ISK COmplicated. Mariana

20
Infeksi Saluran Kemih Atas dengan Penyulit Kelompok B8 Gloria Benthamy Siamiloy 102011160 H.J. Anthonius GU 102013032 Mariana Astuti Dam 102013128 Vanesha Cicilia Kwentano 102013229 David John 102013242 Ineke Putri 102013355 Citra Tanti 102013468 Syawaluddin Zulfitri Bin Zulkarnain 102013392 Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana. Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Pendahuluan Infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang cukup sering terjadi di masyarakat yang dapat mengenai baik laki- laki maupun perempuan dari semua kelompok umur anak, remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri. 1

description

xx

Transcript of ISK COmplicated. Mariana

Page 1: ISK COmplicated. Mariana

Infeksi Saluran Kemih Atas dengan Penyulit

Kelompok B8Gloria Benthamy Siamiloy 102011160H.J. Anthonius GU 102013032Mariana Astuti Dam 102013128Vanesha Cicilia Kwentano 102013229David John 102013242Ineke Putri 102013355Citra Tanti 102013468Syawaluddin Zulfitri Bin Zulkarnain 102013392

Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana.

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Pendahuluan

Infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi yang cukup sering terjadi di masyarakat

yang dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua kelompok umur anak,

remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah

satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih

mudah melewati jalur ke kandung kemih. Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada

pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau

hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di

bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran

yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat

memiliki efek protektif antibakteri.

Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi

saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang menyerang

ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang menyerang uretra,

kandung kemih dan prostat. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri,

virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa diagnosis ISK ditegakkan

dengan membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan

simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 105/ml urin. Infeksi

ini juga lebih sering dijumpai pada wanita daripada laki-laki, pada wanita dapat terjadi pada

semua umur, sedangkan pada laki-laki di bawah umur 50 tahun jarang terjadi.

1

Page 2: ISK COmplicated. Mariana

Anamnesis

Identitas pasien

Nama lengkap pasien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama,

pekerjaan, suku bangsa. Berikut data pasien yang didapatkan:

Nama : Tn. A , usia 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Keluhan utama

- Keluhan utama pasien : Nyeri saat berkemih sejak 5 hari yang lalu

- Keluhan tambahan : keluhan disertai demam, sering berkemih tapi hanya sedikit dan

urin berwarna keruh

Riwayat penyakit sekarang

- Bagaimana pola berkemih pasien? Tujuannya untuk mendeteksi faktor  predisposisi

terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah)

- Adakah merasa seperti terbakar atau nyeri saat berkemih (dysuria)?

- Adakah timbul rasa sangat ingin ke toilet, dan harus segera melakukannya (urgensi)?

- Adakah bau urine yang menyengat?

- Bagaimana volume urine, warna (keabu-abuan) dan konsentrasi urine?

- Adakah nyeri suprapubik? Nyeri suprapubik menunjukkan adanya infeksi pada

saluran kemih bagian bawah.

- Adakah nyeri panggul atau pinggang? Nyeri panggul atau pinggang biasanya pada

infeksi saluran kemih bagian atas.

- Adakah peningkatan suhu tubuh? Peningkatan suhu tubuh biasanya terjadi pada

infeksi saluran kemih bagian atas.

Riwayat kesehatan :

- Adakah riwayat infeksi saluran kemih?

- Adakah riwayat pernah menderita batu ginjal?

- Adakah riwayat penyakit diabetes melitus, jantung?

Riwayat sosial

2

Page 3: ISK COmplicated. Mariana

Riwayat keluarga

Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang paling utama harus dilakukan

adalah pemeriksaan tanda-tanda vital berupa suhu, tekanan darah, frekuensi napas, dan

frekuensi nadi.1

Inspeksi: untuk melihat apakah pasien terlihat sakit berat, lalu kesadaran pasien,

melihat ada atau tidaknya abnormalitas yang terlihat pada bagian abdomen atau

punggung pasien.

Palpasi: meraba bagian abdomen untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau

tidak, serta untuk mengetahui adanya benjolan atau massa pada abdomen dan

punggung pasien.

Perkusi: melakukan pengetukan pada CVA untuk mengetahui adanya nyeri

ketuk atau tidak. Apabila terdapat nyeri laporkan, untuk mengetahui distensi

kandung kemih dapat melakukan perkusi pada daerah suprapubik. Bila kandung

kemih terisi penuh oleh udara, maka suara perkusi di daerah kandung kemih

pekak diikuti oleh suara timpani pada usus.1

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Urine

Leukosuria atau piuria: Merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.

Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar

(LPB) sediment air kemih.2

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk mengungkapkan adanya proses

inflamasi atau infeksi. Didapatkannya leukositosis, peningkatan laju endap

darah, atau didapatkannnya sel-sel muda pada sediaan hapus darah

menandakan adanya proses inflamasi akut. Pada keadaan infeksi berat, perlu

diperiksa faal ginjal, faal hepar, faal hemostasis, elektrolit darah, analisis gas

darah, serta kultur kuman untuk penanganan ISK secara intensif.2

3

Page 4: ISK COmplicated. Mariana

Bakteriologis

Mikroskopis

Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram.

Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi.3

Biakan bakteri

Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri

dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell :3

Wanita, simtomatik

>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau

> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau

Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun pada urin yang diambil

dengan cara aspirasi suprapubik

Laki-laki, simtomatik

>103 organisme patogen/ml urin

Pasien asimtomatik

> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya

Pada ISK uncomplicated tidak diperlukan pemeriksaan pencitraan, tetapi pada

ISK complicated perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk mencari

penyebab/sumber terjadinya infeksi.3

o Foto polos abdomen

Pembuatan foto polos berguna untuk mengetahui adanya batu radioopak pada

saluran kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal pada pielonefritis

akut. Adanya kekaburan atau hilangnya bayangan garis psoas dan kelainan

dari bayangan bentuk ginjal merupakan petunjuk adanya abses perirenal atau

abses ginjal. Batu kecil atau batu semiopak kadangkala tidak tampak pada foto

ini, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan foto tomografi.3

o PIV

4

Page 5: ISK COmplicated. Mariana

PIV adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK

complicated. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya pielonefritis akut

dan adanya obstruksi saluran kemih; tetapi pemeriksaan ini sulit untuk

mendeteksi adanya hidronefrosis, pielonefrosis, ataupun abses ginjal pada

ginjal yang fungsinya sangat jelek.3

o Ultrasonografi

Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang sangat berguna untuk

mengungkapkan adanya hidronefrosis, pionefrosis, ataupun abses pada

perirenal/ginjal terutama pada pasien gagal ginjal. Pada pasien gemuk, adanya

luka operasi, terpasangnya pipa drainase, atau pembalut luka pasca operasi

dapat menyulitkan pemeriksaan ini.3

o CT Scan

Pemeriksaan ini lebih sensitive dalam mendeteksi penyebab ISK daripada PIV

atau ultrasonografi tetapi biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan ini relative

mahal.3

Diagnosis kerja

ISK atas dengan penyulit

Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis)

Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum dan

parenkim ginjal. Pada umumnya kuman yang menyebabkan infeksi ini berasal dari saluran

kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter. Gambaran klasik dari

pielonefritis akut adalah demam tinggi dan disertai menggigil, nyeri daerah perut dan

pinggang, disertai mual dan muntah. Biasanya di dahului oleh disuria, urgensi, dan sering

berkemih yang menunjukkan infeksi dimulai dari bawah. Pada pemeriksaan fisik terdapat

nyeri pada pinggang, perut, atau punggung.. Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya

leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria dan bakteriuria,

serta bisa terdapat silinder darah putih di urin yang menunjukkan infeksi terjadi di ginjal.

ISK atas dengan penyulit dibedakan menjadi : ISK selama kehamilan, ISK pada diabetes

melitus, dan ISK pada usia lanjut.1

ISK pada kehamilan

5

Page 6: ISK COmplicated. Mariana

Pada masa kehamilan terjadi perubahan anatomi dan fisiologi saluran kemih yang

disebabkan oleh peningkatan progesteron dan obstruksi akibat pembesaran uterus. Peristaltik

ureter menurun dan terjadi dilatasi ureter terutama pada sisi kanan yang terjadi pada

kehamilan tua. Wanita hamil lebh mudah mengalami pielonefritis akut daripada wanita tidak

hamil, meskipun kemungkinan untuk menderita bakteriuria kedua kelompok sama, yaitu

diantar 3-7%. Wanita hamil yang pada saat pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria,

sebanyak 13,5-65% mengalami episode pielonefritis. Pemberian terapi terhadap wanita hamil

dengan bakteriuria menunjukkan episode pielonefritis menjadi 0-5,3%.

