[Isi] Topik 2 Kelelahan Otot B1

download [Isi] Topik 2 Kelelahan Otot B1

of 19

description

lll

Transcript of [Isi] Topik 2 Kelelahan Otot B1

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL IKELELAHAN OTOT

Kelompok B1:021211132022Rr.Dify Wahyu Rachmi

021211132025Amalia Dara Ninggar

021211132026Ansella Dinar P D

021211132027Saniyya Syarif H

021211132028Tamara Nitya Ariani

021211132029Sarah Ayu Wardani

DEPARTEMEN ILMU FAALFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS AIRLANGGA2013BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori1.1.1 Struktur dan Mekanisme Gerak Otot SkeletalOtot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Sedangkan otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi2.Kontraksi otot skelet manusia terjadi pada beberapa tahapan2. Kontraksi otot melibatkan struktur pada otot skeletal yang disebut sebagai neuromuscular junction. Neuromuscular junction adalah di mana neuron mengaktifkan otot berkontraksi. Pada neuromuscular junction terjadi mekanisme penyampaian potensial aksi yang menyebabkan kontraksi otot3.1. Setelah kedatangan potensial aksi di terminal neuron presynaptic, saluran kalsium tegangan-tergantung terbuka dan Ca2 + aliran ion dari cairan ekstraselular ke sitosol presynaptic neuron.2. Masuknya Ca2 + menyebabkan neurotransmitter yang mengandung vesikel untuk dermaga dan sekering ke membran sel neuron presynaptic melalui protein snare.3. Fusi dari membran vesikular dengan membran sel presynaptic menghasilkan pengosongan isi vesikel ini (asetilkolin) ke celah sinaptik, proses yang dikenal sebagai eksositosis.4. Asetilkolin berdifusi ke celah sinaptik dan dapat mengikat reseptor nicotinic acetylcholine di ujung piring bermotor.5. Reseptor ini adalah saluran ion ligand-gated, dan ketika mereka mengikat asetilkolin, mereka membuka, memungkinkan ion natrium mengalir dan ion kalium mengalir keluar dari sel otot.6. Karena perbedaan dalam elektrokimia gradien melintasi membran plasma, natrium lebih bergerak dalam daripada kalium keluar, menghasilkan depolarisasi lokal ujung pelat motor yang dikenal sebagai potensial end-plate (EPP).7. Depolarisasi ini menyebar di seluruh permukaan serat otot dan terus kopling eksitasi-kontraksi otot berkontraksi.8. Tindakan asetilkolin dihentikan ketika Ach berdifusi jauh dari sinaps atau enzim acetylcholinesterase mendegradasi bagian dari Ach (menghasilkan kolin dan kelompok asetat).9. Kolin dihasilkan oleh aksi acetylcholinesterase didaur ulang acetylcholinesterase akan kembali ke terminal presynaptic di mana ia digunakan untuk mensintesis molekul asetilkolin baru.

