ISI will

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pembangunan yang berkelanjutan dewasa ini, perkembangan industri dituntut untuk mengikuti dan secara mandiri menuju era Industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme elektrifikasi dan modernisasi. Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Dapat menimbulkan lingkungan kerja yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat, baik masyarakat sekitar perusahaan maupun masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil produk perusahaan tersebut se- hingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan diakibatkan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan. Keselamatan kerja adalah suatu ilmu dan prakteknya yang mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab BPJS Ketenagakerjaan Page 1

description

dokumen

Transcript of ISI will

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeiring dengan pembangunan yang berkelanjutan dewasa ini, perkembangan industri dituntut untuk mengikuti dan secara mandiri menuju era Industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme elektrifikasi dan modernisasi. Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Dapat menimbulkan lingkungan kerja yang berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut diatas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat, baik masyarakat sekitar perusahaan maupun masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil produk perusahaan tersebut se-hingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan diakibatkan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan. Keselamatan kerja adalah suatu ilmu dan prakteknya yang mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik maupun mental atau sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit kesehatan kerja serta penyakit-penyakit umum.Oleh karena itu keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar: Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya; Setiap sumber produksi dapat dipakai dan pergunakan secara aman dan efisien; Proses produksi berjalan lancar;Diharapkan semua pihak yang terlibat dalam dunia usaha khususnya para pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat mengerti, memahami dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja masing-masing. Agar terdapat pengertian yang sama tentang keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.

1.2 TujuanUntuk mengetahui sistem manajemen yang ada di BPJS Ketenagakerjaan serta program jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang dijalankan.

1.3 Manfaat1. Memahami sistem manajemen yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.2. Menambah wawasan mahasiswa/i mengenai pentingnya program jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja di suatu perusahaan.3. Memberi pengetahuan tentang penyakit akibat kerja di suatu perusahaan.

1.4 Waktu dan TempatKegiatan dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 mulai pukul 15.30 17.00 WIT, bertempat diaula kantor BPJS Ketenagakerjaan di Entrop, Kota Jayapura, oleh staffBPJS Ketenagakerjaan Kota Jayapura.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Dasar PelaksanaanUndang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam pokok-pokok pertimbangan dikeluar-kannya UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, maka upaya K3 bertujuan :1) Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.2) Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.3) Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.Peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan UU No.1 tahun 1970 adalah sebagai berikut : UU Uap tahun 1930 dan peraturan uap tahun 1930. Peraturan pemerintah No.7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan penggunaan Pestisida. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Penagawasan Keselamatan Kerja Dibidang Pertambangan. Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) serta ketentuan pelaksanaannya, baik berupa Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga kerja,Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja, maupun Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 12 tahun 2007. Undang undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. UU RI No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

UU RI No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menjadi dasar dalam perubahan PT. Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2014.

2.2 BPJS Ketenagakerjaan Program yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan meliputi:1. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)JKK memberikan konpensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.2. Program Jaminan Hari Tua (JHT)Program JHT diselenggarakan dengan sistem Tabungan Hari Tua, yang Iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja3. Program Jaminan Kematian (JKM)JKM dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja.Iuran dan Upah:Program BPJS TKTanggungan PengusahaTanggungan Tenaga Kerja

