuk agarosa, masukkan ke dalam beaker

glass yang berisi 50 ml larutan TBE 1x.

(2) Homogenkan campuran bubuk agarosa dan buffer TBE 1x tadi di

dalam microwave selama 1,5 menit sampai larutan berwarna bening.

(3) Jika campuran sudah bening, keluarkan dari dalam microwave dan

dalam kondisi masih panas tambahkan etidium bromida 5 µL (hati-

Page 74: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

54

hati ethidium bromida karsinogenik, gunakan jas lab, masker dan

sarung tangan selama bekerja di lab!).

(4) Pasang sisir (untuk cetakan sumur) dengan posisi tegak pada cetakan

gel dan jangan sampai menyentuh permukaan cetakan gel (± 3-5 mm

dari permukaan cetakan gel). Pembuatan sumur sesuai dengan jumlah

sampel (amplikon hasil PCR). Jangan lupa membuat peta sampel pada

logbook, agar tidak lupa urutan pengisian sampel.

(5) Segera tuang campuran gel yang masih panas tadi ke dalam cetakan

gel (jangan tunggu dingin).

(6) Biarkan gel mengeras (selama ± 15-45 menit), dengan hati-hati angkat

sisir setelah gel mengeras, lalu letakkan gel di dalam peralatan

elektroforesis dan rendam di dalam larutan TBE 1x.

b) Proses Elektroforesis :

(1) Pipet @ sebanyak 5 μl sampel amplikon PCR (dari dalam

microtube PCR) dan masukkan ke dalam masing-masing sumur gel

tadi. Catatan : urutan pemasukan sampel amplikon ke dalam setiap

sumur harus sesuai dengan peta sampel yang telah dibuat.

(2) Pipet 3,5 μl marker DNA ladder dan masukkan ke dalam sumur

yang memang disiapkan untuk marker. Catatan : Marker DNA

ladder yang dipakai tergantung dari pita base pairs (bp) sampel

amplikon yang diharapkan, apakah 100, 200, 500 atau 1000 bp.

(3) Setel alat elektroforesis BIO-RADTM PowerPac pada :

(a) Tegangan : 80-100 Volt

(b) Ampere : 400 mA

Page 75: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

55

(c) Waktu : 25-30 menit

(4) Setelah proses elektroforesis selesai, angkat gel lalu masukkan ke

dalam alat UV.

6) Visualisasi Hasil PCR

a) Masukkan gel ke dalam alat UV BIO-RADTM UVITEC. Tunggu beberapa

detik sampai gambar gel muncul di layar monitor.

b) Setel alat BIO-RADTM UVITEC dengan komputer untuk mendapatkan

kontras gambar yang bagus.

c) Amati pita-pita fragmen DNA yang terbentuk dari setiap sampel

amplikon dan tentukan posisi atau letaknya, apakah sejajar dengan garis

pita base pairs di 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900 atau 1000

bp dari pita marker DNA ladder.

d) Hasil visualisasi pita DNA dari setiap sampel amplikon, simpan di

komputer.

D. Analisis Hasil

Data hasil penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk gambar, tabel

dan narasi.

Page 76: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

56

E. Diagram Alir Penelitian

Gambar 16. Diagram alir penelitian.

Isolat E. coli Resisten Ciprofloxacin

Isolasi DNA Genom

Deteksi Gen qnr, oqxA danoqxB dengan PCR

Analisis Data

Laporkan Data(Kesimpulan)

Elektroforesis Gel Agarosa

Isolasi DNA Plasmid

Deteksi Gen gyrA dan parCdengan PCR

Ya Tidak

Page 77: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

76

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan :

1. Sebagian besar isolat mempunyai gen penentu resistensi fluorokuinolon

(Quinolone Resistance Determining Regions) yang terletak di kromosom

yaitu gyr A dan parC, sedangkan gen resistensi yang berlokasi di plasmid

terdapat pada 5 isolat, yaitu isolat No.2E (qnr), isolat no.23 dan 30 (oqxA)

dan isolat no.27 dan 30 (oqxB).

2. Prevalensi gen-gen PMQR seperti qnr, oqxA dan oqxB di dalam 18 isolat

E.coli MDR ciprofloxacin adalah rendah, tetapi keberadaannya dapat

menularkan atau menyebarkan sifat resistensi ini secara horizontal di antara

kuman Enterobacteriaceae lainnya dan memfasilitasi seleksi mutan resisten

setelah terpapar ciprofloxacin.