1.1.2 Metabolisme Otot dan Kelelahan OtotAdenosine triphosphate (ATP) adalah sumber langsung energi kimia untuk kontraksi otot skeletal. Akan tetapi, sel otot mengandung ATP dalam jumlah terbatas, yang hanya bisa digunakan oleh seorang pelari untuk berlari sejauh 10-20 meter saja. Oleh karena itu, ATP yang telah digunakan diregenerasi terus-menerus untuk menjaga agar konsentrasi ATP intraseluler tetap konstan, bahkan ketika dibutuhkan ATP dalam jumlah banyak. Ada 3 jalur dalam regenerasi ATP, yaitu1:1. Defosforilasi creatine phosphate2. Glikolisis anaerobik3. Oksidasi aerobik glukosa dan asam lemakATP yang dibutuhkan dalam kontraksi otot diperoleh dari proses glikolisis. Dalam proses ini, karbohidrat (dalam bentuk glikogen) diubah menjadi asam piruvat. Selanjutnya, proses ini bergantung pada ada atau tidaknya oksigen. Jika pada proses selanjutnya terdapat oksigen (aerob), maka akan berlanjut pada siklus krebs, tapi jika terjadi pada suasana anaerob, maka yang terjadi adalah siklus Cori. Dalam siklus Cori, asam piruvat diubah menjadi laktat. Terbentuknya asam laktat ini menyebabkan kelelahan otot4.Sistem otot adalah sistem biologis manusia yang memungkinkan manusia untuk bergerak. Sel otot, seperti semua sel, menggunakan ATP sebagai sumber energi. Jumlah total ATP dalam tubuh manusia pada satu waktu adalah sekitar 0,1 Mole. Energi yang digunakan oleh sel-sel manusia membutuhkan hidrolisis 200 sampai 300 mol ATP setiap hari. Ini berarti bahwa setiap molekul ATP didaur ulang 2.000 sampai 3.000 kali selama satu hari. ATP tidak dapat disimpan, maka konsumsi harus diikuti dengan sintesis. Pada basis per jam, 1 kilogram ATP dibuat, diproses dan kemudian didaur ulang dalam tubuh. Satu sel menggunakan sekitar 10 juta molekul ATP per detik untuk memenuhi kebutuhan metabolik, dan mendaur ulang semua molekul ATP yang tentang setiap 20-30 detik6.Ketika kebutuhan ATP dalam otot lebih tinggi dari sel-sel dapat menghasilkan ATP dengan respirasi aerobik, namun sel-sel juga akan menghasilkan tambahan ATP dalam proses yang disebut respirasi anaerob. Langkah pertama respirasi aerobik (glikolisis) menghasilkan dua molekul glukosa per ATP. Ketika sisa jalur respirasi aerobik ditempati molekul piruvat dapat dikonversi menjadi asam laktat. Metode ini menghasilkan jauh lebih sedikit ATP daripada metode aerobik, tetapi tidak lebih cepat dan memungkinkan otot untuk melakukan sedikit lebih daripada jika mereka hanya mengandalkan produksi ATP dari respirasi aerobik6.Karbohidrat catabolized dikenal sebagai glikolisis. Produk akhir dari glikolisis, piruvat dapat pergi ke arah yang berbeda tergantung pada kondisi aerobik atau anaerobik. Di aerobik ia pergi melalui siklus Krebs dan anaerobik ia pergi melalui siklus Cori. Pada siklus Cori piruvat diubah menjadi laktat, ini membentuk asam laktat. Dalam kondisi aerobik piruvat berjalan melalui siklus Krebs6. Kelemahan respirasi anaerob ini adalah bahwa asam laktat terakumulasi dan menyebabkan otot kelelahan. Orang mengalami ini paling terasa ketika mereka berulang kali mengangkat benda berat seperti beban atau berlari untuk jarak jauh. Selama pemulihan setelah latihan, sel-sel mengubah asam laktat kembali menjadi glukosa atau mengubahnya menjadi piruvat dan mengirimkannya melalui langkah-langkah tambahan respirasi aerobik. Pada saat seseorang bernapas normal lagi asam laktat telah dihapus. Jumlah mitokondria juga akan meningkat jika ada permintaan lanjutan untuk tambahan ATP. Oleh karena itu, melalui latihan otot-otot dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan6.