JKK0,24 % - 1,74 %

JHT3,7 %2%

JKM0,30 %

Manfaat program BPJS TKI. Jaminan kecelakaan kerja1. Biaya transport DaratRp. 750.000 LautRp. 1.000.000 UdaraRp. 2.000.0002. Sementara tidak mampu bekerja (STMB) 4 bulan I (pertama)100% upah 4 bulan II (kedua)75% upah Selanjutnya50% upah3. Biaya pengobatan perawatan Rp. 20.000.000 (maksimum)4. Santunan cacat Sebagian tetap% tabel x 80% Total tetap Sekaligus 70% x 80 bulan upah Berkala (2 tahun)Rp. 200.000/bulan Kurang fungsi% kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah5. Santunan kematian Sekaligus70% x 80 bulan upah Berkala (2 tahun)Rp. 200.000/bulan Biaya pemakamanRp. 2.000.0006. Biaya rehabilitasi Prothese anggota badan Alat bantu (kursi roda)II. Jaminan kematian1. Santunan kematian Rp. 14.000.0002. Biaya pemakaman Rp. 2.000.0003. Santunan berkala 2 tahun Rp. 4.800.000III. Jaminan hari tuaJaminan Hari Tua akan dikembalikan / di bayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja : Mencapai umur 55 thn atau meninggal dunia atau cacat total tetap. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi atau menjadi PNS/TNI/POLRI. Mekanisme penyelesaiaan kasusKasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi, berdasarkan peraturan perundang-undangan wajib dilaporkan dan bagi korban berhak mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Bentuk kecelakaan kerja yang dijamin : Kecelakaan yang menimpa tenaga kerja yang berhubungan dengan hubungan kerja. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja (PAK).Mekanisme penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja berdasarkan Undang undang No. 3 tahun 1992, Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993 dan Permennaker No. Per. 12/men/2007a. Pengusahawajib melaporkankecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Disnaker setempat dan BadanPenyelenggara tahap pertama dengan laporan KK2 tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak terjadi kecelakaan.b. Badan Penyelenggara pada tingkat pertama membuat penetepan berdasarkan surat keterangan dokter pemeriksa.c. Apabila Badan Penyelenggara memerlukan pertimbangan medis dari Dokter Penasehat Wilayah, dapat meminta melalui Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.d. Bila terjadi perbedaan pendapat antara pihak pihak mengenai : Kecelakaan kerja atau bukan. Akibat Kecelakaan Kerja. Besarnya prosentase cacat akibat kecelakaan kerja. Besarnya jaminan .e. Pegawai Pengawas dapat bersama sama dengan Badan Penyelenggara mengadakan penelitian dan pemeriksaan ke lapangan atas kejadian kecelakaan dimaksud untuk dianalisa.f. Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan lapangan serta pertimbangan medis dari Dokter Pemeriksa Wilayah, Pegawai Pengawas pada tingkat kedua membuat penetapan.g. Dalam hal penetapan Pegawai Pengawas tidak dapat diterima salah satu pihak, maka pihak yang tidak menerima dapat mengajukan kepada Menteri.h. Penetapan menteri merupakan keputusan akhir dan wajib dilaksanakan olehpihak pihak. Kewajiban pengurus/pimpinan perusahaan (referensi UU N0. 1 tahun 1970):a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh proses pekerjaan.b. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerjac. Melakukan pemeriksaan kesehatan (awal, berkala & khusus)d. Melakukan pembinaan K3 (sosialiasi dan pelatihan K3) Potensi bahaya yang ada di tempat kerja / rumah sakit Penggunaan alat pelindungan / pengaman Pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja Penanganan / pengendalian kondisi keadaan darurate. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja ke dinasketenagakerjaan setempat.f. Membentuk unit K3 / P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja).g. Berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan setempat dalam peningkatan pelaksanaan K3.h. Melaksanakan semua kewajiban yang diatur dalam peraturan pelaksanaan bidang K3 Pengenalan alat pelindung diri (APD)Definisi:Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.Jenis-jenis:1. Alat Pelindung KepalaFungsi: melindungi kepala dari benturan, terantuk benda tajam atau benda keras, kejatuhan atau terpukul oleh benda-benda yang melayang atau meluncur di udara, radiasi panas, api dan percikan bahan-bahan kimia. 2. Alat pelindung mata dan mukaJenis: kacamata (spectacles), Goggles, tameng muka (face shild).Fungsi kacamata pengaman adalah melindungi mata dari: Percikan bahan-bahan korosif Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel yang melayang di udara Lemparan benda-benda kecil, panas Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata Radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion Pancaran cahaya Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam3. Alat pelindung telingaFungsi: Melindungi alat pendengaran (telinga) dari kebisingan dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.Jenis : Sumbat telinga atau ear plug Penutup telinga atau ear muff4. Alat pelindung pernafasan (Respirator)Fungsi : Memberikan perlindungan organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.Jenis : Respirator untuk memurnikan udara Respirator untuk memasok udara 5. Pelindung TanganFungsi : Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores, terinfeksi.Jenis : Sarung tangan biasa, Mitten, Hand Pad, Sleeve6. Pelindung KakiFungsi: Melindungi kaki dari timpaan benda-benda berat, tertuang logam panas cair dan bahan kimia korosif, penyakit kulit, tersandung , terpeleset, tergelincir.7. Pakaian pelindungFungsi: Melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas, bunga api maupun api.Jenis : Apron (menutup sebagian tubuhmulai dari dada sampai lutut) Overalis (menutup seluruh tubuh).8. Tali dan Sabuk pengaman Fungsi: Digunakan untuk mengurangi resiko bahaya fisik apabila si pemakai terjatuh.Jenis : Penggantung Pelana atau harness