3. Pola resistensi MDR ciprofloxacin di dalam isolat E. coli diduga kuat

disebabkan oleh adanya gen resisten ciprofloxacin, baik yang berlokasi di

plasmid maupun kromosom.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendeteksi gen-gen PMQR lain di

dalam isolat E.coli MDR ciprofloxacin tersebut (misalnya gen qepA dan

Page 78: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

77

aac[6’]-lb-cr) yang berperan dalam penyebaran sifat resistensi E.coli terhadap

ciprofloxacin.

2. Perlu dilakukan sekuensing gen gyrA dan parC di dalam isolat yang positif

gen qnr, oqxA dan oqxB untuk mendeteksi perubahan urutan basa-basa

(mutasi) di dalam DNA kromosomnya.

3. Perlu pengawasan yang ketat dalam pemakaian antibiotik ciprofloxacin yang

digunakan untuk mengobati pasien-pasien infeksi terutama infeksi saluran

kemih di RSUDAM Provinsi Lampung.

Page 79: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

78

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S. Techniques in Molecular Biology. 2008. International BookDistribution Company (IBDC) Publishers, Lucknow. p235 – 7.

Aguiar, J.M., J. Chacon, R. Canton, F. Baquero. 1992. The emergence of highlyfluoroquinolone-resistant Escherichia coli in community-acquiredurinary tract infections. J Antimicrob Chemother, Mar; 29(3) : 349-50.

Applera Corporation. 2000. Automated DNA sequencing. Applera Corporation,USA, p 246.

Applied Biological Materials (ABM) Inc. 2012. Polymerase Chain Reaction(PCR) : An Introduction. ABM Inc, Canada. http://www.abmgood.com.

Baker, T.A., K. Sekimizu, B.E. Funnell, A. Kornberg. 1986. Extensive unwindingof the plasmid template during staged enzymatic initiation of DNAreplication from the origin of the Escherichia coli chromosome. Cell, (45) :53-64.

Biorad. 2006. Real-time PCR application guide – BIORAD. http://www.gene-quantification.de.

Bourque, D.P. 2010. DNA structure, replication and repair (Chapter 28) in :General Nucleic Acid Biochemistry 461, University of Maryland - CollegePark, USA. http://cbc.arizona.edu.

Brooks, G.F., J.S. Butel, and S.A. Morse. 2004. A LANGE Medical Book : Jawetz,Melnick & Adelberg's Medical Microbiology. 23rd ed, Mc Graw Hill,Singapore, p 15-31, 184-6.

Champoux, J.J. 2001. DNA Topoisomerases : Structure, Function, andMechanism. Annu Rev Biochem, (70) : 369–413.

Ciesielczuk, H., M. Hornsey, V. Choi, N. Woodford, and D.W. Wareham. 2013.Development and evaluation of a multiplex PCR for eight plasmid-mediatedquinolone-resistance determinants. Journal of Medical Microbiology, 62 :1823 – 7.

Coffe Cup – PCR. 2009. Thermocycler costing under 350$.http://www.instructables.com

Page 80: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

79

Danielle, M. 2014. Mode of Action : Blocking DNA Replication & Repair.Pharmacology 623 with Marker at University of Wisconsin - Madison.https://www.studyblue.com.

Davis, R., A. Markham, J.A. Balfour. 1996. Ciprofloxacin : An updated review ofits pharmacology, therapeutic efficacy and tolerability. Drugs, 51(6) : 1019-74. http://www.ncbi.nlm.nih.gov

Endriani, R., F. Andrini., D. Alfina. 2010. Pola Resistensi Bakteri PenyebabInfeksi Saluran Kemih (ISK) Terhadap Antibakteri di Pekanbaru. JurnalNatur Indonesia, 12(2); April : 130-5.

Everett, J.M., Y.F. Jin, V. Ricci, and L.J.V. Piddock. 1996. Contributions ofIndividual Mechanisms to Fluoroquinolone Resistance in 36 Escherichiacoli Strains Isolated from Humans and Animals. 1996. AntimicrobialAgents and Chemotherapy, Okt ; 40 (10) : 2380 – 6.

Funnell, B.E., T.A. Baker. A. Kornberg. 1986. Complete enzymatic replication ofplasmids containing the origin of the Escherichia coli chromosome. J BiolChem, (261) : 5616 – 24.

Gagliotti, C., R. Buttazzi, S. Sforza, M.L. Moro. 2008. Resistance tofluoroquinolones and treatment failure/short-term relapse of community-acquired urinary tract infections caused by Escherichia coli. J Infect, 57(3) :179-84.

