Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda...

129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT(AQ) SISWA (Penelitian Dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012) Skripsi Oleh : ISNA NUR LAILATUL FAUZIYAH K 1308022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

Transcript of Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda...

Page 1: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM MEMECAHKAN

MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU

DARI ADVERSITY QUOTIENT(AQ) SISWA

(Penelitian Dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)

Skripsi

Oleh :

ISNA NUR LAILATUL FAUZIYAH

K 1308022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 2: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Isna Nur Lailatul Fauziyah

NIM : K1308022

Jurusan/Program Studi : P.MIPA/Pendidikan Matematika

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA

KELAS X DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI

BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI ADVERSITY

QUOTIENT(AQ) SISWA -benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Isna Nur Lailatul Fauziyah

Page 3: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM MEMECAHKAN

MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU

DARI ADVERSITY QUOTIENT(AQ) SISWA

(Penelitian Dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh :

ISNA NUR LAILATUL FAUZIYAH

K 1308022

Skripsi

diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

Page 4: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

Isna Nur Lailatul Fauziyah. K1308022. CREATIVE THINKING PROCESS X CLASS STUDENTS IN SOLVING THE PROBLEM GEOMETRY BASED ON WALLAS STAGES REVIEWED BY STUDENT ADVERSITY QUOTIENT (AQ) (Research conducted at the High School 1 Surakarta Batik in the Academic Year of 2011/2012). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, Desember 2012.

The purpose of this study is to investigate the process of creative thinking in X class in solving geometry problems based on Wallas stages reviewed by Adversity Quotient (AQ). This study used a qualitative descriptive method. Subjects were determined through purposive sampling which is based on several criteria, namely: (1) in the category of adversity quotient to be analyzed (climber, camper, quitter) and (2) have good communication skills (based on information from the teacher). Finally, subjects were taken for this research is 1 person for each category of AQ. The techniques of collection the data was done by doing task-based interview. The task in this research is Test of Problem Solving. The data analysis techniques include three activities there are classification, data presentation and conclusion. Data validation was done by time triangulation and perseverance.

Based on the results of data analysis, it can be concluded that: (1) Stages of creative thinking process in solving geometry problems are: (a) In the

preparation stage, climber understood the given problem in a relatively short time, student was able to convey the information with its own language, (b) In the incubation stage, climber was doing reflection activity, (c) In the illumination stage, student is able to specify the idea, (d) In the verification stage, climber were trying to determine the size by trial and error, the student is able to determine the size fluently, student give up eventhough student did some mistakes in defining the size; (2) Stages of camper creative thinking process in solving geometry problems are: (a) In the preparation stage, student was able to understand the problem well with a relatively short time, student was able to convey the information by its own language, (b) In the incubation stage, camper was doing reflection activities, student was thinking of similar problems are encountered in daily lives, (c) In the illumination stage, student was able to specify an idea and trying to imagine a real problem, (d) In the verification stage, student was trying to determine the size by trial and error in a way student chose one side-size and then determine the other size, student was able to determine the size fluently; (3) Stages of quitter creative thinking process in solving geometry problems are: (a) In the preparation stage, quitter was able to understand the given problem, but student relatively needs more time than students camper and climber, when student passed the information from the problem, quitter still speaks with a language problem, (b) In the incubation stage, quitter was doing

Page 7: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

reflection activities, but in hindsight was not too mean, (c) In the Illumination stage, quitter decide the ideas will be realized from prior knowledge, there are no new ideas, (d) In the verification stage, student was able to determine the size by finding the factors of a given volume, the scheme used during the test of problem solving , student was able to determine the size fluently.

Keywords: creative thinking processes, stages of Wallas, adversity quotient, geometry.

Page 8: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRAK

Isna Nur Lailatul Fauziyah. K1308022. PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TAHAPAN WALLAS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) SISWA (Penelitian dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa kelas X dalam memecahkan masalah Geometri berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari Adversity Quotient(AQ) siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling dan didasarkan pada beberapa kriteria, yakni : (1) berada pada kategori adversity quotient yang akan diteliti (climber, camper, quitter) dan (2) memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (berdasarkan informasi dari guru). Akhirnya subjek yang diambil untuk penelitian ini adalah 1 orang untuk setiap kategori AQ. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Tugas dalam penelitian ini adalah Tes Pemecahan Masalah. Teknik analisis data meliputi tiga kegiatan yakni penggolongan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu dan ketekunan pengamatan.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa : (1) Tahapan proses berpikir kreatif siswa climber dalam memecahkan masalah geometri adalah : (a) Pada tahap persiapan, siswa climber tersebut memahami masalah yang diberikan dalam waktu yang relatif singkat, siswa mampu menyampaikan informasi yang diperoleh dengan bahasa sendiri, (b) Pada tahap inkubasi, siswa climber melakukan aktivitas merenung, (c) Pada tahap iluminasi, siswa mampu menetapkan ide, (d) Pada tahap verifikasi, siswa climber mencoba menentukan ukuran bangun dengan cara trial and error, siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih, siswa tidak berputus asa ketika salah menentukan ukuran; (2) Tahapan proses berpikir kreatif siswa camper dalam memecahkan masalah geometri adalah : (a) Pada tahap persiapan, siswa camper mampu memahami masalah dengan cukup baik dan dengan waktu yang relatif singkat, siswa mampu menyampaikan informasi yang diterima dengan bahasa sendiri, (b) Pada tahap inkubasi, siswa camper melakukan aktivitas merenung siswa memikirkan masalah yang serupa yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari, (c) Pada tahap iluminasi, siswa camper mampu memunculkan idenya dan menetapkan ide, dari masalah yang diberikan, siswa mencoba memberikan ide dengan membayangkan masalah secara nyata, (d) Pada tahap verifikasi, siswa camper mencoba menentukan ukuran bangun dengan cara trial and error dengan cara siswa menentukan satu ukuran terlebih dahulu, kemudian menentukan ukuran sisi lain yang memenuhi, siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih; (3) Tahapan proses berpikir kreatif siswa quitter dalam

Page 9: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

memecahkan masalah geometri adalah : (a) Pada tahap persiapan, siswa quitter mampu memahami masalah yang diberikan, namun dalam memahami masalah siswa membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak dibandingkan siswa camper dan climber, pada saat siswa menyampaikan informasi dari masalah yang disajikan, siswa quitter masih menyampaikannya dengan bahasa soal, (b) Pada tahap inkubasi, siswa quitter melakukan aktivitas merenung, namun dalam perenungannya tidak terlalu berarti, (c) Pada tahap iluminasi, siswa quitter memutuskan ide yang akan direalisasikan berasal dari pengetahuan sebelumnya, tidak ada ide baru, (d) Pada tahap verifikasi, siswa quitter mampu menentukan ukuran bangun ruang yang dibuat dengan cara mencari faktor dari volume yang diberikan, skema tersebut digunakan pada saat mengerjakan Tes Pemecahan Masalah, siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih.

Kata kunci : proses berpikir kreatif, tahapan wallas, adversity quotient, geometri.

Page 10: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

MOTTO:

"

."

(Surah At-Taubah ayat 129)

#keep in faith and do it sincerely #

Page 11: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

PERSEMBAHAN

Allah SWT tujuan dan alasan hidup ku

Rasulullah Muhammad SAW yang kuharapkan memberi

syafaat untukku kelak

Papa dan Mama yang selalu kuharapkan restunya

Mas Eka terima kasih telah menjaga dan melindungiku

Mbak Nik, terima kasih atas kasih sayangmu.

Alm nenek ku Siti Maryugi yang mendorong dan

mengharapkan aku untuk menjadi seorang guru

Orang-orang yang telah mencintaiku dengan tulus dan

yang membenciku.

Teman-teman P.Matematika (especially to Intan, Dewi,

Thea, Wijaya)

Page 12: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas X dalam

Memecahkan Soal Geometri Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau dari Adversity

Quotient (AQ) Siswa

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu, yakni :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan FKIP UNS yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D, Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

3. Dr. Budi Usodo, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus

Pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan banyak waktu, bimbingan,

saran, dukungan dan kemudahan kepada penulis.

4. Henni Ekana Ch., S.Si, M.Pd., Pembimbing II yang telah dengan sabar

memberikan banyak waktu, pengalaman, bimbingan, saran, dukungan kepada

penulis.

5. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak

memberikan ilmu, bimbingan, dan dukungannya dan kemudahan bagi penulis.

6. Drs. Literzet Sobri,M.Pd, Kepala SMA Batik 1 Surakarta yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Page 13: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

7. Ibu Nur Afifah S.,S.Pd Guru matematika SMA Batik 1 Surakarta yang telah

memberikan banyak bantuan dan kemudahan kepada penulis selama penulis

melakukan penelitian.

8. Seluruh siswa kelas X.5 SMA Batik 1 Surakarta, terimakasih banyak atas

kerjasama selama penelitian.

9. Dewi, Intan, Thea, Yayah, Miftah, Wijaya, Doni yang telah membantu, berbagi

ilmu dan memberikan semangat kepada penulis selama ini.

10. Papa, mama dan mas Eka

kepada penulis.

11. 8 kakak tingkat dan adik tingkat

atas segala dukungan serta suka duka selama kuliah.

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan bantuan, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis, pembaca, dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu

pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

Isna Nur Lailatul Fauziyah

NIM. K1308022

Page 14: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN..................................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN......................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................................. x

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................... xi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ........ xviii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ........ xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Pertanyaan Penelitian................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6

D. Batasan Istilah..... ..................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 8

Page 15: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

1. Pengertian Matematika................................................................................. 8

2. Pemecahan Masalah............................................................................. 9

a. Pengertian Masalah.......................................................................... 9

b. Pemecahan Masalah......................................................................... 9

3. Berpikir................................................................................................. 10

a. Pengertian Berpikir............. ....... 10

b. Pengertian Berpikir Kreatif............................................................. 13

c. Tahap Proses Berpikir Kreatif Wallas............................................. 15

d. Aktivitas Mental yang Membantu Kreativitas................................. 16

4. Adversity Quotient (AQ)........................................................................ 16

5. Bangun Ruang........................................................................................ 19

B. Penelitian yang Relevan................................................................................. 23

C. Kerangka Konseptual................................................................................. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 28

1. Tempat Penelitian................................................................................ 28

2. Waktu Penelitian.................................................................................. 28

B. Bentuk dan Strategi Penelitian................................................................. 29

C. Sumber Data............................................................................................. 29

D. Subjek Penelitian....................................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 32

1. 32

2. Metode Tes........................................................................................... 32

3. Metode Wawancara.............................................................................. 32

Page 16: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

F. Instrumen Penelitian................................................................................. 33

1. Instrumen Bantu Penelitian(Instrumen Tes).......................................... 34

2. Instrumen Bantu Penelitian(Instrumen Wawancara)............................. 35

3. Angket Adversity Quotient.................................................................... 36

G. Validitas Data............................................................................................ 40

H. Teknik Analisis Data................................................................................. 41

I. Prosedur Penelitian.................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 44

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian...................................................... 44

B. Hasil Penelitian.................................................................................... 45

1. Paparan dan Analisis Data..................................................................... 48

a. Analisis Data Subjek Kategori Climber............................................. 48

b. Analisis Data Subjek Kategori Camper............................................. 65

c. Analisis Data Subjek Kategori Quitter.............................................. 80

2. Tabel Ringkasan Proses Berpikir Kreatif Siswa.................................... 95

C. Pembahasan.............................................................................................. 99

1. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Climber............................................ 98

2. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Camper............................................ 100

3. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Quitter............................................. 101

4. Perbandingan Setiap Tahapan Ketiga Siswa................................................ 103

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................................... 105

A. Simpulan .................................................................................................. 105

B. Implikasi.................................................................................................... 106

1. Implikasi Teoritis................................................................................ 106

Page 17: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

2. Implikasi Praktis.................................................................................... 107

C. Saran ......................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 109

LAMPIRAN ................................................................................................................... 111

Page 18: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Indikator Tahapan Proses Berpikir Kreatif Oleh Wallas................................................................................................

15

Tabel 2.2. Kerangka Kerja Siswa Dalam Melakukan Tahapan Proses Berpikir

Kreatif.................................................

26

Tabel 3.1. Hasil Analisis Butir Angket Adversity Quotient (AQ)........................ 39

Tabel 4.1 Tahap Persiapan Proses Berpikir Kreatif Siswa ................................. 96

Tabel 4.2. Tahap Inkubasi Proses Berpikir Kreatif Siswa ................................... 96

Tabel 4.3. Tahap Iluminasi Proses Berpikir Kreatif Siswa .................................. 97

Tabel 4.4. Tahap Verifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa 98

Page 19: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Sebaran Data Adversity Quotient Siswa Kelas X-5 SMA Batik 1

Surakarta...................................................................................................

31

Gambar 3.2 : Skema Prosedur Penelitian................................................................ 43

Page 20: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket Adversity Quotient................................................. 112

Lampiran 2 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah 1................................................. 113

Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah 2................................................. 117

Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Adversity Quotient..................................... 121

Lampiran 5.a Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah...................................... 136

Lampiran 5.b Lembar Validasi Kesetaraan Tes Pemecahan Masalah................... 142

145

Lampiran 7.a Angket AQ (uji coba)...................................................................... 151

Lampiran 7.b Angket AQ...................................................................................... 156

Lampiran 8.a Soal Tes Pemecahan Masalah 1....................................................... 160

Lampiran 8.a Soal Tes Pemecahan Masalah 2....................................................... 161

.. 162

Lampiran 9 Skor uji coba Angket AQ................................................................... 164

Lampiran 10.a Tabel Indeks Konsistensi Internal Butir Angket.......................... 168

Lampiran 10.b Analisis Reliabilitas Butir Angket AQ.......................................... 170

Lampiran 11 Skor AQ Siswa Kelas X-5 SMA Batik 1 Surakarta......................... 171

Lampiran 12.a Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah I siswa Quitter............... 172

Lampiran 12.b Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah II siswa Quitter.............. 174

Lampiran 13.a Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah I siswa Camper............. 176

Lampiran 13.b Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah II siswa Camper............ 179

Page 21: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxi

Lampiran 14.a Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah I siswa Climber.............. 181

Lampiran 14.b Lembar Jawab Tes Pemecahan Masalah II siswa Climber............ 184

Lampiran 15. Catatan Pengamatan Aktivitas Siswa pada Tahap Inkubasi............ 186

Lampiran 16.a Kutipan Wawancara TPM I Siswa Quitter.................................... 187

Lampiran 16.b Kutipan Wawancara TPM II Siswa Quitter.................................. 196

Lampiran 17.a Kutipan Wawancara TPM I Siswa Camper.................................. 200

Lampiran 17.b Kutipan Wawancara TPM II Siswa Camper................................ 207

Lampiran 18.a Kutipan Wawancara TPM I Siswa Climber.................................. 215

Lampiran 18.b Kutipan Wawancara TPM II Siswa Climber................................ 220

Lampiran 19 Surat Permohonan Menyusun Skripsi............................................... 223

Lampiran 20 Surat Keputusan Dekan FKIP........................................................... 224

Lampiran 21 Surat Ijin ke Instansi Tempat Penelitian.......................................... 225

Lampiran 22 Surat Keterangan dari Tempat Penelitian......................................... 226

Page 22: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini para ahli dan pemerhati pendidikan secara intensif

mencurahkan perhatiannya dalam upaya mengembangkan konsep keberbakatan,

yang diyakini terbentuk dari tiga komponen, yaitu: keunggulan intelektual,

keterikatan pada tugas (motivasi), dan kreativitas. Upaya pengembangan konsep

tersebut telah mewarnai arah perbaikan dan kebijakan pendidikan Nasional.

Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin

ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu

bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal

tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk

matematika.

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata

pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata

pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun

bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di

kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan

matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah dikembangkan.

Padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Kreativitas sering kali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang

didasarkan pada bakat alam, di mana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa

menjadi kreatif. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, walaupun memang dalam

Page 23: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kenyataannya terlihat bahwa orang-orang tertentu memiliki kemampuan untuk

menciptakan ide-ide baru dengan cepat dan beragam. Namun demikian,

sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang.

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan gagasan baru

dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide baru

pun sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu

diketahui terlebih dahulu mengenai berpikir dan berpikir kreatif.

Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan

menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan,

yang kemudian menjadi masalah adalah bahwa hal-hal yang akan dihubungkan

tersebut belum tentu ada atau hadir di benak kita. Oleh karena itu berpikir

melibatkan kemampuan untuk membayangkan atau menyajikan objek-objek yang

tidak ada secara fisik atau kejadian-kejadian yang tidak sedang berlangsung.

Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir di mana seseorang mencoba

menemukan hubungan-hubungan baru untuk memperoleh jawaban baru terhadap

masalah. Dalam berpikir kreatif, seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih

dari satu jawaban terhadap suatu persoalan dan untuk itu maka diperlukan

imajinasi. Adapun berpikir analitis adalah berpikir yang sebaliknya menggunakan

suatu pendekatan logis menuju ke jawaban tunggal.

Sebenarnya dalam menghadapi masalah kita membutuhkan kedua jenis

berpikir tersebut, yaitu berpikir logis-analitis dan berpikir kreatif. Berpikir logis-

analitis sering disebut dengan berpikir konvergen, karena cara berpikir ini

cenderung menyempit dan menuju ke jawaban tunggal. Sementara itu berpikir

kreatif sering disebut sebagai berpikir divergen, karena di sini pikiran didorong

untuk menyebar jauh dan meluas dalam mencari ide-ide baru.

Proses berpikir kreatif merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan

bagaimana kreativitas terjadi. Dalam berpikir kreatif proses yang terjadi ternyata

melalui beberapa tahapan tertentu. Proses berpikir kreatif dapat dilihat dari

perspektif Teori Wallas. Wallas dalam bukun The Art of Thought (New

World Enclycopedia, Graham _Wallas.htm) menyatakan bahwa proses kreatif

meliputi 4 tahap yaitu, Preparasi (mengumpulkan informasi yang relevan),

Page 24: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Inkubasi (istirahat sebentar untuk mengendapkan masalah dan informasi yang

diperoleh), Iluminasi (mendapat ilham), Verifikasi (menguji dan menilai gagasan

yang diperoleh).

Pada tahap pertama seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan

masalah dengan cara mengumpulkan data yang relevan, dan mencari pendekatan

untuk menyelesaikannya. Pada tahap kedua, seseorang seakan-akan melepaskan

diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses

timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi

baru dari daerah pra sadar. Pada tahap ketiga, seseorang mendapatkan sebuah

pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang

mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. Pada tahap

terakhir adalah tahap seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah

tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Pada

tahap verifikasi ini seseorang setelah melakukan berpikir kreatif maka harus

diikuti dengan berpikir kritis.

Matematika sangat berkaitan erat dengan masalah. Sebagian besar ahli

Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang

harus dijawab atau direspon, tetapi mereka juga menyatakan bahwa tidak semua

pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Cooney et.all. (1975:245)

menyatakan bahwa : estion to be a problem, it must present a

challenge that can not be resolved by some routin procedure known to the

student.

pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat

dipecahkan dengan suatu prosedur rutin (routin procedure) yang sudah diketahui

si pemecah masalah. Dengan demikian termuatnya tantangan serta belum

diketahuinya prosedur rutin pada suatu pertanyaan yang diberikan kepada siswa

akan menentukan terkategorikan tidaknya suatu pertanyaan menjadi masalah atau

hanya suatu pertanyaan biasa. Karena dapat terjadi bahwa suatu masalah bagi

seorang siswa akan menjadi pertanyaan bagi siswa lain karena ia sudah

mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, untuk

Page 25: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memecahkan suatu masalah diperlukan waktu relatif lebih lama daripada proses

pemecahan masalah rutin biasa.

Pemecahan masalah diajarkan dan secara eksplisit menjadi tujuan

pembelajaran matematika dan tertuang dalam kurikulum matematika. Hal tersebut

menurut Pehkonen (1997), karena pemecahan masalah memiliki manfaat, yaitu:

(1) mengembangkan keterampilan kognitif secara umum, (2) mendorong

kreativitas, (3) pemecahan masalah merupakan bagian dari proses aplikasi

matematika, dan (4) memotivasi siswa untuk belajar matematika. Berdasar

penjelasan tersebut, maka pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk

mendorong kreativitas sebagai produk berpikir kreatif siswa.