2.3 Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan Kerja atau occupational safety adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang manajemen keselamatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Berikut bahaya yang umum menjadi pemicu timbulnya kecelakaan di tempat kerja: Kecelakaan Kerja Api dan Kebakaran Listrik Bahaya di Tempat Kerja: Pengecoran Logam.Kesehatan kerja merupakan bagian tak terpisahkan dari K3 (kesehatan keselamatan kerja) secara keseluruhan yang merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja. Kesehatan keselamatan kerja akan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, tenaga kerja yang selalu dalam keadaan sehat, selamat dan sejahterah sehingga pada akhirnya dapat mencapai suatu tingkat produktifitas kerja yang tinggi. Upaya kesehatan kerja perlu dilaksanakan karena di tempat kerja terdapat berbagai faktor resiko yang dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk meningkatkan pelaksanaan upaya-upaya k3 bidang kesehatan kerja diperlukan pembinaan yang lebih intensif bagi semua pelaku di tempat kerja untuk melaksanakan upaya-upaya k3 bidang kesehatan kerja yang meliputi : Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja. Pelaksanaan p3k di tempat kerja yang meliputi personil dan fasilitas p3k ditempat kerja. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja (kantin dan perusahaan catering pengelolahan makanan bagi tenaga kerja). Personil bidang kesehatan kerja (dokter perusahaan, dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, paramedis perusahaan, petugas dan pengelolah perusahaan catering bagi tenaga kerja, petugas p3k. Program pencegahan dan penanggulangan di tempat kerja (HIV/AIDS dan P4GN).Berdasarkan joint ILO/WHO Committee on Occu pational Health tahun 1995, bahwa kesehatan kerja bertujuan pada promosi dan pemeliharan derajat yang setinggi tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosisal dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerja mereka; perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-faktor yang menggangu kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya; dan sebagai kesimpulan, penyesuaian pekerjaan, terhadap manusia dan setiap manusia terhadap pekerjaannya.Dalam usaha mencapai tujuan kesehatan tenaga kerja guna mendapatkan tenaga kerja yang produktif dan mempunyai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya perlu adanya keseimbangan yang serasi diantara faktor-faktor: Beban kerja Beban tambahan dari lingkungan kerja Kapasitas kerja