Geneaid, 2014. Instruction Manual : PrestoTM Mini Plasmid Kits. Geneaid BiotechLtd, China : 1-16. Diakses dari www.geneaid.com

Goering, R., H. Dockrell, M. Zuckerman, I. Roitt, P.L. Chiodini. 2005. Mim’smedical microbiology. 5th ed. Mosby, London : 25-7, 411-9.

Heisig, P. 1996. Genetic evidence for a role of parC mutations in development ofhigh-level fluoroquinolone resistance in Escherichia coli. AntimicrobAgents Chemother, (40) : 879 – 85.

Hopkins, K.L., R.H. Davies, E.J. Threlfall. 2005. Mechanisms of quinoloneresistance in Escherichia coli and Salmonella : recent developments. Int JAntimicrob Agents, 25 (5) : 358-73.

Jacoby G.A., Chow N., Waites K.B. 2003. Prevalence of plasmid-mediatedquinolone reistance. Antimicrobial Agents and Chemoterapy, 47:559-62.

Jacoby, G.A. 2005. Mechanisms of resistance to quinolones. Clin Infect Dis,41(Suppl.2) : 120–6.

Jacoby, G.A., J. Strahilevitz, D.C. Hooper. 2014. Plasmid-mediated quinoloneresistance. Microbiol Spectr, 2(2) : 2 – 6.

Page 81: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

80

Jaktaji, R.P. and E. Mohiti. 2010. Study of Mutations in the DNA gyrase gyrAGene of Escherichia coli. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 9(1) :43-8.

Jaktaji, R.P., R. Ebadi., M. Karimi. 2012. Study of Organic Solvent Tolerance andIncreased Antibiotic Resistance Properties in E. coli gyrA Mutants. IranianJournal of Pharmaceutical Research, 11(2) : 595-600.

Juwono. Mikrobiologi Penyakit Infeksi. FK Unsri, 2012.

Kampranis, S.C., A.D. Bates and A. Maxwell. 1999. A model for the mechanismof strand passage by DNA gyrase. Proc Natl Acad Sci, (96) : 8414–19.

Karczmarczyk, M., M. Martins, T. Quinn, N. Leonard, S. Fanning. 2011.Mechanisms of fluoroquinolone resistance in Escherichia coli isolates fromfood-producing animals. Appl Environ Microbiol, 77 (20) : 7113 – 20.

Karlowsky, J.A., L.J. Kelly, C. Thornberry, M.E. Jones and D.F. Sahm. 2002.Trends in antimicrobial resistance among urinary tract infection isolates ofEscherichia coli from female out-patients in the United States. AntimicrobAgents Chemother, 1 (1) : 1-4.

Kato, J., H. Suzuki, H. Ikeda. 1992. "Purification and characterization of DNAtopoisomerase IV in Escherichia coli". Journal of Biological Chemistry, 267(36) : 25676–84.

Kim, H.B., M. Wang, C.H. Park, E.C. Kim, GA. Jacoby, and D.C. Hooper. 2009.oqxAB Encoding a Multidrug Efflux Pump in Human Clinical Isolates ofEnterobacteriaceae. Antimicronbial Agents and Chemotherapy, Aug ; 53(8) : 3582 – 4.

King, D.E., R. Malone,R., S.H. Lilley. 2000. New classification and update on thequinolone antibiotics. University School of Medicine, Greenville, NorthCarolina. Am Fam Physician, 61 (9) : 2741 – 8.

Kocsis, B. 2012. Plasmid-mediated fluoroquinolone resistance inEnterobacteriaceae. Translational Biomedicine Doctorate School,Department of Pathology and Diagnostics, University of Verona, p 7 – 9.

Kohanski, M.A., D.J. Dwyer, J.J. Collins. 2010. Mechanism of action quinolones.Nature Reviews Microbiology, (8) : 423 – 35.

Liu BT, Liao XP, Yang SS, Wang XM, Li LL, Sun J, Yang YR, Fang LX, Li L,Zhao DH and Liu YH. 2012. Detection of mutations in the gyrA and parCgenes in Escherichia coli isolates carrying plasmid-mediated quinoloneresistance genes from diseased food-producing animals. Journal of MedicalMicrobiology, 61:1591–9.

Liu, B.-T., Wang, X.-M., Liao, X.-P., Sun, J., Zhu, H.-Q., Chen, X.-Y. & Liu, Y.-H. 2011. Plasmid-mediated quinolone resistance determinants oqxAB and

Page 82: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

81

aac(69)-Ib-cr and extended-spectrum b-lactamase gene blaCTX-M-24 co-located on the same plasmid in one Escherichia coli strain from China. JAntimicrob Chemother, 66 : 1638–9.