Adversity Quotient(AQ) adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan

(Stoltz, 2000:8-9). Stoltz mengelompokkan orang dalam 3 kategori AQ, yaitu:

quitter(AQ rendah), camper(AQ sedang), dan climber(AQ tinggi). Quitters

merupakan kelompok orang yang kurang memiliki kemauan untuk menerima

tantangan dalam hidupnya. Campers merupakan kelompok orang yang sudah

memiliki kemauan untuk berusaha menghadapi masalah dan tantangan yang ada,

namun mereka berhenti karena merasa sudah tidak mampu lagi. Sedangkan

Climbers merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus bertahan untuk

berjuang menghadapi berbagai macam hal yang akan terus menerjang, baik itu

dapat berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal hal lain yang terus didapat

setiap harinya. Misalnya dalam menghadapi soal matematika yang tidak biasa

dikerjakan, siswa quitter cenderung menghindar tidak mau mencobanya karena

merasa tidak akan mampu menyelesaikannya. Siswa camper akan cenderung

mencoba mengerjakannya tapi ketika tampak rumit maka dia pun

meninggalkannya, sedangkan siswa climber akan berusaha keras untuk

menyelesaikan soal tersebut. Menurut Sudarman (2007:1)) siswa yang

mempunyai AQ tinggi(siswa climber) memiliki motivasi dan prestasi belajar

tinggi.

Inovasi pada pokoknya merupakan tindakan berdasarkan suatu harapan.

Inovasi membutuhkan keyakinan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak ada dapat

menjadi ada. Menurut futuris Joel Barker, kreativitas juga muncul dari

Page 26: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

keputusasaan. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi

kesulitan yang ditimbulkan oleh hal hal yang tidak pasti (Stoltz.2000:94).

Mengingat setiap siswa memiliki kemampuan mengatasi kesulitan yang

berbeda, tentu hal ini memberikan dampak yang berbeda ketika siswa

menyelesaikan masalah matematika. Ada yang hanya mau mengerjakan soal

seperti yang dicontohkan, ada pula yang hanya mau dalam perhitungan saja.

Kebiasaan dalam pembelajaran di SMA Batik 1 Surakarta di mana siswa terbiasa

menyelesaikan masalah yang hanya menuntut mereka untuk berpikir secara

konvergen sehingga mereka tidak terbiasa berhadapan dengan permasalahan yang

menuntut mereka berpikir meluas. Padahal dalam kehidupan, permasalahan hidup

tidak selalu mengerucut pada satu jawaban saja. Diperlukan juga kreativitas

individu individu. Ditambah lagi, pemerintah menuntut pendidikan Indonesia

agar mencetak generasi yang bermental wirausaha seperti yang disampaikan

Menteri Pendidikan Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng dalam sambutannya

memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimana proses berpikir kreatif siswa Sekolah Menengah Atas

dalam memecahkan masalah Geometri berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari

Adversity Quotient-nya.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan penelitian ini adalah

bagaimana proses berpikir kreatif oleh Wallas (tahap persiapan, inkubasi,

iluminasi dan verifikasi) siswa kelas X dalam menyelesaikan masalah materi

Geometri ditinjau dari Adversity Quotient (AQ).

Pertanyaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa climber?

2. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa camper?

3. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa quitter?

Page 27: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa kelas X dalam

memecahkan masalah Geometri berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari

Adversity Quotient(AQ) siswa.

D. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda, maka didefinisikan beberapa istilah

berikut.

1. Berpikir adalah proses mental yang berusaha memecahkan permasalahan,

membuat keputusan dan membuat diri sendiri mengerti.

2. Berpikir kreatif adalah suatu proses mental yang digunakan seseorang untuk

memunculkan suatu ide secara fasih, fleksibel dan baru. Ide dalam pengertian

di sini adalah ide dalam memecahkan masalah matematika.

3. Proses berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah proses berpikir yang

meliputi tahap persiapan (menemukan masalah), inkubasi (melepaskan diri

dari masalah, taking a break), iluminasi (menemukan ide), dan verifikasi

(pembuktian ide) untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang baru(novelty)

secara fasih (fluency) dan fleksibel.

4. Masalah matematika dalam penelitian ini adalah permasalahan yang berkaitan

dengan bangun ruang, di mana siswa dibebaskan untuk memberikan

penyelesaian dari permasalahan yang diberikan.

5. Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman jawaban

yang dibuat siswa dengan benar (minimal siswa memberikan dua jawaban

yang tidak sama dalam memecahkan masalah dengan catatan jawaban yang

diberikan benar).

6. Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa

memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda (minimal

memberikan dua ide penyelesaian yang berbeda dalam memecahkan masalah

dengan catatan ide yang diberikan benar). Berbeda dalam hal ini adalah

konsep matematika yang digunakan tidak sama.

Page 28: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7. Kebaruan (novelty) dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan

siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi

bernilai bena (siswa)

pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam dunia

pendidikan matematika. Manfaat yang diharapkan antara lain :

1. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika Sekolah Menengah

Atas dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

kreativitas siswa.

2. Bagi siswa

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif dalam

memecahkan masalah demi menghadapi tantangan masa depan.

3. Bagi pembaca

Untuk menjadi referensi, bahan pertimbangan, acuan bagi penelitian

sejenis.

4. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman penelitian yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 29: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa,

-bilangan, hubungan antara bilangan

dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

Purwoto (2003: 12-

pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang

Sedangkan Soejadi (2000: 11) mengemukakan bahwa ada beberapa

definisi dari matematika, yaitu sebagai berikut:

a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan. d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. (R. Soedjadi, 2000: 11)

Matematika memiliki daya abstraksi yang begitu tajam terhadap berbagai

permasalahan, sehingga wajar bahwa matematika mampu membantu

perkembangan bidang-bidang ilmu sosial maupun ilmu pengetahuan alam. Tidak

terdpat definisi tunggal tentang matematika yang telah disepakati. Walaupun

demikian, setelah mendalami masing-masing definisi yang berbeda, dapat terlihat

adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian

Page 30: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

matematika secara umum. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang bilangan,

kalkulasi, penalaran, logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk,

aturan-aturan yang ketat, dan pola keteraturan serta tentang struktur yang

terorganisir.

2. Pemecahan Masalah

a. Pengertian Masalah

Masalah yang dalam bahasa Inggris disebut problem adalah kata

yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari

hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang

membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang

harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu

menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang ia

inginkan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah)

Cooney dalam Shadiq (2009:4) menyatakan bahwa:

be a problem, it must present a challenge that can not be resolved by some

routin procedure known to the student

pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan

adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan dengan suatu prosedur

rutin yang sudah diketahui orang yang memecahkan masalah. Ini berarti tidak

semua per

diberikan kepada siswa akan menentukan terkategorikan tidaknya suatu

b. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah secara sederhana adalah proses penerimaan

masalah sebagai tantangan untuk memecahkannya. Cooney dalam

Shadiq(2009) mengemukakan bahwa pemecahan masalah adalah proses

penerimaan masalah dan berusaha menyelesaikannya. Dengan demikian

Page 31: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pemecahan masalah dapat diartikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari

suatu kesulitan, mencapai tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.

Dalam pemecahan masalah bukan hanya menggunakan dan mengaplikasikan

konsep, definisi, teorema-teorema yang telah dipelajari tetapi memerlukan

aspek-aspek lain seperti penalaran, analisis, dan sintesa. Dalam pemecahan

masalah siswa didorong dan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

berinisiatif dan berpikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah dengan

menerapkan pengetahuan yang didapat sebelumnya.

Jadi memecahkan masalah adalah suatu usaha atau kegiatan untuk

mencari penyelesaian masalah dengan bekal ilmu yang telah dipelajari

sebelumnya.

3. Berpikir

a. Pengertian Berpikir

Menurut John W. Santrok (2007: 294)

melibatkan memanipulasi dan transformasi informasi dalam memori yang

ta dapat berpikir secara konkret atau secara

abstrak. Kita juga dapat berpikir tentang masa lampau (apa yang terjadi pada kita

1 bulan yang lalu) dan tentang masa depan (seperti apa hidup kita pada tahun

2020). Kita dapat berpikir agar dapat membuat pertimbangan, berintrospeksi,

mengevaluasi ide ide, menyelesaikan persoalan, dan mengambil keputusan.

Othman (Sabar Thinking is any mental activity that helps formulate or solve a problem, make a decision, or fulfill

Cotton (dalam jurnal Sabar Nurohman, 2008) m Thinking Skills The

processes. These skills consist of knowledge, and cognitive and metacognitive

Berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan

antara pengetahuan-pengetahuan kita. Hubungan-hubungan itu adalah :

1) Hubungan sebab akibat

2) Hubungan tempat

3) Hubungan perbandingan

Page 32: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4) Hubungan waktu

Proses-proses yang dilalui dalam berpikir antara lain :

1) Pembentukan pengertian, artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang

ciri-ciri tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis pada masalah itu. Yang

harus diingat dalam pembentukan pengertian adalah pengertian itu mempunyai

isi yang tepat, kalau perlu pembentukan pengertian itu harus dibantu dengan

hal-hal yang nyata. Pengertian itu sendiri adalah suatu alat pembantu berpikir

untuk mendapatkan pandangan yang konkret dari kenyataan-kenyataan.

Pembentukan pendapat: artinya pikiran kita menggabungkan atau menceraikan

beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas dari masalah itu. Ada dua

macam pendapat:

a) Pendapat yang positif ialah pendapat yang menggabungkan. Misalnya anak

laki-laki, anak pak Mamat yang pincang yang sekarang kelas V SD, yang

nakal sekali adalah Nino.

b) Pendapat yang negatif ialah pendapat yang menceraikan. Misalnya Nino

yang anak pak Mamat yang pincang sekarang duduk di kelas V SD adalah

anak nakal sekali.

2) Pembentukan keputusan: artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-

pendapat tersebut. Menurut terjadinya, ada 3 macam keputusan, yaitu :

a) Keputusan dari pengalaman-pengalaman

b) Keputusan dari tanggapan-tanggapan

c) Keputusan dari pengertian-pengertian

3) Pembentukan kesimpulan: artinya pikiran kita menarik keputusan dari

keputusan-keputusan yang lain. Menurut terjadinya ada 3 macam kesimpulan,

yaitu :

a) Kesimpulan Induksi adalah kesimpulan yang ditarik dari keputusan-

keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum. Misalnya besi

kalau dipanaskan memuai, loyang kalau dipanaskan memuai, tembaga

kalau dipanaskan memuai. Kesimpulannya: Semua logam kalau

dipanaskan memuai.

Page 33: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b) Kesimpulan Deduksi ialah kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang

umum untuk mendapatkan keputusan yang khusus. Misalnya semua

manusia pasti mati, Karrta manusia, Kartta mesti mati.

c) Kesimpulan Analogi ialah kesimpulan yang sama. Sebab analogi dari kata

an (=tidak) dan a (=tidak) dan logi (=benar). Jadi analogi berarti benar,

atau sama. Artinya kesimpulan analogi adalah kesimpulan yang ditarik

dengan jalan membandingkan situasi yang satu dengan situasi yang lain,

yang telah kita kenal. Tetapi karena biasanya pengenalan kita kepada

situasi pembanding ini kurang teliti, maka kesimpulan analogi ini biasanya

juga kurang benar.

(Agus Sujanto, 2001: 56)

b. Pengertian Berpikir Kreatif

Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, suka bermain-main serta intuitif. Dalam masyarakat kita, kita cenderung memandang orang-orang tertentu seperti seniman, ilmuwan, atau penemu, sebagai orang-orang misterius hanya karena mereka itu kreatif. Walaupun demikian, kita semua mempunyai kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang diperlukan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil risiko dan dorongan untuk membuat segalanya berhasil.

(Edmund Bachman, 2005)

Pehkonen (Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengemukakan bahwa

suatu kombinasi dari berpikir logis dan

Menurut Amb

untuk menyelesaikan permasalahan, membuat penyelesaian, mengungkapkan ide

baru dan penyelesaian yang komunikatif.

Maite Garaigordobil dan Laura Berrueco (2011) melakukan suatu

penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh program bermain terhadap

kekreatifan anak. Program tersebut mencakup 75 menit waktu bermain anak

dalam seminggu waktu sekolah anak. Dalam penelitiannya Maite Garaigordobi

dan Laura Berrueco menggunakan dua instrumen yaitu The Torrance Test Of

Page 34: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Creatifity (TTTC) dan Behaviours and Traits of Creative Personality Scale. Hasil

penelitian menunjukan bahwa program tersebut secara signifikan meningkatkan

kreatifitas anak.

erpikir kreatif

adalah merupakan suatu proses mental yang digunakan seseorang untuk

dalam pe

Silver (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) menjelaskan bahwa

Untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan

tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas adalah kefasihan (fluency),

fleksibilitas dan kebaruan (novelty).

Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon

sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan

ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam

merespon perintah. Dalam masing-masing komponen, apabila respon perintah

disyaratkan harus sesuai, tepat atau berguna dengan perintah yang diinginkan,

maka indikator kelayakan, kegunaan atau bernilai berpikir kreatif sudah dipenuhi.

Sedangkan keaslian dapat ditunjukkan atau merupakan bagian dari kebaruan.

Jadi indikator atau komponen berpikir itu dapat meliputi kefasihan, fleksibilitas

dan kebaruan.

Balka (dalam Tatag Yuli Eko Siswono, 2006) mengungkapkan gagasan

lain mengenai aspek berpikir kreatif efasihan mengacu pada banyaknya

masalah yang diajukan, fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori-kategori

berbeda dari masalah yang dibuat dan keaslian melihat bagaimana keluarbiasaan

(berbeda dari kebiasaan) sebuah respon da

Dengan demikian kegiatan pengajuan dan pemecahan masalah yang meninjau

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dapat digunakan sebagai sarana untuk

menilai kreativitas sebagai produk berpikir kreatif individu .

Dalam kajian ini ketiga komponen itu diartikan sebagai:

1) Kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman

(bermacam-macam) jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar, sedang

Page 35: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dalam pengajuan masalah mengacu pada banyaknya atau keberagaman

masalah yang diajukan siswa sekaligus penyelesaiannya dengan benar. Dua

jawaban yang beragam belum tentu berbeda. Beberapa jawaban masalah

dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila jawaban-jawaban itu tidak sama

satu dengan yang lain, tetapi tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan

tertentu. Misalkan jawaban suatu masalah didasarkan pada bentuk aljabar 2y.

Bila siswa semula menjawab 2 (karena y = 1), kemudian 4 (karena y = 2),

berikutnya 6 (karena y = 3), maka jawaban siswa ini beragam tetapi tidak

berbeda. Bila siswa semula menjawab 2 (karena y = 1), kemudian 5 (karena y

= 2,5), berikutnya 1 (karena y = ½ ), maka jawaban siswa ini beragam

sekaligus berbeda. Jawaban tersebut beragam karena jawaban satu dengan

yang lain tidak sama, sedang jawaban itu berbeda karena pilihan nilai-nilai y

tidak didasarkan pada urutan atau pola tertentu. Dalam pengajuan masalah,

suatu masalah merupakan ragam dari masalah sebelumnya bila masalah itu

hanya mengubah nama subjek tetapi isi atau konsep atau konteks yang

digunakan sama. Dua masalah yang diajukan berbeda bila konsep matematika

atau konteks yang digunakan berbeda.

2) Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa

memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Sedang fleksibilitas

dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan

masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda.

3) Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa

menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi

bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu

(siswa) pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa

mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan

sebelumnya.

Peneliti menyimpulkan proses berpikir kreatif adalah proses berpikir

yang meliputi tahap persiapan (menemukan masalah), inkubasi (melepaskan diri

dari masalah, taking a break), iluminasi (menemukan ide), dan verifikasi

Page 36: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(pembuktian ide) untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang baru(novelty) secara

fasih (fluency) dan fleksibel.

c. Tahap Proses Berpikir Kreatif Wallas

Proses berpikir kreatif merupakan suatu proses yang mengkombinasikan

berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen digunakan untuk mencari

ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis digunakan untuk

memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif. Untuk

mengetahui proses berpikir kreatif siswa, pedoman yang digunakan adalah proses

kreatif yang dikembangkan oleh Wallas (Munandar,2002:59) karena merupakan

salah satu teori yang paling umum dipakai untuk mengetahui proses berpikir

kreatif dari para penemu maupun pekerja seni yang menyatakan bahwa proses

kreatif meliputi empat tahap seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1

Indikator Tahapan Proses Berpikir Kreatif Oleh Wallas

Tahapan Proses Berpikir Kreatif Indikator

1. Tahap Persiapan

Pengumpulan informasi / data untuk

memecahkan masalah.

Bekal pengetahuan pengalaman, menja-jagi

kemungkinan penyelesaian masalah.

Belum ada arah tertentu / tetap tetapi alam

pikiran mengeksplorasi bermacam alternatif.

2. Tahap Inkubasi

Melepaskan diri sementara dari masalah.

Tidak memikirkan secara sadar tetapi

-sadar.

Penting untuk mencari inspirasi.

3. Tahap Iluminasi

Tahap timbulnya inspirasi atau gagasan baru.

Page 37: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Tahap Verifikasi Ide atau kreasi baru diuji.

Diuji terhadap realitas, muncul pemikiran

kritis.

Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti

oleh pemikiran selektif atau sengaja.

Akseptasi total harus diikuti oleh kritik.

Firasat harus diikuti oleh pemikiran logis.

Keberanian harus diikuti oleh sikap hati

hati.

(Munandar,1983 )

d. Aktivitas Mental yang Membantu Kreativitas.

Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian

penuh, meliputi aktivitas mental seperti :

1) Mengajukan pertanyaan

2) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran

terbuka.

3) Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal hal yang berbeda.

4) Menghubungkan hubungkan berbagai hal dengan bebas.

5) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan

berbeda.

6) Mendengarkan intuisi.

(Edmund Bachman, 2005)

4. Adversity Quotient(AQ)

Stoltz(2000:8) menjelaskan suatu kecerdasan baru, yakni kecerdasan

menghadapi kesulitan dan bagaimana meningkatkan kecerdasan baru tersebut.

Kecerdasan baru dimaksud berawal dari hasil penelitian yang dilakukan para

ilmuwan selama 19 tahun, mengkaji lebih dari 500 referensi dari tiga cabang ilmu

pengetahuan, yakni psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi,

dan menerapkan hasil penelitian dan pengkajiannya selama 10 tahun di seluruh

Page 38: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dunia dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa terdapat satu kecerdasan

baru yang selama ini tidak terungkap dibutuhkan dan menentukan kesuksesan

seseorang, yakni kecerdasan menghadapi kesulitan yang selanjutnya disebut

Adversity Quotient (AQ).

Stoltz mengelompokkan orang dalam 3 kategori AQ, yaitu: quitter(AQ

rendah), camper(AQ sedang), dan climber(AQ tinggi). Quitters merupakan

kelompok orang yang kurang memiliki kemauan untuk menerima tantangan

dalam hidupnya. Campers merupakan kelompok orang yang sudah memiliki

kemauan untuk berusaha menghadapi masalah dan tantangan yang ada, namun

mereka berhenti karena merasa sudah tidak mampu lagi. Sedangkan Climbers

merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus bertahan untuk berjuang

menghadapi berbagai macam hal yang akan terus menerjang, baik itu dapat

berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal hal lain.

Dalam penelitian ini, siswa dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:

quitter, camper, dan climber. Kategori tersebut berurutan mulai dari siswa ber-

AQ rendah hingga siswa ber-AQ tinggi, yakni: quitter, camper, dan climber.

Quitter

masalah dan menolak kesempatan untuk bisa berhasil belajar matematika. Camper

matematika tetapi tidak mau berusaha keras lagi, siswa camper sudah cukup puas

dengan bisa memahami matematika. Sedangkan siswa climber

selalu berusaha keras dalam belajar maupun memecahkan persoalan matematika.

AQ terdiri dari empat dimensi, yakni CO2RE. CO2RE adalah akronim

dari control, origin dan ownership, reach, serta endurance. Dalam Adversity

Quotient, control

dalam mengelola situasi yang menimbulkan kesulitan. O2 merupakan akronim

dari origin (asal usul) dan ownership

atau apa yang menjadi asal usul kesulitan?. Dan sampai sejauh manakah saya

mengakui akibat Origin berkaitan

-AQ rendah melihat dirinya

Page 39: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sendiri sebagai satu satunya penyebab atau asal usul (origin) kesulitan

tersebut. Walaupun memang mempersalahkan diri sendiri adalah penting, tapi

hendaknya hanya sampai pada tahap tertentu saja. Rasa bersalah yang terlalu

berlebihan dan melupakan peran orang lain dalam menimbulkan kesulitan tersebut

justru dapat menimbulkan hal yang lebih buruk. Jauh lebih penting ketika seorang

bersedia mengakui akibat akibat yang ditimbulkan oleh kesulitan dan turut

bertanggung jawab atas akibat kesulitan tersebut. Dalam AQ, inilah yang

dinamakan dimensi ownership. Dimensi ketiga dari AQ adalah reach atau

bagian

kemungkinan besar akan menganggap situasi buruk sebagai bencana yang akan

membiarkannya meluas dalam aspek kehidupannya. Sebaliknya, semakin tinggi

AQ seseorang, semakin efektif pula orang tersebut membatasi jangkauan kesulitan

agar tidak merambah jauh dalam aspek kehidupannya. Dimensi terakhir dari AQ

adalah endurance dua hal, yakni

kemungkinannya menganggap kesulitan atau penyebab kesulitan akan

berlangsung lama bahkan selama lamanya. Sebaliknya, orang dengan AQ tinggi

menganggap kesulitan dan penyebab penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat

sementara dan kecil kemungkinannya terjadi lagi.