2.4 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan kerjaPelayanan kesehatan kerja merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kesehatan kerja yang merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja. Sesuai dengan Permenaker No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, menyatakan bahwa Pelayan Kesehatan Kerja adalah suatu usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan : Memberikan bantuan terhadap tenaga kerja dalam penyesuain diri baik fisik maupun mental terutama dalam penyesuaian pekerjaannya. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerjanya. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. Memberikan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi terhadap tenaga kerja yang menderita sakit.1. Tugas pokok dan fungsi pelayanan kesehatan kerja Tugas pokok pelayanan kesehatan kerjaSesuai Permenakertrans No. 03 Tahun 1982, tugas pokok pelayan kesehatan: Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitael Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan kesehatan kerja. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan). Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas P3K. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatan. Memberikan laporan berkala pelayanan kesehatan kerja kepada perusahaan. Fungsi pelayanan kesehatan kerjaFungsi utama pelayanan kesehatan kerja adalah sebagai sarana perlindungan tenaga kerja melalui program-program kesehatan kerja yang bersifat komprehensif ( meliputi upya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Upaya-upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan terutama untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja (PAK) dan untuk menanggulangi masalah kesehatan kerja lainnya yang dialmi oleh tenaga kerja dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja.Selain hal tersebut diatas, pelayanan kesehatan kerja juga dapat berfungsi untuk pemberian p3k, pos informasi bagi kariyawan, penyeleng-garaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala, khusus), pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan rehabilitasi tenaga kerja dan lain sebagainya.2. Syarat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerjaa. Syarat kelembagaan pelayanan kesehatan kerja:1) Pelayan kesehatan kerja dapat berupa: Unit pelayanan kesehatan di perusahaan (misalnya poliklinik atau rumah sakit prerusahaan). Unit pelayanan kesehatan di luar perusahaan, baik milik pemerintah (misanya rumah sakit, poliklinik, balai pengobatan). Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama menye-lenggarakan pelayanan kesehatan kerja (pusat kesehatan kerja gabungan) yang sering dibentuk pada kawasan-kawasan industry, misalnya: rumah sakit pekerja, poliklinik pekerja.2) Pelayanan kesehatan kerja baik yang ada di perusahaan maupun diluar perusahaan berbentuk lembaga yang mendapat pengesahan dari instansi dibidang ketenaga kerjaan sesuai wilayah kewenangannya.3) Struktur lembaga pelayanan kesehatan kerja minimal meliputi: Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja. Pelaksana pelayanan kesehatan kerja, Petugas pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja4) Lembaga pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan menjadi bagian atau terintegrasi dengan struktur kelembagaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ada di perusahaan misalnya Departemen K3, P2K3 atau lembaga sejenis lainnya. b. Syarat personil dalam pelayanan kesehatan kerjaPersonil pelayanan kesehatan kerja sekurang-kurangnya terdiri dari penang-gung jawab dan pelaksana pelayanan kesehatan kerja.1) Semua personil pelayan kesehatan kerja baik yang ada di perusahaan, maupun di instansi kesehatan luar perusahaan wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.2) Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja baik yang ada di perusahaan, maupun di instansi kesehatan di luar perusahaan, ditunjuk oleh pemimpin perusahaan/ kepala unit atau instansinya dan wajib memiliki lisensi/ surat keputusan penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dan dirgen pembinaan pengawasan ketenagakerjaan, Departemen tenaga kerja dan transmigrasi.3) Personil kesehatan kerja (dokter perusahaan, dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, perawat/ paramedic perusahaan). Harus memenuhi persyaratan profesi kesehatan dari instansi berwenang sesuai peraturan perundangan yang berlaku.4) Hal-hal yang menyangkut etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya mengacu pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.5 Penyakit Akibat KerjaTerdapat dua istilah yng terkait dengan penyakit yang berhubungan dengan hubungan Kerja yaitu: Penyakit Akibat Kerja (PAK ) atau Occupational Diseases dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) atau Work related diseases.1. Penyakit Akibat Kerja (Occuopational Diseases)Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Definisi PAK menurut ILO tahun 1996 : penyakit akibat kerja (Occupational disease) yaitu penyakit yang diderita sebagai akibat pemajanaan terhadap faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan bekerja. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, terdapat 2 (dua) Istilah dari penyakit akibat kerja yaitu: a. Permennaker No. 01/Men/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja: penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.b. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja (UUD No.3tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja Kepres RI No.22 tahun 1993: penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang di sebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.2. PenyakitAkibat Hubungan Kerja (PAHK) Work related diseases.Penyakit Hubungan Kerja (work related diseases) atau penyakit terkait kerja, yaitu penyakit yang di cetuskan, di permudah atau di perberat oleh pekerjaan. Dalam hal ini faktor pekerjaan bukan menjadi penyebab dasarnya di peroleh diluar tempat kerja sedangkan faktor di tempat kerja hanya memperberat, atau memicu timbul/ kekambuhannya, sehingga penyebabnya sering terdiri beberapa faktor (multifaktor).Dengan demikian terdapat 2 (dua) kelompok penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dibedakan, yaitu penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit terkait Kerja. PAK adalah penyakit yang secara jelas sematamata di sebabkan oleh penyebab dari pekerjaan atau lingkungan kerja. Sedangkan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan adalah penyakit yang penyebab utama atau penyebab dasarnya bukan faktor pekerjaan. atau lingkungan kerja tetapi dapat di perberat olehnya.3. Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja a. Faktor fisikaFaktor fisik misalnya karena suara yang tinggi atau bising bisa menyebabkan ketulian, temperatur atau suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai keluhan dan penyakit mulai dari yang ringan sampai berat misalnya: hyperpireksi, heat cramp, heat exhaustion, heat stroke dan faktor fisik yang lain adalah radiasi sinar elektromagnetik: sinar infra merah menyebabkan katarak, UV menyebabkan kongjungtivitis. Tekanan udara yang tinggi menyebabkan caissons disease, penerangan mempengaruhi daya penglihatan dan getaran menyebabkan Reynouds disease (penyempitan pembuluh darah).

