Isi

22
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN Long Term Neurological Conditions (LTNC) adalah sebuah kondisi dimana seseorang dalam kondisi gangguan neurologis yang memerlukan perawatan berkesinambungan dalam jangka panjang Yang termasuk dalam LTNC disease adalah penyakit-penyakit semacam Parkinson Disease, Brain Injury, Spinal Injury, Epilepsy, Neuro Muscular Conditions, serta penyakit- penyakit sejenisnya yang memerlukan perawatan dalam jangka waktu yang panjang. Mengapa disebut Long Term, karena klien membutuhkan proses perawatan penyakitnya dalam waktu yang tidak sebentar, bahkan membutuhkan waktu yang lama, misalnya, harus check up setiap bulan, ganti obat setiap bulan, belum lagi jika pada saat-saat tertentu mengeluhkan suatu gangguan neurologis tertentu. Oleh karena itulah disebut dengan Long Term Neurological Conditions. Beberapa penyakit neurologi yang kronis biasanya akan menimbulkan gejala sisa yang akan dialami oleh pasien seumur hidupnya. Fenomena inilah yang disebut long-term neurological conditions (LTNC). Orang-orang dengan LTNC harus hidup dengan kecacatan atau bawaan penyakit yang akan mempengaruhi kualitas hidup mereka. Bayangkan saja bila seseorang yang awalnya memiliki pekerjaan atau aktivitas dalam keseharian mereka tiba-tiba ketika mereka terserang penyakit neurologi dan menimbukan cacat sehingga mereka tidak lagi dapat melakukan aktivitas seperti biasanya untuk selamanya akan sangat berat dihadapi. Sebagai perawat, kita dapat membantu pasien untuk meningkakan kualitas hidupnya melalui berbagai hal, contohnya adalah bagaimana perawat bisa

description

jurnal

Transcript of Isi

Page 1: Isi

BAB1

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Long Term Neurological Conditions (LTNC) adalah sebuah kondisi dimana seseorang dalam kondisi

gangguan neurologis yang memerlukan perawatan berkesinambungan dalam jangka panjang Yang

termasuk dalam LTNC disease adalah penyakit-penyakit semacam Parkinson Disease, Brain Injury,

Spinal Injury, Epilepsy, Neuro Muscular Conditions, serta penyakit-penyakit sejenisnya yang

memerlukan perawatan dalam jangka waktu yang panjang. Mengapa disebut Long Term, karena klien

membutuhkan proses perawatan penyakitnya dalam waktu yang tidak sebentar, bahkan membutuhkan

waktu yang lama, misalnya, harus check up setiap bulan, ganti obat setiap bulan, belum lagi jika pada

saat-saat tertentu mengeluhkan suatu gangguan neurologis tertentu. Oleh karena itulah disebut dengan

Long Term Neurological Conditions.

Beberapa penyakit neurologi yang kronis biasanya akan menimbulkan gejala sisa yang akan

dialami oleh pasien seumur hidupnya. Fenomena inilah yang disebut long-term neurological conditions

(LTNC). Orang-orang dengan LTNC harus hidup dengan kecacatan atau bawaan penyakit yang akan

mempengaruhi kualitas hidup mereka. Bayangkan saja bila seseorang yang awalnya memiliki pekerjaan

atau aktivitas dalam keseharian mereka tiba-tiba ketika mereka terserang penyakit neurologi dan

menimbukan cacat sehingga mereka tidak lagi dapat melakukan aktivitas seperti biasanya untuk

selamanya akan sangat berat dihadapi. Sebagai perawat, kita dapat membantu pasien untuk meningkakan

kualitas hidupnya melalui berbagai hal, contohnya adalah bagaimana perawat bisa berkomunikasi dengan

lingkungan dan keluarga pasien untuk mengoptimalkan dukungan mereka terhadap pasien.

Jurnal yang akan kami bahas ini adalah tentang perawatan berkelanjutan atau countinity of care

terhadap orang-orang dengan long-term neurological conditions yang dilakukan oleh para perawat

specialis neurologi di UK. Bagaimana dengan keadaan di Indonesia? Sudahkah penerapannya maksimal

atau apakah sudah tersedia layanan seperti ini? Akan sangat bermanfaat bagi kita apabila kita juga dapat

menerapkan poin-poin khusus yang diberikan sebagai metode dalam jurnal ini untuk dapat diaplikasikan

di Indonesia. Kita tahu bahwa penyakit neurologi di Indonesia cukuplah banyak, terlebih lagi bagi mereka

yang memiiki kecacatan akibat riwayat penyakit neurologi mereka. Sehingga diperlukan para tenaga

kesehatan yang memiliki kemampuan khusus dalam melakukan intervensi yang tepat yang dapat

dilakukan khususnya bagi para perawat.