Stoltz(2000:119) menyebutkan bahwa untuk mengetahui AQ seseorang

dapat digunakan Adversity Response Profile (ARP). Namun ARP cenderung

ditujukan untuk subjek para pegawai (mereka yang telah bekerja), sehingga

peneliti menyusun angket AQ dengan tetap berpedoman pada ARP.

Page 40: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5. Bangun Ruang

a. Prisma 1) Definisi Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang

berhadapan yang konkuren dan sejajar atau jajargenjang-jajargenjang

yang dua sisi berhadapan masing-masing berimpit dengan sisi-sisi dua

segibanyak itu, sedangkan dua sisi berhadapan yanglain berimpit dengan

sisi sisi jajargenjang yang lain. Berikut ini merupakan beberapa contoh

prisma seperti pada Gambar 2.3.

Prisma diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alas

Prisma diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alas

atau bidang atasnya. Rusuk rusuk pada prisma yang tegak lurus dengan

alas maupun bidang atas, sehingga prisma tersebut disebut prisma tegak

Volume prisma

2) Paralellepipedum adalah prisma yang alasnya berupa jajar genjang

3) Paralellepipedum tegak adalah paralellepipedum yang rusuk-rusuk

tegaknya berdiri tegak lurus pada bidang alas.

Volume prisma = luas alas prisma x tinggi

Gambar 2.3.a Gambar 2.3.b

Gambar 2.3 gambar bangun prisma. Gambar 2.3.a prisma dengan alas segitiga dan Gambar 2.3.b prisma dengan alas segi-6

Page 41: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Paralellepipedum siku-siku adalah Paralellepipedum tegak yang bidang

alasnya berupa persegi panjang.Balok adalah bangun yang dibatasi oleh

enam persegi panjang. Paralellepipedum siku-siku disebut juga balok.

Volume balok

Balok ABCD.EFGH di bawah mempunyai panjang =p, lebar= l ,

dan tinggi = t. Gambar balok dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1

Oleh karena p x l merupakan luas alas, maka volume balok dapat dinyatakan sebagai berikut.

5) Pareallelepipedum siku-siku yang semua rusuknya sama panjang disebut

kubus.

Volume kubus

Kubus ABCD.EFGH di bawah ini mempunyai panjang rusuk a seperti

pada Gambar 2.2

t

l p

Volume balok = p x l x t

Volume balok = luas alas x tinggi

a

Volume kubus dengan panjang= a adalah:

V= luas alas x t=( a x a) x a= a3

Gambar 2.1 balok

Gambar 2.2 kubus

Page 42: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Limas 1) Definisi limas

Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh suatu segibanyakdan segitiga-segitiga yang puncak berimpit atau sama dan alas-alas segitiga itu berimpit dengan sisi-sisi segibanyak. Segibanyak itu disebut alas limas dan segitiga-segitiga itu disebut sisi tegak limas.

Limas diberi nama berdasarkan bentuk segi-n pada bidang alasnya. Gambar limas dapat dilihat seperti pada Gambar 2.4

2) Volume limas

c. Tabung

1) Definisi silinder

Silinder adalah permukaan benda yang terbentuk dari suatu garis

lurus (l) yang bergerak sedemikian sehingga selalu sejajar dengan garis

tertentu dan selalu memotong kurva k. kurva k disebut garis lengkung

silinder, garis g disebut garis arah silinder, garis-garis l disebut garis

pelukis.

Volume limas = luas alas limas x tinggi

Gambar 2.4 limas segi-5

Page 43: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Selanjutnya jika kurva k berupa lingkaran maka disebut silinder

lingkaran. Sedangkan jika garis l tegak lurus dengan garis lengkung k

maka disebut silinder lingkaran tegak. Silinder lingkaran tegak disebut

tabung.

2) Volume tabung

Volume tabung =Luas alas x tinggi

= 2.

Dengan r = jari-jari lingkaran

t = tinggi tabung.

d. Kerucut

1) Definisi kerucut

Bidang kerucut adalah permukaan benda yang terbentuk oleh garis-

garis (g) yang bergerak sedemikian hingga selalu melalui suatu titik

tertentu (T) dan selalu memotong kurva (k) dimana titik tertentu itu tidak

terletak pada bidang pemuat kurva.

Titik T disebut puncak, garis k disebut garis pelukis, dan kurva k

disebut garis lengkung arah kerucut. Jika k berupa lingkaran, dan jika

proyeksi T pada k berimpit dengan pusat linkaran maka disebut kerucut

lingkaran tegak.

2) Volume kerucut

Volume kerucut = 13 luas alas x tinggi

= 13 2.

k g

T

Page 44: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e. Bola

1) Definisi bola

Bidang bola adalah permukaan tertutup sehingga setiap titik pada

permukaannya memiliki jarak yang sama dari titik tertentu. Titik tertentu

dinamakan titik pusat bola atau sering disingkat pusat bola.

2) Volume bola

Volume bola = 433

Dengan r= jari-jari bola

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono.

Tatag Yuli Eko Siswono melakukan penelitian untuk mengetahui proses

berpikir kreatif siswa kelas VII dalam pengajuan masalah(problem posing).

Dalam tulisan tersebut akan memberikan gambaran tentang kreativitas

siswa di kelas I SMP (dalam hal ini SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 26 Surabaya)

dalam mengajukan masalah yang berpandu dengan model Wallas maupun

Creative Problem solving (CPS), proses berpikir kreatif siswa ketika mengajukan

masalah matematika, dan tingkat berpikir kreatif siswa dalam mengajukan

masalah matematika. Penjelasan tersebut didasarkan pada hasil penelitian

kualitatif yang telah dilakukan dengan cara pemberian tugas pengajuan masalah

(TPM) dan wawancara. Analisis data dari hasil TPM dilakukan dengan

mengidentifikasi soal matematika yang dapat diselesaikan. Kemudian dianalisis

dengan berdasar kriteria produk kreativitas yaitu kefasihan, kebaruan dan

fleksibilitas.

r

Page 45: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono memiliki

kesamaan dengan penelitian ini yakni meneliti proses berpikir kreatif siswa

berpandu dengan model Wallas, sedangkan perbedaannya pada penelitian Tatag

Yuli Eko Siswono meneliti proses berpikir kreatif ketika mengajukan masalah dan

pada penelitian ini proses berpikir kreatif ketika memecahkan masalah.

2. Penelitian oleh Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut Budayasa

Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut Budayasa (2006: 14) melakukan

penelitian dengan tujuan untuk mengimplementasi teori tentang tingkat berpikir

kreatif yang dikembangkan secara teoritis pada siswa SMP kelas VIII dan

untuk mendeskripsikan karakteristik proses berpikir kreatif siswa tersebut.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Subjek

penelitian dipilih masing-masing 2 orang siswa kelas VIII dari SMP Negeri 5

Sidoarjo dan SMP Negeri 6 Sidoarjo. Hasilnya terbukti terdapat siswa yang

memiliki karakteristik tingkat berpikir kreatif pada tingkat 4, 1 dan 0.

Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono dan I Ketut

Budayasa memiliki kesamaan dengan penelitian ini yakni mendeskripsikan

proses berpikir kreatif siswa, sedangkan perbedaannya pada penelitian Tatag Yuli

Eko Siswono dan I Ketut Budayasa menganalisis tingkat berpikir kreatif dan

pada penelitian ini proses berpikir kreatif ketika memecahkan masalah.

C. Kerangka Konseptual

Adversity Quotient (AQ) atau kecerdasan adversarial sering disebut

sebagai kecerdasan dalam mengatasi kesulitan. Menurut Stoltz (2000:18-19),

berdasarkan Adversity Quotient siswa dikelompokkan ke dalam tiga kategori,

yaitu: quitter, camper, dan climber. Kategori tersebut berurutan mulai dari siswa

ber-AQ rendah hingga siswa ber-AQ tinggi, yakni: quitter, camper, dan climber.

Quitter

masalah dan menolak kesempatan untuk bisa berhasil belajar matematika. Camper

Page 46: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

upakan siswa yang mau menghadapi tantangan

matematika tetapi tidak mau berusaha keras lagi, siswa camper sudah cukup puas

dengan bisa memahami matematika. Sedangkan siswa climber

tematika,

selalu berusaha keras dalam belajar maupun memecahkan persoalan matematika.

Inovasi pada pokoknya merupakan tindakan berdasarkan suatu harapan.

Inovasi membutuhkan keyakinan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak ada dapat

menjadi ada. Menurut futuris Joel Barker, kreativitas juga muncul dari

keputusasaan. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi

kesulitan yang ditimbulkan oleh hal hal yang tidak pasti (Stoltz.2000:94).

Quitters bekerja sekadar untuk hidup, mereka mengambil resiko sesedikit

mungkin dan biasanya tidak kreatif, kecuali saat mereka harus menghindari

tantangan-tantangan yang besar. Berbeda dengan quitters, campers masih

menunjukkan inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa usaha. Campers bisa

melakukan pekerjaan yang menuntut kreativitas dan mengambil risiko dengan

penuh perhitungan, tetapi biasanya mereka mengambil jalan yang aman.

Kreativitas dan kesediaan mengambil risiko hanya dilakukan dalam bidang-

bidang yang ancamannya kecil. Berbeda dengan quitters dan campers, climber

menyambut baik tantangan-tantangan. Mereka bisa memotivasi diri sendiri,

memiliki semangat tinggi, dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari

hidup. (Stoltz.2000:25) Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana

proses berpikir kreatif siswa Climber, camper, dan quitter.

Proses berpikir kreatif berdasarkan tahapan Wallas meliputi pada tahap

pertama seorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara

mengumpulkan data yang relevan, dan mencari pendekatan untuk

menyelesaikannya. Pada tahap kedua, seseorang seakan-akan melepaskan diri

secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses

timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi

baru dari daerah pra sadar. Pada tahap ketiga, seseorang mendapatkan sebuah

pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang

mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. Pada tahap

Page 47: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

terakhir adalah tahap seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah

tersebut terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Pada

tahap verifikasi ini seseorang setelah melakukan berpikir kreatif maka harus

diikuti dengan berpikir kritis.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menduga jika seorang siswa

dengan Adversity Quotient tinggi dalam arti siswa Climber tidak akan mudah

putus asa jika menghadapi kesulitan dalam memecahkan masalah. Sehingga ia

akan lebih berpikir kreatif dan berusaha keras agar masalah yang dihadapi dapat

diselesaikan dibandingkan siswa Camper , dan Quitter.

Pada tahap persiapan siswa Climber akan memahami masalah kemudian

menghubungkannya dengan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap

inkubasi siswa Climber akan sejenak merenung atau melakukan aktivitas lain

untuk mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Kemudian pada

tahap iluminasi timbul ide dan keputusan untuk membuat solusi. Pada tahap

verifikasi siswa melakukan verifikasi apakah ide yang telah ditentukan memenuhi

persyaratan. Sama halnya dengan siswa Climber, siswa Camper dan Quitter akan

melalui tahap yang sama. Hanya saja ketahanan siswa dalam mencari ide dan

penyelesaian masalah yang berbeda. Dugaan tingkah laku siswa dalam proses

berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Kerangka Kerja Siswa Dalam Melakukan Tahapan Proses Berpikir Kreatif

Tahapan proses

berpikir kreatif Tingkah Laku yang Ditunjukkan

Tahap persiapan Siswa mampu memahami masalah yang disajikan

dan menyebutkan syarat yang diperlukan dalam

masalah yang disajikan.

Siswa mampu menyampaikan informasi dengan

bahasa sendiri.

Siswa menyebutkan bangun ruang apa saja yang

telah dipelajari.

Page 48: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tahap inkubasi Siswa melakukan aktivitas merenung. Dalam

aktivitas ini siswa memikirkan bangun ruang apa

saja yang bisa dibuat sebagai penyelesaian.

Tahap iluminasi Siswa menyampaikan ide yang akan digunakan

sebagai penyelesaian.

Tahap verifikasi Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang

dengan benar.

Page 49: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMA Batik 1 Surakarta

kelas X-5 tahun ajaran 2011/2012.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap tahap waktu

penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan kegiatan sebagai berikut :

1) Bulan Januari 2012 :penentuan masalah.

2) Bulan Januari 2012 Maret 2012 :penyusunan proposal skripsi.

3) Bulan Februari 2012 Maret 2012 :penyusunan instrumen penelitian.

4) Bulan Maret 2012 :uji coba instrumen angket.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan permohonan ijin ke SMA Batik 1

Surakarta yang dijadikan tempat penelitian, kemudian melakukan

pengambilan data angket AQ pada tanggal 23 April 2012 kemudian

melakukan wawancara berbasis tugas yaitu pada bulan Mei 2012.

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan laporan dan konsultasi pada

pembimbing.

Page 50: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka bentuk

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Ruseffendi (1994: 174),

tif adalah suatu penelitian dimana kita akan mengejar lebih jauh

dan dalam, tetapi kita belum bisa memperkirakan apa yang sebenarnya terjadi

ur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki

karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau

sebagaimana adanya, dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol simbol atau

bilangan (Hadari Nawawi & Mimi Martini, 2005: 174). Dalam penelitian ini,

tidak ada hipotesis dan data yang dihasilkan adalah data deskriptif yang berupa

kata kata tertulis atau lisan.

Strategi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

s

menggunakan observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan objek yang

Pengambilan data menggunakan metode wawancara berbasis tugas. Data

yang diperoleh akan didiskripsikan atau diuraikan kembali kemudian akan

dianalisis.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dalam Lexy J Moeloeng (2000 : 157) sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen.

Page 51: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Sumber data utama pada penelitian ini adalah subjek penelitian yakni

siswa kelas X-5 SMA Batik 1 Surakarta yang dipilih berdasarkan Adversity

Quotient (AQ) siswa.

D. Subjek Penlitian

Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih

secara acak, tetapi pemilihan sampel bertujuan (purposive sample). Sampel

bertujuan memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus

untuk studi yang bersifat mendalam. Selain itu, juga untuk menggali informasi

yang menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Pada penelitian ini,

subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria Adversity Quotient. Angket AQ yang

telah diujicobakan kemudian diberikan kepada siswa kelas X-5 SMA Batik

Surakarta pada tanggal 23 April 2012 mengambil jam pelajaran matematika saat

jam pelajaran ke-7.

Berdasarkan angket Adversity Quotient yang telah di isi siswa, diperoleh

data seperti Lampiran 11 pada halaman 171 , dan diperoleh rerata dan simpangan

baku sebesar 86,2 dan 9. Sehingga untuk menentukan kategori siswa Climber

adalah siswa dengan skor diatas rerata ditambah setengah simpangan baku ( > +12), yakni jika skor siswa lebih dari 91, kategori siswa Quitter adalah

siswa dengan skor dibawah rerata dikurang setengah simpangan baku yakni

( < 12), jika skor siswa kurang dari 82. Dan sisanya termasuk siswa

Camper.

Dari data skor siswa pada Lampiran 11 jika dibuat dalam diagram boxplot dengan bantuan perangkat minitab diperoleh distribusi data seperti pada Gambar 3.1.

Page 52: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

110

100

90

80

70

6023

2

Gambar 3.1.

Sebaran Data Adversity Quotient Siswa Kelas X-5 SMA Batik 1 Surakarta.

Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa terdapat 2 pencilan yaitu siswa dengan

nomor absen 2 dan 23. Kategori pencilan menurut Boxplot adalah jika suatu data

terletak lebih dari atau sama dengan kuartil 1 + 1,5(Kuartil 3 Kuartil 1) dan

kurang dari atau sama dengan kuartil 3 - 1,5(Kuartil 3 Kuartil 1). Pencilan

mungkin akibat dari pembulatan angka saat merekam pengukuran, dari kesalahan

membaca instrumen, dari gangguan teknis, dan lain-lain. Bahkan ketika tidak ada

kesalahan pencatatan atau pengamatan, satu set data dapat mengandung satu atau

lebih pengamatan valid yang termasuk pencilan, untuk satu alasan atau lainnya,

sangat berbeda dari data yang lain. Penelitian kualitatif berasumsi bahwa setiap

individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan,

sedangkan pencilan merupakan data yang tidak mengikuti pola umum data,

sehingga siswa dengan kategori pencilan diduga memiliki keistimewaan. Pada

penelitian kualitatif, pencilan inilah yang dipilih sebagai subjek penelitian. Siswa

dengan nomor absen 2 tergolong siswa Climber dengan skor 112, sedangkan

siswa dengan nomor absen 23 tergolong siswa Quitter dengan skor 62. Dari data

tersebut, dipilih siswa dengan nomor absen 2 dan 23 sebagai subjek penelitian

dengan kategori Climber dan Quitter. Sedangkan untuk siswa Camper dipilih

siswa dengan nomor absen 10 dengan skor 87.

Page 53: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode wawancara berbasis tugas.

1. Metode Angket

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan

pertanyaan pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden, atau sumber

data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis (Budiyono, 2003). Di dalam

penelitian ini, metode angket yang digunakan adalah metode angket langsung.

Metode angket langsung yaitu metode angket yang jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan diperoleh langsung dari subyek penelitian tanpa melalui perantara.

Metode angket ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai adversity

quotient dari subyek penelitian.

2. Metode Tes

Nana Sudjana (1989:35)

adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes

s umumnya digunakan

untuk mengukur proses berpikir siswa, menilai hasil belajar siswa, terutama hasil

belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pengajaran. Ada dua macam jenis tes, yaitu tes uraian dan

tes obyektif. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya

dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,

memberikan alasan dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan

dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Tes dalam penelitian ini

terdiri atas Tes Pemecahan Masalah dimana masalah geometri yang diberikan

bersifat terbuka.

2. Metode Wawancara

Budiyono (2003:52) Metode wawancara atau

interview adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan

antara peneliti dengan obyek penelitian/ responden. Dalam hal ini,

Page 54: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pewawancara mengadakan percakapan sedemikian sehingga pihak yang

diwawancarai bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Biasanya yang

diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Pada penelitian

ini metode wawancara dilakukan pada siswa, untuk menggali informasi dari

subyek penelitian tentang proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan

masalah geometri. Wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara tak

terstruktur.

Untuk mendapatkan data mengenai proses berpikir kreatif siswa dalam

memecahkan masalah bangun ruang dilakukan dengan metode wawancara

berbasis tugas. Wawancara berbasis tugas dipilih karena memungkinkan peneliti

memperoleh kekayaan data. Pada saat wawancara peneliti memberikan tes

pemecahan masalah pada subjek. Peneliti meminta subjek mengerjakan tes

pemecahan masalah sambil mengomunikasikan apa yang ada dalam pemikirannya

dan menanyakan beberapa hal terkait untuk mengungkap proses berpikir kreatif

subjek tersebut. Untuk keperluan triangulasi data, wawancara berbasis tugas

tersebut dilakukan dua kali untuk setiap subjek penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan data yang objektif yang berisi

berbagai keterangan dan bahan yang sesuai dengan masalah yang akan diselidiki.

Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri. Dalam hal

ini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir

data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Lebih lanjut Lexy

J.Moleong ( 2001 : 121 ) mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan

peneliti sebagai instrumen yakni :

1. Responsif

Manusia sebagai instrument responsive terhadap lingkungan dan terhadap

pribadi pribadi yang menciptakan lingkungan.

2. Dapat menyesuaikan diri

Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri

pada keadaan dan situasi pengumpulan data.

Page 55: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Menekankan keutuhan

Manusia sebagai instrument memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan

memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang

berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan

kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar,dan mempunyai arti.

4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.

5. Memproses data secepatnya.

6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan.

Manusia sebagai instrument memiliki kemampuan lainnya, yaitu kemampuan

untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek dan

responden.

Selain peneliti sendiri, instrumen bantu dalam penelitian ini antara lain

instrumen tes, instrumen wawancara dan angket Adversity Quotient (AQ).