Pielonefritis yang tidak diobati menyebabkan terjadinya kelahiran prematur dengan

kematian bayi. Dikatakan bahwa angka kematian bayi meningkat dua kali lipat jika saat

kehamilan disertai pielonefritis. Oleh karena itu pasien dianjurkan untuk mengadakan

screening guna mencari kemungkinan bakteriuria terhadap wanita hamil, kemudian

mengadakan terapi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kultur urine diambil pada saat kunjungan pertama dan diulang pada minggu ke-16.

Jika terdapat bakteriuria harus segera diterapi. Antibiotika yang dipilih sangat terbatas

mengingat toksisitas yang bisa terjadi pada janin. Yang paling aman saat ini adalah penisilin

dan sefalosporin, diberikan selama 3 hari. Kontrol terhadap kultur urine dilakukan secara

berkala untuk mengetahui efektifitas terapi. Jika terjadi pielonefritis pasien harus menjalani

rawat inap untuk pemberian terapi antibiotika parenteral.

ISK pada usia lanjut

Prevalensi ISK meningkat secara signifikan pada manula (manusia usia lanjut).

Bakteriuria meningkat dari 5-10% pada usia 70 tahun menjadi 20% pada usia 80 tahun.

Dikatakan bahwa ISK adalah penyebab terbanyak bakteremia pada manula. Wanita tua yang

menderita pielonefritis nonobstrusi lebih mudah mengalami episode bakteremia daripada

wanita muda.

Wanita manula yang menderita sistitis harus mendapatkan terapi antibiotika peroral salama 7

hari, sedangkan jika menderita pielonefritis, harus mendapatkan terapi parenteral selama 14

hari. Pria manula yang menderita ISK biasanya karena prostatitis dan mendapatkan terapi

antimikroba awal 14 hari dan diteruskan lagi 6 minggu hingga sembuh.

ISK pada pasien diabetes melitus

Prevalensi bakteriuria asimptomatik pada pasien diabetes wanita dua kali lebih sering

daipada wanita non diabetes. Demikian pula dengan resiko untuk mendapatkan penyulit

akibat ISK lebih besar. Hal ini diduga karena ada diabetes sudah terjadi kelainan fungsional

pada sistem urinaria maupun fungsi leukosit sebagai pertahanan tubuh. Kelainan fungsional

6

Page 7: ISK COmplicated. Mariana

pada saluran yang sering dijumpai adalah sistopati diabetikum. Oleh karena pada diabetes,

terjadi penurunan sensitifitas buli – buli sehingga memudahkan distensi buli – buli serta

penurunan kontraktilitas destrusor dana kesemua ini menyebabkan terjadinya peningkatan

residu urine. Kesemuanya itu menyebabkan mudah terjadinya infeksi.1

Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien diabetes yang menderita ISK adalah pielonefritis

emfisematosa, nekrosis papilar ginjal, abses perinefrik, dan bakteremia. Mudahnya terjadi

komplikasi emfisematosa pada orang dimungkinkan karena pada diabetes sering terinfeksi

oleh kuman penbentuk gas, menurunnya perfusi jaringan, dan kadar glukosa yang tinggi

menudahkan pertumbuhan uropatogen. Pielonefritis pada pasien diabetes mendapatkan terapi

antibiotika parenteral sampai 24 jam bebas panas dan gejalanya mereda. Setelah itu

diteruskan dengan pemberian obat – obatan per oral sampai hari ke-14. Golongan

trimetoprim-sulfametoksasol cukup baik untuk ISK, namun pemberian obat harus hati – hati

jika bersama dengan obat antidiabetikum.3

Diagnosis Banding

Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis, Uretrhitis)

Sistitis

Sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang sering disebabkan oleh infeksi oleh

bakteri. Mikroorganisme penyebab infeksi ini terutama adalah E.coli, Enterococci, Proteus,

dan Stafilococcus aureus yang masuk ke dalam buli-buli terutama melalui uretra. Sistitis akut

mudah terjadi jika pertahanan local tubuh menurun. Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa

buli-buli menjadi kemerahan (eritema), edema, dan hipersensitif sehingga juka buli-buli terisi

urine, akan mudah terangsang untuk segera mengeluarkan isinya; hal ini menimbulkan gejala

frekuensi. Kontraksi buli-buli akan menyebabkan rasa sakit/nyeri di daerah suprapubik dan

eritema mukosa buli-buli mudah berdarah dan menimbulkan hematuria. Tidak seperti gejala

pada infeksi saluran kemih sebelah atas, sistitis jarang disertai demam, mual, muntah, badan