Page 2: Isi

Tantangan fenomena ini seharusnya dapat diselesaikan dengan baik apabila penyelenggara

kesehatannya telah siap baik dalam sistem maupun dasar pengetahuannya. Dalam jurnal ini telah coba

dibahas mengenai kerjasama antara tenaga kesehatan dengan sector sosial yang terkait sehingga

diharapkan sistem yang akan dilakukan juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat maupun

pemerintah nasional.

Para LTNC memiliki kebutuhan khusus dalam perawatannya. Seperti kita tahu bahwa merawat

sesorang haruslah secara holistic, akan tetapi bagi LTNC tidaklah cuup demikian. Orang-orang dengan

LTNC memiliki pengalaman yang sangat berbeda. Beberapa kasus penyaikit neurologi dapat berubah

secara perlahan, akan tetapi dapat juga yang lain mengalami perubahan yang sangat cepat. Oleh sebab itu,

para LTNC membutuhkan tenaga kesehatan professional dan berbagai sector lain yang juga dapat

beradaptasi dengan perubahan yang mereka alami. Sehingga tidak hanya pengetahuan ilmu kedokteran

dan keperawatan saja yang dibutuhkan akan tetapi juga koordinasi dengan lingkungan sekitarnya.

Dengan perawatan yang cukup rumit untuk dihadapi, kita sebagai mahasiswa keperawatan juga

perlu untuk menambah evidence based kita untuk memperkaya pengetahuan dan modifikasi kesehatan

terbaru baik untuk meningkatkan skill dan bahkan dapat membantu meningkatkan pembangunan bangsa

di bidang kesehatan. Oleh karenanya, kami membahas jurnal ini dan mengkritisinya untuk kemudian

mendapat manfaat serta pengetahuan baru yang dapat kami sharingkan secara langsung dalam kelompok

diskusi serta harapannya dapat kami aplikasikan bersama di masa yang akan datang demi kesehatan

rakyat Indonesia yang lebih baik, khususnya meningkatan kualitas hidup bagi para long-term neurological

condititions.

Page 3: Isi

BAB2

HASIL DISIKUSI

2.1 IDENTIFIKASI TOPIK

Long Term Neurological Conditions (LTNC) merupakan sebuah bagian yang berkelanjutan dari

kehidupan masyarakat, dimana intervensi keperawatan yang berkesinambungan sangat diperlukan bagi

pelayanan kesehatan klien dengan kebutuhan LTNC. Karena kompleksitasnya kebutuhan klien LTNC,

maka diperlukan sebuah system perawatan jangka panjang dimana system tersebut bisa mendukung

pelayanan kesehatan bagi klien LTNC.

Dari 71 partisipan yang direkrut & diwawancara untuk penelitian di Jurnal ini, hasilnya ditemukan

beberapa penyakit yang masuk dalam klasifikasi Long Term Neurological Conditions, diantaranya adalah

Parkinson Disease (12 orang), Multiple Sclerosis (19 orang), 8 Motor Neuron Disease ( 8 orang), Brain

Injury (12 orang), Spinal Injury (4 orang), Epilepsy (4 orang), Neuro Muscular Conditions (3 orang),

Multiple Neurological Conditions (4 orang), lain-lain (5 orang).

Yang diperlukan bagi klien yang menderita Long Term Neurological Conditions (LTNC) yaitu

Kesinambungan Perawatan(continuity of care), didalamnya antara lain:

Longitudinal Continuity, menitikberatkan pada peran Perawat spesialis Neurologis

Relational Personal, and Therapeutic Continuity, merupakan sentral dari pelayanan dengan

kualitas memuaskan bagi klien. Memberikan waktu lebih pada klien, untuk mendengarkan keluh-

kesah atau kekhawatiran mereka akan pelayanan kesehatan yang telah diberikan.

Sehingga,mampu untuk membahas dampak kondisi neurologis yang lebih luas pada kehidupan

mereka. Karena hubungan ini, NNS sering menjadi pelabuhan pertama klien ketika mereka

membutuhkan saran atau dukungan.

Long-Term Continuity, merupakan bagian dari follow up Perawat pada klien dengan klien, atas

perkembangan/keadaan klien di setiap waktu. Hubungan via Telpon atau email, bisa digunakan

mendukung kesuksesan Long Term Continuity sebagai sarana untuk me-review keadaan klien,

jadi jika ada masalah dengan kondisi neurologisnya bisa segera diatasi.