1. Instrumen Bantu Penelitian (Instrumen Tes)

Dalam penelitian ini digunakan tes uraian untuk mengetahui sampai

sejauh mana proses berpikir kreatif siswa dalam dalam memecahkan masalah

bangun ruang. Tes uraian dalam penelitian ini berkaitan dengan volume bangun

ruang. Lembar tes pemecahan masalah tersebut terdapat sebuah permasalahan.

Peneliti menyusun dua buah tes pemecahan masalah yakni Tes

Pemecahan Masalah 1 dan Tes Pemecahan Masalah 2 untuk keperluan triangulasi.

Data hasil wawancara berbasis Tes Pemecahan Masalah 1 akan ditriangulasi

dengan data hasil wawancara berbasis Tes Pemecahan Masalah 2.

Sebelum digunakan kedua tes pemecahan masalah tersebut dianalisis

oleh dosen pendidikan matematika yang berpengalaman untuk menguji apakah

instrumen ini benar-benar dapat mengungkap bagaimana siswa berpikir kreatif.

Analisis dilakukan dengan menentukan apakah kecocokan materi, konstruksi dan

bahasa yang digunakan dalam instrumen memenuhi kriteria validitas. Kriteria

validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator

menyetujui bahwa dari segi isi, konstruksi kalimat, bahasa yang digunakan dalam

tiap-tiap butir soal dapat mengungkap bagaimana siswa berpikir kreatif.

Page 56: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tes Pemecahan Masalah I divalidasi terlebih dahulu oleh Dr. Imam

Sujadi, M.Si (dosen Pendidikan matematika UNS), Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si

(dosen Pendidikan Matematika UNS) dan Dwi Maryana,S.Si (dosen Pendidikan

Matematika UNS). Dari Bapak Imam Sujadi dan Bapak Ponco Sujatmiko peneliti

mendapatkan masukan dari segi bahasa dan konstruksi soal, peneliti awalnya

menginginkan terdapat 3 soal untuk tiap permasalahan namun peneliti

bangun ruang apa saja yang mungkin kamu buat berdasarkan apa yang sudah

kemudian soal terse

yang kedua peneliti mendapatkan masukan dari segi konstruksi soal dan bahasa.

Untuk perintah menentukan banyak wadah jelly, awalnya peneliti meletakkan

perintah tersebut sebagai soal, tetapi peneliti merevisinya sebagai petunjuk khusus

pengerjaan soal, agar tes pemecahan masalah yang kedua setara dengan tes

pemecahan masalah pertama.

Dari ketiga validator, ketiganya menyatakan bahwa instrumen tes yang

digunakan valid untuk mengungkap proses berpikir kreatif siswa. Serta untuk Tes

Pemecahan Masalah II telah dinyatakan setara dengan Tes Pemecahan masalah I.

3. Instrumen Bantu Penelitian (Instrumen Wawancara)

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

wawancara tak terstruktur. Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden

dengan terlebih dahulu peneliti membuat pedoman wawancara yang berisi butir-

butir pertanyaan yang akan ditanyakan ketika wawancara. Pedoman wawancara

divalidasikan kepada validator.

Analisis hasil wawancara dilakukan dengan memperhatikan kata kunci

yang mengindikasikan aspek-aspek berpikir kreatif kemudian dilakukan

pengodean sesuai indikator proses berpikir kreatif yang ditetapkan dan

disimpulkan karakteristik yang muncul.

Page 57: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Validator untuk instrumen pedoman wawancara ini adalah oleh Dr. Imam

Sujadi, M.Si (dosen Pendidikan matematika UNS), Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si

(dosen Pendidikan Matematika UNS) dan Dwi Maryana,S.Si (dosen Pendidikan

Matematika UNS). Dari ketiga validator tersebut, ketiganya menyatakan

instrumen pedoman wawancara valid.

4. Angket Adversity Quotient

Instrumen ini digunakan untuk mengategorikan siswa berdasarkan AQ.

Angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan pertanyaan

tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya

diberikan pula secara tertulis(Budiyono, 2003:47). Menurut Stoltz (2000:119)

untuk mengetahui kategori AQ seseorang digunakan Adversity Response Profile

(ARP)yang terdiri dari 30 butir peristiwa dengan disertai dua pertanyaan untuk

setiap peristiwa dengan skala Likert lima poin. ARP cenderung ditujukan untuk

responden para pegawai(orang yang telah bekerja), sedangkan subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA sehingga peneliti mengembangkan

angket AQ dengan tetap berpedoman pada ARP. Angket AQ disusun sesuai

dengan konteks keseharian siswa SMA dalam skala Likert lima poin dengan

modifikasi menjadi 4 poin.

ARP memiliki rentang skor antara 40 sampai dengan 200 dengan masing

masing dimensi AQ(control, origin & ownership, reach, dan endurance)

memiliki skor maksimal 50. Dengan memperhatikan rentang skor ARP tersebut,

setelah dilakukan uji coba dan analisis konsistensi internal, angket AQ pada

mulanya disusun dalam 56 butir kemudian digugurkan menjadi 30 butir, dengan

rincian sepuluh butir untuk dimensi control, lima butir untuk dimensi origin,

empat butir untuk dimensi ownership, empat butir untuk dimensi reach, tujuh

butir untuk dimensi endurance.

Secara garis besar, langkah langkah dalam menyusun angket AQ

sebagai berikut:

a. Menyusun kisi kisi angket AQ dengan mengacu pada deskripsi masing

masing dimensi AQ yang dikemukakan Stoltz.

Page 58: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Menyusun butir butir angket berdasarkan indikator pada kisi kisi angket.

c. Melakukan validasi terhadap butir butir angket.

d. Melakukan revisi jika memang ada yang perlu direvisi.

e. Melakukan uji coba angket AQ.

Berdasarkan langkah langkah di atas, penyusunan angket AQ dimulai

dengan merumuskan kisi kisi angket AQ. Kisi kisi dirumuskan dengan

berpedoman pada deskripsi aspek AQ yang dikemukakan Stoltz.

Selanjutnya, suatu angket dikatakan valid dari segi isi apabila isi angket

merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi yang akan diukur.

Untuk menilai apakah angket memiliki validitas isi yang tinggi dilakukan melalui

experts judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Dalam penelitian

ini, untuk memenuhi validitas isi angket AQ divalidasi oleh validator.

Dalam penelitian ini validasi isi dilakukan oleh 3 orang, yakni Dr. Imam

Sujadi, M.Si (dosen Pendidikan Matematika UNS); Ira Kurniawati, S.Si.,

M.Pd.(dosen Pendidikan Matematika UNS); Dra. Sri Wiyanti, M.Si(dosen

Psikologi UNS). Angket Adversity Quotient ini mengalami beberapa kali revisi.

Pertama peneliti menyusun indikator-indikator berdasarkan aspek yang telah

dikemukakan oleh Stoltz. Peneliti menyusun sebanyak 56 butir pernyataan yang

terdiri atas 18 butir untuk aspek Control (kendali), 8 butir untuk aspek Origin

(asal-usul), 8 butir untuk aspek Ownership (pengakuan), 10 butir untuk aspek

Reach (jangkauan), dan 12 butir untuk aspek Endurance (daya tahan). Kemudian

peneliti memvalidasikan angket tersebut kepada Dra. Sri Wiyanti, M.Si. Dari hasil

validasi oleh Dra. Sri Wiyanti, M.Si peneliti mendapat masukan untuk tiap butir

angket kemudian peneliti merevisi butir-butir yang perlu direvisi. Setelah itu,

peneliti juga melakukan konsultasi dengan Ibu Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd. Dari

konsultasi tersebut, peneliti merevisi beberapa butir pernyataan, terakhir peneliti

berkonsultasi dengan Dr. Imam Sujadi, M.Si. Dari konsultasi tersebut, peneliti

juga merevisi beberapa butir angket serta menambahkan kata pengantar pada

angket tersebut. Setelah melakukan revisi, peneliti memvalidasikan angket

tersebut.

Page 59: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Setelah angket dikatakan valid dari segi isi, selanjutnya dilakukan uji

coba pada angket untuk melihat konsistensi internal setiap butir angket dan

reliabilitas angket tersebut. Sebuah angket yang terdiri dari beberapa butir

haruslah kesemua butir itu mengukur hal yang sama dan menunjukkan

kecenderungan yang sama pula. Hal inilah yang disebut konsistensi internal setiap

butir angket. Untuk mengetahui konsistensi internal pada setiap butir angket

dilakukan dengan menghitung indeks konsistensi internal (rxy) pada masing

masing butir menggunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson, dengan

cara perhitungan sebagai berikut: = ( 2 2)( 2 2) Dimana rxy = indeksi konsistensi internal butir ke i

n = banyaknya subjek yang dikenai uji coba angket

X = skor untuk butir ke i (dari subjek uji coba)

Y = total skor (dari subjek uji coba).

Apabila diperoleh butir angket dengan rxy<0.3 maka butir tersebut harus

dibuang.

Suatu angket disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan angket

tersebut memberikan hasil yang sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan kepada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang

lain (tetapi memiliki kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu

yang berlainan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas angket AQ adalah teknik Cronbach Alpha, dengan cara perhitungan

sebagai berikut:

11= 1122

Dimana r11 = indeks reliabilitas angket

n = banyak butir angket

si2 = variansi butir ke-

st2 = variansi skor skor yang diperoleh subjek uji coba

Page 60: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Suatu angket dikatakan reliabel jika memiliki indeks reliabilitas r11

0,7.(Budiyono,2003:65-70).

Peneliti mengujicobakan angket AQ yang telah divalidasi kepada kepada

76 siswa kelas X.2 dan X.3 SMA AL ISLAM 1 Surakarta. Awalnya peneliti

memberikan angket untuk dibawa pulang agar siswa dapat mengisi angket

tersebut di waktu luangnya. Namun, sistem ini mendapatkan kendala, tidak semua

angket kembali pada peneliti, dan beberapa angket tidak diisi lengkap sehingga

peneliti tidak dapat menggunakannya. Dari ujicoba tersebut peneliti memperoleh

41 angket yang bisa digunakan. Hasil ujicoba angket tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Berdasarkan perhitungan konsistensi internal, dari 56 butir angket diperoleh

30 butir konsisten, dengan rentang indeks konsistensi internal antara 0,302

0,698.

2. Berdasarkan ujicoba reliabilitas angket, diperoleh indeks reliabilitas 0,77

sehingga angket tersebut dinyatakan reliabel.

Butir angket AQ harus mewakili indikator-indikator keempat aspek AQ,

yakni control, origin dan ownership, reach serta endurance. Hasil analisis

konsistensi internal angket Adversity Quotient (AQ) dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Hasil Analisis Butir Angket Adversity Quotient (AQ).

Aspek Tidak konsisten Konsisten

Jumlah Butir

Nomor Butir Jumlah Butir

Nomor Butir yang Dipakai

Control 8 4,34,10,38,9,29, 55,51

10 7,16,31,1,22,27,13,37,43,10

Origin & Ownership 7

12,24,3,2,18,33, 54 9

47,15,20,35,40, 19,36,45,5

Reach 6 21,14,32,56,49,30 4 41,6,23,44

Endurance

5 28,46,39,42,53 7 8,11,26,48,50,52,25

Total 26 30

Page 61: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Selanjutnya, angket AQ disusun kembali untuk digunakan dalam

pengelompokan siswa. Angket AQ yang digunakan untuk pengelompokan siswa

selanjutnya diberikan pada 38 siswa kelas X.5 SMA Batik 1 Surakarta.

Untuk mengetahui kategori AQ siswa, skor diubah ke dalam skala

nominal, yaitu kategori AQ tinggi, kategori AQ sedang, atau kategori AQ rendah.

Apabila skor siswa berada diatas rerata plus setengah simpangan baku ( > +12) maka termasuk kategori AQ tinggi, apabila skor siswa berada dibawah rerata

dikurangi setengah simpangan baku ( < 12) maka termasuk kategori AQ

rendah, dan sissanya berada pada kategori AQ sedang (Budiyono, 2003:28).

dengan = skor siswa,

= rerata skor satu kelas

= simpangan baku.

Selanjutnya, siswa dengan AQ tinggi disebut climber , siswa dengan AQ sedang

disebut camper, dan siswa dengan AQ rendah disebut quitter. Dari hasil analisis

pengisian angket AQ di kelas X.5 SMA Batik 1 Surakarta diperoleh 9 siswa

kategori climber, 17 siswa kategori camper dan 12 siswa kategori quitter.

G. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk menguji keabsahan data. Validitas data

dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

Moleong, 2001 : 178 ).

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik, dan

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

Teknik triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda. Pada penelitian ini, triangulasi waktu dilakukan dengan

Page 62: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

mengecek data hasil wawancara pertama dengan hasil wawancara kedua untuk

setiap subjek penelitian.

Selain Triangulasi peneliti juga menguji keabsahan data dengan teknik

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,

Moleong, 2001 : 177 ). Teknik ketekunan pengamatan pada penelitian ini

dilakukan jika peneliti merasa data yang diperoleh belum cukup atau masih dapat

digali kembali maka peneliti dapat kembali melakukan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J.

Moleong, 2001 : 103). Langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini

melalui beberapa tahap sebagai berikut :

1. Penggolongan data

Siswa digolongkan berdasarkan Adversity Quotient-nya.

2. Penyajian data

Data yang disajikan berupa kutipan wawancara mengenai Tes Pemecahan

Masalah yang dikerjakan subjek penelitian. Data berupa kutipan wawancara

akan digolongkan untuk setiap tahap.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan didasarkan dari sajian data dengan tujuan memperoleh

kesimpulan tentang proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah

geometri berdasarkan tahapan Wallas ditinjau dari Adversity Quotient siswa.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini ditempuh melalui langkah langkah sebagai

berikut :

Page 63: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1. Tahap Pra Lapangan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Mengurus perijinan.

c. Menyiapkan instrumen penelitian.

d. Memvalidasi instrumen penelitian yang telah dibuat. Apabila

instrument valid maka dapat digunakan untuk tes.

e. Melakukan uji coba angket AQ kepada siswa kelas X SMA Al

Islam 1 Surakarta.

2. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan untuk mengambil data yang relevan dan akurat

dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian yang telah ditentukan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Memberikan angket AQ kepada siswa untuk mengetahui Adversity

Quotient mereka.

b. Menganalisis angket AQ kemudian mengelompokkan siswa berdasarkan

AQ-nya.

c. Menentukan subjek penelitian dari hasil pengelompokan siswa

berdasarkan AQ-nya.

d. Melaksanakan wawancara.

Melakukan wawancara berbasis tugas terhadap beberapa subjek

penelitian.

e. Menganalisis data hasil penelitian.

Berdasarkan data hasil angket AQ dan wawancara akan dilakukan

analisis proses berpikir kreatif siswa, data akan dianalisis dengan

pendekatan kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif.

3. Tahap Pelaporan Penelitian

Tahap ini dilakukan setelah diperoleh kekonsistenan proses berpikir kreatif

subjek dalam memecahkan masalah geometri.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 3.2

Page 64: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

�dak

ya

Gambar 3.2 : Skema Prosedur Penelitian

Pembuatan Laporan Penelitian Analisis data

Wawancara berbasis tugas II

Wawancara berbasis tugas I

Penentuan subjek Angket

Uji coba angket

Valid

Sesuai

Tidak valid

Penyusunan instrumen Pemvalidasian instrumen

Revisi

Tidak sesuai

Penyusunan instrumen Penyusunan instrumen

Penyusunan perijinan

Penyusunan proposal

Pengkroscekan data hasil Wawancara I dan II

Page 65: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta. SMA Batik 1 Surakarta

berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta. Lokasi SMA Batik 1 Surakarta berada

di antara instansi pendidikan yang lain, seperti SMP Batik Surakarta, SMK Farmasi

Muhammadiyah Surakarta , SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Hal ini menimbulkan

suasana pendidikan yang kondusif untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

(KBM).

SMA Batik 1 Surakarta merupakan SMA RSBI. Luas tanah sekolah ini

adalah 8.830 m2. SMA Batik 1 Surakarta membuka sembilan kelas untuk kelas X,

dan delapan kelas untuk kelas XI dan XII yang terdiri atas tiga kelas untuk jurusan

IPA dan lima kelas untuk jurusan IPS. Untuk setiap kelas berisi 35 sampai 38 siswa.

Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran berlangsung efektif. Selain itu setiap

kelas memiliki fasilitas yang sama yaitu papan tulis (whiteboard), meja dan kursi

untuk guru dan siswa, LCD, AC dan speaker. Seperti sekolah pada umumnya setiap

kelas diampu oleh satu guru wali kelas. Hubungan guru dengan siswa di sekolah ini

dapat dikatakan baik. Jika terdapat seorang siswa yang bermasalah, maka guru dalam

hal ini wali kelas tak segan berkunjung kerumah siswa.

Seperti salah satu misi SMA Batik 1 Surakarta yakni menyelenggarakan

pendidikan menengah umum yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat kini

dan mendatang maka SMA Batik berusaha mencetak generasi yang kreatif dan sesuai

dengan tuntutan zaman. Prestasi siswa SMA Batik 1 Surakarta pada bidang

matematika dapat dikatakan cukup. Hal ini dapat dilihat dari data BNSP mengenai

peringkat UAN mata pelajaran matematika tahun 2010, SMA Batik mendapatkan

peringkat 17 dari 33 sekolah di Surakarta. Dalam proses pembelajaran, cenderung

berlangsung konvensional. Permasalahan yang bersifat open ended tidak pernah

diberikan.

Page 66: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Hasil Penelitian

Seperti yang telah dikemukakan pada Bab III mengenai pemilihan Subjek

pada penelitian ini adalah dengan mengambil 1 siswa untuk tiap kategori Adversity

Quotient. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang siswa sebagai berikut.

1. Siswa dengan inisial ANR merupakan siswa yang berada pada kategori

climber, siswa tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang baik, siswa ini

dipilih karena merupakan salah satu pencilan dalam data AQ. Dari keterangan

guru matematika, siswa ini sangat antusias terhadap pelajaran matematika.

Sering meminta guru untuk memberikan soal-soal matematika untuk

dikerjakan.

2. Siswa dengan inisial FND merupakan siswa yang berada pada kategori

camper, siswa tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan

cukup menyukai matematika.

3. Siswa dengan inisial QAH merupakan siswa yang berada pada kategori

quitter, siswa tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan

merupakan pencilan dalam data AQ. Siswa ini mengaku tidak menyukai

matematika dan tidak mempunyai ketertarikan di matematika.

Selanjutnya, untuk memperoleh data mengenai proses berpikir kreatif

dilakukan wawancara berbasis tugas pada ketiga subjek tersebut. Setelah data hasil

wawancara diperoleh, maka dilakukan analisis terhadap data tersebut. Dalam analisis

data, digunakan pengodean pada data wawancara untuk mempermudah proses

analisis data. Pengodean data hasil wawancara dibagi menjadi empat, yakni:

1. Pewawancara, disimbolkan dengan Px.y. dengan :

a. x : wawancara I atau wawancara II

: {I,II}

b. y : urutan dialog wawancara

: {1,2,3,...}

2. Subjek kategori climber, disimbolkan dengan SCrr.s dengan:

a. r : wawancara I atau wawancara II

Page 67: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

: {I,II}

b. s : urutan dialog wawancara

: {1,2,3.....}

3. Subjek kategori camper, disimbolkan dengan SCprt.u dengan:

a. t : wawancara I atau wawancara II

: {I,II}

b. u : urutan dialog wawancara

: {1,2,3.....}

4. Subjek kategori quitter, disimbolkan dengan SQrp.q dengan:

a. p : wawancara I atau wawancara II

: {I,II}

b. q : urutan dialog wawancara

: {1,2,3.....}

Selama proses wawancara berbasis tugas berlangsung, subjek diminta

mengerjakan tes pemecahan masalah. Tes Pemecahan Masalah yang digunakan untuk

mengungkap proses berpikir kreatif siswa adalah:

TES PEMECAHAN MASALAH 1

MASALAH

Sebuah industri roti, akan membuat produk baru yaitu cokelat. Jika

setiap bahan baku berupa balok cokelat berukuran panjang 5cm, lebar 6cm,

dan tinggi 7cm akan dicetak ke dalam bentuk yang lain (cokelat padat)

dengan cara dilelehkan. Dan kamu mendapat tugas untuk mendesign

cetakannya (cetakan berbentuk bangun ruang dimana lelehan cokelat

tersebut akan pas dimasukkan dalam cetakan), maka

a. Tentukan bentuk cokelat yang akan kamu design tersebut (seperti bangun

ruang atau gabungan bangun ruang yang telah kamu pelajari), buatlah

sketsanya dan tentukan berapa ukurannya!.