1.1.3 Gangguan Sirkulasi pada Otot dan Istirahat dan Pemijatan pada OtotMetabolisme otot sangat erat kaitannya dengan sirkulasi darah sebab darah membawa nutrisi dan pasokan elemen essensial yang digunakan otot untuk bermetabolisme, salah satunya adalah O2. Jika sirkulasi darah terganggu maka metabolisme otot akan terganggu sehingga kontraksinya berkurang. Jika terjadi hambatan pada sirkulasi darah hasil metabolisme otot yaitu asam laktat tidak dapat dibuang atau diolah kembali, sehingga mudah terjadi kelelahan otot. Pemijatan (massage) pada otot yang lelah dapat memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan lebih cepat6.Kelelahan otot dapat terjadi lebih cepat jika cadangan intraseluler rendah, seperti pada keadaan malnutrisi. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah adanya aliran darah yang memadai ke otot. Beberapa masalah pada sirkulasi seperti masalah jantung serta masalah lainnya yang menghalangi aliran darah ke otot dapat mempercepat kelelahan. Dengan cara yang sama, beberapa kondisi yang mempengaruhi konsentrasi oksigen darah pada keadaan normal juga dapat memacu kelelahan dengan cepat.8Salah satu ganguan pada pembuluh darah adalah iskemia (gangguan aliran darah). Iskemia terjadi ketika terdapat sel, jaringan atau organ yang kekurangan oksigen. Umumnya hal tersebut diakibatkan penurunan cardiac output karena gangguan intrinsik atau ekstrinsik pada pembuluh darah.9 Selama iskemia jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi serta kekurangan aliran darah yang menyebabkan akumulasi sisa metabolisme.10 Iskemia pada otot skeletal dapat disebabkan dari faktor intrinsik yang menyebabkan pembuluh darah tidak tercukupi atau disebabkan faktor ekstrinsik seperti operasi dan transplantasi. Iskemia yang panjang pada otot skeletal menyebabkan perubahan pada metabolisme ATP. 9Jika otot dibiarkan untuk beristirahat setelah diserang kelelahan, otot dapat memulihkan kemampuannya untuk berkontraksi ketika dirangsang kembali. Kecepatan untuk pemulihan tergantung dari durasi dan intensitas aktivitas yang dilakukan sebelumnya. Beberapa otot cepat lelah jika terus-menerus distimulasi tetapi juga dapat pulih dengan cepat setelah istirahat singkat. 11Pada periode pemulihan, otot kembali ke keadaan normalnya dan panas yang diproduksi selama metabolisme harus dihilangkan. Asam laktat yang terbentuk perlu di daur ulang. Asam laktat diubah menjadi asam piruvat saat jumlah asam piruvat rendah. Asam piruvat tersebut akan kembali dibentuk menjadi ATP. Selama pemulihan kebutuhan oksigen tubuh meningkat untuk menggantikan ATP yang dipakai selama otot berkontraksi.8Pemijatan merupakan salah satu cara dalam memulihkan kelelahan otot tersebut. Faktanya, terkadang pemijatan merupakan treatment terbaik untuk otot, tendon dan fascia. Cara tersebut efektif untuk menghentikan siklus rasa sakit dengan mengurangi tekanan otot dan meningkatkan sirkulasi. Pemijatan meningkatkan nutrisi dan perkembangan otot dengan cara meningkatkan pengiriman oksigen oleh darah dan memindahkan sampah seluler. Pemijatan meningkatkan eksitabilitas otot, membuatnya lebih sensitif terhadap impuls saraf. Hal tersebut dapat mempercepat reaksi otot sehingga gerakan yang terjadi menjadi lebih efektif serta menghasilkan koordinasi yang lebih baik. Pemijatan membantu mempercepat pemulihan otot yang lelah dengan cara memindahkan asam laktat (zat kimia yang bertanggung jawab terhadap kelelahan otot) keluar dari otot dan memasuki aliran darah.12

1.2 Masalah1. Bagaimana pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja dengan frekuensi rendah?2. Apa pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan?3. Apa pengaruh istirahat dan pemijatan terhadap kelelahan?4. Apa gejala yang ditimbulkan oleh rasa sakit karena kekurangan darah?

1.3 Tujuan Praktikum1. Mengetahui pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja dengan frekuensi rendah.2. Mengetahui pengaruh perubahan peredaran darah terhadap kelelahan.3. Mengetahui pengaruh istirahat dan pemijatan terhadap kelelahan.4. Mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh rasa sakit karena kekurangan darah.

BAB IIMETODE KERJA

4.1 Alat1. Ergograf jari2. Manset sphygmomanometer3. Metronom

4.2 Prosedur KerjaA. Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja frekuensi rendah1. Siapkan Ergograf 2. Orang percobaan meletakkan lengan bawah kanannya di atas meja, kemudian memegang pegangan ergograf, sedangkan jari telunjuknya diletakkan pada penarik3. Pasanglah beban 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sampai melampaui panjang kertas pencatat.5. Orang percobaan hendaknya memusatkan perhatian pada tugas ini tanpa melihat hasilnya pada kertas pencatat dan melakukan setiap tarikan sekuat-kuatnya dengan jari telunjuk tanpa mengikutsertakan otot jari lainnya, seperti otot tangan dan otot lengan.

B. Pengaruh gangguan sirkulasi darah terhadap kelelahan otot1. Pakailah kertas ergograf baru2. Pasanglah manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama.3. Besarnya beban tetap seperti pada percobaan I.4. Lakukan tarikan setiap 4 detik mengikuti irama metronom sebanyak 12 tarikan.5. Pada tarikan ke-13 manset mulai dipompa sampai denyut arteri radialis tidak teraba lagi.6. Tarikan dilakukan sehingga amplitudo tarikan mengecil hingga amplitudo awal, turunkan tekanan di dalam manset agar peredaran drah pulih kembali. 7. Berilah tanda pada ergogram pada saat tekanan di dalam manset mulai dinaikkan dan diturunkan.8. Tarikan dilakukan terus sehingga amplitudo tarikan kembali seperti pada awal percobaan.

C. Pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap kelelahanPercobaan dilakukan oleh orang coba lain1. Pasanglah beban sebesar 1/3 dari beban maksimal yang dapat ditarik.2. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom hingga amplitudo tarikan mengecil hingga amplitudo awal.3. Beri istirahat selama 3 menit (selama istirahat lengan tetap di tempat semula), sambil lengan dipijat ke arah proksimal.4. Lakukan tarikan lagi seperti ad. 25. Berilah istirahat lagi selama 3 menit, lengan tetap di tempat semula tetapi tanpa dipijat.6. Lakukan tarikan lagi seperti ad. 2

D. Timbulnya rasa nyeri karena kekurangan aliran darah (ischemia)Percobaan ini dilakukan oleh orang coba lain dan dilakukan tanpa menggunakan kertas pencatat.1. Berilah pembebanan sedemikian rupa sehingga penarikan hanya akan memberikan amplitudo tarikan yang kecil saja.2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan orang coba dan pompalah manset sehingga denyut artei radialis tidak teraba lagi.3. Lakukan tarikan setiap 1 detik mengikuti irama metronom sampai terjadi kelelahan sempurna atau sampai terjadi rasa nyeri yang tidak tertahankan.4. Turunkanlah tekanan didalam manset pada saat nyeri tak tertahankan5. Perhatikan suhu dan warna lengan bawah kanan selama percobaan, amati setiap 7 detik.

BAB IIIHASIL PRAKTIKUM

4.1 Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja frekuensi rendah

Gambar 1 Hasil percobaan pertamaOrang coba: AnsellaPROBLEMA: Apakah terjadi kelelahan pada percobaan ini?Tidak terjadi kelelahan otot pada orang coba

4.2 Pengaruh gangguan sirkulasi darah terhadap kelelahan otot

Gambar 2 Hasil percobaan keduaOrang coba: AnsellaA manset sphygmomanometer mulai dipompaB tekanan dalam manset diturunkanAdanya tekanan pada lengan menghambat sirkulasi darah. Kerja darah dan jantung terhampat sehingga terjadi metabolisme anaerob karena kekurangan O2 dalam darah dan terhambatnya penyaluran nutrisi. Asam laktat hasil metabolisme anaerob adalah penyebab kelelahan.

4.3 Pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap kelelahan otot

Gambar 3.1 Hasil percobaan ketiga yang pertamaOrang coba: Dify

Gambar 3.2 Hasil percobaan ketiga yang kedua, setelah istirahat dan dilakukan pemijatan

Gambar 3.3 Hasil percobaan ketiga yang ketiga, setelah istirahat saja, tanpa adanya pemijatan

4.4 Timbulnya rasa nyeri karena kekurangan aliran darah (ischemia)

Gambar 4 Hasil percobaan keempat* terjadi kelelahan sempurna dan nyeri tak tertahankan

Tabel 1 Hasil pengamatan praktikum ischemiaDetik keGejala

ObyektifSubyektif yang dirasakan oleh orang coba

WarnaSuhuKeringat

7NormalNormal-Nyeri --

14NormalNormal-Nyeri --

21NormalNormal-Nyeri --

28Merah gelapNormal-Nyeri -

35Merah gelapMulai dingin+Nyeri +

42Merah gelapDingin++Nyeri ++

49NormalAgak dingin-Nyeri -

56NormalNormal-Nyeri -

63NormalNormal-Nyeri -

70NormalNormal-Nyeri --

BAB IVDISKUSI HASIL PRAKTIKUM

4.1 Pemulihan sempurna dari kelelahan otot setelah melakukan kerja frekuensi rendahKontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Saraf terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk ke dalam serabut-serabut otot, dan malahan potensial aksi normal menyebar ke serabut-serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP.2 Percobaan kali ini menggunakan beban 1280 kg. Pada percobaan kali ini dilakukan penarikan setiap 4 detik sampai melampaui 0,5 panjang kertas pencatat. Setelah dilakukan percobaan ini didapatkan grafik yang stabil. Dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui bahwa, tidak terjadi kelelahan otot.Kelelahan juga dapat diartikan sebagai kegagalan untuk menjaga kekuatan yang diharapkan.7 Pada percobaan ini, orang coba tidak mengalami kelelahan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain:1. Beban yang diberikan tidak cukup berat: Hal ini dapat terjadi karena kesalahan penghitungan saat menghitung 1/3 beban maksimum yang dapat ditarik orang coba2. Orang coba tidak melakukan tarikan secara maksimal dalam percobaan ini3. Waktu percobaan tidak cukup lama: Kelelahan pada percobaan ini mungkin belum mencapai tahap dimana ada kekurangan suplai oksigen atau kurangnya ATP atau penumpukan asam laktat sehingga orang coba belum mengalami kelelahan saat percobaan selesai.Kontraksi otot terjadi setiap 4 detik, sedangkan ATP sebagai suplai energi untuk kontraksi terbentuk lebih cepat sehingga kerja otot dengan frekuensi rendah tidak menyebabkan kelelahan otot. Frekuensi yang rendah memberikan kesempatan regenerasi ATP sebagai sumber energi.