Cross-boundary Continuity. Menjaga kontak (secara jangka panjang) antara perawat, klien, dan

keluarga, agar bisa selalu up to date dalam memantau kondisi kesehatan klien. Karena perawat

juga tidak bisa selalu 24 jam bersama klien, keluargalah yang 24 jam selalu bersama klien, jadi

diharapkan keluarga bisa menjembatani informasi untuk pelayanan kesehatan bagi klien.

Page 4: Isi

Flexible Continuity

Social Context, memungkinkan klien untuk bisa mengambil obat dirumah, karena dalam

beberapa keadaan, klien ataupun keluarganya tidak dimungkinkan untuk melakukan perjalanan

(yang kadang jauh) ke Rumah Sakit hanya untuk mengambil obat, bisa karena factor jarak yang

jauh, kemungkinan tidak ada anggota keluarga lain yang bisa menjaga klien dirumah, dll.

Personal Agency, kekuatan NNS adalah pada kerjasama perawat dan keluarga klien yang

bersama-sama membantu proses pelayanan kesehatan untuk LTNC pada klien. Lebih penting

lagi, klien melaporkan bahwa, dengan mengadopsi pendekatan kolaboratif (perawat dan juga

keluarga), NNS memberdayakan diri untuk menjadi mitra nyata dalam perencanaan layanan dan

arsitek sejati hidup kliennya.

2.2 ANALISA HASIL

STUDI

Tujuan

Untuk mengidentifikasi apa saja yang membantu atau menghalangi pelayanan gabungan dan

mengidentifikasi model dan praktek perawatan berkelanjutan mana yang terbaik dari prespektif orang-

orang dengan LTNCs, keluarga atau orang-orang yang merawat mereka dan juga dari para professional

yang memberikan pelayanan tersebut.

Design

Pada studi kasus ini peneliti menggunakan enam Primary Care Trust (PCT) yang ada di Inggris dan PCTs

memiliki hubungan dengan pihak yang berwenang setempat, rumah sakit umum dan agensi lainnya. Pada

saat penelitian, PCTs ini bertugas membiayai pelayanan kesehatan secara umum di Inggris dan

menyediakan pelayanan kesehatan komunitas. PCTs dibagi berdasarkan perbedaan letak geografi dan

demografi Inggris.

Partisipan

Orang-orang dengan LTNC yang tinggal di daerah yang termasuk dalam wilayah PCT yang memenuhi

syarat untuk dapat ambil bagian, kecuali mereka yang berumur dibawah 18 tahun atau memiliki

kerusakan kognitif yang mana mereka tidak dapat dikaji dengan prosedur pengkajian biasa atau tidak

dapat menerima dan memahami informed consent yang diberikan.

Pengumpulan Data

Data diambil antara bulan November 2007-Mei 2008. Para peneliti menggunakan metode kualitatif untuk

menyelidiki kerumitan sistem orang-orang dengan LTNC mendapat dukungan dan juga untuk mengkaji

jika para pemberi pelayanan memiliki pengalaman dalam perawatan berkelanjutan.

Pertimbangan Etik

Page 5: Isi

Para peneliti mengidentifikasi sejumlah isu yang berpotensial, melalui beberapa investigasi kualitatif

seperti memperoleh akses dengan partisipan sementara juga mempertahankan kerahasiaan dan

menghadapi partisipan yang terganggu selama wawancara. Selain itu, pertimbangan etik lain pada studi

ini adalah termasuk kemampuan komunikasi orang-orang dan kesulitan kognitif skala sedang untuk dapat

mengambil bagian sebagai partisipan.

Analisa Data

Pokok pemulaan untuk menganalisa berdasarkan pada kerangka konsep countinity of care. Pokok yang

lain dikembangkan oleh para member tim yang membaca transcript yang sama dan mengidentifikasi issue

dan konsep terkini. Data akan di extract menjadi pokok-pokok hal yang tepat oleh satu orang dan dicek

keakuratannya sesuai parameter.