b. Faktor kimiaDidalam berbagai jenis industri misalnya pupuk, peptisida, kertas, pengolahan minyak, gas bumi, obat-obatan dan lain sebagainya, banyak menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku maupun bahan pembantu dan atau memproduksi bahan kimia yang langsung dipakai oleh masyara-kat. Penggunaan bahan kimia tersebut berpotensi menimbulkan bahaya misalnya kebakaran, peledakan, iritasi dan keracunan pekerja. Dilaporkan terdapat 70% penyakit akibat kerja disebabkan oleh bahan kimia yang masuk melalui pernafasan, kulit maupun termakan mengakibabtkan keracunan bagi pekerja. Keracunan di bagi menjadi dua yaitu keracunan kronis dan keracunan akut, Contoh penyakitnya ialah leukemia dan kankerc. Faktor biologiBerbagai faktor biologi misalnya virus, bakteri, parasit, cacing, jamur dan lain-lain, dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja dilaporkan ada pekerja yang menderita penyakit malaria, filariasis, hepatitis, TBC dan lain-lain.d. Faktor fisiologi Akibat posisi kerja atau cara kerja yang salah seperti bekerja dengan membungkuk akan menyebabkan sakit otot, sakit pinggang dan cedera punggung, juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh.e. Fakto psikososialBerbagai keadaan misalnya suasana kerja yang monoton, hubungan kerja yang kurang baik, upah yang kurang, tempat kerja yang terpencil dapat berpengaruh terhadap pekerja yaitu dapat menimbulkan stress yang manifestasinyaantara lain berupa perubahan tingkah laku, tidak bisa membuat keputusan, tekanan darah meningkat, yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya penyakit lain atau terjadinya kecelakaan kerja.4. Deteksi PAK Untuk mendeteksi atau mendiagnosa PAK perlu dilakukan dua hal yaitu monitoring kesehatan tenaga kerja melelui pemeriksaan kesehatan dan pemantauan atau monitoring lingkungan kerja terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Pemantauan lingkungan kerja dapat di lengkapi dengan pemeriksaan kadar pajanan di dalam tubuh tenaga kerja yang dapat diukur dari sampel darah, urin, rambut dan kuku. Pemantauan lingkungan kerja harus dilakukan melalui pengukuran kuantitatif dengan peralatan lapangan atau analisa laboratorium agar diperoleh data yang objektif. Kadang kala pemantauan lingkungan kerja dapat dilakukan secara subjektif.

5. Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja.Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktifitas kerja setinggi-tingginya.Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan, penilaian, pengemasan, distribusi dan penyajian makanan bagi tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi: Ukuran tubuh (tinggi badan dan berat badan). Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan kalorinya, sebaliknya makin kecil ukuran tubuhnya makin rendah pula kebutuhan kalorinya. Kebutuhan kalori yang ditentukan oleh ukuran tubuh ini disebut kebutuhan dasar. Usia yang dinyatakan dengan tahun, dimana makin tua usia makin berkurang kebutuhan kalori dan zat gizi lainnya. Jenis kelamin yang dinyatakan dengan laki-laki dan perempuan dimana laki-laki memerlukan kalori dan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan perempuan karena laki-laki mempunyai otot lebih besar dan lebih aktif. Kondisi tubuh tertentu misalnya baru sembuh sakit, baru operasi, sedang hamil dan menyusui memerlukan zat gizi lebih besar disbanding dengan kondisi biasa. Iklim dan kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap kondisi gizi. Tempat kerja yang dingin memerlukan zat gizi lebih besar dari tempat kerja yang panas. Di musim hujan diperlukan kalori lebih besar karena kalori diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh. Tingkat aktifitas yang dilakukan digolongkan dalam tiga tingkatan: kerja berat, kerja sedang dan kerja ringan. Makin berat tingkat aktifitas kerja makin besar kebutuhan kalorinya.