Page 68: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Tentukan bentuk cokelat yang lain dari yang sudah kamu buat, buat

sketsanya dan tentukan pula ukurannya!

TES PEMECAHAN MASALAH 2

MASALAH

Sebuah perusahaan jelly akan memproduksi jelly dalam kemasan

baru. Jika bahan baku berupa adonan jelly diletakkan memenuhi dalam

tabung injeksi berukuran tinggi 1 meter dan diameter alas 70 cm (tebal

tabung diabaikan). Adonan tersebut akan dicetak menjadi ribuan buah jelly

dalam wadah. Dan kamu diberi tugas untuk mendesign wadah jelly tersebut.

Maka,

a. Tentukan bentuk wadah jelly (seperti bangun ruang atau gabungan bangun

ruang yang telah kamu pelajari) tersebut agar adonan dalam tabung tepat

habis, buatlah sketsanya dan tentukan ukurannya!(petunjuk: tentukan dahulu

banyak wadah jelly yang akan kamu buat!)

b. Tentukan bentuk wadah jelly yang lain dari yang sudah kamu buat, buat

sketsanya dan tentukan pula ukurannya!

Untuk Tes Pemecahan Masalah I dilakukan pada hari Senin tanggal 14 Mei

2012 bertempat di perpustakaan SMA Batik 1 Surakarta untuk ketiga siswa tersebut

secara bergantian pada jam pelajaran matematika jam ke-7, ke-8 dan setelah pulang

sekolah, karena data siswa quitter dianggap belum cukup maka peneliti kembali

mewawancarai siswa pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012 saat jam ke-7. Kemudian

untuk Tes Pemecahan Msalah II dilakukan pada hari Senin tanggal 21 Mei 2012

bertempat di perpustakaan pada jam pelajaran matematika jam ke-7, ke-8 dan setelah

pulang sekolah. Berikut merupakan analisis proses berpikir siswa berdasar data hasil

wawancara berbasis tugas tersebut.

Page 69: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1 Paparan dan Analisis Data

a. Analisis Data Subjek Kategori Climber

1) Tahap persiapan

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori climber pada

tahap persiapan. Untuk melihat tahap persiapan siswa climber dalam

memecahkan masalah geometri, dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang pemahaman masalah, syarat

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan bekal pengetahuan siswa

tentang bangun ruang.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Berikut kutipan wawancara siswa Climber pada wawancara ke I.

PI.8 : ari situ, masalahnya apa dek?

SCrI.9 : asalahnya? Berarti kan ini panjang, lebar, tinggi kalau benda

lain kan juga segini ta, maksudnya. Volumenya kan sama, berarti

dibikinnya bentuknya tu terserah tapi dalam jumlah volume yang

sama .

PI.10 : ke berarti perintahnya?

SCrI.11 : erintahnya suruh nyari volume?

PI.12 : olume? Jadi dari soal ini yang diketahui apa saja?

SCrI.13 : anjang, lebar, tinggi

Dari kutipan wawancara PI.8 - SCrI.13, siswa belum memahami

maksud dari permasalahan secara keseluruhan. Kemudian siswa ditanya

kembali seperti yang terlihat pada transkrip wawancara berikut ini.

PI.16 aja apa yang kamu tangkap dari masalah

Page 70: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

SCrI.17 : mbuat produk cokelat baru, cokelatnya punya

bahan baku ukurannya panjang 5, lebar 6 tinggi 7 dicetaknya

terserah tapi ini mau dilelehin dulu baru dicetak gitu maksudnya,

terus bikin

PI.18 bikin berarti perintahnya, terus disitu apa syaratnya?

Ada syarat khusus gak? Syarat khusus buat kamu membentuk

SCrI.19 Kan diketahui volumenya dulu, volumenya ini sama gak

PI.20

SCrI.21

Kemudian siswa mencari volume cokelat balok sebagai syarat

mencari ukuran bangun ruang yang dibuat. Siswa mengerjakan seperti

pada Gambar 4.1

Kemudian untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang bangun

ruang, peneliti kembali mewawancarai siswa climber seperti kutipan

wawancara berikut ini.

PI.32

SCrI.33

PI.134

SCrI.35

Gambar 4.1 sketsa balok dan volume

balok oleh siswa Climber

Page 71: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(2). Hasil wawancara II

Berikut kutipan wawancara siswa Climber pada wawancara ke II.

PII.1

SCrII.2 nyari volume dalam tabung, trus nentukan wadah

PII.3 : da syarat khususnya tidak?

SCrII.4 : a itu volumenya harus sama, jadi volume dari tabung sama

volume wadah yang mau dibuat itu sama .

PII.5

SCrII.6

Karena dirasa siswa belum terlalu memahami masalah yang

diberikan, maka peneliti meminta siswa membaca kembali soal seperti

pada kutipan wawancara berikut.

PII.7

(siswa membaca kembali)

PII.8 kan

PII.9

SCrII.10

PII.11 : erarti dari tabung besar tadi?

SCrII.12 : ari tabung tadi bisa dibuat cetakannya lima jumlahnya

ribuan?

PII.13 : aksudnya?

SCrII.14 : adi tabung isinya adonan jelly, dicetak menjadi ribuan dalam 1

wadah .

PII.15 : ang dibayangan kamu seperti apa?

Page 72: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

SCrII.16 : aya apa ya, jadi adonannya cuma segitu tapi kita disuruh

ngasih cetakan gitu. Jadi ada lima cetakan bis dijadikan ribuan

gitu, nanti dicetak cetak gitu .

PII.17

gimana

SCrII.18

PII.19 atas lagi, ada jelly mau dicetak ke ribuan buah lalu

SCrII.20 : entukan bentuk wadah .

PII.21 : ke coba kerjakan dulu aja .

SCrII.22 : Ow aku tahu maksudnya. Jadi dalam satu tabung itu mau

dijadikan ribuan jelly dalam wadah gitu

Kemudian siswa mencari volume tabung besar sebagai syarat

menyelesaikan permasalahan, siswa mencari volume tabung besar seperti

pada Gambar 4.2

Pada wawancara kedua ini untuk mengetahui pengetahuan siswa

tentang bangun ruang peneliti mewawancarai siswa seperti pada kutipan

wawancara PII.30 - SCrII.31.

PII.30 : sebelum kamu memutuskan kerucut yang kamu pikirkan

apa aja?

SCrII.31 : kubus sama limas .

Gambar 4.2 volume tabung oleh siswa Climber

Page 73: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Triangulasi

Dari kutipan PI.16 - SCrI.21 terlihat siswa telah mampu memahami

masalah yang disajikan, dalam menyampaikan informasi yang dipahami

siswa menggunakan bahasa siswa sendiri. Dari kutipan PII.1 - SCrII.6 siswa

mampu menyampaikan informasi dengan bahasanya sendiri namun untuk

memahami masalah yang diberikan baru terlihat pada kutipan wawancara

PII.7 - SCrII.22. Dari kutipan wawancara PI.32 - SCrI.35 pada Tes Pemecahan

Masalah I dan PII.30 - SCrII.31 pada Tes Pemecahan Masalah II, siswa

memikirkan bangun ruang yang telah dipelajari. Dari kedua data hasil

wawancara tersebut terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara yang

pertama dan kedua. Pada tes pemecahan masalah I dan II siswa climber

mampu memahami masalah dan menyampaikan informasi yang diterima

dengan bahasa sendiri dan siswa mampu mengingat bangun ruang yang

telah dipelajari sebagai bekal dalam menyelesaikan masalah, dari

kesesuaian yang ada pada Tes Pemecahan Masalah I dan II, maka subjek

dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Untuk tahap persiapan baik pada Tes Pemecahan Masalah I dan

II, siswa mampu memahami masalah yang diberikan dan menyampaikan

dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini, siswa juga harus mengetahui

syarat yang diperlukan dalam mencari penyelesaian seperti pada Gambar

4.1 dan 4.2

Gambar 4.1 menunjukkan siswa membuat sketsa balok dan

mencari volume balok cokelat sebagai syarat siswa melakukan verifikasi.

Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan volume balok.

Dari Gambar 4.2 terlihat siswa menghitung volume tabung besar

sebagai syarat menentukan ukuran cetakan wadah. Siswa pada tahap ini

Page 74: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tidak mengalami kesulitan dalam menentukan volume tabung. Dari PII.28 -

SCrII.29 siswa menentukan membuat 1000 jelly untuk 1 tabung besar.

Dari Gambar 4.1 dan 4.2 terlihat siswa mampu menentukan

volume bangun ruang dari masalah yang disajikan tanpa mengalami

kesulitan.

2) Tahap Inkubasi

Untuk mengetahui kegiatan siswa climber pada tahap inkubasi,

maka peneliti mengamati aktivitas siswa setelah memahami masalah.

a) Paparan data

(1). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah I

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat

dengan membuat coretan pada kertas kosong yang

disediakan.

(2). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah II

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat.

Pada Tes Pemecahan Masalah II ini, siswa tidak terlalu lama

melakukan aktivitas berdiam diri.

b) Triangulasi

Pada Tes Pemecahan Masalah I dan II siswa pada tahap ini

berdiam diri sebentar sehingga aktivitas siswa pada tahap ini dikatakan

valid.

Page 75: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c) Analisis data

Pada tahap inkubasi, siswa Climber melakukan aktivitas

merenung, berdiam diri. Pada saat berdiam diri tersebut siswa

memikirkan bangun ruang yang telah dipelajari dan bangun ruang yang

bisa dijadikan solusi.

3) Tahap Iluminasi

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori climber untuk

tahap iluminasi. Untuk melihat tahap iluminasi siswa climber dalam

memecahkan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang timbulnya ide siswa untuk

mencari penyelesaian masalah.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Berikut kutipan wawancara siswa Climber pada wawancara ke I.

PI.36 : ke,untuk yang soal a, kamu menjawab apa? Ini bentuk

SCrI.37 tu gabungan dari yang ini persegi

PI.38

ini? Dari

Karena saat diverifikasi ternyata siswa tidak mampu

menunjukkan penyelesaian secara tepat, maka siswa kembali mencari ide

seperti pada kutipan wawancara berikut.

Untuk soal a.

SCrI.63 : pa ya?

Page 76: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(siswa memikirkan kembali)

SCrI.64 : imas weh

PI.65 :

Untuk soal b.

PI.81 : ke, buat apa ini?

SCrI.82 : ak gabung og, ini kubus dan ini limas

PI.84 : ke. kenapa kamu bisa mikir limas?

SCrI.85 : oalnya limas tu unik gitu mbak

PI.86 : nspirasinya dari mana?

SCrI.87 : ari itu, kalau biasanya bangunan luar negeri itu kan limas gitu

keren. Kayak piramida gitu kan kog bisa gitu mbangunnya

batunya ditumpuk tumpuk tapi tidak jatuh

padahal dalamnya kan buat nyimpan

PI.88 kepikiran

SCrI.89 : ni rumah, rumah aja

(2). Hasil wawancara II

Berikut kutipan wawancara siswa Climber pada wawancara ke II.

Untuk soal a.

PII.26

SCrII.27 : arus sama,385. Wah salah igh

Untuk soal b

PII.41 : enapa kamu menentukan balok?

SCrII.42 : enapa balok? Tadinya aku mikir kubus, kubus nanti gampang,

tinggal sisi kali sisi kali sisi

PII.43 : arena gampang ya?

SCrII.44 : ya .

Page 77: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b) Triangulasi

Dari PI.36 - PI.38 , SCrI.63 - PI.65 dan PI.81 - PI.88 pada Tes

Pemecahan Masalah I siswa mampu memunculkan ide berupa bangun

ruang. Dari PII.26 - SCrII.27 dan PII.41 - SCrII.44 pada Tes Pemecahan

Masalah II siswa juga mampu memunculkan ide berupa bangun ruang.

Karena siswa mampu memunculkan ide pada kedua Tes Pemecahan

Masalah yang diberikan, maka subjek dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Dari PI.36 - PI.38 terlihat bahwa awalnya siswa memiliki ide untuk

membuat bangun ruang berbentuk hati yang terdiri dari 2 bangun ruang

yang digabung. Siswa menunjukkan kebaruan ide. Tetapi pada tahap

verifikasi siswa nampak tidak memahami konsep volume bangun ruang

secara benar. Karena dalam menentukan ukuran siswa melakukan

kesalahan yaitu jika volume dari bangun ruang yang dibuat tersebut dicari

maka tidak memenuhi syarat yang diberikan yakni sebesar 210 cm3 maka

siswa mencari alternatif lain. Dari PI.84 - SCrI.89 terlihat siswa mengaitkan

pengetahuan bangun ruang yang dimilikinya dengan ketertarikan terhadap

bangun-bangun yang dijumpai dalam kehidupan. Kemudian untuk Tes

Pemecahan Masalah II siswa memiliki ide untuk membuat wadah jelly

berbentuk kerucut, kemudian kubus tetapi karena dirasa kubus terlalu

mudah dalam menentukan ukurannya, maka siswa mencari bentuk lain

yang menurutnya lebih menantang dalam menentukan ukuran wadah jelly

dibandingkan dengan kubus dan siswa memilih balok. Ide yang muncul

pada tes pemecahan masalah I tidak mempengaruhi ide pada tes

pemecahan masalah II. Jika pada Tes Pemecahan Masalah I siswa

terinspirasi dari bangun-bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari, pada

Tes Pemecahan Masalah II siswa tidak memunculkan ide yang baru atau

tanpa memodifikasi bangun ruang yang telah dipelajari.

Page 78: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4) Tahap verifikasi

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori climber untuk

tahap verifikasi. Untuk melihat tahap verifikasi siswa climber dilakukan

wawancara berbasis tugas yang bertujuan untuk menggali informasi tentang

pelaksanaan ide untuk mencari penyelesaian dari masalah yang diberikan,

pada tahap ini siswa akan mencari ukuran dari bangun ruang yang dibuat

dimana bangun ruang yang dibuat harus memenuhi syarat yang diberikan.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Berikut kutipan wawancara siswa Climber pada wawancara ke I.

Pada awalnya siswa mengerjakan seperti pada Gambar 4.3

Kemudian peneliti bertanya pada siswa seperti pada kutipan wawancara

berikut.

PI.38

(menunjuk Gambar 4.3)

kenapa kamu bisa menentukan seperti ini? Dari

SCrI.39 kan ini lebarnya lebih tinggi makanya ditaruh disini, 5 cm kan

PI.40 nyari volume ini (menunjuk

Berarti

volume bangun ini bisa kamu dapet gimana caranya?

Gambar 4.3 Sketsa

Page 79: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

SCrI.41 : olumenya berarti nyari volume persegi panjang eh balok

tambah volume prisma .

PI.42

SCrI.43

3 menit kemudian.

SCrI.44 aja aan

pertama bahwa potongan pertama adalah balok)

PI.45 : udah?

SCrI.46 : udah

PI.47 : Coba kamu buktikan kalau volume prisma dengan alas

trapesium 1 ditambah volume prisma dengan alas trapesium 2

sama dengan volume ini (menunjuk balok cokelat pada soal).

Berapa volume baloknya?

SCrI.48 : (siswa mengerjakan)

PI.49 : erarti volumenya harus?

SCrI.50 : 210

Siswa mengerjakan dan dihasilkan

Siswa menyadari melakukan kesalahan dalam menentukan ukuran, dapat

dilihat dalam kutipan wawancara SCrI.51 - SCrI.55.

SCrI.51 : hemmm lebih i ta

PI.52 : an yang prisma dengan alas trapesium 1 tidak sama dengan

yang ke-2 kan?

Gambar 4.4 Verifikasi siswa untuk volume bangun ruang

pada Gambar 4.3

Page 80: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

SCrI.53 : ya,hemm .

PI.54 : erarti memenuhi syarat bangun yang diminta tidak?

SCrI.55: Enggak

Kemudian siswa memahami kembali masalah yang diberikan. Untuk soal

a siswa climber membuat limas seperti pada Gambar 4.5.a.

Gambar 4.5 jawaban soal a Tes Pemecahan masalah I siswa Climber.

Gambar 4.5.a sketsa bangun limas segi-4 , 4.5.b verifikasi volume limas.

PI.66 : tu kamu buat limas? Nentukan ukurannya gimana

SCrI.67 tak bikin 5 kali 6 kali 7, trus aku pilih 18, kan 18 tak

PI.68

SCrI.69 kan luas alasnya panjang dikali

PI.70

PI.71

makanya yang kamu ganti 6 jadi 18 gitu ya,berarti bisa juga 5

SCrI.72 gitu

Untuk soal b siswa menjawab seperti pada Gambar 4.6

Gambar 4.5.a Gambar 4.5.b

Page 81: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 4.6. jawaban soal b Tes Pemecahan Masalah I siswa Climber.

Gambar 4.6.a sketsa bangun ruang kubus dengan limas. 4,6.b verifikasi

volume bangun ruang 4.76.a

SCrI.76 : Ukurannya sisi kubusnya 5, tinggi limasnya 10,2 . (siswa

membuktikan ukuran dengan menghitung volume bangun ruang

tersebut).

SCrI.77

PI.78

SCrI.79

PI.80 ng sisinya 5?

SCrI.81 : ya, 7 juga bisa sebenarnya. Terus alas limasnya kan sama ma

PI.82 kira kalau menentukannya dari limas dulu baru ke kubus

SCrI.83 kan tinggi limas itu kan gak tentu.eh bisa ding

sebenernya bisa-

Gambar 4.6.a Gambar 4.6.b

Page 82: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(2). Hasil wawancara II

Pada awalnya siswa salah menentukan ukuran, karena volume

yang harus dipenuhi wadahnya adalah 385.000 cm3(volume tabung

besar). Pada tahap ini siswa tidak membagi volume tabung besar dengan

1000 buah wadah jelly yang akan diproduksi. Seperti yang terlihat pada

Gambar 4.7.

Gambar 4.7. jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah II siswa Climber.

Gambar 4.7.a sketsa kerucut. 4.7.b verifikasi volume bangun ruang 4.7.a

Kemudian peneliti bertanya kepada siswa seperti pada kutipan

wawancara PII.26 - SCrII.29.

PII.26

SCrII.27 : arus sama,385. Wah salah igh

PII.28 : amu ambil seribu?

SCrII.29: ya aku ambil seribu .

Siswa menyadari kesalahannya, kemudian memperbaikinya.

Kemudian siswa mengubah tinggi kerucut seperti yang terlihat pada

Gambar 4.8

Gambar 4.7.a Gambar 4.7.b

Page 83: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kemudian siswa menuliskan kembali jawaban yang telah

diperbaiki seperti pada Gambar 4.9.a

Untuk soal a siswa menjawab seperti pada gambar 4.9

Gambar 4.9. jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah II siswa Climber

yang telah diperbaiki.

Gambar 4.9.a sketsa kerucut. 4.9.b verifikasi volume bangun ruang 4.9.a.

Kemudian peneliti menanyakan alur menentukan ukuran kepada

siswa Climber.

PII.34 -jari alasnya 70cm

dan tingginya 310

SCrII.35 udah tak tentukan dari awal

70cm. Tinggal nyari

PII.36 -

SCrII.37

Untuk soal b.

Gambar 4.9.a Gambar 4.9.b

Gambar 4.8 Menentukan tinggi kerucut yang diperbaiki.

Page 84: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Siswa menjawab bentuk balok seperti pada Gambar 4.10

Berikut kutipan wawancara untuk verifikasi soal b Tes Pemecahan

Masalah II.

PII.45 : erus, ukurannya kamu bisa tentukan panjangnya 7, lebar 11,

tinggi 5 gimana?

SCrII.46 : Kan volumenya diketahui 385000 dibagi seribu kan 385= px l x

t. Terus nentuin l sama t nya. Tapi terserah tadinya aku

pengenanya nentuin

PII.47

SCrII.48 : -nya

PII.49 : apatnya l gimana?

SCrII.50 : a pengen ja, tadi lihat lihat og kayaknya disini seruan 11

PII.51 : erarti dari l nya habis itu ke t, t nya 5

SCrII.52 : ya

PII.53 : anjangnya tinggal dihitung gitu?

SCrII.54 : iya .

b) Triangulasi

Untuk soal a dan b pada Tes Pemecahan masalah I siswa

menentukan ukuran bangun ruang yang dibuat dengan cata mencoba-coba

beberapa angka seperti yang dikatakan siswa pada kutipan wawancara

Gambar 4.10 Jawaban soal b Tes

Pemecahan Masalah II siswa

Climber.