4.2 Pengaruh gangguan sirkulasi darah terhadap kelelahan ototPada percobaan ini objek penelitian (orang coba) menarik beban tanpa dipasangi manset terlebih dahulu. Setelah tarikan ke 13 manset mulai dipompa sampai denyut arteri radialis tidak teraba. Maka pada saat ini pembuluh darah tersumbat, sehingga terjadi kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang esensial atau kegagalan metabolisme pembuangan hasil sisa metabolisme (penimbunan asam laktat)5. Otot lengan tidak mendapatkan nutrisi dan suplai O2 yang dibawa oleh darah. Karena tidak adanya suplai O2 maka otot melakukan metabolisme pada keadaan anaerob. Pada metabolisme anaerob untuk setiap mol glukosa yang dipecah menjadi asam piruvat , 2 mol ATP terbentuk. Namun, ketika glikogen yang disimpan dalam sel dibagi menjadi asam piruvat, setiap mol glukosa dalam glikogen menimbulkan 3 mol ATP 2, dan terjadi penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen menjadi sumber energi. Akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat karena asam laktat menumpuk, sehingga kekuatan kontraksi otot berkurang dan amplitudo tarikan menjadi kecil. Setelah manset dilonggarkan pelan pelan maka amplitudo tarikan secara bertahap kembali seperti pada awal percobaan. Hal ini terjadi karena peredaran darah pulih kembali sehingga suplai O2 kembali lancar, sehingga asam laktat bisa diproses kembali. Sel-sel mengubah asam laktat kembali menjadi glukosa atau mengubahnya menjadi piruvat dan mengirimkannya melalui langkah-langkah tambahan respirasi aerobik6. Sehingga kotraksi otot kembali normal seperti awal percobaan.

4.3 Pengaruh istirahat dan pemijatan (massage) terhadap kelelahan ototPada hasil percobaan di kertas ergograf, perbandingan amplitudo yang dihasilkan menunjukkan bahwa jumlah tarikan setelah pemijatan disertai istirahat dibanding istirahat saja tampak berbeda. Pada percobaan dengan istirahat yang disertai pemijatan pada otot, amplitudo yang dihasilkan lebih tinggi dibanding dengan hanya istirahat saja. Selain itu durasi penarikan juga lebih panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pemijatan berpengaruh pada pemulihan kekuatan otot. Pemijatan akan memperlancar sirkulasi darah sehingga suplai oksigen kembali normal. Dengan demikian hasil metabolisme anaerob, yaitu asam laktat, yang tertimbun akan dibawa ke jantung dan diubah menjadi asam piruvat sehingga otot kembali mendapat suplai energi untuk melakukan kontraksi. Tanpa pemijatan waktu yang dibutuhkan untuk mengeliminasi asam laktat akan lebih lama.