lemah, dan kondisi umum yang menurun. Pemeriksaan urine berwarna keruh, berbau, dan

pada urinalisis terdapat piuria, hematuria, dan bakteriuria. Kultur urine sangan penting utuk

mengetahui jenis kuman penyebab infeksi. Jika sistitis sering mengalami kekambuhan, perlu

dipikirkan adanya kelainan lain pada buli-buli sehingga diperlukan pemeriksaan radiologi

atau sitoskopi. Gejala dan tanda klasik terdiri atas miksi sering yang tidak dapat ditunda,

dysuria, nikturia, dan kadang hematuria, nyeri suprapubik.4

7

Page 8: ISK COmplicated. Mariana

Uretrhitis

Merupakan peradangan pada uretra. Urethritis biasanya di dapat melalui penularan seksual.

Urethritis dapat dibagi 2 yaitu uretritis gonokokal yang disebabkan oleh neisseria

gonorrhoeae dan uretritis non-gonokokal disebabkan bakteri lain seperti Chlamydia

trachomatis atau Ureaplasma urealyticum. Gejala klinisnya adalah berupa rasa gatal atau

panas di distal uretra di sekitar orifisium uretra eksterna, dysuria, polakisuria, keluar duh

tubuh yang mukopurulen kadang disertai darah, persaan nyeri pada saat ereksi. Gejala-gejala

tersebut jelas pada pria namun pada wanita biasanya tidak bergejala atau bergejala ringan.4

Nefrolithiasis

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam

ginjal. Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran

urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang

masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang

mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah

faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik

yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.5

Faktor intrinsik antara lain :

1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.

2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan

pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :

1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran

kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah

stonebelt.

2. Iklim dan temperature

3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada

air yang dikonsumsi.

4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu

8

Page 9: ISK COmplicated. Mariana

5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak

duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala

berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada

penderita batu ginjal adalah nyeri pinggang sisi atau sudut kostovertebral, hematuria

makroskopik atau mikroskopik, pielonefritis dan/atau sistitis, nyeri ketok kostovertebral, batu

tampak pada pemeriksaan pencitraan dan gangguan faal ginjal.4

Etiologi

Kuman penyebab sepsis paling sering adalah bakteri gram negatif yang hidup komensal di

saluran cerna, yaitu kurang lebih 30-80%. Sedangkan kuman gram positif merupakan

penyebab 5-24%. E coli adalah kuman yang paling sering menyebabkan sepsis, kemudian

disusul Klebsiella, Enterobakter, Serratia, dan Pseudomonas spp. Proteus, Citrobacter, dan

bakteri – bakteri lain lebih jarang menyebabkan sepsis. Kuman yang paling virulen adalah

Pseudomonas dan Klebsiella, dan dalam hal ini Pseudomonas sering kali menunjukkan

resistensi terhadap berbagai antibiotika.

Urosepsis timbul karena adanya obstruksi saluran kemih sehingga kemampuan urin untuk

mengeleminasi kuman dari saluran kemih menjadi terganggu. Keadaan ini menyebabkan

kuman dengan mudah berkembang biak di dalam saluran kemih, menembus mukosasaluran

kemih, dan masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga menyebabkan bakteremia. Kelainan

urologi yang sering menimbulkan urosepsis adalah batu saluran kemih, hiperplasia prostat,

dan keganasan saluran kemih yang menyebabkan timbulnya hidronefrosis dan bahkan

pionefrosis.3

Epidemiologi

Infeksi saluran kemih pada anak dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. Angka rasio

kejadian infeksi saluran kemih pada anak dilaporkan untuk rasio bayi laki – laki dan

perempuan pada awal kehidupan bayi adalah antara 3 : 1 dan 5 : 1. Setelah masa bayi, anak

perempuan lebih sering mengalami infeksi saluran kemih dibandingkan laki – laki yaitu

dengan rasio L/P 1 : 4 untuk infeksi yang simtomatis dan 1 : 25 untuk infeksi yang

asimtomatis. Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3 – 5% sedangkan anak laki-laki 1%

Angka kekambuhan cukup tinggi yaitu pada anak perempuan 30% pada tahun pertama dan

9

Page 10: ISK COmplicated. Mariana

50% dalam 5 tahun kedepan. Sedangkan pada anak laki-laki angka kekambuhan sekitar 15-