Page 85: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

PI.80 - SCrI.81. Pada Tes Pemecahan Masalah II dari PII.34 - SCrII.37 siswa

menentukan ukuran kerucut dengan menentukan ukuran jari-jari alasnya.

Siswa menentukan jari-jari 35 cm karena siswa ingin menyamakan

dengan masalah yang ada. Kemudian siswa hanya perlu mencari tinggi

kerucut agar volume kerucut 385 cm3. Dari kutipan wawancara PII.45 -

SCrII.54 untuk soal b, siswa menentukan bangun yang akan dibuat adalah

balok. Yang dilakukan pertama kali oleh siswa adalah menentukan lebar

dan tinggi balok. Dari Tes Pemecahan Masalah I dan Tes Pemecahan

Masalah II siswa mampu mengerjakan dan memverifikasi dengan baik,

siswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan ukuran maka subjek

dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Dari kutipan wawancara PI.66 - SCrI.72 siswa menentukan ukuran

limas melalui ukuran balok yakni dengan panjang, lebar, tinggi masing-

masing adalah 5, 6, dan 7. Kemudian siswa memilih ukuran panjang 6

untuk dikalikan dengan 3(dari rumus volume limas). Sehingga diperoleh

ukuran baru yakni limas dengan alas persegi panjang dengan panjang

18cm, lebar 5cm dan tinggi limas 7cm. Terlihat bahwa siswa tidak

banyak mengubah angka. Siswa berpikir praktis dengan menentukan

ukuran limas dari hubungan rumus volume limas dengan volume balok.

Untuk soal b ini dari kutipan SCrI.76 - SCrI.83 siswa mencoba

menggabungkan 2 macam bangun ruang yakni kubus dengan limas.

Dalam menentukan ukuran bangun ruang pada Gambar 4.7.a siswa

menentukannya dari volume yang harus dipenuhi adalah 210 cm3,

kemudian siswa menentukan ukuran kubus yakni 5 cm karena semua

panjang sisi kubus harus sama. Diperoleh volume kubus adalah 125 cm3.

Sehingga diperoleh voleme yang harus dipenuhi limas adalah volume

cokelat balok volume kubus = 210 cm3 - 125 cm3= 85 cm3. Karena alas

Page 86: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

limas adalah satu sisi kubus maka siswa hanya perlu menentukan tinggi

limas agar dipenuhi volume limas 85 cm3. Dan diperoleh tinggi limas

adalah 10,2 cm. Siswa menentukan ukuran dengan mencoba-coba

beberapa angka dan dengan melihat bilangan-bilangan yang ditemui pada

tahap persiapan. Pada Tes Pemecahan Masalah II ini, siswa menentukan

ukuran kerucut dengan menentukan ukuran jari-jari alasnya. Dapat dilihat

dari kutipan PII.34 - SCrII.37 siswa menentukan jari-jari 35 cm karena siswa

ingin menyamakan dengan masalah yang ada. Kemudian siswa hanya

perlu mencari tinggi kerucut agar volume kerucut 385 cm3. Jawaban

siswa ini benar secara matematika, namun pemikiran kritis tidak muncul.

Siswa tidak membayangkan bagaimana bangun ruang yang dibentuknya.

Untuk soal b dari kutipan wawancara PII.45 - SCrII.54 siswa menentukan

bangun yang akan dibuat adalah balok, yang dilakukan pertama kali oleh

siswa adalah menentukan lebar dan tinggi balok. Dengan melihat

verifikasi sebelumnya, siswa memilih 11 cm untuk lebar, dan 5 cm untuk

tinggi balok. Setelah itu siswa menentukan panjang balok yang harus

dipenuhi agar volume balok 385 cm3. Bilangan-bilangan tersebut ditemui

siswa saat menghitung volume tabung besar, kemudian siswa

menggunakan bilangan-bilangan tersebut saat menentukan ukuran bangun

yang dibuat. Berbeda dari Tes Pemecahan Masalah I dimana siswa

menentukan ukuran dengan Trial anda Error atau coba-coba, pada Tes

Pemecahan Masalah II siswa menggunakan bilangan-bilangan yang

ditemui pada tahap persiapan sehingga lebih efektif.

b. Analisis Data Subjek Kategori Camper

1) Tahap persiapan.

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori camper pada

tahap persiapan. Untuk melihat tahap persiapan siswa camper dalam

Page 87: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menyelesaikan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang pemahaman masalah, syarat

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan bekal pengetahuan siswa

tentang bangun ruang.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Berikut kutipan wawancara siswa Camper pada wawancara ke I.

PI.5

SCprI.6 Kan balok cokelat, itu kan panjangnya ini, lebarnya ,

tingginya(sambil menunjuk pada masalah), ntar disuruh nyetak

PI.7

SCprI.8

PI.9 Trus

SCprI.10

PI.11

SCprI.12 design

PI.13

SCprI.14

PI.15 : angan lupa sama menentukan?

SCprI.16 kan

PI.17

Kemudian siswa memikirkan bentuk apa saja yang mungkin bisa dibuat

seperti pada kutipan wawancara berikut.

PI.65 -apa, ngobrol-ngobrol dulu saja.setelah kamu

Page 88: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

SCprI.66 a mau saya buat bentuk bunga, love, bentuk kotak

kado yaitu kubus yang ada pitanya yang juga dari cokelat. Tapi

susah nentuin

(2). Hasil wawancara II

Berikut kutipan wawancara siswa Camper pada wawancara ke II

SCprII.11 Kan ada tabung, isinya adonan jelly, tabung itu tingginya

1m, diameternya 70cm trus adonan itu mau dicetak jadi ribuan

jelly dalam wadah, trus disuruh bikin bentuk wadah jelly tapi

ntar volume total jelly yang mau dibuat itu harus sama dengan

PII.12

SCprII.13

ribuan?berarti jelly nya itu kecil

PII.14 : kan -

SCprII.15

PII.16

SCprII.17

PII.18

SCprII.19

Setelah beberapa saat siswa diminta menjelaskan kembali masalah yang

diberikan seperti pada kutipan wawancara berikut.

SCprII.37 -kecil, dan tabung

kecil-

tabung injeksi).

PII.38

SCprII.39

PII.40 dah tahu kan berikutnya?

Page 89: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

SCprII.41 ingung .

PII.42 asalahnya ya seperti yang

SCprII.43 -kecil. Adonannya ini, tiap tabung

kecil-kecil itu ukurannya sama. Ntar kalau volume 10 tabung

Kemudian siswa memikirkan bentuk apa saja yang mungkin bisa dibuat

seperti pada kutipan wawancara berikut.

PII.172 udah kamu buat itu, yang kamu pikirkan

apa aja

SCprII.173 abis itu ini (bola) trus langsung kepikiran

ini (eskrim) mbak, ya itu aja

PII.174 Gak

SCprII.175 Gak dan gak

Kemudian siswa mencari volume tabung injeksi seperti pada Gambar

4.11.

b) Triangulasi

Dari kutipan wawancara PI.5 - PI.17 terlihat bahwa siswa mampu

menyampaikan informasi dengan bahasanya sendiri. Dari kutipan

wawancara SCprII.11 - SCprII.43 terlihat siswa mampu menyampaikan apa

yang dipahami dengan bahasanya sendiri. Dari PI.65 - SCprI.66 pada Tes

Gambar 4.11 Volume tabung oleh siswa Camper

Page 90: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pemecahan Masalah I dan PII.172 - SCprII.175 Tes Pemecahan Masalah II

siswa memikirkan bangun yang dipelajari. Dari kedua data hasil wawancara

tersebut terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara yang pertama dan

kedua. Pada tes pemecahan masalah I dan II siswa camper mampu

memahami masalah dan menyampaikan informasi yang diterima dengan

bahasa sendiri dan siswa mampu mengingat bangun ruang yang telah

dipelajari sebagai bekal dalam menyelesaikan masalah, dari kesesuaian yang

ada pada Tes Pemecahan Masalah I dan II, maka subjek dapat dikatakan

valid.

c) Analisis data

Pada tahap persiapan, dari kutipan wawancara PI.5 - PI.17 terlihat

bahwa siswa mampu memahami masalah yang diberikan dan arah

penyelesaiannya dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami

masalah yang diberikan. Siswa camper juga mampu menyampaikan

informasi yang diterima dengan bahasanya sendiri. Dari kutipan SCprII.11 -

SCprII.19 siswa telah memahami masalah yang diberikan, namun siswa

belum begitu yakin dengan informasi yang telah diterima, kemudian peneliti

melanjutkan kembali wawancara seperti pada kutipan SCprII.37 - SCprII.43,

terlihat siswa mampu menyampaikan dengan bahasa sendiri dan membuat

pengandaian yang relevan dengan permasalahan. Dari PI.65 - SCprI.66 pada

Tes Pemecahan Masalah I dan PII.172 - SCprII.175 pada Tes Pemecahan

Masalah II siswa menyampaikan bangun ruang yang mungkin dapat

dijadikan penyelesaian. Pada Tes Pemecahan Masalah I siswa tidak

menggambarkan permasalahan terlebih dahulu, siswa cukup mengetahui

syarat yang diperlukan adalah volume cokelat balok sebesar 210 cm3.Pada

Tes Pemecahan Masalah II siswa merasa perlu menuliskan cara dalam

menentukan volume tabung injeksi. Dari Gambar 4.11 terlihat siswa

melakukan kesalahan saat mencari volume dalam tabung besar. Awalnya

Page 91: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

siswa menjawab 192.500 cm3, ternyata siswa mengalikan yang seharusnya

22 dengan 5 menjadi 11 dengan 5. Dari PII.78 - SCprII.83 siswa menentukan

banyak wadah yang akan dibuat untuk satu tabung besar adalah 1000 buah.

Sehingga dapat dikatakan baik pada Tes Pemecahan Masalah I dan II siswa

tidak mengalami kesulitan dalam mencari syarat untuk mengerjakan tes.

2) Tahap Inkubasi.

Untuk mengetahui kegiatan siswa camper pada tahap inkubasi,

maka peneliti mengamati aktivitas siswa setelah memahami masalah.

a) Paparan data

(1). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah I

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat.

(2). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah II

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat.

Pada Tes Pemecahan Masalah II ini, siswa tidak terlalu lama

melakukan aktivitas berdiam diri.

b) Triangulasi

Pada tahap ini, baik Tes Pemecahan Masalah I dan II siswa

melakukan aktivitas merenung berdiam diri sehingga aktivitas siswa pada

tahap ini dikatakan valid.

Page 92: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

c) Analisis data

Pada tahap inkubasi, siswa camper melakukan aktivitas

merenung, berdiam diri. Dari kutipan wawancara PI.65 - SCprI.66 pada Tes

Pemecahan Masalah I siswa memikirkan bentuk-bentuk cokelat yang

ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalkan bentuk hati, kubus, dan

lain-lain, tidak jauh berbeda pada Tes Pemecahan Masalah II, dari kutipan

wawancara PII.172 - SCprII.175, siswa mengalami kesulitan dalam

membayangkan produk jelly, namun siswa memikirkan beberapa bentuk

seperti tabung, bola dan sekrim (kerucut). Pada tahap ini, terlihat siswa

tidak hanya berpikir bangun ruang yang dipelajari dalam kelas, tetapi

siswa membawa pengetahuannya kedalam pemikiran yang dihubungkan

dengan produk serupa yakni cokelat dan jelly yang ditemuai dalam

keseharian siswa.

3) Tahap Iluminasi.

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori camper untuk

tahap iluminasi. Untuk melihat tahap iluminasi siswa camper dalam

memecahkan masalah matematika dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang timbulnya ide siswa untuk

mencari penyelesaian masalah.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Berikut kutipan wawancara mengenai tahap iluminasi untuk soal a.

PI.41

SCprI.42 kan

PI.43

Page 93: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

SCprI.44 : Kan

PI.45

SCprI.46 gitu

Berikut kutipan wawancara mengenai tahap iluminasi untuk soal b.

SCprI.54 -kubusnya gambarnya

gimana

PI.55 trus letakkan

SCprI.56 -kotak semua dong mba

PI.57 Orek-

orekannya di stu sekalian aja

SCprI.58

PI.59 malah biar aku tahu cara kamu nyarinya

Kemudian siswa ditanya mengenai ide yang timbul seperti pada

kutipan wawancara berikut.

PI.83

SCprI.84 trus dikasih kubus-

PI.85 di pinggir atau di tengah?

SCprI.86

PI.87

SCprI.88 lucu aja mbak, dapet idenya gitu og

(2). Hasil wawancara II

Berikut kutipan wawancara mengenai tahap iluminasi untuk Tes

Pemecahan Masalah II soal a.

SCprII.45 -

PII.46 apa-

Page 94: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Untuk soal a, siswa memiliki ide untuk membuat tabung.

Berikut kutipan wawancara mengenai tahap iluminasi untuk Tes

Pemecahan Masalah II soal b.

SCprII.119

PII.120

SCprII.121 Kan gini, tetap ada perseginya, tapi yang ke

isi ini (kerucut)

b) Triangulasi

Dari PI.41 - SCprI.46 dan SCprI.54 - PI.59 pada Tes Pemecahan

Masalah I siswa mampu memunculkan ide berupa bangun ruang. Dari

SCprII.45 - PII.46 dan SCprII.119 - SCprII.121 pada Tes Pemecahan Masalah II

siswa juga mampu memunculkan ide berupa bangun ruang. Karena kedua

siswa mampu memunculkan ide pada kedua Tes Pemecahan Masalah

yang diberikan, maka subjek dikatakan valid.

c) Analisis data

Dari PI.41 - SCprI.46 pada awalnya siswa ingin membentuknya

menjadi kubus. Tetapi karena terpaku dengan ukurannya yakni mencari

2103 yang bukan merupakan bilangan bulat maka siswa tidak jadi

membentuk kubus. Siswa memiliki ide untuk penyelesaian soal a adalah

balok dengan ketebalan 1 cm, sehingga berbentuk lempengan yang tidak

lain adalah balok. Kemudian dari SCprI.54 - PI.59 untuk design kedua,

siswa memutuskan mengembangkan idenya dengan menambahkan 3

buah kubus diatasnya. Ide siswa yang muncul dipengaruhi oleh produk

cokelat yang ada di pasaran, yang biasa berbentuk lempengan. Pada tahap

persiapan, siswa juga memikirkan bentuk lain yaitu bentuk hati, kubus

seperti yang sering ditemui, namun karena dirasa jika dibentuk kubus

Page 95: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

siswa tidak akan menemukan ukuran sisi berupa bilangan bulat maka

siswa mengurungkan niatnya untuk membuat kubus, kemudian untuk

bentuk hati siswa merasa akan sulit dalam menentukan ukuran. Dari

SCprII.45 - PII.46 pada Tes Pemecahan Masalah II siswa memunculkan ide

membuat cetakan berupa tabung dan SCprII.119 - SCprII.121 siswa

memunculkan ide berupa kerucut. Pada Tes Pemecahan Masalah II, siswa

memikirkan bentuk wadah jelly yang akan dibuat dengan memikirkan

bentuk produk jelly dalam wadah yang ada di pasaran. Agar pada saat

pengisisan jelly wadah jelly dapat berdiri maka siswa menambahkan

kubus sebagai penyangga. Terlihat bahwa siswa membayangkan proses

produksi jelly tersebut, sehingga timbul pemikiran siswa untuk

menambahkan kubus sebagai penyangga agar kerucut tidak miring atau

jatuh saat proses pengisian adonan jelly. Ide yang muncul pada masing-

masing Tes Pemecahan Masalah terlihat disesuaikan dengan masalah

yang diberikan.

4) Tahap verifikasi.

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori camper untuk

tahap verifikasi. Untuk melihat tahap verifikasi siswa camper dalam

memecahkan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang pelaksanaan ide untuk mencari

penyelesaian dari masalah yang diberikan, pada tahap ini siswa akan mencari

ukuran dari bangun ruang yang dibuat dimana bangun ruang yang dibuat

harus memenuhi syarat yang diberikan.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Pada Tes pemecahan Masalah I, siswa memverifikasi bangun yang dibuat

seperti pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13

Page 96: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Untuk soal a

Berikut kutipan wawancara siswa Camper pada wawancara ke I.

SCprI.79 Kan volumenya 210, saya ambil dulu 1cm untuk satu sisi,

tinggal 21 ma 10 untuk 2 sisi .

PI.80 : adi cari ukuran 1 sisi dulu?

PI.81 : alau kamu nentuin ukuranya dengan cara lain bisa gak?

SCprI.82 gak

Dari kutipan wawancara SCprI.79 - SCprI.82, siswa menentukan

bangun yang akan dibuat pertama adalah balok. Dengan menentukan

tinggi balok terlebih dahulu yakni 1 cm, kemudian siswa menentukan

panjang dan lebar balok.

Untuk soal b

Gambar 4.12 Jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah I Siswa

Camper

Gambar 4.13 jawaban soal b Tes Pemecahan Masalah I siswa

Camper

Page 97: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

PI.89 Nentukan

SCprI.90 Kan volumenya 210 mbak, saya tentuin dulu kubusnya

3(3x3x3)=81 terus masih sisa 129, itu saya jadiin balok, cara

nentuin

PI.91

SCprI.92 trus 129 saya coba bagi dengan 7, dapatnya 18,42 ya

PI.93 : isa dengan cara lain? Misal dari baloknya dulu baru kubus?

SCprI.94

PI.95 gimana

SCprI.96 trus sisanya dibuat kubus, tapi

kubus itu sisinya harus sama, susahnya disitu mbak kalau dari

(2). Hasil wawancara II

Pada Tes pemecahan Masalah II, siswa memverifikasi bangun yang

dibuat seperti pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.15

Berikut kutipan wawancara siswa Camper pada wawancara ke II

PII.64 aja

SCprII.65

Gambar 4.14 jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah II siswa Camper

Page 98: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

PII.66 17,5

SCprII.67 nya eh r-

PII.68

SCprII.69 Kan dihitung mbak, ini 7cm, saya kasih tingginya 7cm.

trus tinggal 22x berapaxberapa=385. Trus, 385 itu dibagi 22

sama dengan 17,5, itu berarti kan 2, ini( 17,5)tu r nya .

PII.70 : 2 nya .

SCprII.71 : Eh 2 nya. Ini kan nanti dikuadrat gini mbak, 22x

17,5 kan 385 .

PII.72 : 22x17,5?

SCprII.73 toh

PII.74

SCprII.75

PII.76

SCprII.77

Untuk soal b

SCprII.159 aja

PII.160

Gambar 4.15 jawaban soal b Tes Pemecahan Masalah II siswa

Camper

Page 99: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

SCprII.161 227, ini 21 (tinggi kerucut). Tadi 385, dibagi 22 hasilnya

17,5, pakai 17,5 (jari-jari lingkaran alas). Sudah ketemu

PII.162 Udah

SCprII.163 Udah, ini 17,5 dikuadratin kan 17,5 terus ini (21)coret ma

ini(7) jadi 3 coret ma ini (13 ) habis tinggal 22 kali 17,5 ketemu

385 cm3

PII.176 kan ukuran yang kedua ini sama ya dek

SCprII.177 13 nya tabung ta tingginya tak

b) Triangulasi

Dari kutipan wawancara SCprI.79 - SCprI.96 pada Tes Pemecahan

Masalah I siswa menentukan satu ukuran kemudian mencari ukuran lain

dari faktor bilangan yang dipenuhi. Untuk Tes Pemecahan Masalah II dari

kutipan PII.64 - SCprII.77 siswa menentukan 1 ukuran terlebih dahulu

kemudian diikuti ukuran dari sisi yang lain yang memenuhi syarat yang

diberikan. Pada Tes Pemecahan Masalah I dan II, siswa mampu

menyelesaikan dan menentukan ukuran dengan baik. Baik Tes

Pemecahan Masalah I dan II, siswa menggunakan cara trial and error

dalam menentukan ukuran. Karena siswa mampu melakukan verifikasi,

maka subjek dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Dari kutipan wawancara SCprI.79 - SCprI.82, siswa menentukan

bangun yang akan dibuat pertama adalah balok. Dengan menentukan

tinggi balok terlebih dahulu yakni 1 cm, kemudian siswa menentukan

Page 100: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

panjang dan lebar balok. Untuk soal b, dari kutipan wawancara PI.89 -

SCprI.96 siswa mulai menggabungkan bangun ruang yakni balok dan tiga

buah kubus. Dalam menentukan ukurannya, siswa memulai dengan

menentukan ukuran kubus. Secara acak siswa memilih kubus dengan

panjang sisi 3 cm. Kemudian siswa menentukan volume balok yang harus

dipenuhi yakni 210 cm3 81 cm3=129 cm3. Seperti pada jawaban soal

a, siswa menentukan terlebih dahulu tinggi balok yakni 1 cm. Kemudian

siswa mencoba membagi 129 dengan 7 dan diperoleh 18,42. Siswa tidak

mencoba membagi 129 dengan bilangan lain. Pada Tes Pemecahan

masalah II untuk soal a, dari kutipan wawancara PII.64 - SCprII.77 siswa

mencoba menentukan ukuran pada tabung agar volume jelly 385 cm3.