Hasil Penemuan

a. Karakeristik partisipan

Para peneliti merecruit dan mewancarai 71 orang dengan LTNC yang meliputi 6 wilayah kasus. Pada

table 3 memberikan seperempat hasil wawancara dengan orang-orang yang terdiagnosa dengan multiple

sclerosis, enam dengan PD, dan enam yang lain memilik riwayat brain injury.

b. Countinity of care dan NNSs

Data para peneliti menunjukkan bahwa NNSs, dengan mengabaikan kondisi keparahan pasien atau

pelayanan yang digunakan saat itu, mampu mempromote semua elemen continuity of care yang terdapat

pada table 1

Page 6: Isi

- Longitudinal continuity

Longitudinal continuity adalah perawatan yang diberikan oleh mungkin sedikit professional, karena

membutuhkan sebuah konsistensi yang sulit untuk dicapai untuk orang-orang dengan LTCN, khususnya

bagi mereka yang kondisi dan keadaan status well-being nya berubah setiap saat. Pelayanan secara umum

(banyak janji dan professional yang menangani mereka) terhadap pasien dengan LCTN akanAda sebuah

kata-kata yang mungkin menjelaskan bahwa mengkaji dari awal merupakan sesuatu hal yang kurang

efektif dilakukan dalam continuity care pasien LCTN.

Perawat spesialis neurologi dapat memaksimalkan longitudinal continuity dalam dua cara: menyediakan

nasihat ahli dan mengintervensi dan mengadopsi peran koordinasi perawatan. Para perawat spesialis

memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai kondisi pasien, yang artinya mereka harus mampu

memberi pelayanan advice mengenai cara pengobatan atau penatalaksanaan, mengenai bagaimana

memanagemen kondisi pasien dan cara untuk mengidentifikasi exacerebations. Para tenaga kesehatan dan

perawat spesialis neurologi harus mampu bersikap proaktif, berhadapan dengan issue sebelum berubah

menjadi masalah mayor dengan kata lain mampu meminimalisir adanya intervensi tambahan dari multiple

professional.

Perawat spesialis neurologi dalam studi ini seringkali mengadopsi peran koordinasi perawatan. Hal ini

tidak hanya berguna untuk bidang spesialis mereka terhadap kondisi pasien, tapi juga pengetahuan

terhadap local service system dan pemahaman mereka untuk kelanjutan perencanaan yang tepat untuk

Page 7: Isi

dapat diperoleh, jadi hanya professional yang paling tepat yang termasuk dalam perawatan pelayanan

kesehatan dalam setiap kesempatan.

- Relational, personal, dan therapeutic continuity

Relational, personal dan therapeutic continuity adalah central untuk pelayanan kesehatan yang

berkualitas. Membangun hubungan yang konsisten dengan pasien LCTN secara khusus dinilai oleh

orang-orang dengan LCTN. Mereka melaporkan perasaan mereka bahwa para perawat memiliki waktu

lebih yang dihabiskan dengan mereka dan mendengarkan keluhan mereka, khususnya berkonsultasi untuk

memutuskan pertimbangan. Jadi terdapat kombinasi mengenai keahlian perawat spesialis serta pandangan

mereka melihat pasien sebagai individu yang holistic. Secara konsekuen, para tenaga kesehatan ini

mampu mendiskusikan impact secara luas terhadap kondisi neurological yang terjadi pada hidup mereka.

Karena dalam hubungan ini, NNS seringkali menjadi jalur pertama ketika pasien membutuhkan advice

atau dukungan.

NNS tidak hanya mampu mengobservasi perubahan status kondisi dan respon pasien, tetapi juga memiliki

pemahaman mengenai perubahan yang berarti dan berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada mereka seperti kehidupan sosial mereka, ekonomi dan psychological.

- Long term continuity

Kondisi long-term neurological bersifat ongoing dan seringkali dapat berubah-ubah dan memburuk setiap

saat. Dengan mempertahankan pelayanan kesehatan pada pasien secara permanen dan memiliki jalur yang

bervariasi untuk mampu terus mengakses mereka, NNS akan mampu mencapai penguasaan pendekatan

untuk melaksanakan ketentuan dan dengan cara demikianlah dilakukannya promote long-term continuity.

- Cross-boundary continuity

Meskipun pasien dengan LTNC membutuhkan perawatan yang khusus dalam artian harus ada yang

bertanggungjawab, perawat professional spesialis neuroogi ini juga memiliki beberapa pasien yang lain.

Tidak mungkin perawat ini harus bertanggung jawab atas segala sesuatu mengenai pasien yang ada di

bawah pengawasannya, akan tetapi perawat ini juga memerlukan suatu kolaborasi dengan pihak lain yang

terkait dengan pasien ini, sehingga segala perubahan yang terjadi dapat teratasi dengan baik, misalnya

hubungan koordinasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan sector yang terkait dan antara para

tenaga medis professional dengan keluarga pasien.

- Flexible continuity

Sebagai pasien dengan LTCN seringkali kondisinya dapat berubah setiap saat, dan penting bagi tenaga

kesehatan untuk dapat berespon dengan cepat dan beradaptasi dengan perubahan keadaan tersebut.