Lo,Y.M.D. and C.K.C. Allen. 2006. Introduction to the polymerase chainreaction in clinical application of PCR. Ed : Y.M. Dennis Lo, RossaW.K.Chiu, K.C. Allen Chan, Humana Press Inc, New Jersey, p 6.

Lodish, H., A. Berk and S.L. Zipursky. 2000. Section 12.3 : The Role oftopoisomerases in DNA replication in : molecular cell biology, 4th edition,W. H. Freeman, New York.

Madappa, T. and C.H.U Go. 2016. Escherichia coli infections. Medscape : Drugsand Diseases, WebMD Health Professional Network, WebMD LLC, NewYork. http://emedicine.medscape.com

Mayo Clinic, 2015. Diseases and Conditions Urinary Tract Infectoius. MayoClinic. http://www.mayoclinic.org

McDowall, J. 2006. DNA Topoisomerase. Interpro. http://www.ebi.ac.uk/interpro/

MedlinePlus. 2015. Urinary tract infection - adults, http://medlineplus.gov

Mizuuchi, K., L.M. Fisher, M.H. O’Dea and M Gellert. 1980. DNA gyrase actioninvolves the introduction of transient double-strand breaks into DNA. Proc.Natl Acad Sci, 77 : 1847–51.

Nassar, M. 2010. Easy Microbiology programme : antibiotics course 1-quinolone. Arabian Pharmacyst Development Programme, ScientificDepartement, University of Kairo.http://www.slideshare.net/mohamednassar1

National Institute of Health – National Institute Diabetes and Digestive andKidney Diseases. 2014. UTI in Adults. http://www.niddk.nih.gov

Nick, 2007. The Basic : How Alkalyne Lysis Work. http://bitesizebio.com/articleThe basic : how alkalyne Lysis Work. Diakses tanggal 26 Desember 2016.

Nordmann, P and L. Poirel. 2005. Emergence of plasmid-mediated resistance toquinolones in Enterobacteriaceae. J Antimicrob Chemother, (56) : 463-9.

Oram, M. and L.M. Fisher. 1991. 4-Quinolone resistance mutations in the DNAgyrase of Escherichia coli clinical isolates identified by using thepolymerase chain reaction. Antimicrob Agents Chemother, 35 : 387–389.

PCR Virtual Lab. 2012. http://learn.genetics.utah.edu

Page 83: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

82

Peebles, C.L., N.P. Higgins, K.N. Kreuzer, A. Morrison, P.O. Brown, A.Sugino,and N.R. Cozzarelli. 1979. Structure and activities of Escherichia coli DNAgyrase, Cold Spring Harb, Symp Quant Biol, 43 (1) : 41-52.

Pereira, A.S., S.S. Andrade, J. Monteiro., H.S. Sader., A.C.C. Pignatari., A.C.Gales. 2007. Evaluation of the Susceptibility Profiles, Genetic Similarityand Presence of qnr Gene in Escherichia coli Resistant to CiprofloxacinIsolated in Brazilian Hospitals. The Brazilian Journal of InfectiousDiseases, 11(1) : 40-43.

Peterson, U and T. Schemke. Quinolone structures and characteristics. 1998. In :J. Kuhlmann, A. Dalhof and H.J. Zeiler (eds) : Quinolone Antibacterials.Springer-Verlag, Berlin, 63 : 118.

Pierce, B.A. 2002. Genetics : A Conceptual Approach. W.H. Freeman, Texas, p260.

Pomeri, A.P. 2011. Quinolone antibiotics. Flipper e Nuvola, Turin University.http://flipper.diff.org

Prabowo, F.I., I. Habib. 2012. Identifikasi pola kepekaan dan jenis bakteri padapasien infeksi saluran kemih di rumah sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta. Mutiara Medika, 12(2) ; Mei : 93-101.

Principle of the PCR. 1999. http://users.ugent.be. (Last up date 9 Desember 2012).

Promega, 2014. Technical Manual : Wizard Genomic DNA Purification Kit.Promega Corporation, USA : 1-18. Diakses dari : www.promega.com

Real-time PCR (qPCR). 2013. http://www.labbiomol.blogspot.com

Robicsek, A., J. Strahilevitz, G.A. Jacoby, M. Macielag, D. Abbanat, C.H.Park,K. Bush, and D.C. Hooper. 2006. Fluoroquinolone-modifying enzyme : anew adaptation of a common aminoglycoside acetyltransferase. Nat Med(12) : 83–8.