Pertama yang dilakukan siswa adalah menentukan tinggi tabung, siswa

memilih 7 cm agar dapat dibagi dengan 227 sehingga diperoleh 2=38522=17,5 dan jari-jari tabung diperoleh 17,5 . Untuk soal b, dari SCprII.159 -

SCprII.177 siswa tidak berpikir untuk menentukan ukuran yang berbeda

dari sebelumnya. Siswa mengembangkan dari verifikasi sebelumnya.

Karena untuk rumus kerucut adalah sepertiga volume tabung, maka siswa

mengubah tinggi kerucut menjadi tiga kali tinggi tabung agar diperoleh

volume yang sama yakni 385 cm3. Pada Tes Pemecahan Masalah I baik

soal a dan b, siswa menentukan ukuran bangun yang dibuat dengan

mencoba bilangan-bilangan agar dihasilkan angka yang menurut siswa

cukup bagus. Sedangkan pada Tes Pemecahan Masalah II di mana design

yang dibuat siswa memiliki rumus volume yang terkait sehingga siswa

menemukan kemudahan dalam menentukan ukuran bangun ruang kedua

yang didesign. Pada tahap verifikasi siswa menentukan ukuran bangun

ruang yang dibuatnya dengan menentukan satu ukuran terlebih dahulu

kemudian ukuran sisi yang lain yang memenuhi syarat.

Page 101: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Analisis Data Subjek Kategori Quitter

1) Tahap persiapan.

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori quitter pada

tahap persiapan. Untuk melihat tahap persiapan siswa quitter dalam

memecahkan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang pemahaman masalah, syarat

yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan bekal pengetahuan siswa

tentang bangun ruang.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Untuk Tes Pemecahan Masalah I, siswa quitter ini diwawancarai

sebanyak dua kali.

PI.8 : Udah dibaca ta??trus dari soal tersebut bisa nggak kamu

ngomong apa yang diketahui di soal tersebut? Pakai bahasa kamu

SQrI.9

PI.10

SQrI.11

ukuran pada masalah) terus disuruh dicetak ke bentuk yang lain.

Tapi carane dilelehke, trus kita suruh design

PI.12

SQrI.13 design

PI.14 : design cetakannya gitu ya? Terus

syaratnya disitu apa?ada tidak syarat syarat nya untuk

SQrI.15 : ukuranya harus sama ini (menunjuk masalah) mbak,

trus

Page 102: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

PI.16 :

SQrI.17 Lah kan kita buat cetakannya yang volume sebanding sama ini

PI.18

SQrI.19

Kemudian siswa mencari volume balok cokelat seperti pada Gambar 4.16

Kemudian siswa diwawancara di hari Rabu tanggal 9 Mei 2012 saat jam

ke-7.

PI.206 aja dek bangunnya yang ingin

kamu buat? Kamu mau buat cokelat itu bentuk apa aja yang

kamu pikirin

SQrI.207

PI.208 aja

SQrI.209 trus ini tabung, prisma, tapi kan nyarinya yang

.

PI.210 gak

SQrI.211

(2). Hasil wawancara II

Berikut kutipan wawancara siswa Quitter pada wawancara ke II

Gambar 4.16 sketsa bangun dan volume balok cokelat oleh siswa

Quitter.

Page 103: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

PII.3 Udah dibaca ya soalnya, tolong dijelaskan ke mbak yang

kamu tangkap di situ apa aja

SQrII.4 kan, di dalam tabung ukurannya tingginya 1

meter diameter 70 cm mau dicetak jadi ribuan jelly dalam

wadah. Tugasnya mendesign wadah jelly .

PII.5 : Udah dibaca poin a? Di situ ada petunjuk apa dek?

SQrII.6 : entukan bentuk wadah jelly agar adonan dalam tabung tepat

PII.7

SQrII.8

PII.9 dah

SQrII.10 ig

Siswa masih belum dapat memahami masalah yang diberikan.

PII.17 : ke, di situ syaratnya apa aja? Ada tidak syarat

SQrII.18 Angel.

Bentuknya ini hlo

PII.19 gimana dek? Dari satu tabung ini

SQrII.20 kecil. Kan ribuan .

Kemudian siswa mencari volume tabung injeksi sebagai syarat

mengerjakan seperti pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17 sketsa tabung dan volume tabung oleh siswa Quitter.

Page 104: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Kemudian siswa ditanya mengenai bangun ruang yang dipikirkan seperti

kutipan wawancara berikut.

PII.86 : alau tidak 2 bentuk itu kamu mau bikin bentuk apa?

SQrII.87 : abung paling mbak .

b) Triangulasi

Dalam Tes Pemecahan Masalah I dari PI.8 - SQrI.19 terlihat siswa

telah memahami masalah namun dalam menyampaikan informasi siswa

masih menggunakan bahasa soal. Dari kutipan PI.206 - SQrI.211 siswa

memikirkan bangun ruang yang telah dipelajari sebelumnya. Pada Tes

Pemecahan Masalah II dari kutipan wawancara PII.3 - SQrII.20 siswa telah

memahami masalah yang diberikan, meski dari kutipan PII.3 - SQrII.8 siswa

masih menggunakan bahasa soal. Dari PII.86 - SQrII.87 siswa memikirkan

bangun ruang yang dapat dibuat. Pada Tes Pemecahan Masalah I dan II

siswa quitter mampu memahami masalah dan dalam menyampaikan

informasi siswa masih menggunakan bahasa soal. Siswa mampu

memikirkan bangun ruang yang dapat dijadikan alternatif penyelesaian

masalah. Dari kesesuaian yang ada pada Tes Pemecahan Masalah I dan II,

maka subjek dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Untuk tahap persiapan, pada Tes Pemecahan Masalah I dari PI.8 -

SQrI.19 terlihat siswa telah memahami masalah namun dalam

menyampaikan informasi siswa masih menggunakan bahasa soal. Pada

tahap ini, siswa memikirkan bangun ruang apa saja yang dapat dibuat.

Namun pada tahap verifikasi siswa tidak berpikir seperti yang diharapkan

yakni menentukan ukuran bangun ruang dengan memotong balok cokelat

saja, sehingga peneliti harus mewawancarai di hari lain. Dari kutipan PII.3

Page 105: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

- SQrII.8 pada Tes Pemecahan Masalah II siswa masih menggunakan

bahasa soal dan mengaku belum terlalu memahami masalah. Dari PII.17 -

SQrII.20 siswa telah mampu memahami masalah yang disajikan. Pada Tes

Pemecahan Masalah I dan II siswa mampu memahami masalah yang

diberikan meskipun waktu yang dibutuhkan relatif lama. Dari kutipan

PI.206 - SQrI.211 pada Tes Pemecahan Masalah I dan PII.86 - SQrII.87 pada Tes

Pemecahan Masalah II siswa memikirkan bangun ruang yang dapat

dijadikan solusi adalah limas, prisma dan tabung. Siswa tidak terlalu

banyak memikirkan bangun ruang yang bisa dijadikan penyelesaian. Pada

tahap ini siswa juga harus mengetahui syarat yang diperlukan untuk

mencari penyelesaian seperti pada Gambar 4.16 dan 4.17.

Gambar 4.16 menunjukkan siswa membuat sketsa balok dan

mencari volume balok cokelat sebagai syarat siswa melakukan verifikasi.

Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan volume balok. Pada

Gambar 4.17 siswa mencari volume tabung besar sebagai syarat

menentukan ukuran cetakan wadah. Pada tahap ini siswa tidak mengalami

kesulitan dalam menentukan volume tabung. Dari PII.46 - SQrII.49 siswa

menentukan akan membuat 1000 buah wadah jelly untuk satu tabung

besar.

2) Tahap Inkubasi.

Untuk mengetahui kegiatan siswa quitter pada tahap inkubasi, maka

peneliti mengamati aktivitas siswa setelah memahami masalah.

a) Paparan data

(1). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah I

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

Page 106: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat,

siswa juga memainkan pulpennya.

(2). Data hasil pengamatan pada Tes Pemecahan Masalah II

Setelah siswa diwawancarai untuk tahap persiapan,

kemudian peneliti mempersilakan siswa untuk menyelesaikan

permasalahan. Sebelum siswa memulai mengerjakan, siswa

berdiam diri memikirkan penyelesaian yang mungkin dibuat,

melihat sekelilingnya. Pada Tes Pemecahan Masalah II ini,

siswa tidak terlalu lama melakukan aktivitas berdiam diri.

b) Triangulasi

Pada Tes Pemecahan Masalah I dan II siswa pada tahap ini

berdiam diri sebentar sehingga aktivitas siswa pada tahap ini dikatakan

valid.

c) Analisis data

Pada tahap inkubasi, siswa quitter melakukan aktivitas

merenung, berdiam diri. Dari kutipan PI.206 - SQrI.211 pada Tes Pemecahan

Masalah I dan PII.86 - SQrII.87 pada Tes Pemecahan Masalah II siswa

memikirkan bangun ruang yang dapat dijadikan solusi adalah limas,

prisma dan tabung. Siswa pada tahap ini memerlukan waktu yang lama.

Siswa memerlukan waktu untuk merenungkan bentuk apa yang akan

dibuat dan mengingat-ingat rumus untuk menentukan volumenya. Pada

tes pemecahan masalah II, siswa quitter cenderung tidak melakukan

perenungan yang berarti.

3) Tahap Iluminasi.

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori quitter untuk

tahap iluminasi. Untuk melihat tahap iluminasi siswa quitter dalam

Page 107: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

memecahkan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang timbulnya ide siswa untuk

mencari penyelesaian masalah.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Untuk soal a siswa memiliki ide membuat prisma segi-3.

PI.130 Lah benar gak? Lah

SQrI.131 eh

PI.132

SQrI.133

Kemudian siswa ditanya kembali alasan siswa seperti wawancara berikut

PI.158 milihnya

SQrI.159 : Biar agak gampang aja. Kalau ini (kubus) kan ketiga sisinya

harus sama, nyarinya

PI.160 gak

SQrI.161 nyari

Untuk soal b siswa memiliki ide limas.

PI.176

SQrI.177

PI.178

SQrI.179

PI.180

SQrI.181

ya mbak? Apa persegi panjang deh

PI.182 gak

SQrI.183

PI.184

Page 108: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

SQrI.185 juga, kan 3,14, bingung aja, malas aja .

(2). Hasil wawancara II

Untuk soal a siswa membuat limas.

PII.62 : ke setelah itu kamu mulai. Yang kamu pikirkan tadi apa aja

dek?untuk menentukan bentuknya. Yang di bayangan kamu

SQrII.63 gitu, tapi sebenarnya wagu sih

PII.64 aja

gitu

SQrII.65

PII.66

Untuk soal b siswa membuat prisma.

PII.76

Kemudian peneliti bertanya kembali kepada siswa.

PII.78 : enapa tidak coba-coba yang lain?

SQrII.79 : la kalau ada yang pasti pasti mbak .

PII.80 : asti?

SQrII.81 : asti aku mudhengnya itu lo. Nyoba nyoba rung mesti aku

bisa .

PII.82 : ngat rumusnya?

SQrII.83 : ukan, ya masuk-masukin angkanya itu lo. Misal kalau kubus

kan volumenya sisi pangkat tiga, berarti nanti cari sisinya mesti

diakar pangkat tiga, males aja ndag bisa .

PII.84 : Ga kepikiran bangun bangun yang lain? Kamu masih

ingatkan bangun bangun ruang itu apa saja?

SQrII.85 : Jane aku pengen bentuk bola tapi males og, rumusnya pake

itu

Page 109: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

PII.86 : alau tidak 2 bentuk itu kamu mau bikin bentuk apa?

SQrII.87 : abung paling mbak .

b) Triangulasi

Dari PI.130 - SQrI.133 , PI.176 - SQrI.185 siswa mampu memunculkan

ide berupa bangun ruang. Dari PII.62 - PII.66 , PII.76 siswa juga memunculkan

ide berupa bangun ruang. Karena siswa mampu memunculkan ide untuk

dijadikan penyelesaian masalah yang diberikan.

c) Analisis data

Pada Tes Pemecahan Masalah I dari PI.130 - SQrI.133 siswa quitter

memiliki ide untuk Tes Pemecahan Masalah I soal a adalah prisma, PI.176

- SQrI.181 siswa memikirkan bangun ruang yang akan dijadikan

penyelesaian adalah limas dengan alas persegi panjang, awalnya terpikir

alasnya persegi namun karena jika persegi sisinya harus sama, maka

siswa menggantinya dengan persegi panjang. Dari PI.158 - SQrI.161 siswa

terpikir membuat kubus, tetapi karena siswa merasa tidak dapat

menemukan sisi berupa bilangan bulat maka siswa mengurungkan

niatnya. Ide siswa pada Tes Pemecahan Masalah ini dipilih karena pada

saat wawancara pertama di mana siswa memotong balok cokelat menjadi

2 prisma dan untuk soal b dipotong menjadi limas dengan alas persegi

panjang. Pada Tes Pemecahan Masalah II dari PII.62 - PII.66 siswa

memutuskan idenya adalah limas, dan dari PII.76 untuk soal b siswa

memilih prisma. Siswa tidak berpikir secara lepas, karena terpaku pada

rumus satu bangun ruang yang siswa ingat dan tahu. Pada Tes Pemecahan

Masalah II siswa lebih memilih menjawab dengan bangun ruang yang

sama dengan Tes Pemecahan Masalah I. Dari kutipan PII.78 - SQrII.87

siswa memikirkan bangun lain seperti bola, namun karena siswa akan

Page 110: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

tersebut. Siswa tidak mencoba menghubungkan idenya dengan bangun

ruang yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tahap verifikasi

Dengan memperhatikan indikator pada Tabel 2.2 halaman 26,

berikut merupakan transkrip hasil wawancara subjek kategori quitter untuk

tahap verifikasi. Untuk melihat tahap verifikasi siswa quitter dalam

memecahkan masalah geometri dilakukan wawancara berbasis tugas yang

bertujuan untuk menggali informasi tentang pelaksanaan ide untuk mencari

penyelesaian dari masalah yang diberikan, pada tahap ini siswa akan mencari

ukuran dari bangun ruang yang dibuat di mana bangun ruang yang dibuat

harus memenuhi syarat yang diberikan.

a) Paparan data

(1). Hasil wawancara I

Untuk soal a siswa menjawab seperti pada Gambar 4.18.

Berikut kutipan wawancara siswa Quitter pada wawancara ke I

PI.134 gak? Pertamanya kamu menentukan apanya

Gambar 4.18 Jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah I siswa Quitter

Page 111: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

SQrI.135

PI.136

SQrI.137

PI.138

pertama

SQrI.139

PI.140

SQrI.141

PI.142 Ow

SQrI.143

PI.144 gitu biar

SQrI.145

PI.146 Lah ini kan kamu mau buat biar

SQrI.147 3

PI.148

segitiga, katanya tadi kamu menentukan dari alasnya dulu kan?

Dari alasnya yang berupa segitiga ini, panjang alas sama

SQrI.149

PI.150 trus alasnya kamu tentukan

SQrI.151

PI.152 trus

SQrI.153 2

PI.154 Trus 10cm nya ini mikirnya

SQrI.155

PI.156 2 biar 210 3 dikalikan

SQrI.157

Kemudian peneliti kembali bertanya pada siswa.

Page 112: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

PI.162 Pinginnya ngitung sisinya berapa gitu ya? berarti milih prisma

karena lebih gampang? Jadi satu bentuk, misal panjang alasnya

3cm, tingginya 14cm, tinggi prismanya 10cm. ya bisa, buat satu

lagi, terserah kamu bentuknya! Berarti itu tadi yang kamu tentuin

pertama bukan

SQrI.163 Gak mb

PI.164 Ow, jadi kamu pengen luas alasnya 21 2 gitu

SQrI.165

PI.166 Trus

SQrI.167

PI.168 banget, tapi tidak apa-apa seperti itu. Tadi

kamu menentukan luas alasnya dulu, pengennya 21 2 gitu,

trus

SQrI.169

PI.170 Oke. Ulangi, jadi yang pertama kamu tentukan apanya dulu

SQrI.171 kan

PI.172 Ow, jadi kamu nentuin luas alasnya sekian, berarti tingginya

SQrI.173 .

Untuk soal b siswa menjawab seperti pada Gambar 4.19

Gambar 4.19 Jawaban soal b Tes Pemecahan Masalah I siswa Quitter

Page 113: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

PI.188

SQrI.189

PI.190

SQrI.191 :

PI.192

SQrI.193 210 3. 5 x 6 kan 35 2 kan

PI.194

SQrI.195

PI.196

SQrI.197 : kan 35, 35x6=210 3?

PI.198 nnya dari apa dek? Sama pertanyaanya, kan

menentukan luas alas sama tinggi, yang pertama kali kamu

tentukan tadi apanya?

SQrI.199 : ama, luas alasnya dulu .

PI.200 : uas alasanya,kamu pengenya?

SQrI.201 35 2

PI.202 kayaknya

SQrI.203 kan sisinya juga harus sama mbak, nyari

PI.204 Ow

SQrI.205

(2). Hasil wawancara II

Untuk soal a siswa menjawab seperti pada Gambar 4.20.

Page 114: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Berikut kutipan wawancara siswa Quitter pada wawancara ke II

PII.66 untuk menentukan

ukurannya sendiri, dimulai dari apa?bisa tolong dijelaskan?

SQrII.67

PII.68 gitu

SQrII.69

PII.70 :

SQrII.71 sih, kan ketemu kalau 385 dibagi 7 kan 55 ta,

terus tak cari aja kira kira yang bisa dibagi 3 terus dikalikan

PII.72 : ang lima itu kamu kalikan tiga gitu?

SQrII.73 : ya

PII.74 : amu cari faktor dari 55 itu 5 ma 11. Ada lagi tidak

SQrII.75 Udah itu tok .

Untuk soal b siswa menjawab seperti pada Gambar 4.21.

Gambar 4.20 Jawaban soal a Tes Pemecahan Masalah II siswa

Quitter.

Page 115: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

PII.76

SQrII.77 cuman tak bedain 15 itu jadi 10 kan karena dibagi 2.

b) Triangulasi

Dari kutipan wawancara PI.134 - SQrI.173 dan PI.188 - SQrI.205 pada

Tes Pemecahan Masalah I dalam menentukan ukuran siswa menggunakan

bilangan yang merupakan faktor bilangan dari volume cokelat. Dari

kutipan wawancara PII.66 - SQrII.75 dan PII.76 - SQrII.77 pada Tes Pemecahan

Masalah II siswa juga menggunakan faktor dari bilangan yang merupakan

volume tabung besar. Dari Tes Pemecahan Masalah I dan II siswa mampu

menyelesaikan masalah dengan baik, mampu menentukan ukuran yang

memenuhi syarat maka subjek dapat dikatakan valid.

c) Analisis data

Dari kutipan wawancara PI.134 - SQrI.173, yang pertama kali

dilakukan siswa dalam menentukan ukuran prisma adalah luas alas

prisma yaitu 21 cm2 dan tinggi prisma 10 cm. Kemudian dalam

menentukan ukuran alas prisma yakni bangun datar segitiga yang terdiri

Gambar 4.21 Jawaban soal b tes Pemecahan Masalah II siswa Quitter

Page 116: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

dari alas dan tinggi, siswa quitter menentukan tinggi segitiga yakni 14 cm

dan alas segitiga 3cm. Pada tahap ini timbul pemikiran kritis siswa

mengenai tinggi segitiga yakni 14cm dapat dilihat pada percakapan

SQrI.167 dan PI.168. Dari kutipan wawancara PI.188 - SQrI.205 untuk soal b,

siswa membuat cokelat berbentuk limas dengan alas berbentuk persegi

panjang. Pada tahap ini siswa menentukan ukuran dengan cara

menentukan luas alas limas dahulu yang berbentuk persegi panjang yaitu

35 cm2. Siswa memilih persegi panjang dengan panjang dan lebar

masing-masing 15 cm dan 7 cm. Pada awalnya siswa ingin limas dengan

alas persegi tetapi karena luas alas telah ditentukan sebesar 35 cm2 maka

siswa merasa kesulitan karena sisi bukan merupakan bilangan bulat.