Fleksible dalam hal ini berarti NNS fleksible untuk dapat melakukan intervnsi pasien tersebut baik di

klinik atau di rumah. Kefleksibelitas NNS akan mendukung tenaga kesehatan lain untuk mampu

Page 8: Isi

mengatasi situasi yang terjadi dan memberikan suatu derajat keparahan dalam melakukan

penatalaksanaan yang diperlukan saat itu.

- Information continuity

Information continuity ini adalah tentang transfer informasi yang baik antara tenaga kesehatan

professional dengan orang yang merawat pasien dan juga mengenai transfer informasi yang di dapat dari

pasien itu sendiri.

- Social context

Continuity dari konteks sosial berkenaan mengenai orang-orang yang nantinya akan tetap mampu

mempertahankan kesukaannya dalam hubungan sosial dan personal dan berpartisipasi dalam aktifitas-

aktifitas untuk mempertahankan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka. NNS diharapkan mampu

memberikan dukungan kepada orang-orang LTCN untuk mengambil tindakan pengobatan invasive di

rumah, membatasi kebutuhan pasien datang ke rumah sakit, dan dengan cara demikian, meminimalisir

interupsi mereka dengan keluarga serta orang-orang di sekitarnya.

Pelayanan kesehatan dalam peneltian ini menjelaskan bahwa NNS tidak hanya berhadapan dengan

kebutuhan mereka, akan tetapi juga memberikan dukungan, advice, dan informasi kepada keluarga

mereka, memampukan keluarga melalui kondisi yang dihadapi pasien bersama.

- Personal agency

Kekuatan dari NNS adalah bahwa mereka bekerja dengan partnership pelayanan kesehatan lain serta

keluarga, mendengarkan, merespon terhadap kebutuhan terhadap perubahan yang terjadi dan

mengedukasi dan memberi pengetahuan yang dibutuhkan tentang kondisi LTCN mereka. Perawat

spesialis neurologi mampu membantu tenaga kesehatan lain dan keluarga pasien untuk mempelajari

strateg koping yang tepat dan mekanisme manajemen kesehatan.

2.3 KRITISI JURNAL

Kritisi jurnal

Kelebihan

“Promoting continuity of care for people with long-term neurologicalconditions: the role of the

neurology nurse specialist” jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana peran perawat spesialis mampu

berkontribusi dalam berbagai element kesinambungan keperawatandengan orang LTNCs dengan kinerja

tenaga perawat profesional dan menggunakan metode campuran termasuk sistemis review kualitatif dan

kuantitatif survei nasional.

Page 9: Isi

1. Dalam jurnal ini peneliti menjelaskan tentang bagaimana kinerja perawat spesialis neurologi

mampu kontribusi dlm berbagai element keperawatan kesinambungan. Dengan memakai tenaga

perawat yg sudah profesional sehingga pasien bisa mendapat perwatan yg memadai.

2. Peneliti juga menggunakan metode penelitian Kajian mendalam ( kualitatif ) kasus yang

dilakukan di enam neurologi ' sistem pelayanan ' di Inggris yang mewakili keragaman geografis

dan demografis.

3. Jurnal ini juga tidak hanya berfokus pada kinerja perawatan spesialis neurologi di inggris saja

tetapi peneliti mencoba mengembangkan perawat spesials neurologidengan orang LTNCs yg ada

di inggris atau negara di eropa dan mencoba mengembangkan ke seluruh dunia termasuk negara

terpencil sekalipun sehingga perawat spesialis neurologi yg berkontribusi dalam kesinambungan

keperawatan dengan orang LTNCs dapat berkembang ke kancah internasional tidak hanya di

inggris saja.

4. Konsep dari jurnal ini dapat digunakan untuk membantu memahami dampak integrasi layanan

untuk orang dengan LTNCs.

5. Penelitian ini menunjukkan bahwa perawat spesialis dapat meningkatkan kesinambungan

perawatan untuk klien mereka karena pengetahuan mereka tentang kondisi neurologis dan jasa

lokal, dan mereka fleksibel , holistik dan pendekatan kolaboratif untuk berlatih.

Kekurangan

1. .Kekurangan dari jurnal ini adalah jurnal ini tidak memberikan kuisioner guna untuk mengetahui

respon pasien secara kontinue.

2. Jurnal ini juga tidak menerangkan secara mendalam apa saja yang akan dialami oleh pasien dengan

LTNCs yang berhubungan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan secara

tepat, apakah tindakan yang dilakukan oleh perawat spesialis di klinik sama atau berbeda dengan perawat

spesialis yang berada di rumah sakit dan atau tempat kesehatan yang lain.

