Isi

23
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alamiah,merupakan kumpulan dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis dan mempunyai komposisi kimia yang tetap. Di dalam makalah ini kita akan mempelajari tentang pengertian,cara terbentuknya dan mendeskripsikan tentang batuan beku dan apa itu magma ?. Magma adalah batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di bawah permukaan bumi . Magma di bumi merupakan larutan silika ber suhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku . Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagimenjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. 1

description

ug

Transcript of Isi

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara

alamiah,merupakan kumpulan dari mineral baik yang sejenis maupun

yang tidak sejenis dan mempunyai komposisi kimia yang tetap. Di

dalam makalah ini kita akan mempelajari tentang pengertian,cara

terbentuknya dan mendeskripsikan tentang batuan beku dan apa itu magma ?.

Magma adalah batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di

bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutansilika bersuhu tinggi

yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada dalam

tekanan tinggi dan kadang kalamemancut keluar melalui pembukaan gunung

berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral

dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya

batuan beku ini bisa dibedakan lagimenjadi batuan beku plutonik dan

vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar  mineral

penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan

magmayang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif

besar

I.2. Metode Penulisan

Metoda yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah

metode data sekunder,yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau

artikel artikel.

1

Page 2: Isi

I.3. Maksud dan Tujuan

Didalam pembuatan makalah ini, maksud dan tujuannya adalah agar

penulis dapat mengerti perbedaan,dan cara terbentuknya magma dan batuan beku

2

Page 3: Isi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Magma

A. Pengertian Magma

Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar

magma di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan

silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku.

Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kalamemancut keluar melalui

pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.

Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah

sampai ke permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang

terasing di bawah kerak bumi dan mengandung komposisi yang berlainan menurut

tempat magma itu didapati

B. Kristalisasi Magma

Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan

larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas.

Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di

mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari

cairan larutan ke fase kristal padat.

3

Page 4: Isi

Proses Kristalisasi Magma,Karena magma merupakan cairan yang panas,

maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan.

Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang

tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya

menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi.

Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion

akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk

bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal

yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku

pada waktu yang bersamaan.Kecepatan pendinginan magma akan sangat

berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal.

Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion

mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan

menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat,

ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal,

4

Page 5: Isi

sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan

(hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).

Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon

akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon.

Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan

dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat.

Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak

berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang

bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada

temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang

magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang

masih cair.Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga

mempengaruhi proses kristalisasi.

Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan

fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut,

maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor

tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari

sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi

klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.

Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Utama – Dipandang dari asalnya,

kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama :

Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi yang umum

dijumpai di bidang Teknik Kimia : pembuatan produk-produk kristal senyawa

anorganik maupun organic seperti urea, gula pasir, sodium glutamat, asam sitrat,

garam dapur, tawas, fero sulfat dll.

Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk pembuatan

silicon single kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan bahan

dasar pembutan chip-chip integrated circuit ( IC ). Proses Prilling ataupun

granulasi sering dimasukkan dalam tipe kristalisasi ini.

5

Page 6: Isi

Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasi-desublimasi dimana suatu

senyawa dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri

prosesnya bisa meliputi beberapa tahapan untuk.

Penyebab Pembekuan (kristalisasi) Magma

Magma Kehilangan Panas

Perpindahan panas dari magma ke batuan yang relatif dingin merupakan

kasus klasik pada intrusi dangkal (lebih dingin) pada mantel bumi. Pendinginan

mengakibatkan magma kehilangan energi kinetik komponen lelehnya hingga titik

nukleasi dan kristalisasi atau hingga pembekuan yang cepat membentuk gelas

(lingkungan volkanik).

Magma Kehilangan Fase Cair

Pemisahan fase cair pada magma yang mengandung H20, menyebabkan

kristalisasi dengan atau tanpa penurunan suhu (kehilangan kalor). Pelepasan H20

memungkinkan polimer silikat untuk terbentuk, menjadi langkah awal untuk

pembentukan struktur kristal silikat.

Fractional crystallization terjadi apabila ada urutan kristalisasi unsur

mineral sebagai variabel, seperti suhu, jatuh daripada kristalisasi total pada suhu

normal. Jika fase mineral pembentukannya dini dan bersuhu lebih tinggi terpisah

dari magma induk melalui penenggelaman, pengapungan, aliran yang berbeda dari

kristal dan lelehan, atau melalui peletakan pada permukaan ruang magma,

komposisi magma yang tersisa ini berbeda dengan megma induk, dan disebut

differentiated magma.

Kristalisasi sebagian memiliki dua cabang mineralogi penting :

Pemisahan mekanis mineral dari magma induk yang mengarah pada

formasi dari batuan yang tak mempunyai komposisi magma induk.

Contoh: pemisahan olivin dari magma basaltik mengkristal menghasilkan batu

dunite monomineralogi.

6

Page 7: Isi

Jika sejumlah kecil magma mengkristal mengalami perubahan lingkungan

mendadak, seperti intrusi kedua, atau peristiwa erupsi di permukaan Bumi,

magma tersebut akan mengkristal dengan cepat atau mengeras menjadi gelas.

Sistem magmatik yang paling luas dipelajari ialah sistem granit dan sistem

basal. Sistem granit juga berlaku untuk magma yang menghasilkan riolit.