Tidak berbeda jauh pada Tes Pemecahan Masalah I soal b, siswa quitter

mencari salah satu faktor dari 385 yaitu 7 dan 55, kemudian siswa

menentukan tinggi limas 7 cm, siswa juga mencari faktor dari 55 yakni 5

dan 11. Agar diperoleh volume limas 385 cm3 maka pada alas limas

ditentukan panjang dan lebar alas adalah 15cm dan 11 cm. Tidak jauh

berbeda dari soal a Tes Pemecahan Masalah II, siswa hanya tinggal

mengganti ukuran alas prisma agar diperoleh luas alas 55 cm2 yakni

dengan panjang dan tinggi alas masing-masing 11cm dan 10cm.

Penyelesaian yang diberikan antara Tes Pemecahan Masalah I dan II

saling terkait. Dan siswa tidak mau mencoba mencari alternatif jawaban

yang berbeda untuk Tes Pemecahan Masalah II.

2 Tabel Ringkasan Proses Berpikir Kreatif Siswa

Berikut disajikan Tabel ringkasan mengenai proses berpikir kreatif siswa

climber , camper , quitter pada setiap tahapan berpikir.

Page 117: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 4.1

Tahap Persiapan Proses Berpikir Kreatif Siswa

Kategori Siswa Tingkah Laku Siswa Pada Tahap Persiapan

Climber Siswa mampu memahami masalah, menyampaikan

informasi dengan bahasa sendiri.

Siswa memikirkan bangun ruang apa saja yang telah

dipelajari.

Camper Siswa mampu memahami masalah, menyampaikan

informasi dengan bahasa sendiri.

Siswa memikirkan bentuk produk apa saja yang bisa

dibuat dalam hal ini siswa telah mengaitkan dengan

benda-benda dalam kehidupan sehari-hari.

Quitter Siswa mampu memahami masalah, tetapi dalam

menyampaikan informasi siswa masih

menggunakan bahasa soal.

Siswa memikirkan bentuk produk apa saja yang bisa

dibuat dalam hal ini siswa memikirkan bangun

ruang yang telah dipelajari di kelas.

Tabel 4.2

Tahap Inkubasi Proses Berpikir Kreatif Siswa

Kategori Siswa Tingkah Laku Siswa Pada Tahap Inkubasi

Climber Siswa melakukan aktivitas merenung dan dengan

membuat coretan pada kertas kosong.

Camper Siswa melakukan aktivitas merenung

membeyangkan permasalahan secara nyata.

Quitter Siswa melakukan aktivitas merenung tetapi tidak

terlalu berarti.

Page 118: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 4.3

Tahap Iluminasi Proses Berpikir Kreatif Siswa

Kategori Siswa Tingkah Laku Siswa Pada Tahap Iluminasi

Climber Siswa mengaitkan bangun ruang yang dipelajari

dalam kelas dengan bangun ruang yang ditemui

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga muncul

kebaruan ide.

Camper Siswa mencoba terjun dalam situasi yang diberikan,

memikirkan bentuk bangun ruang yang sekiranya

cocok dengan permasalahan yang diberikan.

Siswa mengembangkan idenya dari ide yang telah

muncul sebelumnya.

Terdapat unsur kebaruan dalam ide siswa.

Quitter Siswa tidak mau mencoba bentuk lain, karena

merasa akan lebih mudah jika ia menggunakan

bentuk bangun yang sama.

Tabel 4.4

Tahap Verifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa

Kategori Siswa Tingkah Laku Siswa Pada Tahap Verifikasi

Climber Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang

secara fasih.

Siswa menggunakan cara trial and error untuk

menentukan ukuran sampai diperoleh bilangan yang

menurutnya cukup bagus.

Camper Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang

secara fasih.

Dalam menentukan ukuran bangun ruang siswa

Page 119: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

menggunakan cara trial and error.

Saat menentukan ukuran bangun ruang kedua siswa

mampu menciptakan skema yang lebih efektif.

Quitter Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang

secara fasih.

Dalam menentukan ukuran bangun ruang siswa

menggunakan pengetahuannya mengenai faktor dari

volume yang diberikan.

C. Pembahasan

Dari analisis data wawancara berbagi tugas yang telah dilakukan,

berikut ulasan mengenai proses berpikir kreatif siswa ditinjau dari AQ.

1. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Climber

a. Tahap Persiapan

Dari analisis data pada tahap persiapan halaman 52 , siswa

climber mampu memahami masalah dengan cukup baik dan dengan

waktu yang relatif singkat. Siswa mampu menyampaikan informasi yang

diterima dengan bahasa sendiri.

Siswa climber selalu ingin mencoba hal baru, demikian pula

pada saat pelajaran matematika. Meski masalah yang diberikan kepada

siswa belum pernah diberikan guru, dan siswa tidak terbiasa mengerjakan

soal terbuka, siswa antusias untuk menyelesaikan masalah yang

diberikan.

b. Tahap Inkubasi

Dari analisis data pada tahap inkubasi halaman 54, siswa

melakukan aktivitas merenung, siswa memikirkan bentuk bangun ruang

apa saja yang akan dijadikannya ide. Pada Tes Pemecahan Masalah I

siswa memikirkan bangun-bangun ruang seperti bola, kubus, balok, limas

Page 120: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

dan prisma. Kemudian siswa memikirkan implementasi bangun tersebut

dalam kehidupan dan ketertarikannya terhadap bangun ruang. Pada Tes

Pemecahan Masalah II, siswa memikirkan bangun ruang kubus dan limas.

c. Tahap Iluminasi

Dari analisis data pada tahap iluminasi halaman 56, siswa

memunculkan idenya, menetapkan ide yang akan direalisasikan. Ide yang

muncul dari Tes Pemecahan Msalah I dan II tidak saling terkait. Pada Tes

Pemecahan Masalah I siswa mencoba mengaitkan idenya dengan benda-

benda dalam kehidupan sehari-hari, kemudian membawanya ke bentuk-

bentuk bangun ruang maupun gabungan bangun ruang. Sedangkan pada

Tes Pemecahan Masalah II, ide yang muncul berupa bangun ruang

sederhana yang dipelajarinya dalam kelas. Terlihat dari PII.55 - PII.57 bahwa

siswa mengaku tidak terpikir untuk menggabungkan bangun ruang. Pada

saat Tes Pemecahan Masalah II diberikan pada siswa, siswa climber

nampak tergesa-gesa dalam menyelesaikan tugasnya, karena saat itu

adalah setelah pulang sekolah dan siswa memiliki kegiatan latihan drama

untuk kelasnya.

d. Tahap Verifikasi

Dari analisis data pada tahap verifikasi halaman 64, siswa

mencoba menentukan ukuran bangun dengan cara trial and error. Siswa

mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih.

Siswa climber memiliki sikap tidak mudah patah semangat

ketika mengalami kesulitan. Senada dengan hasil penelitian, pada saat

siswa melakukan kesalahan dalam menentukan ukuran dari bangun ruang

yang dibuatnya, siswa tidak menyerah atau langsung mengganti idenya,

siswa tetap membuktikan terlebih dahulu bahwa yang dikerjakan salah,

kemudian siswa mencari alternatif jawaban lain.

Page 121: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Camper

a. Tahap Persiapan

Dari analisis data pada tahap persiapan halaman 69, siswa

camper mampu memahami masalah dengan cukup baik dan dengan

waktu yang relatif singkat. Siswa mampu menyampaikan informasi yang

diterima dengan bahasa sendiri.

Siswa camper bersedia mencoba hal baru, demikian pula pada

saat pelajaran matematika. Meski masalah yang diberikan kepada siswa

belum pernah diberikan guru, dan siswa tidak terbiasa mengerjakan soal

terbuka, siswa bersedia untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.

Terlihat saat mengerjakan masalah yang diberikan peneliti, siswa

memiliki pemikiran atau alternatif yang beraneka ragam, ketika berbicara

mengenai bentuknya dan bersama peneliti mencoba memanipulasi

bentuk, misalkan bentuk bunga dimanipulasi sedemikian hingga bentuk

bunga merupakan gabungan dari beberapa bola yang dipotong-potong.

Tetapi ketika siswa diminta menentukan ukuran dari bunga tersebut,

siswa Camper menolak, karena merasa mengalami kesulitan.

b. Tahap Inkubasi

Dari analisis data pada tahap inkubasi halaman 71, siswa

melakukan aktivitas merenung siswa memikirkan bentuk bangun ruang

apa saja yang akan dijadikannya ide dan mencoba memikirkan masalah

yang serupa yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tahap Iluminasi

Dari analisis data pada tahap iluminasi halaman 73, siswa

mampu memunculkan idenya dan menetapkan ide. Siswa memikirkan

dengan matang dan membayangkan masalah yang diberikan dalam

kehidupan nyata. Siswa mampu memunculkan ide-ide yang menarik

Page 122: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

seperti pada Tes Pemecahan Masalah I, bersama peneliti siswa dapat

membawa bentuk bunga, kura-kura, topi ke dalam gabungan bangun

ruang sederhana, seperti bunga yang bisa dibuat dari gabungan beberapa

setengah bola, namun siswa tidak bersedia menentukan ukuran bangun

bunga tersebut, karena siswa tidak hafal rumus volume bola, dan merasa

akan sangat sulit. Sehingga siswa hanya bersedia menggambarkan bentuk

yang dipikirkan. Sedangkan pada Tes Pemecahan Masalah II siswa tidak

banyak memikirkan bangun yang dapat dibuat menjadi cetakan jelly. Dari

hal tersebut, terlihat karakter siswa camper memiliki kemauan dalam

berusaha namun jika menghadapi tantangan atau kesulitan, siswa camper

akan berhenti.

d. Tahap Verifikasi

Dari analisis data pada tahap verifikasi halaman 78, siswa

mencoba menentukan ukuran bangun dengan cara trial and error dengan

cara siswa menentukan satu ukuran terlebih dahulu, kemudian

menentukan ukuran kain yang memenuhi. Siswa mampu menentukan

ukuran bangun ruang secara fasih.

Karakter dari siswa camper juga muncul pada tahap ini, ketika

peneliti bertanya apakah bersedia mencoba kembali membuat design

baru, siswa menolaknya karena siswa sudah merasa puas dengan hasil

yang diperoleh..

3. Profil Berpikir Kreatif Siswa Kategori Quitter

a. Tahap Persiapan

Dari analisis data pada tahap persiapan halaman 83, siswa quitter

mampu memahami masalah yang diberikan, namun dalam memahami

masalah siswa membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak

dibandingkan siswa camper dan climber. Pada saat siswa menyampaikan

Page 123: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

informasi dari masalah yang disajikan, siswa quitter masih

menyampaikannya dengan bahasa soal. Siswa tidak begitu fasih dalam

mengingat bangun yang telah dipelajari.

Siswa quitter cenderung menolak untuk mencoba hal baru

khususnya pada pelajaran matematika. Siswa memperlihatkan sedikit

ambisi dalam mengerjakan masalah yang diberikan. Siswa hanya sekedar

menjalankan perintah yang diberikan.

b. Tahap Inkubasi

Dari analisis data pada tahap inkubasi halaman 85, siswa

melakukan aktivitas merenung. Namun dalam perenungannya tidak

terlalu berarti. Siswa memikirkan ide apa yang akan dibuatnya

dipengaruhi oleh orang lain.

c. Tahap Iluminasi

Dari analisis data pada tahap iluminasi halaman 88, awalnya

siswa memiliki ide untuk membentuk produk cokelat baru dengan cara

memotongnya menjadi beberapa bagian. Pada soal a siswa memotong

menjadi prisma, sedang pada soal b siswa memotong menjadi limas.

Namun, karena menyadari kesalahannya bahwa yang dikerjakan tidak

sesuai dengan perintah soal. Maka siswa membuat penyelesaian baru,

namun dengan design lama. Siswa terpikir membuat kubus, tetapi karena

siswa merasa tidak dapat menemukan sisi berupa bilangan bulat maka

siswa mengurungkan niatnya. Siswa juga memikirkan bentuk bola dan

menggunakannya. Siswa menggunakan ide yang sama pada setipa masalah

karena siswa tidak ingin berpikir lagi untuk mengingat rumus. Dari hal

tersebut nampak karakter siswa quitter di mana tidak menyukai

tantangan.

Page 124: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

d. Tahap Verifikasi

Dari analisis data pada tahap verifikasi halaman 94, siswa quitter

mampu menentukan ukuran bangun ruang yang dibuat dengan cara

mencari faktor dari volume yang diberikan. Siswa mencoba membuat

tabung, namun karena siswa merasa mengalami kesulitan karena akan

niatnya untuk membuat bentuk Tabung, di sini terlihat karakter daripada

siswa quitter yang memilih untuk menghindari hal yang sekiranya akan

menyulitkan siswa tersebut. Siswa mampu menentukan ukuran bangun

ruang secara fasih.

4. Perbandingan Setiap Tahapan Ketiga Siswa

Dari Tabel 4.1 halaman 96 Pada tahap persiapan ketiga siswa mampu

memahami masalah yang diberikan, meskipun tipe masalah yang diberikan jarang

dijumpai, tetapi masalah yang diberikan memang tidak terlalu rumit. Siswa climber

dan camper mampu menyampaikan informasi yang diperoleh dengan bahasa sendiri,

sedangkan siswa quitter dalam menyampaikan informasi masih dengan menggunakan

bahasa soal. Siswa climber dan camper mampu mengingat bangun ruang yang telah

dipelajari beserta rumus volumenya, sedangkan siswa quitter mengalami kesulitan

dalam mengingat volume bangun ruang. Siswa camper selalu mencoba mengaitkan

penyelesaian yang akan dibuat dengan kejadian serupa dalam kehidupan sehari- hari.

Dari Tabel 4.2 halaman 96, ketiga siswa tersebut melakukan aktivitas

merenung dengan berdiam diri pada tahap inkubasi. Pada tahap ini, siswa camper

melakukan aktivitas merenung lebih lama dibanding 2 siswa lainnya. Sedangkan pada

tahap iluminasi, dari Tabel 4.3 halaman 97 siswa climber, camper dan quitter mampu

menentukan ide yakni bangun ruang yang akan dijadikan penyelesaian. Dibandingkan

siswa quitter peneliti menemukan ide-ide kreatif pada siswa climber, camper.

Sedangkan pada tahap verifikasi, dari Tabel 4.4 halaman 97 siswa climber

dan camper menggunakan trial and error untuk menentukan ukuran bangun ruang,

Page 125: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

sedangkan siswa quitter menentukan ukuran dengan menggunakan faktor bilangan

dari volume yang telah dicari sebelumnya. Pada tahap ini, pemikiran kritis timbul

pada siswa quitter, jika pada siswa climber dan camper pada saat menentukan ukuran

hanya melihat dari sisi benar dan telah memenuhi, siswa quitter mampu memberikan

penilaian terhadap ukuran yang telah ia tentukan dengan membayangkan bangun

yang dibuat dalam kenyataan.

Page 126: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 105

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang proses berpikir kreatif siswa SMA ditinjau

dari adversity quotient-nya dalam memecahkan masalah geometri diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses berpikir kreatif siswa climber dalam memecahkan masalah geometri.

a. Pada tahap persiapan, siswa climber tersebut memahami masalah yang

diberikan dalam waktu yang relatif singkat. Siswa mampu menyampaikan

informasi yang diperoleh dengan bahasa sendiri.

b. Pada tahap inkubasi, siswa climber melakukan aktivitas merenung.

c. Pada tahap iluminasi, siswa memunculkan ide.

d. Pada tahap verifikasi, siswa climber mencoba menentukan ukuran bangun

dengan cara trial and error. Siswa mampu menentukan ukuran bangun

ruang secara fasih. Siswa tidak berputus asa ketika salah menentukan

ukuran.

2. Proses berpikir kreatif siswa camper dalam memecahkan masalah geometri.

a. Pada tahap persiapan, siswa camper mampu memahami masalah dengan

cukup baik dan dengan waktu yang relatif singkat. Siswa mampu

menyampaikan informasi yang diterima dengan bahasa sendiri.

b. Pada tahap inkubasi, siswa camper melakukan aktivitas merenung siswa

memikirkan masalah yang serupa yang dijumpainya dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Pada tahap iluminasi, siswa camper mampu memunculkan idenya dan

menetapkan ide. Dari masalah yang diberikan siswa mencoba memberikan

ide dengan membayangkan masalah secara nyata.

d. Pada tahap verifikasi, siswa camper mencoba menentukan ukuran bangun

dengan cara trial and error dengan cara siswa menentukan satu ukuran

Page 127: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

terlebih dahulu, kemudian menentukan ukuran sisi lain yang memenuhi.

Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih.

3. Proses berpikir kreatif siswa quitter dalam memecahkan masalah geometri.

a. Pada tahap persiapan, siswa quitter mampu memahami masalah yang

diberikan, namun dalam memahami masalah siswa membutuhkan waktu

yang relatif lebih banyak dibandingkan siswa camper dan climber. Pada saat

siswa menyampaikan informasi dari masalah yang disajikan, siswa quitter

masih menyampaikannya dengan bahasa soal.

b. Pada tahap inkubasi, siswa quitter melakukan aktivitas merenung. Namun

dalam perenungannya tidak terlalu berarti.

c. Pada tahap iluminasi, siswa quitter memutuskan ide yang akan

direalisasikan berasal dari pengetahuan sebelumnya, tidak ada ide baru.

d. Pada tahap verifikasi, siswa quitter mampu menentukan ukuran bangun

ruang yang dibuat dengan cara mencari faktor dari volume yang diberikan.

Skema tersebut digunakan pada saat mengerjakan Tes Pemecahan Masalah.

Siswa mampu menentukan ukuran bangun ruang secara fasih.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses berpikir kreatif siswa SMA

ditinjau dari adversity quotient-nya dalam memecahkan masalah geometri yang

telah dilakukan maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan praktis sebagai

berikut:

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis dari penelitian ini, terlihat adanya kesesuaian antara

adversity quotient siswa dengan proses berpikir kreatif masing-masing siswa pada

setiap kategori adversity quotient tersebut. Namun untuk ide yang muncul pada

setiap permasalahan yang diberikan tidak selalu berkaitan seperti pada siswa

climber dan camper, namun karena karakter siswa quitter yang tidak menyukai

tantangan, maka ide yang muncul pada masalah setara yang diberikan sama dan

terkait. Untuk mengetahui lebih lanjut, dapat dilakukan penelitian untuk

Page 128: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

menghasilkan teori mengenai karakteristik proses berpikir kreatif siswa pada

setiap kategori adversity quotient.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Pembelajaran matematika dapat disusun dengan memperhatikan aspek

kreativitas siswa, agar pembelajaran yang tercipta menyenangkan dan tidak

monoton. Karena seperti yang telah dijelaskan di pendahuluan, bahwa prestasi

dalam bidang matematika siswa SMA Batik 1 Surakarta tidak menonjol, serta

pemberian masalah yang menuntut siswa berpikir secara konvergen membuat

beberapa siswa menjadi tidak menyenangi belajar matematika.

b. Pembelajaran matematika dapat disusun dengan mempertimbangkan aspek

adversity quotient siswa. Tingkat kesulitan masalah yang diberikan guru perlu

diperhatikan agar mampu mencakup semua kategori siswa. Siswa dengan

kategori quitter diharapkan mampu mengikuti dari hal yang dianggapnya

mudah sehingga setidaknya siswa quitter bersedia mengikuti pelajaran dan

tidak selalu bersugesti buruk terhadap matematika.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang proses berpikir kreatif siswa SMA

ditinjau dari adversity quotient-nya dalam memecahan masalah geometri dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Memberikan permasalahan terbuka kepada siswa terutama siswa quitter agar

siswa tertarik kepada matematika dan memberikan gambaran dari peran

matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2. Guru dapat menyusun sebuah model pembelajaran berdasarkan tahapan

proses berpikir kreatif siswa untuk meningkatkan kreativitas siswa.

3. Dari hasil penelitian terlihat siswa quitter tidak memiliki ketertarikan pada

matematika, hendaknya guru mampu memberikan motivasi kepada siswa

quitter, dan memberikan sisi lain yang menarik dalam matematika.

Page 129: Isna Nur L.F. K1308022 PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS .../Proses... · Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Isna Nur ... PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

4. Untuk siswa camper, guru dapat melakukan bimbingan dan memberikan

semangat agar siswa tidak berhenti dan meninggalkan idenya begitu saja.

5. Siswa climber telah memiliki semangat yang tinggi dalam menghadapi

tantangan, tapi hendaknya guru tetap mendampingi siswa agar dapat

mencapai hasil yang maksimal.