3. Di penelitian ini peneliti tidak mencantumkan lebih mendalam tentang apa itu defini LTNCs,

bagaimana pasien yg terkena LTNCs.

4. pada jurnal ini tidak di cantumkan biaya secara spesifik meskipun dapat meringankan biaya kesehatan

dan bagaimana tahapan perawatan apa saja yg dilakukan perawat spesialis yg berkontribusi pada

keperawatan kesinambungan pada orang dengan LTNCs terasebut.

5. pelaporan literature dampak NSs pada kesinambungan perawatan jarang terlibat dengan kurangnya

kejelasan konseptual sekitar istilah. Juga tidak menjelaskan cara di mana NSs berkontribusi terhadap

yang berbeda unsur kesinambungan perawatan atau bagaimana mereka mencapai hal ini.

Page 10: Isi

6.kami mengidentifikasi celah dalam model ini sekitar pemberdayaan, kontrol dan kemandirian dan,

untuk memperbaiki ini, peneliti akan mengembangkan dimensi tambahan - kontinuitas agen pribadi

7.tidak semua orang dengan LTNC dalam studi kasus kami daerah mampu mengakses NNS,karena yang

bisa menerima layanan NNS adalah dengan kondisi tertentu

BAB 3

Page 11: Isi

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Aplikasi Jurnal dalam setting pelayanan kesehatan di Indonesia

Gangguan pada neurologi merupakan salah satu permasalahan yang memerlukan perawatan yang

berkepanjangan ataupun secara kontinu. Hal ini berkaitan dengan masalah-masalah neurologis dapat

mengakibatkan perubahan dalam kognitif, sensorik, dan fungsi neuromuscular seseorang dan dapat

merugikan citra diri.

Penyakit gangguan neurologi beragam jenisnya diantaranya Parkinson, Alzheimer, Cedera kepala,

cedera medulla spinalis, epilepsy maupun stroke. Penyakit tersebut menunjukkan manifestasi klinis yang

bervariasi dimulai dari gangguan pada fungsi motorik seperti hemiparesis, gangguan visual, pendengaran

bahkan hingga penurunan kesadaran. Tentunya tidak berhenti sampai disana, orang dengan gangguan

neurologi juga mengalami gejala sisa dari penyakit yang di deritanya seperti misalnya stroke yang

memiliki gejala sisa berupa gangguan pada pendengaran yang dapat berakibat pada terganggunya fungsi

sensori. Penyakit jenis ini tentunya juga dapat menyerang siapa saja tanpa batasab jenis kelamin maupun

usia.

Melihat pemaparan diatas, tentunya dapat dipahami bahwa orang dengan gangguan neurologi

memliki gangguan secara kompleks dan memerlukan perawatan yang holistik dan tentunya dalam jangka

waktu yang cukup lama juga dengan melibatkan berbagai sector terkait seperi keluarga, rumah sakit serta

team medis yang ahli di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam jurnal ”Promoting

continuity of care for people with long-term neurological conditions: the role of the neurology nurse

specialist” dipaparkan bahwa peran perawat spesialis neurologi sangat penting bagi orang dengan

gangguan neurologis. Perawat spesialis neurologi dikatakan mampu untuk berkontribusi dalam segala

elemen pada perawatan berkelanjutan untuk orang dengan gangguan kondisi neurologis jangka panjang

(LTNCs).

Keperawatan neurologis adalah spesialisasi yang menuntut pemahaman tentang neuroanatomi,

neurofisiologi, tes neurodiagnostik, keperawatan kritis dan keperawatan rehabilitasi. Selain itu pengkajian

yang terus-menerus pada fungsi neurologis dan kebutuhan kesehatan klien, peran perawat adalah untuk

menolong klien dalam mengidentifikasi masalah, membuat tujuan bersama, menjalankan kegiatan

langsung, menggunakan intervensi keperawatan yang tepat (mencakup,penyuluhan, konseling, dan

mengoordiansi kegiatan) dan mengevaluasi hasil perawatan.

Peran perawat spesialis neurologi (NNSs) dalam melaukan perawatn kepada orang dengan gangguan

neurologi adalah memberikan perawatan dengan pendekatan aspek multidimensional dengan tujuan dapat

Page 12: Isi

meningkatkan kulitas hidup pasien. Adapun elemen-elemen yang dimasukkan didalamnya yaitu

longitudinal, relational, personal and therapeutic, long-term, cross-boundary, flexible, information, social

context serta personal agency. Beberapa hal tersebut erat kaitannya dengan aspek perawatan pasien secara

holistic baik dalam segi psikologis, kognitif maupun fisiologis. Dalam jurnal tersebut didapatkan hasil

bahwa NNSs dapat melaksanakan peran seorang perawat dalam masing-masing aspek tersebut kepada

orang dengan LTNCs sehingga memberikan dampak yang lebih baik bagi status kesehatan pasien.