6. Pertolongan pertama pada kecelakan (P3K) ditempat kerjaPertolongan pertama tersebut dimaksudkan untuk pemberian perawa-tan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. P3K diberikan dengan tujuan untuk: menyelamatkan nyawa korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cedera atau penyakit menjadi lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, mencarikan pertolongan yang lebih lanjut. Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas dan tanggung jawab: melaksanakan tindakan P3K setiap terjadi kecelakaan di tempat kerja, merawat fasilitas P3K di tempat kerja, mencatat setiap kegiatan di tempat kerja, melaporkan kegiatan P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K di tempat meliputi ruang P3K, kotak P3K dan isi dan alat evakuasi dan alat transportasi.Berikut adalah daftar 31 kelompokPenyakitAkibatkerja (PAK) sebagaimana yang tercantumpadaLampiranKeputusanPresiden Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 TentangPenyakit yang TimbulKarenaHubunganKerja:1) Pneumokonisis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan siliko tuberculosis yang silikosisnyamerupakanfaktorutamapenyebabcacatataukematian.2) Penyakitparudansaluranpernafasan (bronkhopulmoner) yang dise-babkanolehdebulogamkeras.3) Penyakitparudansaluranpernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkanolehdebukapas, vlas, henep, dan sisal (bissinosis). 4) Asmakibatkerja yang disebabkanolehpenyebabsensitisasidanzatperangsang yang dikenal yang beradadalam proses pekerjaan.5) Alveolitisallergika yang disebabkanolehfaktordariluarsebagaiakibatpenghirupandebuorganik.6) Penyakit yang disebabkanberiliumataupersenyawaannya yang beracun.7) Penyakit yang disebabkan cadmium ataupersenyawaannya yang beracun.8) Penyakit yang disebabkanfosforataupersenyawaannya yang beracun.9) Penyakit yang disebabkanolehkromataupersenyawaannya yang beracun.10) Penyakit yang disebabkanolehmanganataupersenyawaannya yang beracun.11) Penyakit yang disebabkanoleharsenataupersenyawaannya yang beracun.12) Penyakit yang disebabkanoleh air raksaataupersenyawaannya yang beracun.13) Penyakit yang disebabkanoleh timbale ataupersenyawaannya yang beracun.14) Penyakit yang disebabkanoleh flour ataupersenyawaannya yang beracun.15) Penyakit yang disebabkanolehkarbon disulfide.16) Penyakit yang disebabkanoleh derivate halogen daripersenyawaanhidrokarbonafiliatikatau aromatic yang beracun.17) Penyakit yang disebabkanoleh benzene atauhomolognya yang beracun.18) Penyakit yang disebabkanoleh derivate nitro danaminadari benzene atauhomolognya yang beracun.19) Penyakit yang disebabkanolehnitrogliserinatau ester asamnitratlainnya. 20) Penyakit yang disebabkanoleh alcohol, glikol, atauketon.21) Penyakit yang disebabkanoleh gas atauuappenyebabasfiksiaataukeracunansepertikarbonmonoksida, hydrogen sianida, hidrogen sulfide, atauderivatnya yang beracun, amoniakseng, braso, dannikel.22) Kelainanpendengaran yang disebabkanolehkebisingan.23) Penyakityangdisebabkanolehgetaranmekanik (kelainan-kelainanotot, urat, tulangpersendian, pembuluhdarahtepiatausyaraftepi).24) Penyakit yang disebabkanolehpekerjaandalamudara yang bertekananlebih. 25) Penyakit yang disebabkanolehradiasielektro magnetic danradiasimengion.26) Penyakitkulit (dermatosis) yang disebabkanolehpenyebabfisik, kimiawi, ataubiologik.27) Kankerkulitepitelioma primer yang disebabkanolehter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasenaataupersenyawaan, produkatauresidudarizattersebut. 28) Kankerparuataumesotelioma yang disebabkanolehasbes.29) Penyakitinfeksi yang disebabkanoleh virus, bakteriatauparasit yang didapatdalamsuatupekerjaan yang memilikiresikokontaminasikhusus.30) Penyakit yang disebabkanolehsuhutinggiataurendahataupanasradiasiataukelembabanudaratinggi.31) Penyakit yang disebabkanbahankimialainnyatermasukobat.PembagianpenyakitakibatkerjadalamOxford Handbook of Occupational Healthadalahsebagai berikut: Penyakitinfeksi (occupational infections): Blood-Borne Virus (BBV) Tuberculosis Leptospirosis Influenza Gangguan system kardiovaskular: PJK (CHD/Coronary Heart Disease) Gangguansistempernafasan Occupational Asthma Rhinitis Byssinosis Pneumokoniosis (Asbestosis, Silicosis, Beryliosis) PPOK (COPD/Chronic Obstructive Pulmonary Disease) KankerParu Gangguankulit Dermatitis Kankerkulit Gangguan system muskuloskeletal LBP (low back pain) Osteoarthritis Bursitis Gangguansistem urinaria/perkemihan Gagalginjal Kankerkandungkemih Gangguansistem pencernaan Sirosishepatis Kanker gastrointestinal Gangguanmata Trauma padamata Konjungtivitis Katarak Gangguansaraf Narkosisakut Parkinson NIHL (noise induced hearing loss) HAVS (hand arm vibration syndrome) Kankerotak Gangguankejiwaan Psikosis Stress Gangguanreproduktif Gangguanfertilitas Gangguankehamilan Gynaecomastia Gangguanhematologis Aplasia sumsumtulangbelakang Anemia Hemolisis Gangguanakibatkerja yang tidakbisadijelaskansecara medis.

Di Indonesia sendiri, PAK dikelompokkanberdasarkanLampiranKeputu-sanPresiden Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 TentangPenyakit Yang TimbulKarenaHubunganKerja.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan1. Program keselamatan dan kesehatan kerja harus disusun berdasarkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, sehingga dapat memberikan usulan program pengendalian yang efektif dan efisien.2. Terdaftar 31 kelompok Penyakit Akibat kerja (PAK) sebagaimana yang tercantum pada Lampiran Keputusan Presiden Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

3.2 Saran 3. Pihak perusahaan harus menyadari tentang pentingnya upaya kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga bukan hanya keuntungan saja yang dituntut tetapi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja juga diperhatikan.4. Lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan-perusahaan yang ada untuk mencegah penyakit, misalnya penggunaan alat pelindung diri.BPJS KetenagakerjaanPage 12