4.4 Timbulnya rasa nyeri karena kekurangan aliran darah (ischemia)Pada percobaan ini perubahan warna kulit orang coba mulai terlihat pada detik ke 28 dimana warna kulit menjadi kemerahan. Suhu lengan menjadi lebih dingin pada detik ke 35 dan disertai dengan keluarnya keringat. Kelelahan sempurna terjadi pada detik ke 42, dimana orang coba merasakan kesemutan dan mati rasa pada lengannya. Keadaan ini berangsur-angsur kembali normal sampai pada detik ke 70. Hal-hal tersebut terjadi diakibatkan oleh terhambatnya aliran darah menuju jaringan sehingga jumlah asam laktat yang terbentuk dalam jumlah besar. Aliran darah yang terhambat mengakibatkan menurunnya suhu pada lengan orang coba.Faktor yang mempunyai andil terhadap kelelahan otot adalah kurangnya oksigen dan tidak memadainya aliran darah di serabut-serabut otot. Contohnya adalah iskemia. Iskemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai oksigen terhadap suatujaringan atau organ tertentu, iskemia pada suatu organ menyebabkan terjadinya hipoksia padasel-selnya, karena sel mengalami pengurangan suplai oksigen menyebabkan metabolisme didalam sel mengalami penurunan.Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagaiaktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport aktif. Transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karenaadanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ionnatrium di dalam sel. Sebagai dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan. Dikarenakan terjadinya penyumbatan yang menyebabkan asam laktat tidak bisa diangkut untuk dilakukan pengoksidasian untuk dijadikan piruvat karena kurangnya suplai oksigen dan terbuntunya aliran darah pada arteri shingga tidak dapat menuju vena untuk dibawa kembali ke jantung. Hal yang dapat terjadi akibat iskemia yaitu peningkatan kadar asam laktat dengan mekanisme seperti di bawah ini: Peningkatan kadar asam laktat dalam plasma atau otot. Dalam kondisi aktivitas yang sangat berat kebutuhan energi diperoleh dari metabolisme anaerob. Dalam keadaan anaerob terjadi metabolisme glukosa yang tidak sempurna dengan hasil akhir berupa 2 ATP ditambah produk sisa berupa asam laktat.Produksi sisa yang berupa asam laktat, setelah mengalami disosiasi menjadi laktat dan H+ merupakan asam kuat. Ion laktat mempunyai efek yang tidak terlalu besar terhadap kontraksi otot, tetapi peningkatan H+ sangat berpengaruh terhadap munculnya kelelahan otot skelet tersebut. Kelelahan otot skelet yang disebabkan oleh peningkatan H+ dibuktikan oleh 2 kenyataan yaitu: 1)Percobaan pada kelelahan otot manusia memperlihatkan hubungan yang sangat kuat terjadinya penurunan kekuatan kontraksi otot sebanding dengan penurunan pH (peningkatan keasaman) jaringan otot2)Selanjutnya percobaan pada serat otot skelet menggambarkan dalam keadaan asidosis sel otot akan terjadi reduksi kekuatan isometri dan kecepatan kontraksi otot. Keadaan asidosis sel otot akan menurunkan kemampuan kontraksi otot hingga menimbulkan kelelahan. Keadaan sarkoplasma atau sel otot dengan asam yang tinggi akan menghambat penglepasan Ca++ dari retikulum sarkoplasma, yang pada akhirnya kontraksi otot tidak dapat terjadi lagi, sehingga menghentikan aktivitas. Dapat disimpulkan, bahwa: Kelelahan otot yang disebabkan oleh iskemia dapat dijelaskan oleh faktor-faktor seperti peningkatan konsentrasi ion H+ di dalam plasma atau sel, menurunnya fosfat dari otot karena gangguan sirkulasi, keterbatasan suplai oksigen atau substrat lain ke otot untuk pembentukan ATP, pemisahan proses eksitasi kontraksi, atau pengurangan proses eksitasi, penumpukan asam laktat, dan kurangnya ATP.

DAFTAR PUSTAKA

1. Despopoulos A, Silbernagl S. 2003. Color Atlas of Physiology 5th edition. Thieme Flexibook.2. Guyton AC. 2006. Textbook of Medical Physiology. Pennsylvania: Elsevier Inc.3. Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D. 2001. Neuroscience 2nd edition. Sunderland: Sinauer Associates.4. Anonim. Human Physiology. Wikibooks.org. 2013: pp 152.5. Thomson, Hamish. Oklusi. Jakarta: EGC. 2007.6. Wikibooks contributors. Human Physiology. Wikibooks contributors. 2006-2007.7. Jentjens, R & Jeukendrup, A. (2003). Determinants of post-exercise glycogen synthesis during short-term recovery. Sports Medicine. 33(2):117-144.8. Premkumar, Kalyani. The massage connection: anatomy and physiology. Second edition. USA, Wolters Kluwer Health. 2004: pp. 193, 1949. Reznick, Abraham Z., ed. Oxidative stress in skeletal muscle. Jerman, Springer. 1998 : p. 23910. Grossi, Federico V. Effects of Direct ATP Delivery to Ischemic Skeletal Muscle. Louisville, ProQuest. 2007: p. 111. Widmaier, Eric P., Hershel Raff, and Kevin T. Strang. Vanders human physiology: the mechanisms of body function. 8th edition. McGraw-Hill International Edition. 2001 : p. 31312. Braun, Mary Beth, and Stephanie J. Simonson. Introduction to massage therapy. Second edition. USA, Wolters Kluwer Health. 2007: p. 149

19