Adapun aspek-aspek diatas adalah:

1. Longitudinal continuity

Perwatan yang diberikan oleh tenaga professional secara konsisten denga kebutuhan pasien, sedikit

susah dicapai oleh orang dengn LTNCs karena status kesehatan mereka yang berubah setiap saat.

Peran NNSs dapat memaksimalkan longitudinal continuity dalam dua cara yaitu memberikan

nasihat dan mengintervensi serta mengadopsi peran koordinasi perawatan. Hal ini mengingat NSSs

memiliki pengetahuan tentang kondisi pasien sehingga dapat memberikan nasihat mengenai cara

pengobtan dan penatalaksaan manajemen kondisi pasien. Dengan kata lain, NSSs mampu

meminimalisir adanya intervensi tambahan dari tenaga professional lainnya.

2. Relational, personal, dan therapeutic continuity

Membangun hubungan yang konsisten dengan pasien LTNCs secara khusus akan memberikan

pengaruh tersendiri dalam memberikan perawatan. NNSs tidak hanya mampu mengobservasi

perubahan status kondisi dan respon pasien, tetapi juga memiliki pemahaman mengenai perubahan

yang berarti dan berpengaruh pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada mereka seperti

kehidupan sosial mereka, ekonomi dan psikologis sehingga NNSs dijadikan sebagai advokat.

3. Long term continuity

Kondisi orang dengan LTNCs seringkali dapat berubah-ubah dan memburuk setiap saat. Dengan

mempertahankan pelayanan kesehatan pada pasien secara konsisten dan memiliki jalur untuk

mampu terus mengakses mereka, NNSs akan mampu mencapai pendekatan untuk melaksanakan

perawatan dan dengan cara demikianlah dilakukannya promote long-term continuity.

4. Cross-boundary continuity

Pasien dengan LTNCs membutuhkan perawatan yang khusus dalam artian harus ada yang

bertanggungjawab. NNSs juga memiliki beberapa pasien yang lain yang juga memerlukan

penanganan yang serupa. Oleh karena itu NNSs memerlukan suatu kolaborasi dengan pihak lain

yang terkait, sehingga segala perubahan yang terjadi dapat teratasi dengan baik, misalnya hubungan

Page 13: Isi

koordinasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan , para tenaga medis professional dengan

keluarga pasien. NNSs dapat menjadi penghubung dalam komunikasi ini.

5. Flexible continuity

Fleksibel dalam hal ini berarti NNSs secar dinamis dapat melakukan intervensi di klinik atau di

rumah. Kefleksibelitas NNSs akan mendukung tenaga kesehatan lain untuk mampu mengatasi

situasi yang terjadi dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan saat itu.

6. Information continuity

Information continuity ini adalah tentang transfer informasi yang baik antara tenaga kesehatan

professional dengan orang yang merawat pasien dan juga mengenai transfer informasi yang di

dapat dari pasien itu sendiri.

7. Social context

NNSs diharapkan mampu memberikan dukungan kepada orang-orang LTCN untuk mengambil

tindakan pengobatan invasive di rumah dan membatasi kebutuhan pasien datang ke rumah sakit.

NNSs tidak hanya berhadapan dengan kebutuhan mereka, akan tetapi juga memberikan dukungan,

nasihat, dan informasi kepada keluarga mereka, memampukan keluarga melalui kondisi yang

dihadapi pasien bersama untuk dapat memelihara hubungan sosial dan meningkatkan kualitas

hidup mereka.

8. Personal agency

NNSs berkolaborasi dengan tenaga pelayanan kesehatan lain serta keluarga, mendengarkan,

merespon terhadap kebutuhan terhadap perubahan yang terjadi dan mengedukasi yang dibutuhkan

tentang kondisi LTNCs. Perawat spesialis neurologi mampu membantu tenaga kesehatan lain dan

keluarga pasien untuk mempelajari strategi koping yang tepat dan mekanisme manajemen

kesehatan dengan lebih memberdayakan terkait kemadirian pasien nantinya dalam kehidupan.

Di Indonesia sendiri perawat spesialis neurologi masih belum ada, namun tidak menutup kemungkinan

untuk mencapai pemenuhan aspek tersebut kepada pasien dengan gangguan neurologi dapat

dilaksanakan. Hal ini dapat dimodifikasi dengan pembentukan team professional dalam suatu ruangan

neurologi yang terdiri dari dokter spesialis saraf, perawat spesialis keperawatan bedah, perwat spesialis

jiwa serta perawat umum. Keberadaan tenaga kesehatan professional tersebut juga harus dimanfaatkan

seoptimal mungkin dalam memberikan perawatan tekait dengan tugasnya masing-masing.