Saíz-Urraa, L., M.A. Cabreraa, M. Froeyen. 2011. Exploring the conformationalchanges of the ATP binding site of gyrase B from Escherichia colicomplexed with different established inhibitors by using moleculardynamics simulation: Protein–ligand interactions in the light of thealanine scanning and free energy decomposition methods. J MolGraphics Modell, 29 (5) : 726-39.

Sambrook, J., E.F. Fritsch and T. Maniatis. Molecular Cloning, a LaboratoryManual. Cold Spring Harbor Laboratory, New York, 1989 : 81 – 8113.

Samirah, Darwati, Windarwati, Hardjoeno. 2006. Pola dan Sensitivitas Kuman DiPenderita Infeksi Saluran Kemih. Indonesian Journal of Clinical Pathologyand Medical Laboratory, 12(3); Juli : 110-113.

Page 84: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

83

Saputri, W. 2015. Profil plasmid dan pola resistensi kuman Escherichia coli padapenderita ISK di RSUDAM Provinsi Lampung. Tesis. FMIPA Unila.

Setiabudi, R. 2007. Golongan kuinolon dan fluorokuinolon. Dalam : Farmakologidan Terapi. Edisi 7. Gaya Baru, Jakarta : 718-9.

Setiabudi, R. 2007. Pengantar antimikroba. Dalam : Farmakologi dan terapi.Edisi 7. Gaya Baru, Jakarta : 596.

Snustad, D.P., M.J. Simmons. 2003. Principles of genetics. 3rd ed. John Wiley andSons Inc, New York : 504.

Sulistyaningsih, E. 2007. Polymerase Chain Reaction : era baru diagnosis danmanajemen penyakit infeksi. Biomedis, 1(1) : 17.

Syafada dan Fenti. 2013. Pola kuman dan sensitivitas antimikroba pada infeksisaluran kemih. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 10(1) ; Mei : 9-13.

Tingey, A.P. and A. Maxwell. 1996. Probing the role of the ATP-operated clampin the strand-passage reaction of DNA gyrase. Nucleic Acids Research, 24(24) : 4868 – 73.

TOKU-E. 2010. Ciprofloxacin – product data sheet versi 2.0. http://www.toku-e.com

Wang, C.H., C.C. Fang, N.C. Chen, S.S. Liu, P.H. Yu, T.Y. Wu, W.T. Chen,C.C. Lee, S.C. Chen. 2012. Cranberry-containing products for preventionof urinary tract infections in susceptible populations. Archives of InternalMedicine, 172 (13) : 988-96.

Wicaksono, B.N. 2015. Mesin PCR, dalam : Instrumentasi laboratorium klinik,Editor Richard Mengko, Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro danInformasi, ITB, Bandung,.

Wigley, D.B., G.J. Davies, E.J. Dodson, A. Maxwell, G. Dodson. 1991. Crystalstructure of an N-terminal fragment of the DNA gyrase B protein. Nature,351 : 624–9.

Word Health Organization Region Office for South-East Asia. 2011.Establishmen of PCR laboratory in developing countries. India : WorldHealth Organization.

Xiao, Y., H. Chang, A. Jia, J. Hu. 2008. Trace analysis of quinolone andfluoroquinolone antibiotics from wastewaters by liquid chromatography–electrospray tandem mass spectrometry. Journal of Chromatography A,1214 : 100–8.

Yoshida, H., M. Bogaki, M. Nakamura, S. Nakamura. 1990. Quinoloneresistance-determining region in the DNA gyrase gyrA gene of Escherichiacoli. Antimicrob. Agents Chemother, (34) : 1271 – 2.

Page 85: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN RESISTENSI …digilib.unila.ac.id/25479/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Isolasi DNA plasmid dan kromosom dilakukan terhadap 18 isolat tadi ...

84

Yuan, J., X. Xu, Q. Guo, X. Zhao, X. Ye, Y. Guo and M. Wang. 2012. Prevalenceof the oqxAB gene complex in Klebsiella pneumonia and Escherichia coliclinical isolates. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 67: 1655 – 9.

Zayed, A.A.F., T.M. Essam, A.G.M. Hashem and O.S.M. El-Tayeb. 2015.‘Supermutators’ found amongst highly levofloxacin-resistant E. coli isolates: a rapid protocol for the detection of mutation sites. Emerging Microbesand Infections, 4 (4) : 1751 – 2222.

Zayed, A.A.F. 2015. R237H, a Novel mutation outside the QRDR of GyrA isassociated with high resistance to Levofloxacin (Research highlight).http://www.ahmed-zayed.com