20% pada tahun pertama dan setelah umur 1 tahun jarang ditemukan kekambuhan. ISK yang

terjadi nosokomial di rumah sakit pernah dilaporkan sebanyak 14,2% per 1000 penderita

anak, hal ini terjadi biasanya karena pemakaian kateter urin jangka panjang. Dewasa wanita

rentan terhadapa ISK Karena, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang

menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar

3-5 centi meter). Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga

kuman sulit masuk.4

Patogenesis

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam

traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: endogen yaitu kontak langsung dari

tempat infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen ( akibat pemakaian

kateter). Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.5-7

Secara asending yaitu:5-7

1) Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: faktor anatomi dimana

pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden

terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,

pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian

kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

2) Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen yaitu:5-7

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah

penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan

fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan

total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat

jaringan parut, dan lain-lain.

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:5

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang

tidak lengkap atau kurang efektif.

Mobilitas menurun

Nutrisi yang sering kurang baik

Sistem imunitas yang menurun

10

Page 11: ISK COmplicated. Mariana

Adanya hambatan pada saluran urin

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang

berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi

terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang

selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara

hematogen menyebar ke seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi

predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibtakan

penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai

hidronefrosis. Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan

hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.5

Manifestasi Klinik

Infeksi bakteri ke gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.

Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria dan terdesak kencing yang biasanya

terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi

akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang

meradang sehingga sering kencin. Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala,

malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.6

Pencegahan

Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut:5

Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.

Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH

balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.

Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh

langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet

duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau

dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan

cairan pembersih dudukan toilet..

Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.

Komplikasi

11

Page 12: ISK COmplicated. Mariana

ISK dapat menimbulkan beberapa penyulit, di antaranya gagal ginjal akut, urosepsis, nekrosis

papilla ginjal, supurasi atau pembentukan abses.5

Gagal ginjal akut adalah edema yang terjadi akibat inflamasi akut pada ginjal akan mendesak

sistem pelvikalises sehingga menimbulkan gangguan aliran urine. Pada pemeriksaan urogram

terlihat spastisitas sistem pelvikalises atau pada pemeriksaan radionuklir, asupan (uptake) zat

radioaktif tampak menurun. Selain itu urosepsis dapat menyebabkan nekrosis tubulus ginjal

akut.

Nekrosis papila ginjal dan nefritis interstisial dimana adanya infeksi ginjal pada pasien

diabetes sering menimbulkan pengelupasan papila ginjal dan nefritis interstisial.

Supurasi adalah Infeksi saluran kemih yang mengenai ginjal dapat menimbulkan abses pada

ginjal yang meluas ke rongga perineal dan bahkan ke pararenal, demikian pula yang

mengenai prostat dan testis dapat menimbulkan abses pada prostat dan abses testis.

Tata Laksana

Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara

status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam. Indikasi rawat inap

pielonefritis akut seperti terungkap pada Tabel 2.1

Tabel 2. Indikasi Rawat Inap Pasien dengan Pielonefritis Akut

Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotika oral

Pasien sakit berat atau debilitasi

Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan

Diperlukan investigasi lanjutan

Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi

Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, usia lanjut

The Infectious Disease Society of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi

antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum diketahui MO sebagai

penyebabnya :1

Fluorokuinolon

Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin

Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida

Prognosis

12

Page 13: ISK COmplicated. Mariana

Prognosis infeksi saluran kemih adalah baik bila dapat diatasi faktor pencetus dan penyebab

terjadinya infeksi tersebut

Kesimpulan

Pasien Laki-laki usia 50 tahun mengalami ISK. Diagnosis dipastikan dilihat dari gejala klinis

yang dirasakan pasien dan hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan. Terapi yang

cepat dan adekuat penting agar prognosis baik dan mengurangi kemungkinan terjadinya

komplikasi. Pencegahan penting dilakukan agar tidak terjadi ISK yang rekurens.

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setioyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h. 1586-95.

2. Burnside John W,McGlynn Thomas J. Diagnosis fisik, edisi 17. Jakarta: penerbit

buku kedokteran EGC; 2006.hlm 292-295.

3. Fazis O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.hal.44-7.

4. Purnomo BP. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-2 Jakarta: CV Sagung Seto; 2009. p. 69-

85

5. Robbins SL, Cotran RS, Kumar V. Buku saku dasar patologi penyakit. Edisi 2.

Jakarta: EGC; 2004.

6. Mansjoer A, Kuspuji T, Savitri R. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta:

Media Aesculapius; 2008.

13