Page 14: Isi

Peran masing-masing tentunya berbeda dimulai dari dokter spesialis saraf yang menangani dalam

tindakan medis terkait dengan aspek farmakologi, pemeriksaan klinis terkait pemeriksaan diagnostik (CT

Scan, MRI serta X ray). Peran perawat spesialis medikal bedah (Sp. KMB) dapat melakukan asuhan

keperawatan mulai dari pengkajian hingga evaluasi kondisi. Hal ini dilakukan karena perawat spesialis

medikal bedah memiliki batang ilmu tentang anatomi saraf serta neurofisiologis . Aspek pengkajian pun

beragam mulai dari pengkajian fisik terkait status motorik dan sensorik pasien, koordinasi, riwayat

kesehatan dan psikologis. Sehingga dari data yang didapatkan dapat menegakkan diagnosa yang tepat

dan memberikan intervensi yang sesuai. Perawat umum juga dapat terlibat di dalamnya sebagai seorang

yang berada di dekat pasien hamper selama 24 jam dapat menjadi penghubung untuk dokter, pasien,

keluarga dan perawat spesialis medikal bedah sehingga aspek Cross-boundary continuity dan information

continuity dapat terpenuhi.

Selain hal di atas pemenuhan pemberian perawatan yang konsisten secara kontinu terhadap

pemenuhan kebutuhan pasien dapat terlaksana melalui peran perawat spesialis jiwa selaku advokat dan

educator bagi pasien dan keluarga. Sebagai advokat perawat dapat menjadi tempat pasien dan keluarga

untuk dijadikan sebagai seorang yang dimintai pertimbangan maupun mengadvokasi, kondisi ini

berkaitan dengan manajemen koping pasien dan keluarga. Dalam hal ini perawat dapat menilai strategi

koping, menjadi problem solver dan memberikan nasihat dalam meningkatkan strategi koping yang tepat.

Sehingga dapat memberikan pemahaman kondisi klien ke keluarga baik fisiologis maupun psikologis dan

aspek relation, personal dan therapeutic continuity dan personal agency dapat terlaksana.

Sebagai edukator perawat dapat memberikan informasi terkait kondisi pasien, manajemen rute obat

dan terapi lanjutan melalui penyuluhan maupun konsultasi personal. Dengan demikian proses transfer

informasi berjalan dengan tepat dan juga perwat dapat menjadi penghubung informasi terapi dalam aspek

klinis dari dokter spesialis saraf ke keluarga, melalui ini aspek information continuity dapat terpenuhi.

Pemberian perawatan untuk pasien dengan LTNCs tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit tetapi dapat

juga dilakukan di rumah melalui home care mendatangkan perawat yang profesional dibidangya. Hal ini

tentunya dapat memberikan keberlanjutan dan konsistensi perawatan untuk kondisi neurologis pasien.

Dengan melaksanakan perawatan di rumah, maka pasien akan mulai berinteraksi dengan lingkungan

sekitar dan tentunya melibatkan pihak keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Kondisi ini menjadi

salah satu tugas perawat untuk memberikan dukungan kepada pasien agar tidak minder dalam pergaulan.

Dengan ini, diharapkan pasien mulai melakukan aktivitas sosial sehari-hari dan mulai independen untuk

perawatan diri.

Page 15: Isi

Berdasarkan pemaparan di atas, pada dasarnya pemenenuhan perawatan untuk pasien LTNCs dapat

terlaksana dengan baik melalui kolaborasi yang tepat antar pasien, keluarga, tenaga pelayanan kesehatan

dan sektor lain yang terkait. Perawat spesialis tetap memiliki peran sentral yang penting mengingat

keberadaannya bersama pasien dan ilmu yang dimiliki dan perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan secara mandiri sehingga keberadaan peran perawat dapat dirasakan oleh masyarakat

khususnya pasien LTNCs. Namun perlu diperhatikan, adapun hambatan yang ditemui di Indonesia untuk

melakukan pelayanan dalam setting demikian untuk LTNCs adalah finansial yang mana dalam hal ini

untuk pelaksanaan home care masih jarang karena memerlukan biaya yang tinggi serta masalah sosial

yaitu sekarang ini masih ditemukan adanya sikap keluarga yang menutupi keadaan pasien LTNCs

sehingga susah untuk melaksanakan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.