Sementara sistem basal berlaku untuk magma yang menghasilkan gabbro. Sistem

magmatik rendah kandungan silika dicirikan oleh kehadiran albit dan K-feldspar

yang rendah silika.

Reaksi-reaksi berilut menunjukkan mengapa pembentukan leusit atau

nepheline di hadapan silika berlebih dihindari jika kesetimbangan dicapai dalam

sistem seperti :

NaAlSi2O6 (nepheline) + SiOl –> NaA1Si30, (albite)

KAlSi,O6 (leucite) + SiO,      –> KAlSi3O8 (K-feldspar)

II.2. Batuan Beku

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses pendinginan

magma gunung berapi yang mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi yang

berada bawah permukaan bumi yang disebut sebagai batuan instrusif ataupun di

atas permukaan bumi disebut sebagai batuan ekstrutif. igneus (dibaca ignis)

adalah bahasa latin dari batuan beku yang berati api.

7

Page 8: Isi

Batuan beku instrusif (biasa disebut instrusi atau plutonik) adalah batuan

beku yang berubah menjadi kristal dari sebuah lelehan magma dibawah

permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka

mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil dari

nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. 

Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi pada

proses keluarnya magma ke permukaan bumi kemudian menjadi lava atau

meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang

sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat

terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini : penurunan tekanan,

kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi. 

Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan

sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F

Groun Tahun 1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan

silikat kental pijar yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat

tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius serta memiliki sifat

yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian bawah. Dalam magma

8

Page 9: Isi

teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas

(antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang

magma dapat bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk

mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju

bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan

terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.

a) STRUKTUR BATUAN BEKU

Sebagian besar struktur batuan beku hanya dapat dilihat di lapangan saja,

berikut dibawah beberapa struktur batuan beku.

Pillow lava atau lava bantal  yaitu struktur paling khas dari batuan

vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.

Skoria yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-

lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh

mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

Xenolitis yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan

batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-

9

Page 10: Isi

struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau

rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint

(kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Joint struktur merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang

tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang

dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:

Masif yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak

menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya

fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

Vesikuler yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh

keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut

menunjukkan arah yang teratur.

b) KOMPOSISI MINERAL PADA BATUAN BEKU

Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan

dengan menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna

mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

mineral Felsik dan Mineral Mafik.

Mineral felsik, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri

dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.

Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit,

piroksen, amphibol dan olivin.

Berdasarkan cara terjadinya, kadungan SiO2 dan indeks warna batuan

beku dapat diklasifikan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-

beda meskipun dalam jenis batuan yang sama.

Menurut Rosenbusch (1877-1976) Klasifikasi batuan beku berdasarkan

cara terjadinya dapat dibagi menjadi sebagai berikut :

Effusive rock, merupakan batuan beku yang terbentuk di permukaan.

Dike rock, merupakan batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

10

Page 11: Isi

Deep seated rock, merupakan batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh

W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan

effusive disebut batuan vulkanik

Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes,

1962), antara lain :

a) Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari

66%. Contohnya adalah riolit.

b) Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2

antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.

c) Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara

45% – 52%. Contohnya adalah andesit.

d) Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2

kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand,

1943, antara lain :

a) Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30%

mineral mafik.

b) Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral

mafik.

c) Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60%

mineral mafik.

Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J.

Ellis (1948) antara lain sebagai berikut :

a) Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari

10%.

b) Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai

40%.

c) Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai

70%.

11

Page 12: Isi

d) Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

C. TEKSTUR PADA BATUAN BEKU

Tekstur batuan beku secara umum ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu

kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting

tersebut satu persatu.

a) Kristalinitas

Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada

waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya

digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan

yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan

kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya

berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya

berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika

pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya

berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat

kristalisasi, yaitu:

1. Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun

oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik,

yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

2. Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari

massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa Kristal.

3. Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari

massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),

dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

b) Granularitas

Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan

beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

1. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat

dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan kasat mata. Kristal-

12

Page 13: Isi

kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30

mm.

2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan

dengan kasat mata sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan

dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.

Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :

- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati

dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil

untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran

berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

c) Bentuk Kristal

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan

sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi

dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi

yang lain.

- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi

yang lain.

13

Page 14: Isi

- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan

antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.

hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain

sebagai berikut :

- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk

batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya,

maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

- Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

- Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya

terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk

batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang

lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas

14

Page 15: Isi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar

magma di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan

silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku.

Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kalamemancut keluar melalui

pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.

Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah

sampai ke permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang

terasing di bawah kerak bumi dan mengandung komposisi yang berlainan menurut

tempat magma itu didapati

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses pendinginan

magma gunung berapi yang mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi yang

berada bawah permukaan bumi yang disebut sebagai batuan instrusif ataupun di

atas permukaan bumi disebut sebagai batuan ekstrutif. igneus (dibaca ignis)

adalah bahasa latin dari batuan beku yang berati api

15

Page 16: Isi

Daftar Pustaka

http://sintaloh.blogspot.com/2014/02/proses-terjadinya-batuan-beku-

komposisi.html : Senin, 7 April 2014 : 13 : 40

http://fileq.wordpress.com/2013/03/13/kristalisasi-magma/ :Senin, 7 April 2014 :

13 : 50

http://id.wikipedia.org/wiki/Magma :Senin, 7 April 2014 : 15 : 50

16